Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PT PLN (PERSERO)
2011
20
11 - 2020
2020
MEI{TERIENERGIDAN$UMBERDAYAMINERAL
R E P U B L I KI N D O N E S ! A
KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER
DAYA MINERAL
REPUBLIK INDONESIA
N O M O R: 3 3 1 4 R / Z L / M E M / 2 O L L
TENTANG
PENGESAHAN RENCANA USAHA.PENYEDIAAN
TENAGA L1STRIK
pr pLN (PERSERO)
TAHUN2oli S.b. 2o2o
o-20
99q?ql1q1lq$y!/,?94
2orr,
Nomor
o4o32/101/DTRUT'1?9]]
D;;;*u"i
*dnEE4
2oir,'"i",
Nomoro4Lo2/ Dryur/2oTT-R
t"s;;";8-pt Desember
2o1r
,ro1i penlJsahan
perihal permbhonin
-a-----E-pLN
r\vr
2oII
- 2o2O;
nu-frir s
(persero)
Menterionergi
na'ifi1,ftr
penggse.han Renc?na
usat a--eenyed.iaan Tenasa
Listrik-pT elNr perslrol-i"i.,rn
tentans
2of i .la.-zoZo;
Mengingat
1. Vndang-undl5rg
zoog tentanry
._Nomor g0 Tahun
KetenaEalistrikin (r,emEaian
Negara RI Tahun 2oog wo*o?
13S,Talmbahant emUaian rv.g"r? ni N;;;; 5oS2);
2. Peraturan pemerintah Nomor 10 Tahun 19g9 .
tentansr
dan pemanialtan {;"ag-" ii"t.if, "ir,";t##
lgnvediaan
NegaraRI-Tahun 19g9 Nomor z4,Tamiahan Lembaran
Nes?{qRtrNomor3s94)sebagaim;"4;J;i;
arr" r."ri-airb;i,
terakhir dengan peraturan Femerlnl"r, irio*o
r 26 Tahun
Negara RI rahun-- iooo Nomor s6
?ooq
.(Lembaran
Tambahan Lembaran lVegaraRI fvomoi+OZ-S);
3. Keputusan presiden Nomor s9/p rahun 2orr tanggal
18
Oktober 2OIl;
4. Peraturan Me$91i Energi dan sumber Daya Minerar Nomor
18 Tahun 2oLo tentz.ng_organis""T'-d"r, Tata Keria
"sum6ei- D;y"Kementerian, Er?ryi
Mir"rlj* (e^"iit"
^{*"
NegaraRI Tahun 2d'10Nomor Sd2it
5- Keulfrrs.an
-2
5. [gpltgqqt] {Iglteri Energi dan sumber Dava Mineral Nomor
o.v"
*',b zooa' t"
/ 20o8 fangs3113_
_N
722?^\ l?IUmum
/ Me\4
Kencana
Ketenagalistiikan Nasional;
",
"1;s
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
KESATU
Tenaga Listrik pr
\{e3sgrahkan Rencana usaha p^eny_ediaan
(ne_rsero)
Tahun
2orr
s.d,.
2otio
tercantum
fl,,n
oaram
Lampran- yang. merupakan
""tj"e.imana
bagiantidak terpisahkan
r
dari Keputusan nAdnteiiini.
KEDUA
KETIGA
Pjtg"tl
{itetapkannya^ Keputusan Menteri ini, Keputusan
-Jufinaya fr{ineiat
-t.irtl"g Nomdr 20;6
Vg$".fi-_pnergi dan Sumber
tanggal
pengesahan
8
icjrcj
f/20/ME\4/2o10^
Rencana
usaha ^p^enye"d'iaan
tenaga r,i"tril.--pr pLN (persero)
Tahun2010s.d.
KEEMPAT
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 30 Desember 2OIL
MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
REPUBLIK INDONESIA.
trd.
JERO WACIK
Tembusan:
^1. Menteri Dalam Negeri
2. Menteri Nesara peiencanaan pembangul?n Nasionar/Kepala.Bapp.enas
3. sekretaris Jenderet;_L(";;nierian Bnergi dan.
sumber Dava Mrnerar
4. InspekturJenderar,'
Kementlrian
J ff;#;
fi#i riiir,"..r
ktur .rend'eiaf ai il iiir.'rne-"LrgT
fi
*",.
d
#;
E
san
sumber Daya
il^llt Bl'e
"
":lJi'dll.,,
Para
6.
Gubernur di seluruh Indonesia
7 . l?tq Bup_atilWalikotadi seluruh Indoesia
B . Drrektur Utama PT pLN (persero)
Salinansesuaidenganaslinya
PT PLN (PERSERO)
NOMOR:1483 .K//D|R/2011
TENTANG
RENCANA USAHA PENYEDIAANTENAGA LISTRIK(RUPTL)
PT PLN (PERSERO)TAHUN 2011 -2020
PT PLN(PERSERO)
DTREKST
Menimbang
Mengingat
:a
.4
b.
untukmenyediakan
rencanaPemerintah
bahwadalamrangkamendukung
tenaga listrik bagi masyarakatIndonesiasesuai RUKN sebagaimana
telahmembuat
dimaksuddalamhurufa di atas,maka PT PLN (Persero)
rencana pengembanganketenagalistrikanyang terpadu dengan
di
memperhatikanaspirasi masyarakatdelam sektor ketenagalistrikan
seluruhlndonesiayang dituangkandalam RencanaUsaha Penyediaan
TenagaListrik(RUPTL)PT PLN(Persero)Tahun2011-2020;
c.
Menetapkan
KEPUTUSAN
DIREKSIPT PLN (PERSERO)TENTANG RENCANAUSAHA
PENYEDTAAN
TENAGAL|STR|K(RUPTL)pT pLN (PERSERO)
TAHUN20112020.
PERTAMA
RencanaUsahaPenyediaan
TenagaListrik(RUPTL)PT PLN (Persero)
Tahun
2011-2020adalah sebagaimanatercantumdalam LampiranKeputusandan
merupakan
bagianyangtidakterpisahkan
dariKeputusan
ini.
KEDUA
KETIGA
Keputusan
ini mulaiberlakuterhitung
sejaktanggalditetapkan.
Ditetapkandi Jakarta
padatanggal,20 Desernber 2011
DIREKTUR UTAMA,
KATA PENGANTAR
Rencana Usaha PenyediaanTenaga Listrik (RUPTL) Tahun 2011-2020 ini
disusun untuk memenuhi amanat ketentuan Pasal 5 ayat (1) dan ayat (2)
Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1989 tentang Penyediaan dan
PemanfaatanTenaga Listrik sebagaimana telah dua kali diubah terakhir
dengan Peraturan PemerintahNomor 26 Tahun 2006, yang menyebutkan
bahwa badan usaha yang memilikiwilayah usaha wajib membuat Rencana
Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) berdasarkan Rencana Umum
Ketenagalistrikan
Nasional(RUKN).
RUPTL ini memperhatikanketentuan-ketentuan
dalam Keputusan Menteri
Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 2682.K21lMEMl2008 tentang
Rencana Umum Ketenagalistrikan
Nasional2008 - 2027 dan draft Rencana
Umum KetenagalistrikanNasional 2O1O- 2029 yang telah disusun oleh
Kementerian
EnergidanSumberDayaMineral.
Penyusunan RUPTL ini bertujuan untuk memberikangambaran mengenai
RencanaUsaha PenyediaanTenaga Listrikoleh PT PLN (Persero)di seluruh
lndonesiauntuk kurunwaktu 2011 - 2020 yang akan digunakansebagaiacuan
dalam penyusunanrencanaperusahaanjangka panjangdan sebagaipedoman
dalam penyusunanprogramkerjatahunan.
Sejalan dengan perkembangandan perubahankondisi industri kelistrikandl
Indonesia, RUPTL ini akan diperbaharul secara berkala agar rencana
pengembangansistemkelistrikanmenjadilebihrelevan.
Akhirnya kami mengucapkanterima kasih dan penghargaanatas kontribusi
semua pihaksehinggaRUPTLini dapatdiselesaikan.
Jakarta. Desember2011
DIREKTUR
UTAMA
,4u1h4/
ruuJ
eervruo.l
RUPTL2011-2020
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................ii
SINGKATAN DAN KOSAKATA ...............................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1
1.2 Landasan Hukum ................................................................................................... 3
1.3 Visi dan Misi Perusahaan ...................................................................................... 3
1.4 Tujuan dan Sasaran Penyusunan RUPTL ............................................................ 4
1.5 Proses Penyusunan RUPTL dan Penanggungjawabnya ...................................... 5
1.6 Ruang Lingkup dan Wilayah Usaha ...................................................................... 8
1.6.1 Wilayah Operasi Indonesia Barat ....................................................... 8
1.6.2 Wilayah Operasi Indonesia Timur ...................................................... 9
1.6.3 Wilayah Operasi Jawa-Bali .............................................................. 10
1.7 Sistematika Dokumen RUPTL ............................................................................. 10
BAB II KEBIJAKAN UMUM PENGEMBANGAN SARANA ......................................12
2.1 Kebijakan Pelayanan Penyediaan Tenaga Listrik Untuk Melayani Pertumbuhan
Kebutuhan Tenaga Listrik ........................................................................................... 12
2.2 Kebijakan Pengembangan Kapasitas Pembangkit.............................................. 13
2.3 Kebijakan PengembaNgan Transmisi ................................................................. 17
2.4 Kebijakan Pengembangan Distribusi ................................................................... 19
2.5 Kebijakan Pengembangan Listrik Perdesaan ...................................................... 20
2.6 Kebijakan Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan .................................... 21
BAB III KONDISI KELISTRIKAN SAAT INI ...............................................................23
3.1 Penjualan Tenaga Listrik ..................................................................................... 23
ii
iii
Percepatan
Pembangkit
Berbahan
bakar
Batubara
Kapasitas
Pembangkit
Pada
Wilayah
Operasi
iv
vi
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR BAB I
Gambar 1. 1 Proses Penyusunan RUPTL ........................................................... 7
Gambar 1. 2 Peta Wilayah Usaha PT PLN (Persero) ....................................... 10
GAMBAR BAB V
Gambar 5.1 Proyeksi Penjualan Tenaga Listrik PLN Tahun 2011 dan 2020 .... 62
Gambar 5.2 Proyeksi Penjualan Tenaga Listrik PLN Tahun 2011-2020........... 63
Gambar 5.3 Perbandingan Proyeksi Penjualan Tenaga Listrik RUPTL dan
RUKN ................................................................................................................. 63
Gambar 5. 4 Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar
............................................................................................................................ 85
Gambar 5. 5 Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar
............................................................................................................................ 86
Gambar 5. 6 Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar
............................................................................................................................ 88
Gambar 5. 7 Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar
............................................................................................................................ 90
Gambar 5. 8 Proyeksi Komposisi Pembangkit dan Jumlah Emisi CO2 Sistem
Jawa Bali Skenario Baseline .............................................................................. 94
Gambar 5. 9 Emisi CO2 per Jenis Bahan Bakar Pada Sistem Jawa Bali
Skenario Baseline .............................................................................................. 95
Gambar 5. 10 Proyeksi Komposisi Pembangkit dan Jumlah Emisi CO2 Sistem
Interkoneksi Sumatera Skenario Baseline ......................................................... 96
Gambar 5. 11 Emisi CO2 per Jenis Bahan Bakar Pada Sistem Sumatera
Skenario Baseline .............................................................................................. 97
Gambar 5. 12 Emisi CO2 per Jenis Bahan Bakar (Gabungan Indonesia) ........ 98
Gambar 5. 13 Emisi CO2 per Jenis Bahan Bakar pada Sistem Jawa Bali ........ 99
Gambar 5. 14 Emisi CO2 per Jenis Bahan Bakar pada Wilayah Operasi
Indonesia Barat .................................................................................................. 99
vii
Gambar 5. 15 Emisi CO2 per Jenis Bahan Bakar Wilayah Operasi Indonesia
Timur ................................................................................................................. 100
GAMBAR BAB VI
Gambar 6.1 Proyeksi Kebutuhan Dana Investasi PLN Indonesia (Tidak
Termasuk IPP) .................................................................................................. 118
Gambar 6. 2 Kebutuhan Dana Investasi PLN untuk Sistem Jawa Bali ........ 119
Gambar 6. 3 Kebutuhan Dana Investasi PLN untuk Wilayah Operasi Indonesia
Barat ................................................................................................................. 120
Gambar 6. 4 Total Kebutuhan Dana Investasi PLN untuk Wilayah Operasi
Indonesia Timur ............................................................................................ 121
Gambar 6. 5 Total Kebutuhan Dana Investasi Indonesia, PLN + IPP ............ 122
viii
DAFTAR TABEL
TABEL BAB I
Tabel 1. 1 Pembagian Tanggung Jawab Penyusunan RUPTL .......................... 7
TABEL BAB III
Tabel 3. 1 Penjualan Tenaga Listrik PLN (TWh) ............................................... 23
Tabel 3. 2 Perkembangan Jumlah Pelanggan [Ribu Unit]................................. 24
Tabel 3.3 Perkembangan Rasio Elektrifikasi (%) .............................................. 25
Tabel 3. 4 Pertumbuhan Beban Puncak Sistem Jawa Bali 2006 2010 ......... 26
Tabel 3.5 Kapasitas Terpasang Pembangkit Wilayah Operasi Indonesia Barat
dan Indonesia Timur (MW) Tahun 2010 ............................................................ 27
Tabel 3. 6 Daftar Sewa Pembangkit Wilayah Operasi Indonesia Barat dan
Indonesia Timur (MW) tahun 2010 .................................................................... 28
Tabel 3. 7 Kapasitas Terpasang Pembangkit Sistem Jawa-Bali Tahun 2010 .. 29
Tabel 3. 8 Perkembangan Kapasitas Trafo GI Wilayah Operasi Indonesia Barat
dan Indonesia Timur (MVA) ............................................................................... 30
Tabel 3. 9 Perkembangan Saluran Transmisi Wilayah Operasi Indonesia Barat
dan Indonesia Timur (kms) ................................................................................ 30
Tabel 3. 10 Perkembangan Kapasitas Trafo GI Sistem Jawa-Bali (x1.000) ..... 31
Tabel 3. 11 Perkembangan Saluran Transmisi Sistem Jawa Bali ..................... 31
Tabel 3.12 Kapasitas Pembangkit dan Interbus Transformer (IBT) .................. 32
Tabel 3. 13 Rugi Jaringan Distribusi (%) ........................................................... 33
Tabel 3. 14 SAIDI dan SAIFI PLN...................................................................... 33
Tabel 3. 15 Rencana Sewa PLTD/PLTGB/PLTMG tahun 2011 dan 2012 ....... 35
Tabel 3. 16 Daftar PLTP yang diupayakan beroperasi sampai dengan tahun
2015 ................................................................................................................... 37
TABEL BAB IV
Tabel 4. 1 Perkiraan Pasokan Gas untuk Pembangkit PLN di Jawa Bali ......... 59
Tabel 4. 2 Perkiraan Pasokan Gas untuk Pembangkit PLN di luar Jawa Bali .. 59
ix
TABEL BAB V
Tabel 5. 1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ..................................................... 59
Tabel 5. 2 Asumsi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ........................................ 59
Tabel 5. 3 Pertumbuhan Penduduk (%) ............................................................. 60
Tabel 5. 4 Pertumbuhan Ekonomi, Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik dan ... 60
Tabel 5. 5 Proyeksi Jumlah Penduduk, Pertumbuhan Pelanggan dan ............. 61
Tabel 5. 6 Prakiraan Kebutuhan Listrik, Angka Pertumbuhan dan Rasio
Elektrifikasi .......................................................................................................... 62
Tabel 5. 7 Asumsi Harga Bahan Bakar .............................................................. 65
Tabel 5. 8 Daftar Proyek Percepatan Pembangkit 10.000 MW ......................... 66
Tabel 5. 9 Rekap Proyek Percepatan Pembangkit Tahap 2 .............................. 68
Tabel 5. 10 Proyek yang terdapat dalam Buku KPS 2011 ................................. 69
Tabel 5. 11 Kebutuhan Tambahan Pembangkit Total Indonesia (MW) ............. 70
Tabel 5. 12 Kebutuhan Pembangkit Wilayah Operasi Indonesia Barat (MW) ... 72
Tabel 5. 13 Kebutuhan Pembangkit Wilayah Operasi Indonesia Timur (MW) .. 72
Tabel 5. 14 Kebutuhan Pembangkit Sistem Jawa-Bali (MW) ............................ 74
Tabel 5. 15 Neraca Daya Sistem Jawa-Bali 2011-2020 .................................... 76
Tabel 5. 16 Regional Balance Sistem Jawa Bali Tahun 2010 ........................... 79
Tabel 5. 17 Daftar Proyek IPP di Wilayah Operasi Indonesia Barat dan
Indonesia Timur .................................................................................................. 80
Tabel 5. 18 Daftar Proyek IPP di Jawa Bali ....................................................... 81
Tabel 5. 19 Pemakaian Energi Primer PLN Berdasarkan Jenis Bahan Bakar .. 83
Tabel 5. 20 Sasaran Komposisi Produksi Listrik Tahun 2020 Berdasarkan Jenis
Bahan Bakar (%) ................................................................................................ 83
Tabel 5. 21 Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar
............................................................................................................................ 84
Tabel 5. 22 Kebutuhan Bahan Bakar Indonesia ................................................ 85
Tabel 5. 23 Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar
............................................................................................................................ 86
Tabel 5. 24 Kebutuhan Bahan Bakar Sistem Jawa-Bali .................................... 87
Tabel 5. 25 Komposisi Produksi Energi Listrik Berdasarkan Jenis Bahan Bakar
............................................................................................................................ 88
Tabel 5. 26 Kebutuhan Bahan Bakar Wilayah Operasi Indonesia Barat ........... 88
x
xi
TABEL BAB VI
Tabel 6. 1 Kebutuhan Dana Investasi PLN Indonesia (Tidak Termasuk IPP) . 117
Tabel 6. 2 Kebutuhan Dana Investasi untuk Sistem Jawa Bali..................... 118
Tabel 6. 3 Total Kebutuhan Dana Investasi PLN untuk Wilayah Operasi
Indonesia Barat................................................................................................. 120
Tabel 6. 4 Kebutuhan Dana Investasi PLN untuk Wilayah Operasi Indonesia
Timur ................................................................................................................. 121
Tabel 6. 5 Total Kebutuhan Dana Investasi Indonesia, PLN + IPP ................. 122
Tabel 6. 6 Proyeksi Kebutuhan Subsidi dan Laba/Rugi PLN 2010-2015 ........ 124
Tabel 6. 7 Sumber Dana Investasi (Milyar Rp) ................................................ 126
xii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A. WILAYAH OPERASI INDONESIA BARAT
134
A1.
137
A2.
138
A1.2.
Neraca Daya
140
A1.3.
145
A1.4.
Neraca Energi
147
A1.5.
150
A1.6.
173
A1.7.
191
A1.8.
201
A1.9.
212
A1.10.
224
A1.11.
236
PENJELASAN LAMPIRAN A1
239
252
A2.1.
253
A2.2.
Neraca Daya
255
A2.3.
258
A2.4.
Neraca Energi
260
A2.5.
263
A2.6.
266
A2.7.
270
A2.8.
272
A2.9.
276
A2.10.
278
A2.11.
280
PENJELASAN LAMPIRAN A2
282
xiii
290
A3.
292
A4.
304
A5.
PROVINSI RIAU
315
A6.
326
A7.
334
A8.
340
A9.
PROVINSI JAMBI
350
358
367
373
381
390
A14.1.
391
A14.2.
401
A14.3.
403
A14.4.
411
A14.5.
420
A14.6.
423
432
xiv
435
436
438
441
443
446
454
461
RUPTL 2011- 2020
464
B1.9.
471
B1.10.
476
B1.11.
481
PENJELASAN LAMPIRAN B1
483
496
499
504
506
511
525
535
542
549
B2.10.
551
B2.11.
553
PENJELASAN LAMPIRAN B2
556
571
B3.
572
B4.
582
B5.
591
B6.
601
B7.
611
B8.
PROVINSI GORONTALO
619
B9.
626
634
642
xv
648
656
662
671
677
687
696
B18.2.
699
B18.3.
707
B18.4.
723
B18.5.
728
B18.6.
741
B18.7.
743
B18.8.
749
B18.9.
757
763
771
775
783
795
C1.
797
xvi
798
C1.2.
Neraca Daya
805
C1.3.
817
C1.4.
Neraca Energi
819
C1.5.
822
C1.6.
850
C1.7.
882
C1.8.
894
RUPTL 2011- 2020
C1.9.
921
C1.10.
923
C1.11.
930
PENJELASAN LAMPIRAN C1
938
966
C2.
968
C3.
PROVINSI BANTEN
979
C4.
986
C5.
997
C6.
1005
C7.
1009
C8.
PROVINSI BALI
1017
1023
xvii
Aturan Distribusi
Aturan Jaringan
Beban
Beban puncak
BPP
BTU
Capacity balance
:
:
:
Captive power
CCS
CCT
CDM
:
:
:
COD
Daya mampu
Daya terpasang
DAS
DMO
EBITDA
ERPA
Excess power
:
:
:
:
:
:
:
:
FSRU
GAR
:
:
GRK
HSD
HVDC
IBT
:
:
:
:
IGCC
xviii
IPP
JTM
:
:
JTR
kmr
kms
Life Extension
:
:
:
LNG
LOLP
:
:
Load factor
MFO
MMBTU
:
:
Mothballed
MP3EI
:
:
MMSCF
MMSCFD
Neraca daya
:
:
:
:
:
Reserve margin
Rasio elektrifikasi
SFC
Tingkat cadangan
:
:
WKP
xix
BAB I
PENDAHULUAN
Penyusunan RUPTL tahun 2011-2020 ini sebagai amanat Pasal 5 ayat (1) dan
ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1989 tentang Penyediaan dan
Pemanfaatan Tenaga Listrik sebagaimana telah dua kali diubah terakhir
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2006 dan didorong oleh
timbulnya kebutuhan untuk memperbaharui RUPTL 2010-2019 setelah
memperhatikan adanya keterlambatan banyak proyek pembangkit tenaga listrik
terutama pembangkit listrik tenaga panas bumi, beberapa pembangkit listrik
tenaga air dan pembangkit listrik tenaga uap batubara, baik proyek PLN
maupun proyek listrik swasta atau independent power producer (IPP). Hal lain
yang mendorong disusunnya RUPTL 2011-2020 ini adalah semakin
menguatnya keinginan PLN untuk melayani kebutuhan tenaga listrik pada
banyak daerah di Indonesia yang telah lama menderita kekurangan pasokan,
dan mengalihkan sebanyak mungkin pembangkit berbahanbakar minyak ke
pembangkit berbahanbakar non-minyak. Hal-hal tersebut telah membuat PLN
merasa perlu untuk memutakhirkan RUPTL yang ada.
Selanjutnya sejalan dengan UU No.30/2009 dimana pemerintah provinsi (dan
juga pemerintah kabupaten/kota) wajib membuat Rencana Umum
Ketenagalistrikan Daerah atau RUKD, maka RUPTL 2011-2020 ini juga
membuat perencanaan sistem kelistrikan per provinsi. Namun demikian proses
optimisasi perencanaan tetap dilakukan per sistem tenaga listrik apabila telah
ada jaringan interkoneksi untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya.
RUPTL per provinsi tersebut akan bermanfaat bagi setiap provinsi untuk
melihat apa yang telah direncanakan oleh PLN pada daerahnya.
Dalam RUPTL ini diindikasikan proyek-proyek pengembangan sistem
kelistrikan yang akan dilakukan oleh PLN sendiri dan proyek-proyek
pembangkit yang akan ditawarkan kepada sektor swasta sebagai IPP. Pada
dasarnya semua proyek transmisi dan distribusi akan dilaksanakan oleh PLN,
sedangkan proyek pembangkit akan terbagi menjadi proyek milik PLN dan
proyek milik swasta yang akan menjual listriknya ke PLN. Beberapa ruas
transmisi yang dedicated dengan suatu pembangkit IPP dapat dibangun oleh
pengembang listrik swasta.
RUPTL akan selalu ditinjau kembali untuk disesuaikan dengan perubahan
beberapa parameter kunci yang menjadi dasar penyusunan rencana
pengembangan sistem kelistrikan, utamanya prakiraan kebutuhan tenaga listrik
dan progres pembangunan proyek kelistrikan, sehingga selalu dapat
memberikan rencana pengembangan sistem yang mutakhir dan dapat dijadikan
pegangan dalam implementasinya.
2
berdasarkan
Rencana
Umum
Ketenagalistrikan
COD atau commercial operation date adalah tanggal beroperasinya sebuah proyek kelistrikan
secara komersial.
6
RUPTL
RUKN
Workshop
Perencanaan
Workshop
Demand Forecast
per Provinsi
Pada workshop demand forecast, PLN Kantor Pusat dan PLN Distribusi/
Wilayah membahas dan menyepakati asumsi-asumsi dasar untuk pembuatan
demand forecast di setiap wilayah, dilanjutkan dengan menyusun demand
forecast secara agregat, namun belum dibuat secara spasial4. Berbekal hasil
kerja pada workshop demand forecast tersebut, setiap unit PLN
Distribusi/Wilayah kembali ke tempat masing-masing dan membuat capacity
balance atau penjabaran demand forecast secara spasial untuk memperkirakan
kenaikan pembebanan setiap gardu induk dan sinyal penambahan trafo atau
gardu induk baru, yang harus diselesaikan dalam waktu dua bulan.
Pada saat yang sama, PLN Kantor Pusat membuat rencana pengembangan
pembangkit pada sistem interkoneksi dan perencanaan transmisi tegangan
tinggi bersama dengan PLN P3B/Wilayah.
Pembagian tanggung jawab penyusunan RUPTL ditunjukkan pada Tabel 1.1.
Tabel 1. 1 Pembagian Tanggung Jawab Penyusunan RUPTL
Kegiatan Pokok
Kebijakan umum
dan asumsi
P3B
Kitlur
Wilayah
Kit
Distr
Pusat
Demand forecasting
Perencanaan Pembangkitan
Perencanaan Transmisi
P, E*)
P
Perencanaan Distribusi
Perencanaan GI
Perencanaan Pembangkitan
Isolated
Konsolidasi
Keterangan:
E: Pelaksana (Executor); P: Pembinaan (Parenting); U: Pengguna (User); S: Pendukung
(Supporting),*) untuk Sistem Besar
Sumatera
Pulau Sumatera dan pulau-pulau di sekitarnya seperti Kepulauan Riau, Bangka,
Belitung, Nias, dilayani oleh PLN Wilayah Aceh, PLN Wilayah Sumatera Utara,
PLN Wilayah Sumatera Barat, PLN Wilayah Riau dan Kepri, PLN Wilayah
Sumatera Selatan Jambi Bengkulu, PLN Wilayah Lampung, PLN Wilayah
Bangka Belitung dan PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Sumatera.
Pembangkit tenaga listrik di pulau Sumatera pada dasarnya dikelola oleh PLN
Pembangkitan Sumatera Bagian Utara dan PLN Pembangkitan Sumatera
Bagian Selatan, kecuali beberapa pembangkit skala kecil di sistem-sistem kecil
isolated yang dikelola oleh PLN Wilayah. Pulau Batam sendiri merupakan
wilayah usaha anak perusahaan PLN, yaitu PT Pelayanan Listrik Nasional
Batam, sehingga tidak tercakup dalam RUPTL PT PLN (Persero).
Kalimantan Barat
Provinsi Kalimantan Barat dilayani oleh PLN Wilayah Kalimantan Barat.
Kalimantan
Wilayah usaha PLN di Kalimantan yang merupakan wilayah operasi Indonesia
Timur dilayani oleh PLN Wilayah Kalimantan Selatan Tengah dan PLN Wilayah
Kalimantan Timur.
Sulawesi
Wilayah usaha PLN di Sulawesi dilayani oleh PLN Wilayah Sulawesi UtaraTengah-Gorontalo dan PLN Wilayah Sulawesi Selatan-Tenggara-Barat.
Nusa Tenggara
Pelayanan kelistrikan di kepulauan Nusa Tenggara dilaksanakan oleh PLN
Wilayah Nusa Tenggara Barat dan PLN Wilayah Nusa Tenggara Timur.
11
BAB II
KEBIJAKAN UMUM PENGEMBANGAN SARANA
Pengembangan sarana kelistrikan dalam RUPTL 2011 - 2020 ini dibuat dengan
memperhatikan kebijakan perusahaan dalam merencanakan pertumbuhan
penjualan, pengembangan pembangkit, transmisi dan distribusi. Bab II ini
menjelaskan kebijakan dimaksud.
1.8 KEBIJAKAN PELAYANAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK UNTUK
MELAYANI PERTUMBUHAN KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK
Sejalan dengan arahan Presiden Republik Indonesia pada pertemuan dengan
PLN yang juga dihadiri oleh anggota Kabinet Indonesia Bersatu di Mataram
pada tanggal 27 Juli 2010, PLN diminta mempertahankan bebas pemadaman
listrik. Konsekuensi dari arahan tersebut adalah PLN harus menyediakan
tenaga listrik dalam jumlah yang cukup kepada masyarakat di seluruh
Indonesia secara terus menerus, baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjang, Dengan demikian PLN pada dasarnya bermaksud melayani
kebutuhan tenaga listrik masyarakat di seluruh wilayah Indonesia.
Dalam jangka pendek dimana kapasitas pembangkit PLN masih terbatas
karena proyek-proyek pembangkit belum sepenuhnya selesai, PLN telah dan
akan memenuhi permintaan tenaga listrik dengan menyewa pembangkit.
Pada tahun-tahun berikutnya dimana penambahan kapasitas pembangkit dan
transmisi diharapkan telah selesai5 dan reserve margin telah mencukupi, maka
penjualan akan dipacu untuk mengoptimalkan pemanfaatan pembangkit yang
ada, sekaligus untuk memperoleh revenue yang diperlukan untuk debt
repayment dan pembayaran kepada listrik swasta.
RUPTL ini disusun dengan berdasar pada proyeksi kebutuhan tenaga listrik
dalam RUKN 2008-2027 yang diperbaharui dengan draft RUKN 2010-2029
yang telah disusun oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pada
tahun 2010.
RUPTL ini juga disusun untuk meningkatkan rasio elektrifikasi secara signifikan
dengan menyambung konsumen residensial baru dalam jumlah yang cukup
12
Proyek-proyek percepatan pembangkit tahap 1 dan 2, proyek pembangkit PLN dan IPP
lainnya
RUPTL 2011- 2020
6
Biaya energy not served adalah nilai penalti ekonomi yang dikenakan pada objective function
untuk setiap kWh yang tidak dapat dinikmati konsumen akibat padam listrik
7
LOLP dan reserve margin akan dijelaskan pada Bab IV.
13
Fixed plant adalah kandidat pembangkit yang langsung dijadwalkan pada tahun tertentu tanpa
menjalani proses optimisasi keekonomian.
9
PLN meyakini bahwa demand listrik di daerah yang telah lama mengalami pemadaman
merupakan demand yang tertekan (suppressed demand) dan tidak dapat diproyeksi hanya
dengan metoda regresi berdasar data historis.
14
10
Pembebanan lebih, tegangan rendah, arus hubung singkat terlalu tinggi, stabilitas tidak baik.
Antara lain kondisi tanah, bathymetry, hutan lindung, pemukiman.
12
Ramping rate adalah kemampuan pembangkit dalam mengubah outputnya, dinyatakan
dalam % per menit, atau MW per menit.
13
PLTU ultra super critical merupakan jenis clean coal technology (CCT) yang telah matang
secara komersial. Jenis CCT lainnya, yaitu Integrated Gassification Combined Cycle (IGCC)
diperkirakan baru akan matang secara komersial setelah tahun 2024.
11
15
cukup
besar
untuk
14
Persyaratan untuk melaksanakan proyek interkoneksi Sumatera Jawa ini adalah kebutuhan
listrik di seluruh wilayah Sumatera telah terpenuhi dengan cukup.
16
1.10
15
Total project PLTP adalah proyek dimana sisi hulu (uap) dan hilir (pembangkit listrik)
dikerjakan oleh pengembang dan PLN hanya membeli listrik dengan PPA.
16
Yaitu Pertamina mengembangkan sisi hulu dan PLN membangun power plant, atau
Pertamina mengembangkan PLTP sebagai total project dan PLN membeli listriknya.
17
Skema BLT (build lease transfer) adalah transmisi dibangun dan didanai oleh swasta,
termasuk pembebasan lahan dan perizinan ROW, dan PLN mengoperasikan serta membayar
sewa sesuai tarif yang disepakati dan setelah periode waktu tertentu aset transmisi akan
ditransfer menjadi milik PLN.
RUPTL 2011- 2020
17
18
Berbeda dengan teknologi HVAC yang mempunyai standar tegangan internasional dan
nasional, teknologi HVDC tidak mempunyai standar tegangan. Pemilihan tegangan HVDC
disesuaikan dengan kapasitas daya yang akan disalurkan dan kelas kabel (kabel laut) yang
banyak digunakan di dunia, misalnya 500 kV DC (India, Kanada), 250 kV DC (Jepang, Swedia).
18
harus disepakati bersama oleh unit pengelola sistem distribusi dan unit
pengelola sistem transmisi.
Pemilihan teknologi seperti jenis menara transmisi, penggunaan tiang, jenis
saluran (saluran udara, kabel bawah tanah, kabel laut) dan perlengkapannya
(pemutus, pengukuran dan proteksi) mempertimbangkan aspek keekonomian
jangka panjang, dan pencapaian tingkat mutu pelayanan yang lebih baik,
dengan memenuhi standar SNI, SPLN atau standar internasional yang berlaku.
Kebijakan lebih rinci mengenai pengembangan transmisi adalah sebagai
berikut:
a. Jumlah unit trafo yang dapat dipasang pada suatu GI dibatasi oleh
ketersediaan lahan, kapasitas transmisi dan jumlah penyulang keluar yang
dapat ditampung oleh GI tersebut. Dengan kriteria tersebut suatu GI dapat
mempunyai 3 atau lebih unit trafo. Sebuah GI baru diperlukan jika GI-GI
terdekat yang ada tidak dapat menampung pertumbuhan beban lagi karena
keterbatasan tersebut.
b. Pengembangan GI baru juga dimaksudkan untuk mendapatkan tegangan
yang baik di ujung jaringan tegangan menengah.
c. Trafo daya (TT/TM) pada dasarnya direncanakan mempunyai kapasitas
sampai dengan 60 MVA, namun dalam situasi khusus seperti pasokan untuk
konsumen besar dan daerah padat beban dapat digunakan unit size hingga
100 MVA.
d. Trafo IBT GITET (500/150 kV dan 275/150 kV) dapat dipasang hingga 4 unit
per GITET dengan pola operasi terpisah dengan 2 unit per sub-sistem.
e. Spare trafo IBT 1 fasa disediakan per lokasi untuk GITET jenis GIS, dan 1
fasa per tipe per propinsi untuk GITET jenis konvensional.
1.11
19
Pemilihan teknologi seperti jenis tiang (beton, besi atau kayu), jenis saluran
(saluran udara, kabel bawah tanah), sistem jaringan (radial, loop atau spindle),
perlengkapan (menggunakan recloser atau tidak), termasuk penggunaan
tegangan 70 kV sebagai saluran distribusi ke pelanggan besar, ditentukan oleh
manajemen unit melalui analisis dan pertimbangan keekonomian jangka
panjang dan pencapaian tingkat mutu pelayanan yang lebih baik, dengan tetap
memenuhi standard SNI atau SPLN yang berlaku.
1.12
Melistriki desa baru maupun desa lama yang sebagian dari dusun tersebut
belum berlistrik, daerah terpencil dan daerah perbatasan.
20
1.13
19
20
21
22
BAB III
KONDISI KELISTRIKAN SAAT INI
3.1 PENJUALAN TENAGA LISTRIK
Penjualan tenaga listrik pada lima tahun terakhir tumbuh rata-rata 6,8% per
tahun sebagaimana dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3. 1 Penjualan Tenaga Listrik PLN (TWh)
Wilayah
2006
2007
2008
2009
Indonesia
111,48
119,97
127,63
133,11
145,66
5,08
7,62
6,38
9,42
10,66
89,04
95,62
100,77
104,11
113,40
4,28
7,39
5,39
3,31
8,92
13,61
14,69
16,44
17,62
19,67
9,33
7,92
11,87
7,22
11,63
3,64
3,92
4,24
4,65
5,13
4,59
7,63
8,15
9,56
10.32
3,57
3,93
4,22
4,59
5,08
7,64
10,21
7,30
8,77
10,68
1,61
1,81
1,96
2,15
2,38
10,81
12,27
8,33
9,91
10,7
Growth (%)
Jawa - Bali
Growth (%)
Sumatera
Growth (%)
Kalimantan
Growth (%)
Sulawesi
Growth (%)
Indonesia Bagian Timur
Growth (%)
2010
Rata-rata
6,6
5,9
9,59
8,0
8,7
10,47
Pada Tabel 3.1 dapat dilihat bahwa pertumbuhan penjualan di Jawa Bali relatif
lebih rendah daripada pertumbuhan di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan
Indonesia bagian timur.
Pertumbuhan penjualan yang rendah di Jawa Bali pada tahun 2006 disebabkan
oleh adanya pengendalian penjualan akibat keterbatasan kapasitas pembangkit
pada tahun tersebut21. Selanjutnya pada tahun 2008 mulai terjadi krisis finansial
global hingga akhir tahun 2009 yang menyebabkan penjualan tenaga listrik
tahun 2009 hanya tumbuh 3,31%.
Penjualan tenaga listrik di Sumatera tumbuh jauh lebih tinggi, yaitu rata-rata
9,59% per tahun. Pertumbuhan ini tidak seimbang dengan penambahan
kapasitas pembangkit yang hanya tumbuh rata-rata 5,2% per tahun, sehingga
21
23
di banyak daerah terjadi krisis daya yang kronis hingga tahun 2009 dan diatasi
dengan sewa pembangkit sepanjang tahun 2010.
Penjualan tenaga listrik di Kalimantan tumbuh rata-rata 8,0% per tahun,
sedangkan penambahan kapasitas pembangkit rata-rata hanya 1% per tahun,
sehingga di banyak daerah terjadi krisis daya dan penjualan dibatasi.
Penjualan tenaga listrik di Sulawesi tumbuh rata-rata 8,7% per tahun,
sementara penambahan kapasitas pembangkit rata-rata hanya 2,7% per tahun.
Hal ini telah mengakibatkan krisis penyediaan tenaga listrik yang cukup parah
hingga tahun 2009 khususnya di Sulawesi Selatan, dan pada tahun 2010
diatasi dengan sewa pembangkit.
Hal yang sama terjadi di daerah Indonesia Timur lainnya, yaitu Maluku, Papua,
dan Nusa Tenggara.
Pertumbuhan di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Indonesia Timur
diperkirakan masih berpotensi untuk meningkat lebih tinggi karena daftar
tunggu yang tinggi akibat keterbatasan pasokan dan rasio elektrifikasi yang
masih rendah. Sedangkan pertumbuhan di Jawa pulih kembali dari dampak
krisis keuangan global mulai tahun 2010.
2006
2007
2008
2009
2010
32,954.5
34,508.1
35,835.1
36,897.0
39,108.5
1,633.1
1,585.1
1,687.3
1,770.4
1,877.6
Publik
928.4
988.8
1,052.2
1,164.7
1,147.8
Industri
46.2
46.6
46.3
47.6
48.4
35,562.2
37,128.6
38,621.3
39,879.7
42,182.4
Rumah Tangga
Komersial
Total
24
3.1.2
Rasio Elektrifikasi
Rasio elektrifikasi didefinisikan sebagai jumlah rumah tangga yang sudah berlistrik
dibagi dengan jumlah rumah tangga yang ada. Perkembangan rasio elektrifikasi
secara nasional dari tahun ke tahun mengalami kenaikan, yaitu dari 59,0% pada
tahun 2006 menjadi 66,51% pada tahun 2010.
Pada periode tersebut kenaikan rasio elektrifikasi pada wilayah-wilayah Jawa-Bali,
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan pulau lainnya diperlihatkan pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Perkembangan Rasio Elektrifikasi (%)
Wilayah
2006
2007
2008
2009
2010*)
Indonesia
59,0
60,8
62,3
65,0
67,5
Jawa-Bali
63,9
66,3
68,0
69,8
71,4
Sumatra
57,2
56,8
60,2
60,9
67,1
Kalimantan
54,7
54,5
53,9
55,1
62,3
Sulawesi
53,2
53,6
54,1
54,4
62,7
30,6
30,6
30,6
31,8
35,7
Pada tabel tersebut terlihat bahwa terjadi pertumbuhan rasio elektrifikasi yang tidak
merata pada masing-masing daerah, dengan rincian sebagai berikut:
Jawa Bali: rasio elektrifikasi mengalami pertumbuhan sekitar 1,7% per tahun.
22
25
Satuan
2006
2007
2008
2009
2010
Kapasitas Pembangkit
MW
22.126
22.236
22.296
22.906
23.206
Daya Mampu
Beban Puncak Bruto
MW
MW
17.960
15.954
20.309
16.840
20.369
16.892
21.784
17.835
21.596
18.756
MW
15.396
16.251
16.301
17.211
18.100
Pertumbuhan
3,9
5,6
0,3
5,6
5,2
Faktor Beban
75
76
78,7
77,7
79,5
23
26
NAD
Sumatera Utara
PLTG
PLTGU
MW
MW
MW
PLTU PLTA/M
MW
MW
PLTP
MW
MW
MW
205
207
53
411
818
490
140
1,912
MW
2102
492
38
200
254
492
Riau
90
43
114
247
124
124
207
190
Sumatera Barat
Kep. Riau
247
124
Bengkulu
17
236
253
253
Sumatera Selatan
43
230
285
558
268
825
Jambi
43
62
105
105
Bangka Belitung
89
89
89
Lampung
96
21
200
122
439
439
Kalimantan Barat
217
34
251
251
Kalimantan Selatan
134
21
130
30
315
315
Kalimantan Tengah
78
Kalimantan Timur
247
40
60
347
Sulawesi Utara
114
54
60
228
58
59
Sulawesi Tengah
113
Sulawesi Selatan
103
149
-
Gorontalo
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara
Maluku
Maluku Utara
Papua
Papua Barat
Nusa Tenggara Bara
Nusa Tenggara Timu
TOTAL
24
PLTD
78
78
45
392
231
119
31
150
400
255
655
76
76
105
59
123
25
75
105
105
76
76
76
119
121
121
42
44
44
139
140
140
117
2,543
985
878
1,330
1
1,114
60
118
6,910
792
18
7,702
27
PLN Wilayah
Kapasitas
(MW)
Babel
Kalbar
Kalselteng
Kaltim
Kitsumbagsel
250
Kitsumbagut
108
Maluku
NAD
122
NTB
147
10
NTT
58.85
11
Papua
12
13
S2JB
14
Sulselrabar
15
Suluttenggo
107
16
Sumbar
11.9
Jumlah
43
112.5
85
138.35
78
90.3
158.5
34
289
1833.4
28
Jenis Pembangkit
IP
PJB
PLN
Jumlah
IPP
MW
PLTA
PLTU
Batubara
1.103
1.283
3.4
800
BBG/BBM
BBM
3
150
2.536
10.9
3.05
9.17
39.5
4.3
500
2.2
4.507
19.4
2.136
9.2
1
500
PLTGU
BBG/BBM
BBM
1.92
1.18
2.587
1.496
640
740
PLTG
BBG/BBM
BBM
40
62
806
320
PLTD
76
PLTP
360
Jumlah
8.961
6.692
150
858
3.518
252
1.1
1.984
8.5
76
0.3
575
1.045
4.5
4.035
23.206
100
25
Seluruh PLTA besar di DAS Citarum, yaitu Saguling (700 MW), Cirata (1000 MW) dan Jatiluhur
(150 MW) mempunyai DMA (Duga Muka Air) yang jauh lebih rendah dari perkiraan tahun paling kering.
29
Pada Tabel 3.8 diperlihatkan perkembangan kapasitas trafo pada gardu induk
di sistem Indonesia Barat dan Indonesia Timur selama 5 tahun terakhir.
Tabel 3. 8 Perkembangan Kapasitas Trafo GI Wilayah Operasi Indonesia Barat dan
Indonesia Timur (MVA)
Region
2006
2007
2008
2009
2010
Sumatra
275/150 kV
160
160
160
160
160
4.419
4.474
4.804
5.17
5.92
360
360
360
350
335
1.094
1.174
1.174
1.383
1.453
70/20 kV
157
157
157
153
187
150/20 kV
923
1.045
1.074
1.064
1.064
70/20 kV
532
546
606
546
560
275/150 kV
160
160
160
160
160
150/20 kV
6.436
6.693
7.052
7.597
9.823
70/20 kV
1.049
1.063
1.018
1.138
1.082
150/20 kV
70/20 kV
Kalimantan
150/20 kV
Sulawesi
Sub-Total
2006
2007
2008
2009
2010
Sumatra
275 kV
781
781
1.011
1.011
150 kV
8.521
7.739
8.423
8.221
8.224
310
334
334
334
331
1.264
1.305
1.429
1.429
1.567
123
123
123
123
123
70 kV
Kalimantan
150 kV
70 kV
Sulawesi
1.769
1.839
1.957
1.957
2304
70 kV
505
505
505
519
832
275 kV
781
781
1.011
1.011
10.884
11.509
11.657
12.253
150 kV
Sub-Total
150 kV
70 kV
Total
30
11.554
938
962
962
976
1.287
12.492
12.627
13.252
13.594
14551
Tabel 3.9 menunjukkan bahwa pembangunan sarana transmisi meningkat ratarata 3,9% per tahun dalam kurun waktu 2006-2010, dimana panjang saluran
transmisi pada tahun 2006 sekitar 12.492 kms meningkat menjadi 14.551 kms
pada tahun 2010.
Unit
2006
2007
2008
2009
2010
150/20 kV
MVA
25,30
26,07
26,15
27,08
28,44
70/20 kV
MVA
2,88
2,80
2,75
2,74
2,75
Jumlah
MVA
28,18
28,87
28,90
29,82
31,19
B.Puncak
MW
15,95
16,26
16,31
17,21
18,10
(x1.000)
2006
2007
2008
2009
2010
500 kV
kms
5,05
5,05
5,09
5,11
5,05
150 kV
kms
11,27
11,61
11,85
11,97
12,37
70 kV
kms
3,66
3,58
3,61
3,61
3,61
Dari Tabel 3.11 dapat dilihat bahwa panjang saluran transmisi 70 kV tidak
bertambah, bahkan sedikit berkurang karena ditingkatkan (uprated) menjadi
150 kV guna meningkatkan kapasitas, keandalan dan perbaikan kualitas
pelayanan ke konsumen.
Keseimbangan kapasitas pembangkit dengan kapasitas trafo interbus (IBT) dan
trafo GI per sistem tegangan 500 kV, 150 kV dan 70 kV dalam kurun waktu
5 tahun terakhir diperlihatkan oleh Tabel 3.12.
31
(x1.000)
2006
2007
2008
2009
2010
Kit.Sistem 500 kV
MW
12,97
12,97
12,97
12,97
12,97
Trf. 500/150 kV
MVA
17,00
17,00
17,00
17,50
19,5
MW
8,89
8,99
9,01
10,11
10,41
Trf. 150/70 kV
MVA
3,58
3,58
3,58
3,82
3,82
Kit. Sistem 70 kV
MW
0,27
0,27
0,27
0,27
0,27
Trf. 150/20 kV
MVA
25,30
26,07
26,15
26,33
28,44
Trf. 70/20 kV
MVA
2,88
2,80
2,75
2,74
2,75
32
2007
2008
2009
2010
9,18
8,84
8,29
7,93
7,09
Susut Distribusi
2007
2008
2009
2010
SAIDI (jam/pelanggan/tahun)
27,01
28,94
80,90
16,70
7,00
SAIFI (kali/pelanggan/tahun)
13,85
12,77
13,33
10,78
6,85
Gambaran mengenai kondisi kelistrikan saat ini yang lebih detail dapat dilihat
pada Lampiran A, B dan C yang menampilkan kondisi kelistrikan per provinsi.
26
SAIDI adalah System Average Interruption Duration Index, SAIFI adalah System Average
Interruption Frequency Index
33
3.5.1.2
Kapasitas (MW)
2011
2012
Indonesia Barat
688
578
Indonesia Timur
264
- 211
Pembangkitan
27
Terjadi perbedaan antara kapasitas pembangkit terkontrak dan kapasitas sesuai PerPres No.
71/2006 jo PerPres 59/2009, yaitu PLTU Riau/Tenayan, PLTU Maluku dan PLTU Kaltim /Muara
Jawa/Teluk Balikpapan. Perbedaan kapasitas tersebut memerlukan endorsement dari
Kementerian ESDM.
RUPTL 2011- 2020
35
1x50 MW dan PLTG Minahasa (peaking) 1x25 MW, PLTU Lombok APBN
1x25 MW dan PLTU Atambua 4x6 MW serta banyak PLTU batubara skala
kecil dan PLTGB tersebar di luar Jawa Bali.
28
Opsi pasokan gas ke Belawan adalah regasifikasi di Arun berikut pipa gas ke Belawan, atau
FSRU di Belawan dengan sumber LNG dari BP Tangguh.
36
Tabel 3. 16 Daftar PLTP yang diupayakan beroperasi sampai dengan tahun 2015
No.
NAMA PEMBANGKIT
Tulehu #1 & 2
Ulumbu #5 & 6
Lahendong 4
KAP. (MW)
DEVELOPER
NTT
4 X 2,5
Maluku
2 X 10
NTT
2 X 2,5
Sulut
1 X 20
Ulubelu #1 & 2
Lampung
2 X 55
Hululais #1 & 2
Sumsel
2 X 55
Ulubelu #3
Jambi
2 X 55
Sumsel
2 X 55
PGE
Lampung
1 X 55
PGE
PGE
10
Lahendon #5 & 6
Sulut
2 X 20
11
Karaha Bodas #1
Jabar
1 X 30
PGE
12
Kamojang #5
Jabar
1 X 60
PGE
13
Sarulla #1
Sumut
1 X 110
KONS. MEDCO
14
Dieng #2
Jateng
1 X 55
GEODIPA EN.
15
Patuha #1
Jabar
1 X 60
GEODIPA EN.
16
Wayang Windu #3
Jabar
1 X 120
STAR ENERGY
17
Tangkuban Perahu 2 #1
Jabar
1 X 30
WSS
Jumlah
LOKASI
1025
500 MW
yang
berdasarkan
kebutuhan
sistem
akan
ditempatkan di Riau 200 MW, Jambi 100 MW dan Lampung 200 MW.
RUPTL 2011- 2020
37
Mempercepat penyelesaian konstruksi interkoneksi 150 kV Kalselteng Kaltim dan sistem interkoneksi 150 kV Sulut Gorontalo termasuk
pemasangan reaktor di Gorontalo.
38
39
29
SUTT terkait dengan pembangkit PLTU IPP Cirebon 1x660 MW29, yaitu
SUTT Sunyaragi - PLTU Cirebon - Brebes Kebasen.
Pembangunan kabel laut 150 kV Jawa Bali sirkit 3&4 (Mei 2012).
Pembangunan Jawa Bali Crossing 500 kV dari PLTU Paiton ke Kapal
(2015).
Mempercepat konstruksi PLTU IPP Celukan Bawang 1x130 MW +
2x125 MW (2014).
COD PLTU Cirebon adalah November 2011 berdasar laporan progres konstruksi.
40
BAB IV
KETERSEDIAAN ENERGI PRIMER
4.1 BATUBARA
Menurut Badan Geologi Kementerian ESDM pada tahun 2010, sumber daya
batubara Indonesia adalah 104,8 milyar ton yang tersebar terutama di
Kalimantan (51.9 milyar ton) dan Sumatera (52,5 milyar ton), namun cadangan
batubara dilaporkan hanya 21,1 milyar ton (Kalimantan 9,9 milyar ton,
Sumatera 11,2 milyar ton).
Sekitar 22% dari batubara Indonesia berkualitas rendah (low rank) dengan
kandungan panas kurang dari 5100 kkal/kg, sebagian besar (66%) berkualitas
medium (antara 5100 dan 6100 kkal/kg) dan hanya sedikit (12%) yang
berkualitas tinggi (61007100 kkal/kg). Angka ini dalam adb (ash dried basis)30.
Walaupun cadangan batubara Indonesia tidak terlalu besar, namun tingkat
produksi batubara sangat tinggi, yaitu mencapai 320 juta ton pada tahun 2010.
Sebagian besar dari produksi batubara tersebut diekspor ke China, India,
Jepang, Korea Selatan dan Taiwan (265 juta ton) dan ke beberapa negara lain,
dan hanya sebagian kecil yang digunakan untuk keperluan domestik (60 juta
ton). Produksi pada tahun-tahun mendatang diperkirakan akan meningkat
sejalan dengan meningkatnya kebutuhan domestik dan semakin menariknya
pasar batubara internasional. Jika tingkat produksi tahunan adalah 400 juta ton,
maka seluruh cadangan batubara Indonesia yang 21,1 milyar ton akan habis
dalam waktu sekitar 50 tahun apabila tidak dilakukan eksplorasi baru. Untuk
menjamin pasokan kebutuhan domestik yang terus meningkat, Pemerintah
telah mengeluarkan kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) yang
mewajibkan produsen batubara untuk menjual sebagian produksinya ke
pemakai dalam negeri.
Persoalan yang dihadapi PLN mengenai batubara adalah aspek security of
supply dan aspek kualitas. Keamanan pasokan batubara sangat ditentukan
30
Angka calorific value yang sering dipakai oleh PLN dalam rangka desain PLTU adalah
menggunakan standar GAR (gross as received). Perbedaan antara adb dan GAR dapat
dihitung sesuai dengan nilai TM (total moisture), namun secara rata-rata dapat dikatakan nilai
GAR sekitar 1000 s.d 1300 lebih kecil dari adb.
41
oleh kebijakan pemerintah mengenai DMO dan batasan harga dalam negeri,
khususnya untuk kelistrikan, disamping kesiapan infrastruktur seperti
pengembangan tambang batubara itu sendiri, jalan, jembatan, dermaga dan
sarana transportasi yang masih terbatas. Kenaikan harga minyak mentah dunia
hingga US$140/barel pada semester 1 tahun 2008 telah mendorong kenaikan
harga batubara di pasar dunia yang tidak pernah terjadi sebelumnya dalam
sejarah. Pada saat yang sama harga batubara Indonesia telah menembus
angka US$ 100 per ton (6322 kcal/kg GAR), dan harga tinggi ini telah
mendorong produsen batubara untuk lebih banyak mengekspor batubaranya ke
pasar dunia, terutama ke China dan India. Masalah kesiapan infrastruktur
memerlukan perhatian yang sungguh-sungguh dari semua pihak agar batubara
yang tersedia di tambang dapat sampai ke pusat-pusat pembangkit yang
tersebar di Indonesia.
Dalam RUPTL tahun 2011-2020 ini terdapat rencana pengembangan beberapa
PLTU mulut tambang di Sumatera. Definisi PLTU mulut tambang yang
digunakan di sini adalah PLTU batubara yang berada di dekat tambang
batubara low rank yang tidak mempunyai infrastruktur transportasi skala besar
yang memungkinkan batubara diangkut ke pasar secara besar-besaran,
sehingga batubara low rank di tambang tersebut pada dasarnya menjadi tidak
tradable. Dengan definisi seperti itu, harga batubara untuk PLTU mulut
tambang tidak ditetapkan berdasar HBA, melainkan berdasar formula cost plus
margin yang di lock-in sepanjang umur pembangkit dengan eskalasi tertentu.
PLN juga menghadapi persoalan dalam memperoleh pasokan batubara yang
sesuai dengan spesifikasi boiler PLTU. PLN tengah mengevaluasi beberapa
pilihan teknologi untuk meningkatkan kualitas batubara. Saat ini teknologi yang
dipilih adalah dengan coal dryer dan coal blending. PLN akan segera
mengadopsi teknologi coal dryer. Selain itu PLN mempunyai program untuk
membangun sebuah coal blending facility.
PLTU batubara dirancang untuk memikul beban dasar sejalan dengan harga
batubara yang relatif rendah dibandingkan harga bahan bakar fosil lainnya.
Namun pembakaran batubara menghasilkan emisi karbon dioksida yang
menimbulkan efek pemanasan global, disamping menghasilkan polusi partikel
dan bahan kimia yang dapat menyebabkan dampak negatif terhadap
lingkungan lokal. Dengan demikian pengembangan pembangkit listrik
berbahanbakar batubara memperhatikan dampak lingkungan yang
ditimbulkannya. Penggunaan teknologi ultra-supercritical pada PLTU menjadi
perhatian PLN dalam merencanakan PLTU skala besar di pulau Jawa.
42
4.2
GAS ALAM
31
Misalnya Belawan, Teluk Lembu, Muara Karang, Priok, Muara Tawar, Tambak Lorok,
Pesanggaran/ Gilimanuk di Bali dan pembangkit lainnya.
43
Tabel 4.1 Perkiraan Pasokan Gas untuk Pembangkit PLN di Jawa Bali
No
1
Pembangkit
MuaraKarangdanPriok
MuaraTawar
Cilegon
Tambaklorok
Gresik
Grati
Pemasok
PHEONWJ(GSA)
PHEONWJ(Excesscapacity)
PGNPriok(GSAIP)
FSRUPTNR(prosesGSA)
Jumlah
PERTAMINAPTengah(GSA)
PGN(GSA)
MEDCOLapanganSinga
MEDCOSCS
ExkontrakPLNJambiMerang*)
PGNTambahan,Firm(GSA)
TambahandariConocoPhilip
TambahandariPetrochina
Jumlah
CNOOC(GSA)
PGN(GSA)
Jumlah
Petronas(ApprovalGSA)
SPP(GSAIP)
Jumlah
Kodeco(GSA)*
Hess(GSA)
KEI(GSA)
MKS(GSA)
WNE(GSA)
PetronasBukitTua(potensiPJB)
AEI
Jumlah
SantosOyong(GSAIP)
SantosWortel(GSAIP)
ParnaRaya(PotensiIP)
Jumlah
2011
100.0
20.0
30.0
150.0
25.0
59.0
2012
100.0
20.0
30.0
260.0
410.0
25.0
59.0
2013
100.0
20.0
2014
100.0
20.0
2015
100.0
2016
100.0
2017
175.0
295.0
25.0
59.0
175.0
295.0
25.0
59.0
175.0
275.0
25.0
59.0
140.0
240.0
140.0
140.0
2018
2019
2020
80.0 80.0 80.0 80.0 80.0 80.0 80.0 80.0 80.0 80.0
30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0 30.0
110.0 110.0 110.0 110.0 110.0 110.0 110.0 110.0 110.0 110.0
106.0 116.0 116.0 116.0 116.0 116.0
50.0 50.0 50.0 50.0 50.0 50.0 50.0 50.0
Tabel 4.2 Perkiraan Pasokan Gas untuk Pembangkit PLN di luar Jawa Bali
No
Pembangkit
1 AcehTimur
2 Belawan
3
4
5
6
7
TelukLembu
PLTGsewaBentu
PLTGsewaMelibur
PLTGsewaJabung
SungaiGelam
8 Sengeti(CNG)
9 SimpangTuan
10 PayoSelincah
11
12
13
14
15
Jakabaring(CNG)
Indralaya
TalangDuku
Borang
Keramasan
16
17
18
19
18
19
20
21
22
23
24
25
26
Duri
Rengat
TanjungBatu
Semberah
Tarakan
Nunukan
CBMSangata
PLTGKolonedale
Sengkang
ANTAM+Indonesia
Luwuk
IndonesiaTersebar
KTITersebar
Pemasok
MedcoBlokA
Kambuna
FSRULNGTangguh
Anggor(Potensi)
Kalila
KalilaBentu(Potensi)
Kondur(Potensi)
PetroChina(Potensi)
EMPSungaiGelam
PEPTACSungaiGelam
PTArthindoUtama
PerusdaJambi
Energasindo
JambiMerang
PDPDESumsel
MedcoE&PIndonesia
PGN
MedcoE&PIndonesia
MedcoE&PIndonesia
PertaminaEP
JambiMerang
JambiMerang
TACSemco
TACSemco
LapBangkudulis(Potensi)
Medco(Potensi)
VICO
JobPTMMedcoTiaka(Potensi)
EEES
EEESKera(PotensiLNG)
JobPTMMedcoSenoro(Potensi)
PertaminaEPMatindok(Potensi)
Bontang(Potensi)
Jumlah
2011
2012
2013
2014
13.0 13.0
25.3 13.0 5.0
105.0
40.0
5.0 9.0 30.0 30.0
3.0 3.0 3.0
0.6 0.6 0.6
30.0 30.0 30.0
2015
13.0
105.0
40.0
30.0
3.0
0.6
30.0
2.0
2.5
5.6
3.0
18.0
25.0
3.0
8.0
15.0
14.0
4.0
7.0
5.0
18.0
2.5
0.5
2.0
15.0
70.0
5.0
2016
13.0
105.0
40.0
30.0
3.0
2017
13.0
105.0
40.0
30.0
3.0
30.0
2.0
2.5
5.6
3.0
18.0
25.0
3.0
8.0
14.0
4.0
18.0
2.5
30.0
2.0
2.5
5.6
3.0
18.0
25.0
3.0
8.0
14.0
4.0
18.0
2.5
2.0
15.0
70.0
5.0
20.0
41.5 41.5 41.5 41.5
139.1 257.7 306.2 488.2 488.2 480.1
2.0
15.0
70.0
5.0
20.0
41.5
480.1
2018
13.0
155.0
40.0
30.0
2019
13.0
155.0
40.0
30.0
2020
13.0
155.0
40.0
30.0
2.0
3.0
18.0
25.0
3.0
8.0
14.0
4.0
25.0
3.0
14.0
4.0
2.5 2.5
2.0 2.0 2.0
15.0 15.0 15.0
5.0
20.0
41.5
401.0
5.0
20.0 20.0
41.5 41.5
370.0 316.5
Pada Tabel 4.1 dan 4.2 diberikan perkiraan pasokan gas yang tersedia untuk
pembangkit PLN di Jawa Bali dan di luar Jawa Bali.
Seperti ditunjukkan pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2, pasokan gas ke pembangkit
PLN pada umumnya akan menurun atau berkurang. Selain itu pengembangan
infrastruktur penyaluran gas dari sumur-sumur baru ke pembangkit PLN sangat
terbatas. Di lain pihak pembangkit PLN, khususnya PLTGU yang berada di
pusat beban, harus tetap dijalankan (must-run) karena peranannya tidak dapat
44
digantikan oleh pembangkit di tempat lain. Selama ini pembangkit must run
tersebut terpaksa dioperasikan dengan BBM karena kekurangan pasokan gas.
Situasi tersebut mengharuskan PLN untuk memperoleh pasokan gas dalam
bentuk LNG walaupun pada harga yang relatif tinggi untuk digunakan pada
pembangkit tersebut. Pada saat ini telah direncanakan LNG floating storage &
regasification unit (FSRU) di 3 lokasi, yaitu Belawan untuk memasok PLTGU
Belawan32, Jakarta untuk memasok PLTGU Muara Karang dan Priok, serta
Jawa Tengah atau Jawa Timur untuk memasok kebutuhan gas di pulau Jawa
secara umum33. Pasokan LNG ke FSRU tersebut akan berasal dari Bontang,
Tangguh atau impor.
PLN terus berupaya memperoleh pasokan gas dimanapun tersedia, karena
tersedianya gas dapat dengan cepat dan mudah diubah menjadi listrik34 untuk
memenuhi kebutuhan listrik setempat, terutama di daerah yang telah lama
menderita kekurangan listrik. PLN akan membeli gas pada semua volume,
termasuk gas dari sumber-sumber yang sangat kecil, gas flare dan gas
marginal.
Selain itu apabila dalam suatu sistem kelistrikan telah tersedia pembangkit
baseload yang cukup, PLN bermaksud untuk sedapat mungkin menyimpan gas
lapangan (gas pipa) dalam bentuk compressed natural gas (CNG) dan
memakainya untuk pembangkit peaking. Dengan cara ini PLN dapat
meningkatkan nilai dari gas karena menggantikan BBM pada pembangkit
peaking.
Dalam hal PLN memperoleh alokasi gas dalam bentuk LNG, seperti dari
Bontang, Donggi-Senoro, Tangguh atau Sengkang, PLN bermaksud akan
mendistribusikannya ke sejumlah pembangkit peaking tersebar dengan
teknologi mini-LNG. Hal ini telah diprogramkan oleh PLN untuk wilayah operasi
Indonesia Timur.
Kendala lain dari penggunaan gas alam untuk pembangkit listrik PLN adalah
tidak tersedianya pipa transmisi gas alam ataupun fasilitas pendukung dari
sumber-sumbernya ke pusat pembangkit. PLN menyambut baik rencana
32
Pemerintah telah mengkaji opsi FSRU Belawan digantikan dengan memanfaatkan fasilitas
LNG plant di Arun.
33
Dikaitkan dengan rencana pembangunan pipa gas Trans Jawa di sepanjang pulau Jawa.
34
Membangun pembangkit berbahan bakar gas dapat dilakukan dengan cepat dan mudah.
45
pembangunan pipa gas Trans-Jawa oleh Pertagas karena hal itu akan
mengintegrasikan sumber-sumber gas di Jawa dan sangat membantu
fleksibilitas operasi pasokan gas ke pusat-pusat pembangkit PLN di pulau
Jawa.
Pada dasarnya pembangkit-pembangkit berbahan bakar gas alam dioperasikan
untuk memikul beban medium (mid-merit). Namun pada beberapa kontrak
pasokan gas terdapat ketentuan pemakaian gas yang membuat pembangkit
gas dioperasikan untuk mengisi beban dasar. Kesulitan dalam memperoleh
pasokan gas yang cukup dan berkelanjutan telah mendorong pemanfaatan
batubara yang lebih banyak untuk pembangkit tenaga listrik, sehingga
beberapa PLTU batubara di masa depan juga berperan sebagai pemikul beban
menengah dengan faktor kapasitas yang relatif rendah (50-60%).
PLN berupaya mengurangi pemakaian BBM yang dipakai pada pembangkit
beban puncak dengan beralih ke CNG atau LNG/ mini-LNG. Hal ini akan
dijelaskan lebih lanjut di bawah ini.
46
Gas Jabung (Jambi): Terdapat potensi gas sebesar 20-30 bbtud dari
lapangan Jabung dengan jangka waktu sampai dengan 7 tahun. PLN
RUPTL 2011- 2020
47
bbtud akan
35
Dikenal sebagai program percepatan pembangunan pembangkit tahap 2, atau fast track
pada tahun 2014. Pada kenyataannya proyek PLTP tersebut tidak berjalan
seperti yang diharapkan karena berbagai masalah. PLN berharap masalahmasalah yang menghambat pengembangan panas bumi tersebut dapat segera
diatasi.
NAMA
Peusangan12
JamboPapeun3
Kluet1
Meulaboh5
Peusangan4
Kluet3
Sibubung1
Seunangan3
Teunom1
Woyla2
Ramasan1
Teripa4
Teunom3
Tampur1
Teunom2
PadangGuci2
Warsamson
Jatigede
UpperCisokanPS
Matenggeng
Merangin2
Merangin5
Maung
Kalikonto2
KarangkatesExt.
GrinduluPS3
K.KontoPS
TIPE PROVINSI
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
RES
RES
RES
RES
RES
RES
RES
ROR
RES
RES
PST
PST
ROR
RES
RES
RES
PST
PST
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Aceh
Bengkulu
IrianJaya
Jabar
Jabar
Jabar
Jambi
Jambi
Jateng
Jatim
Jatim
Jatim
Jatim
KAP.
