Anda di halaman 1dari 3

ESSAY Menurut pandangan sdr, seperti apa manajer yang baik dan berhasil itu.

Lengkapi dengan landasan teorinya. - diketik 1 spasi - maksimal 10 lembar Pada umumnya, ketika perusahaan mencari karyawan yang akan menjadi manajer yang baik, mereka mencari orang yang memiliki keterampilan tenis, keterampilan manusiawi, dan keterampilan konseptual, serta memiliki motivasi untuk mengelola. Perusahaan tidak menginginkan manajer satu dimensi. Mereka menginginkan manajer dengan keterampilan yang seimbang. Mereka membutuhkan manajer yang mengetahui pekerjaan mereka, dapat bekerja sama baik dengan buruh maupun dengan karyawan eksekutif, dapat menilai kompleksitas pasar saat ini yang penuh persaingan dan menempatkan perusahaan untuk keberhasilan, serta berkeinginan untuk mencapai posisi kepemimpinan dan kekuatan. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Robertz Z. Katz membagi keterampilan manajer menjadi tiga sebagai berikut. Keterampilan konsep adalah keterampilan mengoordinasikan kegiatan dan memadukan kepentingan organisasi. Keterampilan manusiawi adalah keterampilan kerja sama dengan atasan, teman sejawat atau bawahan termasuk kemampuan memotivasi dan berkomunikasi. Keterampilan teknik adalah keterampilan yang memungkinka manajer melakukan pekerjaannya. Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W. Griffin menambahkan dua keterampilan dasar yang perlu dimiliki manajer, yaitu: 1. Keterampilan manajemen waktu Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin mengajukan contoh kasus Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia bekerja selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jamsekitar $13 per menit. Dari sana dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat merugikan perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil dari Frankfort. Namun demikian, waktu yang mereka miliki tetap merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya berarti membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas perusahaan. 2. Keterampilan membuat keputusan Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik.

Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar. Manajer memerlukan keterampilan dan kompetensi baru apabila berada dalam lingkungan baru. Kepemimpinan dialihkan dan memberdayaka orang. Hubungan dengan pelanggan menjadi penting dan kebanyakan pekerjaan yang ada dilakukan oleh tim yang berhubungan langsung dengan pelanggan. Di tempat kerja yang baru, manajer memusatkan perhatian dengan cara membina hubungan dengan pelanggan, mitra, dan pemasok. Selain itu, mereka juga berupaya untuk membangun kapasitas pemebelajaran di dalam organisasi. Kebutuhan yang dirasakan adalah kepemimpinan selama krisis dan peristiwa tidak terduga. Manajer dalam situasi krisis hendaklah tetap tenang, dapat dilihat orang, menempatkan orang dahulu sebelum bisnis, menyatakan yang sebenarnya, dan tahu kapan saatnya untuk kembali berbisnis. Manajer yang baik dan berhasil itu, selain memiliki dan mampu mengaplikasikan keterampilan-keterampilan di atas, juga harus mampu menghindari sepuluh kesalahan terbesar yang dilakukan manajer, yaitu: 1. Tidak peka terhadap yang lain: kasar, mengancam, gaya menggertak 2. Dingin, menjauhkan diri, sombong 3. Mengkhianati kepercayaan 4. Terlalu berambisi: memikirkan jabatan berikut, bermain politik 5. Kinerja khusus masalah tertentu dengan usaha 6. Terlalu memimpin: tidak dapat mendelegasikan atau membangun kelompok 7. Tidak dapat mengefektifkan karyawan 8. Tidak dapat berpikir strategis 9. Tidak dapat menyesuaikan diri dengan atasan yang berbeda gaya 10. Terlalu bergantung pada pendukung atau penasihat Seorang manajer, memiliki peran penting dalam pekerjaannya. Henry Mintzberg, seorang ahli riset ilmu manajemen, mengemukakan bahwa ada sepuluh peran yang dimainkan oleh manajer di tempat kerjanya. Ia kemudian mengelompokan kesepuluh peran itu ke dalam tiga kelompok, yaitu: 1. Peran antarpribadi Merupakan peran yang melibatkan orang dan kewajiban lain, yang bersifat seremonial dan simbolis. Peran ini meliputi peran sebagai figur untuk anak buah, pemimpin, dan penghubung. 2. Peran informasional Meliputi peran manajer sebagai pemantau dan penyebar informasi, serta peran sebagai juru bicara. 3. Peran pengambilan keputusan Yang termasuk dalam kelompok ini adalah peran sebagai seorang wirausahawan, pemecah masalah, pembagi sumber daya, dan perunding. Mintzberg kemudian menyimpulkan bahwa secara garis besar, aktivitas yang dilakukan oleh manajer adalah berinteraksi dengan orang lain. Seorang manajer masih perlu dapat memahami dan menyampaikan informasi kepada pihak lain, mempertahankan hubungan baik dengan pelanggan dan anggota organisasi, serta membuat keputusan yang jelas dan rasional. Seorang manajer

membuat rencana untuk departemen atau perusahaannya, mengorganisasikan dan memimpin staf yang ada, serta memantau aktivitas untuk menjaga agar departemen atau perusahaan tersebut dapat mencapai target yang menjadi tujuannya. Pada akhirnya, manajer yang dapat membaca tanda-tanda yang masih tetap sama sekaligus mampu mengantisipasi perubahan yang akan datang akan memberikan kontribusi terbesar bagi organisasinya. Sebagai manajer, dia bersama karyawan seharusnya terdorong untuk selalu melakukan kajian dengan menghasilkan gagasan-gagasan baru dan mengkontribusikannya pada perusahaan. Sikap manajer yang mungkin selama ini begitu toleran terhadap setiap kesalahan karyawan manajer patut diubah. Manajer harus mengambil posisi untuk mencegah terjadinya resiko besar dari suatu kesalahan kerja. Memang suatu keberhasilan biasanya didasarkan pada kegagalan yang pernah dialaminya. Namun manajer harus mengevaluasi setiap kegagalan dan melakukan evaluasi diri.

Anda mungkin juga menyukai