(MW)
86
25
41
43
31
24
32
31
24
242
119
185
102
330
230
21
49
175
1000
887
350
24
360
62
100
1000
1000
COD
2015
2019
2019
2019
2019
2021
2021
2021
2023
2024
2024
2024
2024
2025
2026
2020
2019
2014
2015
2020
2016
2024
2028
2016
2018
2021
2027
PLN/
NO
NAMA
IPP
PLN
28 Pinoh
PLN
29 Kelai2
PLN
30 Besai2
PLN
31 Semung3
PLN
32 Isal2
PLN
33 Tina
PLN
34 Tala
PLN
35 WaiRantjang
PLN
36 Bakaru(2nd)
PLN
37 Poko
PLN
38 Masuni
PLN
39 Mong
PLN
40 Batu
PLN
41 Poso2
PLN
42 Poso1
PLN
43 Lariang6
PLN
44 Konaweha3
PLN
45 Lasolo4
PLN
46 Watunohu1
PLN
47 Tamboli
PLN
48 Sawangan
PLN
49 Poigar3
PLN
50 Masang2
PLN
51 Sinamar2
PLN
52 Sinamar1
PLN
53 Anai1
PLN
TIPE PROVINSI
RES
RES
ROR
ROR
RES
ROR
RES
ROR
ROR
RES
RES
RES
RES
ROR
ROR
RES
RES
RES
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
Kalbar
Kaltim
Lampung
Lampung
Maluku
Maluku
Maluku
NTT
Sulsel
Sulsel
Sulsel
Sulsel
Sulsel
Sulteng
Sulteng
Sulteng
Sulteng
Sulteng
Sultra
Sultra
Sulut
Sulut
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
KAP.
(MW)
198
168
44
21
60
12
54
11
126
233
400
256
271
133
204
209
24
100
57
26
16
14
40
26
37
19
COD
2020
2020
2020
2020
2019
2020
2021
2020
2016
2020
2023
2024
2027
2011
2011
2024
2026
2026
2020
2020
2014
2018
2020
2020
2020
PLN/
NO
NAMA
IPP
PLN
54 BatangHari4
PLN
55 Kuantan2
PLN
56 Endikat2
PLN
57 Asahan3
PLN
58 Asahan45
PLN
59 Simanggo2
PLN
60 Kumbih3
PLN
61 Sibundong4
PLN
62 Bila2
PLN
63 Raisan1
PLN
64 Toru2(TapanuliUtara)
PLN
65 Ordi5
PLN
66 Ordi3
PLN
67 Siria
PLN
68 LakeToba
PLN
69 Toru3(TapanuliUtara)
PLN
70 LaweMamas
PLN
71 SimpangAur
PLN
72 Rajamandala
PLN
73 Cibareno1
PLN
74 Mala2
PLN
75 Malea
PLN
76 BontoBatu
PLN
77 Karama1
PLN
78 Gumanti1
PLN
79 Wampu
TIPE PROVINSI
RES
RES
ROR
ROR
RES
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
PST
RES
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
RES
ROR
ROR
Sumbar
Sumbar
Sumsel
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Aceh
Bengkulu
Jabar
Jabar
Maluku
Sulsel
Sulsel
Sulsel
Sumbar
Sumut
KAP.
(MW)
216
272
22
174
60
59
42
32
42
26
34
27
18
17
400
228
50
29
58
18
30
182
100
800
16
84
COD
2027
2028
2019
2015
2017
2018
2019
2019
2019
2020
2020
2020
2020
2020
2020
2026
2016
2014
2014
2020
2020
2017
2017
2022
2020
2016
PLN/
IPP
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
36
Screening yang melihat kesulitan dari aspek status kehutanan (nature forest reserve), sosial
(resettlement), luas reservoir.
49
COD yang dimaksud pada tabel 4.3 adalah COD tercepat menurut master plan
namun dapat diubah sesuai kebutuhan.
PLN bermaksud akan mengembangkan sebagian besar dari potensi tenaga air
tersebut sebagai proyek PLN.
No
Sumber Daya
Kapasitas Terpasang
Rasio
(%)
4 = 3/2
Mini/Mikrohidro
Biomass
500 MWe
86,1 MWe
17,22
49.810 Mwe
445,0 MWe
0,89
Tenaga Surya
12,1 MWe
Tenaga Angin
9.290 MWe
1,1 MWe
0,01
Kelautan
240 GWe
1,1 MWe
0,01
4.6 NUKLIR
Dalam RUPTL ini belum terdapat program pengembangan tenaga nuklir. Hal ini
terjadi karena dalam proses optimisasi pemilihan kandidat pembangkit, ternyata
pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) tidak dapat bersaing dengan jenis
pembangkit baseload lainnya, yaitu PLTU batubara kelas 1.000 MW ultra
supercritical.
Kesulitan terbesar dalam merencanakan PLTN adalah tidak jelasnya biaya
kapital dan biaya O&M yang terkait dengan spent fuel disposal, dan biaya
decommisioning. Untuk biaya kapital misalnya, sebuah studi bersama antara
PLN dan sebuah perusahaan listrik dari luar negeri mengindikasikan biaya
pembangunan PLTN sebesar $ 1.700/kW (EPC saja) atau $ 2.300/kW (setelah
memperhitungkan biaya bunga pinjaman selama konstruksi). Angka tersebut
kini dipandang terlalu rendah, karena menurut laporan mutakhir (tahun 2009),
50
biaya pembangunan PLTN pada beberapa negara telah mencapai US$ 3.500
hingga US$ 5.500 /kW.
Selain itu harga uranium dunia juga terus naik sejalan dengan kebangkitan
program tenaga nuklir pada banyak negara di dunia. Harga uranium yang pada
tahun 2006 adalah sekitar US$ 30/lb, saat ini telah mencapai US$ 130/lb.
Kenaikan harga uranium ini sebetulnya tidak banyak mempengaruhi
keekonomian PLTN mengingat beroperasinya PLTN hanya memerlukan
uranium dalam jumlah sedikit, namun tetap saja kenaikan harga uranium dunia
ini perlu terus dipantau.
Dengan semakin mahalnya harga BBM yang juga diikuti oleh kenaikan harga
energi primer lainnya seperti batubara dan gas alam, dan semakin nyatanya
ancaman emisi karbon terhadap perubahan iklim global, telah membuat PLTN
menjadi salah satu opsi sumber energi yang sangat menarik untuk ikut
memenuhi kebutuhan listrik Indonesia apabila biaya EPC, biaya pengelolaan
spent fuel dan biaya decomisioning telah menjadi semakin jelas.
Disadari bahwa pengambilan keputusan untuk membangun PLTN tidak
semata-mata didasarkan pada pertimbangan keekonomian dan keenergian,
namun juga pertimbangan lain seperti aspek politik, keselamatan, penerimaan
sosial, budaya dan lingkungan. Apalagi dengan terjadinya kecelakaan PLTN
Fukushima Daichi pada bulan Maret 2011 yang sangat buruk dimana ribuan
penduduk yang semula bermukim di dekat PLTN tersebut harus diungsikan ke
daerah yang aman, telah menyebabkan eskalasi penentangan terhadap
pengembangan tenaga nuklir untuk pembangkit tenaga listrik. Dengan adanya
berbagai aspek yang multi dimensional tersebut, program pembangunan PLTN
hanya dapat diputuskan oleh Pemerintah.
51
BAB V
RENCANA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK 2011 2020
Sistem Interkoneksi
37
Unit tenaga air yang outputnya sangat dipengaruhi oleh variasi musim mempunyai nilai EAF
(equivalent availability factor) yang berdampak besar pada LOLP dan ketercukupan energi.
38
Dengan asumsi derating pembangkit sekitar 5%.
52
sedikit, derating yang prosentasenya lebih besar, dan pertumbuhan yang lebih
tinggi dibanding Jawa Bali.
Pembangkit energi terbarukan, khususnya panasbumi dan tenaga air, dalam
proses optimisasi diperlakukan sebagai fixed system (dipaksa/ditetapkan
masuk sistem) pada tahun-tahun yang sesuai dengan kesiapan proyek
tersebut.
Rencana
pengembangan
kapasitas
pembangkitan
dibuat
dengan
memperhitungkan proyek-proyek yang sedang berjalan dan yang telah
committed39, baik proyek PLN maupun IPP, dan tidak memperhitungkan semua
pembangkit sewa serta excess power. Selain itu beberapa pembangkit
berbahanbakar minyak yang sudah tua, tidak efisien dan dapat digantikan
perannya dengan PLTU batubara, direncanakan akan dihapuskan (retired) atau
dibuat sebagai pembangkit stand by yang tidak dioperasikan tetapi tetap
dipelihara (mothballed).
Selanjutnya penambahan kapasitas pembangkit pemikul beban dasar
diutamakan berupa pembangkit berbahan bakar batubara, dan pembangkit
sumber energi terbarukan (panas bumi dan tenaga air non-reservoir).
Untuk kepentingan perhitungan proyeksi BPP jangka panjang, simulasi
produksi dilakukan dengan menggunakan neraca daya yang telah dimodifikasi
dengan mengeluarkan proyek-proyek pembangkit yang realisasinya
diperkirakan tidak pasti.
5.1.1.2
39
Yang dimaksud dengan proyek committed adalah proyek PLN yang telah jelas alokasi
pendanaannya, dan proyek IPP yang telah mempunyai Power Purchase Agreement (PPA) atau
paling tidak telah ada Head of Agreement (HOA).
53
5.1.1.3
Konfigurasi JTM untuk kota-kota besar dapat berupa topologi jaringan yang
lebih andal seperti spindle, sementara konfigurasi untuk kawasan luar kota
minimal berupa saluran radial yang dapat dipasok dari 2 sumber.
55
dan
kualitas
57
berbahan bakar minyak) menjadi pelanggan PLN. Captive power ini timbul
sebagai akibat dari ketidakmampuan PLN memenuhi permintaan pelanggan di
suatu daerah, terutama pelanggan industri dan bisnis. Bilamana kemampuan
PLN untuk melayani di daerah tersebut telah meningkat, maka captive power ini
dengan berbagai pertimbangannya akan beralih menjadi pelanggan PLN.
Pengalihan captive power ke PLN juga didorong oleh tingginya harga BBM
untuk membangkitkan tenaga listrik milik konsumen industri / bisnis, sementara
harga jual listrik PLN relatif lebih murah. Faktor ketiga ini sangat bergantung
kepada kemampuan pasokan PLN di suatu daerah/sistem kelistrikan dan
skema bisnis jual beli listrik PLN dengan captive power, jadi tidak berlaku
umum.
Faktor lain yang bisa mempengaruhi pertumbuhan kebutuhan listrik adalah
kemampuan finansial perusahaan untuk melakukan investasi dalam rangka
melayani kebutuhan pelanggan dan masyarakat untuk mendapatkan pasokan
listrik yang cukup dan andal. Penyambungan pelanggan baru tergantung dari
ketersediaan pendanaan.
Penyusunan prakiraan kebutuhan listrik dibuat dengan menggunakan sebuah
model prakiraan beban yang disebut Simple-E. Model ini merupakan metode
regresi yang menggunakan data historis dari penjualan energi listrik, daya
tersambung, jumlah pelanggan, pertumbuhan ekonomi, dan populasi untuk
membentuk persamaan yang fit. Kemudian untuk memproyeksikan kebutuhan
listrik ke depan dipilih variabel bebas yang mempunyai pengaruh besar
(korelasi yang kuat) terhadap permintaan listrik, yaitu pertumbuhan ekonomi
dan populasi. Dalam hal terdapat daftar tunggu yang cukup besar, maka
digunakan juga daya tersambung sebagai variabel. Aplikasi ini dilengkapi juga
dengan fasilitas melihat tingkat ketelitian dari model yang dibentuk seperti
parameter tingkat korelasi, dan uji statistik.
58
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
1.39
1.44
1.50
1.57
1.66
1.75
1.85
1.96
2.08
2.17
2.22
4,90
3,83
4,31
4,78
5,05
5,67
5,50
6,32
6,06
4,50
6,08
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Indonesia
6,2
6,5
7,2
7,4
6,9
6,9
6,9
6,9
6,9
6,9
Jawa Bali
6,1
6,3
7,0
7,2
6,7
6,7
6,7
6,7
6,7
6,7
7,3
7,7
8,5
8,8
8,2
8,2
8,2
8,2
8,2
8,2
59
Indonesia
Jawa - Bali
Luar Jawa
Bali
2011
1,18
0,92
1,56
2012
1,15
0,90
1,53
2013
1,12
0,87
1,49
2014
1,09
0,84
1,46
2015
1,06
0,81
1,42
2016
1,03
0,78
1,39
2017
1,00
0,75
1,35
2018
0,96
0,71
1,31
2019
0,92
0,67
1,26
2020
0,88
0,63
1,22
60
Tahun
Pertumbuhan
Sales
Jumlah Beban
Puncak
(non-coincident)
MW
25.177
TWh
2010
Ekonomi
%
6,1
145,7
2011
6,2
162,4
27.792
2012
6,5
177,8
30.345
2013
7,2
193,4
32.856
2014
7,4
210,1
35.456
2015
6,9
227,6
38.361
2016
6,9
246,2
41.444
2017
6,9
264,6
44.496
2018
6,9
284,4
47.768
2019
6,9
305,7
51.301
2020
6,9
328,3
55.053
Proyeksi jumlah pelanggan pada tahun 2011 adalah sebesar 45,8 juta dan akan
bertambah menjadi 69,0 juta pada tahun 2020 atau bertambah rata-rata 2,7 juta
per tahun. Penambahan pelanggan tersebut akan meningkatkan rasio
elektrifikasi dari 71,9% pada tahun 2011 menjadi 94,4% pada tahun 2020.
Proyeksi jumlah penduduk, pertumbuhan pelanggan dan rasio elektrifikasi
diperlihatkan pada Tabel 5.5.
Tahun
Juta
2011
241.0
45.8
71.9
2012
243.9
48.2
74.4
2013
246.9
50.8
77.1
2014
249.7
53.4
79.9
2015
252.5
56.1
82.7
2016
255.3
58.8
85.5
2017
258.0
61.4
87.9
2018
260.7
64.1
90.3
2019
262.6
66.7
92.7
2020
264.9
69.0
94.4
Rasio
Elek
RUKN
%
83.2
92.2
61
2011
2012
2014
2016
2018
2020
TWh
162,4
125,2
13,1
24,0
177,8
135,8
15,1
26,9
210,1
158,5
18,7
32,9
246,2
184,5
22,4
39,3
284,4
211,1
26,6
46,6
328,3
241,2
31,7
55,3
11,5
10,4
16,4
14,5
9,5
8,4
15,1
12,0
8,6
8,0
10,6
10,4
8,2
7,9
9,2
9,1
7,5
7,0
9,2
8,8
7,4
6,8
9,1
9,0
71,9
72,8
65,5
74,3
74,4
75,4
67,6
76,7
79,9
81,5
72,1
81,5
85,5
88,1
76,7
85,0
90,3
93,7
81,3
88,2
94,4
97,8
86,4
91,6
55
TWh
2011 2020
IB : 10,2%
31
13 TWh
TWh
IT : 10,8%
125
TWh
241
TWh
JB : 7,8%
Gambar 5.1 Proyeksi Penjualan Tenaga Listrik PLN Tahun 2011 dan 2020
62
Proyeksi penjualan tenaga listrik per kelompok pelanggan dapat dilihat pada
Gambar 5.2. Gambar tersebut memperlihatkan bahwa pada sistem Jawa Bali
kelompok pelanggan industri mempunyai porsi yang sangat besar, yaitu 40%
dari total penjualan. Sedangkan di Indonesia Timur dan Indonesia Barat porsi
pelanggan industri adalah cukup kecil, yaitu masing-masing hanya 10% dan
17%. Pelanggan residensial masih mendominasi penjualan hingga tahun 2020,
yaitu 59% untuk Indonesia Timur dan 60% untuk Indonesia Barat.
300,000
350,000
300,000
250,000
Indonesia
JawaBali
250,000
200,000
200,000
Industri
150,000
Publik
Bisnis
100,000
150,000
Residensial
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
60,000
35,000
30,000
50,000
40,000
Publik
Bisnis
50,000
Residensial
50,000
Industri
100,000
IndonesiaBarat
20,000
Industri
Publik
Bisnis
30,000
20,000
IndonesiaTimur
25,000
Industri
Publik
Bisnis
15,000
10,000
Residensial
10,000
Residensial
5,000
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
2010
2011
2012
2013
RUPTL
2014
2015
RUKN0827
2016
2017
2018
2019
2020
RUKN1029
Gambar 5.3 Perbandingan Proyeksi Penjualan Tenaga Listrik RUPTL dan RUKN
63
Sistem Jawa-Bali
40
41
64
Harga
Nilai Kalor
USD 80/Ton
5.100 kcal/kg
Batubara Lignite
USD 50/Ton
4.200 kcal/kg
USD 35/Ton
4.200 kcal/kg
Gas alam
USD 6/MMBTU
252.000 kcal/Mscf
LNG
USD 10/MMBTU
252.000 kcal/Mscf
HSD *)
USD 0,78/Liter
9.070 kcal/l
MFO *)
USD 0,62/Liter
9.370 kcal/l
bakar
Batubara
Dengan Peraturan Presiden No.71 tahun 2006 yang direvisi dengan Peraturan
Presiden No. 59 tahun 2009, Pemerintah telah menugaskan PT PLN (Persero)
untuk membangun pembangkit listrik berbahan bakar batubara sebanyak
kurang lebih 10.000 MW untuk memperbaiki fuel mix dan sekaligus juga
memenuhi kebutuhan demand listrik di seluruh Indonesia. Program ini dikenal
sebagai Proyek Percepatan Pembangkit 10.000 MW. Berdasar penugasan
tersebut PLN pada saat ini tengah membangun sejumlah proyek pembangkit
dengan kapasitas dan perkiraan tahun operasi diperlihatkan pada Tabel 5.8.
65
Kapasitas
(MW)
Tahun
Operasi
2x315
2009-2010
3x330
2011
1x625
2011
3x315
2011-2012
3x350
2012-2013
2x315
2011
1x600
2014
2x315
2012
1x660
2012
2x300
2013
2x110
2012
PLTU 2 di Sumut
(Pangkalan Susu)
2x220
2012
2x10
2012
2x110
Kapasitas
(MW)
Tahun
Operasi
2x112
2012-2013
2x100
2012
2x50
2012
2x100
2013-2014
2x60
2012-2013
2x65
2011
2x25
2011
2x25
2012-2013
2x7
2012
2x10
2012
2x7
Batal
2x15
2012-2013
2x10
2011-2012
2014
2x50
2012
2x7
2011
PLTU 2 di NTB
(Lombok)
2x25
2012
2x16.5
2012
2x7
2012
2x30
2010-2011
PLTU 2 di NTT
(Kupang)
2x15
2012
2x5
Batal
2x10
2012
2x27,5
2012-2013
PLTU 1 Sulut
2x25
2014
2x112
2012-2013
PLTU 2 di Kalteng
2x7
Batal
Nama Pembangkit
PLTU di Sumbar
(Teluk Sirih)
PLTU di Lampung
(Tarahan Baru)
PLTU 1 di Kalbar
(Parit Baru)
PLTU di Kaltim
(Kariangau)
PLTU 1 di Kalteng
(Pulang Pisau)
PLTU di Kalsel
(Asam-Asam)
PLTU 2 di Sulut
(Amurang)
PLTU di Gorontalo
PLTU di Maluku Utara
(Tidore)
PLTU 2 di Papua
(Jayapura)
PLTU 1 di Papua
(Timika)
PLTU di Maluku
(Ambon)
dalam tahun 2010 ternyata mundur ke tahun 2011 sebesar 4.165 MW, yaitu
Suralaya Unit 8 (625 MW), Indramayu Unit 1-2-3 (3x330 MW), Lontar 1-2
(2x315 MW) dan Rembang unit 1-2 (2x315 MW).
Pada tahun 2012 dijadwalkan proyek-proyek sebanyak 1.365 MW berikut akan
beroperasi: Pacitan 1-2 (2x315MW), Paiton baru (660 MW), Lontar Unit 3 (315
MW), Pelabuhan Ratu 1-2 (2x350 MW), dan Tanjung Awar-awar 1 (350 MW).
Sedangkan pada tahun 2013 akan beroperasi PLTU Pelabuhan Ratu 3 (350
MW) dan Tanjung Awar-awar 2 (350 MW), dan selanjutnya pada 2014 akan
beroperasi PLTU Adipala (660 MW).
Proyek-proyek pembangkit PerPres 71 di Jawa Bali mengalami keterlambatan
rata-rata 1 tahun, sedangkan proyek-proyek di luar Jawa Bali akan mengalami
keterlambatan lebih dari itu. Keterlambatan tersebut terutama disebabkan oleh
financing yang terlambat dan permasalahan konstruksi.
Untuk Indonesia Barat dan Timur proyek pembangkit yang akan mulai
beroperasi 2011 adalah PLTU Tanjung Balai Karimun, PLTU Tarahan, PLTU
Bangka, PLTU Asam-Asam, PLTU 2 Sulut, dan PLTU Kendari, sedangkan
sebagian besar akan beroperasi tahun 2012-2013.
67
Di samping itu juga terdapat beberapa proyek yang berubah status dan jadwal
yaitu PLTGU Bangkanai (IPP) menjadi PLTG Bangkanai (PLN), beberapa
PLTU kecil menjadi PLTGB dan hampir semua PLTP terlambat.
Selain mengusulkan pembatalan beberapa proyek, PLN juga mengusulkan
tambahan beberapa proyek pembangkit EBT seperti PLTA dan PLTP yang baru
saja memperoleh penetapan WKP oleh Kementerian ESDM berikut transmisi
terkaitnya. Proyek PLTA yang diusulkan sebesar 516 MW antara lain PLTA
Rajamandala, PLTA Bonto Batu, PLTA Malea, PLTA Wampu, PLTA Semangka,
PLTA Hasang dan PLTA Peusangan-4. Sedangkan proyek PLTP yang
diusulkan sebesar 885 MW antara lain PLTP Gunung Endut, PLTP Gunung
Ciremai, PLTP Suoh Sekincau, PLTP Wai Ratai, PLTP Danau Ranau, PLTP
Simbolon Samosir, PLTP Sipoholon Ria-Ria, PLTP Bonjol dan PLTP Mataloko.
Usulan perubahan Peraturan Menteri ESDM Nomor 15 Tahun 2010 yang telah
disampaikan PLN diberikan pada Tabel 5.9 dengan komposisi PLTU batubara
3.025 MW, PLTP 4.870 MW, PLTG 280 MW, PLTGB 64 MW dan PLTA 1.753
MW dengan kapasitas total 9.992 MW untuk jangka waktu sampai dengan
tahun 2019.
Tabel 5. 9 Rekap Proyek Percepatan Pembangkit Tahap 2
Pemilik
Satuan
PLTA
PLTG
PLTGB
PLTP
PLTU
Jumlah
PLN
MW
1,269
280
64
340
1,804
3,757
IPP
MW
484
4,530
1,221
6,235
Jumlah
MW
1,753
280
64
4,870
3,025
9,992
Porsi pembangkit EBT (PLTP dan PLTA) dalam FTP2 sesuai Tabel 5.9 akan
menjadi 66%. Pengembangan panas bumi sebanyak itu selama 10 tahun ke
depan merupakan suatu rencana pengembangan yang relatif sangat besar
untuk PLTP dengan jumlah investasi yang sangat tinggi42. Pengembangan ini
merupakan bagian dari rencana yang lebih besar lagi dalam RUPTL 2011-2020
ini yang mencapai 6.247 MW hingga tahun 2020.
Program Percepatan Pembangkit Tahap 2 sebesar 9.992 MW tersebut terdiri
atas 3.757 MW sebagai proyek PLN dan 6.235 MW sebagai proyek IPP.
Namun demikian alokasi proyek Program Percepatan Pembangkit Tahap 2
42
Kebutuhan investasi sekitar US$ 9 milyar jika biaya pengembangan US$ 2.500/kW.
68
tersebut masih akan tergantung pada hasil kajian kemampuan keuangan PLN
dalam membuat pinjaman baru.
Nama Proyek
Kapasitas
Provinsi
Status
Keterangan
PLTU Jateng
2x1000 MW
Jateng
Sudah Tender
Sudah PPA
PLTU Jambi
2x400 MW
Jambi
Prioritas
PLTU Sumsel-9
2x600 MW
Sumsel
Potensial
Solicited
PLTU Sumsel-10
600 MW
Sumsel
Potensial
Solicited
PLTU Kaltim
2x100 MW
Kaltim
Potensial
Solicited
PLTU Sulut
2x55 MW
Sulut
Potensial
Solicited
PLTA Karama
450 MW
Sulbar
Prioritas
69
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
3,774
24
444
222
4
8
1
4,477
4,112
63
743
405
1
17
20
12
0
5,372
2,971
55
116
1,030
33
30
49
4,283
1,426
13
790
41
49
4
27
1
5
2
2,357
1,570
235
140
41
7
242
20
2,254
250
83
30
22
3
558
1,040
7
1,992
1,110
20
85
5
541
19
1
1,780
898
20
480
22
5
279
14
1,718
1,404
20
750
75
17
2
294
450
6
1
3,019
1,522
220
750
630
18
2
950
10
4,102
924
150
16
10
6
1,106
1,029
130
104
22
200
20
1,505
102
60
180
102
204
8
32
688
1,521
245
90
45
16
1,917
2,719
855
44
70
2
3,690
4,582
343
1
246
5,172
3,675
937
1
40
3
4,656
1,110
1,270
83
2,463
425
1,590
2,015
450
195
135
780
4,698
24
594
222
20
18
6
1
5,583
5,141
63
873
509
1
38
220
32
0
6,877
3,073
115
296
1,132
33
234
8
81
4,971
2,947
258
790
41
139
49
43
1
5
2
4,274
4,289
1,090
140
41
51
312
22
5,944
4,832
426
30
22
4
804
1,040
7
7,164
4,785
957
85
6
581
22
1
6,436
2,008
1,290
480
22
5
362
14
4,181
1,829
1,610
750
75
17
2
294
450
6
1
5,034
1,972
415
750
630
18
2
135
950
10
4,882
Total
19,036
752
2,803
3,887
194
123
1,945
2,440
164
1
6
3
31,353
16,537
5,495
460
206
378
837
79
23,992
35,573
6,247
3,263
4,093
194
501
2,782
2,440
243
1
6
3
55,345
Pada
Wilayah
Operasi
Sistem PLN di wilayah operasi Indonesia Barat dan Indonesia Timur terdiri dari
5 sistem interkoneksi, yaitu: (1) Sistem Sumatra, (2) Sistem Kalimantan Barat,
70
(3) Sistem Kalimatan Selatan-Tengah-Timur, (4) Sistem Sulawesi Utara dan (5)
Sistem Sulawesi Selatan.
Di luar sistem interkoneksi tersebut pada saat ini terdapat 4 sistem isolated
yang cukup besar dengan beban puncak di atas 50 MW, yaitu Bangka,
Lombok, Tanjung Pinang dan Palu, dan terdapat beberapa sistem isolated
dengan beban puncak di atas 10 MW, yaitu Jayapura, Sorong, Ambon, Ternate,
Kupang, Sumbawa, Bima, Luwuk, Gorontalo, Kendari, Kolaka, Bau-Bau,
Bontang, Sampit, Pangkalan Bun, Sintang, Ketapang, Belitung, Rengat,
Tanjung Balai Karimun, Sungai Penuh, Takengon, Meulaboh.
5.4.5.1
71
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Total
74
222
0
296
804
55
380
12
1,251
1,577
55
116
580
34
2,362
205
570
8
783
688
220
20
12
940
250
437
687
50
10
365
6
431
30
30
49
3
112
522
6
528
522
220
200
3
945
239
239
14
130
44
16
204
42
22
95
5
164
543
220
32
45
840
642
440
39
23
1,144
930
56
986
600
612
40
1,252
400
405
83
888
425
690
1,115
250
250
313
222
0
535
818
55
130
424
28
1,455
1,619
55
116
602
95
39
2,525
748
220
570
32
45
8
1,623
1,330
660
20
39
23
12
2,084
1,180
493
1,673
650
612
10
405
6
1,683
430
405
30
132
3
1,000
947
690
6
1,643
772
220
200
3
1,195
4,721
550
116
2,012
851
84
8,334
4,085
2,367
130
66
166
247
21
7,082
8,806
2,917
246
2,078
166
1,099
105
15,416
72
2011
2012
165
24
-
2013
2014
4
8
343
8
25
1
17
20
202
413
871
25
200
60
344
450
33
30
15
60
-
7
10
6
17
200
4
-
180
80
41
8
27
2015
2016
561
13
70
41
49
4
16
1
5
2
761
222
15
120
41
7
32
5
2017
2018
30
22
3
59
7
5
139
13
268
20
50
22
5
230
11
441
203
1
312
606
598
25
417
30
132
18
215
55
110
50
1
190
40
60
20
83
-
75
-
2019
2020
282
20
75
17
2
294
Total
30
18
2
7
1
691
57
45
200
30
1
117
16
679
2
454
341
3
274
160
48
481
396
45
347
190
24
11
18
6
1
250
543
8
85
1
34
220
4
0
895
404
180
530
33
71
8
42
1,267
1,159
38
70
41
89
4
32
1
5
2
1,440
639
45
120
41
12
32
7
895
132
101
30
22
4
249
7
544
275
75
75
6
139
16
1
586
378
70
50
22
5
230
11
766
282
65
75
17
2
294
1
736
200
30
30
18
2
117
7
404
2,245
202
925
194
123
785
74
1
6
3
4,556
1,957
253
180
140
112
525
58
3,225
4,202
455
180
1,065
194
235
1,309
132
1
6
3
7,781
5.4.5.2
Neraca Daya
Neraca daya kelima sistem interkoneksi dan sistem-sistem isolated dapat dilihat
pada Lampiran A dan Lampiran B.
5.4.5.3
73
Pada Tabel 5.14 diperlihatkan jumlah kapasitas dan jenis pembangkit yang
dibutuhkan dalam kurun waktu 2011-2020 di sistem Jawa-Bali.
Tabel 5.14 menunjukkan hal-hal sebagai berikut:
Tambahan kapasitas pembangkit selama 10 tahun ke depan (periode 20112020) untuk Jawa-Bali adalah 32,2 GW atau pertambahan kapasitas ratarata mencapai 3,2 GW per tahun, termasuk PLTM skala kecil tersebar
sebesar 118 MW dan PLTGB 6 MW.
Tahun
PLN
PLTU
PLTP
PLTGU
PLTG
PLTM
PLTA
PS
PLTGB
Total
IPP
PLTU
PLTP
PLTGU
PLTG
PLTM
PLTA
PS
PLTGB
Total
PLN+IPP
PLTU
PLTP
PLTGU
PLTG
PLTM
PLTA
PS
PLTGB
Total
74
2011
2012
2013
3,535
2,965
444
743
2014
1,050
2015
660
2016
660
150
3,708
660
815
1,050
2018
1,000
600
2019
62
1,040
37
2020
Total
600
1,000
750
750
400
450
950
400
210
3,979
2017
3
813
3
873
1,102
1,037
1,000
1,800
3,100
380
1,660
385
3,520
325
2,860
270
600
815
855
165
60
150
9
68
18
47
18
819
819
128
398
2,092
3,845
3,130
1,415
855
183
4,195
594
9
4,798
3,780
743
4
4,527
1,050
60
68
1,178
1,040
150
18
3
1,211
2,320
385
257
3
2,965
3,520
325
62
1,040
4,947
3,860
270
37
4,167
1,200
815
400
2,415
600
855
750
450
2,655
1,000
165
750
400
18
950
3,283
12,070
2,687
950
309
2,440
6
18,462
10,495
2,875
150
100
65
13,685
22,565
2,875
2,837
950
100
374
2,440
6
32,147
75
PROYEK
Kebutuhan
Pertumbuhan
Produksi
Faktor Beban
Beban Puncak Bruto
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
GWh
%
GWh
%
MW
125,217
10.4
142,065
78.5
20,672
135,769
8.4
153,721
78.8
22,283
146,787
8.1
165,697
79.1
23,928
158,531
8.0
178,774
79.6
25,635
171,089
7.9
192,747
79.7
27,625
184,550
7.9
207,770
79.7
29,763
197,407
7.0
222,106
79.7
31,801
211,134
7.0
237,404
79.8
33,974
225,848
7.0
253,822
79.8
36,305
241,240
6.8
270,994
79.9
38,742
MW
MW
21,407
17,482
-589
3,925
21,007
17,082
-400
3,925
20,531
16,606
-476
3,925
20,531
16,606
0
3,925
20,531
16,606
0
3,925
20,531
16,606
0
3,925
20,531
16,606
0
3,925
20,531
16,606
0
3,925
20,531
16,606
0
3,925
20,531
16,606
0
3,925
KAPASITAS
Kapasitas Terpasang
PLN
Retired/Mothballed
IPP
PROYEK-PROYEK
PLN
On-going dan Committed Project
Muara Karang Rep Blok 2
Muara Tawar Blok 5
Priok Extension (Blok 3)
Suralaya #8
Labuan
Teluk Naga/Lontar
Pelabuhan Ratu
Indramayu
Rembang
Pacitan
Paiton Baru
Tj. Awar-awar
Cilacap Baru / Adipala
Tanjung Jati B #3-4
Sub Total On-going & Committed
Rencana
PLTGU Tuban/Cepu
Indramayu #4 (FTP2) & #5
Lontar Exp #4
PLTU Bekasi
PLTG Peaker Semarang
PLTG LNG
Karangkates #4-5
Kesamben (Jatim)
Kalikonto-2 (Jatim)
Jatigede (Jabar)
Upper Cisokan PS
Matenggeng PS
Grindulu PS
Sub Total Rencana
Total PLN
IPP
On-going dan Committed Project
Cikarang Listrindo
Cirebon
Paiton #3
Celukan Bawang
Sub Total On-going & Committed
Rencana
Banten
Madura (2x200 MW) FTP2
Sumsel-8 MT
Sumsel-9 MT (PPP)
Sumsel-10 MT (PPP)
*)
PLTU Jawa Tengah (PPP)
PLTU Jawa-1
PLTU Jawa-2
PLTU Jawa-3
PLTP FTP2
PLTP Non FTP2
Rajamandala (FTP2)
Sub Total Rencana
Total IPP
Total Tambahan
TOTAL KAPASITAS SISTEM
RESERVE MARGIN
MW
PLTGU
PLTGU
PLTGU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
210
234
743
625
315
630
700
350
990
630
630
660
700
660
660
3,664
660
4,023
1,050
PLTGU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTG
PLTG
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
750
1,000
MW
%
750
1,000
600
600
150
400
400
100
37
62
110
1,040
450
4,023
1,050
150
810
870
870
380
380
1,102
1,102
1,037
1,037
1,000
1,000
1,800
1,800
450
500
3,100
3,100
150
660
815
810
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTP
PLTP
PLTA
660
3,664
PLTGU
PLTU
PLTU
PLTU
660
815
660
400
1,200
1,200
600
1,000
1,000
660
600
660
325
-
660
160
110
595
220
440
415
165
380
1,190
375
10
47
2,092
2,092
2,962
3,845
3,845
4,947
3,130
3,130
4,167
1,415
1,415
2,415
855
855
2,655
165
165
3,265
32,163
33,353
36,315
41,262
45,429
47,844
50,499
53,764
34
30
31
39
43
41
39
39
60
-
810
4,474
815
4,838
60
60
1,110
27,091
31,529
31
41
Catatan:
- Tanda panah mengindikasikan pergeseran jadwal operasi dari rencana semula (RUPTL 2010-2019) ke jadwal
baru (RUPTL 2011-2020).
76
77
5.4.6.3
Proyek-proyek Strategis
Beberapa proyek strategis pada sistem Jawa-Bali ini adalah sebagai berikut:
-
PLTU IPP Jawa Tengah (2x1.000 MW). Proyek ini sangat strategis
karena dibutuhkan sistem pada tahun 2016 dan 2017, serta merupakan
proyek kelistrikan pertama yang menggunakan skema Kerjasama
Pemerintah dan Swasta (KPS) dengan PerPres No. 67/2005 jo PerPres
No. 13/2010.
PLTA Pompa Upper Cisokan (1.040 MW). Proyek ini sangat strategis
karena dapat meminimalkan biaya operasi sistem serta memberikan
banyak benefit dalam operasi sistem tenaga listrik, antara lain berfungsi
sebagai pembangkit beban puncak, pengatur frekuensi, sebagai spinning
reserve (cadangan putar), memperbaiki faktor utilitas pembangkit beban
dasar dan memperbaiki load factor sistem.
5.4.6.4
Apabila dilihat reserve margin per region yang sangat berbeda antara Jawa
Bagian Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur & Bali sebagaimana ditunjukkan
pada Tabel 5.16, maka pengembangan proyek pembangkit baru sebaiknya
berlokasi di Jawa Bagian Barat agar dapat diperoleh regional balance.
78
Jawa Bagian
Barat
Jawa Tengah
12.129
3.675
7.102
300
Total (MW)
12.429
3.675
7.102
11.611
2.890
4.318
7,0
27.1
64.5
Reserve (%)
Lokasi pembangkit yang diinginkan adalah di Jawa bagian barat sebelah timur
(seputar Bekasi, Karawang, Indramayu, Cirebon) atau Jawa Tengah sebelah
barat (seputar Tegal, Pemalang, Pekalongan, Batang).
Pada saat ini region Jawa Timur mempunyai kelebihan pasokan dan belum
mengalami kendala penyaluran listrik ke arah barat karena adanya transmisi
500 kV jalur selatan. Namun apabila penentuan lokasi pembangkit baru tidak
mempertimbangkan regional balance, maka pada masa yang akan datang
diperkirakan akan muncul kendala penyaluran. Penerapan regional balance
dalam menentukan lokasi pembangkit dapat menghindari keperluan untuk
membangun transmisi 500 kV pada jalur baru dari timur ke arah barat pulau
Jawa.
Lokasi PLTU batubara skala besar di pantai selatan pulau Jawa belum
merupakan pilihan prioritas, karena pertimbangan kesulitan transportasi
batubara pada musim-musim gelombang tinggi, diperlukan konstruksi
breakwater yang relatif mahal, risiko tsunami dan gempa bumi yang lebih tinggi.
Neraca daya dan rincian pengembangan pembangkitan di sistem Jawa Bali
dapat dilihat pada Lampiran C1.2.
79
Kapasitas
(MW)
Tahun
Operasi
Proyek On Going
PLTA
Poso Energy
PLTM
Goal
PLTM
Kokok Putih
PLTM
Wawopada
PLTU
PLTU
Ketapang
PLTU
Banjarsari
PLTU
PLTU
Pangkalan Bun
3 x 65
2 x 1
1 x 4
1 x 4
2 x 114
2 x 7
2 x 114
2 x 113
2 x 6
Nama Pembangkit
PLTM
2012
PLTM
Hek
2012
PLTM
Praikalala I
2012
PLTM
Umbuwangu I
2013
PLTM
Wae Roa
2011
PLTM
Lewa
2012
PLTM
Lokomboro III
2014
PLTM
Praikalala II
2015
PLTM
Kukusan
2011
PLTM
Segara Anak
2013
PLTM
Umbuwangu II
2013
PLTM
Waekelosawa
Molotabu
2 x 6
2 x 100
2 x 10
2013
PLTM
Maidang
Tanah Grogot
2 x 6
2013
PLTM
Bambalo III
PLTM
Biak I
PLTU
Gorontalo Energi
PLTU
PLTU
PLTU
Proyek Rencana
PLTA
Wampu
2014
2015
PLTM
Biak II
45
23
PLTA
PLTA
PLTM
Biak III
Semangka
56
2016
PLTM
Ibu
PLTA
Hasang
40
2017
PLTM
Kotaraya
PLTA
Peusangan-4
83
2018
PLTM
Mampueno/Sakita
2 x 8
2 x 50
2 x 45
2015
PLTM
Pakasalo
2016
PLTM
Rea
2016
PLTM
2013
PLTM
Wolodaesa
2012-2013
PLTM
Ngaoli
2012
PLTM
Wai Nibe
2013
PLTM
Batubota
2012
PLTM
Bintang Bano
2012
PLTM
Bunta
2013
PLTM
Lambangan
2011-2017
PLTM
Mala-2
PLTA
Sawangan
PLTA
PLTA
Malea #1,2
PLTB
Waingapu
PLTG
Aceh
PLTG
PLTG
Senipah
1 x 1
3 x 22
1 x 60
2 x 40
2 x 4
2 x 4
1 x 5
1 x 6
1 x 3
2012
PLTM
Rhee
2 x 4
2 x 4
2012-2013
PLTM
Walesi Blok II
2013
PLTM
Sita - Borong
2 x 4
2 x 4
2014
PLTP
1 x 90
1 x 30
1 x 120
PLTGU Duri
80
2014-2017
PLTP
Sarulla I (FTP2)
2012
PLTP
2012
PLTP
2013
PLTP
Kapasitas
(MW)
154
1 x 3
1 x 1
1 x 1
1 x 0
2 x 1
Tahun
Operasi
2013-2015
2011
2011
2011
2011
2011-2012
2 x 1
3 x 1
2011-2013
1 x 0
1 x 6
2012
1 x 1
2 x 0
3 x 1
2011-2012
2012
2012
2012-2013
2012-2014
1 x 2
1 x 2
2013
1 x 1
1 x 1
2013
1 x 1
1 x 1
1 x 2
2 x 1
1 x 6
1 x 2
1 x 1
1 x 2
4 x 1
1 x 3
2 x 4
2 x 1
2 x 2
1 x 6
1 x 4
5 x 1
2 x 1
4 x 55
3 x 110
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013-2017
2013-2017
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014-2015
2014-2015
2014-2015
2015
2 x 55
1 x 7
2 x 110
2017
2017
Nama Pembangkit
PLTP
Rajabasa (FTP2)
PLTP
Sarulla II (FTP2)
PLTP
Seulawah (FTP2)
PLTP
PLTP
PLTP
Suoh Sekincau
PLTP
G. Talang
PLTP
Bonjol
PLTP
Danau Ranau
PLTP
Jaboi (FTP2)
PLTP
Simbolon Samosir
PLTP
Sipoholon Ria-ria
PLTP
Wai Ratai
PLTP
Jailolo (Ekspansi)
PLTP
Tamboli #1,2
PLTP
Lahendong V (FTP-2)
PLTP
Sokoria (FTP2)
PLTP
Ulumbu
PLTP
Oka Larantuka
PLTP
Lahendong VI (FTP-2)
PLTP
Atadei (FTP2)
PLTP
Jailolo (FTP2)
PLTP
Sokoria
PLTP
Hu'u (FTP2)
PLTP
Lainea #1,2
PLTP
PLTP
Hu'u (Ekspansi)
PLTS
Waingapu
PLTU
Sarolangun
PLTU
IPP Kemitraan
PLTU
Muko Muko
PLTU
Nias
PLTU
Nias (FTP2)
Kapasitas
(MW)
2 x 110
Tahun
Operasi
2017
PLTU
Lombok
1 x 110
1 x 55
2017
PLTU
Maruni / Andai
2017
PLTU
Nabire-Kalibobo
240
Kapasitas
(MW)
2 x 25
Nama Pembangkit
2018
PLTU
Nunukan (FTP2)
2018-2019
PLTU
Kalsel - 1 (FTP2)
2018-2019
PLTU
Kaltim - 2 (FTP2)
1 x 20
165
2019
PLTU
Makbusun / Sorong
2019
PLTU
Merauke-Gudang Arang
110
2019
PLTU
Sulut I - Kema
2 x 5
110
2019
PLTU
2019
PLTU
2019
PLTU
2019
PLTU
Luwuk (FTP2)
2020
PLTU
Merauke-Ekspansi
2013
PLTU
Embalut (Ekspansi)
1 x 5
2 x 5
1 x 20
1 x 5
1 x 5
2014
PLTU
Kaltim (PPP)
2015
PLTU
Sulut (PPP)
2015
PLTU
Kalteng - 1
2 x 3
1 x 20
2015-2016
PLTU
Toboali
2015-2017
PLTU
Pontianak - 3
1 x 5
2 x 5
3 x 5
1 x 20
2 x 10
1 x 5
2016
PLTU
2016-2017
PLTU
Tembilahan
2016-2020
PLTU
Bangka (FTP2)
2017
PLTU
Sumsel - 5
2017
PLTU
Sumsel - 7
Riau Mulut Tambang
Sumsel - 6, Mulut Tambang
2012
PLTU
Jambi (KPS)
2 x 6
2 x 7
2011
PLTU
Pontianak - 2
2013
PLTU
Bau-Bau #1,2
2013
PLTU
Melak (FTP2)
PLTU
Biak (FTP2)
Jayapura-Skouw
2014
PLTU
Kaltim (MT)
2014
PLTU
2 x 114
2 x 15
2014
PLTU
TB. Karimun
2 x 7
2014
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
2 x 25
2 x 10
2014-2015
2014-2015
2 x 25
2 x 100
2015
2014-2015
2015
2 x 10
1 x 7
2015-2016
1 x 50
2 x 100
2017
2016
2017-2018
2017-2018
2020
2014
2015
2015
2015
2015-2016
2 x 150
2 x 150
2 x 300
PLTU
PLTU
2014-2015
2 x 15
2 x 7
2 x 30
PLTU
2013
2014-2015
2 x 7
2 x 25
2017
2014
2014
2014-2015
2 x 15
2 x 7
2 x 55
2 x 100
2018-2019
2 x 7
2 x 7
2014
2014
2 x 7
2 x 100
2 x 100
2 x 20
1 x 1
2 x 4
1 x 7
2014
2 x 7
2 x 7
2 x 110
2 x 55
1 x 55
1 x 55
Tahun
Operasi
2 x 300
2 x 400
2015-2016
2015-2016
2016-2017
2016-2017
2018-2019
2 x 25
2 x 7
2019-2020
2 x 7
2 x 7
2013-2014
2 x 15
2 x 28
2014
2013
2014
2014
2 x 25
2 x 10
2014
2014
Kapasitas
(MW)
Tahun
Operasi
Proyek On Going
Nama Pembangkit
Kapasitas
(MW)
Tahun
Operasi
2 x 30
2015-2016
1 x 150
2011
PLTP Patuha
1 x 60
2 x 60
2013
2015
PLTU Cirebon
1 x 660
2011
PLTP Bedugul
1 x 10
2015
1 x 130 +
2 x 125
2014
PLTP Kamojang
1 x 30
1 x 60
2015
2016
1 x 815
2012
1 x 55
2019
1 x 110
1 x 110
2015
2017
81
Kapasitas
Tahun
(MW)
Operasi
Kapasitas
Tahun
(MW)
Operasi
PLTU Madura
2 x 200
2015
PLTP Gn Lawu
2 x 55
2019-2020
PLTU Jawa-1
1 x 660
2015
1 x 30
2 x 55
2015
2016
PLTU Jawa-2
1 x 600
2015
PLTP Guci
1 x 55
2018
1 x 55
2019
PLTU Jawa-3
2 x 660
2016-2017
PLTP Ijen
2 x 55
2019
2 x 1000
2016-2017
PLTP Wilis/Ngebel
2 x 55
2018
1 x 55
2019
PLTU Banten
1 x 660
2016
PLTP Gn Ceremai
2 x 55
2019-2020
5 x 600
2016-2018
PLTP Gn Endut
1 x 55
2019
1 x 47
2014
1 x 110
2018
PLTP Baturaden
2 x 110
2018-2019
2 x 55
2019-2020
Nama Pembangkit
43
PLTA Rajamandala
PLTP Cibuni
PLTP Dieng
10
2016
1 x 55
2015
1 x 60
2 x 55
2016
2018-2019
1 x 55
2018
PLTP Ungaran
1 x 30
2 x 55
2019
2019-2020
1 x 110
2018
2 x 55
2018
Nama Pembangkit
1 x 55
2016
2 x 110
2017-2018
PLTP Tampomas
1 x 45
2018
PLTP Cisolok-Sukarame
1 x 50
2 x 55
2017
2018-2019
43
PLTU Sumatra mulut tambang diperhitungkan sebagai IPP di sistem Jawa Bali karena
sebagian besar produksinya akan ditransfer ke Jawa dengan menggunakan transmisi HVDC.
82
BBM
GAS
Batubara
juta kl
bcf
juta ton
1999
4,70
237
11,41
2000
5,02
229
13,14
2001
5,40
222
14,03
2002
7,00
193
14,06
2003
7,61
184
15,26
2004
8,51
176
15,41
2005
9,91
143
16,90
2006
9,98
158
19,09
2007
10,69
171
21,47
2008
11,32
182
21,00
2009
9,41
266
21,92
2010
9,32
283
23,96
Sumber inefisiensi PLN yang utama beberapa tahun terakhir ini adalah fuel-mix
yang terjebak pada pemakaian minyak yang terlalu banyak44, namun produksi
listrik tetap harus dilakukan agar kebutuhan tenaga listrik termasuk
pertumbuhannya dapat dipenuhi oleh PLN. Dalam tahun 2008 komposisi
produksi kWh berdasarkan bahan bakar adalah BBM 36%, batubara 35%, gas
alam 17%, panas bumi 3% dan tenaga air 9%. Dalam RUPTL ini komposisi fuel
mix tersebut akan diperbaiki dengan target yang diperlihatkan pada pada Tabel
5.20.
Tabel 5. 20 Sasaran Komposisi Produksi Listrik Tahun 2020 Berdasarkan Jenis Bahan
Bakar (%)
Tahun
BBM
Batubara
Gas
Tenaga air
Panas Bumi
2011
21,6
50,2
17,3
6,0
4,9
2020
0,8
64,2
16,8
5,8
12,4
Untuk mewujudkan sasaran fuel mix pada Tabel 5.19, RUPTL 2011-2020
merencanakan proyek pembangkit seperti dijelaskan pada Bab 5. Target fuel
mix tersebut juga akan dicapai dengan pembelian tenaga listrik dari pembangkit
44
Dan harga minyak melonjak sangat tinggi pada tahun 2008 dan kemudian menurun namun
masih tetap tinggi sampai sekarang.
83
listrik swasta (IPP) yang mengembangkan PLTU batubara, panas bumi dan
PLTGU gas. Pembangkit yang akan dibangun antara lain adalah proyek
percepatan 10.000 MW yang akan menurunkan konsumsi BBM secara
signifikan dan karenanya akan menurunkan biaya produksi tenaga listrik.
Disamping itu konversi pemakaian BBM ke gas maupun penambahan kapasitas
pembangkit berbahan bakar gas membuat PLN terus mengupayakan tambahan
kontrak-kontrak gas alam yang baru walaupun langkah ini menemui beberapa
kendala. Pengembangan pembangkit panas bumi juga akan lebih banyak
dikembangkan di Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Utara.
Pembangunan dan sewa PLTD berbahan bakar BBM sangat dibatasi hanya
untuk mengatasi krisis penyediaan tenaga listrik jangka pendek, dan akan
diganti dengan PLTU batubara skala kecil, kecuali pada sistem kelistrikan yang
terlalu kecil dan terpencil. Opsi LNG juga akan dikembangkan untuk PLTGU
yang berada di Belawan, Jakarta dan Grati.
Berdasarkan prakiraan demand seperti dijelaskan pada butir 4.3 dan
konfigurasi pembangkit pada butir 4.4, selanjutnya dilakukan simulasi produksi
energi seluruh sistem pembangkitan PLN dan IPP, dan hasilnya diperlihatkan
pada Tabel 5.21 dan Gambar 5.3.
FUEL TYPE
2011
2012
HSD
29,846
17,346
8,658
4,331
2,549
2,465
2,316
2,261
2,428
MFO
10,037
4,807
2,385
556
44
56
51
65
85
65
Gas
32,017
42,691
46,158
46,002
43,441
43,118
35,657
25,992
28,331
30,879
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2,635
LNG
7,578
6,113
10,970
14,817
15,068
20,874
29,394
30,088
31,541
Batubara
93,049
110,043
134,578
151,524
163,311
178,749
193,084
207,868
221,392
238,432
Hydro
11,149
11,204
12,363
12,791
13,841
16,292
17,704
19,349
20,429
21,429
2
63
9,033
185,197
4
63
8,650
202,387
4
63
9,828
220,150
5
63
709
11,939
238,891
6
63
721
19,814
258,606
6
63
733
23,078
279,628
6
63
737
29,405
299,897
6
63
738
36,302
322,038
7
63
314
42,828
345,964
7
63
317
46,005
371,374
6
7
8
9
10
Surya/Hybrid
Biomass
Impor
Geothermal
TOTA L
2013
Pada Tabel 5.21 dapat dilihat bahwa pembangkit batubara akan menjadi tulang
punggung sistem pembangkitan Indonesia pada kurun waktu sepuluh tahun
mendatang, disusul oleh gas alam dan kemudian pembangkit energi
terbarukan, sementara pembangkit berbahan bakar minyak direncanakan
semakin jauh berkurang. Hal ini mencerminkan usaha PLN untuk mengurangi
konsumsi BBM.
84
Pada tahun 2011 konsumsi BBM masih sebesar 21%, dan direncanakan
menurun menjadi 5% pada 2013 dan <1% pada 2020. Sementara itu kontribusi
batubara akan meningkat dari 50% pada tahun 2011 menjadi 64% pada tahun
2020. Sedangkan porsi gas alam yang pada tahun 2011 adalah 17%, akan
menurun menjadi 8% pada tahun 2020, sedangkan LNG mulai tahun 2012
sebesar 4% dan meningkat menjadi 9% pada 2020%.
400,000
350,000
300,000
GWh
250,000
200,000
150,000
100,000
50,000
2011
Impor
2012
Biomass
2013
Surya/Hybrid
2014
HSD
2015
MFO
2016
LNG
Gas
2017
Batubara
2018
2019
Geothermal
2020
Hydro
Hal lain yang dapat dilihat adalah adanya peningkatan tenaga panas bumi
dalam penyediaan listrik yang semakin besar secara signifikan, dimana
kontribusinya sebesar 5% pada 2011 dan akan meningkat menjadi 12% pada
2020.
Untuk memproduksi energi listrik pada Tabel 5.21 diperlukan bahan bakar
dengan volume yang diperlihatkan pada Tabel 5.22.
Tabel 5. 22 Kebutuhan Bahan Bakar Indonesia
No.
FUEL TYPE
2011
2012
2013
2014
HSD ( x 10^3 kl )
7,464.3
4,610.8
2,274.6
1,131.8
633.5
595.2
545.7
550.8
589.3
MFO ( x 10^3 kl )
1,604.7
1,190.3
577.3
159.7
34.1
37.3
35.9
39.5
44.8
39.8
Gas (bcf)
329.8
337.8
358.4
365.3
344.3
341.4
277.1
197.7
211.1
227.2
LNG (bcf)
5
6
41,794.7
49
2015
2016
2017
2018
2019
2020
633.0
59.6
47.9
90.8
120.4
122.1
170.7
240.7
248.2
263.7
59,254.3
49
73,788.3
49
82,954.0
49
88,754.9
49
96,002.2
49
101,442.6
49
109,263.6
49
116,691.0
49
125,737.7
49
85
FUEL TYPE
HSD
MFO
Gas
LNG
Batubara
Hydro
Surya/Hybrid
Geothermal
TOTA L
2011
13,218
4,615
25,085
84,107
6,509
2012
4,856
16
33,292
7,422
94,724
5,271
2013
1,981
35,092
5,418
109,365
5,273
2014
1,823
34,028
5,926
122,695
5,273
2015
216
31,582
9,746
133,097
6,128
2016
232
31,742
9,904
144,080
7,400
2017
114
25,143
15,655
157,303
7,416
2018
120
16,684
24,117
166,606
7,322
2019
139
19,470
24,522
173,466
7,722
2020
140
22,188
25,163
184,786
8,549
8,532
142,065
8,140
153,721
8,568
165,697
9,029
178,774
11,978
192,747
14,412
207,770
16,474
222,106
22,554
237,404
28,504
253,822
30,169
270,995
300,000
250,000
GWh
200,000
150,000
100,000
50,000
2011
HSD
2012
MFO
2013
2014
LNG
2015
Gas
2016
Batubara
2017
Geothermal
2018
2019
2020
Hydro
86
Pada Tabel 5.23 terlihat bahwa batubara mendominasi energi primer lainnya,
yaitu 68% dari seluruh produksi pada tahun 2020. Panas bumi mengalami
peningkatan secara signifikan dari 8.532 GWh pada tahun 2011 menjadi 30.169
GWh pada tahun 2020, atau meningkat hampir 4 kali lipat. Sedangkan pangsa
tenaga air relatif tidak berubah karena potensi tenaga air di sistem Jawa Bali
sudah sulit untuk dikembangkan. Produksi listrik dari gas alam (termasuk LNG)
mengalami peningkatan sejak tahun 2011 menjadi hampir 2 kali lipat pada
tahun 2020. Namun demikian porsi gas alam menurun dari 18% pada 2011
menjadi hanya 8% pada 2020, sedangkan LNG meningkat dari 5% pada 2012
menjadi 9% pada 2020). Hal ini terjadi karena pasokan gas pipa untuk
pembangkit semakin menurun sehingga LNG menjadi alternatif untuk
memenuhi kebutuhan pembangkit walaupun harganya mencapai lebih dari 2
kali lipat dari gas pipa.
Proyeksi kebutuhan bahan bakar untuk pembangkit milik PLN dan IPP dapat
dilihat pada Tabel 5.24. Volume kebutuhan batubara terus meningkat sampai
tahun 2020. Hal ini merupakan konsekuensi dari rencana pengembangan
pembangkit yang mengandalkan PLTU batubara sebagai pemikul beban dasar.
FUEL TYPE
HSD ( x 10^3 kl )
MFO ( x 10^3 kl )
Gas (bcf)
LNG (bcf)
Batubara (10^3 ton)
Biomass (10^3 ton)
2011
3,055.4
307.1
263.8
36,224.5
2012
1,376.7
3.8
247.4
59.6
49,410.2
2013
561.5
262.2
44.5
57,494.3
2014
516.8
260.1
49.6
64,563.8
2015
61.3
240.6
80.2
69,896.8
2016
65.8
241.8
81.5
74,827.0
2017
32.3
187.3
129.1
79,701.8
2018
34.0
123.0
199.4
84,161.2
2019
39.4
141.1
204.1
87,712.1
2020
39.8
159.1
212.1
93,595.0
87
FUEL TYPE
HSD
MFO
Gas
LNG
Batubara
Hydro
Surya/Hybrid
Biomass
Impor
Geothermal
TOTA L
2011
10,713
2,499
5,114
6,533
3,407
2012
7,458
2,441
7,415
10,531
3,717
2013
3,713
1,148
7,389
17,394
4,745
2014
940
177
7,932
4,324
17,346
5,049
2015
913
3
7,788
4,232
16,854
5,107
2016
834
16
7,502
4,273
20,350
5,569
2017
822
21
6,586
4,317
20,033
6,459
2018
898
35
5,293
4,269
24,096
7,368
2019
982
55
4,820
4,476
29,095
7,362
2020
996
35
4,575
5,030
32,493
7,377
63
63
28,392
63
64
31,689
63
801
35,254
63
709
2,281
38,821
63
721
6,765
42,445
63
733
6,865
46,205
63
737
10,773
49,811
63
738
11,353
54,112
63
314
11,691
58,859
63
317
13,200
64,087
2014
2015
2018
2019
70,000
60,000
50,000
GWh
40,000
30,000
20,000
10,000
2011
2012
Impor
2013
Biomass
HSD
MFO
LNG
2016
Gas
2017
Batubara
Geothermal
2020
Hydro
Kebutuhan bahan bakar di Luar Jawa dari tahun 2011 sampai dengan tahun
2020 diberikan pada Table 5.26.
FUEL TYPE
2011
2012
HSD ( x 10^3 kl )
2,869.6
1,923.5
924.7
258.9
248.8
227.6
225.2
247.6
273.1
MFO ( x 10^3 kl )
685.0
665.4
304.3
46.3
0.8
4.0
5.2
8.8
14.1
9.1
Gas (bcf)
52.7
77.1
76.8
84.1
82.5
78.4
67.9
51.5
46.6
43.8
LNG (bcf)
5
6
4,225.1
49.1
6,854.6
49.1
2013
11,333.0
49.1
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
274.9
37.9
37.1
37.5
37.8
37.4
39.4
44.8
11,226.7
49.1
10,819.7
49.1
12,876.8
49.1
12,635.2
49.1
15,307.6
49.1
18,144.8
49.1
19,977.4
49.1
Kebutuhan gas alam tersebut pada Tabel 5.26 yang terus menurun
sesungguhnya masih jauh di bawah kebutuhan, hal ini disebabkan oleh adanya
keterbatasan pasokan gas ke pembangkit PLN. Sebagai contoh, pasokan gas
88
untuk PLTGU Belawan terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun karena
depletion. Idealnya gas harus terjamin sepanjang umur ekonomis pusat
pembangkit.
Kebutuhan akan batubara terus meningkat selaras dengan proyeksi kebutuhan
tenaga listrik dan merupakan bahan bakar yang dominan dalam produksi listrik.
Kebutuhan batubara pada tahun 2011 sekitar 4,2 juta ton akan meningkat tajam
menjadi 20 juta ton pada tahun 2020, atau sekitar 5 kali lipat untuk 10 tahun
mendatang.
FUEL TYPE
HSD
MFO
Gas
LNG
Batubara
Hydro
Surya/Hybrid
Geothermal
TOTA L
2011
5,916
2,923
1,818
2,409
1,234
2
438
14,740
2012
5,033
2,351
1,984
156
4,788
2,216
4
446
16,977
2013
2,964
1,236
3,676
694
7,820
2,345
4
458
19,199
2014
1,569
378
4,042
721
11,483
2,469
5
629
21,295
2015
1,421
41
4,071
839
13,360
2,606
6
1,071
23,414
2016
1,399
41
3,874
891
14,319
3,323
6
1,801
25,653
2017
1,380
30
3,928
902
15,748
3,829
6
2,158
27,980
2018
1,242
30
4,016
1,007
17,166
4,659
6
2,395
30,522
2019
1,307
30
4,041
1,090
18,831
5,345
7
2,633
33,283
2020
1,498
30
4,116
1,349
21,153
5,503
7
2,636
36,292
89
40,000
35,000
30,000
GWh
25,000
20,000
15,000
10,000
5,000
2011
2012
Surya/Hybrid
2013
2014
2015
HSD
MFO
LNG
2016
Gas
2017
2018
Batubara
2019
Geothermal
2020
Hydro
Kebutuhan bahan bakar dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2020 diberikan
pada Table 5.28
FUEL TYPE
2011
2012
HSD ( x 10^3 kl )
1,539.2
1,310.6
788.5
356.2
323.5
301.8
288.1
269.2
276.7
318.3
MFO ( x 10^3 kl )
612.7
521.0
273.0
113.5
33.3
33.3
30.7
30.7
30.7
30.7
Gas (bcf)
13.2
13.2
19.3
21.1
21.1
21.3
22.0
23.2
23.5
24.4
LNG (bcf)
3.4
3.2
3.1
3.2
3.8
3.9
4.6
6.8
5
6
4,961.0
7,163.5
8,038.3
8,298.4
9,105.6
9,794.8
10,834.0
12,165.3
1,345.1
2,989.5
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
90
Crude Oil
US$/barel
95
Coal
US$/ton
80
Gas
US$/mmbtu
6
LNG
US$/mmbtu
10
Case 1
130
80
10
Case 2
95
80
10
Case 3
95
100
10
Case 4
95
80
10
45
Base case adalah case yang diadopsi dalam RUPTL 2011 2020 ini.
91
Case Study
Batubara
Case 1
Case 2
Case 3
Case 4
USD/barrel
95
130
95
95
95
USD/ton
80
80
50
100
80
Gas
USD/mmbtu
LNG
USD/mmbtu
10
10
10
10
10
58.063
58.090
55.542
65.338
59.550
100
100
96
113
103
Objective Function
Juta USD
%
Base
Case
Satuan
Penambahan Kapasitas
PLTU
MW
24.800
24.800
28.800
16.800
29.800
PLTGU
MW
6.750
6.750
3.000
15.000
3.000
PLTG
MW
1.800
1.800
1.600
1.600
600
MW
33.350
33.350
33.400
33.400
33.400
Jumlah
92
46
IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change), 2006 IPCC Guidelines for National
Greenhouse Gas Inventories.
RUPTL 2011- 2020
93
Gambar 5.8 menunjukkan jumlah emisi CO2 yang akan dihasilkan oleh skenario
baseline untuk sistem Jawa Bali.
MW
milliontCO2
250.0
70,000
225.0
60,000
200.0
50,000
175.0
150.0
40,000
125.0
30,000
100.0
75.0
20,000
50.0
10,000
25.0
2010
COAL
2012
OIL
GAS
2014
GEOTHERMAL
2016
2018
HYDRO
2020
NUCLEAR
EMISI
Gambar 5. 8 Proyeksi Komposisi Pembangkit dan Jumlah Emisi CO2 Sistem Jawa Bali
Skenario Baseline
94
Tabel 5. 31 Bauran Energi Sistem Jawa Bali Pada Skenario Baseline (GWh)
Unit
2010
2016
2020
Coal
GWh
Oil
Portion
(%)
84,728
151,929
235,452
72.8
GWh
206
20
0.1
Gas
GWh
30,087
59,029
67,023
20.8
Geothermal
GWh
6,641
8,110
8,110
2.5
Hydro
GWh
7,813
8,893
12,262
3.8
Nuclear
GWh
Total
Production
GWh
129,475
227,965
322,867
100
Objective
Function
Mill.
USD
14,616
46,430
62,575
JutatCO2
220.0
200.0
180.0
160.0
140.0
120.0
100.0
80.0
60.0
40.0
20.0
2009
2010
2011
2012
Batubara
2013
Gas
2014
LNG
2015
HSD
2016
2017
2018
2019
MFO
Gambar 5. 9 Emisi CO2 per Jenis Bahan Bakar Pada Sistem Jawa Bali Skenario Baseline
5.7.1.2
Sistem Sumatera
Gambar 5.10 menunjukkan jumlah emisi CO2 yang akan dihasilkan dalam
skenario baseline untuk sistem Sumatera.
Pengembangan pembangkit dengan skenario baseline untuk sistem Sumatera
akan menghasilkan penambahan PLTU batubara konvensional sebesar
2.000 MW, PLTGU gas alam sebesar 800 MW, PLTGU LNG 400 MW dan
IGCC (Integrated Gasification Combined Cycle) sebesar 400 MW pada tahun
RUPTL 2011- 2020
95
2020. PLTP tidak kompetitif secara ekonomis, sehingga dalam baseline ini
hanya tercantum proyek-proyek PLTP yang telah committed. Emisi CO2 yang
dihasilkan pada tahun 2020 diperkirakan mencapai 28,8 juta ton CO2.
Tabel 5.32 menunjukkan komposisi bauran energi pada tahun 2010, 2016 dan
tahun 2020.
Capacity of
Facilities, MWe
Million tCO2
12,000
35.0
30.0
10,000
25.0
8,000
20.0
6,000
15.0
4,000
10.0
2,000
5.0
0.0
2010
2012
2014
2016
2018
2020
COAL
GAS
LNG
MFO
HSD
GEO
IGPP
HYD
PUMP
Emission
Produksi listrik tahun 2020 berdasarkan energi primer dalam skenario baseline
sistem Sumatera adalah 60,2% untuk batubara, 13,6% untuk tenaga air, 10,1%
untuk panas bumi, 9,8% untuk gas, 6,0% untuk gasifikasi batubara dan hanya
0,2% untuk bahan bakar minyak.
Tabel 5. 32 Bauran Energi Sistem Sumatera Pada Skenario Baseline (GWh)
Unit
2010
2016
2020
Portion(%)
Coal
GWh
5.731
19.026
27.207
60,2
Oil
GWh
3.642
15
103
0,2
Gas
GWh
5.382
3.729
4.437
9,8
CoalGasification
GWh
2.735
6,0
Geothermal
GWh
4.588
4.588
10,1
Hydro
GWh
3.608
4.925
6.161
13,6
TotalProduction
GWh
18.363
32.283
45.231
100,0
Million
USD
513
713
1.031
Construction
Cost
96
JutatCO2
40
35
30
25
20
15
10
5
0
2010
2011
2012
2013
2014
Batubara
Gas
2015
LNG
2016
MFO
2017
2018
2019
HSD
Gambar 5. 11 Emisi CO2 per Jenis Bahan Bakar Pada Sistem Sumatera Skenario Baseline
Gambar 5.12 memperlihatkan emisi CO2 yang akan dihasilkan apabila produksi
listrik Indonesia dilakukan dengan fuel mix seperti pada Gambar 5.4. Dari
Gambar 5.12 dapat dilihat bahwa emisi CO2 se-Indonesia akan meningkat dari
141 juta ton pada 2011 menjadi 276 juta ton pada tahun 2020. Dari 276 juta ton
emisi tersebut, 245 juta ton (89%) berasal dari pembakaran batubara.
97
JutatCO2
300
275
250
225
200
175
150
125
100
75
50
25
0
2011
2012
2013
Biomass
2014
2015
2016
2017
2018
2019
HSD
MFO
LNG
Gas
Batubara
2020
Average grid emission factor47 untuk Indonesia pada tahun 2011 adalah
0,763 kgCO2/kWh, akan meningkat menjadi 0,8 kgCO2/kWh pada 2013-2014
dan selanjutnya akan menurun karena beroperasinya proyek-proyek PLTP dan
PLTA sehingga average grid emission factor pada tahun 2020 menjadi 0,745
kgCO2/kWh.
5.7.2.2
Proyeksi emisi CO2 dari sistem Jawa Bali diperlihatkan pada Gambar 5.13.
Emisi naik dari 110 juta ton pada 2011 menjadi 205 juta ton pada 2020, atau
naik hampir 2 kali lipat. Grid emission factor membaik dari 0,778 kgCO2/kWh
pada 2011 menjadi 0,756 kgCO2/kWh pada 2020. Perbaikan faktor emisi ini
dicapai dari peningkatan pemakaian gas alam, panas bumi dan penggunaan
teknologi supercritical.
47
Grid emission factor didefinisikan sebagai jumlah CO2 [kg] per produksi listrik [kWh]
98
JutatCO2
225
200
175
150
125
100
75
50
25
0
2011
2012
2013
2014
Biomass
HSD
2015
MFO
2016
LNG
2017
2018
Gas
2019
2020
Batubara
Gambar 5. 13 Emisi CO2 per Jenis Bahan Bakar pada Sistem Jawa Bali
5.7.2.3
2012
2013
Biomass
2014
HSD
2015
MFO
2016
LNG
2017
2018
Gas
2019
2020
Batubara
Gambar 5. 14 Emisi CO2 per Jenis Bahan Bakar pada Wilayah Operasi Indonesia Barat
99
5.7.2.4
2012
2013
Biomass
2014
HSD
2015
MFO
2016
LNG
2017
2018
Gas
2019
2020
Batubara
Gambar 5. 15 Emisi CO2 per Jenis Bahan Bakar Wilayah Operasi Indonesia Timur
100
Nama Proyek
Lokasi
Emission
Reduction
Mechanism
Status Saat
Ini
Annual Project
Emission
Reduction
(tCO2e/year)
Jawa Barat
CDM
Registered
402,780
Tomohon, Minahasa,
Sulawesi Utara
CDM
Registered
66,713
Tomohon, Minahasa,
Sulawesi Utara
CDM
PDD
Development
50,663
Papua
CDM
PDD
Development
50,000
Kalimantan Barat,
Gorontalo, dan
Sulawesi Utara
CDM
PDD
Development
8,749
Kalimantan Timur
CDM
Under
validation
21,282
Sumatra Utara
VCS
Validation
completed
159,596
Sumatra Utara
VCS
Validation
completed
229,048
Bengkulu
VCS
Validation
completed
847,020
101
TRANSMISI
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Total
500 kV AC
82
172
374
12
459
738
538
170
40
40
2,625
500 kV DC
1,100
1,100
275 kV
642
2,172
774
1,532
110
130
5,360
250 kV DC
462
462
3,717
5,754
7,812
6,813
3,573
2,541
2,211
1,873
972
1,016
36,282
168
1,254
370
1,206
334
3,333
3,967
7,822
10,729
8,805
5,565
4,951
3,083
2,173
1,012
1,056
49,162
150 kV
70 kV
TOTAL
102
TRAFO
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2,000
2020
Total
500/275 kV
1,000
3,000
500/150 kV
8,660
1,830
5,000
2,000
4,000
5,500
3,500
500
1,500
1,000
33,490
500 kV DC
3,000
3,000
275/150 kV
1,000
270
5,090
2,000
1,250
500
500
250
10,860
250 kV DC
600
600
150/70 kV
60
60
123
60
60
363
150/20 kV
9,746
11,220
4,670
6,200
4,140
5,340
4,470
4,920
4,600
4,580
59,886
70/20 kV
TOTAL
715
640
410
260
270
180
150
210
290
230
3,355
20,181
14,020
15,293
10,460
9,720
15,680
8,620
8,130
6,390
6,060
114,554
103
48
Biaya produksi listrik di Batam lebih rendah dari pada biaya produksi di Bintan yang masih
banyak menggunakan pembangkit BBM.
49
Kecukupan pembangkit di Batam sampai dengan tahun 2020 telah dikonfirmasi ke PLN
Batam.
50
Pemilihan level tegangan 250 kV HVDC bipolar ini masih terbuka kemungkinan untuk
diubah ke 500 kV HVDC monopolar.
104
TRANSMISI
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Total
500 kV AC
150
150
500 kV DC
800
800
275 kV
160
2,172
774
1,532
110
130
4,878
250 kV DC
150 kV
462
462
694
1,643
4,318
2,499
1,486
1,371
790
387
382
740
14,310
70 kV
TOTAL
310
240
550
694
2,113
6,490
3,513
3,018
2,743
790
667
382
740
21,150
Tabel 5. 37 Kebutuhan Fasilitas Trafo dan Gardu Induk Wilayah Operasi Indonesia Barat
Satuan MVA
TRAFO
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Total
500/275 kV
1,000
2,000
3,000
500/150 kV
500 kV DC
3,000
3,000
275/150 kV
1,000
5,000
2,000
1,250
500
500
250
10,500
250 kV DC
600
600
150/70 kV
150/20 kV
960
2,750
2,170
1,350
840
810
870
810
570
750
11,880
70/20 kV
30
260
30
60
30
30
30
470
1,990
3,010
7,200
3,410
2,090
5,440
1,370
3,340
600
1,000
29,450
TOTAL
105
TRANSMISI
2011
275 kV
150 kV
70 kV
TOTAL
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Total
482
482
1,515
2,161
2,837
2,752
494
168
834
370
866
1,683
3,477
3,207
3,618
495
680
1,247
1,144
380
170
13,379
334
680
1,581
2,573
1,144
380
170
16,434
TRAFO
2011
275/150 kV
2012
270
2013
150/70 kV
60
60
123
870
760
940
TOTAL
2015
2016
2017
2018
2019
2020
90
150/20 kV
70/20 kV
2014
Total
430
950
60
60
450
540
363
630
480
730
320
6,670
245
260
300
140
270
120
120
90
80
170
1,795
1,175
1,350
1,453
1,090
780
720
750
570
810
490
9,188
TRANSMISI
500 kV AC
2011
2012
2013
2014
2015
82
172
374
12
459
1,509
1,950
657
1,562
1,593
110
1,591
2,232
500 kV DC
150 kV
738
2017
2018
2019
2020
490
20
40
40
2,475
174
342
210
106
8,593
300
100
1,031
1,674
Total
538
300
70 kV
TOTAL
2016
210
2,052
1,528
712
362
250
146
11,578
TRAFO
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
500/150 kV
8,660
1,830
5,000
2,000
4,000
5,500
3,500
500
1,500
1,000
33,490
7,916
7,710
1,560
3,900
2,850
3,990
2,970
3,630
3,300
3,510
41,336
30
30
90
180
60
1,090
6,850
9,520
6,500
4,220
4,980
4,570
75,916
150/70 kV
150/20 kV
70/20 kV
TOTAL
Total
440
120
80
60
17,016
9,660
6,640
5,960
Dari Tabel 5.40 terlihat bahwa sampai dengan tahun 2020 akan dibangun
transmisi 500 kV AC sepanjang 2.475 kms. Transmisi tersebut dimaksudkan
untuk mengimbangi program percepatan pembangkit PLTU Suralaya Baru dan
PLTU Adipala (tahun 2011, 2014), PLTU Paiton Expansion dan PLTU IPP
Tanjung Jati Expansion (2011,2012), PLTU Jawa Tengah Infrastruktur dan
PLTU Indramayu (2016/2017, 2017), Jawa-Bali Crossing dari Paiton hingga ke
pusat beban di Bali (2015), PLTGU baru (2019/2020) dan pumped storage
Upper Cisokan (2016), Matenggeng dan Grindulu (2019/2020, 2020). Selain itu
dibangun juga transmisi 500 kV yang berkaitan dengan perkuatan pasokan
Jakarta seperti Balaraja-Kembangan dan Kembangan-Durikosambi-Muara
Karang.
Trafo interbus 500/150 kV yang direncanakan pada tabel 5.41 merupakan
perkuatan grid yang tersebar di Jawa, utamanya seputar Jabotabek.
Transmisi 500 kV DC pada Tabel 5.40 adalah transmisi HVDC interkonesi
Sumatra Jawa, di sini hanya diperhitungkan bagian kabel laut dan overhead
line yang berada di pulau Jawa, selebihnya diperhitungkan sebagai
pengembangan sistem transmisi Sumatra.
Sistem transmisi 70 kV pada dasarnya sudah tidak dikembangkan lagi, bahkan
di sistem 70 kV di Jawa Barat banyak yang ditingkatkan menjadi 150 kV terkait
dengan proyek percepatan pembangkit 10.000 MW. Rencana pada Tabel 5.40
RUPTL 2011- 2020
107
108
5.10
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah
Indonesia
Jaringan TM
kms
18,425.4
18,573.2
18,066.9
19,716.4
18,435.1
20,332.9
21,750.3
23,088.1
24,497.2
25,721.9
208,607.4
Jaringan TR
kms
17,666.1
21,080.5
21,666.1
23,554.7
20,683.5
21,688.2
22,759.8
24,172.2
25,488.9
26,644.4
225,404.4
Trafo Distribusi
MVA
3,227.4
3,721.1
3,841.1
4,038.6
3,267.0
3,590.3
3,707.9
3,965.9
4,066.2
4,005.7
37,431.2
ribu plgn
3,813.4
2,460.4
2,622.6
2,739.8
2,739.9
2,749.6
2,626.2
2,655.4
2,638.7
2,250.7
27,296.6
Tambahan Pelanggan
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah
Indonesia Barat
Jaringan TM
kms
5,642.8
5,592.1
6,429.6
6,982.3
5,563.1
5,956.7
6,334.3
6,708.2
6,920.2
6,850.5
62,980.0
Jaringan TR
kms
6,398.7
6,128.0
7,152.3
7,780.3
6,159.0
6,543.5
6,896.5
7,332.6
7,539.2
7,524.5
69,454.7
Trafo Distribusi
MVA
1,414.4
1,389.8
1,865.1
2,077.8
1,232.3
1,298.4
1,364.8
1,418.0
1,368.5
1,164.9
14,593.8
ribu plgn
1,135.4
651.7
661.0
669.7
572.1
542.6
539.9
555.6
573.0
593.0
6,494.1
Tambahan Pelanggan
109
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah
Indonesia Timur
Jaringan TM
kms
5,047.6
5,790.7
6,161.3
7,012.3
6,671.8
7,072.7
7,851.1
8,667.8
9,668.5
10,840.2
74,784.0
Jaringan TR
kms
4,045.9
6,189.7
6,761.2
7,744.5
5,943.1
5,922.7
6,343.1
6,803.2
7,371.9
7,974.2
65,099.5
Trafo Distribusi
MVA
693.4
885.5
787.4
757.9
748.4
763.1
814.9
859.0
917.2
989.7
8,216.7
1,406.2
375.9
384.4
396.7
415.8
409.8
441.9
463.7
481.9
519.8
5,296.1
Tambahan Pelanggan
ribu plgn
Interkoneksi Antarpulau
Untuk mengembangkan sistem kelistrikan di pulau-pulau yang dekat dengan
daratan pulau besar dan sekaligus untuk menurunkan penggunaan BBM,
direncanakan interkoneksi antar pulau melalui kabel laut 20 kV atau 70 kV,
yaitu:
Kendari - Pulau Muna - Pulau Buton (Bau-bau) dengan kabel laut 150
kV.
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah
7,735.0
7,190.4
5,475.9
5,721.8
6,200.2
7,303.5
7,564.9
7,712.1
7,908.4
8,031.2
70,843.4
Jawa-Bali
Jaringan TM
kms
Jaringan TR
kms
7,221.5
8,762.7
7,752.6
8,029.8
8,581.4
9,222.0
9,520.2
10,036.4
10,577.8
11,145.7
90,850.3
Trafo Distribusi
MVA
1,119.6
1,445.8
1,188.6
1,202.9
1,286.4
1,528.7
1,528.2
1,688.8
1,780.5
1,851.0
14,620.7
ribu plgn
1,271.7
1,432.7
1,577.2
1,673.4
1,752.0
1,797.2
1,644.4
1,636.1
1,583.8
1,137.8
15,506.4
Tambahan Pelanggan
110
Dalam kurun waktu 10 tahun mendatang dari tahun 2011 sampai dengan 2020
untuk sistem Jawa Bali diperlukan tambahan jaringan tegangan menengah
sebanyak 70.843,4 kms, jaringan tegangan rendah 90.850,3 kms, kapasitas
trafo distribusi 14.620 MVA dan jumlah pelanggan 15,5 juta.
5.11
Untuk saat ini pembangunan listrik desa di seluruh Indonesia dilaksanakan oleh
28 Satuan Kerja Listrik Desa / Satker Lisdes, dimana untuk 24 Satker Lisdes
tersebut berada pada masing-masing provinsi, kecuali untuk 4 Satker Lisdes
merupakan gabungan dua provinsi seperti: Satker Lisdes Riau & Riau
Kepulauan, Jawa Tengah & Yogyakarta, Sulawesi Selatan & Sulawesi Barat,
serta Papua & Papua Barat.
Sasaran kuantitatif pembangunan listrik desa adalah bertujuan meningkatkan
rasio elektrifikasi dan rasio desa berlistrik, dengan mengacu pada sasaran
Rencana Pembangunan Jangka Menengah/RPJM tahun 2010-2014, yaitu
untuk rasio elektrifikasi dari 67,2% tahun 2010 menjadi sebesar 80% di tahun
2014, dan untuk rasio desa berlistrik 94,6% tahun 2010 menjadi sebesar
98,9% di tahun 2014. Rekap program listrik perdesaan 2011-2014 dan
investasinya dapat dilihat pada Tabel 5.46 dan Tabel 5.47.
Tujuan pembangunan listrik desa seperti yang disebutkan diatas, juga bertujuan
untuk:
Mendorong
pedesaan
produktivitas
ekonomi,
sosial
dan
budaya
masyarakat
JTM
JTR
Kms
kms
Trafo
MVA
Unit
Jml
Pelanggan
Listrik Murah
dan Hemat (RTS)
2011
8.198,0
7.615,1
373,3
5.847
382.864
2012
4.495,6
4.881,1
233,0
3.466
248.833
83.092
2013
7.585,9
7.507,4
386,4
5.623
438.466
2014
Total
7.403,4
27.682,8
7.326,7
27.330,3
377,1
1.369,9
5.488
20.424
427.915
1.498.078
83.092
111
Catatan: Pada tahun 2012 ada program listrik Murah dan Hemat untuk
masyarakat daerah tertinggal dan nelayan sebanyak 83.092 RTS (rumah
tangga sasaran).
Tabel 5.47 Rekap Kebutuhan Investasi Program Listrik Perdesaan Indonesia 2011-2014
(Juta Rp)
Tahun
JTM
JTR
Trafo
Pembangkit
Listrik
murah
dan Hemat
(RTS)
Total
2011
1.762.282,6
905.657,2
444.332,0
22.500,0
3.223.783,8
2012
1.205.603,0
668.894,7
385.697,0
2.260.194,7
286.799,6
2013
2.105.722,4
1.082.279,4
651.229,8
3.839.231,7
2014
2.055.053,2
1.056.236,9
635.559,5
3.746.849,7
Total
7.128.661,3
3.713.068,2
2.116.818,4
22.500,0
13.070.059,9
286.799,6
5.12
Energi baru dan terbarukan (EBT) skala besar seperti panas bumi dan PLTA
telah dibahas dalam pengembangan kapasitas pembangkit pada butir 5.4. Butir
ini hanya membahas pengembangan EBT skala kecil.
PLTMH: PLN mendorong pengembangan PLTMH terutama oleh swasta atau
masyarakat untuk melistriki kebutuhan setempat dan juga untuk disalurkan ke
grid atau sistem kelistrikan PLN.
PLTB: Karena potensi energi angin di Indonesia sangat terbatas, maka
pengembangannya akan terbatas di daerah yang memiliki potensi.
Biomassa: PLN tidak bermaksud untuk membangun sendiri pembangkit listrik
tenaga biomassa karena PLN tidak mempunyai kendali atas pasokan
biomassanya. Karena itu PLN mendorong swasta untuk mengembangkannya
dan PLN akan membeli listriknya.
Energi kelautan: walaupun potensi energi kelautan diduga sangat besar, namun
mengingat teknologi dan keekonomiannya masih belum diketahui, PLN baru
akan melakukan uji coba skala kecil sebagai proyek penelitian dan
pengembangan.
Biofuel:
tergantung
kepada
kesiapan
pasar
biofuel,
PLN
siap
untuk
Gasifikasi batubara (PLTGB): PLN memandang jenis energi ini sebagai energi
baru yang dapat diterapkan pada sistem kelistrikan isolated skala kecil.
Rencana pengembangan pembangkit EBT skala kecil dan perkiraan biayanya
ditunjukkan pada Tabel 5.48 dan Tabel 5.49.
SHS (panel surya + lampu LED denga batere di dalamnya) skala kecil
tersebar, namun terbatas di provinsi-provinsi yang RE nya masih sangat
rendah dan di daerah yang dalam waktu 5 tahun belum akan
mendapatkan listrik konvensional. Jumlah SHS yang akan dipasang
adalah sekitar 377.000 set.
113
Pembangkit EBT
Satuan
PLTMH
MW
PLT Surya
TAHUN
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
TOTAL
23
37
198
126
46
193
203
214
225
235
1500
MWp*)
30
50
60
70
70
75
75
80
80
592
PLT Bayu
MW
10
10
15
15
20
20
25
25
140
PLT Biomass
MW
16
33
35
35
35
40
40
45
45
50
374
PLT Kelautan
MW
27
PLT Bio-Fuel
MW**)
10
15
15
14
93
PLT GasBatubara
MW
32
81
43
22
22
14
10
243
MW
47
142
391
289
202
338
372
380
394
414
TOTAL
2,969
*) Rencana PLTS sd 2014 adalah program 1.000 pulau, sedangkan tahun selanjutnya masih indikasi
**) Kapasitas ekuivalen dari pembangkitan eksisting yang beroperasi dengan bahan bakar biofuel
No
Pembangkit EBT
PLTMH
55
89
475
302
110
463
487
514
540
564
3,600
PLT Surya
10
150
250
300
350
350
375
375
400
400
2,960
PLT Bayu
30
30
45
45
60
60
75
75
420
PLT Biomass
40
83
88
88
88
100
100
113
113
125
935
PLT Kelautan
12
30
30
30
30
30
162
PLT Bio-Fuel
PLT GasBatubara
25
38
38
35
20
18
18
20
23
233
12
64
162
86
44
14
44
28
12
20
486
117
410
1,054
843
672
1,022
1,114
1,137
1,190
1,237
TOTAL
5.13
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Program PLTU batubara skala kecil tersebar semula direncanakan oleh PLN di
71 lokasi untuk mengatasi kekurangan pasokan listrik yang terjadi di wilayah
tersebut dan untuk menurunkan biaya pokok penyediaan listrik dengan
114
TOTAL
8,796
NamaProyek
I.IndonesiaBarat
a.FTP2
IPP
1 PLTUKetapangKalbar
2 PLTUNiasSumut
3 PLTUTanjungPinangRiau
b.Reguler
PLN
4 PLTUIpuhBengkulu
5 PLTUMentokBabel
6 PLTUNatunaRiau
7 PLTUSanggauKalbar
8 PLTUSintangKalbar
9 PLTUTanjungUbanRiau
10 PLTUTapakTuanNAD
11 PLTUTeboJambi
12 PLTUTembilahanRiau
13 PLTUTjJabungJambi
IPP
14 PLTUBaturajaJambi
15 PLTUMukoMukoJambi
16 PLTUToboaliBabel
II.IndonesiaTimur
a.FTP2
PLN
17 PLTUBauBauSulsel
18 PLTUKotabaruKalsel
19 PLTUSumbawaBaratNTB
Kapasitas
(MW)
COD
Estimasi
2x10
3x7
2x15
2013
2014
2014
2x3
2x7
2x7
2x7
3x7
2x7
2x7
2x7
2x7
2x7
2014
2014
2013
2012
2012
2013
2012
2013
2013
2013
2x10
2x4
2x7
2013
2014
2014
2x10
2x7
2x7
2014
2013
2013
No
NamaProyek
II.IndonesiaTimur(lanjutan)
IPP
20 PLTUBiakPapua
21 PLTUKolakaSulsel
22 PLTULuwukSulteng
23 PLTUMelakKaltim
24 PLTUMeraukePapua
25 PLTUNabirePapua
26 PLTUNunukanKaltim
b.Reguler
PLN
27 PLTUAlorNTT
28 PLTUAmpanaSulut
29 PLTUBerauKaltim
30 PLTUBuntokKaltim
31 PLTUKendariSulsel
32 PLTUKualaKurunKalsel
33 PLTUKualaPambuangKalsel
34 PLTUMalinauKaltim
35 PLTURahaSulsel
36 PLTURoteNTT
37 PLTUSofifiMaluku
38 PLTUTalaudSulut
39 PLTUTjSelorKaltim
40 PLTUToliToliSulteng
41 PLTUWangiWangiSultra
IPP
42 PLTUAndai(Manokwari)Papua
43 PLTUSorongPapua
44 PLTUSumbawaBaruINTB
45 PLTUTawaeliEkspansiSulut
Kapasitas
(MW)
COD
Estimasi
2x7
2x10
2x10
2x7
2x7
2x7
2x7
2014
2014
2015
2013
2014
2014
2014
2x3
2x3
2x7
2x7
1x10
2x3
2x3
2x3
2x3
2x3
2x3
2x3
2x7
3x15
2x3
2012
2013
2012
2013
2013
2013
2013
2012
2013
2012
2013
2013
2012
2014
2013
2x7
2x15
2x10
2x15
2014
2014
2014
2014
Tabel 5. 51 Proyek Pembangkit PLTGB Tersebar di Indonesia Barat dan Indonesia Timur
115
No
NamaProyek
IndonesiaBarat
FTP2
1 PLTGBPutusibauKalbar
2 PLTGBRokanHilirRiau
3 PLTGBSabangNAD
Reguler
4 PLTGBBengkalisRiau
5 PLTGBDaboSingkepRiau
6 PLTGBMentawaiSumbar
7 PLTGBNangaPingohKalbar
8 PLTGBSelatPanjangRiau
9 PLTGBSinabangNAD
10 PLTGBSingkilNAD
11 PLTGBTanjungBatuSumsel
12 PLTGBTanjungPandanBabel
No
NamaProyek
IndonesiaTimur
FTP2
13 PLTGBLarantukaNTT
14 PLTGBSelayarSulteng
15 PLTGBTahunaSulut
16 PLTGBTobeloMaluku
17 PLTGBTualMaluku
18 PLTGBTimika
Reguler
19 PLTGBBunyuKaltim
20 PLTGBBuruMaluku
21 PLTGBKotaBangunKaltim
22 PLTGBLanggurMaluku
23 PLTGBMuaraWahauKaltim
24 PLTGBTanaTidungKaltim
TOTALKAPASITAS
Kapasitas
(MW)
Pemilik
COD
Estimasi
2x4
2x4
2x4
IPP
IPP
PLN
2012
2012
2013
6
2x3
2x3
2x3
6
2x3
2x3
2x4
5
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
IPP
IPP
2015
2013
2013
2013
2012
2013
2013
2013
2014
Kapasitas
(MW)
Pemilik
COD
Estimasi
2x4
2x4
2x4
2x4
2x4
2x4
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
IPP
2013
2012
2013
2014
2013
2014
2
2x3
2,5
2x3
2
2
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
2013
2013
2013
2013
2013
2013
Pada saat RUPTL ini disusun, PLN tengah melakukan survei lokasi dan studi
kelayakan, sehingga rincian proyek pada Tabel 5.50 dan 5.51 masih dapat
berubah sesuai hasil survei dan studi.
116
BAB VI
KEBUTUHAN DANA INVESTASI
6.1 PROYEKSI KEBUTUHAN INVESTASI INDONESIA
Untuk membangun sarana pembangkitan, transmisi dan distribusi tenaga listrik
sebagaimana diuraikan pada Bab 5 diperlukan dana investasi sebesar
US$ 60,5 miliar dengan disbursement tahunan sebagaimana diperlihatkan pada
Tabel 6.1 dan Gambar 6.1. Dana sebesar itu hanya mencakup proyek-proyek
PLN saja dan belum mencakup dana investasi untuk proyek listrik swasta/IPP.
Penyaluran
Distribusi
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
2011
2,235.3
1,028.8
3,264.1
2,725.8
688.4
3,414.2
1,261.5
1,261.5
4,961.1
2,978.6
7,939.7
2012
2,576.3
1,117.6
3,693.9
2,026.2
505.2
2,531.4
1,269.5
1,269.5
4,602.5
2,892.2
7,494.7
2013
2,854.5
1,181.3
4,035.8
1,313.8
387.3
1,701.2
1,172.1
1,172.1
4,168.3
2,740.7
6,909.1
2014
2,683.9
1,186.5
3,870.3
1,535.5
372.3
1,907.8
1,253.3
1,253.3
4,219.3
2,812.1
7,031.4
2015
2,055.7
1,017.7
3,073.4
2,106.3
282.9
2,389.3
1,166.8
1,166.8
4,162.0
2,467.5
6,629.5
2016
1,522.9
814.7
2,337.6
1,199.7
175.4
1,375.1
1,320.5
1,320.5
2,722.6
2,310.6
5,033.2
2017
1,781.1
959.9
2,741.1
604.4
113.2
717.6
1,395.0
1,395.0
2,385.5
2,468.2
4,853.7
2018
2,072.7
1,003.3
3,076.0
405.0
75.7
480.7
1,477.4
1,477.4
2,477.7
2,556.5
5,034.1
2019
2,063.8
920.6
2,984.4
288.7
42.3
331.0
1,539.3
1,539.3
2,352.5
2,502.3
4,854.8
2020
2,114.3
884.2
2,998.5
72.7
7.1
79.8
1,605.5
1,605.5
2,187.0
2,496.9
4,683.9
Juta US$
Total
21,960.5
10,114.6
32,075.1
12,278.0
2,650.0
14,928.0
13,461.0
13,461.0
34,238.6
26,225.6
60,464.1
Melihat kebutuhan dana yang sangat besar tersebut, maka disadari adanya
tantangan yang sangat besar dalam menyediakan dana tersebut.
Selama ini sumber pembiayaan proyek-proyek PLN banyak diperoleh dari
penerusan pinjaman dari luar negeri (two step loan), namun setelah tahun 2006
peranan pinjaman semacam ini mulai berkurang dan sebaliknya pendanaan
dengan obligasi terus meningkat, baik obligasi lokal maupun global. Proyek
percepatan pembangkit 10.000 MW dibiayai dari pinjaman luar dan dalam
negeri yang diusahakan sendiri oleh PLN dengan garansi Pemerintah. Akhirakhir ini PLN kembali berupaya memperoleh pinjaman dari lembaga keuangan
multilateral (IBRD, ADB) dan bilaterial (JICA, AFD) untuk mendanai proyekproyek kelistrikan yang besar seperti Upper Cisokan pumped storage dan
transmisi HVDC Sumatra Jawa dengan skema two step loan.
117
JutaUSD
8,000.0
7,000.0
6,000.0
TotalInvestasi
5,000.0
4,000.0
Pembangkit
3,000.0
Transmisi
Distribusi
2,000.0
1,000.0
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Gambar 6.1 Proyeksi Kebutuhan Dana Investasi PLN Indonesia (Tidak Termasuk IPP)
Penyaluran
Distribusi
Total
118
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
2011
1,252.6
574.0
1,826.5
1,993.8
370.3
2,364.1
738.5
738.5
3,246.4
1,682.7
4,929.1
2012
1,093.5
511.7
1,605.2
964.3
145.0
1,109.3
683.3
683.3
2,057.8
1,340.1
3,397.9
2013
1,128.1
551.2
1,679.3
466.0
108.1
574.2
532.1
532.1
1,594.1
1,191.4
2,785.5
2014
1,360.1
645.0
2,005.1
804.1
154.8
958.8
549.7
549.7
2,164.2
1,349.4
3,513.6
2015
1,115.1
556.0
1,671.1
1,381.4
148.4
1,529.8
600.9
600.9
2,496.5
1,305.4
3,801.8
2016
912.2
452.1
1,364.3
796.6
84.5
881.1
710.5
710.5
1,708.8
1,247.1
2,955.9
2017
1,138.7
600.7
1,739.4
329.3
47.8
377.2
739.9
739.9
1,468.0
1,388.5
2,856.5
2018
1,274.0
635.9
1,909.9
254.7
42.2
296.9
768.8
768.8
1,528.8
1,446.8
2,975.6
2019
1,319.5
622.8
1,942.4
202.4
25.7
228.1
796.6
796.6
1,521.9
1,445.1
2,967.0
2020
1,744.7
772.3
2,517.0
50.7
4.3
55.0
812.2
812.2
1,795.4
1,588.8
3,384.2
Juta US$
Total
12,338.5
5,921.7
18,260.1
7,243.3
1,131.1
8,374.4
6,932.5
6,932.5
19,581.8
13,985.3
33,567.0
5000
4500
4000
Juta USD
3500
TotalInvestasi
3000
2500
Pembangkit
2000
1500
Penyaluran
1000
Distribusi
500
0
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Tahun
119
Tabel 6. 3 Total Kebutuhan Dana Investasi PLN untuk Wilayah Operasi Indonesia Barat
Item
Pembangkit
Penyaluran
Distribusi
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
2011
610.1
262.0
872.1
397.2
205.2
602.4
306.4
306.4
1,007.3
773.6
1,780.9
2012
908.1
366.8
1,274.9
717.8
258.1
975.8
334.5
334.5
1,625.9
959.3
2,585.2
2013
1,102.8
387.5
1,490.3
578.9
213.2
792.1
395.4
395.4
1,681.8
996.0
2,677.8
2014
843.3
376.1
1,219.4
611.8
190.1
801.9
436.4
436.4
1,455.1
1,002.6
2,457.7
2015
674.6
332.2
1,006.8
634.8
102.9
737.7
323.1
323.1
1,309.5
758.2
2,067.6
2016
257.0
152.4
409.4
263.9
48.3
312.2
359.3
359.3
520.9
560.0
1,080.8
2017
186.2
116.2
302.4
153.5
34.7
188.2
385.4
385.4
339.7
536.3
876.0
2018
405.7
191.1
596.8
85.2
19.6
104.8
418.4
418.4
490.9
629.1
1,120.0
2019
573.7
232.4
806.1
57.9
11.7
69.6
427.2
427.2
631.6
671.3
1,302.9
2020
364.5
111.3
475.8
16.3
2.1
18.4
447.0
447.0
380.8
560.4
941.2
Juta US$
Total
5,926.1
2,528.0
8,454.1
3,517.2
1,086.0
4,603.2
3,833.0
3,833.0
9,443.3
7,446.9
16,890.2
JutaUSD
3,000.0
2,750.0
2,500.0
TotalInvestasi
2,250.0
2,000.0
Pembangkit
1,750.0
1,500.0
1,250.0
Transmisi
1,000.0
750.0
Distribusi
500.0
250.0
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Gambar 6. 3 Kebutuhan Dana Investasi PLN untuk Wilayah Operasi Indonesia Barat
120
Tabel 6. 4 Kebutuhan Dana Investasi PLN untuk Wilayah Operasi Indonesia Timur
Item
Pembangkit
Penyaluran
Distribusi
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
2011
372.6
192.8
565.4
334.8
113.0
447.7
216.6
216.6
707.4
522.3
1,229.8
2012
574.7
239.0
813.8
344.1
102.1
446.2
251.7
251.7
918.8
592.8
1,511.7
2013
623.6
242.6
866.2
268.8
66.0
334.8
244.7
244.7
892.5
553.3
1,445.7
2014
480.5
165.3
645.9
119.6
27.4
147.0
267.3
267.3
600.1
460.0
1,060.2
2015
266.0
129.5
395.5
90.1
31.6
121.7
242.8
242.8
356.1
404.0
760.1
2016
353.7
210.3
563.9
139.3
42.5
181.8
250.7
250.7
493.0
503.5
996.5
2017
456.2
243.0
699.2
121.6
30.7
152.3
269.7
269.7
577.8
543.4
1,121.2
2018
392.9
176.4
569.3
65.1
13.9
79.0
290.2
290.2
458.0
480.5
938.6
2019
170.5
65.4
235.9
28.4
4.9
33.3
315.6
315.6
198.9
385.9
584.8
2020
5.1
0.6
5.7
5.7
0.7
6.4
346.3
346.3
10.8
347.6
358.4
Juta US$
Total
3,696.0
1,665.0
5,360.9
1,517.5
432.9
1,950.4
2,695.5
2,695.5
5,213.4
4,793.4
10,006.8
JutaUSD
1,800.0
1,500.0
Total
Investasi
1,200.0
Pembangkit
900.0
Transmisi
600.0
Distribusi
300.0
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Gambar 6. 4 Total Kebutuhan Dana Investasi PLN untuk Wilayah Operasi Indonesia Timur
121
Penyaluran
Distribusi
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
Fc
Lc
Total
2011
3,088.0
1,397.5
4,485.5
2,725.8
688.4
3,414.2
1,261.5
1,261.5
5,813.8
3,347.3
9,161.2
2012
4,135.8
1,951.9
6,087.7
2,026.2
505.2
2,531.4
1,269.5
1,269.5
6,161.9
3,726.6
9,888.6
2013
6,036.2
2,748.2
8,784.4
1,313.8
387.3
1,701.2
1,172.1
1,172.1
7,350.0
4,307.7
11,657.7
2014
7,098.0
3,048.7
10,146.7
1,535.5
372.3
1,907.8
1,253.3
1,253.3
8,633.5
4,674.3
13,307.8
2015
6,369.7
2,720.3
9,089.9
2,106.3
282.9
2,389.3
1,166.8
1,166.8
8,476.0
4,170.0
12,646.1
2016
5,077.6
2,261.3
7,338.9
1,199.7
175.4
1,375.1
1,320.5
1,320.5
6,277.3
3,757.1
10,034.4
2017
4,918.9
2,275.2
7,194.1
604.4
113.2
717.6
1,395.0
1,395.0
5,523.3
3,783.5
9,306.8
2018
4,384.6
2,089.8
6,474.4
405.0
75.7
480.7
1,477.4
1,477.4
4,789.6
3,643.0
8,432.6
2019
3,367.2
1,475.6
4,842.7
288.7
42.3
331.0
1,539.3
1,539.3
3,655.8
3,057.2
6,713.1
2020
2,384.8
986.5
3,371.3
72.7
7.1
79.8
1,605.5
1,605.5
2,457.5
2,599.2
5,056.7
Juta US$
Total
46,860.7
20,955.0
67,815.7
12,278.0
2,650.0
14,928.0
13,461.0
13,461.0
59,138.7
37,066.0
96,204.7
JutaUSD
14,000.0
TotalInvestasi
12,000.0
10,000.0
Pembangkit
8,000.0
6,000.0
4,000.0
Transmisi
Distribusi
2,000.0
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
122
51
52
Yang diukur dari pendapatan operasi terhadap kewajiban hutang yang jatuh tempo dan
pembayaran bunga
53
Marjin terhadap biaya pokok penyediaan
RUPTL 2011- 2020
123
2011
2012
Subsidi T Rp
87,64
54,98
729
BPP (Rp/KWh)
Laba/Rugi Bersih Rp. T
2013
2014*)
2015*)
36,97
40,07
47,43
802
881
880
880
1.187
1.061
994
990
1.014
14,97
7,86
12,80
14,23
14,10
*) Tidak ada kenaikan tarif hanya adjustment sebesar setengah dari inflasi dalam negeri.
54
Untuk menutupi selisih antara tarif dan Biaya Pokok Penyediaan (BPP)
124
Peningkatan tarif PLN dan marjin PSO akan sangat diperlukan untuk
meningkatkan kemampuan PLN dalam melakukan investasi untuk
memenuhi kebutuhan pertumbuhan listrik. Dana internal untuk investasi
diperkirakan akan meningkat dari 32% dari kebutuhan total investasi
pada tahun 2011 menjadi sekitar 36% pada tahun 2015.
c. Komposisi Sumber Pendanaan untuk Investasi
Sumber pendanaan investasi PLN berasal dari 3 sumber: (i) ekuitas
pemerintah dari APBN (ii) dana internal yang berasal dari laba operasi
dan (iii) pinjaman.
APLN (dana internal perusahaan) berasal dari laba operasi yang sangat
terbatas karena BPP lebih tinggi dari tarif rata-rata. APLN hanya didapat
dari selisih antara marjin PSO + depresiasi aset dan pembayaran cicilan
pokok.
PLN hanya dapat meminjam dalam jumlah yang sangat terbatas karena
dibatasi oleh covenant pinjaman yang disyaratkan oleh lender dan bond
holder. Kapasitas PLN dalam membuat pinjaman-baru dapat
ditingkatkan jika revenue PLN meningkat, baik dari tarif maupun marjin
PSO.
Dengan melihat kemampuan pendanaan internal PLN dan kemampuan
meminjam PLN yang sangat terbatas seperti dijelaskan di atas, maka
peran APBN setiap tahun menjadi sangat penting untuk memenuhi
pertumbuhan kebutuhan tenaga listrik yang diperlukan untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan oleh Pemerintah. Hal ini menjadi
semakin penting karena secara politis sangat sulit menaikkan tarif ke
tingkat yang lebih tinggi daripada BPP dalam waktu dekat.
Tabel 6.7 menunjukkan komposisi sumber dana investasi untuk
mencukupi kebutuhan rencana investasi 5 tahun ke depan.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa untuk menjaga
kemampuan PLN dalam melayani pertumbuhan kebutuhan tenaga listrik
guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan oleh
Pemerintah, maka harus dilakukan perbaikan sebagai berikut:
- Peningkatan pendapatan PLN baik dari peningkatan tarif maupun
peningkatan marjin PSO.
- Peningkatan dana dari APBN.
125
2011
2012
2013
2014
2015
APBN
Internal Fund
Pinjaman (committed)
Pinjaman baru
Total Kebutuhan Dana
9,0
20,5
28,9
3,6
62,1
9 ,0
28,4
38,8
0,4
76,6
9 ,0
29,8
10,6
12,1
61,5
9,0
26,7
3,4
27,2
66,3
9 ,0
28,7
2,6
23,1
63,5
55
Marjin PSO 8% akan menghasilkan ROA sebesar 1-3%, sedangkan benchmarking dengan
utility yang regulated di negara lain pada umumnya ROA berkisar 8%.
126
BAB VII
ANALISIS RISIKO RUPTL 2011-2020
Analisis risiko RUPTL 2011-2020 ini dibuat untuk mengidentifikasi potensi
kerawanan atau kelemahan yang dapat terjadi sebagai akibat adanya exposure
atas peristiwa tertentu yang mungkin terjadi di masa yang akan datang yang
dapat berpengaruh kepada implementasi RUPTL.
Analisis risiko mencakup identifikasi risiko, pemetaan risiko, dan rekomendasi
program mitigasi untuk risiko-risiko tersebut. Bab ini terdiri dari tiga bagian.
Bagian pertama menjelaskan hasil identifikasi dan pemetaan risiko dominan
yang dihadapi oleh perusahaan berkaitan dengan implementasi RUPTL. Bagian
kedua menjelaskan hasil pemetaan risiko. Bagian ketiga menjelaskan berbagai
program mitigasi risiko yang perlu dijalankan dalam rangka mengelola risiko
tersebut.
Sejalan dengan struktur RUPTL itu sendiri, uraian analisis risiko pada bab ini
akan dilakukan berdasarkan issue-issue utama RUPTL, yaitu proyeksi
kebutuhan/permintaan tenaga listrik, pengembangan pembangkit, transmisi dan
distribusi, serta proyeksi pasokan energi primer dan kebutuhan investasi, baik
oleh PLN maupun oleh swasta.
127
128
Penetapan dampak risiko didasarkan atas dampak pada arus kas perusahaan
dan dampak pada kelancaran operasional perusahaan.
Dampak
5
2
6
4
3
8
7
3
2
10
1
1
Probabilitas
Gambar 7. 1 Pemetaan Risiko Implementasi RUPTL
Keterangan:
1. Risiko keterlambatan proyek-proyek PLN
2. Risiko keterlambatan proyek-proyek IPP,
termasuk PLTP
3. Risiko prakiraan permintaan tenaga listrik
4. Risiko ketersediaan dan harga energi
primer
5.
Risiko pada Area I berada di sisi kanan atas pada peta risiko, yaitu risiko
dengan tingkat probabilitas kejadian tinggi dan dampaknya juga tinggi.
Risiko yang masuk ke dalam kategori ini adalah risiko keterlambatan
proyek-proyek PLN, keterlambatan proyek-proyek IPP dan risiko likuiditas.
Risiko pada Area II berada di sisi kiri atas pada peta risiko, yaitu risiko
dengan probabilitas kejadian rendah tetapi bila terjadi menimbulkan
dampak yang tinggi. Risiko yang masuk ke dalam area ini adalah
ketersediaan dan harga energi primer, risiko permintaan tenaga listrik serta
risiko bencana.
Risiko pada Area III berada di daerah kanan bawah pada peta risiko, yaitu
risiko dengan probabilitas kejadian yang tinggi tetapi dampak yang
129
ditimbulkannya rendah. Risiko yang termasuk dalam area ini adalah risiko
produksi/operasi.
-
Risiko pada Area IV berada di daerah kiri bawah peta risiko, yaitu daerah
dengan probabilitas rendah dan dampak yang ditimbulkannya juga rendah.
Termasuk ke dalam area ini adalah risiko merencanakan reserve margin
terlalu tinggi, risiko regulasi dan risiko lingkungan.
130
BAB VIII
KESIMPULAN
Dengan menggunakan asumsi pertumbuhan ekonomi sepuluh tahun
mendatang rata-rata 6,9% per tahun dan bergerak dari realisasi kebutuhan
tenaga listrik tahun 2010, proyeksi penjualan tenaga listrik pada tahun 2020
diperkirakan akan mencapai 328,3 TWh, atau mengalami pertumbuhan ratarata 8,47% selama 10 tahun mendatang. Beban puncak pada tahun 2020
diproyeksikan akan mencapai 55.053 MW. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga
listrik tersebut, diprogramkan pembangunan pembangkit listrik baru untuk
periode 2011 - 2020 sebesar 54.647 MW, diantaranya yang akan dibangun oleh
PLN sebesar 31.180 MW dan IPP sebesar 23.467 MW.
Sejalan dengan pengembangan pembangkit ini, diperlukan pengembangan
transmisi sepanjang 49.263 kms, yang terdiri atas 2.675 kms SUTET 500 kV
AC, 1.100 kms transmisi 500 kV HVDC, 462 kms transmisi 250 kV HVDC,
5.360 kms transmisi 275 kV AC, 36.176 kms SUTT 150 kV, 3.490 kms SUTT 70
kV. Penambahan trafo yang diperlukan adalah sebesar 114.194 MVA yang
terdiri atas 59.736 MVA trafo 150/20 kV, 3.355 MVA 70/20 kV dan 33.490 MVA
trafo interbus IBT 500/150 kV, 10.680 MVA IBT 275/150 kV, IBT 333 MVA IBT
150/70 kV, 3.000 MVA IBT 500/275 kV dan 600 MVA 250 kV DC. Untuk
mengantisipasi pertumbuhan penjualan energi listrik untuk periode 2011-2020
diperlukan tambahan jaringan tegangan menengah 208.607 kms, tegangan
rendah 225.404 kms dan kapasitas trafo distribusi 37.431 MVA.
Kebutuhan investasi pembangkit, penyaluran dan distribusi selama periode
2011 2020 untuk memenuhi kebutuhan sarana kelistrikan di Indonesia secara
keseluruhan adalah sebesar US$ 96,6 milyar yang terdiri dari investasi
pembangkit (termasuk IPP) sebesar US$ 68,2 milyar, investasi penyaluran
sebesar US$ 14,9 milyar dan investasi distribusi sebesar US$ 13,5 milyar.
Simulasi proyeksi keuangan PLN menunjukkan bahwa PLN dapat mempunyai
kemampuan untuk membiayai proyek-proyek kelistrikan sebagaimana
direncanakan dalam RUPTL, dengan pembiayaan yang bersumber dari dana
internal dan eksternal, apabila asumsi-asumsi yang digunakan dalam proyeksi
keuangan dipenuhi, antara lain kenaikan tarif listrik, peningkatan ekuitas dari
pemerintah (APBN) dan PLN mendapat marjin PSO.
131
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Peraturan Menteri ESDM No. 2/2010 jo No. 15/2010 tentang Daftar Proyekproyek Percepatan Pembangunan Pembangkit Tenaga Listrik yang
Menggunakan Energi Terbarukan, Batubara dan Gas Serta Transmisi
Terkait
8.
9.
14. Pendapatan Nasional Indonesia 2001 2005, BPS, 2008 dan update dari
website BPS
15. Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero) 2009 2018,
PT PLN (Persero), 2009
16. Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero) 2010 2019,
PT PLN (Persero), 2010
17. Draft Energy Outlook 2008, Pusdatin Departemen Energi Dan Sumber
Daya Mineral, 2008
18. Statistik 2007, PT PLN (Persero), 2008
19. Statistik 2008, PT PLN (Persero), 2009
20. Statistik 2009, PT PLN (Persero), 2010
21. Statistik 2010, PT PLN (Persero), 2011
22. Indonesia Energy Outlook & Statistics 2006, Pengkajian Energi UI, 2006
23. Berita Resmi Statistik, BPS, Februari 2008
24. Proyeksi Keuangan 2008-2015 PT PLN (Persero), Direktorat Perencanaan
dan Teknologi, 2008
25. Draft Rencana Jangka Panjang Perusahaan 2011 2015, PT PLN
(Persero), 2011
26. Slide Presentasi dari Badan Geologi Kementerian ESDM Tahun 2010
mengenai Sumber Daya dan Cadangan Batubara.
27. Slide Presentasi dari Ditjen Migas berjudul Peranan Migas dalam
Mendukung Ketahanan Energi, 2010
28. Master Plan Study for Geothermal Power Development in the Republic of
Indonesia, WestJec, 2007
29. Draft Report of Master Plan Study for Hydro Power Development in
Indonesia, Nippon Koei, 2011
30. Draft Kebijakan Energi Nasional, DEN, 2010
31. Website Kementerian ESDM, Pemerintah Daerah
133
LAMPIRA
AN A
AYAH OP
PERASI
WILA
INDO
ONESIA BARAT
B
134
LAM
MPIRAN A. WILAYAH
W
OPE
ERASI INDONE
ESIA BARAT
A1.
SISTEM INTERKON
NEKSI SUMAT
TERA
A1.1
1.
Proye
eksi Kebutuhan
n Tenaga Listrikk
A1.2
2.
Neracca Daya
A1.3
3.
Proye
ek-Proyek IPP Terkendala
A1.4
4.
Neracca Energi
A1.5
5.
Capa
acity Balance Gardu
G
Induk
A1.6
6.
Renccana Pengemba
angan Penyalu
uran
A1.7
7.
Peta Pengembanga
an Penyaluran
A1.8
8.
Analissis Aliran Daya
a
A1.9
9.
Kebu
utuhan Fisik Pengembangan Distribusi
D
A1.1
10.
Progrram Listrik Perd
desaan
A1.1
11.
Progrram Energi Barru dan Terbarukan
A1.1
12.
Proye
eksi Kebutuhan
n Investasi
PEN
NJELASAN LA
AMPIRAN A1
A2.
SISTEM INTERKON
NEKSI KALIMA
ANTAN BARA
AT
A2.1
1.
Proye
eksi Kebutuhan
n Tenaga Listrikk
A2.2
2.
Neracca Daya
A2.3
3.
Proye
ek-Proyek IPP Terkendala
A2.4
4.
Neracca Energi
A2.5
5.
Capa
acity Balance Gardu
G
Induk
A2.6
6.
Renccana Pengemba
angan Penyalu
uran
A2.7
7.
Peta Pengembanga
an Penyaluran
A2.8
8.
Analissis Aliran Daya
a
A2.9
9.
Kebu
utuhan Fisik Pengembangan Distribusi
D
A2.1
10.
Progrram Listrik Perd
desaan
A2.1
11.
Progrram Energi Barru dan Terbarukan
A2.1
12.
Proye
eksi Kebutuhan
n Investasi
PEN
NJELASAN LA
AMPIRAN A2
135
RENCA
ANA PENGEM
MBANGAN SIS
STEM KELISTR
RIKAN PER PR
ROVINSI WILA
AYAH
OPER
RASI INDONES
SIA BARAT
A3.
PROVIN
NSI NANGGRO
OE ACEH DAR
RUSSALAM
A4.
PROVIN
NSI SUMATER
RA UTARA
A5.
PROVIN
NSI RIAU
A6.
PROVIN
NSI KEPULAU
UAN RIAU
A7.
PROVIN
NSI KEPULAU
UAN BANGKA BELITUNG
A8.
PROVIN
NSI SUMATER
RA BARAT
A9.
PROVIN
NSI JAMBI
A10.
PROVIN
NSI SUMATER
RA SELATAN
A11.
PROVIN
NSI BENGKUL
LU
A12.
PROVIN
NSI LAMPUNG
G
A13.
PROVIN
NSI KALIMANTAN BARAT
A14.
NERAC
CA DAYA SIST
TEM-SISTEM IS
SOLATED
WILAYA
AH OPERASI INDONESIA BARAT
B
Sistem Isolated Provin
nsi Nanggroe Aceh
A
Darussala
am
Sistem Isolated Provin
nsi Sumatera Utara
U
Sistem Isolated Provin
nsi Riau
Sistem Isolated Provin
nsi Kepulauan Riau
R
Sistem Isolated Provin
nsi Kepulauan Bangka
B
Belitun
ng
Sistem Isolated Provin
nsi Kalimantan Barat
A14.1.
A14.2.
A14.3.
A14.4.
A14.5.
A14.6.
136
LA
AMPIRAN A1
SIST
TEM INTE
ERKONEK
KSI SUMA
ATERA
137
LA
AMPIRAN
N A1.1
PROYE
EKSI KEBU
UTUHAN TENAGA
A LISTRIK
SIST
TEM INTE
ERKONEK
KSI SUMA
ATERA
138
139
SATUAN
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Energi Jual
GWh
20.248
22.953
25.559
28.190
31.043
33.814
36.794
39.990
43.509
47.377
Susut T & D
9,91
9,80
9,70
9,64
9,59
9,54
9,50
9,46
9,42
9,35
22.475
25.446
28.304
31.197
34.336
37.380
40.656
44.169
48.034
52.264
5 00
5,00
5 00
5,00
6 00
6,00
6 00
6,00
6 00
6,00
6 00
6,00
5 00
5,00
5 00
5,00
5 00
5,00
5 00
5,00
22.475
25.446
28.304
31.197
34.336
37.380
40.656
44.169
48.034
52.264
65,4
65,4
65,3
65,4
65,7
66,0
66,3
66,6
66,9
67,0
MW
4.269
4.821
5.415
5.952
6.516
7.065
7.579
8.193
8.874
9.641
GWh
%
GWh
LAMPIRAN A1.2
A
NE
ERACA DA
AYA
SISTEM INTE
ERKONEK
KSI SUMATERA
140
MW
Reserve Margin
18.000
PLTG PLN
75%
PLTA IPP
PLTA PLN
78%
PLTGU IPP
16.000
PLTGU PLN
PLTP IPP
79%
PLTP PLN
14.000
PLTA PLN
PLTU IPP
PLTU FTP2
73%
PLTU PLN
12.000
PLTG PLN
PLTA IPP
74%
PLTP IPP
64%
141
10.000
Beban Puncak
56%
PLTU IPP
50%
8 000
8.000
37%
6.000
27%
PLTU PLN
4 000
4.000
Kapasitas Terpasang
2.000
-
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Tahun
142
3
Kebutuhan
Produksi
Faktor Beban
Beban Puncak Bruto
Tingkat pertumbuhan
Pasokan
Kapasitas Terpasang
PLN
PLTA
PLTMH
PLTU
PLTG
PLTGU
PLTD
Swasta
Sewa
IPP
PLTA
PLTMH
PLTU
PLTG
PLTGU
PLTMG
PLTP
Retired & Mothballed (PLN)
Tambahan Kapasitas
PLN
On-going Project
Tarahan (FTP1)
Meulaboh #1,2 (FTP1)
Pangkalan Susu #1,2 (FTP1)
Sumbar Pesisir #1,2 (FTP1)
Ulubelu #1,2
Duri 1 (Ex Relokasi Jawa)
Keramasan
Satuan 2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
GWh
%
MW
%
23.414
65
4.269
26.059
65
4.821
29.113
65
5.415
32.219
65
5.952
35.696
66
6.516
39.396
66
7.065
42.983
66
7.579
47.245
67
8.193
51.776
67
8.874
56.806
67
9.641
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
4.862
3.883
847
8
1.175
662
942
249
4.822
3.742
847
8
1.175
662
942
109
4.520
3.441
847
8
915
620
942
109
3.551
3.009
847
8
890
263
942
60
3.456
3.009
847
8
890
263
942
60
3.396
2.949
847
8
890
263
942
-
3.266
2.819
847
8
760
263
942
-
3.266
2.819
847
8
760
263
942
-
3.266
2.819
847
8
760
263
942
-
3.266
2.819
847
8
760
263
942
-
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
MW
533
447
180
16
80
150
12
10
-
633
447
180
16
80
150
12
10
117
633
447
180
16
80
150
12
10
300
95
447
180
16
80
150
12
10
586
447
180
16
80
150
12
10
-
447
180
16
80
150
12
10
60
447
180
16
80
150
12
10
130
447
180
16
80
150
12
10
-
447
180
16
80
150
12
10
-
447
180
16
80
150
12
10
-
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTP
PLTG
PLTGU
100
40
100
220
220
112
55
20
220
112
55
86
143
Rencana
Sungai Gelam (CNG/Peaker)
Jaka Baring (CNG/Peaker)
Duri
Sengeti (CNG/Peaker)
Belawan
Lhokseumawe
Aceh Timur
Pembangkit Peaker *)
Batanghari
Peusangan 1-2
Asahan III (FTP2)
Merangin
Simonggo-2
Masang-2
Riau (Amandemen FTP1)
Pangkalan Susu #3,4 (FTP2)
,
Meulaboh #3,4
Sumsel - 1, Mulut Tambang
Hululais (FTP2)
Sungai Penuh (FTP2)
SEWA
Sungai Gelam
Borang
B
Borang
Talang Duku (sewa beli)
Payo Selincah (sewa beli)
Tarahan #5,6
Dumai
Sumbagut
IPP
On-going Project
Simpang Belimbing #1,2
Ekspansi
Gunung Megang, ST Cycle
Satuan 2011
PLTG/MG
PLTG/MG
PLTG
PLTG
PLTG
PLTG
PLTG
PLTG
PLTGU
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTP
PLTP
90
50
100
20
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
60
400
120
70
500
200
30
88
174
175
110
175
86
55
110
400
200
200
400
110
110
PLTMG
PLTMG
PLTG
PLTG
PLTG
PLTU
PLTU
PLTU
12
30
30
60
50
PLTU
227
PLTGU
2012
-12
-30
-30
30
30
50
240
240
360
30
-30
30
400
144
`
4
5
Rencana
Duri
Aceh
Sumsel - 11, Mulut Tambang
Banjarsari
Sumsel - 2 (Keban Agung)
Sumsel - 5
Sumsel - 7
Sumsel - 6, Mulut Tambang
Riau Mulut Tambang
Jambi KPS
Sumut - 2
Lumut Balai (FTP2)
Sarulla I (FTP2)
Ulubelu #3,4 (FTP2)
Seulawah (FTP2)
Sarulla II (FTP2)
Rajabasa (FTP2)
Muara Laboh (FTP2)
Sorik Marapi (FTP2) *)
Rantau Dedap (FTP2)
Suoh Sekincau
Wai Ratai
Simbolon Samosir
Sipoholon Ria-Ria
G. Talang
Danau Ranau
Bonjol
Kepahiyang
Wampu
Simpang Aur (FTP2)
Semangka
Hasang
Peusangan - 4
PLTM Tersebar Sumut
Jumlah Pasokan
Reserve Margin
Satuan 2011
PLTGU
PLTG
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTP
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTA
PLTM
MW
%
2012
2013
100
44
22
2014
2015
2016
2017
150
150
300
300
300
300
2018
2019
400
400
2020
227
230
225
150
150
225
110
110
110
220
110
55
110
220
220
240
110
110
*)
110
110
55
110
55
20
110
165
220
45
23
56
40
83
5,311
24
6,612
37
83
8,448
56
32
8,913
50
39
10,665
64
12,198
73
13,557
79
14,470
75
16,005
79
17,050
75
Ket: *) Mengingat pengembang belum melakukan eksplorasi sehingga tingkat ketidak pastian besarnya kapasitas masih
cukup tinggi, maka perhitungan reserve margin didasarkan pada kapasitas PLTP Sorik Marapi sebesar 2x55 MW.
LAM
MPIRAN A1.3
A
PROY
YEK-PRO
OYEK IPP TERKEND
DALA
SIST
TEM INTER
RKONEKS
SI SUMAT
TERA
145
A1.3 Pro
oyek-proyek IP
PP yg terkenda
ala
Dalam program
p
IPP te
erdapat bebera
apa proyek yang pelaksanaa
an
kontralk PPTL/PPA-n
nya mengalami kendala, dan merekka
dimasukkan dalam 3 ka
ategori PPTL te
erkendala seba
agai berkut :
Kategori 1: tahap operrasi, yaitu proyyek IPP sudah mencapai COD
namun bermasalah;
b
Kategori 2: tahap kon
nstruksi, yaitu proyek IPP sudah
s
mencapai
Financial Closing (FC) tapi konstruksinya bemasalah
h sehingga tida
ak
kunjung mencapai COD
D;
ndanaan, yaitu
u proyek IPP sudah memiliki
Kategori 3: tahap pen
ng mencapai Fin
nancial Closing
g (FC).
PPTL tettapi tiak kunjun
Pembangkit IPP yang terkendala di sistem Sumatera
a adalah,
PLTP Sib
bayak 2x5,5 MW
W masuk dalam
m kategori 1
PLTU MT
T Banjarsari 2xx100 MW masu
uk dalam kategori 3
PLTU Ku
uala Tanjung 2xx100 MW masu
uk dalam kateg
gori 3
PLTU MT
T Keban Agung
g 2x112,5 MW masuk dalam kategori 3
PLTP Sa
arulla 330 MW masuk dalam kategori
k
3.
PLTU Re
engat 2x5,5 MW
W masuk dalam
m kategori 3.
PLTU Te
embilahan 2x5,5 masuk dalam
m kategori 3.
Saat ini penyelesaian
p
IPP terkendala tersebut sedan
ng diproses ole
eh
Komite Direktur
D
untuk IPP dan Kerjasa
ama Kemitraan
n.
146
LAMPIRAN A1.4
A
NE
ERACA EN
NERGI
SIS
STEM INTERKONEKSI SUMA
ATERA
147
Neraca Energi
Sistem Interkoneksi Sumatera
(GWh)
148
JENIS
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Batubara
6.270
9.671
15.414
14.276
13.417
16.424
15.809
19.850
23.967
26.714
Gas
5.114
7.415
7.389
7.932
7.788
7.502
6.586
5.293
4.820
4.575
LNG
4.324
4.232
4.273
4.317
4.269
4.476
5.030
HSD
8.303
5.707
2.314
100
100
100
MFO
1.295
1.076
321
63
64
801
2.466
6.765
6.865
10.773
11.353
11.691
13.200
Hydro
3.398
3.690
4.718
5.022
5.216
5.679
6.518
7.040
7.035
7.050
Total
24.444
27.622
30.957
34.120
37.517
40.843
44.003
47.805
51.989
56.567
Geothermal
149
FUEL TYPE
2011
2012
HSD ( x 1000 kL )
2.241
1.484
556
MFO ( x 1000 kL )
379
317
94
53
77
77
GAS (GBTU)
LNG (GBTU)
Batubara (kTON)
2013
4.007
6.152
9.746
2014
27
-
2015
2016
27
-
27
-
2017
2018
2019
2020
84
83
78
68
51
47
44
34
34
34
34
34
36
41
9.006
8.363
10.139
9.761
12.255
14.795
16.425
LAM
MPIRAN A1.5
A
CAPA
ACITY BA
ALANCE GARDU
G
IN
NDUK
SIST
TEM INTE
ERKONEK
KSI SUMA
ATRA
150
Capacity Balance GI
N
Nanggroe
A
Aceh
hD
Darussalam
l
(NAD)
2011
Kapasitas
No.
Trafo MVA
Gardu Induk
TEG
JML
MVA
150/20
Total
1x30
30
30
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add
Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo
(MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)
SISTEM ACEH
1
PLTD SEWA
2
GI TUALANG CUT
42%
150/20
3x10
Total
3
150/20
1x30
151
GI LHOKSEUMAWE
150/20
GI BIREUEN
30
Total
60
30
150/20
150/20
2x30
Total
GI SIGLI
60
150/20
1x10
10
150/20
Total
1x20
20
30
PLTD SEWA
7
150/20
2x30
60
1x60
60
Total
120
PLTD SEWA
8
ULEE KARENG
150/20
Total
2x60
LAM PISANG
150/20
Total
2x60
18,5
19,9
72%
39%
30
21,9
23,7
25,6
27,4
43%
47%
50%
36%
UP 30-10
19,4
22,2
25,2
27,8
57%
65%
74%
16,6
65%
16,5
65%
15,8
62%
20
30
30,1
32,1
39%
42%
47,0
51,0
UP 30-10
20
UP 30-10
31,4
34,8
38,3
42,0
55%
62%
68%
75%
62%
69%
60%
17,4
68%
19,5
38%
21,5
42%
23,5
46%
25,7
50%
28,7
56%
31,0
61%
51,8
51%
46,9
46%
51,6
51%
56,4
55%
61,4
60%
68,4
67%
73,8
72%
44,0
41,7
47,5
53,0
58,8
64,9
73,1
79,9
57%
55%
62%
52%
58%
64%
72%
63%
34,0
38,0
43,5
UP 60-10
50
48,6
54,1
59,8
67,6
73,9
57%
64%
43%
48%
53%
59%
66%
72%
102,2
57%
117,8
66%
103,8
58%
122,3
68%
124,8
70%
50
49%
55
54%
61
60%
65
64%
70
69%
30 120
29%
35
34%
50
49%
30
40,8
45%
40
42,8
47%
40
47,1
46%
60
30
30
PLTD SEWA
6
10
20
30
150/20
PLTD SEWA
51%
30
30
2x30
18,2
10
30
30
Total
4
15,0
UP 60-30
33,1
38,0
31%
30
36%
23,4
30
28,2
29%
20
35%
30
20
30
UP 60-30
78,1
38%
60
50
88,0
43%
50
106,6
70%
78,2
51%
87,9
49%
31,0 120
30%
45
44%
30
30
Capacity Balance GI
NAD (lanjutan
(l j
1)
2011
Kapasitas
No.
Trafo MVA
Gardu Induk
10 GI TAKENGON
TEG
JML
150/20
2x30
MVA
2012
2013
12 GI MEULABOH
19,8
150/20
Total
1x30
150/20
2x30
152
150/20
150/20
Total
26,8
60
53%
1x30
2019
2020
21,7
22,6
23,5
24,4
25,3
26,2
41%
42%
44%
46%
48%
50%
51%
14,4
57%
15,3
60%
16,1
63%
17,0
67%
17,8
70%
18,6
73%
19,5
76%
32,2
33,6
34,9
36,3
37,7
39,1
40,4
41,8
63%
66%
69%
71%
49%
51%
53%
55%
11,4
1x30
9,5
1x30
8,1
32%
30
30
30
30
12,0
12,6
13,1
13,7
14,3
14,8
15,4
45%
47%
49%
51%
54%
56%
58%
60%
13,7
15,8
18,5
21,2
24,1
27,1
32,0
35,0
54%
62%
73%
42%
47%
53%
63%
69%
150/20
30
10,9
12,0
13,4
14,7
16,1
17,5
19,5
43%
47%
53%
58%
63%
69%
38%
41%
16,8
19,3
21,9
24,7
29,0
35,0
28%
33%
38%
43%
48%
57%
69%
98
9,8
38%
10,1
10
1
40%
10,5
10
5
41%
10,9
10
9
43%
11,2
11
2
44%
11,6
11
6
45%
12,0
12
0
47%
2x30
14,3
Total
17 GI BLANG PIDIE
150/20
Total
1 30
1x30
18 GI TAPAK TUAN
150/20
1x30
Total
19 GI COT TRUENG
2018
30
150/20
Total
16 GI KRUENG RAYA
2017
20,7
13,6
53%
37%
15 GI PANTONLABU
2016
150/20
Total
14 GI JANTHO
60
39%
T t l
Total
13 GI KUTA CANE
2015
(MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)
Total
11 GI SUBULUSSALAM
2014
Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add Peak Add
Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo
150/20
Total
94
9,4
37%
30
6,4
30
25%
2x30
60
30
21,1
6,6
6,9
7,1
7,4
7,6
7,8
8,1
26%
27%
28%
29%
30%
31%
32%
14,7
16,1
17,5
19,5
58%
63%
69%
38%
13,4
53%
30
30
21,1
41%
30
Capacity Balance GI
A h (lanjutan
Aceh
(l j
2)
2011
Kapasitas
No.
20
Trafo MVA
Gardu Induk
GI BLANG KJEREN
TEG
JML
150/20
1x30
MVA
Peak
Add
2012
Peak
Add
2013
Peak
GI SAMALANGA
150/20
2014
Peak
Add
2015
Peak
Add
2016
Peak
Add
2017
Peak
Add
2018
Peak
Add
2019
Peak
2020
Add
Peak
Add
Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo Load Trafo
(MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA) (MW) (MVA)
4,6
Total
21
Add
30
18%
1x30
11,8
Total
46%
30
4,9
5,1
5,4
5,6
5,8
6,1
19%
20%
21%
22%
23%
24%
13,4
15,0
16,6
18,3
20,6
53%
59%
65%
72%
40%
30
22,5
44%
TOTAL PEAK GI
227
298
409
461
526
581
640
701
782
850
212
278
381
431
489
549
612
681
755
833
DIVERSITY FACTOR
1 07
1,07
1 07
1,07
1 07
1,07
1 07
1,07
1 07
1,07
1 06
1,06
1 04
1,04
1 03
1,03
1 04
1,04
1 02
1,02
153
Capacity Balance GI
Sumut
No.
Gardu Induk
Kapasitas
Trafo MVA
MVA
154
SISTEM SUMUT
GLUGUR
GIS LISTRIK
TITI KUNING
PAYA PASIR
MABAR
KIM
LABUHAN
LAMHOTMA
DENAI
150/20
150/20
60
60
Total
120,0
150/20
150/20
60
60
Total
120
150/20
150/20
150/20
Total
60
60
60
180
150/20
60
Total
60
150/20
150/20
150/20
Total
87.5 *
60 *
60
60,0
150/20
150/20
150/20
Total
60
60
60
180
150/20
150/20
31,5
60
Total
91,5
150/20
20
Total
20
150/20
60
Total
60
2011
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)
2012
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)
ADD
60
2014
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)
2015
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)
2016
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)
2017
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)
2018
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)
2019
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)
2020
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)
95,43
62%
101,15
66%
107,22
70%
113,65
74%
120,47
79%
127,70
83%
135,36
88%
143,48
94%
86,49
57%
92,55
60%
99,03
65%
133,64
66%
141,66
69%
150,16
74%
2013
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)
92,24
90%
97,77
64%
60,49
59%
64,72
63%
61,67
60%
65,99
65%
70,61
69%
75,55
74%
80,84
53%
108,00
71%
114,48
75%
99,86
65%
105,86
69%
112,21
73%
118,94
78%
126,08
62%
35,75
70%
38,25
75%
40,93
40%
43,80
43%
46,86
46%
50,14
49%
53,65
53%
57,41
56%
61,43
60%
65,73
64%
40,03
78%
42,43
83%
33,68
66%
35,71
70%
37,85
74%
40,12
79%
42,53
83%
GI BARU
45,08
88%
47,78
94%
50,65
99%
76,47
50%
81,05
53%
75,62
49%
80,16
52%
84,97
56%
90,06
59%
95,47
62%
101,19
66%
107,27
70%
113,70
74%
19,17
25%
19,93
19%
20,73
20%
21,56
21%
22,42
22%
23,32
23%
24,25
23%
25,22
24%
26,23
25%
27,28
26%
13,85
81%
UP & ADD
14,68
40
29%
21,22
42%
16,50
32%
17,49
34%
18,53
36%
19,65
39%
20,83
41%
22,07
43%
23,40
46%
45,85
45%
39,13
38%
41,87
41%
44,80
44%
47,93
47%
51,29
50%
54,88
54%
58,72
58%
62,83
62%
42,85
42%
UAI
60
UP
30
UAI
ADD
60
ADD
60
GI
60
Capacity Balance GI
S
Sumut
(l j
(lanjutan
1)
No.
Gardu Induk
Kapasitas
Trafo MVA
MVA
SISTEM SUMUT
10 NAMURAMBE
11 SEI ROTAN
12 PAYA GELI
155
13 BINJAI
14 P. BRANDAN
15 PERBAUNGAN
16 T. MORAWA
17 TEBING TINGGI
18 KUALA TANJUNG
150/20
2011
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)
2012
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)
2013
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)
2014
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)
2015
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)
2016
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)
2017
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)
2018
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)
2019
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)
2020
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)
60
Total
60
150/20
150/20
60
31,5
Total
91,5
150/20
150/20
150/20
Total
60
60
60
180
150/20
150/20
60
60
Total
120
150/20
150/20
30
30
Total
60
150/20
150/20
31,5
30
Total
61,5
150/20
60
Total
60
150/20
150/20
60
60
Total
120
150/20
150/20
60
60
Total
120
45,78
90%
48,53
48%
58,47
75%
61,98
48%
60,00
91,83
60%
ADD
UAI
60
37,65
37%
39,91
39%
42,30
41%
44,84
44%
47,53
47%
50,38
49%
53,40
52%
56,61
55%
54,68
42%
57,97
45%
61,44
48%
65,13
51%
69,04
54%
73,18
57%
77,57
60%
82,22
64%
98,26
64%
97,86
64%
104,71
68%
112,04
73%
119,88
78%
128,28
84%
137,26
67%
146,86
72%
157,14
77%
89,51
59%
83,42
55%
88,26
58%
93,38
61%
98,80
65%
104,53
68%
110,59
72%
117,00
76%
123,79
81%
29,37
58%
25,14
49%
20,98
41%
22,24
44%
23,57
46%
24,98
49%
26,48
52%
28,07
55%
29,76
58%
31,54
62%
30,74
59%
32,37
31%
34,09
33%
35,90
35%
37,80
37%
39,80
39%
41,91
41%
44,13
43%
46,47
45%
48,93
47%
13,12
13%
35,08
34%
37,18
36%
39,42
39%
41,78
41%
44,29
43%
46,94
46%
49,76
49%
57,18
37%
61,18
40%
65,46
43%
70,05
46%
74,95
49%
80,20
52%
85,81
56%
91,82
60%
47,06
46%
43,06
42%
45,21
44%
47,47
47%
49,84
49%
52,34
51%
54,95
54%
57,70
57%
84,60
55%
37,84
37%
UAI
60
UAI
60
UAI
60
ADD
60
40,11
39%
51,69
51%
55,31
36%
50,30
49%
44,82
44%
UAI
60
GI
60
Capacity Balance GI
S
Sumut
(l j
(lanjutan
2)
No.
Gardu Induk
Kapasitas
Trafo MVA
MVA
SISTEM SUMUT
19 PEMATANG SIANTAR
20 GUNUNG PARA
21 KISARAN
156
22 AEK KANOPAN
23 R. PRAPAT
24 KOTA PINANG
25 BRASTAGI
26 SIDIKALANG
27 TELE
150/20
150/20
30
60
Total
90
150/20
10
Total
10
150/20
150/20
150/20
Total
60
31,5
30,0
122
150/20
20
Total
20
150/20
150/20
150/20
Total
30
0
31,5
61,5
150/20
30
Total
30
150/20
150/20
30
20
Total
50
150/20
20
Total
20
150/20
10
Total
10
2011
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)
71,26
93%
2012
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)
UAI
60
2014
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)
2015
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)
2016
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)
2017
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)
2018
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)
2019
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)
2020
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)
77,82
61%
66,93
52%
69,94
55%
73,09
57%
76,37
60%
79,81
63%
83,40
65%
87,16
68%
12,58
49%
13,21
52%
13,87
54%
14,56
57%
15,29
60%
16,05
63%
16,85
66%
17,70
69%
65,69
51%
68,98
54%
72,43
56%
76,05
59%
79,85
62%
83,84
65%
88,03
68%
92,44
72%
13,12
31%
13,51
32%
13,92
33%
14,34
34%
14,77
35%
15,21
36%
15,67
37%
16,14
38%
UP
45,63 28,5
45% UAI
48,36
47%
51,26
50%
54,34
53%
57,60
56%
61,06
60%
64,72
63%
68,60
67%
72,72
71%
18,89
74%
20,02
79%
21,22
83%
22,50
44%
23,85
47%
25,28
50%
26,79
53%
28,40
56%
30,10
59%
31,91
63%
35,17
83%
37,28
49%
39,52
52%
41,89
55%
44,40
58%
47,06
62%
49,89
65%
52,88
69%
56,05
73%
59,42
78%
16,81
99%
17,65
42%
15,53
37%
16,31
38%
17,12
40%
17,98
42%
18,88
44%
19,82
47%
20,81
49%
21,85
51%
2,41
9%
2,51
10%
2,61
10%
2,71
11%
2,82
11%
2,94
12%
3,05
12%
3,18
12%
11,41
45%
74,47
58%
2013
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)
UP
20
11,98
47%
59,58
58%
62,56
49%
16,78
99%
12,74
30%
51,32
66%
3,67
14%
UP
30
UAI
UP
20
2,32
9%
UP
30,0
ADD
30
UP
40
UAI
30
ADD
30
Capacity Balance GI
S
Sumut
(l j
(lanjutan
3)
Kapasitas
No.
Gardu Induk
Trafo MVA
MVA
28 PORSEA
29 TARUTUNG
30 SIBOLGA
31 P. SIDIMPUAN
157
32 GUNUNG TUA
33 TANJUNG PURA
34 PANYABUNGAN
35 PARLILITAN
150/20
Total
20
20
150/20
150/20
Total
10
10
20
150/20
150/20
Total
30
10
40
150/20
150/20
Total
30
31.5
62
150/20
10
Total
10
150/20
150/20
Total
30
0
30
150/20
150/20
Total
30
30
60
150/20
10
Total
10
150/20
36 SALAK
(Untuk menyerap energi PLTM)
Total
2011
Peak
Add
Load Trafo
(MW) (MVA)
2012
Peak
Add
Load Trafo
(MW) (MVA)
2013
Peak
Add
Load Trafo
(MW) (MVA)
2014
Peak
Add
Load Trafo
(MW) (MVA)
2015
Peak
Add
Load Trafo
(MW) (MVA)
2016
Peak
Add
Load Trafo
(MW) (MVA)
2017
Peak
Add
Load Trafo
(MW) (MVA)
2018
Peak
Add
Load Trafo
(MW) (MVA)
2019
Peak
Add
Load Trafo
(MW) (MVA)
2020
Peak
Add
Load Trafo
(MW) (MVA)
14.06
83%
14.48
43%
20
14.91
44%
15.36
45%
15.82
47%
16.30
48%
16.79
49%
17.29
51%
17.81
52%
18.34
54%
14.47
85%
14.91
35%
30
15.36
36%
15.82
37%
16.29
38%
16.78
39%
17.28
41%
17.80
42%
18.34
43%
18.89
44%
27.15
80%
28.51
34%
60
29.93
35%
31.43
37%
33.00
39%
34.65
41%
36.38
43%
38.20
45%
40.11
47%
42.12
50%
23.71
30%
24.42
31%
25.15
32%
25.91
33%
26.68
34%
27.49
35%
28.31
36%
29.16
37%
9.29
27%
9.76
29%
10.25
30%
10.76
32%
11.30
33%
11.86
35%
12.46
37%
13.08
38%
17.0
67%
18.19
71%
19.46
76%
20.83
82%
22.28
44%
23.84
47%
25.51
50%
27.30
54%
15.10
30%
16.01
31%
16.97
33%
17.98
35%
19.06
37%
20.21
40%
21.42
42%
22.70
45%
1.53
18%
1.56
18%
1.59
19%
1.62
19%
1.66
19%
1.69
20%
1.72
20%
1.76
21%
3.00
6%
3.12
6%
3.24
6%
3.37
7%
3.51
7%
3.65
7%
3.80
7%
3.95
8%
36.59
47%
8.43
33%
30
UP
20
37.69
48%
8.85
26%
1.50
18%
ADD
10
30
60
60
Capacity Balance GI
S
Sumut
(l j
(lanjutan
4)
Kapasitas
No.
Gardu Induk
Trafo MVA
MVA
150/20
37 NEGERI DOLOK
(Untuk menyerap energi PLTM)
Total
60
150/20
150/20
Total
30
30
60
150/20
30
Total
30
150/20
60
Total
60
38 KUALA NAMU
39 PANGURURAN
158
40 LABUHAN BILIK
2011
Peak
Add
Load Trafo
(MW) (MVA)
2012
Peak
Add
Load Trafo
(MW) (MVA)
2013
Peak
Add
Load Trafo
(MW) (MVA)
2014
Peak
Add
Load Trafo
(MW) (MVA)
2015
Peak
Add
Load Trafo
(MW) (MVA)
2016
Peak
Add
Load Trafo
(MW) (MVA)
2017
Peak
Add
Load Trafo
(MW) (MVA)
2018
Peak
Add
Load Trafo
(MW) (MVA)
2019
Peak
Add
Load Trafo
(MW) (MVA)
2020
Peak
Add
Load Trafo
(MW) (MVA)
60
2.00
4%
2.06
4%
2.12
4%
2.19
4%
2.25
4%
2.32
5%
2.39
5%
2.46
5%
55.31
108%
57.25
112%
59.30
116%
61.48
121%
63.79
125%
66.24
130%
68.83
135%
71.58
140%
1.50
6%
2.00
8%
2.08
8%
2.16
8%
2.25
9%
2.34
9%
2.43
10%
2.53
10%
2.63
10%
8.8
17%
9.33
18%
9.89
19%
10.48
21%
11.11
22%
11.78
23%
12.48
24%
13.23
26%
14.03
28%
11,172
172
78
44.0
34.0
11,217
217
78
44.0
34.0
11,272
272
78
44.0
34.0
11,333
333
78
44.0
34.0
11,404
404
78
44.0
34.0
11,478
478
78
44.0
34.0
11,558
558
78
44.0
34.0
11,642
642
78
44.0
34.0
11,730
730
78
44.0
34.0
11,825
825
78
44.0
34.0
1,094.3
1,159
1.012
1,139.1
1,200
1.014
1,194.0
1,271
1.001
1,255.1
1,317
1.012
1,325.7
1,386
1.012
1,400.4
1,463
1.011
1,479.6
1,540
1.012
1,563.5
1,624
1.011
1,652.4
1,711
1.011
1,746.5
1,795
1.017
COD 2012
TOTAL PEAK GI
Peak Load Big Customer (I4)
- PT Grouth Sumatera
- PT Gunung Gahapi
TOTAL PEAK GI umum
TOTAL PEAK SISTEM INT
DIVERSITY FACTOR
2 399
2,399
150/20
150/20
Capacity Balance GI
S b
Sumbar
No.
Gardu Induk
Kapasitas
Trafo MVA
MVA
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
Peak
Add
Peak
Add
Peak
Add
Peak
Add
Peak
Add
Peak
Add
Peak
Add
Peak
Add
Peak
Load
(MW)
Trafo
(MVA)
Load
(MW)
Trafo
(MVA)
Load
(MW)
Trafo
(MVA)
Load
(MW)
Trafo
(MVA)
Load
(MW)
Trafo
(MVA)
Load
(MW)
Trafo
(MVA)
Load
(MW)
Trafo
(MVA)
Load
(MW)
Trafo
(MVA)
Load
(MW)
2020
Add
Peak
Trafo Load
(MVA) (MW)
Add
Trafo
(MVA)
CABANG PADANG
1
159
PIP
PAUH LIMO
SIMPANG HARU
150/20
20
150/20
30
Total
50
150/20
60
150/20
30
Total
90
150/20
42
150/20
42
Total
84
29,7
67%
44%
50,5
52,8
66%
52%
39,0
55%
30
32,8
36,4
40,2
34,8
38,3
42,1
46,2
50,5
48%
53%
59%
51%
56%
62%
68%
42%
58,3
64,5
71,1
52,2
57,4
62,9
68,8
75,1
57%
63%
70%
51%
56%
62%
67%
74%
40,7
44,8
49,3
54,3
36,6
40,1
43,8
47,8
52,0
57%
63%
69%
76%
51%
56%
61%
67%
73%
82,0
82,0
82,0
82,0
82,0
82,0
82,0
82,0
82,0
82,0
64%
64%
64%
64%
64%
64%
64%
64%
64%
64%
18,4
19,3
21,3
23,6
26,1
29,2
32,2
35,3
38,7
42,4
43%
45%
50%
55%
61%
69%
76%
52%
57%
62%
10,5
11,1
12,5
14,0
15,7
17,9
20,0
22,3
24,8
27,6
41%
44%
49%
55%
62%
70%
39%
44%
49%
54%
UP 30-60
30
INDARUNG
Total
28,3
LUBUK ALUNG
BUNGUS
(NEW)
PARIAMAN
(NEW)
KAMBANG (NEW)
150
150/20
20
150/20
30
Total
50
150/20
150/20
150/20
/
30
30
30
30
30
8,8
9,3
10,3
11,4
12,7
14,3
15,8
17,5
19,3
34%
36%
40%
45%
50%
56%
62%
69%
38%
42%
11
11,6
1
12,2
1
13,5
1 1
15,1
1
16,7
1
18,8
20,9
23,0
25,4
4
27,9
45%
48%
53%
59%
66%
74%
41%
45%
50%
55%
30
30
21,2
60
Capacity Balance GI
S b (lanjutan
Sumbar
(l j
1)
No.
Gardu Induk
Kapasitas
Trafo MVA
MVA
10 GI SUNGAI PENUH
(NEW)
(NEW)
150/20
150/20
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
Peak
Add
Peak
Add
Peak
Add
Peak
Add
Peak
Add
Peak
Add
Peak
Add
Peak
Add
Peak
Load
(MW)
Trafo
(MVA)
Load
(MW)
Trafo
(MVA)
Load
(MW)
Trafo
(MVA)
Load
(MW)
Trafo
(MVA)
Load
(MW)
Trafo
(MVA)
Load
(MW)
Trafo
(MVA)
Load
(MW)
Trafo
(MVA)
Load
(MW)
Trafo
(MVA)
Load
(MW)
2020
Peak
Trafo Load
(MVA) (MW)
52,9
58,0
63,5
69,3
75,4
52%
57%
62%
68%
49%
22,6
25,2
27,6
30,3
33,0
36,0
44%
49%
54%
59%
65%
71%
120
16,9
18,6
20,5
66%
73%
40%
10,2
10,7
11,9
13,2
14,7
16,5
18,3
20,2
22,3
24,5
60%
63%
70%
31%
35%
39%
43%
48%
52%
58%
27,8
25,3
28,1
31,3
34,7
39,1
43,3
47,8
52,6
57,8
65%
33%
37%
41%
45%
51%
57%
62%
69%
57%
22,9
24,0
26,5
29,4
32,5
36,3
40,1
44,0
48,2
52,7
90%
47%
52%
58%
64%
71%
39%
43%
47%
52%
11,0
12,2
13,6
15,3
16,9
18,7
20,6
22,6
32%
36%
40%
45%
50%
55%
61%
66%
30
30
Add
Add
Trafo
(MVA)
60
CABANG BUKITTINGGI
11 MANINJAU
12 PADANG LUAR
150/20
20
160
150/20
20
150/20
30
Total
50
30
UP 20-60
40
NEW
13 SIMPANG EMPAT
150/20
30
14 BATANG AGAM
0.4/20
20
(NEW)
15 GI PADANG PANJANG
150/20
10
30
30
60
5,6
9,9
65%
29%
30,8
32,2
35,4
39,0
42,9
47,8
52,4
57,3
62,5
68,0
91%
47%
52%
57%
63%
70%
56%
61%
67%
73%
13,1
13,8
15,4
17,1
19,0
21,4
23,7
26,1
28,8
31,6
77%
81%
36%
40%
45%
50%
56%
62%
68%
74%
21,5
23,1
13,6
15,4
17,5
20,1
22,7
25,5
28,7
32,1
84%
91%
53%
61%
69%
39%
44%
50%
56%
63%
CABANG SOLOK
16 SOLOK
17 SALAK
18 KILIRAN JAO
150/20
20
150/20
20
Total
40
150/20
150/20
/
20
UP 20-60
40
30
30
20
150/20
10
Total
30
30
30
Capacity Balance GI
S b (lanjutan
Sumbar
(l j
2)
No.
Kapasitas
Trafo MVA
Gardu Induk
MVA
19 GI S.RUMBAI/GNG.MEDAN
(NEW)
150/20
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
Peak
Add
Peak
Add
Peak
Add
Peak
Add
Peak
Add
Peak
Add
Peak
Add
Peak
Add
Peak
Load
(MW)
Trafo
(MVA)
Load
(MW)
Trafo
(MVA)
Load
(MW)
Trafo
(MVA)
Load
(MW)
Trafo
(MVA)
Load
(MW)
Trafo
(MVA)
Load
(MW)
Trafo
(MVA)
Load
(MW)
Trafo
(MVA)
Load
(MW)
Trafo
(MVA)
Load
(MW)
30
30
Add
2020
Peak
Trafo Load
(MVA) (MW)
12,6
14,0
15,5
17,3
19,1
21,0
23,0
25,1
50%
55%
61%
68%
75%
41%
45%
49%
Add
Trafo
(MVA)
CABANG PAYAKUMBUH
20,0
25,5
28,1
31,0
34,1
38,1
41,8
45,7
49,9
54,3
79%
50%
55%
61%
67%
50%
55%
60%
65%
71%
13,4
9,4
10,4
11,5
12,6
14,1
15,5
16,9
18,5
20,1
53%
37%
41%
45%
50%
55%
61%
66%
72%
39%
TOTAL PEAK GI
414,3
447,8
486,9
530,8
578,4
629,8
686,0
746,1
810,4
878,9
402,3
434,8
472,7
515,4
561,5
611,5
666,0
724,4
786,8
853,3
1,03
1,03
1,03
1,03
1,03
1,03
1,03
1,03
1,03
1,03
20 PAYAKUMBUH
21 BATUSANGKAR
161
DIVERSITY FACTOR
150/20
150/20
30
30
30
30
30
Capacity Balance GI
Ri
Riau
No.
Gardu Induk
Kapasitas
Trafo MVA
MVA
KOTO PANJANG
BANGKINANG
150/20
20
Total
20
150/20
30
2011
Add
Peak
Trafo
(MVA)
Load
(MW)
14,55
15,58
86%
46%
38,92
76%
GARUDA SAKTI
150/20
150/20
150/20
Total
50
50
60
160
TELUK LEMBU
150/20
150/20
Total
60
60
120
162
PLTD Sewa
5
DURI
DUMAI
150/20
150/20
Total
BAGAN BATU
TELUK KUANTAN
PASIR PUTIH
(MVA)
2015
2016
2018
2017
2019
2020
Peak
Add
Peak
Add
Peak
Add
Peak
Add
Peak
Add
Peak
Add
Load
(MW)
Trafo
(MVA)
Load
(MW)
Trafo
(MVA)
Load
(MW)
Trafo
(MVA)
Load
(MW)
Trafo
(MVA)
Load
(MW)
Trafo
(MVA)
Load
(MW)
Trafo
(MVA)
15,06
16,37
17,51
18,69
19,99
21,61
43%
44%
48%
51%
55%
59%
64%
32,13
33,54
32,47
34,64
39,04
43,30
47,93
53,18
59,61
63%
66%
64%
68%
38%
42%
47%
70%
78%
83,55
73,77
54,30
50,48
52,48
54,62
57,36
52%
46%
34%
31%
32%
34%
36%
80,19
84,58
86,95
88,34
92,06
97,09
45%
55%
57%
58%
60%
63%
50,55
54,79
59,26
64,24
70,35
66%
54%
58%
63%
69%
78%
112,71
73%
74%
60
Trf Baru
30
Up Rating
90,17
60
Trf Baru
113,53
60
Trf Baru
57,72
54,38
45,90
75%
71%
60%
30
UpRating
36,30
34,07
35,25
38,51
41,42
44,44
47,80
51,94
45%
46%
50%
54%
58%
62%
68%
56%
74%
Alih bbn
Pasir Putih
80,63
Alih bbn
Kit Tenayan
45%
30
30
60
28,04
61,81
55%
81%
150/19
150/20
Total
30
30
60
10
10
41,16
44,90
81%
59%
13,17
150/20
150/20
Total
150/20
10
30
40
20
UpRating
47%
150/20
Alih bbn
KID
Alih Bbn
GIS Kota
Alih bbn
Perawang
150/20
60
Up Rating
14,46
13,63
14,15
15,52
16,75
18,04
19,48
21,25
56%
57%
53%
55%
61%
66%
71%
76%
42%
22,39
24,87
25,97
25,14
26,82
30,22
33,53
37,11
41,17
46,15
53%
59%
61%
59%
63%
71%
56%
62%
69%
78%
34,23
35,87
64,97
77,21
83,93
91,45
100,69
67%
70%
42%
50%
55%
60%
66%
46,55
51,06
55,13
59,40
64,17
70,04
46%
50%
54%
58%
63%
69%
12,96
13,21
14,22
15,07
15,93
16,89
18,08
51%
52%
56%
59%
62%
66%
71%
36,00
60
GI Baru
Alih Bbn
Kandis
14,23
44,82
44%
11 PASIR PANGARAYAN
Add Trafo
14,64
71%
(MVA)
Peak
Load
(MW)
46%
74,57
52%
20
Trf Baru
2014
Add Trafo
30,00
Total
(MVA)
Peak
Load
(MW)
15,68
126,51
Alih bbn
Bangkinang
2013
Add Trafo
40,00
PLTD Sewa
6
30
Trf Baru
109,21
80%
2012
Peak
Load
(MW)
14,01
55%
30
GI Baru
120
GI Baru
120
Trf baru
20
Uprating
30
Trf baru
Capacity Balance GI
Ri (lanjutan)
Riau
(l j
)
No.
Gardu Induk
Kapasitas
Trafo MVA
MVA
12
RENGAT
150/20
Total
2011
2012
Peak
Add
Peak
Load
(MW)
Trafo
(MVA)
Load
(MW)
2013
Add Trafo
(MVA)
0
0
Peak
(MVA)
24,39
48%
13 TEMBILAHAN
150/20
Total
2014
Add Trafo
Load
(MW)
60
GI Baru
Peak
Load
(MW)
2016
2015
Add Trafo
(MVA)
2017
2018
2019
2020
Peak
Add
Peak
Add
Peak
Add
Peak
Add
Peak
Add
Peak
Add
Load
(MW)
Trafo
(MVA)
Load
(MW)
Trafo
(MVA)
Load
(MW)
Trafo
(MVA)
Load
(MW)
Trafo
(MVA)
Load
(MW)
Trafo
(MVA)
Load
(MW)
Trafo
(MVA)
22,96
23,74
25,84
27,65
29,52
31,59
34,13
45%
47%
51%
54%
58%
62%
67%
14,83
16,25
17,50
18,81
20,25
58%
64%
69%
74%
40%
9,98
10,92
11,73
12,58
13,52
0
0
30
GI Baru
30
Trf baru
22,03
43%
14 BAGAN SIAPI-API
150/20
30
GI Baru
9,61
38%
39%
43%
46%
49%
53%
58%
15 PANGKALAN KERINCI
150/20
30
GI Baru
9,43
9,59
10,31
10,90
11,51
12,18
13,02
150/20
17 KIT TENAYAN
150/20
18 PERAWANG
150/20
19 KID DUMAI
150/20
20 GI KANDIS
150/20
10 57
10,57
21 GI LIPAT KAIN
150/20
8,46
150/20
37%
14,67
38%
40%
43%
45%
48%
51%
10,35
11,52
12,61
13,77
15,07
16,65
1,18
30,00
GI Baru
41%
45%
15,63
19,53
49%
54%
59%
65%
30,52
35,10
40,36
1,20
163
10,00
39%
30
GI Baru
12,50
49%
11,32
44%
30
GI Baru
24,41
61%
77%
48%
11,53
12,42
13,16
45%
49%
30,00
Trf Baru
52%
60%
69%
79%
13,92
14,75
15,80
55%
58%
62%
1,2
14,40
56%
30
GI Baru
13,69
14,35
54%
15,88
56%
41%
33%
17,30
62%
30
GI Baru
30
GI Baru
18,81
68%
11 38
11,38
74%
12 06
12,06
45%
47%
9,08
9,59
36%
20,49
40%
12 75
12,75
13 51
13,51
50%
44%
57%
10,69
40%
22,56
14 47
14,47
53%
10,11
38%
30
Trf baru
11,42
42%
45%
1,20
22,2
44%
TOTAL PEAK GI
TOTAL PEAK SISTEM
DIVERSITY FACTOR
382,01
38 , 9
381,49
1,00
50
432,75
431,00
3 ,00
1,00
200
486,16
485,67
85,67
1,00
270
532,23
530,8
530,82
1,00
60
GI Baru
210
22,83
24,81
45%
573,26
576,12
576,
1,00
26,53
49%
30
627,26
6 3,68
623,68
1,01
28,32
52%
180
675,58
67 , 9
672,29
1,00
30,30
56%
110
726,16
7 3,
723,22
1,00
32,75
59%
782,50
779,98
1,00
64%
60
852,01
8 9,95
849,95
1,00
30
Capacity Balance GI
S2JB
No.
Gardu Induk
Kapasitas
Trafo MVA
MVA
1 BUKITSIGUNTANG
PTM 2012
2 TALANG RATU
PTM di 2013/2014
164
3 SEDUDUK PUTIH
PTM 2012
4 SUNGAI JUARO
5 BOOM BARU 70 kV
70/12
70/20
15
15
Total
30
70/12
70/12
70/20
70/20
Total
10
5
10
10
30
70/12
70/20
Total
15
30
45
70/12
70/20
Total
15
20
35
70/12
70/20
Total
15
30
45
2011
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)
70/12
70/12
70/20
70/20
Total
5
5
15
10
35
7 SUNGAI KEDUKAN
Trafo II 15 MVA
(Step up : Pertamina)
70/12
70/20
Total
10
15
25
8 KERAMASAN
Sudah realisasi trafo 60 MVA
70/12
70/12
150/20
Total
15
10
60
25
PTM DI 2012
2013
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)
2014
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)
2015
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)
2016
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)
2017
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)
2018
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)
2019
Add
Peak
Trafo
Load
(MW) (MVA)
2020
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)
15
21,59
85%
31,53
49%
30
18,88
74%
40,74
53%
45,86
60%
49,12
64%
34,72
45%
37,57
49%
40,86
53%
44,22
58%
22,26
87%
25,58
100%
16,54
65%
17,88
70%
10,66
42%
11,75
46%
13,06
51%
14,38
56%
36,18
47%
15
Uprate 15-30
32,67
85%
36,66
96%
32,38
85%
19,75
52%
22,38
59%
24,13
63%
11,32
30%
12,32
32%
13,49
35%
14,69
38%
26,64
90%
29,30
98%
13,58
46%
14,64
49%
15,75
53%
16,10
54%
16,68
56%
17,15
58%
17,69
59%
18,11
61%
33,90
89%
24,84
65%
20,65
54%
24,78
65%
27,53
108%
7,39
29%
8,97
35%
10,80
42%
12,69
33%
21,55
36%
25,27
42%
29,11
49%
31,15
52%
34,10
57%
37,05
62%
40,56
68%
44,07
74%
17,81
52%
19,20
56%
20,06
59%
21,16
62%
22,24
65%
23,44
69%
24,63
72%
57,87
57%
64,94
64%
69,50
68%
75,47
49%
81,56
53%
88,57
58%
95,73
63%
Relokasi Trafo
d 30,21
iK
79%
6 BUNGARAN
PTM 2012/2013
2012
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)
28,76
48%
35
20,22
59%
15,06
44%
16,53
49%
53,76
84%
45,16
89%
51,58
51%
60
60
Capacity Balance GI
S2JB (lanjutan
(l j
1)
No.
Gardu Induk
Kapasitas
Trafo MVA
MVA
2011
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)
165
9 TALANG KELAPA
150/20
60
60
49,06
96%
10 BORANG
(Beban ditarik ke
PLTMG Sako)
150/20
150/20
Total
15
30
45
SKI P3BS
11 MARIANA
150/20
150/20
2x16
32
12 SIMPANG TIGA
150/20
150/20
Total
30
60
60
150/20
150/20
Total
15
30
30
150/20
150/20
Total
60
60
120
150/20
150/20
Total
30
30
60
150/20
150/20
Total
10
20
30
150/20
150/20
Total
10
15
25
13 PRABUMULIH
14 BUKIT ASAM
15 BATURAJA
16 LAHAT
17 PAGAR ALAM
2012
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)
UAI P3BS
40,73
60
40%
2013
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)
2014
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)
2015
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)
2016
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)
2017
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)
2018
Add
Peak
Trafo
Load
(MW) (MVA)
60
2019
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)
2020
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)
106,74
60%
116,46
65%
45,64
36%
54,64
43%
75,33
59%
81,24
64%
89,15
70%
97,27
54%
18,92
49%
20,14
53%
21,34
56%
22,72
59%
24,07
63%
62,41
28,27
54%
68,31
29,97
57%
74,39
31,63
60%
81,42
33,55
64%
88,67
35,43
67%
12,12
32%
13,22
35%
14,86
39%
16,37
43%
18,04
47%
34,80
16,86
62%
39,05
20,34
75%
45,10
22,61
83%
51,10
24,72
91%
57,90
27,05
51%
49,43
97%
53,96
53%
60,46
59%
44,09
43%
50,13
49%
53,47
52%
58,15
57%
62,96
62%
68,60
67%
74,27
49%
26,20
69%
28,87
32%
32,73
37%
36,41
41%
40,51
45%
42,87
48%
46,07
52%
49,26
55%
52,93
59%
56,60
63%
64,43
63%
69,99
69%
116,37
57%
122,70
60%
60
60
30
30
78,27
51%
60
85,85
56%
94,18
62%
98,29
64%
104,16
68%
109,82
54%
60
72,05
47%
60
92,39
60%
90,87
51%
85,13
48%
89,87
59%
94,43
62%
99,76
65%
104,88
69%
18,32
43%
20,04
47%
21,68
51%
28,99
57%
30,54
60%
Uprate 30->60
60,23
79%
30
Uprate
p
30-60
77,74
76%
30
18,88
74%
16,07
38%
12,10
28%
14,36
34%
15,35
36%
16,87
40%
19,19
90%
Uprate 10-30
20,85
55%
23,31
61%
21,34
56%
23,56
62%
24,52
64%
25,98
68%
20
Uprate 15-30
27,36 15
54%
60
Capacity Balance GI
S2JB (lanjutan
(l j
2)
No.
Gardu Induk
Kapasitas
Trafo MVA
MVA
18 LUBUKLINGGAU
150/20
150/20
150/20
2x30
60
150/20
150/20
2x30
60
21 GUNUNG MEGANG
150/20
30
1 GI Kenten
150/20
150/20
60
60
120
20 GUMAWANG
2012
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)
2013
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)
2014
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)
2015
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)
2016
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)
2017
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)
2018
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)
2019
Add
Peak
Trafo
Load
(MW) (MVA)
2020
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)
30
20
50
19 BETUNG
2011
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)
Uprate 20->60
49,60
40
65%
166
54,85
72%
56,37
74%
61,55
48%
24,79
49%
27,63
54%
21,91
43%
20,22
40%
28,32
56%
30,90
61%
34,72
68%
38,27
50%
28,32
111%
60
69,59
55%
74,35
58%
67,72
53%
73,26
57%
79,74
63%
23,72
47%
25,54
50%
28,19
55%
30,84
60%
34,01
44%
42,17
55%
39,80
52%
42,37
55%
44,89
59%
47,79
62%
50,62
66%
38,27
50%
42,17
55%
34,22
45%
33,04
43%
33,95
44%
35,56
46%
37,11
49%
46,27
45%
52,42
51%
59,39
58%
64,02
63%
70,07
69%
76,31
50%
83,52
55%
90,96
59%
12,59
25%
13,85
27%
15,23
30%
16,75
33%
18,43
36%
20,27
40%
22,30
44%
24,53
48%
12,69
50%
13,81
54%
15,01
59%
16,32
64%
17,63
69%
19,04
37%
18,38
36%
19,66
39%
21,04
41%
22,51
44%
24,09
47%
25,77
51%
27,58
54%
16,54
65%
17,36
34%
18,23
36%
19,14
38%
20,10
39%
10,52
41%
11,26
44%
12,04
47%
12,89
51%
13,79
54%
13,05
51%
13,97
55%
14,94
59%
15,99
63%
30
60
86,19
68%
30
37,19
49%
60
4 KAYU AGUNG
150/20
30
5 TANJUNG API-API
150/20
150/20
Total
30
30
60
0%
6 SUNGAI LILIN
150/20
30
7 MUARA DUA
150/20
30
8 MUARA RUPIT
150/20
30
16,05
31%
17,17
34%
15,00
59%
dari GI Betung
15,75
62%
dari GI Baturaja
9,83
39%
30
30
20,56
40%
Capacity Balance GI
S2JB (lanjutan
(l j
3)
No.
Gardu Induk
Kapasitas
Trafo MVA
MVA
9 SEKAYU
150/20
30
10 TEBING TINGGI
150/20
30
11 GIS Kota I
150/20
60
60
120
12 Martapura
150/20
2011
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)
2012
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)
150/20
2014
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)
10,5
41%
12,7
50%
2015
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)
11,2
44%
13,5
53%
2016
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)
12,0
47%
14,3
56%
0,0%
167
MVA
1.082
TOTAL PEAK GI
MW
694,23
85
745,91
1.532
Persentase pembebanan
PEAK SISTEM INT. SUMSEL
Diversity Factor
%
MW
75,48
627,00
1,11
57,28
697,15
1,07
450
1.907
818,47
50,49
767,43
1,07
375
2018
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)
13,7
54%
2019
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)
14,7 58%
2020
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)
15,7
30
31%
15,1
59%
55,9
54,8%
16,1
63%
60,8
59,6%
17,0
67%
66,5
65,2%
18,0
35%
72,4
47,3%
14,7
49%
14,0
55%
2.447 240
15,6
52%
15,9
62%
2.642 195
16,6
55%
17,5
69%
2.702
17,6
59%
19,1
30
38%
2.942 240
2.147
904,08
1008,61
1071,46
1144,86
1228,64
1325,28
1422,62
50,96
843,40
1,07
55,27
930,54
1,08
57,12
998
1,07
55
1.070
1,07
55
1.147
1,07
58
1.238
1,07
57
1.335
1,07
30
2017
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)
12,8
50%
masuk di 2016
13,8
46%
10,0
39%
60
2.207
60
30
-
13 Pendopo
2013
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)
9,8
38%
2.087
180
60
30
60
Capacity Balance GI
S2JB (lanjutan
(l j
4)
No.
Kapasitas
Trafo MVA
Gardu Induk
MVA
1 SUKAMERINDU
2 PEKALONGAN
168
3 TES
70/20
70/20
70/20
15
30
30
Total
75
70/20
70/20
150/20
Total
5
10
30
15
70/20
5
15
150/20
30
2011
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)
74,87
98%
28,81
38%
19,95
,
78%
23,27
,
91%
24,40
,
48%
4,12
32%
4,33
34%
3,92
31%
150/20
150/20
150/20
Total
60
60
120
150/20
30
2015
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)
2016
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)
2017
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)
2018
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)
2019
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)
2020
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)
33,39
44%
24,65
32%
26,09
34%
29,69
39%
31,42
41%
33,82
44%
36,40
48%
27,93
,
55%
28,69
,
56%
29,17
,
57%
32,45
,
64%
32,99
,
65%
34,24
,
67%
35,54
,
70%
4,54
36%
4,77
37%
5,01
39%
5,26
41%
5,52
43%
5,80
45%
6,09
48%
21,52
42%
22,97
45%
24,52
48%
17,56
34%
18,67
37%
19,85
39%
21,12
41%
14,01
55%
14,71
58%
15,45
61%
81,61
53%
87,34
57%
93,49
61%
13,60
53%
14,56
57%
15,58
61%
9,29
36%
10,00
39%
10,77
42%
0%
18,90
74%
20,17
40%
150/20
30
0%
0%
0%
0%
12,10
47%
12,71
50%
13,35
52%
54,24
53%
61,66
60%
65,51
64%
69,20
68%
77,26
50%
0%
0%
10,92
43%
11,53
45%
12,88
50%
30
0%
5 GI BinTuhan
30
2014
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)
mundur ke 2012
2 Muko-Muko
Ditarik dari argamakmur
g
4 GI ArgaMakmur
2013
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)
71,10
93%
2012
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)
60
30
MVA
MW
120
-
TOTAL PEAK GI
Persentase Pembebanan
PEAK SISTEM BENGKULU
Diversity Factor
MW
%
MW
94,97
94
97
93,11
85,92
1,11
150
121,16
121
16
95,03
108,67
1,11
30
330
131,94
131
94
47,04
117,18
1,13
180
330
149,04
149
04
53,14
132,61
1,12
360
169,63
169
63
55,43
152,87
1,11
30
360
178,22
178
22
58,24
161,16
1,11
450
188,45
188
45
49,27
170,91
1,10
90
450
197,83
197
83
51,72
180,04
1,10
450
210,32
210
32
54,99
191,35
1,10
450
223,67
223
67
58,48
203,05
1,10
Capacity Balance GI
S2JB (lanjutan
(l j
5))
No.
Gardu Induk
Kapasitas
Trafo MVA
MVA
2012
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)
Total
30
30
30
60
150/20
150/20
Total
60
60
120
3 MUARA BUNGO
150/20
30
30
60
45,75
90%
4 BANGKO
150/20
30
27,22
107%
UAI P3BS
30,48
60
40%
150/20
30
19,41
76%
UAI P3BS
22,87
60
30%
150/20
30
2 PAYO SELINCAH
150/20
150/20
2011
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)
169
3 GI KUALA TUNGKAL
150/20
150/20
30
30
2014
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)
2015
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)
2016
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)
2017
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)
2018
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)
2019
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)
45,67
90%
UAI P3BS
51,74
60
51%
46,92
46%
54,10
53%
58,17
57%
62,84
62%
67,51
66%
76,54
75%
UAI P3BS
86,57
60
57%
95,78
63%
104,66
68%
111,85
73%
120,17
79%
128,42
63%
55,96
55%
58,75
58%
62,04
61%
65,12
64%
69,15
45%
27,56
36%
29,10
38%
30,95
40%
32,68
43%
34,99
46%
37,46
37%
27,88
36%
29,21
38%
30,76
40%
32,22
42%
34,10
45%
36,10
47%
11,33
44%
11,65
46%
12,04
47%
12,38
49%
12,86
50%
13,36
26%
13,88
54%
14,21
56%
14,47
57%
14,89
58%
15,31
60 03
60,03
51,22
100%
0%
2 GI SAROLANGUN
2013
Peak
Add
Load
Trafo
(MW)
(MVA)
49,25
48%
0%
33,29
44%
24,82
32%
dimundur ke 2013
10,28
40%
0,00
0%
0%
0%
660
660
77,04
50%
30
37,81
49%
30
13,74
27%
15,32
60%
15,60
31%
30
15,90
62 36
62,36
16,52
64 78
64,78
1.020
720
870
930
260,3
295,1
312,6
333,0
352,8
393,3
420,9
452,1
84,15
194,29
1,10
52,91
220,76
1,10
48,62
236,58
1,10
52,61
269,67
1,09
55,72
285,45
1,10
59,4
304
1,10
57,65
322,34
1,09
53,18
359,50
1,09
53,24
383,51
1,10
52,14
413,90
1,09
3.167
1.490,8
1
490 8
1.368,9
1,09
3.227
1.582,7
1
582 7
1.462,6
1,08
3.617
1.686,1
1
686 1
1.563,3
1,08
3.962
1.820
1
820
1.687
1,08
4.082
1.956
1
956
1.813
1,08
60
39,55
39%
242,9
3.077
1.348,2
1
348 2
1.245,7
1,08
30
73,42
48%
300
2.867
1.210,7
1
210 7
1.121,2
1,08
660
166,50
65%
214,6
2.222
1.109,9
1
109 9
1.026,6
1,08
90
149,80
73%
MW
1.502
1.003,8
1
003 8
907,2
1,11
630
60
85,33
56%
MVA
MVA
MW
MW
240
138,70
68%
79,48
52%
TOTAL PEAK GI
PLN WS2JB
Kapasitas terpasang GI
PEAK GI WS2JB
PEAK SISTEM S2JB
DIVERSITY FACTOR
540
dimundur ke 2014
13,63
53%
60
60
60
73,27
48%
2020
Peak
Add
Load
Trafo
(MW) (MVA)
4.412
2.098,4
2
098 4
1.952
1,07
Capacity Balance GI
Lampung
Kapasitas
No.
Gardu Induk
Trafo
2011
MVA
MVA
TARAHAN
Terpasang
Beban Puncak
Pembebanan Trafo
TELUK BETUNG
Terpasang
Beban Puncak
Pembebanan Trafo
NATAR
Terpasang
B b P
Beban
Puncak
k
Pembebanan Trafo
170
SUTAMI
Terpasang
Beban Puncak
Pembebanan Trafo
KALIANDA
Terpasang
Beban Puncak
Pembebanan Trafo
GI TEGINENENG
Peak
2014
Add
Peak
2015
Add
Peak
2016
Add
Peak
2017
Add
Peak
2018
Add
Peak
2019
Add
Peak
2020
Add
Peak
Trafo
Load
Trafo
Load
Trafo
Load
Trafo
Load
Trafo
Load
Trafo
Load
Trafo
Load
Trafo
doad
Trafo
Load
Trafo
(MVA)
(MW)
(MVA)
(MW)
(MVA)
(MW)
(MVA)
(MW)
(MVA)
(MW)
(MVA)
(MW)
(MVA)
(MW)
(MVA)
(MW)
(MVA)
(MW)
(MVA)
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
(2x30)
51,0
51,0
51,0
51,0
51,0
51,0
51,0
51,0
51,0
51,0
MW
35,51
41,88
43,30
41,04
41,37
41,09
40,41
39,27
37,65
35,43
69,6%
82,1%
84,91%
80,5%
81,1%
80,6%
79,2%
77,0%
73,8%
69,5%
150/20
MW
120
120
120
120
120
120
120
120
120
120
120
(1x60)
102,0
102,0
102,0
102,0
102,0
102,0
102,0
102,0
102,0
102,0
MW
(1x60)
%
150/20
MW
72,91
86,18
86,40
89,32
77,38
81,37
67,07
70,26
73,56
76,86
71,5%
84,5%
84,7%
87,6%
75,9%
79,8%
65,8%
68,9%
72,1%
75,4%
60
60
120
120
120
120
120
120
120
120
120
(2x30)
51,0
102,0
102,0
102,0
102,0
102,0
102,0
102,0
102,0
102,0
MW
40 78
40,78
49 06
49,06
80,0%
48,1%
150/20
MW
60
60
60
60
52 87
52,87
56 86
56,86
49 79
49,79
39 91
39,91
39 74
39,74
40 87
40,87
42 26
42,26
43 74
43,74
51,8%
55,7%
48,8%
39,1%
39,0%
40,1%
41,4%
42,9%
60
60
60
90
51,0
51,0
51,0
51,0
51,0
76,5
MW
28,71
34,06
36,53
39,10
41,49
43,66
56,3%
66,8%
71,6%
76,7%
81,4%
57,1%
150/20
MW
(2x30)
90
30
90
90
90
76,5
76,5
76,5
76,5
45,86
48,08
50,36
52,65
59,9%
62,8%
65,8%
68,8%
30
30
60
60
60
60
60
60
60
60
60
(1x30)
25,5
51,0
51,0
51,0
51,0
51,0
51,0
51,0
51,0
51,0
MW
22 19
22,19
26 67
26,67
87,0%
52,3%
70
28 73
28,73
30 89
30,89
22 15
22,15
23 38
23,38
29 09
29,09
30 57
30,57
32 09
32,09
33 61
33,61
56,3%
60,6%
43,4%
45,8%
57,0%
59,9%
62,9%
65,9%
70
110
150
150
150
(2x20)
59,5
59,5
59,5
93,5
93,5
93,5
93,5
127,5
127,5
127,5
(1x30)
45,49
54,79
59,08
63,56
40
67,71
71,49
75,31
79,16
40
83,13
87,12
76,5%
92,1%
99,3%
68,0%
*2)
72,4%
76,5%
80,5%
62,1%
*2)
65,2%
68,3%
GI ADIJAYA
70
30
MW
%
70
110
110
110
Total
30
30
60
60
60
90
90
90
90
90
90
Terpasang
MW
(1x30)
25,5
51,0
51,0
51,0
76,5
76,5
76,5
76,5
76,5
76,5
Beban Puncak
MW
28,16
34,37
110,4%
67,4%
GI MENGGALA
Total
50
50
30
50
37,23
40,21
42,98
73,0%
78,8%
56,2%
50
50
50
30
45,50
48,05
50,62
53,27
55,92
59,5%
62,8%
66,2%
69,6%
73,1%
90
90
90
90
90
Terpasang
MW
(1x20)
42,5
42,5
42,5
42,5
42,5
76,5
76,5
76,5
76,5
76,5
Beban Puncak
MW
(1x30)
37,89
28,49
31,50
34,66
37,58
39,88
40
42,54
45,23
48,00
50,78
89,2%
67,0%
74,1%
81,5%
88,4%
52,1%
*2)
55,6%
59,1%
62,7%
66,4%
GI SRIBAWONO
%
150/20
50
50
50
90
90
90
90
90
90
90
120
Terpasang
MW
(1x20)
42,5
42,5
76,5
76,5
76,5
76,5
76,5
76,5
76,5
102,0
Beban Puncak
MW
(1x30)
BUKIT KEMUNING
33,13
41,30
45,07
40
49,00
49,66
52,80
55,96
59,15
62,45
65,75
30
77,9%
97,2%
58,9%
*2)
64,1%
64,9%
69,0%
73,2%
77,3%
81,6%
64,5%
*3)
Total
30
Terpasang
MW
(1x30)
25,5
76,5
Beban Puncak
MW
32,73
40,65
128,3%
53,1%
Pembebanan Trafo
Add
Load
(MW)
MW
Pembebanan Trafo
10
2013
Add
Total
Pembebanan Trafo
9
Peak
Terpasang
Pembebanan Trafo
8
2012
Add
Beban Puncak
Pembebanan Trafo
7
150/20
MW
Peak
30
90
90
60
90
90
90
90
90
90
90
76,5
76,5
76,5
76,5
76,5
76,5
76,5
76,5
48,86
40,98
43,99
46,26
49,00
51,76
54,62
57,48
63,9%
53,6%
57,5%
60,5%
64,1%
67,7%
71,4%
75,1%
Capacity Balance GI
L
Lampung
(l j
(lanjutan
1)
Kapasitas
No.
Gardu Induk
Trafo
2011
MVA
MVA
11
2016
Add
Peak
2017
Add
Peak
2018
Add
Peak
2019
Add
Peak
2020
Add
Peak
Trafo
Load
Trafo
Load
Trafo
Load
Trafo
Load
Trafo
Load
Trafo
Load
Trafo
Load
Trafo
doad
Trafo
Load
Trafo
(MVA)
(MW)
(MVA)
(MW)
(MVA)
(MW)
(MVA)
(MW)
(MVA)
(MW)
(MVA)
(MW)
(MVA)
(MW)
(MVA)
(MW)
(MVA)
(MW)
(MVA)
80
120
120
120
120
120
120
180
68,0
102,0
102,0
102,0
102,0
102,0
102,0
153,0
Beban Puncak
MW
51,95
40
68,20
71,13
73,61
40
80,14
69,09
73,93
78,81
83,85
88,90
76,4%
*2)
100,3%
104,6%
72,2%
*2)
78,6%
67,7%
72,5%
77,3%
82,2%
58,1%
Total
50
Terpasang
MW
(1x20)
42,5
76,5
76,5
76,5
76,5
76,5
76,5
76,5
76,5
76,5
Beban Puncak
MW
(1x30)
44,92
44,95
40
48,25
41,01
38,67
40,72
42,79
44,88
47,04
49,20
105,7%
58,8%
*2)
63,1%
53,6%
50,6%
53,2%
55,9%
58,7%
61,5%
64,3%
PAGELARAN
GI METRO
50
90
90
90
90
90
90
90
90
90
Total
50
50
50
90
90
90
90
90
90
90
90
Terpasang
MW
(1x30)
42,5
42,5
76,5
76,5
76,5
76,5
76,5
76,5
76,5
76,5
Beban P
Puncak
ncak
MW
(1 20)
(1x20)
171
GI NEW TARAHAN
GI SUKARAME
%
150/20
MW
30
28 81
28,81
32 07
32,07
33 56
33,56
40
35 13
35,13
36 58
36,58
37 90
37,90
39 23
39,23
40 58
40,58
41 97
41,97
43 36
43,36
67,8%
75,4%
43,9%
*2)
45,9%
47,8%
49,5%
51,3%
53,0%
54,9%
56,7%
30
60
25,5
51,0
MW
19,73
23,39
77,4%
45,9%
(1x30)
60
30
60
120
51,0
51,0
102,0
25,63
36,67
42,49
50,2%
71,9%
41,7%
60
120
120
102,0
102,0
102,0
102,0
102,0
47,70
53,07
58,59
120
64,37
120
70,29
120
46,8%
52,0%
57,4%
63,1%
68,9%
150/20
30
30
30
60
60
60
60
60
60
120
120
Terpasang
MW
(1x30)
25,5
25,5
51,0
51,0
51,0
51,0
51,0
51,0
102,0
102,0
Beban Puncak
MW
21 19
21,19
25 14
25,14
33 82
33,82
40 39
40,39
44 16
44,16
43 53
43,53
34 51
34,51
38 20
38,20
42 36
42,36
83,1%
98,6%
66,3%
79,2%
86,6%
85,4%
67,7%
74,9%
41,5%
GI BLAMBANGAN UMPU
30
MW
(1x30)
25,5
25,5
25,5
25,5
25,5
25,5
25,5
25,5
25,5
25,5
MW
6,74
8,37
9,12
9,91
10,63
11,30
11,97
12,64
13,34
14,04
26,4%
32,8%
35,8%
38,9%
41,7%
44,3%
46,9%
49,6%
52,3%
55,0%
GI LIWA
30
30
30
30
60
60
60
60
60
60
60
25,5
51,0
51,0
51,0
51,0
51,0
51,0
51,0
MW
,
19,17
23,47
,
25,45
,
27,53
,
75,2%
92,0%
99,8%
54,0%
150/20
MW
30
30
30
29,45
,
31,20
,
32,96
,
34,74
,
36,58
,
38,43
,
57,7%
61,2%
64,6%
68,1%
71,7%
75,3%
30
30
30
30
30
30
25,5
25,5
25,5
25,5
25,5
25,5
25,5
MW
10,69
11,36
11,96
12,57
13,18
13,81
14,45
41,9%
44,5%
46,9%
49,3%
51,7%
54,2%
56,7%
150/20
30
30
30
30
30
30
30
30
25,5
25,5
25,5
25,5
25,5
25,5
25,5
18,29
19,43
20,58
21,74
11,82
12,44
71,7%
76,2%
80,7%
85,2%
46,4%
48,8%
MW
Beban Puncak
MW
17,03
66,8%
GI ULU BELU
30
30
30
Terpasang
Pembebanan Trafo
30
25,5
Beban Puncak
Pembebanan Trafo
30
30
MW
Terpasang
30
25,5
Terpasang
Beban Puncak
30
46 99
46,99
46,1%
150/20
GI KOTA AGUNG
30
60
Terpasang
150/20
30
30
Beban Puncak
GI SEPUTIH BANYAK
150/20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
17,0
17,0
17,0
17,0
17,0
17,0
17,0
17,0
17,0
Terpasang
MW
Beban Puncak
MW
8,49
9,11
9,76
10,36
10,91
11,47
12,03
12,61
13,19
49,9%
53,6%
57,4%
61,0%
64,2%
67,5%
70,8%
74,2%
77,6%
Pembebanan Trafo
Add
Load
(MW)
80
Pembebanan Trafo
20
Peak
68,0
Pembebanan Trafo
19
2015
Add
80
Pembebanan Trafo
18
Peak
68,0
Pembebanan Trafo
17
2014
Add
40
Terpasang
16
Peak
(2x20)
Beban Puncak
15
2013
Add
MW
Pembebanan Trafo
14
Peak
Total
Pembebanan Trafo
13
2012
Add
Terpasang
KOTABUMI
Pembebanan Trafo
12
Peak
60
Capacity Balance GI
L
Lampung
(l j
(lanjutan
2)
Kapasitas
No.
Gardu Induk
Trafo
2011
MVA
MVA
21
2016
Add
Peak
2017
Add
Peak
2018
Add
Peak
2019
Add
Peak
2020
Add
Peak
Trafo
Load
Trafo
Load
Trafo
Load
Trafo
Load
Trafo
Load
Trafo
Load
Trafo
Load
Trafo
doad
Trafo
Load
Trafo
(MVA)
(MW)
(MVA)
(MW)
(MVA)
(MW)
(MVA)
(MW)
(MVA)
(MW)
(MVA)
(MW)
(MVA)
(MW)
(MVA)
(MW)
(MVA)
(MW)
(MVA)
60
2 x 30
60
60
51,0
51,0
Beban Puncak
MW
23,30
24,55
25,82
27,09
28,41
29,73
45,7%
48,1%
50,6%
53,1%
55,7%
58,3%
GI TELUK RATAI
150/20
60
30
30
30
30
30
30
Terpasang
MW
25,5
25,5
25,5
25,5
25,5
25,5
Beban Puncak
MW
12,91
13,58
14,25
14,94
15,64
16,35
50,6%
53,2%
55,9%
58,6%
61,3%
64,1%
150/20
GI KETAPANG
30
30
30
30
30
30
60
60
Terpasang
MW
25,5
25,5
25,5
25,5
51,0
Beban Puncak
MW
13,72
15,95
18,04
20,11
21,98
53,8%
62,5%
70,8%
78,9%
43,1%
30
30
30
30
60
60
51,0
172
GI MESUJI
%
150/20
30
Terpasang
MW
25,5
25,5
25,5
25,5
51,0
Beban Puncak
MW
16,84
18,04
19,24
20,46
21,71
66,1%
70,7%
75,5%
80,2%
42,6%
GI JATI AGUNG
150/20
51,0
30
23,05
45,2%
30
22,97
45,0%
30
30
30
60
60
Terpasang
MW
25,5
25,5
25,5
51,0
51,0
Beban Puncak
MW
17,11
18,80
20,63
22,31
67,1%
73,7%
80,9%
43,7%
GI LANGKAPURA
150/20
30
30
23,90
46,9%
60
60
60
60
Terpasang
MW
51,0
51,0
51,0
51,0
Beban Puncak
MW
35,69
37,44
39,25
41,06
70,0%
73,4%
77,0%
80,5%
30
30
60
GI PAKUAN RATU
150/20
60
60
30
Terpasang
MW
25,5
25,5
25,5
51,0
Beban Puncak
MW
17,82
19,03
20,26
21,52
69,9%
74,6%
79,4%
42,2%
GI BENGKUNAT
Beban Puncak
Pembebanan Trafo
GI DIPASENA
Terpasang
Beban Puncak
Pembebanan Trafo
GI DIPASENA
Terpasang
Beban Puncak
Pembebanan Trafo
%
150/20
MW
30
60
51,0
30
22,79
44,7%
30
30
25,5
25,5
MW
11,12
11,70
43,6%
45,9%
70/20
MW
90
90
76,5
3 x 30
90
90
90
90
90
90
90
90
76,5
76,5
76,5
76,5
76,5
76,5
76,5
76,5
MW
55,95
56,79
57,67
58,48
52,00
52,00
52,00
52,00
52,00
73,1%
74,2%
75,4%
76,4%
68,0%
68,0%
68,0%
68,0%
68,0%
60
60
60
51,0
51,0
51,0
51,0
51,0
MW
7,22
7,97
8,73
9,51
10,29
14,2%
15,6%
17,1%
18,6%
20,2%
1.204
150/20
MW
60
60
1x60
60
PEAK GI
MW
570
727
782
845
921
975
1.037
1.092
1.149
PEAK SYSTEM
MW
569
693
749
809
864
914
965
1.016
1.068
1.121
1,08
1,07
1,07
DIVERSITY FACTOR
Add
Load
(MW)
60
Terpasang
28
Peak
51,0
Pembebanan Trafo
28
2015
Add
60
Pembebanan Trafo
27
Peak
51,0
Pembebanan Trafo
26
2014
Add
60
Pembebanan Trafo
25
Peak
51,0
Pembebanan Trafo
24
2013
Add
51,0
Pembebanan Trafo
23
Peak
MW
Pembebanan Trafo
22
2012
Add
Terpasang
GI GEDONG TATAAN
150/20
Peak
1,00
1,05
1,04
1,04
1,07
1,07
1,07
LAM
MPIRAN A1.6
RENCAN
NA PENGE
EMBANGA
AN PENY
YALURAN
N
SIST
TEM INTE
ERKONEK
KSI SUMA
ATRA
173
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Total
174
500 kV AC
150
150
500 kV DC
800
800
275 kV
160
1,992
774
1,532
110
130
4,698
250 kV DC
462
462
582
1,455
3,784
2,039
1,486
531
590
387
382
440
11,676
310
240
550
582
1,925
5,776
3,053
3,018
1,903
590
667
382
440
18,336
150 kV
70 kV
TOTAL
(MVA)
Tegangan
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Total
500/275 kV
1,000
2,000
500 kV DC
3,000
3,000
275/150 kV
1,000
4,500
2,000
1,250
500
500
250
10,000
250 kV DC
600
600
150/20 kV
900
2,600
1,980
1,140
810
660
780
780
510
690
10,850
70/20 kV
30
260
30
60
30
30
30
470
1,930
2,860
6,510
3,200
2,060
5,290
1,280
3,310
540
940
27,920
TOTAL
3,000
175
No.
Propinsi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
Babel
Babel
Babel
Babel
Babel
Babel
Babel
Babel
Babel
Bengkulu
Bengkulu
Dari
Dari
Jantho
Sigli
Meulaboh
PantonLabu
Bireun
Sidikalang
Brastagi/Berastagi
PLTUMeulaboh
BlangPidie
UleeKareng
Samalanga
KruengRaya
Takengon
CotTrueng
PLTAPeusangan2
PLTAPeusangan1
PLTPSeulawah
Takengon
BandaAceh
AirAnyir
AirAnyir
Suge
Dukong
PangkalPinang
PangkalPinang
Kelapa
Koba
Air Anyir/Sungai Liat
AirAnyir/SungaiLiat
PagarAlam
Pekalongan
Ke
Ke
Incomer(SigliBandaAceh)
PLTUMeulaboh
PLTUMeulaboh
Incomer(IdiLhokseumawe)
g
Takengon
Sabulussalam
Kutacane
BlangPidie
TapakTuan
BandaAceh
Incomer (Bireun Sigli)
Incomer(BireunSigli)
UleeKareng
BlangKjeren
Incomer(BireunLhokseumawe)
Takengon
PLTAPeusangan2
2PiIncomer(SigliBandaAceh)
PLTAPeusangan4
LamPisang
PangkalPinang
SungaiLiat
Dukong
Manggar
Kelapa
Koba
Mentok
Toboali
PLTU Bangka Baru III
PLTUBangkaBaruIII
Manna
PuloBaai
Tegangan
Tegangan
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150 kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
70kV
70kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150 kV
150kV
150kV
150kV
Conductor
Conductor
2 cct,1Hawk
2 cct,2Zebra
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,2Hawk
,
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,2Zebra
2 cct,1Hawk
cct 1 Hawk
2 cct,2Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,2Hawk
2 cct,2Hawk
4 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,2Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
cct, 1 Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,2Hawk
kms
kms
Biaya
(MUSD)
COD
1
333
60
2
126
111.2
290
190
130
40
4
60
174
6
22
14
32
20
30
44
112
50
140
120
120
140
120
100
96
90
0.06
74.95
3.32
0.11
9.62
6.16
16.07
10.53
7.20
9.00
0 22
0.22
4.58
9.64
0.33
1.68
1.07
3.55
1.11
2.29
2.44
6.20
2.77
7.76
6.65
6.65
7.76
6.65
5.54
5.32
6.87
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2015
2016
2016
2017
2018
2018
2011
2011
2012
2012
2014
2014
2016
2016
2018
2012
2013
176
No.
Propinsi
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
Bengkulu
Bengkulu
Bengkulu
Bengkulu
Bengkulu
Bengkulu
Bengkulu
Bengkulu
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Kep Riau
Kep.Riau
Kep.Riau
Kep.Riau
Kep.Riau
Kep.Riau
Kep.Riau
Kep.Riau
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Dari
PLTASimpangAur1
PLTASimpangAur1
Pekalongan
PulauBaai
Kambang
Manna
Mukomuko/Bantal/Ipoh
PLTPKepahiyang
Bangko
PLTAMerangin
PLTG CNG Sei Gelam
PLTGCNGSeiGelam
Sabak
PLTGCNGSengeti
MuaraBulian
PLTPSungaiPenuh
Sabak
Tanjung Kasam
TanjungKasam
TanjungSauh
PulauNgenang
TanjungTaluk
TanjungUban
SriBintan
AirRaja
BukitKemuning(uprate)
PLTUTarahan(FTP1)
SeputihBanyak
Ulubelu
Menggala
Sutami(uprate)
Baturaja(uprate)
Ke
Incomer1Phi(PekalonganPulauBaai)
PLTASimpangAur2
PLTPHululais
ArgaMakmur
Mukomuko/Bantal/Ipoh
Bintuhan
ArgaMakmur
Incomer2Phi(PekalonganPulauBaai)
PLTAMerangin
SungaiPenuh
Aur Duri
AurDuri
Inc1Phi(PayoSelincahAurDuri)
AurDuri
Sarolangun
SungaiPenuh
KualaTungkal
Tanjung Sauh
TanjungSauh
PulauNgenang
TanjungTaluk
TanjungUban
SriBintan
AirRaja
Kijang
Kotabumi(uprate)
Incomer2Phi(NewTarahanKalianda)
Dipasena
Incomer1Phi(BatutegiPagelaran)
SeputihBanyak
Natar(uprate)
BukitKemuning(uprate)
Tegangan
g g
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150 kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150 kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
70kV
150kV
150kV
150kV
150kV
Conductor
2 cct,2Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,2Hawk
2 cct,2Hawk
2 cct,2Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,2Hawk
4 cct,2Hawk
2 cct,2Zebra
2 cct,2Zebra
2 cct,1Hawk
cct, 1 Hawk
2 cct,2x340mm2
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,3x300mm2
cct 3 x 300 mm2
2 cct,1Hawk
2 cct,3x300mm2
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,ACCC310mm2
2 cct,2Zebra
2 cct,1Hawk
2 cct,2Hawk
2 cct,2Zebra
2 cct,ACCC310mm2
2 cct,ACCC310mm2
kms
Biaya
(MUSD)
(M
USD)
COD
20
12
120
180
220
140
360
80
136
110
60
121.6
26
130
84
108.8
6
10
12
60
60
70
40
67.6
1
120
40
120
60.4
96
1.53
0.66
9.16
13.74
16.79
7.76
27.48
6.11
30.61
24.76
3.32
3.64
1.44
7.20
4.65
6.03
2 42
2.42
1.11
4.84
3.32
3.32
3.88
2.22
9.04
0.23
9.16
3.05
27.01
8.08
12.84
2015
2015
2015
2015
2015
2017
2020
2020
2012
2012
2013
2013
2013
2014
2015
2018
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2011
2011
2012
2012
2013
2013
2013
177
No.
Propinsi
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Dari
Pagelaran
BukitKemuning
PLTPUlubelu#3,4
Pagelaran
GedonTataan
Kalianda
Gumawang
Mesuji
PLTASemangka
Natar
Pakuan Ratu
PakuanRatu
Langkapura
Kalianda
Besai
Liwa
TelukRatai
PLTG Duri
PLTGDuri
TelukKuantan
Bangkinang
PasirPutih
Tenayan/PLTURiau
Dumai
Dumai
PasirPutih
PLTUSewaDumai
Duri(uprate)
GarudaSakti(uprate)
Rengat
NewGarudaSakti
Tenayan/PLTURiau
Ke
KotaAgung
Liwa
Ulubelu
GedongTataan
TelukRatai
Ketapang
Mesuji
Dipasena
KotaAgung
Jatiagung
Inc 1 Phi (Menggala Gumawang)
Inc1Phi(Menggala
Gumawang)
Inc2Phi(NatarTelukBetung)
PLTPRajabasa
PLTPSuohsekincau
Bengkunat
PLTPWaiRatai
Incomer 2 Phi (G Sakti Duri)
Incomer2Phi(G.SaktiDuri)
Rengat
PasirPangarayan
GarudaSakti
PasirPutih
KIDDumai
BaganSiapiapi
PangkalanKerinci
Dumai
Dumai(uprate)
Duri(uprate)
PangkalanKerinci
Incomer(G.SaktiDuri)
Perawang
Tegangan
g g
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150 kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150 kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
Conductor
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,2Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,2Zebra
2 cct,2Hawk
2 cct,2Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,CU1000mm2
2 cct,2Zebra
cct, 2 Zebra
2 cct,1Hawk
2 cct,2Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,2Hawk
cct 2 Hawk
2 cct,2Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,2Zebra
2 cct,2Zebra
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,2Hawk
2 cct,2Hawk
2 cct,ACCC310mm2
2 cct,ACCC310mm2
2 cct,2Hawk
4 cct,ACCC310mm2
2 cct,1Hawk
kms
Biaya
(MUSD)
(M
USD)
COD
80
80
20
60
60
90
160
152
60
16
1
2
40
38
120
40
22
194
220
55
35
56
228
134
14
118
230
220
12
50
4.43
4.43
1.11
4.58
3.32
20.26
12.21
11.60
3.32
35.52
0.23
0.11
3.05
2.11
6.65
2.22
1 68
1.68
14.81
12.19
12.38
7.88
3.10
12.63
10.23
1.07
15.79
30.77
16.79
1.61
2.77
2014
2014
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2016
2016
2016
2017
2017
2018
2019
2019
2011
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
178
No.
Propinsi
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Dari
TelukLembu
Tenayan/PLTURiau
Rengat
PasirPutih
Kandis
Bangkinang
Indarung
Bungus
Kiliranjao
Maninjau
Padang Luar
PadangLuar
Singkarak
PLTUSumbarPessel
Kiliranjao
PIP/SHaru/PauhLimo
SungaiRumbai
Simpang Empat
SimpangEmpat
Solok
Payakumbuh
PLTUSimpangBelimbing
Lahat
PLTUSimpangBelimbing
TanjungApiApi
Kenten
Betung
BukitAsam(uprate)
Jakabaring
Gandus
Mariana
KayuAgung
Ke
GISKotaPekanBaru
SiakSriIndraPura
Tembilahan
TelukLembu
Incomer(NewG.SaktiDuri)
LipatKain
Bungus
Kambang
TelukKuantan
PadangLuar
Payakumbuh
Batusangkar
2piIncomer(BungusKambang)
SungaiRumbai
GI/GISKotaPadang
PLTPMuaraLabuh
Masang 2
Masang2
PLTPGunungTalang
PLTPBonjol
Incomer1Phi(PrabumulihBukitAsam)
PagarAlam
Lahat
Incomer1Pi(T.KelapaBorang)/Kenten
Inc2Phi(TalangKelapaBorang)
Sekayu
Baturaja(uprate)
Inc2Phi(KeramasanMariana)
Inc2Phi(KeramasanTalangKelapa)
KayuAgung
Gumawang
Tegangan
g g
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150 kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150 kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
Conductor
2 cct,CU1000mm2
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,2Hawk
2 cct,ACCC310mm2
2 cct,1Hawk
2 cct,2Hawk
2 cct,2Hawk
1 2ndcct,1Hawk
1 2ndcct,1Hawk
1 2ndcct,1Hawk
2nd cct, 1 Hawk
1 2ndcct,1Hawk
4 cct,2Hawk
2 cct,2Hawk
2 cct,2Hawk
2 cct,2Hawk
2 cct,1Hawk
cct 1 Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,2Hawk
2 cct,2x330mm2
2 2ndcct,1Hawk
2 cct,2x330mm2
2 cct,2x330mm2
2 cct,2x330mm2
2 cct,1Hawk
2 cct,ACCC310mm2
2 cct,2x330mm2
2 cct,CU1000mm2
2 cct,2Zebra
2 cct,2Zebra
kms
Biaya
(MUSD)
(M
USD)
COD
14
100
120
40
10
70
35
180
52
42
32
25
20
70
16
160
30
20
104
120
94.6
120
40
1
70
78
1
20
60
90
31.08
5.54
6.65
3.05
2.68
3.88
2.67
13.74
1.69
1.36
1.04
0.81
0.76
5.34
0.89
12.21
1 66
1.66
1.11
7.94
10.86
5.24
10.86
3.62
0.09
3.88
10.44
0.09
44.40
13.50
20.26
2014
2014
2014
2015
2015
2015
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2016
2017
2017
2019
2019
2011
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2014
2014
179
No.
Propinsi
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Dari
SungaiLilin
Betung
LubukLinggau
Sumsel11,MT
Lahat
MuaraDua
Lahat
Gumawang
Sarolangun
PLTPRantauDedap
Muara Dua
MuaraDua
Galang
Galang
Rantauprapat
Lamhotma
DolokSanggul/Parlilitan
Tanjung Morawa
TanjungMorawa
PadangSidempuan
SeiRotan(uprate)
Galang
Sidikalang
Tele
PangkalanSusu3&4(FTP2)
PLTUSewaSumbagut
TanjungPura
PLTAWampu
TelukDalam
PLTUNias
Mabar
GISListrik
Ke
Betung
TalangKelapa
TebingTinggi
Incomer1Phi(PrabumulihBukitAsam)
PLTUBanjarSari
Baturaja
PLTUKebanAgung
Martapura
MuaraRupit
PLTPLumutBalai
PLTP Danau Ranau
PLTPDanauRanau
Namurambe
TanjungMorawa
LabuhanBilik
Belawan
Incomer1Phi(TeleTarutung)
Kuala Namu
KualaNamu
Panyabungan
TebingTinggi(uprate)
NegeriDolok
Salak
Pangururan
PangkalanBrandan
TebingTinggi
Incomer(P.BrandanBinjai)
Brastagi
GunungSitoli
GunungSitoli
Glugur
KIM
Tegangan
g g
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150 kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150 kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
70kV
70kV
150kV
150kV
Conductor
2 cct,1Hawk
1 2ndcct,2Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,2x330mm2
2 cct,2x330mm2
2 cct,2Hawk
2 cct,2Zebra
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,2Hawk
2 cct,2Hawk
cct, 2 Hawk
2 cct,2Zebra
2 cct,2Zebra
2 cct,1Hawk
1 2ndcct,2Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,2Hawk
cct 2 Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,ACCC310mm2
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,2Zebra
2 cct,2Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
1 cct,CU1000mm2
1 cct,CU1000mm2
kms
Biaya
(MUSD)
(M
USD)
COD
120
55.2
150
120
40
92
70
120
80
40
90
80
20
130
6.2
76
34
140
108
66
60
26
22
30
30
80
220
20
10
10
6.65
8.43
8.31
10.86
3.62
7.02
15.76
6.65
4.43
3.05
6.87
18.01
4.50
7.20
0.28
4.21
2 60
2.60
7.76
14.45
3.66
3.32
1.44
4.95
2.29
1.66
4.43
12.19
1.11
22.20
22.20
2014
2014
2014
2014
2014
2015
2015
2016
2017
2018
2019
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2015
2015
180
No.
Propinsi
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumbar
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Riau
Sumbar
Sumsel
Jambi
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
NAD
Riau
Jambi
Sumsel
Riau
NAD
Riau
Riau
Riau
Riau
J bi
Jambi
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Lampung
Dari
Simangkok
Panyabungan
Porsea
Tarutung
PLTPSipoholonRiaRia
PangkalanSusu
g
Kiliranjao
Simangkok
Galang
PLTPSarulla(FTP2)
PadangSidempuan
Payakumbuh
PadangSidempuan
Lahat
BayungLincir/PLTUSumsel5
Lahat
MuaraEnim
Bayung Lincir/PLTU Sumsel5
BayungLincir/PLTUSumsel
5
Betung
Sigli
Rengat
AurDuri
MuaraEnim
Rengat
Sigli
Border
PulauRupatUtara
P.RupatSelatan
SumateraLandingPoint
PLTU J bi
PLTUJambi
MuaraEnim
MuaraEnim
MuaraEnim
Ketapang
Ke
PLTAAsahanIII(FTP2)
PLTPSorikMarapi(FTP2)
PLTAHasang
PLTPSimbolonSamosir
2PiIncomer(TarutungPorsea)
Binjai
j
Payakumbuh
Galang
Binjai
Simangkok
PLTPSarulla(FTP2)
New Garuda Sakti
NewGarudaSakti
Payakumbuh
LumutBalai
AurDuri
MuaraEnim
Gumawang
Sungai Lilin/PLTU Sumsel7
SungaiLilin/PLTUSumsel
7
SungaiLilin/PLTUSumsel7
Lhokseumawe
NewGarudaSakti
Rengat
Betung
Cirenti (PLTU Riau MT)
Cirenti(PLTURiauMT)
UleeKareng
PulauRupat
PulauRupatSelatan
SumatraLandingPoint
NewGarudaSakti
A D i
AurDuri
PLTUMTHVDCA
PLTUMTHVDCB
perbatasanSumsel/Lampung
perbatasanSumsel/Lampung
Tegangan
Conductor
kms
Biaya
(MUSD)
COD
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
275kV
275kV
275kV
275kV
275kV
275kV
275 kV
275kV
275kV
275kV
275kV
275kV
275kV
275 kV
275kV
275kV
275kV
275kV
275kV
275kV
275 kV
275kV
275kV
250kVDC
250kVDC
250kVDC
250kVDC
500 kV
500kV
500kV
500kV
500kVDC
500kVDC
2 cct,2Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
4 cct,1Hawk
2 cct,2Zebra
,
2 cct,2Zebra
2 cct,2Zebra
2 cct,2Zebra
2 cct,2Zebra
2 cct,2Zebra
2 cct,2Zebra
cct, 2 Zebra
2 cct,2Zebra
2 cct,2Zebra
2 cct,2Zebra
2 cct,2Zebra
2 cct,2Zebra
2 cct,2Zebra
cct 2 Zebra
2 cct,2Zebra
2 cct,2Zebra
2 cct,4Zebra
2 cct,4Zebra
2 cct,2Zebra
2 cct,2Zebra
cct 2 Zebra
2 cct,2Zebra
2 CableMIwithIRC
2 cct,2xCardinal548m
2 CableMIwithIRC
2 cct,2xCardinal548m
2 cct,4Zebra
t 4Z b
2 cct4Zebra
2 cct4Zebra
2 cct4Falcon
2 cct4Falcon
22
46
60
50
8
160
282
318
160
194
138
300
600
50
120
70
290
124
120
322
440
420
350
110
130
52
60
10
340
150
400
100
200
600
1.68
2.55
3.32
2.77
0.44
36.01
63.47
71.57
36.01
43.67
31.06
67.52
135.05
11.25
27.01
15.76
65.27
27 91
27.91
27.01
72.47
143.61
137.08
78.78
24 76
24.76
29.26
51.00
2.60
9.80
14.90
48 96
48.96
133.37
33.35
67.20
201.60
2016
2017
2017
2018
2019
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2015
2015
2015
2015
2016
2018
2016
2016
2016
2016
2018
2016
2016
2016
2016
181
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
NAD
Babel
Babel
NamaGarduInduk
Tegangan
Baru/
Extension
Extension
Kap
Jumlah
COD
Sigli
BandaAceh
Meulaboh
PLTUMeulabohExtLB
Jantho
PantonLabu
Takengon
BireunExtLB
Sabulussalam
Kutacane/Kotacane
BlangPidie
PLTUMeulabohExtLB
TapakTuan
Lhokseumawe
UleeKareng
Samalanga
KruengRaya
BandaAcehExtLB
TualangCut
BlangKjeren
Langsa
Sigli
CotTrueng
Takengon
Idi
BandaAceh
Bireuen
Jantho
Meulaboh
TualangCut
LamPisang
KruengRayaExtLB
Pantonlabu
CotTrueng
Samalanga
TualangCut
Bireun
Subulussalam
PangkalPinang
SungaiLiat
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
Extension
Extension
Baru
Extension
Baru
Baru
Baru
Extension
Baru
Baru
Baru
Extension
Baru
Extension
Baru
Baru
Baru
Extension
Extension
Baru
Extension
Extension
Baru
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Baru
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Baru
Baru
30
60
2x30
2LB
30
30
60
2LB
30
30
30
2LB
30
60
120
30
60
2LB
30
30
30
60
30
2LB
30
60
30
30
30
30
120
2LB
30
30
30
30
30
30
60
30
1.40
2.12
4.03
1.24
2.64
2.64
3 36
3.36
1.24
2.64
2.64
3.88
1.24
2.64
2 12
2.12
4.03
2.64
4.03
1.24
1.40
2.64
1 40
1.40
2.12
2.64
1.24
1.40
2.12
1.40
1 40
1.40
1.40
1.40
4.95
1.24
1.40
1.40
1 40
1.40
1.40
1.40
1.40
4.00
2.62
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2015
2015
2015
2015
2015
2016
2016
2017
2018
2018
2018
2019
2019
2019
2020
2020
2020
2011
2011
Keterangan
Uprating10MVAExBandaAceh
Uprating30MVA
1x30MVAdidanaiAPBN,1x30MVAdidanaiAPLN
T/LkeMeulaboh
1x30MVA
1x30MVA
2x30 MVA
2x30MVA
keTakengon
1x30MVA
1x30MVA
4L/B(2T/LkeMeulabohdan2T/LkeT.Tuan)
T/LkeBlangPidie
1x30MVA
2x60+2LB
1x30MVA
2x30MVA
keKruengRaya
1x30MVA
Uprating10MVA
1x30MVA
keBlangKjeren
Uprating30MVA
2x60
KearahLampPisang
182
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
Babel
Babel
Babel
Babel
Babel
Babel
Babel
Babel
Babel
Babel
Babel
Babel
Babel
Babel
Babel
Bengkulu
Bengkulu
Bengkulu
Bengkulu
Bengkulu
Bengkulu
Bengkulu
Bengkulu
Bengkulu
Bengkulu
Bengkulu
Bengkulu
Bengkulu
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
NamaGarduInduk
AirAnyir
Dukong
Manggar
Suge
Kelapa
Koba
Sungai Liat
SungaiLiat
Mentok
Toboali
Dukong
PangkalPinang
Koba
Manggar
Air Anyir
AirAnyir
Dukong
Manna
PulauBaai
PekalonganExtLB
Pekalongan
Manna
Pekalongan Ext LB
PekalonganExtLB
Mukomuko
Argamakmur
PulauBaaiExtLB
PulauBaai
Bintuhan
MannaExtLB
Muko muko Ext LB
MukomukoExtLB
PayoselincahExtLB
SungaiPenuh
BangkoExtLB
Aurduri
Payoselincah
Bangko
Muaro Bulian
MuaroBulian
MuaraSabak
MuaroBungo
Sarolangun
MuaraBulianExtLB
SungaiPenuh
Tegangan
Baru/
Extension
Extension
Kap
Jumlah
COD
150/20kV
70/20kV
70/20kV
70/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
70/20kV
150/20kV
150/20kV
70/20kV
150/20 kV
150/20kV
70/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Extension
Baru
Baru
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Baru
Baru
Extension
Extension
Extension
Extension
Baru
Baru
Extension
Extension
Baru
Extension
Extension
Extension
Baru
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Baru
Extension
Baru
Extension
Extension
30
30
20
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
120
2LB
30
30
2 LB
2LB
30
30
2LB
60
30
2LB
2 LB
2LB
4LB
30
2LB
60
60
60
60
30
60
30
2LB
30
2.62
2.20
2.38
2.20
2.62
2.62
1 39
1.39
2.62
2.62
1.26
1.39
1.39
1.26
1 39
1.39
1.26
2.64
4.03
1.24
1.40
1.40
1 24
1.24
2.64
3.88
1.24
2.12
2.64
1.24
1 24
1.24
2.49
2.64
1.24
2.12
2.12
2.12
2 12
2.12
2.64
2.12
2.64
1.24
1.40
2011
2012
2012
2012
2014
2014
2015
2016
2016
2016
2018
2018
2018
2019
2019
2012
2013
2013
2013
2013
2014
2015
2015
2015
2017
2017
2017
2020
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2014
2014
2014
Keterangan
1x30MVA
2x60MVA
T/LPuloBaai
T/LHululais
T/L
Hululais
1x30MVA
1x30MVA
T/LkeArgamakmur
1x30MVA
T/LkeBinTuhan
T/L ke Argamakmur
T/LkeArgamakmur
untukPLTGPayoSelincah&PLTGSungaiGelam12MW
1x30MVA
T/LkeSungaipenuh
1x30MVA
T/LkeGIPLTGSeiGelamCNG,bayeksIBT275/150kV
1x30MVA
T/LKeSarolangun
183
No. Propinsi
NamaGarduInduk
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
PLTPSungaiPenuhExtLB
SungaiPenuhExtLB
PLTAMeranginExtLB
SarolangunExtLB
Payoselincah
KualaTungkal
Muara Sabak Ext LB
MuaraSabakExtLB
Aurduri
MuaroBungo
Bangko
MuaraSabak
Sarolangun
Payoselincah
Air Raja
AirRaja
SriBintan
Kijang
TanjungUban
PulauNgenang
TanjungUban
Seputihbanyak
Sribawono Ext LB
SribawonoExtLB
MenggalaExtLB
Kotabumi
Ulubelu
Kalianda
Adijaya
BukitKemuning
Natar
Pagelaran
NewTarahan
Dipasena
Sukarame
Metro
Sribawono
Kota Agung
KotaAgung
PagelaranExtLB
Liwa
BukitKemuningExtLB
Tegineneng
SeputihBanyak
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Jambi
Kep Riau
Kep.Riau
Kep.Riau
Kep.Riau
Kep.Riau
Kep.Riau
Kep.Riau
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Tegangan
Baru/
Extension
Extension
Kap
Jumlah
COD
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
70/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Baru
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Extension
Baru
Extension
Extension
Extension
Baru
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Baru
Extension
Extension
Extension
Baru
Extension
Baru
Extension
Extension
Extension
2LB
2LB
4LB
2LB
60
30
2 LB
2LB
60
60
30
30
30
60
60
30
60
2x30
10
60
30
2 LB
2LB
2LB
60
30
30
30
60
60
60
30
90
30
60
60
30
2LB
30
2LB
60
30
1.24
1.24
1.83
1.24
2.12
2.64
1 24
1.24
2.12
2.12
1.40
1.40
1.40
2.12
3 34
3.34
2.62
3.34
3.34
1.90
2.12
3.88
1 24
1.24
1.24
2.12
3.88
1.40
1.40
2.12
2 12
2.12
2.12
1.40
4.72
1.40
2.12
2.12
2 64
2.64
1.24
2.64
1.24
2.12
1.40
2015
2015
2016
2017
2017
2018
2018
2018
2018
2019
2019
2020
2020
2013
2013
2013
2013
2013
2015
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2014
2014
Keterangan
UntukPLTPSungaiPenuh
T/LkePLTPSungaiPenuh
untukPLTPMerangin2Pi
T/LMuaraRupit
1x30MVA
T/LKualaTungkal
T/L
Kuala Tungkal
UpRate30ke60
1x30MVAdidanaiAPBN,1x30MVAdidanaiAPLN
1x30MVA
T/LSeputihBanyak
T/L
Seputih Banyak
T/LSeputihBanyak
Uprating20MVA
1x20MVA
Uprating20MVA
1x20MVA
Uprating20MVA
Uprating20MVA
1x30 MVA
1x30MVA
T/LKotaAgung
1x30MVA
T/LLiwa
Uprating20MVA
184
No. Propinsi
NamaGarduInduk
Tegangan
Baru/
Extension
Extension
Kap
Jumlah
COD
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
Kotabumi
Ketapang
KaliandaExtLB
GedongTataan
PagelaranExtLB
Mesuji
Gumawang Ext LB
GumawangExtLB
TelukRatai
NewTarahan
Adijaya
Dipasena
MesujiExtLB
Sutami
Pakuan Ratu
PakuanRatu
Menggala
JatiAgung
NatarExtLB
KaliandaExtLB
Langkapura
BesaiExtLB
Tegineneng
Mesuji
Bengkunat
LiwaExtLB
PakuanRatu
JatiAgung
Sukarame
Ketapang
TelukRataiExtLB
Kotabumi
Sribawono
Bangkinang
BaganBatu
Duri
Koto Panjang
KotoPanjang
GarudaSakti
TelukKuantanExtLB
TelukLembu
Dumai
PasirPutih
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
Extension
Baru
Extension
Baru
Extension
Baru
Extension
Baru
Extension
Extension
Baru
Extension
Extension
Baru
Extension
Baru
Extension
Extension
Baru
Extension
Extension
Extension
Baru
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Baru
60
30
2LB
60
2LB
30
2 LB
2LB
30
60
30
120
2LB
30
30
60
30
2LB
2LB
60
2LB
60
30
30
2LB
30
30
60
30
2LB
60
60
30
30
60
20
80
1LB
60
60
60
2,12
2,64
1,24
5,28
1,24
2,64
1 24
1,24
2,64
2,12
1,40
5,28
1,24
1,40
2 64
2,64
2,12
2,64
3,11
1,24
4,03
1,24
2 12
2,12
1,40
2,64
1,24
1,40
1,40
2,12
1 40
1,40
1,24
2,12
2,12
1,40
1,40
2,12
2 12
2,12
3,27
0,62
2,12
2,12
6,52
2014
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2016
2016
2016
2016
2016
2017
2017
2018
2018
2018
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2019
2020
2020
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Lampung
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Keterangan
Uprating20MVA
1x30MVA
T/LKetapang
2x30MVA
T/LGedonTataan
1x30MVA
T/L Mesuji
T/LMesuji
1x30MVA
1x30MVA
T/LMesuji
1x30 MVA
1x30MVA
Uprating20MVA
1x30MVA
T/LkeJatiAgung
T/LPLTPRajaBasa
1x60MVA
T/LPLTPSuohSekincau
Uprating 20 MVA
Uprating20MVA
1x30MVA
T/LkeBengkunat
T/LkePLTPWaiRatai
Uprating30MVA
T/LkeKiliranjao
Uprating30MVA
2x30MVA+4LB
185
No. Propinsi
NamaGarduInduk
Tegangan
Baru/
Extension
Extension
Kap
Jumlah
COD
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
GarudaSaktiExtLB
PasirPangaraian
BangkinangExtLB
Rengat
TelukKuantanExtLB
KITTenayan
KID Dumai
KIDDumai
DumaiExtLB
BaganSiapiapi
DumaiExtLB
PangkalanKerinci
NewGarudaSakti
GI/GISKotaPekanbaru
Teluk Lembu Ext LB
TelukLembuExtLB
TelukLembuExtLB
PasirPutihExtLB
Perawang
TenayanExtLB
Tembilahan
RengatExtLB
Siak Sri Indra Pura
SiakSriIndraPura
TenayanExtLB
Kandis
LipatKain
BangkinangExtLB
PasirPutih
Bangkinang
Teluk Kuantan
TelukKuantan
Duri
KITTenayan
Tembilahan
KIDDumai
BaganBatu
Bungus
Indarung Ext LB
IndarungExtLB
Kambang
PadangLuar
PIP
PauhLimo
SimpangEmpat
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
Extension
Baru
Extension
Baru
Extension
Baru
Baru
Extension
Baru
Extension
Baru
Baru
Baru
Extension
Extension
Extension
Baru
Extension
Baru
Extension
Baru
Extension
Baru
Baru
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Baru
Extension
Baru
Extension
Extension
Extension
Extension
2LB
30
2LB
2x30
2LB
30
30
2LB
30
2LB
30
2x60
60
2 LB
2LB
2LB
2LB
30
2LB
30
2LB
30
2LB
30
30
2LB
120
60
30
60
30
30
30
30
30
2 LB
2LB
30
60
30
60
30
1.24
2.64
1.24
5.28
1.24
2.64
2 64
2.64
1.24
2.64
1.24
3.88
6.73
5.28
3 11
3.11
1.24
1.24
2.64
1.24
2.64
1.24
2 64
2.64
1.24
2.64
2.64
1.24
4.24
2.12
1 40
1.40
2.12
1.40
1.40
1.40
1.40
3.88
1 24
1.24
2.64
2.12
1.39
2.12
1.40
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2015
2015
2015
2016
2016
2017
2017
2017
2019
2019
2020
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2012
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Riau
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Keterangan
T/LkePasirPutih
1x30MVA
T/LkePasirPangaraian
1x30MVAdidanaiAPBN,1x30MVAdidanaiAPLN
T/LkeRengat
GIPembangkit1x30MVA
1x30 MVA
1x30MVA
T/LkeKIDDumai
1x30MVA
T/LkeBaganSiapiapi
1x30MVA
1x60 MVA didanai APBN, 1x60 MVA didanai APLN
1x60MVA
T/LkeGI/GISKotaPekanbaru
T/L
ke GI/GIS Kota Pekanbaru
T/LkePasirPutih
T/LkeTelukLembu
1x30MVA
T/LkePerawang
1x30MVA
T/LkeTembilahan
1x30 MVA
1x30MVA
T/LkeSiakSriIndraPura
1x30MVA
1x30MVA
T/LkeLipatKain
2x60MVA
OnGoing
keBungus
ke
Bungus
1x30MVA
Uprating20MVA
Menggantitraforusak
Uprating30MVA
186
No. Propinsi
NamaGarduInduk
Tegangan
Baru/
Extension
Extension
Kap
Jumlah
COD
201
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240
PadangPanjang
Solok
Payakumbuh
KiliranjaoExtLB
ManinjauExtLB
PadangLuarExtLB
Payakumbuh Ext LB
PayakumbuhExtLB
BatusangkarExtLB
SingkarakExtLB
Salak
KiliranjaoExtLB
SungaiRumbai
Maninjau
Kiliranjao
Payakumbuh
GI/GISKotaPadang
SungaiRumbaiExtLB
Bungus
Kambang
SimpangEmpat
Solok
PIPExtLB
LubukAlung
SungaiRumbai
Pariaman
PIP
GISKotaPadang
Padang Luar
PadangLuar
Batusangkar
Baturaja
LubukLinggau
LahatExtLB
PagarAlamExtLB
BukitSiguntang
Tanjung ApiApi
TanjungApiApi
Lahat
PagarAlam
GungungMegang
SimpangTiga
Prabumulih
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
70/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Baru
Extension
Extension
Extension
Baru
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Baru
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
30
60
30
1LB
1LB
2LB
1 LB
1LB
1LB
1LB
30
2LB
30
30
30
30
120
2LB
30
30
60
30
2LB
30
30
30
60
60
30
30
60
60
1LB
1LB
30
60
30
30
60
60
60
1.40
2.12
1.40
0.62
0.62
1.24
0 62
0.62
0.62
0.62
1.40
1.24
2.64
1.40
1 40
1.40
1.40
10.09
1.24
1.40
1.40
2.12
1 40
1.40
1.24
1.40
1.40
1.40
2.12
2.12
1 40
1.40
1.40
2.12
2.12
0.62
0.62
1.27
5 28
5.28
1.40
1.40
2.12
2.12
2.12
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2014
2016
2016
2016
2017
2017
2017
2017
2017
2018
2018
2018
2019
2020
2020
2020
2020
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2012
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumbar
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Keterangan
Uprating20MVA
2ndsirkitkeTelukKuantan
2ndsirkitkePadangLuar
2ndsirkitkeManinjau&Payakumbuh
2nd sirkit ke Padang Luar
2ndsirkitkePadangLuar
T/LkearahSingkarak
T/LkearahBatusangkar
T/LkeSungaiRumbai
1x30MVA
2x60MVA
T/LkePLTPMuaraLabuh
T/LkeGI/GISKotaPadang
Uprating30MVA
Uprating20MVA
T/L2ndSirkitPagarAlam
T/L2ndSirkitPagarAlam
Uprating15MVA
2x30 MVA
2x30MVA
Uprating10MVA
Uprating10MVA
187
No. Propinsi
NamaGarduInduk
Tegangan
Baru/
Extension
Extension
Kap
Jumlah
COD
241
242
243
244
245
246
247
248
249
250
251
252
253
254
255
256
257
258
259
260
261
262
263
264
265
266
267
268
269
270
271
272
273
274
275
276
277
278
279
280
Baturaja
PagarAlamExtLB
GunungMegangExtLB
TalangKelapa
BukitSiguntang
Bungaran
Bungaran
Kenten
Gandus
Sekayu
BetungExtLB
Jakabaring
Baturaja
Keramasan
KayuAgungExtLB
GumawangExtLB
BukitAsam
MarianaExtLB
BukitSiguntang
KayuAgung
Gumawang
TebingTinggi
LubukLinggauExtLB
KeramasanExtLB
LahatExtLB
SungaiLilin
BetungExtLB
Lubuk Linggau
LubukLinggau
Muaradua
BaturajaExtLB
LahatExtLB
Mariana
Martapura
GumawangExtLB
Muara Rupit
MuaraRupit
Keramasan
SungaiLilin
Kenten
TalangKelapa
BukitAsam
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
70/20kV
70/20kV
70/20 kV
70/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
70/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Baru
Baru
Baru
Extension
Baru
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Baru
Extension
Baru
Extension
Extension
Extension
Baru
Extension
Extension
Baru
Extension
Extension
Extension
Baru
Extension
Baru
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
60
2LB
1LB
60
30
30
30
120
120
30
2LB
60
60
60
2LB
2LB
60
2LB
30
30
30
30
2LB
2LB
2LB
30
2LB
60
30
2LB
4LB
30
30
2LB
30
60
30
60
60
60
2.12
1.24
0.62
2.12
1.27
1.27
1 27
1.27
4.03
4.03
2.64
1.24
4.03
2.12
2 12
2.12
1.24
1.24
2.12
1.24
1.27
2.64
1 40
1.40
2.64
1.24
1.24
1.24
2.64
1.24
2 12
2.12
2.64
1.24
2.49
1.40
2.64
1.24
2 64
2.64
2.12
1.40
4.03
2.12
2.12
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2015
2015
2015
2015
2016
2016
2017
2017
2017
2018
2018
2018
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Keterangan
T/LkeManna
UntukSTGunungMegang
Uprating15MVA
Uprating 10 MVA
Uprating10MVA
2x60MVA
2x60MVA
1x30MVA
T/LKeSekayu
1x60MVA
T/LGumawang
T/LKayuAgung
T/LkeKayuAgung
Uprating15MVA
1x30MVA
1x30MVA
T/LarahTebingTinggi
UntukPLTGUKeramasan
UntukPLTPLumutBalai
1x30MVA
T/LkeSungaiLilin
1x30MVA
T/LkeMuaradua
UntukPLTUBanjarSari&UntukPLTUKebanAgung
1x30MVA
T/LkeMartapura
1x30 MVA
1x30MVA
188
No. Propinsi
NamaGarduInduk
281
282
283
284
285
286
287
288
289
290
291
292
293
294
295
296
297
298
299
300
301
302
303
304
305
306
307
308
309
310
311
312
313
314
315
316
317
318
319
320
PagarAlam
Betung
KayuAgung
MuaraDuaExtLB
Sekayu
TebingTinggi
Gandus
SimpangTiga
RantauPrapat
GunungPara
TanjungMorawa
Tele
GunungTua
Binjai
PadangSidempuan
Denai
TebingTinggi
Kisaran
PematangSiantar
GunungTua
Sei Rotan
SeiRotan
Glugur
RantauPrapat
Brastagi
Sidikalang
Porsea
Tarutung
Sibolga
Perbaungan
Namurambe
AekKanopan
Galang
LabuhanBilik
Lamhotma
Lamhotma
LamhotmaExtLB
BelawanExtLB
NamurambeExtLB
DenaiExtLB
Labuhan
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Tegangan
Baru/
Extension
Extension
Kap
Jumlah
COD
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Baru
Baru
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
30
30
30
2LB
30
30
60
60
60
30
60
30
30
60
30
60
60
60
60
10
60
60
60
60
30
20
30
60
60
60
30
0
60
30
30
1LB
1LB
2LB
2LB
30
1.40
1.40
1.40
1.24
1.40
1.40
2 12
2.12
2.12
2.12
1.40
2.12
1.40
1.40
2 12
2.12
2.12
2.12
2.12
2.12
2.12
0.66
2 12
2.12
2.12
2.12
2.12
1.40
1.15
1.40
2 12
2.12
2.12
2.12
1.40
2.49
3.36
1.40
1 40
1.40
0.62
0.62
1.24
1.24
1.40
2018
2019
2019
2020
2020
2020
2020
2020
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
Keterangan
Uprating15MVA
UntukDoublePidanT/LPLTPD.Ranau
Uprating30MVA
Uprating10MVA
Uprating10MVA
Uprating10MVA
Uprating30MVA
Uprating30MVA
Uprating20MVA
2LBarahNamurambedan2LBarahT.Marowa
1x60MVA
Uprating20ke30MVA
Tambah trafo 30 MVA
Tambahtrafo30MVA
KearahBelawan
KearahLamhotma
KearahGalang
KearahGalang
189
No. Propinsi
NamaGarduInduk
321
322
323
324
325
326
327
328
329
330
331
332
333
334
335
336
337
338
339
340
341
342
343
344
345
346
347
348
349
350
351
352
353
354
355
356
357
Parlilitan/DolokSanggul
KualaNamu
TanjungMarowaExtLB
Panyabungan
PadangSidempuanExtLB
SidikalangExtLB
Brastagi/Berastagi Ext LB
Brastagi/BerastagiExtLB
PayaPasir
Salak
SidikalangExtLB
NegeriDolok
GalangExtLB
Pangururan
Tele Ext LB
TeleExtLB
RantauPrapatExtLB
PangkalanBrandanExtLB
PangkalanSusuExtLB
TanjungPura
GunungSitoli
TelukDalam
Kota Pinang
KotaPinang
KIMExtLB
GISListrikextLB
MabarExtLB
GlugurExtLB
BrastagiExtLB
SimangkokExtLB
Tanjung Pura
TanjungPura
TitiKuning
GISListrik
PayaGeli
PanyabunganExtLB
TarutungExtLB
RantauprapatExtLB
Tebing Tinggi Ext LB
TebingTinggiExtLB
TebingTinggiExtLB
BelawanExtLB
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Sumut
Tegangan
Baru/
Extension
Extension
Kap
Jumlah
COD
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
70/20kV
70/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
Baru
Baru
Extension
Baru
Extension
Extension
Extension
Extension
Baru
Extension
Baru
Extension
Baru
Extension
Extension
Extension
Extension
Baru
Baru
Baru
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
Extension
10
60
2LB
60
2LB
2LB
2 LB
2LB
60
60
2LB
60
2LB
30
2 LB
2LB
2LB
2LB
2LB
30
30
30
30
1LB
1LB
1LB
1LB
2LB
2LB
30
60
60
60
2LB
2LB
2TB
2 TB
2TB
2TB
2TB
1.90
4.03
1.24
4.03
1.24
1.24
1 24
1.24
2.12
2.12
1.24
2.12
1.24
2.64
1 24
1.24
1.24
1.24
1.24
2.64
2.20
2.20
1 40
1.40
1.55
1.55
1.55
1.55
1.24
1.24
1 40
1.40
2.12
2.12
2.12
1.24
1.24
1.24
1 24
1.24
1.24
1.24
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2015
2017
2017
2017
2018
2018
2019
2020
2020
2020
2020
Keterangan
1x10MVA
2x30MVA
T/LkeKualaNamu
2x30MVA
T/LKePanyabungan
keSabulussalam
ke Kutacane
keKutacane
keSalak
KearahNegeriDolok
1x30MVA
ke Pangururan
kePangururan
T/LKeLabuhanBilik
T/LkePLTUPangkalanSusu
KearahPangkalanBrandan
1x30MVA
1x30MVA
1x30MVA
KearahGISListrik
KearahKIM
KearahGlugur
KearahMabar
T/LkePLTAWampu
KearahPLTAAsahanIII
1x60MVA
KePLTPSorikMerapi
KePLTPPusukBukit
UntukIBT500/150kV
Untuk IBT 500/150 kV
UntukIBT500/150kV
UntukIBT275/150kV
UntukIBT275/150kV
190
No. Propinsi
NamaGarduInduk
Tegangan
Baru/
Extension
Extension
Kap
Jumlah
COD
358
359
360
361
362
363
364
365
366
367
368
369
370
371
372
373
374
375
376
377
378
379
380
381
382
383
384
385
386
387
388
389
390
391
392
393
394
395
396
Binjai
PangkalanSusu
Bangko
MuaraBungo
NewGarudaSakti
Kiliranjao
Payakumbuh
Lahat
LubukLinggau
Galang
Sarulla
PadangSidempuan
AurDuri
Lahat
LumutBalai
Betung
Gumawang
Sigli
PLTUMeulaboh
Lhokseumawe
Rengat
RiauMulutTambang
MuaraEnim
BayungLincir/PLTUSumsel5
SungaiLilin/PLTUSumsel7
PangkalanSusu
Bangko
Ulee Kareng
UleeKareng
Aurduri
LubukLinggau
NewGarudaSaktiHVDCStationConverter
HVDCSwitchingStation
PLTUJambi500kV
KetapangSwitchingStation
Muara Enim 500 kV
MuaraEnim500kV
MuaraEnim500kV
Aurduri500kV
NewGarudaSakti500kV
Rengat500kV
275/150kV
275/150kV
275/150kV
275/150kV
275/150kV
275/150kV
275/150 kV
275/150kV
275/150kV
275/150kV
275/150kV
275/150kV
275/150kV
275/150kV
275/150 kV
275/150kV
275/150kV
275/150kV
275/150kV
275/150kV
275/150kV
275/150kV
275/150 kV
275/150kV
275/150kV
275/150kV
275/150kV
275/150kV
275/150kV
275/150kV
275/150 kV
275/150kV
275/150kV
275/150kV
250kVDC
250kVDC
500kV
500kVDC
500 kV DC
500kVDC
500/275kV
500/275kV
500/275kV
500/275kV
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Extension
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Extension
Extension
Baru
Extension
Extension
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
1000
0
250
250
500
250
250
1000
250
1000
500
500
500
0
500
500
500
250
250
250
250
0
0
0
250
500
500
0
250
600
0
0
0
3000
1000
500
1000
500
31.83
9.11
21.08
20.08
24.28
19.66
20 17
20.17
35.50
20.32
35.13
24.00
21.88
25.98
2 97
2.97
24.28
24.00
21.03
25.98
20.08
20.08
20 08
20.08
8
12.21
12.08
12.08
21.03
17.92
21 03
21.03
2.81
7.45
19.95
16.68
9.82
1.47
324 00
324.00
54.31
25.77
36.22
25.77
2011
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2014
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2017
2018
2018
2020
2016
2016
2018
2016
2016
2016
2018
2018
2018
Sumut
Sumut
Jambi
Jambi
Riau
Sumbar
Sumbar
Sumsel
Sumsel
Sumut
Sumut
Sumut
Jambi
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumsel
NAD
NAD
NAD
Riau
Riau
Sumsel
Sumsel
Sumsel
Sumut
Jambi
NAD
Jambi
Sumsel
Riau
Riau
Jambi
Lampung
Sumsel
Sumsel
Jambi
Riau
Riau
Keterangan
2x500MVA
2x250MVA
1x250MVA
2x250MVA
1x250MVA
1
x 250 MVA
1x250MVA
2x500MVA
1x250MVA
2x250MVA
2x250MVA
UntukPLTUPangkalanSusuII2x250MVA
Untuk
PLTU Pangkalan Susu II 2x250 MVA
2LBarahLumutBalaidan2LBarahMuaraEnim
2x250MVA
2x250MVA
1x250MVA
2x250MVA
2x250MVA
2x250 MVA
2x250MVA
2x250MVA
2x500MVA
UntukMengantisipasiPLTUHululais
1x125MVA
2x250MVA
Untuk Mengantisipasi PLTP Merangin
UntukMengantisipasiPLTPMerangin
2x250MVA
2x250MVA
HVDCkePeninsula
HVDCkePeninsula
1x500MVA
2x500MVA
2x500 MVA
2x500MVA
Untuk500kVAurduri
2x500MVA
2x500MVA
LAM
MPIRAN A1.7
PET
TA PENGE
EMBANGA
AN PENY
YALURAN
SISTEM INTERKONEKSI SUM
MATRA
191
192
Eksisting 70 kV
Eksisting 150 kV
Eksisting 275 kV (Operasi 150 kV)
Rencana 150 kV
Rencana 275 kV AC
Rencana 250 kV DC
Rencana 500 kV AC
Rencana 500 kV DC
193
194
Sistem Riau
195
196
Sistem Jambi
197
Sistem Bengkulu
198
199
Sistem Lampung
200
LAM
MPIRAN A1.8
ANALISIS ALIRA
AN DAYA
A
SIS
STEM INT
TERKONEKSI SUMA
ATRA
201
240.12 MW
83 MW
SUB SISTEM
NAD
SUB SISTEM
BENGKULU
LANGSA
85.9 MW
211 MW
PKLNG
172.4 MW
121 MW
194.3
MW
PBDAN
202
SUB SISTEM
JAMBI
1.158,78 MW
1.209,78 MW
MBNGO
168.4 MW
LLGAU
INALUM
LLGAU
SUB SISTEM
SUMUT
BNGKO
0 MW
177
MW
SUB SISTEM
SUMSEL
BTRJA
222.4 MW
160 MW
SMKOK
148.8 MW
PLTA
ASAHAN 1
2 X 90 MW
160 MW
KTPNG
BKMNG &
BUMPU
172.2 MW
PYBUH
SUB SISTEM
RIAU
KTPJG
BBATU
KLJAO
SUB SISTEM
LAMPUNG
SUB SISTEM
SUMBAR
397
MW
275 kV
150 kV
196
MW
359
MW
458.77 402.28
MW
MW
568.68
568
68
MW
599.7 MW
875 MW
PLTA ASAHAN 1
2 X 90 MW
160 MW
LLGAU
56 MW
56 MW
BNGKO
8.6 MW
47.2 MW
64.8 MW
SUB SISTEM
BENGKULU
MBNGO
38.5 MW
28.8 MW
SUB SISTEM
BANGKO
KLJAO
67.5MW
SMKOK
160 MW
LAHAT
67.5 MW
SUB SISTEM
JAMBI
SUB SISTEM
SUMUT
SUB SISTEM
SUMBAR & RIAU SEL
PYBUH
SUB SISTEM
SUMSEL &
BENGKULU SEL
177.8 MW 97.88 MW
- MW
47.1 MW
164.9 MW
188.9 MW
1049 MW 1273 MW
626 MW 464 MW
199 MW
PBDAN
80.2 MW
203
KTPNG
BTRJA
82.4 MW
723 MW
151 MW
BKMNG &
BUMPU
SUB SISTEM
LAMPUNG
LNGSA
360 MW
525 MW
150 kV
200 MW
SUB SISTEM
RIAU
275 kV
PSUSU
KTPJG
BBAT
TU
858 MW
BNJAI
460 MW
SUB SISTEM
NAD
705 MW
273 MW
373 MW
PLTA ASAHAN 1
2 X 90 MW
PLTP SARULLA
160 MW
SUB SISTEM
JAMBI
PYBUH
SMKOK
25.3 MW
W
134 MW
SUB SISTEM
SUMBAR & RIAU SEL
GLANG
152 MW
W
138.6 MW
SUB SISTEM
SUMUT
18.2 MW
SUB SISTEM
BANGKO
KLJAO
174.6 MW
15.3 MW
53.5 MW
W
25.4 MW
W
SUB SISTEM
BENGKULU
MBNGO
134.8 MW
138.6 MW
W
BNGKO
134.8 MW
W
36 MW
LLGAU
156.9 MW
156.8 MW
W
LAHAT
PYBUH
SUB SISTEM
SUMSEL &
BENGKULU SEL
160 MW
129.6 MW
- MW
53.4 MW
277.9 MW 261.6 MW
552 MW
522 MW
966 MW 1400 MW
286 MW
PBDAN
160.6 MW
204
KTPNG
BTRJA &
MRDUA
199.2 MW
792 MW
95.6 MW
KTPJG
PSUSU
SUB SISTEM
LAMPUNG
LNGSA
537 MW
SUB SISTEM
NAD
PLTU
Pangkalan Susu
2 x 220 MW
717 3 MW 792 MW
717.3
150 kV
304 MW
BKMNG
SUB SISTEM
RIAU
697 MW
275 kV
304 MW
BB
BATU
705 MW
BNJAI
259 MW
451 MW
MNGLA
M
400 MW
BKMNG
BBATU
U
104.9 MW
293.5 MW
267.9 MW
232.8 MW
229 MW
69.4 MW
11.8 MW
93 MW
GLANG
233.4 MW
205
21.8 MW
10 MW
100.4 MW
17.2 MW
46.6 MW
44.1 MW
34.3 MW
430.6 MW
160 MW
100 MW
100 MW
720 MW
BBATU
266 MW
BKMNG MNGLA
300 MW
51.8 MW
67.2 MW
439 MW
280 MW
182.7 MW
73.8 MW
361 MW
202.2
2 MW
39.2 MW
6 MW
199.2
2 MW
GLA
ANG
206
2.1 MW
47.9 MW
118.9 MW
48.9 MW
83.7 MW
18.6 MW
6 MW
14.6 MW
156 MW
300 MW
159.4 MW
190 MW
600 MW
402 MW
BKMNG MNGLA
540 MW
W
65.8 MW
194.6 MW
317.3 MW
139.2 MW
8.1 MW
240 MW
240 MW
4.9 MW
284.6 MW
144.7 MW
191.4 MW
W
55.1 MW
W
GLANG
G
207
38.9 MW
160.9 MW
146.3 MW
128.7 MW
40.1 MW
6.8 MW
W
62.1 MW
136.6 MW
160 MW
300 MW
160 MW
190 MW
600 MW
458.9 MW
BKMNG MNGLA
1.6 MW
198.4 MW
500 MW
178.3 MW
111.4 MW
8 MW
30.8
240 MW
240 MW
147.6 MW
28 MW
445.4 MW
22
22.2 MW
228.6 M
MW
90.6 MW
W
GLANG
208
30.2 MW
178.4 MW
W
MW
127.7 M
29 MW
38.3 MW
45.2 MW
W
64.5 MW
W
178.3 MW
W
160 MW
290 MW
170 MW
160 MW
720 MW
540 MW
BKMNG MNGLA
55.1 MW
260.6 MW
540 MW
654 M
MW
275.9 M
MW
330 MW
211 MW
380 MW
260 MW
W
200 MW
W
1.3 MW
60.3 MW
445 MW
39
93.4 MW
MW
585.2 M
400 MW
397.8 MW
125.3 MW
GLAN
NG
209
53 MW
240 MW
W
200 MW
138.7 MW
W
13.6 MW
239 MW
10 MW
294 MW
140 MW
180 MW
160 MW
80 MW
200 MW
800 MW
W
511.4 MW
BKMNG MNGLA
105 MW
361.5 MW
500 MW
1126 MW
145 MW
W
344 MW
231 MW
718 MW
240 MW
W
240 MW
W
35 MW
1.6 MW
299.6 MW
718 MW
443 MW
22.3 MW
420 MW
4
453.9 MW
4
GLAN
NG
210
26.1 MW
196.6 MW
W
267.3 MW
W
209 MW
14.5 MW
W
194 MW
39.9 MW
W
11.8 MW
W
160 MW
150 MW
160 MW
80 MW
170 MW
W
760 MW
515 MW
BKMNG MNGLA
126.4 MW
375 MW
52
20 MW
135
5 MW
1151
1 MW
299 MW
758 MW
270 M
MW
270 M
MW
29.3 MW
59.7 MW
450 MW
424.6 MW
758 MW
445.4 MW
42.7 MW
470.7 MW
GLANG
211
40.6 MW
W
266.3 M
MW
186.7 MW
214.5
5 MW
10.7 MW
W
261 M
MW
64.3 M
MW
66.6 MW
W
160 MW
200 MW
160 MW
W
160 MW
LA
AMPIRAN
N A1.9
KEBUTUH
HAN FISIK
K PENGEM
MBANGAN
N DISTRIB
BUSI
SIS
STEM INTE
ERKONEK
KSI SUMA
ATERA
212
JTM
kms
6.569
4.562
4.661
5.011
5.031
5.403
5.548
5.951
6.291
6.590
55.618
JTR
kms
6.711
4.285
4.509
4.869
4.982
5.271
5.273
5.608
5.788
5.955
53.251
Trafo
MVA
1.470
766
819
836
872
900
941
978
1.041
1.072
9.694
Pelanggan
1.091.206
594.512
605.242
619.356
537.293
498.951
493.516
506.895
522.635
540.399
6.010.005
213
JTM
2011
2012
0
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah
148,8
106,0
06,0
111,4
123,4
126,0
140,8
145,3
161,7
174,5
188,3
1.426,3
JTR
100,1
64,0
6
,0
69,1
76,8
79,8
88,4
87,1
98,3
104,2
108,5
876,4
Trafo
50,9
36,2
36,
37,0
38,4
37,1
34,2
35,8
38,0
41,1
43,9
392,7
Pelanggan
39,0
42,3
,3
54,8
63,1
32,7
34,6
36,3
38,2
39,1
39,0
419,1
Total
338,9
248,6
8,6
272,3
301,8
275,5
298,0
304,5
336,2
359,0
379,7
3.114,5
JTM
kms
878
937
1.000
1.068
1.140
1.216
1.298
1.385
1.478
1.578
11.979
JTR
kms
994
1.061
1.132
1.208
1.290
1.377
1.469
1.568
1.673
1.786
13.558
Trafo
MVA
53
56
60
64
69
73
78
83
89
95
720
Pelanggan
42.227
39.193
40.171
41.179
34.291
30.598
31.418
33.447
34.369
35.332
362.225
214
JTM
21,9
23,4
3,
24,9
26,6
28,4
30,3
32,4
34,5
36,9
39,3
298,6
JTR
13,3
14,2
,
15,2
16,2
17,3
18,4
19,7
21,0
22,4
23,9
181,5
Trafo
4,5
4,8
,8
5,2
5,5
5,9
6,3
6,7
7,1
7,6
8,1
61,7
Pelanggan
3,0
2,7
,
2,8
2,9
2,4
2,1
2,2
2,3
2,4
2,5
25,3
Total
42,7
45,1
5,
48,1
51,2
53,9
57,2
60,9
65,0
69,3
73,8
567,2
JTM
kms
1.376
1.461
1.438
1.538
1.538
1.718
1.903
2.076
2.291
2.467
17.805
JTR
kms
1.092
918
996
1.078
1.158
1.218
1.260
1.339
1.378
1.414
11.850
Trafo
MVA
146
153
166
180
193
220
240
263
287
314
2.160
Pelanggan
125.011
120.266
118.720
116.353
102.587
113.957
118.215
122.640
127.238
132.016
1.197.004
215
JTM
26,5
28,1
8,
27,7
29,6
29,6
33,1
36,6
40,0
44,1
47,5
342,7
JTR
12,9
10,9
0,9
11,8
12,7
13,7
14,4
14,9
15,8
16,3
16,7
140,2
Trafo
1,2
1,3
,3
1,4
1,5
1,6
1,8
2,0
2,2
2,4
2,6
18,1
Pelanggan
8,7
8,4
8,
8,3
8,1
7,2
8,0
8,3
8,6
8,9
9,2
83,7
Total
49,4
48,7
8,
49,1
52,0
52,1
57,3
61,8
66,6
71,7
76,1
584,6
JTM
kms
262
295
314
315
321
331
339
342
351
372
3.242
JTR
kms
308
347
370
371
378
391
400
404
414
439
3.823
Trafo
MVA
38
43
46
46
47
48
49
50
51
54
471
Pelanggan
32.205
34.715
35.286
35.420
36.075
37.323
38.203
38.633
39.670
42.004
369.534
216
JTM
7,4
8,3
8,9
9,0
9,2
9,5
9,7
9,9
10,2
10,6
92,7
JTR
6,5
7,3
,3
7,8
7,9
8,1
8,3
8,6
8,8
9,1
9,4
81,9
Trafo
5,4
6,0
6,4
6,5
6,7
6,9
7,0
7,2
7,4
7,7
67,2
Pelanggan
2,5
2,8
,8
3,0
3,0
3,1
3,2
3,3
3,4
3,5
3,6
31,3
Total
21,8
24,4
,
26,0
26,5
27,1
27,8
28,6
29,3
30,2
31,4
273,1
JTM
kms
1.340
534
565
541
584
599
602
609
629
591
6.595
JTR
kms
1.546
616
652
624
673
692
694
703
725
682
7.610
Trafo
MVA
785
271
287
275
296
304
306
309
319
300
3.454
Pelanggan
216.003
57.399
60.743
58.151
62.700
64.408
64.649
65.476
67.548
63.549
780.626
217
JTM
31,5
12,6
,6
13,3
12,7
13,7
14,1
14,2
14,3
14,8
13,9
155,2
JTR
26,4
10,5
0,5
11,2
10,7
11,5
11,8
11,9
12,0
12,4
11,7
130,1
Trafo
7,1
2,5
,5
2,6
2,5
2,7
2,8
2,8
2,8
2,9
2,7
31,2
Pelanggan
6,2
6,7
6,
10,2
11,5
4,6
4,8
4,9
5,1
4,3
2,3
60,5
Total
71,3
32,2
3
,
37,2
37,4
32,6
33,5
33,7
34,3
34,4
30,6
377,0
JTM
kms
293
105
130
184
203
217
209
200
173
163
1.876
JTR
kms
338
121
150
212
234
250
241
231
200
188
2.164
Trafo
MVA
107
61
76
82
87
91
94
96
101
105
900
Pelanggan
23.272
13.335
13.837
14.842
15.700
16.566
16.964
17.487
18.287
19.113
169.404
218
JTM
6,9
2,5
,5
3,1
4,3
4,8
5,1
4,9
4,7
4,1
3,8
44,1
JTR
5,8
2,1
,
2,6
3,6
4,0
4,3
4,1
3,9
3,4
3,2
37,0
Trafo
1,0
0,6
0,7
0,7
0,8
0,8
0,8
0,9
0,9
1,0
8,1
Pelanggan
1,4
0,5
0,6
0,8
0,9
1,0
1,0
0,9
0,8
0,8
8,7
Total
15,0
5,6
6,9
9,5
10,5
11,2
10,8
10,4
9,2
8,7
97,9
JTM
kms
558
222
226
234
240
245
253
264
275
282
2.800
JTR
kms
515
205
210
220
227
230
238
253
263
264
2.626
Trafo
MVA
49
20
20
21
22
23
24
25
26
27
257
Pelanggan
84.765
33.693
36.589
37.591
29.433
30.565
31.424
33.567
34.516
37.725
389.868
219
JTM
13,1
5,7
5,
6,4
7,2
8,1
9,1
10,3
11,8
13,4
15,4
100,5
JTR
9,8
3,8
4,4
5,0
5,7
6,5
5,0
7,7
8,7
7,4
64,1
Trafo
0,5
0,2
0,
0,2
0,2
0,3
0,3
0,4
0,3
0,4
0,6
3,4
Pelanggan
4,3
1,1
,
3,9
5,6
1,7
1,8
2,0
2,1
2,3
2,5
27,3
Total
27,7
10,9
0,9
14,9
18,0
15,8
17,8
17,7
21,9
24,8
25,9
195,4
JTM
kms
716
394
414
438
462
488
516
544
574
606
5.152
JTR
kms
721
396
421
447
475
504
535
567
602
638
5.306
Trafo
MVA
100
44
54
50
62
58
71
67
82
88
675
Pelanggan
233.427
102.644
116.372
116.204
88.735
83.599
73.059
69.997
70.865
76.896
1.031.799
220
JTM
18,3
11,0
,0
12,8
14,8
17,3
20,0
23,3
27,0
31,4
36,4
212,3
JTR
11,0
6,7
6,
7,8
9,1
10,6
12,4
14,5
16,9
19,7
23,0
131,9
Trafo
1,2
0,6
0,8
0,8
1,1
1,1
1,0
1,2
2,1
2,5
12,3
Pelanggan
6,2
6,4
6,
12,5
16,9
4,7
5,1
5,4
5,8
6,2
6,7
76,0
Total
36,7
24,7
,
33,9
41,7
33,7
38,7
44,2
50,9
59,5
68,6
432,6
JTM
kms
290
191
176
271
133
306
141
227
194
188
2.115
JTR
kms
316
208
191
295
144
333
153
247
211
204
2.301
Trafo
MVA
20
13
12
18
8
16
12
15
13
13
140
Pelanggan
40.147
26.366
24.262
34.442
11.963
19.182
14.146
16.836
17.100
16.816
221.260
221
JTM
7,4
5,3
5,4
9,2
4,9
12,6
6,4
11,3
10,6
11,3
84,3
JTR
4,8
3,5
3,5
6,0
3,2
8,2
4,2
7,4
6,9
7,4
55,1
Trafo
0,2
0,2
0,
0,2
0,3
0,1
0,3
0,3
0,4
0,3
0,4
2,6
Pelanggan
0,2
0,1
0,
0,1
0,2
0,2
0,2
0,2
0,3
0,3
0,3
2,1
Total
12,6
9,1
9,
9,3
15,6
8,5
21,3
11,0
19,3
18,1
19,3
144,2
JTM
kms
428
281
269
277
260
169
174
179
184
189
2.409
JTR
kms
403
264
254
261
244
159
164
168
173
178
2.268
Trafo
MVA
144
94
88
87
72
54
55
56
57
59
765
Pelanggan
236.225
155.182
148.793
153.230
143.322
93.527
96.093
98.721
101.417
104.182
1.330.692
222
JTM
10,3
71
7,1
7,2
7,8
7,6
5,2
5,6
6,1
6,5
7,1
70,5
JTR
5,4
37
3,7
3,8
4,1
4,0
2,7
3,0
3,2
3,4
3,7
37,0
Trafo
28,6
19 7
19,7
19,2
20,0
17,5
13,6
14,6
15,7
16,9
18,2
184,1
Pelanggan
4,6
13 0
13,0
12,7
13,5
7,1
7,7
8,3
9,0
9,7
10,4
96,0
Total
49,0
43 6
43,6
42,9
45,3
36,3
29,3
31,5
33,9
36,5
39,3
387,6
JTM
kms
428
143
128
146
152
113
114
123
142
156
1.645
JTR
kms
477
149
133
152
159
117
119
128
148
162
1.744
Trafo
MVA
29
11
10
13
17
12
13
14
16
17
151
Pelanggan
57.924
11.719
10.468
11.944
12.486
9.226
9.345
10.091
11.624
12.766
157.594
223
JTM
5,6
1,9
,9
1,8
2,2
2,4
1,8
1,9
2,2
2,6
3,0
25,3
JTR
4,1
1,3
,3
1,2
1,5
1,6
1,2
1,3
1,5
1,8
2,1
17,7
Trafo
1,1
0,4
0,
0,3
0,4
0,4
0,3
0,2
0,2
0,2
0,2
3,7
Pelanggan
2,0
0,6
0,6
0,6
0,7
0,7
0,7
0,7
0,8
0,8
8,1
Total
12,8
4,3
,3
4,0
4,6
5,0
4,0
4,2
4,6
5,4
6,0
54,8
LA
AMPIRAN
N A1.10
P
PROGRAM
M LISTRIK
K PERDES
SAAN
SIS
STEM INT
TERKONE
EKSI SUMATERA
224
P ki
PerkiraanKebutuhanFisikJaringanListrikPerdesaanRegionalSumatera
K b h Fi ik J i
Li ik P d
R i
lS
Tahun
2011
2012
2013
2014
Total
JTM
kms
3.344,0
1 810 2
1.810,2
3.657,2
3.539,5
JTR
kms
3.280,9
1 531 0
1.531,0
3.260,8
3.207,4
MVA
139,9
44 4
44,4
89,8
89,1
12.351,0 11.280,1
363,1
Trafo
Unit
2.263
758
1.426
1.440
Listrik murah
Jml Pelanggan
89 727
89.727
122.274
125.131
8 515
8.515
5.887,9 337.132,4
225
PerkiraanBiayaListrikPerdesaanRegionalSumatera(jutaRp)
Tahun
2011
2012
2013
2014
Total
JTM
JTR
Trafo
Pembangkit
Pelanggan
Total
602.819,7
309.601,9
893 240 2
893.240,2
953.237,8
291.317,9
146.424,4
378 469 5
378.469,5
406.867,9
158.190,5
69.034,1
218 991 7
218.991,7
231.746,3
2.601,8
-
29 401 0
29.401,0
32.186,6
1.148.370,6
590.994,6
1 520 102 5
1.520.102,5
1.624.038,6
2.758.899,7
1.223.079,7
677.962,7
2.601,8
61.587,7
4.883.506,3
P ki
PerkiraanKebutuhanFisikJaringanListrikPerdesaanPropinsiNAD
K b h Fi ik J i
Li ik P d
P i i NAD
Tahun
2011
2012
2013
2014
Total
JTM
kms
411,0
58 0
58,0
164,1
162,0
JTR
kms
669,9
151 5
151,5
209,0
221,0
MVA
12,0
44
4,4
7,7
6,5
795,1 1.251,4
30,6
Trafo
Unit
266
71
114
108
Jml Pelanggan
Listrik murah
dan Hemat (RTS)
10.018
10
018
5.227
5.518
1 620
1.620
559,0 20.763,0
226
PerkiraanBiayaListrikPerdesaanPropinsiNAD(jutaRp)
Tahun
2011
2012
2013
2014
Total
JTM
JTR
Trafo
30.254,5
11.553,6
50 575 4
50.575,4
57.039,7
32.325,1
16.933,5
36 497 2
36.497,2
42.330,8
9.827,5
6.625,1
16 376 6
16.376,6
17.476,7
149.423,2
128.086,7
50.305,8
Pembangkit
Pelanggan
Total
141.707,0
103.449,2
103
449 2
116.847,2
362.003,4
P ki
PerkiraanKebutuhanFisikJaringanListrikPerdesaanPropinsiSumateraUtara
K b h Fi ik J i
Li ik P d
P i iS
U
Tahun
2011
2012
2013
2014
Total
JTM
kms
350,0
110 0
110,0
440,0
422,0
JTR
kms
201,0
86 1
86,1
200,3
210,1
MVA
4,7
20
2,0
4,6
6,0
1.322,0 697,5
17,3
Trafo
Unit
157
60
155
201
Jml Pelanggan
Listrik murah
dan Hemat (RTS)
3.614
3
614
11.042
10.590
2 530
2.530
573,9 25.246,0
227
PerkiraanBiayaListrikPerdesaanPropinsiSumateraUtara(jutaRp)
Tahun
2011
2012
2013
2014
Total
JTM
JTR
Trafo
37.343,4
23.938,0
103 883 2
103.883,2
109.661,8
18.746,3
10.003,8
22 297 1
22.297,1
25.317,3
8.090,2
4.472,9
18 055 1
18.055,1
18.360,6
274.826,4
76.364,4
48.978,8
Pembangkit
Pelanggan
Total
94.179,9
38.414,7
144 235 4
144.235,4
153.339,6
430.169,7
P ki
PerkiraanKebutuhanFisikJaringanListrikPerdesaanPropinsiSumateraBarat
K b h Fi ik J i
Li ik P d
P i iS
B
Tahun
2011
2012
2013
2014
Total
JTM
kms
315,0
132 0
132,0
301,0
273,0
JTR
kms
255,0
145 0
145,0
307,1
295,1
MVA
7,3
20
2,0
7,5
7,5
1.021,0 1.002,2
24,2
Trafo
Unit
166
41
80
80
Jml Pelanggan
Listrik murah
dan Hemat (RTS)
11.419
11
419
9.480
12.000
1 620
1.620
367,0 32.899,0
228
PerkiraanBiayaListrikPerdesaanPropinsiSumateraBarat(jutaRp)
Tahun
2011
2012
2013
2014
Total
JTM
JTR
Trafo
61.027,1
30.518,5
93 044 3
93.044,3
97.560,9
23.629,5
17.332,1
38 420 5
38.420,5
41.415,9
10.297,1
4.472,8
13 778 1
13.778,1
16.348,2
282.150,8
120.798,0
44.896,3
Pembangkit
Pelanggan
Total
94.953,8
52.323,4
145 243 0
145.243,0
155.325,0
447.845,2
P ki
PerkiraanKebutuhanFisikJaringanListrikPerdesaanPropinsiRiau
K b h Fi ik J i
Li ik P d
P i i Ri
Tahun
2011
2012
2013
2014
Total
JTM
kms
310,0
198 0
198,0
170,0
170,0
JTR
kms
389,0
213 9
213,9
190,0
180,0
MVA
28,0
60
6,0
7,7
7,9
848,0 972,9
49,6
Trafo
Unit
380
90
97
100
Jml Pelanggan
Listrik murah
dan Hemat (RTS)
8.855
8
855
13.755
14.205
667,0 36.815
229
PerkiraanBiayaListrikPerdesaanPropinsiRiau(utaRp)
Tahun
2011
2012
2013
2014
Total
JTM
JTR
Trafo
59.940,8
41.747,8
47 998 8
47.998,8
51.653,8
40.381,7
22.265,4
24 352 8
24.352,8
24.460,3
35.912,0
11.020,3
18 183 0
18.183,0
20.062,5
201.341,1
111.460,1
85.177,8
Pembangkit
Pelanggan
Total
136.234,5
75.033,5
90 534 5
90.534,5
96.176,5
397.979,0
P ki
PerkiraanKebutuhanFisikJaringanListrikPerdesaanPropinsiRiauKepulauan
K b h Fi ik J i
Li ik P d
P i i Ri K
l
Tahun
2011
2012
2013
2014
Total
JTM
kms
280 0
280,0
JTR
kms
Trafo
MVA
Jml Pelanggan
Unit
239 3
239,3
60
6,0
280,0 239,3
6,0
Listrik murah
dan Hemat (RTS)
90
13 125
13.125
425
90,0 13.125,0
230
PerkiraanBiayaListrikPerdesaanPropinsiRiauKepulauan(jutaRp)
Tahun
2011
2012
2013
2014
Total
JTM
JTR
Trafo
63.439,5
26.442,1
11.164,7
63.439,5
26.442,1
11.164,7
Pembangkit
Pelanggan
Total
101.046,3
-
101.046,3
P ki
PerkiraanKebutuhanFisikJaringanListrikPerdesaanPropinsiJambi
K b h Fi ik J i
Li ik P d
P i i J bi
Tahun
2011
2012
2013
2014
Total
JTM
kms
366,0
121 4
121,4
471,0
436,1
JTR
kms
319,0
127 2
127,2
535,0
572,1
MVA
23,5
53
5,3
26,0
25,0
1.394,5 1.553,3
79,7
Trafo
Jml Pelanggan
Listrik murah
dan Hemat (RTS)
360
76
379
360
8.450
8
450
18.400
16.400
80
1.175,0 43.250
231
PerkiraanBiayaListrikPerdesaanPropinsiJambi(jutaRp)
Tahun
2011
2012
2013
2014
Total
JTM
JTR
Trafo
75.023,2
24.595,7
109 329 6
109.329,6
114.396,1
32.965,2
11.181,1
49 157 8
49.157,8
57.148,8
28.398,8
8.721,9
60 990 9
60.990,9
64.089,1
323.344,7
150.452,8
162.200,7
Pembangkit
Pelanggan
Total
10.686,7
10
686 7
10.477,6
136.387,3
44.498,7
230 165 0
230.165,0
246.111,6
21.164,4
657.162,6
P ki
PerkiraanKebutuhanFisikJaringanListrikPerdesaanPropinsiSumateraSelatan
K b h Fi ik J i
Li ik P d
P i iS
S l
Tahun
2011
2012
2013
2014
Total
JTM
kms
480,0
238 0
238,0
750,0
750,0
JTR
kms
323,0
148 0
148,0
611,0
560,0
MVA
29,5
68
6,8
12,0
11,3
2.218,0 1.642,0
59,5
Trafo
Unit
459
135
240
225
Jml Pelanggan
Listrik murah
dan Hemat (RTS)
16.236
16
236
39.000
42.000
625
1.059,0 97.236,0
232
PerkiraanBiayaListrikPerdesaanPropinsiSumateraSelatan(jutaRp)
Tahun
2011
2012
2013
2014
Total
JTM
JTR
Trafo
86.311,9
49.581,8
133 530 0
133.530,0
146.890,0
34.437,6
18.747,3
74 410 0
74.410,0
74.960,0
32.265,5
11.641,5
28 740 0
28.740,0
29.640,0
416.313,7
202.554,9
102.287,1
Pembangkit
Pelanggan
Total
153.015,0
79.970,6
236 680 0
236.680,0
251.490,0
721.155,7
P ki
PerkiraanKebutuhanFisikJaringanListrikPerdesaanPropinsiBengkulu
K b h Fi ik J i
Li ik P d
P i iB k l
Tahun
2011
2012
2013
2014
Total
JTM
kms
450,0
340 9
340,9
769,0
776,0
JTR
kms
344,0
150 0
150,0
668,0
674,0
MVA
11,0
41
4,1
9,1
9,2
2.335,9 1.836,0
33,3
Trafo
Unit
149
71
180
184
Jml Pelanggan
Listrik murah
dan Hemat (RTS)
4 500
4.500
470
584,0 4.500,0
233
PerkiraanBiayaListrikPerdesaanPropinsiBengkulu(jutaRp)
Tahun
2011
2012
2013
2014
Total
JTM
JTR
Trafo
102.399,7
47.072,3
188 731 8
188.731,8
199.972,1
34.523,0
15.717,4
63 360 6
63.360,6
67.117,3
13.847,7
8.523,5
25 586 2
25.586,2
27.310,9
538.175,9
180.718,4
75.268,3
Pembangkit
Pelanggan
Total
150.724,9
71.313,3
277 678 7
277.678,7
294.400,4
794.117,2
P ki
PerkiraanKebutuhanFisikJaringanListrikPerdesaanPropinsiLampung
K b h Fi ik J i
Li ik P d
P i iL
Tahun
2011
2012
2013
2014
Total
JTM
kms
370,0
150 0
150,0
227,1
205,4
JTR
kms
633,0
215 0
215,0
310,5
280,0
MVA
17,0
42
4,2
6,4
4,1
952,5 1.438,5
31,7
Trafo
Unit
230
62
76
52
Listrik murah
Jml Pelanggan
10.580
10
580
20.000
20.000
1 040
1.040
420,0 50.580,0
234
PerkiraanBiayaListrikPerdesaanPropinsiLampung(jutaRp)
Tahun
2011
2012
2013
2014
Total
JTM
JTR
Trafo
99.150,2
34.655,4
80 342 6
80.342,6
87.039,7
45.265,7
28.288,2
44 592 9
44.592,9
48.258,6
13.283,5
8.110,8
22 138 0
22.138,0
17.907,8
301.187,9
166.405,3
61.440,1
Pembangkit
Pelanggan
Total
16.163,7
16
163 7
19.396,5
157.699,4
71.054,4
163 237 2
163.237,2
172.602,5
35.560,2
564.593,5
P ki
PerkiraanKebutuhanFisikJaringanListrikPerdesaanPropinsiBangkaBelitung
K b h Fi ik J i
Li ik P d
P i i B k B li
Tahun
2011
2012
2013
2014
Total
JTM
kms
292,0
182 0
182,0
365,0
345,0
JTR
kms
147,0
55 0
55,0
230,0
215,0
MVA
7,0
38
3,8
9,1
11,6
1.184,0 647,0
31,4
Trafo
Jml Pelanggan
Unit
Listrik murah
dan Hemat (RTS)
96
62
105
130
2.930
2
930
5.370
4.418
105
393,0 12.718,0
235
PerkiraanBiayaListrikPerdesaanPropinsiBangkaBelitung(jutaRp)
Tahun
2011
2012
2013
2014
Total
JTM
JTR
Trafo
Pembangkit
51.368,9
45.938,8
85 804 5
85.804,5
89.023,8
29.043,7
5.955,7
25 380 7
25.380,7
25.859,0
6.268,2
5.445,2
15 143 8
15.143,8
20.550,5
2.601,8
272.136,0
86.239,1
47.407,6
2.601,8
Pelanggan
Total
2.550,6
2
550 6
2.312,5
83.468,7
57.339,7
128 879 5
128.879,5
137.745,8
4.863,1
407.433,7
LA
AMPIRA
AN A1.11
PROYEKS
SI KEBUT
TUHAN KE
EBUTUHA
AN INVES
STASI
SIS
STEM INT
TERKONE
EKSI SUMA
ATERA
236
Proyeksi
y
Kebutuhan Investasi Pembangkit,
g , Transmisi & Distribusi
[Fixed Asset Addition]
Sumatra
(Juta US$)
Tahun
237
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
T t l
Total
Investasi
Pembangkit T/L dan GI
480
135
1,515
411
1,691
1,205
2 025
2,025
582
3,210
826
2,252
900
2,687
97
1,332
264
2,792
54
1,445
76
19 428
19,428
4 549
4,549
Distribusi
281
299
359
398
297
321
344
374
395
402
3 469
3,469
Total
895
2,225
3,254
3 004
3,004
4,333
3,473
3,128
1,969
3,241
1,923
27 446
27,446
PENJELASAN LAMPIRAN A
WILAYAH OPERASI INDONESIA BARAT
238
PENJELASAN LAMPIRAN A1
SISTEM INTERKONEKSI SUMATERA
239
240
2.
PLTU Mulut Tambang (IPP) skala besar yang listriknya juga akan disalurkan
ke sistem interkoneksi Sumatera disamping ditransfer ke Jawa melalui
transmisi 500 kV HVDC harus dapat diselesaikan selaras dengan
penyelesaian proyek interkoneksi Jawa-Sumatera 500 kV HVDC.
3.
4.
Pengembangan PLTP
Terkait dengan kerja sama dengan PT Pertamina Geothermal, PLN akan
membangun sisi hilir pada lokasi-lokasi sebagai berikut: PLTP Ulubelu #1,2
(2x55 MW), PLTP HuluLais #1,2 (2x55 MW), PLTP Sungai Penuh #1,2 (2x55 MW).
Khusus untuk PLTP Ulubelu unit 1 dan 2 sumber dana sudah tersedia dari JBIC
dimana Loan Agreement sudah ditandatangani pada tahun 2005. Proyek-proyek
PLTP lainnya akan dikembangkan oleh IPP dengan total kapasitas 2.165 MW
sampai dengan tahun 2020, namun sampai dengan saat ini eksplorasi yang
dilakukan pihak swasta terhadap proyek-proyek PLTP tersebut belum tuntas,
sehingga hal ini menjadi sangat rawan terhadap ketersediaan reserve margin di
sistem Sumatera seperti telah dijelaskan sebelumnya.
Pembangkit baru dalam program percepatan tahap II
PLTP Hulu Lais #1,2 2x55 MW dan PLTP Sungai Penuh 2x55 MW
PLTP-PLTP yang akan dikembangkan oleh swasta/ IPP yaitu PLTP Ulubelu
3,4 (2x55 MW), PLTP Seulawah 55 MW, PLTP Lumut Balai 4x55 MW,
PLTP Sarulla I 6x55 MW, PLTP Sarulla II 2x55 MW, PLTP Rajabasa 4x55
MW, PLTP Muara Laboh 4x55 MW, PLTP Rantau Dedap 4x55 MW dan
PLTP Sorik Marapi 240 MW.
Apabila proyek tersebut layak secara teknis, keekonomian dan sesuai dengan
kebutuhan sistem kelistrikan Sumatera, maka proposal proyek IPP unsolicited
tersebut akan diproses lebih lanjut.
Neraca Daya sistem Sumatera diberikan pada Lampiran A1.2
A1.3 Proyek-proyek IPP yg terkendala
Telah cukup jelas diuraikan pada Lampiran A1.3
A1.4 Neraca Energi
Selaras dengan pertumbuhan demand yang harus dipenuhi, maka produksi energi
per jenis energi primer di sistem Sumatera diberikan pada Lampiran A1.4
Produksi energi pada Lampiran B1.4 dialokasikan per unit pembangkit
berdasarkan merit order dengan menggunakan model simulasi produksi dengan
asumsi harga dan ketersediaan bahan bakar sebagai berikut:
Harga bahan bakar HSD = USD 0,78 /liter, MFO=USD 0,62 /liter, gas alam
= USD 6 /mmbtu, dan batubara = USD 80/ton.
Ketersediaan gas alam hanya berdasarkan pada kontrak yang ada.
Ketersediaan batubara tidak terbatas.
Pemanfaatan tenaga panas bumi dan tenaga air sesuai dengan proyek
PLTP dan PLTA pada neraca daya.
Lampiran B1.4 menunjukkan bahwa peranan masing-masing energi primer
tersebut adalah sebagai berikut:
a.
Peranan Minyak (HSD dan MFO) yang pada tahun 2010 masih tinggi, yaitu
sekitar 6.525 GWh, akan sangat berkurang menjadi sekitar nol pada tahun
2014. Hal ini terjadi karena PLTU Belawan 1 4 tidak dioperasikan lagi dan
PLTGU Belawan, PLTG Task Force, PLTG Paya Pasir di Sumatera Utara
dioperasikan dengan LNG
b.
Peranan LNG akan mulai dirasakan pada tahun 2014, yaitu sekitar 4.324
GWh dan cenderung konstan berdasarkan sumber paskokan LNG yang telah
teridentifikasi.
c.
Peranan pembangkit gas yang semula 4.946 GWh pada tahun 2010 akan
naik menjadi 7.932 GWh pada tahun 2014, dan secara bertahap akan
menurun kembali menjadi 4.575 GWh pada tahun 2020. Hal ini karena
242
e.
Peranan pembangkit hidro pada tahun 2010 semula 4.538 GWh dan akan
semakin besar dengan masuknya PLTA semakin besar dengan masuknya
PLTA Asahan 3, PLTA Peusangan 1-2 pada tahun dan PLTA Merangin pada
tahun 2016 serta PLTA Simonggo-2 dan PLTA Masang-2 pada tahun 2017.
Peranan hydro pada tahun 2020 akan mencapai 7.050 GWh.
f.
Karena banyak lokasi PLTP yang potensinya belum dibuktikan dengan drilling.
243
Volume pemakaian batubara meningkat dari tahun ke tahun, yaitu naik dari 4,0
juta ton pada tahun 2011 menjadi 16.4 juta ton pada tahun 2020 atau meningkat 6
kali lipat.
A1.5 Capacity Balance Gardu Induk
Pengembangan gardu induk disusun berdasarkan capacity balance dengan
memasukkan GI existing dan GI ongoing project. Selanjutnya dari Capacity
Balance tersebut dapat dilihat pembebanan masing masing GI. GI yang telah
berbeban diatas 70% dari kapasitas nominalnya memerlukan penambahan trafo.
Kemudian dievaluasi juga kebutuhan GI baru untuk perbaikan kualitas pelayanan
dan de-dieselisasi serta pengembangan GI baru terkait dengan pembangkit baru.
Setelah mendapatkan GI-GI baru yang dibutuhkan, selanjutnya disusun kembali
capacity balance yang baru setelah mempertimbangkan penambahan GI baru
tersebut.
Dengan demikian dapat disusun proyeksi kebutuhan GI, dimana hasil
pengembangan GI tersebut dipergunakan juga sebagai dasar pengembangan
sistem penyaluran.
Dengan kriteria keandalan dan asumsi di atas, kebutuhan pembangunan Gardu
Induk Baru dan pengembangan trafo GI eksisting sampai tahun 2020 sebesar
28.400 MVA dengan rincian diberikan pada Lampiran A1.5.
A1.6 Rencana Pengembangan Penyaluran
Rencana pengembangan penyaluran di sistem Sumatera dalam rangka memenuhi
pertumbuhan kebutuhan listrik meliputi proyek berikut:
dari Sumatera bagian selatan yang kaya akan sumber energi primer ke
demand di Sumatera bagian utara.
MW. Adapun transfer sistem 275 kV ke sub sistem Riau menjadi 230 MW
dan transfer sistem 275 kV ke sub sistem Lampung sebesar 230 MW.
Tambahan pembangkit baru di sistem Sumatera antara lain PLTU Riau FTP1
#2 (100 MW), PLTU Simpang Belimbing Ekspansi (227 MW), PLTU
Banjarsari (230 MW), PLTP Lumut Balai-FTP2 #3,4 (2x55 MW), PLTP
Sarulla-FTP2 (110 MW), PLTA Lawe Mamas (45 MW) dan PLTG peaking
total 500 MW.
5. Analisa aliran daya tahun 2015
Pada tahun ini terdapat pembangunan transmisi 275 kV baru, yaitu transmisi
275 kV Muara Enim - Betung Sungai Lilin (Sumsel-7) - Bayung Lincir
(Sumsel-5) Aur Duri Rengat New Garuda Sakti seiring dengan tambahan
pembangkit PLTU mulut tambang Sumsel-5 150 MW, Sumsel-7 150 MW,
Keban Agung 225 MW.
Arah aliran daya pada tahun ini adalah dari Sumbagut ke Sumbagselteng ke,
melalui transmisi 275 kV Payakumbuh Padang Sidempuan sebesar 216
MW. Adapun transfer sistem 275 kV ke sub sistem Lampung sebesar 305
MW sedangkan transfer daya melalui transmisi 275 kV sub Sistem Jambi
(Aur Duri) ke sub sistem Riau (Rengat) sebesar 202 MW.
Pada tahap awal pembangunan segmen transmisi 275 kV Aur Duri Rengat
ini dibangun dengan konstruksi 500 kV, yang kemudian mulai akan
dioperasikan dengan sistem 500 kV setelah beroperasinya PLTU di Jambi
sampai dengan 800 MW mulai tahun 2018.
Tambahan pembangkit baru di sistem Sumatera antara lain PLTU Pangkalan
Susu FTP2 #3,4 (2x200 MW), PLTU Meulaboh #3 (200 MW), PLTP Hululais
FTP2 (110 MW), PLTP Sungai Penuh FTP2 (110 MW), PLTU Keban Agung
(2x112,5 MW), PLTU Sumsel-5 #1 (150 MW), PLTU Sumsel-7 #1 (150 MW),
PLTP Ulubelu #3,4 (110 MW), PLTP Lumut Balai (110 MW) dan PLTP
Sarulla (220 MW).
6. Analisa aliran daya tahun 2016
Pada tahun ini terdapat pembangunan transmisi 275 kV baru, yaitu transmisi
275 kV sub sistem NAD mulai Sigli Lhokseumawe dan pengoperasian
transmisi 275 kV Meulaboh Sigli yang sebelumnya dioperasikan dengan
tegangan 150 kV seiring dengan beroperasinya PLTU Meulaboh #3,4 (400
247
Proyeksi kebutuhan fisik distribusi wilayah Sumatera seperti pada Lampiran A1.9.
249
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah
JTR
kms
6,711
4,285
4,509
4,869
4,982
5,271
5,273
5,608
5,788
5,955
53,251
Trafo
MVA
1,470
766
819
836
872
900
941
978
1,041
1,072
9,694
Pelanggan
1,091,206
594,512
605,242
619,356
537,293
498,951
493,516
506,895
522,635
540,399
6,010,005
JTM
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah
148.8
106.0
111.4
123.4
126.0
140.8
145.3
161.7
174.5
188.3
1,426.3
JTR
100.1
64.0
69.1
76.8
79.8
88.4
87.1
98.3
104.2
108.5
876.4
Trafo
50.9
36.2
37.0
38.4
37.1
34.2
35.8
38.0
41.1
43.9
392.7
Pelanggan
39.0
42.3
54.8
63.1
32.7
34.6
36.3
38.2
39.1
39.0
419.1
Total
338.9
248.6
272.3
301.8
275.5
298.0
304.5
336.2
359.0
379.7
3,114.5
250
PerkiraanKebutuhanFisikJaringanListrikPerdesaanRegionalSumatera
Tahun
2011
2012
2013
2014
Total
JTM
kms
3.344,0
1.810,2
3.657,2
3.539,5
JTR
kms
3.280,9
1.531,0
3.260,8
3.207,4
12.351,0 11.280,1
Trafo
MVA
Unit
139,9
2.263
44,4
758
89,8
1.426
89,1
1.440
363,1
5.887,9
Jml Pelanggan
Listrik murah
dan Hemat (RTS)
89.727
122.274
125.131
8.515
337.132,4
PerkiraanBiayaListrikPerdesaanRegionalSumatera(jutaRp)
Tahun
2011
2012
2013
2014
Total
JTM
602.819,7
309.601,9
893.240,2
953.237,8
JTR
Trafo
Pembangkit
Pelanggan
29.401,0
32.186,6
291.317,9
146.424,4
378.469,5
406.867,9
158.190,5
69.034,1
218.991,7
231.746,3
2.601,8
-
2.758.899,7 1.223.079,7
677.962,7
2.601,8
Total
1.148.370,6
590.994,6
1.520.102,5
1.624.038,6
61.587,7 4.883.506,3
Dari tabel perkiraan kebutuhan fisik dan biaya listrik perdesaan regional
Sumatera tahun 2011-2014 dapat dijelaskan sebagai berikut :
251
LA
AMPIRAN
N A2
SISTEM
M INTERKO
ONEKSI KALIMANTAN
K
BAR
RAT
252
LAM
MPIRAN A2.1
PROY
YEKSI KEB
BUTUHAN
N TENAG
GA LISTRIK
SISTEM KALIMAN
NTAN BAR
RAT
253
Sistem
254
Wil Kalbar
Sistem Khatulistiwa
Produksi
Faktor Beban
Beban Puncak
Satuan 2011
GWh
%
MW
1.121
69
186
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
1.379
74
211
1.749
77
259
2.021
68
339
2.201
69
362
2.544
74
394
2.707
68
457
2.879
68
486
3.060
68
516
3.304
69
548
LA
AMPIRAN
N A2.2
NERACA
A DAYA
SISTEM
M KALIMA
ANTAN BA
ARAT
255
MW
54%
Pembangkit Sewa
PLTG PLN
PLTGB Sewa
800
PLTU PLN
51%
PLTU FTP2
700
53%
PLTU IPP
Power Purchase (Sesco)
PLTA PLN
600
g
Reserve Margin
Beban Puncak
45%
256
500
43%
46%
Power Purchase (Sesco)
PLTU IPP
57%
400
300
45%
37%
PLTU (FTP2)
200
PLTU (FTP2)
Kapasitas Terpasang
100
-
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Tahun
256
257
Kebutuhan
Produksi
Faktor Beban
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Daya Terpasang
PLN
PLTG-HSD PLN (Siantan)
PLTD-MFO PLN (Sei Raya & Siantan)
PLTD-MFO PLN (Sei Wie & Sudirman)
Interkoneksi sistem-sistem isolated
S
Sewa
Retired & Moultbolled (PLN)
Tambahan Kapasitas
PLN
On-going dan Committed Project
Pantai Kura-Kura (FTP1)
Parit Baru (FTP1)
Rencana
Parit Baru - Loan China (FTP2)
Nanga Pinoh
Kalbar - 1
Kalbar - 2
IPP
Rencana
Pontianak - 2
Pontianak - 3
Satuan 2011
GWh
%
MW
MW
MW
MW
MW
MW
2012
2013
2015
2016
2017
2018
2019
2020
1,121
69
186
1,379
74
211
1,749
77
259
2,021
68
339
2,201
69
362
2,544
74
394
2,707
68
457
2,879
68
486
3,060
68
516
3,304
69
548
270
290
253
117
42
50
75
61
61
69
34
100
19
117
6
34
100
19
137
-
34
100
19
12
88
-
47
70
153
42
-
50
-
75
-
61
-
61
-
69
-
PLTU
PLTU
55
100
PLTU
50
50
PLTA
PLTU
50
49
50
49
PLTU
PLTU
PLTU
50
50
25
25
50
2014
120
50
-50
MW
270
290
408
492
517
575
699
734
759
842
45
37
57
45
43
46
53
51
47
54
LAM
MPIRAN A2.3
A
PRO
OYEK-PR
ROYEK IPP TERKENDALA
SISTEM KALIMAN
K
NTAN BAR
RAT
258
A2.3
3 Proyek-proye
ek IPP yg terke
endala
Dalam perenccanaan pemban
ngkit IPP, ada beberapa
b
proye
ek pembangkit IPP yang
Perjanjian Pem
mbelian Tenag
ga Listrik (PPTL
L) nya mengala
ami kendala. Ka
ategori
PPTL terkend
dala adalah,
Kateg
gori 1, tahap op
perasi adalah ta
ahap dimana IP
PP sudah menccapai
COD.
Kateg
gori 2, tahap pe
embangunan/ko
onstruksi diman
na IPP sudah mencapai
m
Finan
ncial Closing (F
FC) tapi belum mencapai
m
COD
D.
Kateg
gori 3, Tahap pendanaan
p
IPP yang sudah memiliki
m
PPTL, tetapi
t
belum
m mencapai Fin
nancial Closing
(FC).
Pembangkit IP
PP yang terken
ndala di sistem Kalimantan Ba
arat adalah,
- PLT
TU Ketapang 2xx7 MW masuk dalam kategori 2
- PLT
TU Pontianak 2x25
2
MW masu
uk dalam kategori 2
Saat ini penye
elesaian IPP terkendala tersebut sedang dip
proses oleh Kom
mite
Direktur untukk IPP dan Kerja
asama Kemitraa
an.
259
LA
AMPIRAN
N A2.4
NERACA ENERGI
E
SISTEM KALIMAN
NTAN BA
ARAT
260
261
JENIS
Batubara
Gas
LNG
HSD
MFO
SESCO
Hydro
y
Total
2011
-
2012
-
2013
824
2014
1.228
2015
1.471
2016
1.788
2017
1.793
2018
1.797
2019
2.377
2020
2.641
117
1.004
1.121
257
1.121
1.379
171
753
1.749
12
72
709
2.021
6
3
721
2.201
7
16
733
2.544
7
21
737
150
2.707
10
35
738
300
2.879
14
55
314
300
3.060
10
35
317
300
3.304
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
262
HSD ( x 1000 kL )
42
89
114
MFO ( x 1000 kL )
254
279
171
18
14
LNG (GBTU)
Batubara (kTON)
565
701
868
GAS (GBTU)
-
1.102
1.137
1.178
1.610
1.832
LA
AMPIRAN
N A2.5
CA
APACITY
Y BALANC
CE GARDU
U INDUK
SISTEM
M KALIMA
ANTAN BA
ARAT
263
Capacity
p
y Balance Sistem Kalimantan Barat
No.
264
10
11
12
13
14
15
16
TEG.
CAPACITY
(KV)
MVA
NAMA GI
GI SIANTAN
GI SEI RAYA
GI. MEMPAWAH
GI.SINGKAWANG
GI PLTU KURA-KURA
GI SAMBAS
GI SANGGAU
GI TAYAN
GI BENGKAYANG
GI NGABANG
GI SEKADAU
GI SINTANG
GI NANGA PINOH
GI KETAPANG
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
150/20
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
20
30
60
60
30
30
30
30
30
30
2011
Peak Add Trf
MW
MVA
2012
Peak Add Trf
MW
MVA
2013
Peak Add Trf
MW
MVA
30
30
30
60
20
60
2014
Add Trf
MVA
25,67
29,33
34,04
40,13
50,34%
57,50%
66,75%
39,34%
38,01
35,75
74,54%
23,37%
120
60
2015
Peak Add Trf
MW
MVA
2016
Peak Add Trf
MW
MVA
2017
Peak Add Trf
MW
MVA
2018
Peak Add Trf
MW
MVA
2019
Peak Add Trf
MW
MVA
48,04
51,82
53,64
56,15
61,82
47,10%
50,81%
52,59%
55,05%
60,61%
30
2020
Peak Add Trf
MW
MVA
67,13
65,82%
39,00
40,90
46,01
50,10
52,62
52,69
69,12
69,40
25,49%
26,73%
30,07%
32,75%
34,39%
34,44%
45,17%
45,36%
15,18
15,60
17,34
15,86
17,33
15,66
22,55
59,54%
61,17%
67,98%
62,19%
67,98%
61,40%
44,22%
16,78
17,55
15,00
21,85
65,79%
68,84%
58,84%
42,84%
30
30
32,68
33,06
35,31
64,08%
64,83%
69,24%
23,66
30,63
33,75
29,04
31,51
33,89
46,40%
60,06%
66,17%
56,94%
61,79%
66,45%
14,62
15,30
16,34
15,85
19,33
57,35%
,
60,01%
,
64,09%
,
62,16%
,
37,90%
,
30
20,12
21,85
28,72
33,74
32,69
39,45%
,
42,85%
,
56,32%
,
66,17%
,
64,09%
,
14,41
16,93
15,79
17,07
13,31
13,87
15,29
15,81
17,44
24,96
56,50%
66,39%
61,91%
66,96%
52,19%
54,40%
59,97%
62,01%
68,40%
48,95%
11,71
12,14
12,83
13,88
14,88
15,34
16,50
17,73
14,06
15,29
45,94%
47,60%
50,33%
54,44%
58,37%
60,17%
64,70%
69,54%
55,13%
59,98%
12,02
12,83
16,02
15,18
15,80
17,16
23,63
47,13%
50,33%
62,81%
59,53%
61,96%
67,29%
46,33%
30
30
Peak
MW
17,04
15,63
19,59
66,82%
61,31%
38,41%
30
30
17,22
21,74
33,76%
42,63%
21,48
23,55
25,80
28,02
42,12%
46,17%
50,60%
54,95%
6,54
7,29
8,04
8,54
9,45
10,46
11,58
12,70
25,66%
28,57%
31,55%
33,48%
37,08%
41,04%
45,41%
49,79%
6,48
7,15
7,82
8,21
9,01
9,88
10,82
11,75
25,41%
28,03%
30,65%
32,22%
35,33%
38,73%
42,44%
46,09%
9,07
10,01
10,94
11,50
12,61
13,83
15,15
16,45
35,57%
39,24%
42,91%
45,10%
49,46%
54,22%
59,42%
64,53%
6,66
10,28
7,66
8,40
9,20
10,09
10,95
26,12%
40,33%
30,03%
32,93%
36,09%
39,56%
42,96%
18,36
20,27
21,51
23,82
26,36
32,17
31,99
35,99%
39,74%
42,18%
46,70%
51,69%
63,08%
62,72%
9,43
10,34
11,34
9,43
13,49
55,48%
60,84%
66,70%
55,45%
79,38%
28,53
30,98
33,62
33,15
55,95%
,
60,74%
,
65,92%
,
65,01%
,
30
Capacity
p
y Balance Sistem Kalimantan Barat
TEG.
No.
CAPACITY
NAMA GI
MVA
(KV)
17
GI SANDAI
150/20
30
30
18
GI KOTA BARU 2
150/20
30
30
19
20
GI SUKADANA
GI PUTUSIBAU
150/20
150/20
30
30
2011
Peak Add Trf
MW
MVA
2012
Peak Add Trf
MW
MVA
2013
Peak Add Trf
MW
MVA
Peak
MW
2014
Add Trf
MVA
2015
Peak Add Trf
MW
MVA
30
2016
Peak Add Trf
MW
MVA
3,36
2017
Peak Add Trf
MW
MVA
3,68
2018
Peak Add Trf
MW
MVA
4,04
2019
Peak Add Trf
MW
MVA
4,42
2020
Peak Add Trf
MW
MVA
7,80
13,17%
14,44%
15,83%
17,35%
30,60%
8,76
9,42
10,12
10,88
11,59
34,35%
,
36,93%
,
39,70%
,
42,67%
,
45,43%
,
8,76
9,70
10,73
11,88
13,02
34,35%
38,03%
42,10%
46,58%
51,08%
14,77
30
57,92%
Penambahan Trafo (MVA)
Total Beban Gardu Induk
Beban Pembangkit Siantan
Beban Pembangkit Sei Ra
Raya
a
Total Beban Gardu Induk & PLTD
Total Beban Sistem
Diversity Factor
710
120
90
30
30
30
30
30
30
136,39
154,61
185,27
248,05
270,73
311,91
370,39
406,81
442,94
494,54
20,00
20 00
20,00
20,00
20,00
20
00
20,00
20,00
20
00
20,00
20,00
20
00
20,00
20,00
20
00
20,00
20,00
20
00
20,00
20,00
20
00
20,00
20,00
20
00
20,00
20,00
20
00
20,00
20,00
20
00
176,39
194,61
225,27
288,05
310,73
351,91
410,39
446,81
482,94
534,54
173,34
192,33
224,27
287,01
309,73
378,08
410,28
445,11
482,82
533,53
1,02
1,01
1,00
1,00
1,00
0,93
1,00
1,00
1,00
1,00
265
LAM
MPIRAN A2.6
RENCA
ANA PEN
NGEMBAN
NGAN PEN
NYALURA
AN
SISTEM KALIMAN
NTAN BA
ARAT
266
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Total
275 kV
180
180
150 kV
112
310
596
280
180
860
300
2.638
112
310
776
280
180
860
300
2.818
TOTAL
267
(MVA)
Tegangan
275/150 kV
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Total
250
250
150/20 kV
60
150
90
210
30
150
90
30
60
60
930
TOTAL
60
150
340
210
30
150
90
30
60
60
1.180
268
N
No.
P
Propinsi
i i
D i
Dari
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
ParitBaru
SeiRaya
PLTUSingkawang(Perpres)/Kura2
Singkawang
Siantan
Singkawang
Bengkayang
Ngabang
PLTUParitBaru(IPP)
Tayan
Sanggau
Sintang
Sintang
Sukadana
Sandai
NangaPinoh
Ketapang
Sintang
Bengkayang
K
Ke
KotaBaru
KotaBaru
Incomer2pi(SingkawangMempawah)
Sambas
Tayan
Bengkayang
Ngabang
Tayan
ParitBaru
Sanggau
Sekadau
Sekadau
NangaPinoh
Sandai
Tayan
KotaBaru2
Sukadana
Putusibau
Perbatasan
T
Tegangan
150kV
150kV
150kV
150kV
150 kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
150kV
275kV
C d t
Conductor
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,2Hawk
cct 2 Hawk
2 cct,2Hawk
2 cct,2Hawk
2 cct,2Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,2Hawk
2 cct,2Hawk
2 cct,1Hawk
2 cct,2Hawk
2 cct,2Hawk
2 cct,2Zebra
k
kms
Biaya
(MUSD)
COD
40
32
40
126
184
120
180
110
6
180
100
180
180
180
300
180
200
300
180
2,22
1,77
2,22
6,98
10 19
10,19
6,65
9,97
6,09
0,33
9,97
5,54
9,97
9,97
13,74
22,90
9,97
15,27
22,90
28,36
2011
2011
2011
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2016
2016
2016
2016
2017
2020
2013
269
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
K lb
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
Kalbar
NamaGarduInduk
Tegangan
Baru/
Extension
Kap
Jumlah
COD
KotaBaru
ParitBaruExtLB
Parit
Baru Ext LB
SeiRayaExtLB
PLTUSingkawang(Perpres)/Kura2
SeiRaya
Sambas
SingkawangExtLB
Tayan
Tayan Ext LB
TayanExtLB
SeiRayaExtLB
Bengkayang
Ngabang
Sanggau
Sekadau
Sintang
Si t
Siantan
Mempawah
Singkawang
NagaPinoh
SintangExtLB
Sukadana
Sandai
Sanggau
KotaBaru2
Ketapang
ParitBaru
Sambas
Siantan
Putusibau
Kota Baru
KotaBaru
Bengkayang
150/20kV
150/20kV
150/20
kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20kV
150/20 kV
150/20kV
275/150kV
Baru
Extension
Extension
Baru
Extension
Baru
Extension
Baru
Extension
Extension
Baru
Baru
Baru
Baru
Baru
E t i
Extension
Extension
Extension
Baru
Extension
Baru
Baru
Extension
Baru
Baru
Extension
Extension
Extension
Baru
Extension
Baru
30
2LB
2
LB
2LB
30
120
30
2LB
30
2 LB
2LB
2LB
30
30
30
30
60
60
30
30
30
1LB
30
30
30
30
60
30
30
60
30
30
250
2,62
1,24
1
24
1,24
1,37
3,81
2,42
1,24
2,42
1 24
1,24
1,24
2,62
2,62
2,62
2,62
4,00
1 39
1,39
1,39
1,39
2,62
0,62
2,62
2,62
1 39
1,39
2,62
4,00
1,39
1,39
1,39
2,62
1 39
1,39
25,98
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2014
2015
2016
2016
2016
2016
2016
2016
2017
2017
2018
2019
2020
2020
2013
Keterangan
L
LAMPIRA
AN A2.7
PE
ETA PENG
GEMBANG
GAN PENY
YALURAN
N
SISTEM
M KALIMA
ANTAN BA
ARAT
270
The image cannot be displayed. Your computer may not have enough
RENCANA
PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN
memory to open the image, or the image may have been corrupted. Restart
KALIMANTAN
- 2020
your computer,
and then open theBARAT
file again. If2011
the red x still
appears, you
PLTMPANCAREKSAJINGAN(IPP);
2x400KW(2012)
ARUK
PLTU2KALBARTJ.GUNDUL
(PLN);
2 x 27,5 MW (2013)
2x27,5MW(2013)
PLTUPERPRESTAHAPII2X
50MW(2014)LOANCHINA
GI. SAMBAS
Thn 2013
PLTMMERASAPBENGKAYANG(PLN);
2x750KW(2010)
BIAWAK
SERIKIN
JAGOI BABANG
KUCHING
GI MAMBONG (MATANG)
GI. SINGKAWANG
Thn 2009
GI. NGABANG
Thn 2013
55 km
GI SANGGAU
Thn 2014
GI. SIANTAN
GI. TAYAN
GI
GI. SEI RAYA Thn 2013
GI. KOTA BARU
Thn 2011
PLTGB (IPP)8MW(2012)
GI. PUTUSIBAU
Thn 2020
BADAU
ENTIKONG
GI & GITET. BENGKAYANG
Thn 2013
PLTU1KALBARPARITBARU(PLN);2x50
MW(2013)
PLTUPARITBERKAT(IPP);2x25MW
(2014);
(2014);
BATU KAYA
TEBEDU
PLTUSINTANG(PLN);3X7MW(2012)
GI. SINTANG
Thn 2014
GI. SEKADAU
Thn 2014
PLTUSANGGAU(PLN);2X
7MW(2012)
PLTUTAYAN(IPP);2X25
MW(2015)
GI. K0TA
BARU2 2017
GI. SUKADANA
Thn 2017
GI. SANDAI
Thn 2017
PLTUKETAPANG(PLN);
2X10MW(2013)
GI. KETAPANG
GI
Thn 2017
PLTUKETAPANG(IPP);2X7 MW(2012)
KETERANGAN :
Gardu Induk 275 kV Rencana
Transmisi 275 kV Rencana
Transmisi 150 kV Eksisting
Transmisi 150 kV Rencana
Gardu Induk 150 kV Eksisting
Gardu Induk 150 kV Rencana
PLTU Rencana
PLTMH Rencana
Listrik Perbatasan Eksisting
Listrik Perbatasan Rencana
GI.GI
KUALA
KURUN
Kuala
Kurun
LA
AMPIRAN
N A2.8
ANAL
LISIS ALIR
RAN DAYA
A
SISTEM KALIMAN
NTAN BAR
RAT
272
273
274
275
L
LAMPIRA
AN A2.9
KEBUTUHA
AN FISIK PENGEM
MBANGAN
N DISTRIB
BUSI
SISTEM KALIMANT
S
K
TAN BAR
RAT
276
277
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah
JTM
kms
138
120
109
115
122
138
146
155
164
174
1.381
JTR
kms
394
343
312
329
347
394
418
442
469
497
3.944
Trafo
MVA
51
53
46
43
50
53
56
59
62
66
540
Pelanggan
44.189
40.543
36.973
38.980
41.105
46.655
49.419
52.353
55.467
58.773
464.457
JTM
10,2
17,2
,
18,4
18,2
10,3
17,8
19,2
19,1
11,3
18,7
160,7
JTR
7,5
10,9
0,9
11,8
13,7
7,6
11,7
12,9
15,0
9,1
13,2
113,4
Trafo
4,9
4,5
,5
4,2
4,3
5,5
5,3
5,8
6,6
7,6
7,6
56,3
Pelanggan
2,6
2,4
,
2,3
2,5
2,8
3,4
3,7
4,1
4,6
5,1
33,6
Total
25,2
35,0
36,7
38,8
26,3
38,1
41,7
44,9
32,7
44,6
364,0
LAM
MPIRAN A2.10
A
PR
ROGRAM LISTRIK PERDESA
AAN
SISTEM KALIMANT
S
K
TAN BAR
RAT
278
2011
2012
2013
2014
Total
JTM
kms
348,0
182 5
182,5
511,0
468,0
JTR
kms
Trafo
MVA
Jml Pelanggan
Unit
221,0
167 6
167,6
590,3
645,0
10,0
23
2,3
2,3
2,4
1.509,5 1.623,9
17,0
Listrik murah
dan Hemat (RTS)
197
62
47
47
5.725
5
725
4.125
4.525
875
353 14.375
279
PerkiraanBiayaListrikPerdesaanPropinsiKalimantanBarat(jutaRp)
Tahun
2011
2012
2013
2014
Total
JTM
JTR
Trafo
Pembangkit
82.108,8
46.875,3
159 909 4
159.909,4
156.909,5
54.416,8
23.395,5
91 808 3
91.808,3
108.375,4
7.966,8
6.120,8
7 099 4
7.099,4
8.796,1
22.500,0
445.802,9
277.996,0
29.983,1
22.500,0
Pelanggan
Total
166.992,4
76.391,5
258 817 0
258.817,0
274.081,0
776.281,9
L
LAMPIRA
AN A2.11
PROYEK
KSI KEBUT
TUHAN IN
NVESTASI
SISTE
EM KALIM
MANTAN BARAT
B
280
Proyeksi
y
Kebutuhan Investasi Pembangkit,
g , Transmisi & Distribusi
[Fixed Asset Addition]
Kalimantan Barat
(Juta US$)
Tahun
281
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Total
Investasi
Pembangkit T/L dan GI
0
13
82
14
322
98
75
37
163
1
75
69
149
21
74
1
119
1
119
27
1.178
283
Distribusi
25
35
37
39
26
38
42
45
33
45
364
Total
38
132
457
151
191
182
211
120
153
191
1.825
Pada tahun 2014 dan 2015 sistem Kalimantan Barat akan melakukan pembelian
listrik dari Serawak sebesar 50 MW pada LWBP dan 120 MW pada WBP untuk
menggantikan pembangkit berbahan bakar minyak. Dalam jangka panjang (setelah
tahun ke-5) dimungkinkan seluruh pembelian tenaga listrik dari Serawak adalah
hanya selama WBP, hal ini dapat menunda kebutuhan pembangkit peaking yang
berbahan bakar mahal
Dari neraca daya sistem Kalimantan Barat terlihat bahwa reserve margin akan
mencapai 57% pada tahun 2013. Namun hal ini masih dapat diterima dengan
pertimbangan proyek-proyek PLTU Kalbar berisiko terlambat karena berbaga
sebab, interkoneksi dengan Serawak tidak ada klause take or pay yang berbasi
power pada WBP.
PLTU Batubara
Dengan adanya sumber batubara di Kabupaten Sintang, maka direncanakan
PLTU batubara 3x7 MW di Sintang untuk beroperasi pada tahun 2012. Selain itu
PLTU IPP juga akan dilaksanakan di Ketapang sebesar 2x10 MW.
PLTU Pantai Kura-kura FTP1 (2x27,5 MW) dan PLTU Parit Bru FTP1 (2x50)
diharapkan beroperasi pada tahun 2013. PLTU batubara (ex Loan China 2x50
MW) di Parit Baru juga diharapkan beroperasi pada tahun 2014.
Untuk memenuhi kebutuhan demand jangka panjang di Kalbar, maka
direncanakan pembangunan PLTU Kalbar-1 sebesar 2x50 MW dan PLTU Kalbar-2
(2x50 MW). PLTU IPP Pontianak-2 diperkirakan akan mundur dalam waktu yang
lama, sedangkan PLTU IPP Pontianak 3 diharapkan dapat beroperasi pada tahun
2015.
Interkoneksi Kalbar - Sarawak
Tujuan dari interkoneksi Kalbar-Sarawak adalah untuk menurunkan BPP dengan
menggantikan pembangkit BBM, meningkatkan keandalan sistem Kalbar dan
mengantisipasi keterlambatan pembangunan proyek PLTU. Proyek ini diperkirakan
akan selesai pada tahun 2014. Pola operasi 5 tahun pertama adalah impor 50 MW
flat pada LWBP dan maksimum 180 MW (on top dari beban dasar) pada WBP.
Tidak ada ketentuan take or pay yang berbasis daya. Setelah 5 tahun akan
berubah menjadi power exchange.
Proyek-proyek strategis:
283
Proyek PLTU Percepatan Tahap 1 (PLTU Parit Baru dan PLTU Pantai KuraKura) merupakan proyek strategis karena selain proyek-proyek ini akan dapat
mengatasi defisit pasokan daya yang saat ini sudah terjadi, juga sekaligus
akan mengurangi pemakaian BBM dari pembangkit-pembangkit eksisting.
PLTU Parit Baru Loan China (FTP2) 2x50MW dan PLTU Pontianak-3
diharapkan dapat beroperasi tepat waktu karena diperlukan oleh sistem
Kalbar.
Peranan MFO yang pada tahun 2010 masih cukup tinggi di Kalbar. Produksi
dengan menggunakan BBM adalah sebesar 650 GWh dan produksi dengan
BBM dari pembangkit sewa sebesar 718 GWh (termasuk sistem isolated).
Pada tahun 2011 karena belum adanya pengoperasian pembangkit baru
berbahan bakar selain BBM, maka produksi dengan BBM untuk sistem
interkoneksi akan mencapa 1.121 GWh.
b.
c.
Peranan sumber energi lain selain BBM dan batubara juga direncanakan.
Sumber energi tersebut adalah Air. Potensi air di daerah Nanga Pinoh
memberikan peluang untuk memanfaatkan sumber daya tersebut untuk
284
Peranan HSD hingga tahun 2020 tetap penting, mengingat beberapa sistem
kecil terisolasi dan tidak terhubung ke Grid sistem khatulistiwa masih
menggunakan PLTD sebagai pembangkit.
285
Proyeksi kebutuhan fisik distribusi wilayah Kalimantan Barat seperti pada Lampiran
A2.9.
PROYEKSI KEBUTUHAN FISIK DISTRIBUSI
Provinsi Kalimantan Barat
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah
JTM
kms
138
120
109
115
122
138
146
155
164
174
1,381
JTR
kms
394
343
312
329
347
394
418
442
469
497
3,944
287
Trafo
MVA
51
53
46
43
50
53
56
59
62
66
540
Pelanggan
44,189
40,543
36,973
38,980
41,105
46,655
49,419
52,353
55,467
58,773
464,457
JTM
JTR
10.2
17.2
18.4
18.2
10.3
17.8
19.2
19.1
11.3
18.7
160.7
Trafo
7.5
10.9
11.8
13.7
7.6
11.7
12.9
15.0
9.1
13.2
113.4
Pelanggan
4.9
4.5
4.2
4.3
5.5
5.3
5.8
6.6
7.6
7.6
56.3
Total
2.6
2.4
2.3
2.5
2.8
3.4
3.7
4.1
4.6
5.1
33.6
25.2
35.0
36.7
38.8
26.3
38.1
41.7
44.9
32.7
44.6
364.0
Dari tabel perkiraan kebutuhan distribusi regional Kalimantan Barat tahun 20112020 dapat dijelaskan sebagai berikut :
PerkiraanKebutuhanFisikJaringanListrikPerdesaanPropinsiKalimantanBarat
Tahun
2011
2012
2013
2014
Total
JTM
kms
348,0
182,5
511,0
468,0
JTR
kms
Trafo
MVA
Unit
Jml Pelanggan
221,0
167,6
590,3
645,0
10,0
2,3
2,3
2,4
197
62
47
47
5.725
4.125
4.525
1.509,5 1.623,9
17,0
353
14.375
288
Listrik murah
875
PerkiraanBiayaListrikPerdesaanPropinsiKalimantanBarat(jutaRp)
Tahun
2011
2012
2013
2014
Total
JTM
82.108,8
46.875,3
159.909,4
156.909,5
JTR
Trafo
Pembangkit
54.416,8
23.395,5
91.808,3
108.375,4
7.966,8
6.120,8
7.099,4
8.796,1
22.500,0
445.802,9 277.996,0
29.983,1
22.500,0
Pelanggan
Total
166.992,4
76.391,5
258.817,0
274.081,0
776.281,9
Dari tabel perkiraan kebutuhan fisik dan biaya listrik perdesaan regional
Kalimantan Barat tahun 2011-2014 diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut :
289
PER PROVINSI
290
A3.
A4.
A5.
PROVINSI RIAU
A6.
A7.
A8.
A9.
PROVINSI JAMBI
291
LAMPIRAN A.3
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM
292
Daerah yang dilayani dari sistem interkoneksi masih dalam kondisi rawan
pemadaman karena jumlah kapasitas pembangkit yang masuk grid tidak mempunyai
cadangan daya yang cukup. Pemadaman dalam skala besar bisa terjadi apabila ada
gangguan pada jaringan transmisi atau ganggguan (atau pemeliharaan) pada unit
pembangkit berkapasitas besar. Untuk mengantisipasi hal tersebut dilakukan sewa
genset sebesar 150 MW di 4 lokasi.
Pada sistem isolated 20 kV yang meliputi Kabupaten Aceh Jaya, Aceh Barat, Nagan
Raya, Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Aceh Singkil, Kota Subulussalam, Aceh
Tenggara, Gayo Lues, Kota Sabang dan Simeulu terdapat genset sewa dengan
kapasitas total 53 MW untuk mengatasi defisit pada sistem isolated tersebut.
Kapasitas terpasang ketujuh GI di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam adalah 390
MVA. Rincian kapasitas GI dan pembangkit Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
masing-masing seperti ditunjukkan pada Tabel A3.1 dan Tabel A3.2.
Tabel A3.1 Kapasitas Gardu Induk Eksisting per 2010
Nama
No
Gardu Induk
#2
#3
1 Banda Aceh
a. Lambaro
30
30
30
10
30
30
b. Juli Bireun
30
30
4 Langsa
a. Alur Dua
30
b. Tualang Cut
10
30
Jumlah
10
85,9
28,4
KIT-PLTD // 20 KV= 20 MW
81,2
KIT-PLTD // 20 KV= 70 MW
44,2
KIT-PLTD // 20 KV= 15 MW
20
3 Lhokseumawe
a. Bayu
Keterangan
60
2 Sigli
a. Tijue
(MW)
10
390
239,7
293
No
Nama Pembangkit
Bahan
Bakar
Pemilik
PLTD
HSD
PLN
22
86
Swasta
PLN
45
14
81
Swasta
70
PLN
Swasta
20
PLN
Swasta
15
Genset Sewa
2 Lhokseumawe
PLTD
HSD
Genset Sewa
3 Sigli
PLTD
HSD
Genset Sewa
4 Langsa
Daya
Beban
Mampu Puncak
(MW)
(MW)
Jenis
PLTD
HSD
Genset Sewa
Total A
28
44
194
240
13
13
B Sistem Isolated
1 Takengon
2 Sabang
3 Kutacane
PLTD
HSD
PLN
PLTD
HSD
PLN
PLN
14
4 Blangkejeren
PLTD
HSD
PLN
5 Meulaboh
PLTD
HSD
PLN
46
23
6 Calang
PLTD
HSD
PLN
6 Sinabang
PLTD
HSD
PLN
7 Blang Pidie
PLTD
HSD
PLN
16
8 Tapaktuan
9 Subulussalam
10 Isolated Kepulauan
Total B
PLTD
PLTD
PLTD
HSD
HSD
HSD
PLN
PLN
PLN
7
19
2
282
4
12
1
172
Beban puncak sistem kelistrikan di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang telah
mencapai sekitar 325 MW sebagian besar dipasok dari pembangkit-pembangkit yang
berada di provinsi Sumut melalui transmisi 150 kV Pangkalan Brandan Langsa
Idie hingga ke Banda Aceh dengan transfer daya rata-rata 230 MW dan sistem
isolated tersebar rata-rata 85 MW.
Biaya Pokok Penyediaan listrik di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam masih tinggi,
yaitu Rp 2.238/kWh karena masih dioperasikannya banyak PLTD, baik di sistem
interkoneksi maupun sistem isolated.
294
Kelompok
Tarif
Rumah Tangga
Komersil
Publik
Industri
Jumlah
Energi Jual
(GWh)
960,7
267,6
219,5
44,1
1.491,9
Porsi
(%)
64,4
17,9
14,7
3,0
100,0
295
Sales
(Gwh)
1.698
1.936
2.206
2.508
2.842
3.208
3.609
4.044
4.515
5.024
12,9%
Produksi
(Gwh)
1.855
2.111
2.402
2.727
3.084
3.476
3.904
4.368
4.869
5.409
11,7%
Beban Puncak
(MW)
308
349
394
444
499
559
623
692
766
845
11,0%
Pelanggan
1.029.254
1.068.448
1.108.619
1.149.798
1.184.089
1.214.687
1.246.105
1.279.552
1.313.920
1.349.252
3,2%
296
297
Proyek
Meulaboh #1,2 (FTP1)
Tapaktuan
Aceh
Aie Tajun / Sinabang
Lhokseumawe
Sabang (FTP2)
Singkil
Meulaboh
Takengon
Aceh Timur
Meulaboh #3,4
Peusangan 1-2
Lho Pria Laot
Seulawah (FTP2)
Peusangan-4
Jaboi (FTP2)
Jumlah
Jenis
Pemilik
PLTU
PLTU
PLTG
PLTGB
PLTG
PLTGB
PLTGB
PLTM
PLTM
PLTG
PLTU
PLTA
PLTP
PLTP
PLTA
PLTP
PLN
PLN
Swasta
PLN
PLN
PLN
PLN
Swasta
Swasta
PLN
PLN
PLN
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Kapasitas
(MW)
220
14
66
6
120
8
8
10
1.5
70
400
88
7
55
83
10
1167
COD
2012
2012
2012-13
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2015-16
2016
2017
2017
2018
2019
298
Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
299
Kapasitas
(MVA)
30
60
30
30
30
30
60
30
30
60
30
120
30
120
690
COD
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2015
2018
Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Kapasitas
(MVA)
60
30
60
30
30
60
30
60
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
660
COD
2011
2011
2013
2014
2014
2015
2015
2015
2016
2016
2017
2018
2019
2019
2019
2020
2020
2020
Tegangan
Baru/
Kapasitas
Biaya
COD
Extension (MVA) (juta US$)
1 Lhokseumawe
2 PLTU Meulaboh
275/150 kV
Baru
250
20.08
2015
275/150 kV
Baru
250
20.08
2015
3 Sigli
4 Ulee Kareng
275/150 kV
Baru
250
25.98
2015
275/150 kV
Baru
500
21.03
2018
1250
87.2
Jumlah
Pengembangan Transmisi
Rencana pembangunan transmisi sampai dengan tahun 2020 adalah 1.645 kms
(150 kV) dan 452 kms (275 kV) dengan kebutuhan dana sekitar US$ 263,2 juta seperti
yang ditampilkan dalam Tabel A3.9 dan Tabel A3.10.
300
Dari
Jantho
Meulaboh
Panton Labu
Sigli
Bireun
Blang Pidie
Brastagi/Berastagi
PLTU Meulaboh
Sidikalang
Krueng Raya
Samalanga
Takengon
Ulee Kareng
Cot Trueng
PLTA Peusangan-1
PLTA Peusangan-2
PLTP Seulawah
Banda Aceh
Takengon
Jumlah
Ke
Konduktor
Tegangan
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
4
2
2
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
1 Hawk
1 Hawk
1 Hawk
2 Zebra
2 Hawk
1 Hawk
1 Hawk
1 Hawk
1 Hawk
2 Hawk
1 Hawk
1 Hawk
2 Zebra
1 Hawk
2 Hawk
2 Hawk
1 Hawk
2 Hawk
1 Hawk
Panjang
Biaya
(kms) (juta US$)
1
60
2
333
126
130
290
190
111.2
60
4
174
40
6
14
22
32
30
20
1645
0.1
3.3
0.1
75.0
9.6
7.2
16.1
10.5
6.2
4.6
0.2
9.6
9.0
0.3
1.1
1.7
3.5
2.3
1.1
161.5
COD
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2015
2016
2016
2017
2018
2018
Dari
Ke
Tegangan
Lhokseumawe
Ulee Kareng
275 kV
275 kV
Konduktor
2 cct, 2 Zebra
2 cct, 2 Zebra
Panjang
Biaya
(kms) (juta US$)
322
72.5
130
29.3
452
101.7
COD
2015
2018
Pengembangan Distribusi
Sesuai dengan proyeksi kebutuhan tersebut di point 2.2 di atas, diperlukan tambahan
pelanggan baru 362 ribu pelanggan atau rata-rata 36.200 pelanggan setiap tahunnya.
Selaras dengan penambahan pelanggan, diperlukan pembangunan JTM 11.979 kms,
JTR sekitar 13.558 kms dan tambahan kapasitas trafo distribusi sekitar 720.3 MVA,
seperti ditampilkan dalam Tabel A3.11.
301
JTM
kms
878
937
1.000
1.068
1.140
1.216
1.298
1.385
1.478
1.578
11.979
JTR
kms
994
1.061
1.132
1.208
1.290
1.377
1.469
1.568
1.673
1.786
13.558
Trafo
MVA
53
56
60
64
69
73
78
83
89
95
720
Pelanggan
42.227
39.193
40.171
41.179
34.291
30.598
31.418
33.447
34.369
35.332
362.225
302
A3.5. RINGKASAN
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan
kebutuhan investasi sampai dengan tahun 2020 adalah seperti tersebut dalam
Tabel A3.12.
Tabel A3.12. Rangkuman
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah
Energy
Sales
(Gwh)
1,698
1,936
2,206
2,508
2,842
3,208
3,609
4,044
4,515
5,024
31,591
Produksi
Energi
(Gwh)
1,855
2,111
2,402
2,727
3,084
3,476
3,904
4,368
4,869
5,409
34,205
Beban
Puncak
(MW)
308
349
394
444
499
559
623
692
766
845
5,478
Pembangkit
(MW)
303
0
278
176
70
200
288
62
83
10
0
1,167
GI
(MVA)
90
120
240
300
930
60
30
650
90
90
2,600
Transmisi Investasi
(kms) (juta US$)
0
396
847
278
328
36
32
180
0
0
2,097
46
494
240
127
462
455
217
251
101
78
2,472
LAMPIRAN A.4
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI SUMATERA UTARA
304
ke
GI Langsa
(NAD)
T. Pura
11
4
to
GI Kutacane
(NAD)
Binjai 13
2
11
12
ACSR 1 x 240 mm
178 km - 2013
Galang
Negeri
Dolok
PLTM Tersebar
Karai1(2x5)
Karai7(2x3,2)
Karai12(2x3,7)
Karai13(2x4,2)
G.Para
PLTP Sibayak
10 MW
Pematang
Siantar
Namurambe
Sei Rotan
Kuala Namu
Titi
Kuning
Denai
T.Morawa
2
ACSR 2 x 430 mm
Galang 10 km 2012
Kisaran
ACSR 4 x 282 mm
200 km - 2020
Sidikalang
Pangururan
Porsea
PLTA Simonggo 2
86 MW 2017
P
ACSR 1x 240 mm
2 km - 2019
Rantau
Prapat
Kota
Pinang
Tarutung
P
PLTP Sipoholon
Ria-Ria
Sarulla
55 MW 2019
ACSR 2 x 430 mm2
69 km - 2013 PLTP Sarulla 1 (FTP2)
330 MW 2014/2015
PLTP Sarulla 2 (FTP2)
110 MW 2017
Sibolga
Labuhan
Angin
Aek
Kanopan
Labuhan
Bilik
PLTA Hasang
40 MW 2017
Dolok Sanggul/
Parlilitan
PLTA Asahan I
180 MW 2010
Asahan I
Simangkok
Tele
Salak
PLTMH tersebar
Parlilitan (3x2,5), Hutaraja(2x2,5),
Pakkat(2x5), TaraBintang(2x5),
Simonggo(3x3), Rahu1(2x4),
Rahu2(2x2,5)
Perbaungan
GIS Listrik
PLTMH tersebar
LaeOrdi1(2x2,5),LaeOrdi
2(2x5),LaeKombih2(2x4) 2
CU 1000
KIM
10 km 2015
Paya Geli
Kualatanjung
Renun
to
GI Sabussalam
(NAD)
Brastagi
PLTA Renun
2 x 41 MW
Lamhotma
Glugur
Binjai
PLTU Sewa
Kuala Tanjung
3x120 MW 2013
ACSR 2 x 240 mm2
15 km - 2013
Tebing
Tinggi
15
A
2
Paya Pasir
Mabar
PLTU Belawan
4 x 65 MW
Labuhan
G
PLTG Glugur
19,85 MW & 12,85 MW
5 6
Perbaungan
10 7
3
9
1
14
16
PLTG BELAWAN
400 MW 2013
GU
U
P. Brandan
PLTA Wampu
45 MW 2014
Belawan G
PLTGU Belawan
395,3 MW & 422,5 MW
U
A
ke
GI Bagan Batu
(Riau)
Gunung
Tua
PLTA Sipan
17 MW & 33 MW
Padang
Sidempuan
ACSR 1 x 240 mm2
70 km 2013
Panyabungan
Edit
September 2011
PLTU
PLTD
PLTG
PLTA
PLTGU P
PLTP
Kit Eksisting
Kit Rencana
GU
ke
GI Payakumbuh
(Sumatera Barat)
AC
PERENCANAAN SISTEM
BIDANG PERENCANAAN
PETA JARINGAN
PROPINSI SUMATERA UTARA
Existing 70 kV
Existing 150 kV
Rencana 150 kV
Rencana 275 kV
Rencana 500 kV
S
23 R 1
km x 2
- 2 40
01 mm
7
PT PLN (Persero)
PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN
SUMATERA
GI Rencana
GI Eksisting
GI 275/150
kV Renc
305
Pembangkit
Unit
Tahun
Operasi
1,2
3,4
GT 1.1
GT 1.2
ST 1.0
GT 2.1
GT 2.2
ST 2.0
-
1984
1989
1993
1988
1995
1995
1994
1994
-
1
2
3
1,2
3,4
5
6
7
1-6
-
1975
1967
2008
1976
1978
1983
2008
1976
2008
2008
1,2
1,2
1,2
1,2
1
1,2
1
1
1,2
1,2
1994
1987/88
1987/88
1987/88
1989
1987/89
1988
1987
2003/04
2005/06
1,2
2008
1,2
-
2008
2010
2010
2010
2009
2010
2011
306
Kapasitas
Terpasang
(MW)
1.183
130
130
118
129
149
130
130
163
105
300
20
13
12
29
40
21
22
34
25
20
65
139,5
0,9
0,4
1,5
1,5
0,2
1,5
0,8
0,8
50,0
82,0
230
230
206
11
180
8
8
25
6
9
10
2.084
Daya
Mampu
(MW)
1.033
90
105
105
115
120
130
130
133
105
213
0
0
11
0
33
17
18
34
18
18
65
136,3
0,8
0,4
1,2
1,1
0,2
1,3
0,7
0,7
50,0
80,0
210
210
205
10
180
8
8
25
6
9
10
1.822
Daya
Terpasang
Mampu
(kW)
(kW)
Lokasi PLTD
1 Gunung Sitoli
- PLTD PLN
- PLTD Sewa
- PLTD Sewa
Total PLTD Gunung Sitoli
2 Teluk Dalam
- PLTD PLN
- PLTD Sewa
Total PLTD Teluk Dalam
3 Pulau Tello
- PLTD PLN
Total PLTD Pulau Tello
Total PLTD Cabang Nias
12.178
5.920
6.500
24.598
4.650
4.700
4.650
14.000
3.380
5.225
8.605
1.850
4.070
5.920
700
700
33.903
400
400
20.320
Kota Medan merupakan pusat beban terbesar di Sumatera Utara (hampir 60% dari
seluruh demand di provinsi ini) dengan tingkat pertumbuhan beban yang tinggi.
Dengan adanya pembangunan KIM 3 (Kawasan Industri Medan tahap tiga)
diperlukan penambahan GI baru untuk mengurangi beban lebih pada beberapa GI,
misalnya GI Titi Kuning, GIS Listrik dan GI KIM.
Di Sumatera Utara masih terdapat beberapa daerah pelayanan listrik yang
tegangannya terlalu rendah akibat dipasok oleh jaringan yang terlalu panjang (sampai
200 km dari gardu induk). Situasi ini telah diketahui oleh PLN dan direncanakan
penanggulangannya dalam RUPTL ini.
307
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Growth
Produksi
(Gwh)
7.998
8.721
9.487
10.320
11.212
12.226
13.331
14.537
15.853
17.289
8,8%
Beban Puncak
(MW)
1.363
1.484
1.612
1.750
1.899
2.068
2.251
2.451
2.669
2.907
8,9%
Pelanggan
2.676.942
2.797.208
2.915.928
3.032.281
3.134.869
3.248.825
3.367.041
3.489.681
3.616.919
3.748.935
3,9%
Perkiraan
Kapasitas
Pengembang
COD
(MW)
Asahan 3
2015
PLN
174
Wampu
2016
IPP
84
Asahan 4-5
2017
PLN
60
Simanggo-2
2018
PLN
59
Bila-2
2019
PLN
42
Kumbih-3
2019
PLN
42
Sibundong-4
2019
PLN
32
Lake Toba
2020
PLN
400
Ordi-3
2020
PLN
18
Ordi-5
2020
PLN
27
Raisan-1
2020
PLN
26
Siria
2020
PLN
17
Toru-2 (Tapanuli Utara)
2020
PLN
34
Toru-3 (Tapanuli Utara)
2026
PLN
228
Nama
308
Pada saat ini terdapat sebuah proposal proyek IPP unsolicited PLTA Batang Toru
500 MW yang berlokasi di Tapanuli Selatan. Saat ini perusahaan yang mengajukan
proposal proyek sedang melakukan pra studi kelayakan (Pre-FS). Apabila proyek
tersebut layak secara teknis, keekonomian dan sesuai dengan kebutuhan sistem
kelistrikan Sumatera, maka proposal proyek IPP unsolicited tersebut akan diproses
lebih lanjut.
Tabel A4.5. Daftar Potensi PLTM < 10 MW
NO
I
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
NAMA PEMBANGKIT
IPP
Parluasan
Huta Raja
Pakkat 1
Lau Gunung
Lae Ordi
Lae Kombih 3
Batang Toru
Karai 1
Karai 7
Karai 12
Karai 13
Lae Ordi 2
Tara Bintang
Raisan Huta Dolok
Raisan Naga Timbul
Sei Wampu 1
Rahu 1
Rahu 2
Sidikalang 1
DAYA
(MW)
4,2
5,0
10,0
10,0
10,0
8,0
7,5
10,0
6,7
6,0
8,3
10,0
10,0
7,0
7,0
9,0
9,2
5,0
8,6
LOKASI
Tobasa
Humbahas
Humbahas
Dairi
Pakpak Barat
Pakpak Barat
Taput
Simalungun
Simalungun
Simalungun
Simalungun
Pakpak Barat
Humbahas
Tapteng
Tapteng
Langkat
Humbahas
Humbahas
Dairi
COD
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2014
2014
NO
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
II
1
2
3
4
5
NAMA PEMBANGKIT
DAYA
(MW)
8,6
7,4
6,0
7,0
9,0
10,0
7,0
3,0
10,0
10,0
78,0
Sidikalang 1
Sidikalang 2
Simbelin 1
Simonggo
Sei Wampu 2
Lae Kombih 4
Aek Sisiran
Aek Rambe
Batang Toru 3
Batang Toru 4
Total IPP
EXCESS POWER
PT.Evergreen Paper Int
2,0
PTPN III Sei Mangkei
3,5
PT Nubika Jaya
15,0
PT Victorindo Alam Lestari
8,0
PLTU Nias
31,0
Total Excess Power
59,5
Total
137,5
LOKASI
COD
Dairi
Dairi
Dairi
Humbahas
Langkat
Pakpak Barat
Humbahas
Humbahas
Taput
Taput
2014
2014
2014
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2015
Deli Serdang
Simalungun
Labuhan Batu
Padang Lawas
Gunung Sitoli
2012
2012
2012
2012
2014
Berdasarkan Master Plan Study for Power Development in the Republic of Indonesia
oleh WestJEC/Direktorat Jendral Minerbapabum tahun 2007, potensi panas bumi yang
terdapat di Provinsi Sumatera Utara adalah seperti ditunjukkan pada Tabel A4.6.
Tabel A4.6 Daftar Potensi Panas Bumi
Lokasi Panas Bumi
Keterangan
Potensi
(MW)
Existing / Expansion
Existing / Expansion
High Possibility
Low Possibility
Tidak cukup data
Tidak cukup data
Tidak cukup data
660
160
500
50
-
309
Dibatasi Oleh
Taman Nasional Demand
(MW)
(MW)
630
630
40
40
100
100
50
50
-
Pengembangan Pembangkit
Untuk memenuhi kebutuhan listrik di Sumatera Utara hingga tahun 2020 diperlukan
pembangunan pembangkit sebagaimana diperlihatkan pada Tabel A4.7.
Tabel A4.7. Pengembangan Pembangkit
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Proyek
Pangkalan Susu #1,2 (FTP1)
Belawan
Sumbagut
PLTM Tersebar Sumut
Wampu
Nias
Sarulla I (FTP2)
Nias (FTP2)
Pangkalan Susu #3,4 (FTP2)
Asahan III (FTP2)
Hasang
Sarulla II (FTP2)
Simonggo-2
Sorik Marapi (FTP2)
Simbolon Samosir
Sipoholon Ria-Ria
Pembangkit Peaker
Sumut-2
Jumlah
Jenis
Pemilik
PLTU
PLTG
PLTU
PLTM
PLTA
PLTGB
PLTP
PLTU
PLTU
PLTA
PLTA
PLTP
PLTA
PLTP
PLTP
PLTP
PLTG
PLTU
PLN
PLN
Sewa
Swasta
Swasta
PLN
Swasta
Swasta
PLN
PLN
Swasta
Swasta
PLN
Swasta
Swasta
Swasta
PLN
Sewa
Kapasitas
(MW)
440
400
360
154
45
8
330
21
400
174
38
110
86
240
110
55
200
225
3396
COD
2012-13
2013
2013
2013-15
2014
2014
2014-15
2014-15
2015
2016
2017
2017
2017
2018
2019
2019
2020
2020
Pengembangan Transmisi
Di Sumatera dalam waktu dekat akan terwujud transmisi 275 kV sebagai tulang
punggung sistem interkoneksi Sumatera 1 . Transmisi 275 kV ini dapat menyalurkan
energi listrik antar provinsi di Sumatera yang dihasilkan oleh pembangkit-pembangkit
utama seperti PLTU batubara, PLTP dan PLTA skala besar, untuk ditransmisikan ke
pusat-pusat beban. Selain itu direncanakan pula pengembangan transmisi 150 kV
yang merupakan jaringan regional untuk menyalurkan tenaga listrik dalam kawasan
yang lebih terbatas.
Sampai dengan tahun 2020 diperlukan pengembangan transmisi sepanjang 2.262 kms
guna mendukung program penyaluran dan target target yang telah ditetapkan, yaitu
untuk mengatasi bottleneck penyaluran daya, mengevakuasi daya dari pusat
1
Di Sumatera juga direncanakan pembangunan transmisi 500 kV sebagai tulang punggung sistem
kelistrikan Sumatera pada koridor timur. Transmisi 500 kV tersebut direncanakan masuk Sumatera
Utara setelah tahun 2020.
310
Dari
Ke
Panjang
Biaya
(kms) (juta US$)
2 cct, 2 Zebra
80
18.0
2 cct, 2 Zebra
20
4.5
1 2nd cct, 2 Hawk
6.2
0.3
2 cct, 1 Hawk
76
4.2
2 cct, 1 Hawk
130
7.2
2 cct, 1 Hawk
66
3.7
2 cct, 1 Hawk
140
7.8
2 cct, 2 Zebra
22
5.0
2 cct, 2 Hawk
30
2.3
2 cct, AC3 310 mm2
108
14.4
2 cct, 1 Hawk
60
3.3
2 cct, 2 Hawk
34
2.6
2 cct, 1 Hawk
30
1.7
2 cct, 1 Hawk
26
1.4
2 cct, 1 Hawk
80
4.4
2 cct, 1 Hawk
20
1.1
2 cct, 1 Hawk
220
12.2
1 cct, CU 1000 mm2
10
22.2
1 cct, CU 1000 mm2
10
22.2
2 cct, 2 Hawk
22
1.7
2 cct, 1 Hawk
46
2.5
2 cct, 1 Hawk
60
3.3
2 cct, 1 Hawk
50
2.8
4 cct, 1 Hawk
8
0.4
1354
149.2
Tegangan
Galang
Namurambe
Galang
Tanjung Morawa
Lamhotma
Belawan
Dolok Sanggul/Parlilitan
Incomer 1 Pi (Tele-Tarutung)
Rantau prapat
Labuhan Bilik
Galang
Negeri Dolok
Padang Sidempuan
Panyabungan
Pangkalan Susu 3&4 (FTP 2) Pangkalan Brandan
PLTU Sewa Sumbagut
Tebing Tinggi
Sei Rotan (uprate)
Tebing Tinggi (uprate)
Sidikalang
Salak
Tanjung Morawa
Kuala Namu
Tanjung Pura
Inc. (P.Brandan-Binjai)
Tele
Pangururan
PLTA Wampu
Brastagi
PLTU Nias
Gunung Sitoli
Teluk Dalam
Gunung Sitoli
GIS Listrik
KIM
Mabar
Glugur
Simangkok
PLTA Asahan III(FTP 2)
Panyabungan
PLTP Sorik Marapi (FTP 2)
Porsea
PLTA Hasang
Tarutung
PLTP Simbolon Samosir
PLTP Sipoholon Ria-Ria
2 Pi Inc. (Tarutung-Porsea)
Jumlah
Konduktor
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
70 kV
70 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
COD
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2015
2015
2016
2017
2017
2018
2019
Dari
Pangkalan Susu
Galang
Padang Sidempuan
PLTP Sarulla (FTP 2)
Simangkok
Jumlah
Ke
Binjai
Binjai
PLTP Sarulla (FTP 2)
Simangkok
Galang
Konduktor
Tegangan
275 kV
275 kV
275 kV
275 kV
275 kV
2
2
2
2
2
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
2 Zebra
2 Zebra
2 Zebra
2 Zebra
2 Zebra
Panjang
Biaya
(kms) (juta US$)
160
36.0
160
36.0
138
31.1
194
43.7
318
71.6
970
218.3
COD
2012
2013
2013
2013
2013
jauh dari konsumen. Rencana pembangunan GI dapat dilihat pada Tabel A4.10
berikut.
Tabel A4.10. Rencana Pembangunan GI Baru s/d Tahun 2020
No
Tegangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Galang
Labuhan Bilik
Parlilitan/Dolok Sanggul
Kuala Namu
Negeri Dolok
Pangururan
Panyabungan
Salak
Tanjung Pura
Gunung Sitoli
Teluk Dalam
Jumlah
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
Kapasitas
(MVA)
0
60
10
60
60
30
60
60
30
30
30
430
COD
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
Selain itu diperlukan juga extension banyak GI existing dengan menambah unit trafo
hingga tambahan kapasitas seluruhnya mencapai 1.470 MVA seperti terlihat pada
Tabel A4.11.
Tabel A4.11. Rencana Extension GI s/d Tahun 2020
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Kapasitas
(MVA)
60
60
30
30
30
60
60
30
30
60
60
10
60
30
60
60
COD
No
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Kapasitas
(MVA)
60
60
20
60
60
60
30
30
60
60
30
60
30
60
60
1470
COD
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2014
2017
2017
2017
2018
312
1 Binjai
2 Pangkalan Susu
3 Galang
4 Padang Sidempuan
5 Sarulla
6 Pangkalan Susu
Tegangan
Baru/
Kapasitas
Biaya
COD
Extension (MVA) (juta US$)
275/150 kV
Baru
1000
31.83
2011
275/150 kV
275/150 kV
Baru
Baru
0
1000
9.11
35.13
2012
2013
275/150 kV
Baru
500
21.88
2013
275/150 kV
Baru
500
24.00
2013
250
21.03
2015
3250
143.0
275/150 kV Extension
Jumlah
Pengembangan Distribusi
Tambahan pelanggan baru sampai dengan tahun 2020 adalah sekitar 1,2 juta
pelanggan atau rata-rata 120.000 pelanggan setiap tahunnya. Selaras dengan
penambahan pelanggan tersebut, diperlukan pembangunan JTM 17.800 kms, JTR
sekitar 11.850 kms dan tambahan kapasitas trafo distribusi sekitar 2.160 MVA,
seperti ditampilkan dalam Tabel A4.13.
Tabel A4.13. Pengembangan Sistem Distribusi
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah
JTM
kms
1.376
1.461
1.438
1.538
1.538
1.718
1.903
2.076
2.291
2.467
17.805
JTR
kms
1.092
918
996
1.078
1.158
1.218
1.260
1.339
1.378
1.414
11.850
Trafo
MVA
146
153
166
180
193
220
240
263
287
314
2.160
Pelanggan
125.011
120.266
118.720
116.353
102.587
113.957
118.215
122.640
127.238
132.016
1.197.004
longsor, (iv) Hubungan antar kabupaten dan antar kecamatan sulit dijangkau, (v)
Mata pencaharian utama adalah bercocok tanam kelapa dan nelayan.
Pengusahaan kelistrikan dikelola oleh PLN Cabang Nias, terdiri dari Ranting Gunung
Sitoli dan Ranting Teluk Dalam yang juga mengelola PLTD di Pulau Tello. Pasokan
listrik untuk sistem kelistrikan dipasok dari PLTD Gunung Sitoli dan PLTD Teluk
Dalam. Jumlah pelanggan adalah sekitar 54 ribu, daya tersambung 35 MVA dengan
penjualan mencapai 52 GWh. Pembangkitan di Pulau Nias saat ini mempunyai daya
terpasang 28.904 kW, daya mampu 12.960 kW, beban puncak 9.858 kW, dan
mengingat kondisi pembangkitan sudah tua, maka telah diambil langkah-langkah
sewa PLTD untuk jangka pendek dan merencanakan pembangunan PLTU 3x7 MW
(IPP) dan PLTGB 8 MW (PLN).
A4.5. RINGKASAN
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan
kebutuhan investasi adalah untuk membangun sistem kelistrikan sampai dengan
tahun 2020 adalah seperti Tabel A4.14 berikut:
Tabel A4.14. Rangkuman
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah
Energy
Sales
(Gwh)
7,257
7,921
8,642
9,421
10,258
11,210
12,250
13,388
14,631
15,991
110,968
Produksi
Energi
(Gwh)
7,998
8,721
9,487
10,320
11,212
12,226
13,331
14,537
15,853
17,289
120,974
Beban
Puncak
(MW)
1,363
1,484
1,612
1,750
1,899
2,068
2,251
2,451
2,669
2,907
20,453
Pembangkit
(MW)
314
0
220
1,063
209
666
174
236
240
165
425
3,398
GI
(MVA)
1,360
880
2,360
90
250
0
150
60
0
0
5,150
Transmisi Investasi
(kms) (juta US$)
0
472
1,326
320
20
22
106
50
8
0
2,324
96
457
1,072
507
1,231
320
504
315
469
496
5,468
LAMPIRAN A.5
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI RIAU
315
Nama Pembangkit
PLTA Koto Panjang
PLTG Teluk Lembu
PLTD Teluk Lembu
PLTD Dumai/Bg Besar
PLTG Riau Power
PLTD Sewa Teluk Lembu
PLTD Sewa Dumai
Jenis
B. Bakar
Pemilik
PLTA
PLTG
PLTD
PLTD
PLTG
PLTD
PLTD
Air
Gas/HSD
HSD
HSD
Gas
HSD
HSD
PLN
PLN
PLN
PLN
PT Riau- Power
Sewa
Sewa
Kapasitas
Terpasang (MW)
114
43
8
12
20
40
30
267
Jumlah
Sistem Isolated
Sistem isolated di Provinsi Riau tersebar di kabupaten Indragiri Hulu, Indragiri Hilir,
Kabupaten Bengkalis dan Meranti. Seluruh sistem isolated tersebut dipasok oleh
PLTD tersebar dengan kapasitas 83 MW dan daya mampu 44 MW.
316
UNIT
MESIN PLN
1. Cab. Pekanbaru
2. Cab. Dumai
3. Cab. Rengat
JUMLAH
MESIN PEMDA
1. Cab. Pekanbaru
2. Cab. Dumai
3. Cab. Rengat
JUMLAH
MESIN SEWA
1. Cab. Pekanbaru
2. Cab. Dumai
3. Cab. Rengat
JUMLAH
Daya
Jumlah
Terpasang Mampu
(unit)
(MW)
(MW)
Beban
Puncak
(MW)
42
80
115
7,6
37,0
38,6
4,6
21,6
18,1
4,6
16,1
17,0
237
83.2
44.3
37.7
7
23
13
2,5
32,0
7,3
1,5
13,0
4,2
1,8
12,5
4,6
33
41,8
18,7
18.9
3
2
2
1,2
2,4
2,0
1,1
2,0
0
1,2
2,1
2,0
10
5,6
3,1
5,3
317
Sales
(Gwh)
2.663
3.013
3.401
3.722
4.046
4.386
4.726
5.082
5.479
5.968
11,4%
Produksi
(Gwh)
2.900
3.274
3.687
4.028
4.368
4.726
5.090
5.472
5.897
6.422
10,7%
Beban Puncak
(MW)
470
530
595
649
703
759
816
876
942
1.024
10,3%
Pelanggan
801.630
859.028
919.772
977.923
1.040.623
1.105.031
1.169.680
1.235.156
1.302.704
1.366.253
9,2%
kabupaten Pelalawan, Bento dan Baru di Pekanbaru yang saat ini dikelola PT Kalila
yang sebagian produksi gasnya dialokasikan untuk PLTG Teluk Lembu.
Disamping itu terdapat potensi batubarayang tersebar di Kabupaten Indragiri Hulu
dan Kuantan Singingi dengan cadangan 1,55 juta metrik ton2.
Potensi PLTA skala besar terdapat di Kabupaten Kampar dan Kabupaten Kuantan
Singingi. Menurut pra studi kelayakan oleh sebuah konsultan pada tahun 1980-an di
Kabupaten Kuantan Singingi dan Sungai Kampar Kiri terdapat potensi tenaga air
yang cukup besar, yaitu sebesar masing-masing 830 MW dan 170 MW. Namun perlu
dilakukan studi ulang karena saat ini kondisi lingkungan sudah banyak berubah dan
dapat mempengaruhi potensi debit air.
Pengembangan Pembangkit
Kebutuhan tenaga listrik sampai dengan tahun 2020 dipenuhi dengan
mengembangkan kapasitas pembangkit di sistem Interkoneksi 150 kV dan sistem
isolated dan pengembangan jaringan transmisi 150 kV yang memasok sistem Riau.
Pembangkit yang direncanakan akan dibangun di Provinsi Riau berkapasitas sekitar
1.732 MW seperti ditampilkan pada Tabel A5.4.
Tabel A5.4. Pengembangan Pembangkit
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Proyek
Duri 1 (Relokasi)
Duri
Duri
Rengat
Selat Panjang
Bengkalis (FTP1)
Dumai
IPP Kemitraan
Tembilahan
Riau (Amandemen FTP1)
Pembangkit Peaker
Selat Panjang Baru #1,2
Bengkalis PLTGB
Riau Mulut Tambang
Jumlah
Jenis
Pemilik
PLTG
PLTG
PLTGU
PLTG
PLTGB
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTG
PLTU
PLTGB
PLTU
PLN
PLN
Swasta
PLN
PLN
PLN
Sewa
Swasta
PLN
PLN
PLN
Swasta
PLN
Swasta
319
Kapasitas
COD
(MW)
60
2011-12
100
2012
100
2012
20
2012
6
2012
20
2013
240
2013
14
2013
14
2013
220
2013-14
200
2014
14
2014
24
2015/17/19
600
2016-17
1632
Tegangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Bagan Siapiapi
KID Dumai
KIT Tenayan
Pangkalan Kerinci
Pasir Pangaraian
Pasir Putih
Rengat
GI/GIS Kota Pekanbaru
New Garuda Sakti
Perawang
Siak Sri Indra Pura
Tembilahan
Kandis
Lipat Kain
Jumlah
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
320
Kapasitas
(MVA)
30
30
30
30
30
60
60
60
120
30
30
30
30
30
600
COD
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2014
2015
2015
Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Kapasitas
(MVA)
30
30
60
60
80
20
60
60
120
60
30
30
30
30
30
730
COD
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2016
2016
2017
2017
2017
2019
2019
2020
Tegangan
275/150 kV
Baru/
Kapasitas
Biaya
COD
Extension (MVA) (juta US$)
Baru
500
24.28
2013
275/150 kV
Baru
250
20.08
2015
275/150 kV
Baru
8.14
2015
250 kV DC
250 kV DC
500/275 kV
Baru
Baru
Baru
0
600
1000
16.68
19.95
36.22
2016
2016
2018
500 kV
Baru
500
25.77
2018
2850
151.1
Jumlah
Pengembangan Transmisi
Pengembangan transmisi di Provinsi Riau hingga tahun 2020 adalah sepanjang 1.942
kms (150 kV) dan 1.312 kms (275 kV, 500 kV dan 250 kV DC) dengan kebutuhan dana
UD$ 510,8 juta seperti ditampilkan dalam Tabel A5.8 dan Tabel A5.9.
GITET 500 kV di New Garuda Sakti dan Rengat merupakan bagian dari transmisi interkoneksi 500
kV yang merupakan tulang punggung kelistrikan Pulau Sumatera koridor timur.
321
Dari
PLTG Duri
Bangkinang
Dumai
Dumai
Duri (up rate)
Garuda Sakti (up rate)
Pasir Putih
Pasir Putih
PLTU Sewa Dumai
Teluk Kuantan
Tenayan / PLTU Riau
New Garuda Sakti
Rengat
Rengat
Teluk Lembu
Tenayan / PLTU Riau
Tenayan / PLTU Riau
Bangkinang
Kandis
Pasir Putih
Jumlah
Ke
Konduktor
Tegangan
Inc. 2 Pi (G.Sakti-Duri)
Pasir Pangaraian
Bagan Siapi api
KID Dumai
Dumai (up rate)
Duri (up rate)
Garuda Sakti
Pangkalan Kerinci
Dumai
Rengat
Pasir Putih
Inc. ( G.Sakti-Duri)
Pangkalan Kerinci
Tembilahan
GIS Kota Pekan Baru
Perawang
Siak Sri Indra Pura
Lipat Kain
Inc. ( New G.Sakti-Duri)
Teluk Lembu
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
4
2
2
2
2
2
2
2
2
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
2 Hawk
1 Hawk
1 Hawk
1 Hawk
AC3 310 mm2
AC3 310 mm2
2 Zebra
2 Hawk
2 Hawk
2 Hawk
2 Zebra
AC3 310 mm2
2 Hawk
1 Hawk
CU 1000 mm2
1 Hawk
1 Hawk
1 Hawk
AC3 310 mm2
2 Hawk
Panjang
Biaya
(kms) (juta US$)
22
1.7
220
12.2
228
12.6
56
3.1
118
15.8
230
30.8
55
12.4
134
10.2
14
1.1
194
14.8
35
7.9
12
1.6
220
16.8
120
6.6
14
31.1
50
2.8
100
5.5
70
3.9
10
2.7
40
3.1
1942
196.6
COD
2011
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2015
2015
2015
Tabel A5.10. Pembanguan Transmisi 275 kV, 500 kV dan HVDC 250 kV
No
Dari
1
2
3
4
5
6
7
Payakumbuh
Rengat
Border
P. Rupat Selatan
Pulau Rupat Utara
Rengat
Sumatera Landing Point
Jumlah
Ke
New Garuda Sakti
New Garuda Sakti
Pulau Rupat
Sumatra Landing Point
Pulau Rupat Selatan
Cirenti (PLTU Riau MT)
New Garuda Sakti
275 kV
275 kV
250 kV DC
250 kV DC
250 kV DC
275 kV
250 kV DC
Panjang
Biaya
(kms) (juta US$)
cct, 2 Zebra
300
67,5
cct, 4 Zebra
440
143,6
Cable MI with IRC
52
51,0
Cable MI with IRC
10
9,8
cct, 2 Cardinal
60
2,6
cct, 2 Zebra
110
24,8
cct, 2 Cardinal
340
14,9
1312
314,2
Konduktor
Tegangan
2
2
2
2
2
2
2
COD
2013
2015
2016
2016
2016
2016
2016
Transmisi Aur Duri Rengat New Garuda Sakti akan dibangun dengan desain
tegangan 500 kV karena pada jangka panjang akan merupakan bagian dari sistem
transmisi 500 kV, namun dalam jangka menengah akan dioperasikan sementara
dengan tegangan 275 kV.
Pengembangan Distribusi
Sesuai dengan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, diperlukan tambahan pelanggan
baru sekitar 780 ribu pelanggan sampai dengan 2020. PLN berencana untuk
menyambung hingga 216.000 sambungan pada tahun 2011 untuk mencapai rasio
elektrifikasi 60%, dan pada tahun-tahun selanjutnya akan disambung rata-rata 64 ribu
pelanggan per tahun. Selaras dengan penambahan pelanggan tersebut, diperlukan
322
pembangunan JTM 6.595 kms, JTR sekitar 7.610 kms dan tambahan kapasitas trafo
distribusi sekitar 3.454 MVA, seperti ditampilkan dalam Tabel A5.10.
Tabel A5.10. Pengembangan Distribusi
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah
JTM
kms
1.340
534
565
541
584
599
602
609
629
591
6.595
JTR
kms
1.546
616
652
624
673
692
694
703
725
682
7.610
Trafo
MVA
785
271
287
275
296
304
306
309
319
300
3.454
Pelanggan
216.003
57.399
60.743
58.151
62.700
64.408
64.649
65.476
67.548
63.549
780.626
323
Saat ini listrik di Pulau Rupat dipasok dari 5 sentral PLTD dengan kapasitas
terpasang 3.600 kW namun daya mampunya hanya 1.195 kW dengan beban puncak
841 kW. Sistem distribusi listrik berupa JTM sepanjang 69 kms, JTR 92 kms, gardu
distribusi 36 unit, 878 kVA. Rencana pengembangan kelistrikan di Pulau Rupat
adalah menginterkoneksikan kelima sub-sistem tersebut.
Pulau Rupat merupakan landing point dari kabel laut interkoneksi antara Sumatera
dan Malaysia.
A5.5. RINGKASAN
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan
kebutuhan investasi hingga tahun 2020 adalah seperti tersebut dalam Tabel A5.11.
324
Energy
Sales
(Gwh)
2,663
3,013
3,401
3,722
4,046
4,386
4,726
5,082
5,479
5,968
42,486
Produksi
Energi
(Gwh)
2,900
3,274
3,687
4,028
4,368
4,726
5,090
5,472
5,897
6,422
45,864
Beban
Puncak
(MW)
470
530
595
649
703
759
816
876
942
1,024
7,363
Pembangkit
(MW)
325
40
246
398
324
12
300
306
0
6
0
1,632
GI
(MVA)
60
280
770
270
310
780
120
1,500
60
30
4,180
Transmisi Investasi
(kms) (juta US$)
22
0
1,584
516
560
572
0
0
0
0
3,254
76
211
535
414
234
570
435
96
44
32
2,646
LAMPIRAN A.6
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU (tanpa BATAM)
326
Daya
Mampu
(MW)
Beban
Puncak
(MW)
136
80,9
55,3
53,4
Pemda
0,8
0,6
0,7
Sewa
9,0
10,0
11,4
Total
144
90,7
65,9
65,5
Pemilik
PLN
Jumlah
(Unit)
Sebagian besar sistem isolated mengalami kekurangan pasokan dan ini telah
berlangsung beberapa tahun terakhir. Kondisi kekurangan pasokan pada umumnya
disebabkan oleh keterbatasan jumlah daya mampu mesin pembangkit, baik karena
gangguan mesin pembangkit maupun usia, meningkatnya pertumbuhan pemakaian
tenaga listrik alami. Untuk mengatasi kekurangan pasokan pada beberapa sistem
isolated dilakukan dengan sewa pembangkit.
328
Sales
(Gwh)
543
601
671
766
871
975
1.049
1.119
1.185
1.249
11,0%
Produksi
(Gwh)
582
642
715
816
925
1.034
1.111
1.185
1.255
1.323
10,6%
Beban Puncak
(MW)
101
112
125
142
161
181
194
208
220
232
10,0%
Pelanggan
139.930
153.266
167.103
181.945
197.645
214.211
231.175
248.663
266.950
286.062
9,4%
329
Proyek
TB. Karimun #1,2 (FTP1)
Tanjung Batu (FTP2)
Dabo Singkep
Natuna
Tanjung Uban
Tanjung Pinang 1 (TLB)
TB. Karimun (Terkendala)
TB. Karimun #3,4
Tanjung Batu Baru
Tanjung Pinang 2 (FTP2)
Tanjung Pinang 3
TB. Karimun-2
Jumlah
Jenis
Pemilik
PLTU
PLTGB
PLTGB
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLN
Swasta
PLN
PLN
PLN
Swasta
Swasta
PLN
PLN
Swasta
PLN
PLN
Kapasitas
(MW)
14
8
9
14
14
30
14
14
14
30
30
20
211
COD
2011
2012
2012/18
2013
2013-14
2014
2014
2014-15
2015
2015
2019-20
2019-20
Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Kapasitas
(MVA)
60
60
30
60
10
220
COD
2013
2013
2013
2013
2013
Selain itu diperlukan juga extension GI dengan menambah unit trafo 150/20 kV
kapasitas 60 MVA pada tahun 2015 di GI Tanjung Uban.
Pengembangan Transmisi
Selaras dengan pengembangan GI 150 kV, diperlukan pengembangan transmisi 150
kV sepanjang 258 kms dengan kebutuhan dana sekitar US$ 21,1 juta seperti
ditampilkan dalam Tabel A6.5.
330
Dari
Air Raja
Pulau Ngenang
Sri Bintan
Tanjung Kasam
Tanjung Sauh
Tanjung Taluk
Tanjung Uban
Jumlah
Ke
Konduktor
Tegangan
Kijang
Tanjung Taluk
Air Raja
Tanjung Sauh
Pulau Ngenang
Tanjung Uban
Sri Bintan
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
2
2
2
2
2
2
2
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
1 Hawk
3 x 300 mm2
1 Hawk
3 x 300 mm2
1 Hawk
1 Hawk
1 Hawk
Panjang
Biaya
(kms) (juta US$)
40
2,2
12
4,8
70
3,9
6
2,4
10
1,1
60
3,3
60
3,3
258
21,1
COD
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2013
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah
JTM
kms
293
105
130
184
203
217
209
200
173
163
1.876
JTR
kms
338
121
150
212
234
250
241
231
200
188
2.164
331
Trafo
MVA
107
61
76
82
87
91
94
96
101
105
900
Pelanggan
23.272
13.335
13.837
14.842
15.700
16.566
16.964
17.487
18.287
19.113
169.404
Natuna berada pada jalur pelayaran internasional Hongkong, Jepang, Korea dan
Taiwan. Kabupaten ini terkenal dengan penghasil migas dengan cadangan yang
sangat besar sebagaimana diuraikan pada butir A6.3.
Kelistrikan Pulau Natuna dipasok dari PLTD dengan Kapasitas terpasang 3.080 kW,
daya mampu 2.845 kW dan beban puncak 2.355 kW. Sistem distribusi berupa SUTM
sepanjang 57,4 kms dengan jumlah gardu 29 unit dan kapasitas terpasang 2.450 kVA.
Adapun rencana pengembangan kelistrikan di Pulau Natuna berupa penambahan
PLTU batubara 2x7 MW yang dijadwalkan beroperasi pada tahun 2013.
A6.5. RINGKASAN
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan
kebutuhan investasi sampai dengan tahun 2020 adalah seperti tersebut dalam Tabel
A6.7.
332
Energy
Sales
(Gwh)
543
601
671
766
871
975
1.049
1.119
1.185
1.249
9.028
Produksi
Energi
(Gwh)
582
642
715
816
925
1.034
1.111
1.185
1.255
1.323
9.588
Beban
Puncak
(MW)
101
112
125
142
161
181
194
208
220
232
1.676
Pembangkit
(MW)
333
14
14
21
58
51
0
0
3
25
25
211
GI
(MVA)
0
0
220
0
60
0
0
0
0
0
280
Transmisi Investasi
(kms) (juta US$)
0
0
258
0
0
0
0
0
0
0
258
44
21
87
126
114
11
11
14
58
57
544
LAMPIRAN A.7
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Gambar A7.1. Peta Jaringan SUTM di Provinsi Kep. Babel Saat Ini
334
Pada saat ini sebagian besar pasokan listrik di Provinsi Bangka Belitung diperoleh
dari pembangkit dengan bahan bakar HSD. Total kapasitas terpasang adalah 144,6
MW dengan daya mampu sebesar 99,8 MW, termasuk pembangkit rental dan IPP
dengan daya mampu sebesar 46,25 MW. Tabel A7.1 memperlihatkan komposisi
sistem pembangkitan di Provinsi Bangka Belitung.
Tabel A7.1. Kapasitas Terpasang dan Daya Mampu Pembangkit Tahun 2010
335
Sales
(Gwh)
625
708
805
907
986
1.086
1.210
1.367
1.566
1.820
15,7%
Produksi
(Gwh)
747
839
953
1.071
1.163
1.277
1.421
1.605
1.839
2.137
16,2%
Beban Puncak
(MW)
130
146
165
186
201
221
246
277
318
369
16,2%
Pelanggan
208.736
237.149
266.399
289.726
295.881
302.124
308.458
314.888
321.417
328.051
8,6%
336
Proyek
Air Anyer (FTP1)
Belitung Baru (FTP1)
Belitung-2 / Tanjung Pandan
Belitung-3
Mentok
Toboali
Bangka (FTP2)
Bangka IV (Peaker)
Belitung-4
Belitung (Peaker)
Bangka-3
Bangka-5
Belitung-5
Jumlah
Jenis
Pemilik
PLTU
PLTU
PLTGB
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTG
PLTU
PLTG
PLTU
PLTU
PLTU
PLN
PLN
Swasta
PLN
PLN
Swasta
Swasta
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
Kapasitas
(MW)
60
33
5
17
14
14
60
40
34
20
60
30
17
404
COD
2011
2012-13
2013
2014
2014
2014
2015-16
2015/18
2015/19
2017-18
2018-19
2020
2020
Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Kapasitas
(MVA)
30
60
30
30
20
30
30
30
30
30
320
COD
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2014
2014
2016
2016
Selain itu diperlukan juga extension GI existing dengan menambah unit trafo 150/20 kV
dan 70/20 kV hingga total tambahan kapasitas mencapai 210 MVA tersebar
dibeberapa GI.
337
Tegangan
150/20 kV
70/20 kV
150/20 kV
70/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
70/20 kV
Kapasitas
(MVA)
30
30
30
30
30
30
30
210
COD
2015
2016
2018
2018
2018
2019
2019
Pengembangan Transmisi
Selaras dengan pengembangan GI 150 kV dan 70 kV, diperlukan pengembangan
transmisi 150 kV dan 70 kV sepanjang 946 kms dengan kebutuhan dana sekitar 52,4
M USD seperti ditampilkan pada Tabel A7.6.
Tabel A7.6. Pembangunan SUTT 150 kV & 70 kV
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Dari
Air Anyir
Air Anyir
Dukong
Suge
Pangkal Pinang
Pangkal Pinang
Kelapa
Koba
Air Anyir/Sungai Liat
Jumlah
Ke
Tegangan
Pangkal Pinang
Sungai Liat
Manggar
Dukong
Kelapa
Koba
Mentok
Toboali
PLTU Bangka Baru III
150 kV
150 kV
70 kV
70 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
Konduktor
2
2
2
2
2
2
2
2
2
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
1 Hawk
1 Hawk
1 Hawk
1 Hawk
1 Hawk
1 Hawk
1 Hawk
1 Hawk
1 Hawk
Panjang
Biaya
(kms) (juta US$)
44
2,4
112
6,2
140
7,8
50
2,8
120
6,6
120
6,6
140
7,8
120
6,6
100
5,5
946
52,4
COD
2011
2011
2012
2012
2014
2014
2016
2016
2018
338
339
Pengembangan Distribusi
Sesuai dengan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, diperlukan tambahan pelanggan
baru sekitar 158 ribu pelanggan sampai dengan 2020, dimana untuk mencapai rasio
elektrifikasi 60% pada tahun 2011 akan disambung 58.000 pelanggan. Selanjutnya
akan disambung rata-rata 13.000 pelanggan per tahun. Selaras dengan penambahan
pelanggan tersebut, diperlukan pembangunan JTM 1.645 kms, JTR sepanjang 1.744
kms, Gardu Distribus 151 MVA, seperti ditampilkan dalam Tabel A7.7 berikut.
Tabel A7.7. Pengembangan Sistem Distribusi
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah
JTM
kms
428
143
128
146
152
113
114
123
142
156
1.645
JTR
kms
477
149
133
152
159
117
119
128
148
162
1.744
Trafo
MVA
29
11
10
13
17
12
13
14
16
17
151
Pelanggan
57.924
11.719
10.468
11.944
12.486
9.226
9.345
10.091
11.624
12.766
157.594
A7.4. RINGKASAN
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan
kebutuhan investasi sampai tahun 2020 adalah seperti tersebut dalam Tabel A7.8.
Tabel A7.8. Rangkuman
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah
Energy
Sales
(Gwh)
625
708
805
907
986
1.086
1.210
1.367
1.566
1.820
11.080
Produksi
Energi
(Gwh)
747
839
953
1.071
1.163
1.277
1.421
1.605
1.839
2.137
13.051
Beban
Puncak
(MW)
130
146
165
186
201
221
246
277
318
369
2.258
Pembangkit
(MW)
340
60
17
22
45
67
30
10
60
47
47
404
GI
(MVA)
120
80
0
60
30
90
0
90
60
0
530
Transmisi Investasi
(kms) (juta US$)
156
190
0
240
0
260
0
100
0
0
946
136
74
62
135
79
78
9
82
114
112
881
LAMPIRAN A.8
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI SUMATERA BARAT
New
Garuda
Sakti
ke
GI Padang Sidempuan
(Sumatera Utara)
Ke
GI New Garuda Sakti
(Riau)
Koto
Panjang
A
A
Simpang
Empat
ACSR 1 x 240 mm
52 km 2020
Maninjau
Payakumbuh
A
Padang
Luar
Lubuk Alung
PIP
Kiliranjao
Solok
Simpang
Haru
PLTU Ombilin
2 x 100 MW
Indarung
Salak
Pauh Limo
GI/GIS Kota
ke
GI Teluk Kuantan
(Riau)
Ombilin
Batusangkar
Padang
Singkarak Panjang
Pariaman
RIAU
PLTA Singkarak
4 x 43,75 MW
ke
GI Koto Panjang
(Riau)
PLTP Bonjol
165 MW 2019
ACSR 1 x 240 mm
15 km 2017
PLTA Maninjau
4 x 17 MW
PLTA Masang 2
55 MW 2017
P
2
ACSR 2 x 240 mm
17,5 km 2011
Sungai Rumbai
PLTP G.Talang
20 MW 2019
Bungus
ke
GI Muara Bungo
(Jambi)
P
PLTP Muara Labuh
2 x 110 MW 2017
Kambang
JAMBI
PT PLN (Persero)
PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN
SUMATERA
PLTU
PLTD
GI Rencana
PLTG
PLTA
PLTGU P
PLTP
GI Eksisting
GI 275/150
kV Renc
Kit Eksisting
Kit Rencana
Sungai
Penuh
PERENCANAAN SISTEM
BIDANG PERENCANAAN
PETA JARINGAN
PROPINSI SUMATERA BARAT
Existing 70 kV
Existing 150 kV
Rencana 150 kV
Rencana 275 kV
Rencana 500 kV
Edit
September 2011
GU
ke
GI Bangko
(JAMBI)
ke
GI Muko-muko
(Bengkulu)
BENGKULU
341
Ombilin
Pauh Limo
Maninjau
Singkarak
Batang Agam
Jenis
Bahan
Bakar
PLTU
PLTG
PLTA
PLTA
PLTA
Batubara
HSD
Air
Air
Air
Pemilik
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
Total
Kapasitas
Terpasang (MW)
200
64
68
131
11
474
Dengan kapasitas pembangkit 474 MW dan beban puncak 348 MW, maka Provinsi
Sumbar pada saat musim hujan mampu memenuhi kebutuhannya sendiri bahkan
dapat memasok kebutuhan listrik Provinsi Riau sebesar 150 MW. Namun pada
musim kemarau saat PLTA-PLTA di Sumbar mengalami penurunan kapasitas,
Provinsi Sumbar mendapat tambahan pasokan dari sistem Sumbagsel sekitar
100 MW.
Pada saat beban puncak daerah-daerah Pesisir Selatan seperti sebagian Kambang,
sebagian Balai Selasa, sebagian Indrapura serta Tapan dan Lunang membentuk
sistem-sistem isolated sendiri dengan beban puncak total sebesar 4,2 MW. Hal
tersebut terjadi karena kualitas tegangan di daerah tersebut sangat rendah akibat
jauhnya jarak dari GI Pauh Limo sebagai pemasok tenaga listrik daerah Pesisir
Selatan (260 km).
Untuk sistem kelistrikan di Kepulauan Mentawai, saat ini mempunyai beban puncak
2,1 MW yang dipasok dari beberapa PLTD berkapasitas kecil yang berjumlah 21 unit
dan tersebar di 8 sentral PLTD dengan kapasitas terpasang 2,9 MW.
Selain itu ada juga pembangkit PLTM Pinang Awan di Solok Selatan yang beroperasi
paralel dengan sistem 20 kV untuk membantu menaikan tegangan di daerah tersebut
mengingat jaraknya yang jauh dari GI Solok sebagai pemasok tenaga listrik daerah
tersebut. Pembangkit isolated di Provinsi Sumatera Barat diberikan pada Tabel A8.2.
342
Jenis
Bahan
Bakar
Pemilik
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
HSD
HSD
HSD
HSD
HSD
HSD
HSD
HSD
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTMH
HSD
HSD
HSD
HSD
HSD
Air
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
Swasta
Air
PLN
PLTM
Total Isolated
Kapasitas
Terpasang (MW)
2,8
0,1
0,4
0,1
0,1
0,2
0,0
0,2
1,6
7,3
1,9
0,6
1,3
0,9
2,2
0,3
0,4
0,4
10,5
343
Sales
(Gwh)
2.253
2.470
2.725
3.014
3.330
3.678
4.057
4.468
4.913
5.387
9,7%
Produksi
(Gwh)
2.418
2.647
2.915
3.219
3.551
3.916
4.318
4.754
5.226
5.728
9,6%
Beban Puncak
(MW)
389
425
468
516
568
625
689
757
831
910
9,4%
Pelanggan
876.242
910.957
946.243
981.663
1.017.739
1.055.062
1.093.265
1.131.897
1.171.568
1.213.571
3,7%
344
Lokasi
DAS
Type
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Pasaman
Sangir-2
Sangir-3
Sinamar-2
Masang-2
Tuik
Lanajan-2
Lubuk-2
Asik
Lubuk-4U
Sumpur-1U
Kampar KN-1
Kampar KN-2
Kapur-1
Mahat-10
Mahat-2U
Sumpur-K1
Palangki-1
Palangki-2
Sibakur
Sibayang
Sukam
Kuantan-1
Batanghari-2
Bt. Pasaman
Bt. Sangir
Bt. Sangir
Bt. Sinamar
Bt. Masang
Bt. Tuik
Bt. Lengayang
Bt. Rokan
Bt. Asik
Bt. Lubuk
Bt.Sumpur
Bt. Kampar Kanan
Bt. Kampar Kanan
Bt. Kapur
Bt. Mahat
Bt. Mahat
Bt. Sumpur
Bt. Palangki
Bt. Palangki
Bt. Sibakur
Bt.Sibayang
Bt. Sukam
Bt. Kuantan
Batanghari
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
RSV
ROR
RSV
RSV
RSV
RSV
RSV
RSV
RSV
RSV
RSV
RSV
RSV
RSV
ROR
RSV
Kapasitas
(MW)
21,2
2,2
7,8
13,1
14,5
3,9
3,1
4,6
1,7
4,8
2,7
29,4
8,6
10,6
12,6
2,2
8,1
11,8
17,9
5,5
15,0
19,4
3,4
22,2
Kabupaten/
Kecamatan
Pasaman
Solok
Solok
Tanah Datar
Agam
Pessel
Pessel
Pasaman
Pasaman
Pasaman
Pasaman
50 Kota
50 Kota
50 Kota
50 Kota
50 Kota
S. Sijunjung
S. Sijunjung
S. Sijunjung
S. Sijunjung
Agam
S. Sijunjung
S. Sijunjung
Slk Selatan
No
Lokasi
DAS
Type
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
Batanghari-3
Batanghari-5
Batanghari-6
Batanghari-7
Fatimah
Sikarbau
Balangir
Landai-1
Sumani
Guntung
Sungai Putih
Kerambil
Muaro Sako
Induring
Palangai-3
Kambang-1
Kapas-1
Landai-2
Sumpur-K2
Lawas-1D
Gumanti-1
Sikiah-1
Sikiah-2
Batanghari
Batanghari
Batanghari
Batanghari
Fatimah
Sikarbau
Balangir
Bt. Langir
Bt. Sumani
Bt. Guntung
Bt. Lumpo
Bt. Bayang Janiah
Bt. Muaro Sako
Bt. Jalamu
Bt. Palangai
Bt. Kambang
Bt. Tumpatih
Bt. Air Haji
Bt. Sumpur
Bt. Lawas
Bt. Gumanti
Bt.Gumanti
Bt Sikiah
RSV
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
ROR
RSV
ROR
RSV
RSV
Kapasitas
(MW)
34,8
6,7
10,1
6,9
0,8
0,7
0,4
6,8
0,6
0,6
1,7
1,6
2,4
2,2
4,1
5,5
8,1
7,1
4,2
11,2
5,9
30,4
18,0
Kabupaten/
Kecamatan
Slk Selatan
Slk Selatan
Slk Selatan
Dhamasraya
Pasbar
Pasbar
Slk Selatan
Pessel
Solok
Agam
Pessel
Pessel
Pessel
Pessel
Pessel
Pessel
Pessel
Pessel
Tanah Datar
S. Sijunjung
Solok
Solok
Solok
Pengembangan Pembangkit
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik hingga tahun 2020 direncanakan
pengembangan pembangkit di Sumatera Barat berkapasitas total 684 MW dan
transfer energi dengan sistem interkoneksi Sumatera. Untuk Kepulauan Mentawai
direncanakan pembangkit 9,2 MW, yaitu PLTS 0,2 MW (2011), PLTGB 6 MW (2013)
dan PLTGB 3 MW (2020). Pengembangan pembangkit interkoneksi di Sumatera
Barat ditampilkan pada Tabel A8.5 dan Tabel A8.6.
Tabel A8.5. Pengembangan Pembangkit di Sistem Interkoneksi
No
1
2
3
4
5
Proyek
Sumbar Pesisir #1,2 (FTP1)
Masang-2
Muara Laboh (FTP2)
Bonjol
G. Talang
Jumlah
Jenis
Pemilik
PLTU
PLTA
PLTP
PLTP
PLTP
PLN
PLN
Swasta
Swasta
Swasta
Kapasitas
(MW)
224
55
220
165
20
684
COD
2012-13
2017
2017
2019
2019
Selain itu PLN juga sedang menjalin kerjasama dengan Pemda dan swasta untuk
mengembangkan pembangkit hidro skala kecil dan menengah seperti terlihat pada
Tabel A8.6.
345
Nama Proyek
Manggani
Gumanti
Gumanti
Sinamar
Sinamar
Lubuk Gadang
Gunung Tujuh
Gunung Tujuh
Tarusan
Bayang
Bayang
Muara Sako
Sumpur
Kambahan
Fatimah
Sikarban
Guntung
Jumlah
Jenis
Pemilik
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
PLTM
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Kapasitas
(MW)
1,1
5,0
5,0
5,0
5,0
4,0
4,0
4,0
3,0
3,0
3,0
2,5
2,0
1,5
1,4
1,4
0,6
51,6
COD
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
1 Kiliranjao
2 Payakumbuh
Tegangan
Baru/
Kapasitas
Biaya
COD
Extension (MVA) (juta US$)
275/150 kV
Baru
250
19.66
2013
275/150 kV
Baru
250
20.17
2013
500
39.8
Jumlah
Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
346
Kapasitas
(MVA)
30
30
30
120
210
COD
2011
2011
2013
2016
Selain itu juga direncanakan pengembangan GI existing dengan menambah unit trafo
150/20 kV dengan tambahan kapasitas total 840 MVA sebagaimana diperlihatkan
pada Tabel A8.9.
Tabel A8.9. Pengembangan Extension GI 150 kV
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Kapasitas
(MVA)
60
30
60
30
30
30
60
30
30
30
30
30
30
60
30
30
30
30
30
60
30
60
840
COD
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2014
2016
2016
2017
2017
2017
2017
2018
2018
2019
2020
2020
2020
2020
Pengembangan Transmisi
Selaras dengan pengembangan GI 275 & 150 kV, diperlukan juga pengembangan
transmisi 275 kV sepanjang 882 kms dan transmisi 150 kV sepanjang 786 kms dengan
kebutuhan dana investasi USD 249,7 juta seperti ditampilkan dalam Tabel A8.10 dan
Tabel A8.11.
Tabel A8.10. Pembangunan Transmisi 275 kV Baru
No
Dari
1 Kiliranjao
2 Padang Sidempuan
Jumlah
Ke
Payakumbuh
Payakumbuh
Tegangan
275 kV
275 kV
347
Konduktor
2 cct, 2 Zebra
2 cct, 2 Zebra
Panjang
Biaya
(kms) (juta US$)
282
63,5
600
135,0
882
198,5
COD
2013
2013
Dari
Ke
Bungus
Indarung
Kiliranjao
Maninjau
Padang Luar
PLTU Sumbar Pessel
Singkarak
Kiliranjao
PIP/S Haru/Pauh Limo
Simpang Empat
Sungai Rumbai
Payakumbuh
Solok
Jumlah
Konduktor
Tegangan
Kambang
Bungus
Teluk Kuantan
Padang Luar
Payakumbuh
2 pi Inc. (Bungus-Kambang)
Batusangkar
Sungai Rumbai
GI/GIS Kota Padang
Masang-2
PLTP Muara Labuh
PLTP Bonjol
PLTP Gunung Talang
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
2
2
1
1
1
4
1
2
2
2
2
2
2
cct, 2 Hawk
cct, 2 Hawk
2nd cct, 1 Hawk
2nd cct, 1 Hawk
2nd cct, 1 Hawk
cct, 2 Hawk
2nd cct, 1 Hawk
cct, 2 Hawk
cct, 2 Hawk
cct, 1 Hawk
cct, 2 Hawk
cct, 2 Hawk
cct, 1 Hawk
Panjang
Biaya
(kms) (juta US$)
180
13,7
35
2,7
52
1,7
42
1,4
32
1,0
20
0,8
25
0,8
70
5,3
16
0,9
30
1,7
160
12,2
104
7,9
20
1,1
786
51,2
COD
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2016
2017
2017
2019
2019
Pengembangan Distribusi
Sesuai dengan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, diproyeksikan akan terjadi
penambahan pelanggan baru sekitar 369 ribu pelanggan sampai dengan tahun 2020,
atau rata-rata 36.900 pelanggan per tahun. Selaras dengan penambahan pelanggan
tersebut, diperlukan pembangunan JTM 3.242 kms, JTR sekitar 3.823 kms dan
tambahan kapasitas trafo distribusi sekitar 471 MVA, seperti ditampilkan dalam Tabel
A8.12.
Tabel A8.12. Pengembangan Sistem Distribusi
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah
JTM
kms
262
295
314
315
321
331
339
342
351
372
3.242
JTR
kms
308
347
370
371
378
391
400
404
414
439
3.823
Trafo
MVA
38
43
46
46
47
48
49
50
51
54
471
Pelanggan
32.205
34.715
35.286
35.420
36.075
37.323
38.203
38.633
39.670
42.004
369.534
A8.4. RINGKASAN
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan
kebutuhan investasi di Provinsi Sumatera Barat sampai tahun 2020 diberikan pada
Tabel A8.13.
348
Energy
Sales
(Gwh)
2,253
2,470
2,725
3,014
3,330
3,678
4,057
4,468
4,913
5,387
36,295
Produksi
Energi
(Gwh)
2,418
2,647
2,915
3,219
3,551
3,916
4,318
4,754
5,226
5,728
38,692
Beban
Puncak
(MW)
389
425
468
516
568
625
689
757
831
910
6,176
Pembangkit
(MW)
0
112
118
0
0
0
275
0
185
3
693
349
GI
(MVA)
60
300
560
30
0
180
150
60
30
180
1,550
Transmisi Investasi
(kms) (juta US$)
215
171
952
0
0
16
190
0
124
0
1,668
47
203
438
28
27
42
617
33
460
42
1,936
LAMPIRAN A.9
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI JAMBI
350
1
2
3
4
5
Nama Pembangkit
Jenis
Bahan Bakar
Pemilik
PLTD
Gas Alam+HSD
PLN
PLTG
Gas Alam
Sewa
PLTG
Gas Alam
PLN
PLTG
Gas Alam
Sewa
PLTD
HSD
PLN
Kapasitas
(MW)
31
100
62
18
12
223
Sales
(Gwh)
1.159
1.316
1.453
1.640
1.749
1.873
2.000
2.144
2.303
2.482
9,3%
Produksi
(Gwh)
1.277
1.444
1.588
1.783
1.891
2.016
2.143
2.289
2.448
2.629
8,8%
Beban Puncak
(MW)
203
227
256
281
315
334
355
377
402
426
8,8%
Pelanggan
522.280
555.972
592.561
630.152
659.586
690.151
721.574
755.141
789.658
827.382
6,7%
351
Proyek
Sarolangun
Sungai Gelam
Payo Selincah
Sungai Gelam (CNG/Peaker)
Sengeti (CNG/Peaker)
Batanghari
Kuala Tungkal
Tebo
Pembangkit Peaker
Sungai Penuh (FTP2)
Merangin
Jambi (KPS)
Jumlah
Jenis
Pemilik
PLTU
PLTMG
PLTG
PLTG
PLTG
PLTGU
PLTU
PLTU
PLTG
PLTP
PLTA
PLTU
Swasta
Sewa
Sewa Beli
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
Swasta
Kapasitas
(MW)
12
12
100
90
80
30
14
14
100
110
350
800
1712
COD
2011
2011
2011-12
2012
2012-13
2013
2013
2013
2014
2015
2016-17
2018-19
352
Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Kapasitas
(MVA)
30
30
30
30
120
COD
2012
2013
2014
2018
Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Kapasitas
(MVA)
60
60
60
60
60
30
60
60
60
30
30
60
30
660
COD
2012
2012
2012
2012
2013
2014
2017
2018
2018
2019
2019
2020
2020
1 Bangko
2 Muara Bungo
Tegangan
Baru/
Kapasitas
Biaya
COD
Extension (MVA) (juta US$)
275/150 kV
Baru
250
21,08
2013
275/150 kV
Baru
250
20,08
2013
3 Aur Duri
4 Bangko
275/150 kV
Baru
500
25,98
2014
275/150 kV Extension
500
17,92
2017
5 Aurduri
6 Aurduri 500kV
7 PLTU Jambi 500 kV
275/150 kV Extension
2,81
2018
500/275 kV
Baru
500
25,77
2018
500 kV
Baru
9,82
2018
2000
123,5
Jumlah
353
Pengembangan Transmisi
Selaras dengan pengembangan Sistem Sumatera, diperlukan pengembangan
transmisi 150 KV, 275 KV dan 500 kV seperti ditampilkan dalam Tabel A9.7 dan
Tabel A9.8.
Tabel A9.7. Pembanguan Transmisi 150 kV
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Dari
Bangko
PLTA Merangin
PLTG CNG Sei Gelam
PLTG CNG Sengeti
Muara Sabak
Muara Bulian
PLTP Sungai Penuh
Muara Sabak
Jumlah
Ke
Tegangan
PLTA Merangin
Sungai Penuh
Aur Duri
Aur Duri
Inc. 1 Pi (Payo Selincah-Aur Duri)
Sarolangun
Sungai Penuh
Kuala Tungkal
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
Panjang
Biaya
(kms) (juta US$)
136
30.6
110
24.8
60
3.3
26
1.4
121.6
3.6
130
7.2
84
4.7
108.8
6.0
776
81.7
Konduktor
2
2
2
2
2
2
2
2
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
2 Zebra
2 Zebra
1 Hawk
1 Hawk
2 x 340 mm2
1 Hawk
1 Hawk
1 Hawk
COD
2012
2012
2013
2013
2013
2014
2015
2018
Dari
1 Bayung Lincir
2 Aur Duri
3 PLTU Jambi
Jumlah
Ke
Aur Duri
Rengat
Aur Duri
Tegangan
275 kV
275 kV
500 kV
Konduktor
2 cct, 2 Zebra
2 cct, 4 Zebra
2 cct, 4 Zebra
Panjang
Biaya
(kms) (juta US$)
120
27,0
420
137,1
150
49,0
690
213,1
354
COD
2014
2015
2018
A
C
S
75 R 4
km x
2
- 2 82
01 mm
8
m
m
0 4
43 1
x 20
2 R km
CS 0
A 6
Pengembangan Distribusi
Sesuai dengan proyeksi kebutuhan tenaga listrik akan dilakukan penambahan
pelanggan baru sebanyak 390 ribu sambungan sampai dengan tahun 2020. Khusus
untuk tahun 2011 akan disambung sekitar 85 ribu pelanggan untuk mencapai rasio
elektrifikasi 60%. Pada tahun-tahun selanjutnya akan disambung rata-rata 38.900
pelanggan per tahun. Selaras dengan penambahan pelanggan tersebut, diperlukan
pembangunan JTM 2.800 kms, JTR sekitar 2.626 kms dan tambahan kapasitas trafo
distribusi sekitar 257 MVA, seperti ditampilkan dalam Tabel A9.9.
355
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah
JTM
kms
558
222
226
234
240
245
253
264
275
282
2.800
JTR
kms
515
205
210
220
227
230
238
253
263
264
2.626
Trafo
MVA
49
20
20
21
22
23
24
25
26
27
257
Pelanggan
84.765
33.693
36.589
37.591
29.433
30.565
31.424
33.567
34.516
37.725
389.868
Kapasitas
(MW)
Pemilik
1 Pelabuhan Dagang
PLTD
3,15
PLN
2 Sungai Lokan
PLTD
0,82
PLN
3 Mendahara Tengah
PLTD
0,43
PLN
4 Kuala Tungkal
PLTD
4,91
PLN
5 Batang Asai
PLTD
0,55
PLN
No
Nama Pembangkit
6 Sarolangun
7 Tanjung Jabung Power
Total
PLTD
3,00
PLN
PLTMG
7,20
Swasta
20,05
A9.5. RINGKASAN
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan
kebutuhan investasi sampai tahun 2020 adalah seperti tersebut dalam Tabel A9.11.
356
Energy
Sales
(Gwh)
1,159
1,316
1,453
1,640
1,749
1,873
2,000
2,144
2,303
2,482
18,118
Produksi
Energi
(Gwh)
1,277
1,444
1,588
1,783
1,891
2,016
2,143
2,289
2,448
2,629
19,507
Beban
Puncak
(MW)
203
227
256
281
315
334
355
377
402
426
3,178
Pembangkit
(MW)
357
74
160
118
100
110
175
175
400
400
0
1,712
GI
(MVA)
0
270
590
560
0
0
560
650
60
90
2,780
Transmisi Investasi
(kms) (juta US$)
0
246
208
250
504
0
0
259
0
0
1,466
55
134
188
133
336
282
302
643
548
29
2,651
LAMPIRAN A.10
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI SUMATERA SELATAN
t, 2
cc
U
G
SR
17 2 x
5k
4
m 30 m
-2
01 m 2
5
AC
2x
60 km 330 mm 2
- 2012
AC SR
nd
0 mm
2 x 24 15
ACSR km 20
35
GU
2
01
358
Nama
PLN (Interkoneksi)
PLTU Keramasan #1,2
PLTG Keramasan #1,2,3,4
PLTG Indralaya GT # 1.1
PLTG Indralaya GT # 1.2
PLTGU Indralaya ST # 1.0
PLTG Truck Mounted #1,2
PLTD Sungai Juaro #1,2
PLTG Borang
PLTG Talang Duku
PLTG Sewa Beli Tl. Duku
PLTG Sewa Beli Borang
PLTG Keramasan AKE #1,2
Kapasitas
(MW)
829,1
25,0
64,9
50,0
40,0
40,0
40,0
25,2
14,0
20,0
60,0
60,0
100,0
No
13
14
B
15
16
17
18
19
C
20
21
22
Nama
PLTMG Rental Borang
PLTU Bukit Asam # 1,2,3,4
PLN (Isolated)
PLTD Makarti Jaya
PLTD Sungsang
PLTD Air Saleh
PLTD Simpang Sender
PLTD Teluk Agung
IPP
PLTMG Sako Kenten
PLTMG Musi II
PLTMG Prabumulih
Total
Kapasitas
(MW)
30,0
260,0
6,6
1,4
1,7
1,1
1,9
0,5
43,8
12,0
19,8
12,0
879,4
Kota Palembang dipasok dari ring transmisi 70 kV dan ring transmisi 150 kV, dengan
4 trafo IBT 150/70 kV yang berada di GI Borang dan GI Keramasan dengan kapasitas
400 MVA. Gardu induk terpasang di Provinsi Sumatera Selatan sebanyak 21 GI
dengan total kapasitas trafo 932 MVA, terdiri dari 8 GI 70/20/12 kV dan 13 GI
150/20 kV.
A10.2. PROYEKSI KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK DI SUMATERA SELATAN
Konsumsi energi listrik di Sumsel diserap oleh konsumen rumah tangga (60%),
komersil (18%), industri (14%) dan publik (8%)
Dari realisasi penjualan tenaga listrik lima tahun terakhir dan mempertimbangkan
kecenderungan pertumbuhan ekonomi, pertambahan penduduk dan peningkatan
rasio elektrifikasi di masa datang, maka proyeksi kebutuhan listrik 2011 2020
seperti pada Tabel A10.2.
359
Sales
(Gwh)
3.089
3.460
3.845
4.273
4.758
5.157
5.589
6.054
6.599
7.188
10,1%
Produksi
(Gwh)
3.383
3.781
4.196
4.648
5.160
5.576
6.027
6.513
7.081
7.696
9,8%
Beban Puncak
(MW)
630
698
769
845
931
998
1.070
1.147
1.238
1.335
9,3%
Pelanggan
1.176.885
1.279.529
1.395.900
1.610.969
1.676.664
1.743.913
1.813.797
1.884.344
1.954.822
2.027.626
8,1%
Potensi
757,6 MMSTB
24179,5 BSCF
47,1 Milyar Ton
183,00 TCF
1.911 MW
64.200 Ha
9.385,728 kW
53,85 x 10 MW
16.034,24 GWh
235,01 kWh
Produksi
27.933,07 ribu BBL
434.108,64 ribu MMBTU
9.276.361 ton
Belum dimanfaatkan
Belum dimanfaatkan
Belum dimanfaatkan
Sebagian dimanfaatkan
Telah dimanfaatkan
Sebagian dimanfaatkan
Belum dimanfaatkan
360
P_57
18
P_55
3
P_56
4
17
5
7
10
12
15
13
01-074-27
11
16
8
P_59
PLTU 2 x 113 MW
Simpang Belimbing
9
PLTU 2 x 135 MW
Keban Agung
19
2
20
14
01-074-15
01-074-141
P_53
PLTP 4 x 55 MW
Lumut Balai
01-074-07
01-074-02
PLTM 2 x 2,29 MW
Telanai Banding Agung
Pengembangan Pembangkit
Untuk memenuhi kebutuhan listrik sampai dengan tahun 2020, diperlukan tambahan
kapasitas pembangkit sekitar 3.795 MW dengan perincian seperti ditampilkan pada
Tabel A10.4.
361
Proyek
Borang
Simpang Belimbing #1,2
Talang Duku
Borang
Gunung Megang, ST Cycle
Jaka Baring (CNG/Peaker)
Baturaja
Keramasan
Banjarsari
Sumsel-11, MT
Lumut Balai (FTP2)
Sumsel-2 (Keban Agung)
Sumsel-5
Sumsel-7
Sumsel-6, Mulut Tambang
Sumsel-8, Mulut Tambang
Sumsel-9, Mulut Tambang
Sumsel-10, Mulut Tambang
Rantau Dedap (FTP2)
Danau Ranau
Sumsel-1, Mulut Tambang
Jumlah
Jenis
Pemilik
PLTMG
PLTU
PLTG
PLTG
PLTGU
PLTG
PLTU
PLTGU
PLTU
PLTU
PLTP
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTP
PLTP
PLTU
Sewa
Swasta
Sewa Beli
Sewa
Swasta
PLN
Swasta
PLN
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
PLN
Kapasitas
(MW)
30
227
60
60
30
50
20
86
230
227
220
225
300
300
600
1200
1200
600
220
110
800
6795
COD
2011
2011
2011
2011-12
2012
2012
2013
2013
2014
2014
2014-15
2015
2015-16
2015-16
2016-17
2016
2017
2018
2018-19
2019
2019-20
362
Tegangan
Tanjung Api-Api
Gandus
Jakabaring
Kenten
Sekayu
Kayu Agung
Sungai Lilin
Tebing Tinggi
Muara dua
Martapura
Muara Rupit
Jumlah
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Kapasitas
(MVA)
60
120
60
120
30
30
30
30
30
30
30
570
COD
2012
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2015
2016
2017
Selain itu juga diperlukan pengembangan GI existing kapasitas total trafo 1.470 MVA
sampai tahun 2020 seperti pada Tabel A10.6.
Tabel A10.6. Pengembangan Extension GI 70 kV dan 150 kV
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Tegangan
150/20 kV
70/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
70/20 kV
70/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
70/20 kV
150/20 kV
Kapasitas
(MVA)
60
30
60
60
30
60
60
30
30
60
60
60
60
60
30
60
COD
No
2011
2011
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Kapasitas
(MVA)
30
60
30
60
30
60
60
30
60
30
30
60
30
60
30
1470
COD
2014
2014
2015
2017
2017
2018
2018
2018
2018
2019
2019
2020
2020
2020
2020
363
Tegangan
Lahat
Lubuk Linggau
Betung
Gumawang
Lahat
Lumut Balai
Bayung Lincir/PLTU Sumsel - 5
Muara Enim
Sungai Lilin/PLTU Sumsel - 7
Muara Enim 500 kV
Muara Enim 500 kV
Lubuk Linggau
Jumlah
Baru/
Kapasitas
Biaya
COD
Extension (MVA) (juta US$)
275/150 kV
Baru
275/150 kV
Baru
275/150 kV
Baru
275/150 kV
Baru
275/150 kV Extension
275/150 kV
Baru
275/150 kV
Baru
275/150 kV
Baru
275/150 kV
Baru
500 kV DC
Baru
500/275 kV
Baru
275/150 kV Extension
1000
250
500
500
0
500
0
0
0
3000
1000
250
7000
35,50
20,32
24,00
21,03
2,97
24,28
12,08
12,21
12,08
324,00
54,31
7,45
550,2
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2015
2015
2015
2016
2016
2020
Pengembangan Transmisi
Di Provinsi Sumatera Selatan diperlukan pengembangan transmisi 150 kV, 275 kV,
500 kV dan 500 kV DC sepanjang 2.876 kms sampai dengan tahun 2020 dengan
kebutuhan dana sekitar USD 498,1 juta seperti ditampilkan dalam Tabel A10.8. dan
Tabel A10.9.
Tabel A10.8. Pembanguan Transmisi 150 kV
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Dari
PLTU Simpang Belimbing
Kenten
Lahat
PLTU Simpang Belimbing
Tanjung Api-Api
Betung
Bukit Asam (uprate)
Gandus
Jakabaring
Betung
Kayu Agung
Lahat
Lubuk Linggau
Mariana
Sumsel-11, MT
Sungai Lilin
Lahat
Muara Dua
Gumawang
Sarolangun
PLTP Rantau Dedap
Muara Dua
Jumlah
Ke
Tegangan
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
364
Panjang
Biaya
(kms) (juta US$)
2 cct, 2 x 330 mm2
120
10.9
2 cct, 2 x 330 mm2
1
0.1
2 2nd cct, 1 Hawk
94.6
5.2
2 cct, 2 x 330 mm2
120
10.9
2 cct, 2 x 330 mm2
40
3.6
2 cct, 1 Hawk
70
3.9
2 cct, AC3 310 mm2
78
10.4
2 cct, CU 1000 mm2
20
44.4
2 cct, 2 x 330 mm2
1
0.1
1 2nd cct, 2 Hawk
55.2
8.4
2 cct, 2 Zebra
90
20.3
2 cct, 2 x 330 mm2
40
3.6
2 cct, 1 Hawk
150
8.3
2 cct, 2 Zebra
60
13.5
2 cct, 2 x 330 mm2
120
10.9
2 cct, 1 Hawk
120
6.6
2 cct, 2 Zebra
70
15.8
2 cct, 2 Hawk
92
7.0
2 cct, 1 Hawk
120
6.6
2 cct, 1 Hawk
80
4.4
2 cct, 2 Hawk
40
3.1
2 cct, 2 Hawk
90
6.9
1672
204.9
Konduktor
COD
2011
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2014
2015
2015
2016
2017
2018
2019
Dari
Betung
Lahat
Lahat
Muara Enim
Bayung Lincir
Muara Enim
Muara Enim
Jumlah
Ke
Tegangan
Konduktor
Sungai Lilin
275 kV
Lumut Balai
275 kV
Muara Enim
275 kV
Gumawang
275 kV
Sungai Lilin
275 kV
Betung
275 kV
perbatasan Sumsel/Lampung 500 kV DC
2
2
2
2
2
2
2
cct, 2 Zebra
cct, 2 Zebra
cct, 2 Zebra
cct, 2 Zebra
cct, 2 Zebra
cct, 2 Zebra
cct 4 Falcon
Panjang
Biaya
(kms) (juta US$)
120
27,0
50
11,3
70
15,8
290
65,3
124
27,9
350
78,8
200
67,2
1204
293,2
COD
2014
2014
2014
2014
2014
2015
2016
Selain proyek-proyek transmisi yang tercantum dalam tabel A10.8 dan tabel A10.9
terdapat pula ruas transmisi 500 kV AC yang menghubungkan PLTU mulut tambang
Sumsel-8, Sumsel-9 dan Sumsel-10 ke GI 500 kV Muara Enim. Panjang dan rute
transmisi 500 kV tersebut akan ditentukan kemudian sesuai hasil lelang ketiga PLTU
mulut tambang tersebut.
Pengembangan Distribusi
Sesuai dengan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, diperlukan tambahan sebesar 1,03
juta pelanggan, dimana untuk mencapai rasio elektrifikasi 60% di tahun 2011 akan
disambung 233.400 pelanggan. Pada tahun-tahun selanjutnya akan disambung ratarata 88.700 pelanggan per tahun. Selaras dengan penambahan pelanggan,
diperlukan pembangunan JTM 5.152kms, JTR sekitar 5.306 kms dan tambahan
kapasitas trafo distribusi sekitar 675 MVA, seperti ditampilkan dalam Tabel A10.10.
Tabel A10.10. Rincian Pengembangan Distribusi
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah
JTM
kms
716
394
414
438
462
488
516
544
574
606
5.152
JTR
kms
721
396
421
447
475
504
535
567
602
638
5.306
365
Trafo
MVA
100
44
54
50
62
58
71
67
82
88
675
Pelanggan
233.427
102.644
116.372
116.204
88.735
83.599
73.059
69.997
70.865
76.896
1.031.799
A10.4. RINGKASAN
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan
kebutuhan investasi sampai tahun 2020 diperlihatkan pada Tabel A10.11.
Tabel A10.11. Rangkuman
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah
Energy
Sales
(Gwh)
3,089
3,460
3,845
4,273
4,758
5,157
5,589
6,054
6,599
7,188
50,012
Produksi
Energi
(Gwh)
3,383
3,781
4,196
4,648
5,160
5,576
6,027
6,513
7,081
7,696
54,063
Beban
Puncak
(MW)
630
698
769
845
931
998
1,070
1,147
1,238
1,335
9,661
Pembangkit
(MW)
366
347
110
106
567
635
600
300
110
620
400
3,795
GI
(MVA)
150
510
1,790
1,680
60
4,030
120
210
60
430
9,040
Transmisi Investasi
(kms) (juta US$)
120
256
169
1,289
512
320
80
40
90
0
2,876
372
124
301
1,253
1,178
1,305
445
306
1,073
604
6,961
LAMPIRAN A.11
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero)
DI PROVINSI BENGKULU
367
No.
1
2
3
4
5
Nama Pembangkit
PLTA Musi
PLTA Tes
PLTD Isolated
PLTD Isolated
PLTM Isolated
Bahan
Bakar
Pemilik
Air
Air
HSD
HSD
Air
PLN
PLN
PLN
Sewa
PLN
Kapasitas
Terpasang (MW)
210,0
17,6
17,6
8,8
1,6
Jumlah
255,6
Sales
(Gwh)
498
565
635
709
759
814
880
934
1.001
1.072
9,2%
Produksi
(Gwh)
564
638
716
796
849
908
978
1.034
1.106
1.180
8,9%
Beban Puncak
(MW)
107
120
133
146
154
162
172
181
192
204
7,8%
Pelanggan
284.722
311.088
335.351
369.793
381.756
400.938
415.084
431.919
449.019
465.835
6,7%
itu terdapat cadangan batubara sebesar 120 juta ton. Gambar A11.2 memperlihatkan
sebaran dan jumlah potensi energi tersebut.
Pengembangan Pembangkit
Untuk memenuhi kebutuhan sampai dengan tahun 2020, diperlukan tambahan
kapasitas pembangkit sebesar 367 MW di 5 lokasi dengan perincian seperti
ditampilkan pada Tabel A11.3.
Tabel A11.3. Pengembangan Pembangkit
No
1
2
3
4
5
Proyek
Ipuh
Muko Muko
Hululais (FTP2)
Simpang Aur (FTP2)
Kepahiyang
Jumlah
Jenis
Pemilik
PLTU
PLTU
PLTP
PLTA
PLTP
PLN
Swasta
PLN
Swasta
PLN
369
Kapasitas
(MW)
6
8
110
23
220
367
COD
2013
2013
2015
2015
2020
Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Kapasitas
(MVA)
30
120
30
30
30
240
COD
2012
2013
2015
2015
2017
1 Manna
2 Pekalongan
3 Pulau Baai
Jumlah
Kapasitas
(MVA)
150/20 kV
30
150/20 kV
30
150/20 kV
60
120
Tegangan
COD
2013
2013
2017
Pengembangan Transmisi
Untuk mengikuti perkembangan gardu induk dan pembangkit, dibutuhkan juga
pengembangan jaringan transmisi sepanjang 1.318 kms dengan biaya sebesar
US$ 95,4 juta. Rincian kegiatan terdapat pada Tabel A11.6.
Tabel A11.6. Pembangunan Transmisi
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Dari
Pagar Alam
Pekalongan
Kambang
Pekalongan
PLTA Simpang Aur 1
PLTA Simpang Aur 1
Pulau Baai
Manna
Muko-muko/Bantal/Ipoh
PLTP Kepahiyang
Jumlah
Ke
Konduktor
Tegangan
Manna
Pulo Baai
Muko-muko/Bantal/Ipoh
PLTP Hululais
Inc. 1 Pi (Pekalongan-P. Baai)
PLTA Simpang Aur 2
Arga Makmur
Bintuhan
Arga Makmur
Inc. 2 Pi (Pekalongan-P. Baai)
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
370
2
2
2
2
2
2
2
2
2
4
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
1 Hawk
2 Hawk
2 Hawk
2 Hawk
2 Hawk
1 Hawk
2 Hawk
1 Hawk
2 Hawk
2 Hawk
Panjang
Biaya
(kms) (juta US$)
96
5,3
90
6,9
220
16,8
120
9,2
20
1,5
12
0,7
180
13,7
140
7,8
360
27,5
80
6,1
1318
95,4
COD
2012
2013
2015
2015
2015
2015
2015
2017
2020
2020
Pengembangan Distribusi
Proyeksi penambahan pelanggan baru mendekati 221 ribu sambungan untuk kurun
waktu 2011-2020, dimana untuk meningkatkan rasio elektrifikasi menjadi 60% di
tahun 2011 akan disambung 40.147 pelanggan. Pada tahun-tahun selanjutnya akan
disambung rata-rata 20.100 pelanggan per tahun, dengan kebutuhan pertambahan
JTM sebanyak 2.115 kms, JTR sepanjang 2.301 kms dan penambahan kapasitas
gardu distribusi sebesar 140 MVA seperti pada Tabel A11.7.
Tabel A11.7. Rincian Pengembangan Distribusi
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah
JTM
kms
290
191
176
271
133
306
141
227
194
188
2.115
JTR
kms
316
208
191
295
144
333
153
247
211
204
2.301
Trafo
MVA
20
13
12
18
8
16
12
15
13
13
140
Pelanggan
40.147
26.366
24.262
34.442
11.963
19.182
14.146
16.836
17.100
16.816
221.260
A11.4. RINGKASAN
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan
kebutuhan investasi sampai tahun 2020 diperlihatkan pada Tabel A11.8.
371
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah
Energy
Sales
(Gwh)
498
565
635
709
759
814
880
934
1.001
1.072
7.867
Produksi
Energi
(Gwh)
564
638
716
796
849
908
978
1.034
1.106
1.180
8.768
Beban
Puncak
(MW)
107
120
133
146
154
162
172
181
192
204
1.571
Pembangkit
(MW)
372
0
0
14
0
133
0
0
0
0
220
367
GI
(MVA)
0
30
180
0
60
0
90
0
0
0
360
Transmisi Investasi
(kms) (juta US$)
0
96
90
0
552
0
140
0
0
440
1.318
13
17
56
17
269
21
25
19
18
406
862
LAMPIRAN A.12
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (Persero) DI
PROVINSI LAMPUNG
Beban puncak Lampung pada tahun 2010 adalah 482 MW dengan produksi energi
2.607 GWh.
Pembangkit yang berada di Provinsi Lampun ditunjukkan pada Tabel A12.1.
Tabel A12.1. Kapasitas Pembangkit per 2010
No
1
2
3
4
5
6
Daya
Pembangkit
Terpasang
(MW)
PLTA Besai #1,2
90
PLTA Batutegi #1,2
30
PLTU Tarahan #3,4
200
PLTD Tarahan #2,4
15
PLTD Teluk Betung #7,8,10
14
PLTD Tegineneng #1,2,3
28
Jumlah
377
374
Daya
Mampu
(MW)
89
28
200
12
11
20
361
Sales
(Gwh)
2.811
3.325
3.679
4.052
4.428
4.747
5.075
5.411
5.754
6.102
10,6%
Produksi
(Gwh)
3.106
3.637
3.989
4.361
4.746
5.077
5.416
5.762
6.124
6.491
9,6%
Beban Puncak
(MW)
569
660
717
776
837
887
938
989
1.041
1.094
8,2%
Pelanggan
1.274.206
1.429.388
1.578.181
1.731.411
1.874.733
1.968.260
2.064.353
2.163.074
2.264.491
2.368.673
8,7%
375
Area
Potency (Mwe)
Reserve (Mwe)
Speculative Hipothetic Possible Probable Proven
Regency
Way Umpu
Way Kanan
Danau Ranau Lampung Barat
Purunan
Lampung Barat
Gn. Sekincau
Lampung Barat
Bacingot
Lampung Barat
Suoh Antata
Lampung Barat
Pajar Bulan
Lampung Barat
Natar
Lampung selatan
Ulu Belu
Tanggamus
Lempasing
Lampung selatan
Way Ratai
Lampung selatan
Kalianda
Lampung selatan
Pmt. Belirang
Lampung selatan
Total Potency = 2,855 Mwe
100
25
225
100
25
225
225
925
185
100
163
156
194
40
838
222
130
300
380
40
1,072
37
37
110
110
No.
I
1
2
3
4
5
6
7
8
Lokasi
Mesuji Tulang bawang
Besai / Umpu
Giham Pukau
Giham Aringik
Tangkas
Campang Limau
Sinar Mulia
Way Abung
Way Umpu
II Seputih / Sekampung
1 Bumiayu
Kapasitas
(MW)
7.50
16.00
80.00
1.60
1.00
978.00
600.00
600.00
39.20
No.
III
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Lokasi
Semangka
Semangka Atas I
Semangka Atas II
Semangka Atas III
Semangka Bawah I
Semangka Bawah II
Semung I
Semung II
Semung III
Manula I
Manula II
Simpang Lunik I
Simpang Lunik II
Simpang Lunik III
Kapasitas
(MW)
26.8
23.2
28.2
35.5
40.4
23.8
38.7
11.6
5.7
8.4
6.1
3.8
3.9
Pengembangan Pembangkit
Untuk memenuhi kebutuhan sampai dengan tahun 2020, diperlukan tambahan
kapasitas pembangkit sekitar 1.301 MW dengan perincian seperti ditampilkan pada
Tabel A12.5.
376
Proyek
Jenis
Pemilik
Tarahan (FTP1)
Ulubelu #1,2
Tarahan #5,6
Pembangkit Peaker
Ulubelu #3,4 (FTP2)
Semangka
Rajabasa (FTP2)
Suoh Sekincau
Wai Ratai
Jumlah
PLTU
PLTP
PLTU
PLTG
PLTP
PLTA
PLTP
PLTP
PLTP
PLN
PLN
Sewa
PLN
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Swasta
Kapasitas
(MW)
200
110
240
200
110
56
220
110
55
1301
COD
2012
2012-13
2013
2014
2015
2016
2017
2018-19
2019
Tegangan
150/20 kV
70/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
377
Kapasitas
(MVA)
30
90
30
30
30
120
60
30
30
30
30
30
60
30
630
COD
2011
2012
2012
2014
2014
2015
2015
2015
2015
2015
2016
2016
2017
2019
Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Kapasitas
(MVA)
60
30
60
30
60
30
60
60
60
30
60
30
60
COD
No
2011
2012
2012
2012
2012
2012
2012
2013
2013
2013
2014
2014
2014
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Kapasitas
(MVA)
30
60
60
30
30
60
30
30
30
60
60
60
1170
COD
2015
2015
2016
2016
2018
2018
2019
2019
2019
2019
2020
2020
Pengembangan Transmisi
Pengembangan transmisi 150 kV dan 500 kV sampai dengan 2020 sepanjang
2.124 kms diperlihatkan pada Tabel A12.8.
Tabel A12.8 Pengembangan Transmisi 150 kV
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Dari
Bukit Kemuning (uprate)
PLTU Tarahan (FTP1)
Seputih Banyak
Ulubelu
Baturaja (uprate)
Menggala
Sutami (uprate)
Pagelaran (uprate)
Bukit Kemuning
Pagelaran
Gedon Tataan
Gumawang
Kalianda
Mesuji
Pagelaran
PLTP Ulubelu #3,4
Natar
Pakuan Ratu
PLTA Semangka
Kalianda
Langkapura
Besai
Liwa
Teluk Ratai
Jumlah
Ke
Konduktor
Tegangan
Kotabumi (uprate)
Inc. 2 Pi (New Tarahan-Kalianda)
Dipasena
Inc. 1 Pi (Batutegi-Pagelaran)
Bukit Kemuning (uprate)
Seputih Banyak
Natar (uprate)
Tegineneng (uprate)
Liwa
Kota Agung
Teluk Ratai
Mesuji
Ketapang
Dipasena
Gedong Tataan
Ulubelu
Jatiagung
Inc. 1 Pi (Menggala-Gumawang)
Kota Agung
PLTP Rajabasa
Inc. 2 Pi (Natar-Teluk Betung)
PLTP Suoh sekincau
Bengkunat
PLTP Wai Ratai
150 kV
150 kV
70 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
Panjang
Biaya
(kms) (juta US$)
68
9.0
1
0.2
120
9.2
40
3.1
96
12.8
120
27.0
30
4.0
30
4.0
80
4.4
80
4.4
60
3.3
160
12.2
90
20.3
152
11.6
60
4.6
20
1.1
16
35.5
1
0.2
60
3.3
40
3.1
2
0.1
38
2.1
120
6.6
40
2.2
1524
184.6
COD
2011
2011
2012
2012
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2015
2015
2015
2015
2015
2015
2016
2016
2016
2017
2017
2018
2019
2019
378
Pengembangan Distribusi
Sesuai dengan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, penambahan pelanggan baru
sampai dengan 2020 adalah 1.331 ribu pelanggan, dimana untuk mencapai rasio
elektrifikasi 60% di tahun 2011 akan disambung 236.225 pelanggan dan pada tahuntahun selanjutnya akan disambung rata-rata 121.600 pelanggan per tahun. Selaras
dengan penambahan pelanggan tersebut, diperlukan pembangunan JTM 2.409 kms,
JTR sekitar 2.268 kms dan tambahan kapasitas trafo distribusi sekitar 766 MVA,
seperti ditampilkan dalam Tabel A12.9.
Tabel A12.9. Pengembangan Distribusi
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah
JTM
kms
428
281
269
277
260
169
174
179
184
189
2.409
JTR
kms
403
264
254
261
244
159
164
168
173
178
2.268
Trafo
MVA
144
94
88
87
72
54
55
56
57
59
765
Pelanggan
236.225
155.182
148.793
153.230
143.322
93.527
96.093
98.721
101.417
104.182
1.330.692
A12.4. RINGKASAN
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan
kebutuhan investasi sampai tahun 2020 diberikan pada Tabel A12.10.
379
Energy
Sales
(Gwh)
2,811
3,325
3,679
4,052
4,428
4,747
5,075
5,411
5,754
6,102
45,384
Produksi
Energi
(Gwh)
3,106
3,637
3,989
4,361
4,746
5,077
5,416
5,762
6,124
6,491
48,709
Beban
Puncak
(MW)
569
660
717
776
837
887
938
989
1,041
1,094
8,507
Pembangkit
(MW)
380
0
255
295
200
110
56
220
55
110
0
1,301
GI
(MVA)
90
390
150
210
360
150
60
90
180
120
1,800
Transmisi Investasi
(kms) (juta US$)
69
160
276
160
542
677
42
38
160
0
2,124
67
443
184
168
380
367
524
173
321
44
2,671
LAMPIRAN A.13
RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN PT PLN (PERSERO)
DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT
Produksi
GWh
%
1003
67,9
21
1,4
61
4,1
19
1,3
55
3,7
15
1,0
63
4,3
22
1,5
22
1,5
109
7,4
88
5,9
1478
100,0
381
Beban
Faktor
Puncak (MW) Beban (%)
175
65,4
4
53,3
13
54,4
4
54,3
12
51,9
3
52,3
13
57,8
4
58,9
4
63,4
19
66,0
32
31,5
283
59,6
Pertumbuhan penjualan 5 tahun terakhir sangat tinggi, yaitu rata-rata 9,1% per tahun.
Penjualan tenaga listrik diserap oleh konsumen rumah tangga & sosial (61%),
konsumen komersil (28%), konsumen industri (5%) dan konsumen publik (6%).
Pada saat ini hampir 100% pasokan listrik di Kalimantan Barat bersumber dari
pembangkit berbahan bakar minyak. Kecukupan dan keandalan pasokan masih
relatif rendah karena umur beberapa mesin diesel sudah tua dan cadangan
pembangkitan tidak memadai.
Kapasitas pembangkit adalah 385 MW dengan daya mampu 339 MW seperti
diperlihatkan pada Tabel A13.2.
Tabel A13.2. Kapasitas Terpasang dan Daya Mampu Pembangkit per 2010
Sistem
Interkoneksi
Bengkayang
Sambas
Ngabang
Sanggau
Sekadau
Sintang
Putusibau
Nangapinoh
Ketapang
Tersebar
Total
Daya
Terpasang
(MW)
236
6
15
7
14
5
16
6
6
24
50
385
Daya
Mampu
(MW)
212
5
15
5
14
4
14
5
5
22
37
339
382
Tabel A13.3. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik (Sistem Interkoneksi dan Isolated)
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Growth
Sales
(Gwh)
1.406
1.559
1.713
1.869
2.030
2.205
2.394
2.599
2.820
3.060
9,0%
Produksi
(Gwh)
1.594
1.779
1.954
2.130
2.313
2.510
2.723
2.954
3.204
3.476
8,9%
Beban Puncak
(MW)
289
322
353
384
416
451
488
528
572
619
8,9%
Pelanggan
622.019
662.562
699.536
738.516
779.621
826.276
875.695
928.047
983.514
1.042.287
6,1%
Beban puncak sistem interkoneksi pada tahun 2011 adalah 186 MW, dan sejalan
dengan rencana pengembangan transmisi 150 kV hingga mengambil alih beban pada
sistem-sistem isolated (Sistem Sambas, Sanggau, Sekadau, Sintang, Nanga Pinoh,
Ngabang dan Ketapang) maka beban puncak grid 150 kV pada tahun 2020 menjadi
548 MW atau tumbuh rata-rata 12,7% per tahun. Sedangkan sistem-sistem isolated
kecil lainnya masih tetap beroperasi isolated.
Pengembangan Pembangkit
Kebutuhan tenaga listrik sampai dengan tahun 2020 dipenuhi dengan
mengembangkan kapasitas pembangkit di sistem interkoneksi dan sistem-sistem
isolated sebagaimana ditampilkan pada Tabel A13.4.
Tabel A13.4. Pengembangan Pembangkit
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Proyek
Riam Badau
Ketapang (IPP)
Putussibau (FTP2)
Sanggau
Sintang
Ketapang (FTP2)
Nanga pinoh
Pantai Kura-Kura (FTP1)
Parit Baru (FTP1)
Parit Baru-Loan China (FTP2)
Pontianak-3
Kalbar-1
Nanga pinoh
Kalbar-2
Pontianak-2
Jumlah
Jenis
Pemilik
PLTM
PLTU
PLTGB
PLTU
PLTU
PLTU
PLTGB
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTA
PLTU
PLTU
PLN
Swasta
Swasta
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
PLN
Swasta
PLN
PLN
PLN
Swasta
Kapasitas
(MW)
0.2
14
8
14
21
20
6
55
100
100
50
100
98
100
50
736
COD
2011
2012
2012
2012-13
2012-13
2013
2013
2013
2013
2014-15
2015
2016-17
2017-18
2019-20
2019-20
Sebagai bagian dari rencana penyediaan tenaga listrik di Provinsi Kalimantan Barat,
PLN berencana membeli tenaga listrik dari Sarawak melalui transmisi interkoneksi
275 kV antar negara yang berkapasitas lebih dari 200 MW. PLN bermaksud
mengimpor tenaga listrik baseload sebesar 50 MW dan peakload sebesar hingga 180
MW. Dengan pola transfer energi seperti ini PLN akan terhindar dari membakar BBM
untuk pembangkit beban puncak. Adanya rencana impor baseload sebesar 50 MW
adalah untuk mengurangi ketidakpastian penyediaan pembangkit baseload di sistem
Kalimantan Barat.
Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk (GI)
Pengembangan GI
Di Provinsi Kalimantan Barat akan dibangun 15 buah GI 150 kV baru dan
pengembangan trafo GI existing sebesar 930 MVA. Selain itu akan dibangun pula GI
275 kV sebagai simpul interkoneksi antara Kalimantan Barat dan Serawak. Rencana
pembangunan GI diberikan pada Tabel A13.5 dan Tabel A13.6.
384
Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
275/150 kV
Kapasitas
(MVA)
30
30
30
30
30
30
30
30
60
30
30
30
30
60
30
250
760
COD
2011
2011
2012
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2016
2016
2016
2016
2017
2020
2013
Tegangan
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
150/20 kV
Kapasitas
(MVA)
120
30
60
30
30
30
30
60
30
420
COD
2012
2014
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Pengembangan Transmisi
Pengembangan jaringan transmisi sampai dengan tahun 2020 di Kalimantan Barat
adalah seperti terlihat pada Tabel A13.7.
385
Dari
Parit Baru
PLTU Kura-Kura
Sei Raya
Singkawang
Bengkayang
Ngabang
PLTU Parit Baru (IPP)
Siantan
Singkawang
Sanggau
Sintang
Tayan
Nanga Pinoh
Sandai
Sintang
Sukadana
Ketapang
Sintang
Bengkayang
Jumlah
Ke
Tegangan
Kota Baru
Inc. 2 pi (Singkawang-Mempawah)
Kota Baru
Sambas
Ngabang
Tayan
Parit Baru
Tayan
Bengkayang
Sekadau
Sekadau
Sanggau
Kota Baru 2
Tayan
Nanga Pinoh
Sandai
Sukadana
Putusibau
Perbatasan
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
150 kV
275 kV
Konduktor
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
cct,
1 Hawk
1 Hawk
1 Hawk
1 Hawk
2 Hawk
2 Hawk
1 Hawk
2 Hawk
2 Hawk
1 Hawk
1 Hawk
1 Hawk
1 Hawk
2 Hawk
1 Hawk
2 Hawk
2 Hawk
2 Hawk
2 Zebra
Panjang
Biaya
(kms) (juta US$)
40
2,2
40
2,2
32
1,8
126
7,0
180
10,0
110
6,1
6
0,3
184
10,2
120
6,6
100
5,5
180
10,0
180
10,0
180
10,0
300
22,9
180
10,0
180
13,7
200
15,3
300
22,9
180
28,4
2818
195,0
COD
2011
2011
2011
2012
2013
2013
2013
2013
2013
2014
2014
2014
2016
2016
2016
2016
2017
2020
2013
Untuk mewujudkan interkoneksi antara Kalimantan Barat dan Sarawak tersebut, PLN
berencana membangun transmisi 275 kV sepanjang 180 kms dari GI Bengkayang ke
perbatasan negara dan trafo IBT berkapasitas 250 MVA.
Pengembangan kelistrikan Kalimantan Barat dapat dilihat pada Gambar A13.1.
386
The image cannot be displayed. Your computer may not have enough
RENCANA
PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN
memory to open the image, or the image may have been corrupted. Restart
your computer,
and then open theBARAT
file again. If 2011
the red x still
appears, you
KALIMANTAN
- 2020
SERIKIN
JAGOI BABANG
BATU KAYA
GI. NGABANG
Thn2013
55 km
GI. SIANTAN
GI. TAYAN
GI. SEI RAYA Thn2013
GI. KOTA BARU
Thn 2011
PLTU TAYAN (IPP);2 X 25
MW (2015)
BADAU
ENTIKONG
GI & GITET. BENGKAYANG
Thn 2013
KUCHING
GI MAMBONG (MATANG)
TEBEDU
GI. SINGKAWANG
Thn 2009
BIAWAK
GI. SAMBAS
Thn2013
GI SANGGAU
Thn 2014
GI. SINTANG
Thn 2014
GI. SEKADAU
Thn 2014
PLTU SANGGAU (PLN); 2 X
7 MW (2012)
GI. K0TA
BARU22017
GI. SUKADANA
Thn 2017
GI. SANDAI
Thn 2017
GI.GI
KUALA
KURUN
Kuala
Kurun
GI. KETAPANG
Thn 2017
KETERANGAN :
Gardu Induk 275 kV Rencana
Transmisi 275 kV Rencana
Transmisi 150 kV Eksisting
Transmisi 150 kV Rencana
Gardu Induk 150 kV Eksisting
Gardu Induk 150 kV Rencana
PLTU Rencana
PLTMH Rencana
Listrik Perbatasan Eksisting
Listrik Perbatasan Rencana
Pengembangan Distribusi
Sesuai dengan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, diperlukan tambahan pelanggan
sebanyak 46.400 sambungan per tahun. Selaras dengan penambahan pelanggan
tersebut diperlukan pembangunan JTM 1.380 kms, JTR sekitar 3.944 kms dan
tambahan kapasitas trafo distribusi 540 MVA sampai dengan tahun 2020 seperti
ditampilkan dalam Tabel A13.8.
387
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah
JTM
kms
138
120
109
115
122
138
146
155
164
174
1.381
JTR
kms
394
343
312
329
347
394
418
442
469
497
3.944
Trafo
MVA
51
53
46
43
50
53
56
59
62
66
540
Pelanggan
44.189
40.543
36.973
38.980
41.105
46.655
49.419
52.353
55.467
58.773
464.457
388
A13.5. RINGKASAN
Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan
kebutuhan investasi sampai tahun 2020 diberikan pada Tabel A13.9.
Tabel A13.9. Rangkuman
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Jumlah
Energy
Sales
(Gwh)
1,406
1,559
1,713
1,869
2,030
2,205
2,394
2,599
2,820
3,060
21,656
Produksi
Energi
(Gwh)
1,594
1,779
1,954
2,130
2,313
2,510
2,723
2,954
3,204
3,476
24,635
Beban
Puncak
(MW)
289
322
353
384
416
451
488
528
572
619
4,424
Pembangkit
(MW)
389
0
43
195
50
100
50
99
49
75
75
736
GI
(MVA)
60
150
340
210
30
150
90
30
60
60
1,180
Transmisi Investasi
(kms) (juta US$)
112
126
780
460
0
840
200
0
0
300
2,818
38
132
457
151
191
182
211
120
153
191
1,825
LAM
MPIRAN A14
390
LAMP
PIRAN A14.1
A
NERA
ACA DAY
YA SISTE
EM ISOLA
ATED
PRO
OVINSI AC
CEH
391
Unit
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Kebutuhan
Produksi Energi
GWh
Beban Puncak
MW
3.7
3.8
4.0
4.2
4.4
4.5
4.7
4.9
5.1
5.2
64.9
65.2
65.5
65.7
66.0
66.2
66.4
66.6
66.8
67.0
Load Faktor
20.8
21.9
23.0
24.1
25.2
26.3
27.4
28.5
29.6
30.7
Pasokan
Kapasitas Terpasang
MW
Derating Kapasitas
Pembangkit PLN
7 4
7.4
74
7.4
41
4.1
41
4.1
41
4.1
4 1
4.1
41
4.1
41
4.1
4 1
4.1
41
4.1
0.7
0.7
0.4
0.4
0.4
0.4
0.4
0.4
0.4
0.4
6.68
6.68
3.71
3.71
3.71
3.71
3.71
3.71
3.71
3.71
392
Marcedes MTU
0.18
PLTD
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
0.2
Marcedes MTU
0.36
PLTD
0.7
0.7
0.7
0.7
0.7
0.7
0.7
0.7
0.7
0.7
Caterpillar
0.87
PLTD
0.9
0.9
0.9
0.9
0.9
0.9
0.9
0.9
0.9
0.9
Caterpillar
0.92
PLTD
0.9
0.9
0.9
0.9
0.9
0.9
0.9
0.9
0.9
0.9
Caterpillar
1.44
PLTD
1.4
1.4
1.4
1.4
1.4
1.4
1.4
1.4
1.4
1.4
PLTD Sewa
Sewa Diesel
2.00
PLTD
2.0
2.0
Genset BPKS
1 30
1.30
PLTD
1 3
1.3
13
1.3
Tambahan Pembangkit
PLN
Sabang (FTP2)
2 PLTGB
IPP
Lho Pria Laot
PLTP
Jaboi (FTP2)
PLTP
Jumlah Kapasitas
MW
6.7
6.7
11.7
11.7
11.7
11.7
18.7
18.7
28.7
28.7
Cadangan
MW
2.4
2.4
5.4
5.4
5.4
5.4
7.5
7.5
7.5
7.5
Pemeliharaan
1.4
1.4
4.0
4.0
4.0
4.0
4.0
4.0
4.0
4.0
Operasi
1.0
1.0
1.4
1.4
1.4
1.4
3.5
3.5
3.5
3.5
0 6
0.6
0 4
0.4
2 3
2.3
2 1
2.1
1 9
1.9
1 7
1.7
6 5
6.5
6 3
6.3
16 2
16.2
16 0
16.0
S
Surplus/Defisit
l /D fi i
MW
7
10
Unit
2011
2012
2013
2014
2015
2016
Kebutuhan
Produksi Energi
GWh
42,8
45,0
Beban Puncak
MW
8,7
9,1
56,2
56,7
MW
23,3
23,3
Derating Capacity
1,2
1,2
Pembangkit PLN
22,1
22,1
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
PLTD Suak
0,67
PLTD
1,3
1,3
Merrless
0,95
PLTD
1,0
1,0
MAK
2,39
PLTD
4,8
4,8
393
SWD 6 FG
MTU
0,99
PLTD
3,0
3,0
Cummins
0,72
PLTD
0,7
0,7
Caterpillar
p
0,92
,
PLTD
0,9
,
0,9
,
Caterpillar
0,45
PLTD
0,5
0,5
Caterpillar
0,23
PLTD
0,2
0,2
PLTD
9,0
9,0
PLTD
2,0
2,0
Jumlah Kapasitas
MW
22,1
22,1
Cadangan
MW
6,9
6,9
Pemeliharaan
4,5
4,5
Operasi
2,4
2,4
6 5
6,5
6 2
6,2
Surplus/Defisit
2,00
MW
2017
2018
2019
2020
Unit
2011
2012
Produksi Energi
GWh
31,1
32,5
Beban Puncak
MW
5,9
6,2
59 8
59,8
60 2
60,2
2013
2014
2015
2016
Kebutuhan
L dF
Load
Faktor
k
Pasokan
Kapasitas Terpasang
MW
Derating Kapasitas
Pembangkit PLN
10,4
6,4
0,6
0,6
9,73
5,73
PLTD Tapaktuan
MTU 12V 4000
PLTD
2,0
2,0
SWD 6FG
0,7
PLTD
0,7
0,7
SWD 9F
1,1
PLTD
2,2
2,2
0,7
PLTD
1,5
1,5
PLTD
4,0
394
1,0
Sewa
Sewa Diesel
Tambahan Kapasitas
PLN
Tapaktuan
7,0
PLTU
Jumlah Kapasitas
MW
Cadangan
MW
14,0
9,7
19,7
2,1
8,1
Pemeliharaan
1,1
7,0
Operasi
1,0
1,1
1 7
1,7
5 5
5,5
S
Surplus/Defisit
l /D fi i
MW
2017
2018
2019
2020
Unit
2011
2012
2013
2014
2015
2016
Kebutuhan
Produksi Energi
GWh
55,8
Beban Puncak
MW
11,9
12,8
53,3
53,8
Load Faktor
60,2
Pasokan
Kapasitas Terpasang
MW
14,7
14,7
Derating Capacity
2,2
1,9
Pembangkit PLN
12,5
12,8
PLTD Rimo
PLTD
,
4,5
395
PLTD Singkil
PLTD
0,0
PLTD
1,2
PLTD Sewa
PLTD
9,0
Tambahan Pembangkit
PLN
Singkil
3,0
PLTGB
6,0
1,4
10
1
1
PLTU
PLTB
1,0
1,0
9,0
Jumlah Kapasitas
MW
14,5
23,8
Cadangan
MW
1,9
1,9
Pemeliharaan
1,0
1,0
Operasi
0,9
0,9
0,6
,
9,1
,
p
f
Surplus/Defisit
MW
2017
2018
2019
2020
Unit
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
Kebutuhan
Produksi Energi
GWh
49,2
Beban Puncak
MW
10,3
10,8
54,6
55,4
MW
14,3
14,8
Load Faktor
52,6
Rencana tahun 2013 masuk Grid 150 kV
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
0,7
0,7
Pembangkit PLN
13,62
14,10
2,6
,
2,6
,
PLTD Kuning
MTU
,
0,85
PLTD
396
SWD 6TM
1,96
PLTD
2,0
2,0
SWD 8FG
0,64
PLTD
0,6
0,6
Cummins
0,85
PLTD
1,7
1,7
0,75
PLTD
1,5
1,5
PLTD
5,0
5,0
1,0
1,5
PLTM Sepakat
Turbin WKC
PLTD Sewa
Rental genset HSD
Suplai dari 20 kV Sistem Sumut
Tambahan Pembangkit
IPP
Lawe Mamas
30
PLTA
50
Jumlah Kapasitas
MW
13,6
14,1
Cadangan
MW
2,8
2,8
Pemeliharaan
2,0
2,0
Operasi
0,9
0,9
0,5
0,4
Surplus/Defisit
MW
2019
2020
Unit
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
Kebutuhan
Produksi Energi
GWh
14,9
15,8
16,7
17,6
Beban Puncak
MW
3,9
4,2
4,4
4,6
43,3
43,3
43,4
43,4
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
MW
5,6
5,6
5,6
5,6
Derating Capacity
MW
0,6
0,6
0,6
0,6
Pembangkit PLN
MW
5,1
5,1
5,1
5,1
PLTD Rema
MW
3,6
,
3,6
,
3,6
,
3,6
,
PLTD
2,0
2,0
PLTD
1,4
PLTM
PLTM
0,2
J l h Kapasitas
Jumlah
K
it
MW
6 7
6,7
7 0
7,0
7 0
7,0
7 0
7,0
Cadangan
MW
1,8
1,8
1,8
1,8
1,0
1,0
1,0
1,0
Sewa
397
2,0
2,0
Tambahan Pembangkit
PLN
Rel. dari PLTD L. Bata
0,7
Beli Energi
Rerebe
Putri Betung
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
MW
0,3
0,8
0,8
0,8
0,8
0,9
1,0
0,8
0,5
2019
2020
Unit
2011
2012
2013
2014
2015
2016
Kebutuhan
Produksi Energi
GWh
57,3
60,4
Beban Puncak
MW
18,0
18,9
36,3
36,5
Kapasitas Terpasang
MW
24,0
24,0
Derating Capacity
MW
2,4
2,4
21,6
21,6
Load Faktor
Pasokan
Pembangkit PLN
398
PLTD Ayangan
PLTD
9,1
9,1
PLTD Janarata
PLTD
0,3
0,3
PLTD
0,4
0,4
PLTMH
0,6
0,6
PLTMH Angkup
PLTD Sewa
PLTD
6,0
7,5
6,0
7,5
Tambahan Pembangkit
PLN
Peusangan
43
PLTA
88,0
0,5
PLTMH
1,5
Jumlah Kapasitas
MW
23,1
23,1
Cadangan
MW
4,2
4,2
2,8
2,8
IPP/Beli Energi
KERPAP
Pemeliharaan
Operasi
S
Surplus/Defisit
l /D fi it
MW
1,4
1,4
0 9
0,9
0 0
0,0
2017
2018
2019
2020
Unit
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Kebutuhan
Produksi Energi
GWh
18,4
19,5
20,7
21,9
23,0
24,2
25,4
26,5
27,7
28,9
Beban Puncak
MW
3,3
3,5
3,7
3,9
4,1
4,3
4,5
4,8
5,0
5,2
63,9
63,8
63,8
63,8
63,8
63,7
63,7
63,7
63,7
63,7
MW
7,0
7,0
5,0
5,0
5,0
5,0
5,0
5,0
5,0
5,0
Derating Capacity
0,7
0,7
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
Pembangkit PLN
6,33
6,33
4,53
4,53
4,53
4,53
4,53
4,53
4,53
4,53
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
PLTD Lasikin
399
MTU
0,36
PLTD
0,4
0,4
0,4
0,4
0,4
0,4
0,4
0,4
0,4
0,4
MTU
0,48
PLTD
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
MTU
0,58
PLTD
0,6
0,6
0,6
0,6
0,6
0,6
0,6
0,6
0,6
0,6
Caterpillar
0,58
PLTD
0,6
0,6
0,6
0,6
0,6
0,6
0,6
0,6
0,6
0,6
Caterpillar
0,87
PLTD
0,87
0,87
0,87
0,87
0,87
0,87
0,87
0,87
0,87
0,87
Wartsilla
1,08
PLTD
2,16
2,16
2,16
2,16
2,16
2,16
2,16
2,16
2,16
2,16
PLTD
2,0
2,0
PLTD Sewa
S
Rental genset HSD
Tambahan Pembangkit
PLN
Aie Tajun
PLTGB
60
6,0
Jumlah Kapasitas
MW
6,3
6,3
10,5
10,5
10,5
10,5
10,5
10,5
10,5
10,5
Cadangan
MW
1,9
2,2
4,1
4,1
4,1
4,1
4,1
4,1
4,1
4,1
1,1
1,1
3,0
3,0
3,0
3,0
3,0
3,0
3,0
3,0
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
MW
0,9
1,1
1,1
1,1
1,1
1,1
1,1
1,1
1,1
1,1
1,1
0,7
2,7
2,5
2,3
2,1
1,9
1,7
1,5
1,3
Unit
2011
2012
2013
2014
2015
2016
Kebutuhan
Produksi Energi
GWh
124
Beban Puncak
MW
29,4
47,9
Kapasitas Terpasang
MW
50,1
Derating
MW
5,0
Load Faktor
Pasokan
Pembangkit PLN
45,1
400
Seunebok
PLTD
19,2
Calang
PLTD
1,2
Lamno
PLTD
2,3
Teunom
PLTD
1,5
Alue Bilie
PLTD
Jeuram
PLTD
1,8
Sewa
PLTD
16,0
Media Group
PLTU
8,0
Tambahan Pembangkit
PLN
Nagan
PLTU
220
Jumlah Kapasitas
MW
45,1
Cadangan
MW
6,7
Pemeliharaan
3,6
Operasi
3,1
Surplus/Defisit
MW
9,0
2017
2018
2019
2020
LAMP
PIRAN A14.2
A
NERA
ACA DAY
YA SISTE
EM ISOLA
ATED
PRO
OVINSI SUMATE
S
ERA UTA
ARA
401
402
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Kapasitas
Pembangkit PLN
PLTD Gunung Sitoli
Deutz
0,56
Deutz KHD
1,22
Cummins
1,01
Deutz MWM
1,53
PLTD Teluk Dalam
Cummins
1,01
MTU
1,10
Daihatsu
0,75
Daihatsu
0,53
PLTD Sewa
Gunung Sitoli
Teluk Dalam
Tambahan Pembangkit
PLN
Nias
IPP
Nias (FTP2)
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit (N-1)
Unit
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
GWh
%
MW
54,5
44,3
14,0
58,0
43,6
15,2
61,5
43,0
16,3
65,1
42,8
17,3
68,8
42,7
18,4
72,7
42,9
19,3
77,1
43,2
20,4
81,8
43,3
21,5
86,8
43,5
22,8
92,0
43,7
24,0
97,6
43,9
25,4
MW
MW
23,6
7,6
23,6
7,6
23,6
7,6
23,6
7,6
15,6
7,6
15,6
7,6
15,6
7,6
15,6
7,6
15,6
7,6
15,6
7,6
15,6
7,6
2
2
4
3
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
1,1
2,4
4,0
4,6
1,1
2,4
4,0
4,6
1,1
2,4
4,0
4,6
1,1
2,4
4,0
4,6
1,1
2,4
4,0
4,6
1,1
2,4
4,0
4,6
1,1
2,4
4,0
4,6
1,1
2,4
4,0
4,6
1,1
2,4
4,0
4,6
1,1
2,4
4,0
4,6
1,1
2,4
4,0
4,6
1
1
1
1
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
1,0
1,1
0,8
0,5
1,0
1,1
0,8
0,5
1,0
1,1
0,8
0,5
1,0
1,1
0,8
0,5
1,0
1,1
0,8
0,5
1,0
1,1
0,8
0,5
1,0
1,1
0,8
0,5
1,0
1,1
0,8
0,5
1,0
1,1
0,8
0,5
1,0
1,1
0,8
0,5
1,0
1,1
0,8
0,5
PLTD
PLTD
5,0
3,0
5,0
3,0
5,0
3,0
5,0
3,0
7,0
37,0
8,5
7,0
1,5
9,2
37,0
8,5
7,0
1,5
8,1
37,0
11,0
7,0
4,0
4,5
37,0
11,0
7,0
4,0
3,2
37,0
11,0
7,0
4,0
2,0
37,0
11,0
7,0
4,0
0,6
PLTGB
PLTU
MW
MW
MW
8,0
24,0
2,6
1,5
1,1
7,4
24,0
2,6
1,5
1,1
6,2
24,0
2,6
1,5
1,1
5,1
24,0
2,6
1,5
1,1
4,1
14,0
30,0
8,5
7,0
1,5
3,1
LAMP
PIRAN A14.3
A
NERA
ACA DAY
YA SISTE
EM ISOLA
ATED
PRO
OVINSI RIAU
R
403
Unit
2011
2012
2013
GWh
%
MW
25,5
77,7
3,8
28,9
77,9
4,2
32,6
78,1
4,8
MW
MW
0,79
0,17
0,79
0,18
0,79
0,20
0,60
0,59
6,0
3,0
6,0
3,0
404
0,79
PLTD
0,62
1,00
3,00
3,00
3
2
1
PLTD
PLTU
PLTD
4,0
Tambahan Pembangkit
MTU (Pemda)
0,60
PLTD
0,6
2014
2015
2016
2017
2018
35,8
78,2
5,2
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
MW
MW
MW
5,2
1,3
0,8
0,5
0,1
10,2
3,8
3,0
0,8
2,1
10,2
3,8
3,0
0,8
1,6
2019
2020
405
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Deutz
Deutz
Yamar
Sewa Pembangkit
Sewa Genset MFO
Sewa Mesin 1 (HSD)
Sewa Mesin 2 (HSD)
Unit
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
110,4
69,9
18,0
119,8
69,9
19,6
129,4
69,9
21,1
139,5
69,9
22,8
150,8
69,9
24,6
GWh
%
MW
72,4
70,5
11,7
82,0
70,2
13,3
92,6
70,1
15,1
101,5
70,0
16,6
MW
MW
18,72
1,98
16,72
2,05
10,72
2,12
10,72
2,18
1,20
0,56
0,60
2
1
2
PLTD
PLTD
PLTD
1,51
0,20
1,03
1,47
0,19
1,01
1,44
0,19
0,98
1,40
0,18
0,96
6,0
1,0
1,0
1
3
6
PLTD
6,0
8,0
6,0
6,0
6,0
2
2
PLTU
PLTGB
Tambahan Pembangkit
PLN
Bengkalis (FTP1)
10
Bengkalis PLTGB
3
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
2011
2020
164,7
70,0
26,9
6,0
MW
MW
MW
20,0
12,0
16,7
1,8
1,2
06
0,6
3,2
14,7
1,8
1,2
06
0,6
-0,5
28,6
11,2
10,0
12
1,2
2,3
28,5
11,2
10,0
12
1,2
0,8
32,0
11,5
10,0
15
1,5
2,5
6,0
32,0
11,5
10,0
15
1,5
0,9
38,0
11,5
10,0
15
1,5
5,4
6,0
38,0
11,5
10,0
15
1,5
3,7
44,0
11,5
10,0
15
1,5
7,9
44,0
11,5
10,0
15
1,5
5,6
406
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
BWSC
Deutz
Sewa Pembangkit
Sewa Genset MFO
Sewa Mesin (HSD)
Tambahan Pembangkit
PLN
Selat Panjang
Sewa
PLTG
Project IPP
Selat Panjang Baru #1,2
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Unit
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
GWh
%
MW
47,2
66,5
8,1
53,5
66,6
9,2
60,4
66,8
10,3
66,1
66,9
11,3
71,9
67,1
12,2
78,1
67,2
13,3
84,3
67,4
14,3
90,9
67,5
15,4
98,3
67,7
16,6
107,3
67,8
18,1
MW
MW
4,4
1,5
4,4
1,6
4,4
1,7
4,4
1,7
4,4
1,8
4,4
1,9
4,4
1,9
4,4
2,0
4,4
2,1
4,4
2,1
1,2
1,5
1,1
1,5
1,1
1,4
1,1
1,4
1,1
1,3
1,0
1,3
1,0
1,3
35,3
17,0
17
0
10,0
7,0
1,8
35,3
17,0
17
0
10,0
7,0
0,2
1,0
1,2
2
2
PLTD
PLTD
1,3
1,6
1,2
1,6
1,2
1,5
2
1
3
3
PLTD
PLTD
6
6
6
6
6
6
PLTGB
PLTG
10
PLTU
MW
MW
MW
14
14,9
22
2,2
1,2
1,0
4,6
30,8
11,2
11
2
10,0
1,2
10,4
30,7
11,2
11
2
10,0
1,2
9,2
32,7
17,0
17
0
10,0
7,0
4,4
32,6
17,0
17
0
10,0
7,0
3,4
32,5
17,0
17
0
10,0
7,0
2,3
32,5
17,0
17
0
10,0
7,0
1,2
35,4
17,0
17
0
10,0
7,0
3,0
407
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating kapasitas
Pembangkit PLN
Deutz BA 12M 816
Deutz KHD BV 8M
Mitsubishi
Pembangkit Sewa
Sewa HSD
Sewa Mesin Pemda
PLTGB
Unit
2011
2012
2013
GWh
%
MW
31,2
55,3
6,4
35,3
55,5
7,3
39,9
55,6
8,2
MW
MW
2,8
1,2
2,8
1,2
2,8
1,3
0,5
1,2
0,6
2
1
1
PLTD
PLTD
PLTD
0,43
0,83
0,40
0,42
0,81
0,39
0,41
0,79
0,38
2,0
0,8
2,5
1
3
2
PLTD
PLTD
PLTGB
2,0
2,4
5,0
2,0
2,4
5,0
2,0
2,4
5,0
2014
2015
2016
2017
2018
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
MW
MW
MW
MW
MW
11,1
11
1
1,8
1,2
0,6
2,8
11,0
11
0
1,8
1,2
0,6
1,9
11,0
11
0
1,8
1,2
0,6
1,0
2019
2020
408
Pasokan/Kebutuhan
K b t h
Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
PLTD Air Molek
PLTD Danau Raja
Pembangkit Pemda
MTU 12V 2000G 62
MTU 16V 2000G 62
Project Sewa
Sewa Diesel1
Sewa Diesel2
Sewa Diesel3
Unit
2011
GWh
%
MW
84,3
63,0
15,3
MW
MW
8,9
34
3,4
2012
2013
2014
2015
2016
2017
95,5
63,1
17,3
3,4
2,2
0,63
0,64
0
64
2
4
PLTD
PLTD
1,3
26
2,6
1,00
1,00
1,00
2
2
5
PLTD
PLTD
PLTD
2,0
2,0
5,0
Tambahan Pembangkit
PLN
Rengat
10
PLTG
IPP
IPP Kemitraan
PLTU
7,00
2,0
2,0
5,0
20,0
14,0
Disuplai dari Grid 150 kV SIS- Tahun 2013
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
MW
MW
MW
18,3
2,2
1,2
1,0
0,9
29,0
11,2
10,0
1,2
0,5
2018
2019
2020
409
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
SWD
0,34
Deutz KHD BV 8M
1,20
Yanmar
0,27
Yanmar
0,60
Pembangkit Pemda
Komatsu
0,40
Relokasi Ex Tlk Kuantan
PLTD
0,26
Pembangkit Sewa
Sewa Mesin2 (HSD)
3,00
Sewa Mesin3 (HSD)
0,80
Sewa genset (MFO)
Tambahan Pembangkit
PLN
Tembilahan
Unit
2011
2012
2013
2014
GWh
%
MW
61,4
59,5
11,8
69,6
59,6
13,3
78,6
59,8
15,0
86,1
59,9
16,4
MW
MW
7,79
1,59
7,79
1,69
7,79
1,79
7,79
1,89
3
1
2
4
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
0,51
1,80
0,19
1,58
0,50
1,76
0,18
1,54
0,49
1,71
0,18
1,50
0,48
1,67
0,17
1,46
PLTD
1,6
1,6
1,6
1,6
PLTD
0,5
0,5
0,5
0,5
1
1
PLTD
PLTD
PLTD
3,0
0,8
6,0
3,0
0,8
6,0
6,0
6,0
PLTU
2015
2016
2017
2018
14,00
Di pasok dari grid 150 kV, Tahun 2015
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
MW
MW
MW
16,0
1,7
1,2
0,5
2,5
15,9
1,7
1,2
0,5
0,9
26,0
8,2
7,0
1,2
2,8
25,9
8,2
7,0
1,2
1,3
2019
2020
Unit
GWh
%
MW
MW
MW
2011
5,1
50,2
1,2
1,6
0,77
2012
5,8
50,4
1,3
1,6
0,77
410
0,60
0,36
2
1
PLTD
PLTD
0,83
0,2
0,81
PLTD
2,0
3,0
MW
MW
2,8
0,6
0,6
0,0
1,0
3,8
1,6
1,0
0,6
0,9
2013
6,6
50,5
1,5
1,6
0,77
0,79
2014
7,2
50,6
1,6
1,6
0,77
0,79
2015
7,8
50,7
1,8
1,6
0,77
0,79
2016
8,5
50,8
1,9
1,6
0,77
0,79
Tambahan Pembangkit
PLN
Di pasok dari grid 150 kV, Tahun 2013
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
MW
2017
9,2
50,9
2,1
1,6
0,77
0,79
2018
9,9
51,0
2,2
1,6
0,77
0,79
2019
10,7
51,2
2,4
1,6
0,77
0,79
2020
11,6
51,3
2,6
1,6
0,77
0,79
LAMP
PIRAN A14.4
A
NERA
ACA DAY
YA SISTE
EM ISOLA
ATED
PR
ROVINSI KEPULA
AUAN RIA
AU
411
412
Unit
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
GWh
%
MW
286,6
69,3
47,2
318,3
69,0
52,7
524,1
69,8
85,7
582,9
72,4
91,9
749,4
74,8
114,4
819,8
76,9
121,7
886,1
78,1
129,5
948,9
78,6
137,9
MW
MW
40,9
10,6
40,9
10,6
40,9
10,7
Pembangkit PLN
PLTD Tanjung Pinang
PLTD Tanjung Uban
Pembangkit Sewa Tanjung Uban
PLTD
PLTD
PLTD
27,9
1,2
8,0
27,9
1,2
8,0
27,9
1,2
8,0
Tambahan
T
b h Pembangkit
P b
kit
SEWA
Sewa PLTU PT Cap.Tur
PLTU
30
PLN
Tanjung Uban
Tanjung Pinang 3
PLTU
PLTU
IPP
Tanjung Pinang 1 (TLB)
Tanjung Pinang 2 (FTP2)
PLTU
PLTU
MW
MW
Jumlah Kapasitas
Reserve Margin
MW
%
2019
2020
1.010,3
78,6
146,8
1.077,2
78,6
156,4
15
15
30
30
68
45
68
30
10
40
10
125
46
134
46
10
174
52
10
174
43
10
10
184
42
194
41
209
42
234
50
413
Unit
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
GWh
%
MW
257,1
69,2
42,4
284,6
68,9
47,2
318,3
69,6
52,2
363,8
72,2
57,5
413,8
74,6
63,4
467,4
76,7
69,6
520,0
77,9
76,2
571,3
78,4
83,2
623,2
78,5
90,6
680,2
78,8
98,5
MW
MW
38,9
,
11,2
38,9
,
11,9
38,9
,
11,9
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
8,2
1,8
8,0
9,8
8,0
1,7
7,8
9,5
Tambahan Pembangkit
SEWA
Sewa PLTU PT CTI
PLTU
30,0
PLN
PLTU Tanjug Pinang III
PLTU
IPP
Tanjung Pinang I (TLB)
Tanjung Pinang II (FTP2)
PLTU
PLTU
30,0
30,0
30,0
30
MW
MW
MW
MW
MW
61,7
16,0
15,0
1,0
33
3,3
61,0
16,0
15,0
1,0
-2,2
22
414
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating kapasitas
Pembangkit PLN
Manufacture
MWM
Perkins
Deutz
Volvo
Pembangkit Sewa
Sewa Genset
Bl Energi PT BIIE MFO
Sewa Mesin (HSD)
Sewa Mesin (HSD)
Project PLN
PLTU Tanjung Uban
Unit
2011
2012
2013
GWh
%
MW
29,5
70,2
4,8
33,7
70,4
5,5
38,8
71,5
6,2
MW
2,02
0,92
2,02
0,94
2,02
0,94
0,12
0,11
0,88
0,11
0,11
0,86
2,0
2,0
2,0
2,0
2,0
2,0
2,0
2,0
PLTD
1,0
2,0
1,0
2,0
2
1
2
1
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
7,0
PLTU
2014
45,8
74,4
7,0
2015
53,8
76,8
8,0
2016
62,7
78,9
9,1
2017
71,9
79,9
10,3
14,0
MW
MW
MW
9,1
1,5
1,2
,
0,3
2,8
9,1
1,5
1,2
,
0,3
2,1
2018
81,6
80,1
11,6
2019
91,1
79,1
13,1
2020
100,8
77,5
14,9
415
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating kapasitas
Pembangkit PLN
MAK 8M 453B
Allen
#
#
Pembangkit Sewa
Sewa Mesin (HSD)
Sewa Mesin (HSD)
Sewa Mesin (HSD)
Tambahan Pembangkit
PLN
TB. Karimun #1,2 (FTP1)
TB. Karimun #3,4
TB. Karimun - 2
IPP
TB. Karimun (Terkendala)
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Unit
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
GWh
%
MW
117,4
69,9
19,2
128,9
70,4
20,9
142,8
71,8
22,7
161,9
75,0
24,6
182,7
77,9
26,8
204,7
80,3
29,1
226,0
81,7
31,6
246,4
82,3
34,2
264,4
81,5
37,0
281,4
80,2
40,0
MW
MW
13,2
13
2
4,2
13,2
13
2
4,2
13,2
13
2
4,2
13,2
13
2
4,2
13,2
13
2
4,2
13,2
13
2
4,2
13,2
13
2
4,2
13,2
13
2
4,2
13,2
13
2
4,2
13,2
13
2
4,2
4
1
PLTD
PLTD
7,2
1,8
7,2
1,8
7,2
1,8
7,2
1,8
7,2
1,8
7,2
1,8
7,2
1,8
7,2
1,8
7,2
1,8
7,2
1,8
#
#
#
1
1
1
PLTD
PLTD
PLTD
2
4
3
2
4
5
2
4
5
PLTU
PLTU
PLTU
14
7
2
2
1
10
10
PLTU
61,0
17,0
10,0
7,0
7,0
71,0
17,0
10,0
7,0
14,0
MW
MW
MW
14
32,0
10,0
7,0
3,0
2,8
34,0
10,0
7,0
3,0
3,1
34,0
10,0
7,0
3,0
1,3
44,0
10,0
7,0
3,0
9,4
51,0
10,0
7,0
3,0
14,2
51,0
10,0
7,0
3,0
11,9
51,0
10,0
7,0
3,0
9,4
51,0
10,0
7,0
3,0
6,8
416
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Komatsu
0,30
Deutz BA 12M
1,05
Sewa
Sewa Diesel
2,5
Sewa Diesel
1
Tambahan Pembangkit
PLN
Tanjung Batu Baru
7,0
IPP
Tanjung Batu (FTP2) 4,0
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Unit
2011
2012
2013
2014
2015
GWh
%
MW
30,5
55,1
6,3
33,4
55,7
6,9
36,9
57,0
7,4
41,8
59,7
8,0
47,0
62,1
8,6
MW
MW
1,65
0,57
1,65
0,57
1,65
0,57
1,65
0,57
1,65
0,57
2
1
PLTD
PLTD
0,28
0,80
0,28
0,80
0,28
0,80
0,28
0,80
0,28
0,80
2
2
PLTD
PLTD
5,0
2,0
5,0
2,0
2,0
2,0
PLTU
PLTGB
MW
MW
MW
2016
2017
2018
2019
2020
52,5
64,2
9,3
57,8
65,5
10,1
62,8
66,1
10,8
67,2
65,8
11,7
71,4
64,9
12,6
22,0
8,1
7,0
1,1
4,6
22,0
8,1
7,0
1,1
3,8
22,0
8,1
7,0
1,1
3,1
22,0
8,1
7,0
1,1
2,2
22,0
8,1
7,0
1,1
1,3
14,0
8,1
1,4
1,1
0,3
0,4
8,0
16,1
1,4
1,1
0,3
7,8
11,1
1,4
1,1
0,3
2,3
11,1
1,4
1,1
0,3
1,7
23,1
8,1
7,0
1,1
6,3
417
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating kapasitas
Pembangkit PLN
MAK
MTU
Pembangkit Sewa
Sewa Genset
Sewa Diesel
Tambahan Pembangkit
PLN
Dabo Singk ep
Kapasitas Efektif
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Unit
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
GWh
%
MW
19,9
55,4
4,1
21,6
56,1
4,4
23,7
57,5
4,7
26,6
60,3
5,0
29,7
62,9
5,4
32,9
65,2
5,8
35,9
66,7
6,1
38,7
67,4
6,6
41,1
67,2
7,0
43,2
66,4
7,4
MW
2,4
0,74
2,4
0,78
2,4
0,78
2,4
0,78
2,4
0,78
2,4
0,78
2,4
0,78
2,4
0,78
2,4
0,78
2,4
0,78
PLTD
PLTD
0,93
0,78
0,90
0,76
0,90
0,76
0,90
0,76
0,90
0,76
0,90
0,76
0,90
0,76
0,90
0,76
0,90
0,76
0,90
0,76
PLTD
PLTD
2,0
3,0
2,0
3,0
3,0
10,7
1,8
1,2
06
0,6
2,5
10,7
1,8
1,2
06
0,6
2,0
PLTGB
MW
MW
MW
6,0
6,7
1,8
1,2
06
0,6
0,8
12,7
1,8
1,2
06
0,6
7,1
3,0
10,7
1,8
1,2
06
0,6
4,8
7,7
1,8
1,2
06
0,6
1,4
7,7
1,8
1,2
06
0,6
1,1
7,7
1,8
1,2
06
0,6
0,7
7,7
1,8
1,2
06
0,6
0,3
10,7
1,8
1,2
06
0,6
2,9
418
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating Capacity
Pembangkit PLN
Daihatsu
Komatshu
Project Sewa
SEWA Perusda
SEWA MFO
Unit
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
GWh
%
MW
17,8
64,6
3,1
19,4
65,0
3,4
21,3
66,4
3,7
24,0
69,3
4,0
26,9
71,9
4,3
29,9
74,2
4,6
32,7
75,5
5,0
35,4
76,0
5,3
37,7
75,3
5,7
39,9
74,1
6,1
MW
MW
1,20
0,06
1,20
0,06
1,20
0,06
1,20
0,06
1,20
0,06
1,20
0,06
1,20
0,06
1,20
0,06
1,20
0,06
1,20
0,06
1,00
0,14
1,00
0,14
1,00
0,14
1,00
0,14
1,00
0,14
1,00
0,14
1,00
0,14
1,00
0,14
1,00
0,14
1,00
0,14
1,8
6,0
1,8
6,0
1,8
6,0
15,1
7,6
7,0
0,6
3,6
15,1
7,6
7,0
0,6
3,3
15,1
7,6
7,0
0,6
2,9
15,1
7,6
7,0
0,6
2,6
15,1
7,6
7,0
0,6
2,2
15,1
7,6
7,0
0,6
1,8
15,1
7,6
7,0
0,6
1,4
0,60
0,16
2
1
1,8
3
1
2
PLTD
PLTD
Tambahan Pembangkit
PLN
Natuna
7,0
PLTU
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
2011
MW
MW
MW
MW
MW
14,0
8,9
0,7
0,6
0,1
5,1
8,9
0,7
0,6
0,1
4,8
22,9
7,6
7,0
0,6
11,7
Unit
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
419
GWh
%
MW
9,3
55,3
1,9
10,2
56,5
2,1
11,3
58,4
2,2
12,7
61,8
2,4
14,3
65,0
2,5
16,0
68,0
2,7
17,7
70,1
2,9
19,3
71,5
3,1
20,6
71,8
3,3
21,9
71,6
3,5
MW
MW
1,52
0,32
1,52
1,52
1,20
1,20
1,20
1,20
1,20
1,20
1,20
1,20
1,20
1,20
1,20
1,20
1,20
1,20
1,20
1,20
PLTD
PLTD
PLTD
0,08
0,15
0,98
Tambahan Pembangkit
PLN
Relokasi
PLTD
2,0
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
MW
MW
MW
MW
MW
3,2
0,8
0,6
0,2
0,5
1
1
2
LAMP
PIRAN A14.5
A
NERA
ACA DAY
YA SISTE
EM ISOLA
ATED
PRO
OVINSI BANGKA
B
A BELITU
UNG
420
421
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Beban Puncak
Load Faktor
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Unit
2011
2012
2013
2014
2015
2016
GWh
MW
%
560,0
97,2
65,8
629,3
109,2
65,8
714,7
123,9
65,8
803,4
139,2
65,9
871,9
151,0
65,9
MW
85,2
85,0
113,8
99,0
PLN
Merawang
Mentok
Koba *)
Toboali
Dari Sistem Isolated
Miirless (Relokasi dari Sukamerindu)
MW
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
39,9
24,0
4,0
2,9
3,7
0,3
5,0
40,0
24,0
4,0
2,9
3,7
0,4
5,0
38,8
24,0
2,1
2,9
4,3
0,5
5,0
Sewa PLTD
Sewa PLTD HSD tersebar 1
Sewa PLTD HSD tersebar 2
Sewa PLTD HSD tersebar 3
Bangka (Sewa)
MW
PLTD
PLTD
PLTD
PLTU
45
17
16
12
45
17
16
12
75
17
16
12
30
PLTD
PLTD
PLTD
PLTG
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
2,5
Tambahan Pembangkit
PLN
Relokasi Mesin Miirless dari Pulau Baai
Relokasi Mesin Batam ke Toboali
Relokasi Mesin Batam ke Mentok
Bangka IV (Peaker)
Ai A
Air
Anyer (FTP1)
Mentok
Bangka - 3
Bangka - 5
IPP
Bangka (FTP2)
T b li
Toboali
PLTU
PLTU
Jumlah Kapasitas
MW
Reserve Margin
2017
2018
2019
2020
957,8
165,8
66,0
1.065,6
184,3
66,0
1.203,8
208,1
66,0
1.379,2
238,3
66,1
1.602,7
276,7
66,1
86,2
86,2
86,2
86,2
86,2
86,2
39,0
24,0
2,1
2,9
4,3
0,7
5,0
26,2
17,0
2,1
0,0
3,1
0,7
5,0
26,2
17,0
2,1
0,0
3,1
0,8
5,0
26,2
17,0
2,1
0,0
3,1
0,9
5,0
26,2
17,0
2,1
0,0
3,1
1,0
5,0
26,2
17,0
2,1
0,0
3,1
1,1
5,0
26,2
17,0
2,1
0,0
3,1
1,1
5,0
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
5
2,5
20
20
20
60
14
30
30
30
30
30
239
58
269
62
14
153
57
153
40
181
46
195
40
269
46
319
53
349
47
399
44
Unit
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
GWh
MW
%
186,7
32,4
65,8
209,8
36,4
65,8
238,2
41,3
65,8
267,8
46,4
65,9
290,6
50,3
65,9
319,3
55,3
66,0
355,2
61,4
66,0
401,3
69,4
66,0
459,7
79,4
66,1
534,2
92,2
66,1
422
Pasokan
Kapasitas Terpasang
PLN
Pilang
Manggar
IPP
Biomass
Sewa
MW
MW
PLTD
PLTD
43,5
16,5
13,5
3,0
36,0
9,0
6,0
3,0
27,0
9,0
6,0
3,0
16,0
9,0
6,0
3,0
16,0
9,0
6,0
3,0
16,0
9,0
6,0
3,0
16,0
9,0
6,0
3,0
16,0
9,0
6,0
3,0
16,0
9,0
6,0
3,0
16,0
9,0
6,0
3,0
PLTU
PLTD
7
20
7
20
7
11
Tambahan Kapasitas
PLN
B lit
Belitung
B
Baru (FTP1)
Belitung - 3
Belitung - 4
Belitung Peaker
PLTU
PLTU
PLTU
PLTG
17
17
17
17
17
17
10
10
98
59
108
56
125
57
142
54
IPP
Belitung - 2
Jumlah Kapasitas
Reserve Margin
PLTGB
MW
%
5
44
34
53
44
65
57
71
53
88
75
88
59
LAMP
PIRAN A14.6
A
NERA
ACA DAY
YA SISTE
EM ISOLA
ATED
PRO
OVINSI KA
ALIMANTAN BAR
RAT
423
424
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
DEUTZ
1,2
WARTSILA I
2,8
RUSTON I
3,0
Sewa
Sewa Diesel
Sewa Diesel
Tambahan Pembangkit
PLN
Ketapang (FTP2)
Sewa/IPP
Ketapang (IPP)
Relokasi Sewa Diesel
Sewa Sukadana
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
2
2
2
Unit
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
GWh
%
MW
118,6
64,1
21,1
134,7
64,2
24,0
151,9
64,2
27,0
175,7
64,2
31,2
187,8
64,2
33,4
200,1
64,2
35,6
212,9
64,2
37,8
226,5
64,3
40,2
240,8
64,3
42,8
256,0
64,3
45,5
MW
MW
24,1
0,7
24,1
0,7
17,1
0,7
17,1
0,7
14,1
0,7
14,1
0,7
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
PLTD
PLTD
PLTD
2,4
5,6
6,0
2,4
5,6
6,0
2,4
5,6
6,0
2,4
5,6
6,0
2,4
5,6
6,0
2,4
5,6
6,0
PLTD
PLTD
7,0
3,0
7,0
3,0
3,0
3,0
PLTU
PLTU
PLTD
PLTGB
MW
MW
MW
20,0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
14,0
4,0
28,1
5,8
3,0
2,8
1,2
3,0
45,1
10,0
7,0
3,0
11,1
58,1
17,0
10,0
7,0
14,0
58,1
17,0
10,0
7,0
9,8
55,1
17,0
10,0
7,0
4,7
55,1
17,0
10,0
7,0
2,5
-3,0
38,0
38,0
38,0
38,0
425
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
SWD. I
0,34
SWD. II
0,34
,
SWD. III
0,40
DEUTZ. II
0,52
DEUTZ MWM
0,50
MTU ( TRAILER ) 0,60
DEUTZ.MWM KHD 1,50
DEUTZ.MWM KHD 1,50
,
MITSUBISHI
1,00
MTU II
0,70
MTU III
0,70
PLTD Sewa
Sewa Diesel
Sewa Diesel
Tambahan Pembangkit
PLN
Relokasi Sewa Diesel
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Unit
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
113,5
66,2
19,6
120,9
66,2
20,9
128,8
66,2
22,2
137,0
66,2
23,6
145,6
66,2
25,1
154,9
66,2
26,7
4,0
4,0
4,0
GWh
%
MW
71,6
66,2
12,4
81,4
66,2
14,0
91,8
66,2
15,8
106,2
66,2
18,3
MW
MW
15,10
0,40
15,10
0,40
2,00
0,00
2,00
0,00
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
0,3
0,3
0,4
,
0,5
0,5
0,6
1,5
1,5
1,0
,
0,7
0,7
0,3
0,3
0,4
,
0,5
0,5
0,6
1,5
1,5
1,0
,
0,7
0,7
PLTD
PLTD
5,0
2,0
5,0
2,0
2,0
2,0
PLTD
2,0
2,0
MW
MW
16,7
2,5
1,5
1,0
1,8
18,7
2,5
1,5
1,0
2,2
MW
426
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
MERCEDES (MTU) 0,9
MITSUBISHI
1,6
MERCEDES (MTU) 1,1
11
Sewa
Sewa Diesel
Tambahan Pembangkit
PLN
Sewa PLTGB
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Unit
1
1
1
2011
2012
GWh
%
MW
20,8
53,8
4,4
23,6
53,9
5,0
MW
MW
6,6
0,2
6,6
0,2
PLTD
PLTD
PLTD
0,9
1,6
11
1,1
0,9
1,6
11
1,1
PLTD
3,0
3,0
PLTGB
60
6,0
MW
MW
MW
12,6
2,7
1,6
1,1
55
5,5
2013
26,6
53,9
5,6
2014
30,7
54,0
6,5
2015
32,9
54,0
6,9
2016
35,0
54,1
7,4
2017
2018
37,3
54,2
7,9
-6
Interkoneksi Grid 150 kV Sistem Khatulistiwa
12,6
6,0
6,0
6,0
6,0
2,7
1,6
1,1
49
4,9
39,6
54,2
8,3
2019
42,1
54,3
8,9
2020
44,8
54,4
9,4
427
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
SWD BBI
SWD BBI
DEUTZ MWM
M TU
MITSUBISHI
MITSUBISHI
PLTD Sewa
Sewa Diesel
Sewa Diesel
Unit
1,2
1,2
0,8
0,8
1,2
1,2
Tambahan Pembangkit
PLN
Sanggau
Sewa
Relokasi Sewa Diesel
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
1
1
1
1
1
1
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
GWh
%
MW
74,7
67,5
12,6
84,9
67,5
14,4
95,8
67,5
16,2
110,8
67,5
18,7
118,5
67,5
20,0
126,2
67,5
21,4
134,4
67,4
22,7
143,0
67,4
24,2
152,1
67,4
25,7
161,7
67,4
27,4
MW
MW
14,4
0,3
14,4
0,3
8,4
0,3
2,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
1,2
1,2
0,8
0,8
1,2
1,2
1,2
1,2
0,8
0,8
1,2
1,2
1,2
1,2
0,8
0,8
1,2
1,2
PLTD
PLTD
6,0
2,0
6,0
2,0
2,0
7,0
7,0
23,4
8,2
7,0
1,2
0,8
24,4
8,2
7,0
1,2
0,0
16,0
16,0
PLTU
PLTD
2,0
MW
MW
16,4
2,2
1,2
1,0
1,5
MW
2,0
428
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
SWD BBI
SWD BBI
DEUTZ
DEUTZ
DEUTZ
M TU
MITSUBISHI
MITSUBISHI
PLTD Sewa
Sewa Diesel
Unit
0,5
1,2
1,5
15
1,5
1,5
1,1
1,3
1,3
Tambahan Pembangkit
PLN
Sintang
3
Sewa
PLTGB Sewa
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
1
1
1
1
1
1
1
1
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
GWh
%
MW
71,4
64,2
12,7
81,1
64,3
14,4
91,5
64,3
16,3
105,9
64,3
18,8
113,3
64,3
20,1
120,8
64,4
21,4
128,6
64,4
22,8
136,9
64,4
24,2
145,6
64,5
25,8
154,9
64,5
27,4
MW
MW
15,9
15
9
0,5
15,9
15
9
0,5
99
9,9
0,5
00
0,0
0,0
00
0,0
0,0
0,0
0
0
0,0
0,0
0
0
0,0
0,0
0
0
0,0
0,0
0
0
0,0
0,0
0
0
0,0
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
0,5
1,2
1,5
15
1,5
1,5
1,1
1,3
1,3
0,5
1,2
1,5
15
1,5
1,5
1,1
1,3
1,3
0,5
1,2
1,5
15
1,5
1,5
1,1
1,3
1,3
PLTD
60
6,0
60
6,0
21,0
21,0
PLTU
PLTGB
30
3,0
MW
MW
18,9
2,8
1,5
1,3
34
3,4
MW
14,0
7,0
32,9
8,5
7,0
1,5
10 0
10,0
-3
3,0
0
Interkoneksi Grid 150 kV Sistem Khatulistiwa
33,9
24,0
24,0
24,0
21,0
21,0
8,5
7,0
1,5
92
9,2
429
Pasokan/Kebutuhan
Kebutuhan
Produksi Energi
Load Faktor
Beban Puncak
Pasokan
Kapasitas Terpasang
Derating capacity
Pembangkit PLN
DEUTZ MWM
DEUTZ MWM
DEUTZ MWM
MITSUBISHI
PLTD Sewa
Sewa Diesel
Sewa Diesel
Unit
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
GWh
%
MW
25,1
53,6
5,3
28,6
53,7
6,1
32,3
53,8
6,8
37,4
53,8
7,9
40,0
53,9
8,5
42,7
54,0
9,0
45,5
54,1
9,6
48,5
54,2
10,2
51,6
54,3
10,8
54,9
54,4
11,5
MW
MW
63
6,3
0,1
63
6,3
0,1
33
3,3
0,1
33
3,3
0,1
23
2,3
0,1
00
0,0
00
0,0
00
0,0
00
0,0
00
0,0
0,5
0,5
0,5
08
0,8
0,5
0,5
0,5
08
0,8
1
1
1
1
PLTD
PLTD
PLTD
PLTD
0,5
0,5
0,5
08
0,8
0,5
0,5
0,5
08
0,8
0,5
0,5
0,5
08
0,8
0,5
0,5
0,5
08
0,8
1,0
1,0
3
1
PLTD
PLTD
3,0
1,0
3,0
1,0
1,0
1,0
Tambahan Pembangkit
PLN
Nanga pinoh
Sewa
Relokasi Sewa Diesel
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
2011
PLTGB
6,0
PLTD
2,0
MW
MW
8,3
13
1,3
0,8
0,5
1,7
MW
8,3
13
1,3
0,8
0,5
1,0
11,3
13
1,3
0,8
0,5
3,2
-6
11,3
13
1,3
0,8
0,5
2,1
10,3
13
1,3
0,8
0,5
0,6
2,0
Unit
1
1
1
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
430
GWh
%
MW
5,8
44,9
1,5
6,6
45,0
1,7
7,6
45,1
1,9
8,2
45,1
2,1
8,7
45,2
2,2
9,3
45,3
2,4
9,9
45,4
2,5
10,6
45,5
2,7
11,3
45,6
2,8
12,3
45,6
3,1
MW
MW
4,6
0,1
4,6
0,1
4,6
0,1
3,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
0,0
PLTD
PLTD
PLTD
0,5
0,4
07
0,7
0,5
0,4
07
0,7
0,5
0,4
07
0,7
PLTD
3,0
3,0
3,0
MW
MW
4,4
4
4
1,7
1,0
0,7
1,2
4,4
4
4
1,7
1,0
0,7
1,0
4,4
4
4
1,7
1,0
0,7
0,7
3,0
Tambahan Pembangkit
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
MW
00
0,0
00
0,0
431
Tambahan Pembangkit
PLN
Riam Badau
IPP
Putussibau (FTP2)
Jumlah Kapasitas
Cadangan
Pemeliharaan
Operasi
Surplus/Defisit
Unit
1
1
1
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
GWh
%
MW
23,6
59,2
4,6
26,8
59,2
5,2
30,3
59,2
5,8
35,0
59,2
6,8
37,5
59,2
7,2
39,9
59,2
7,7
42,5
59,2
8,2
45,2
59,2
8,7
48,1
59,2
9,3
51,1
59,2
9,9
MW
MW
6,4
0,1
6,4
0,1
6,4
0,1
6,4
0,1
3,4
0,1
3,4
0,1
3,4
0,1
3,4
0,1
3,4
0,1
0,0
0,0
PLTD
PLTD
PLTD
0,5
0,9
10
1,0
0,5
0,9
10
1,0
0,5
0,9
10
1,0
0,5
0,9
10
1,0
0,5
0,9
10
1,0
0,5
0,9
10
1,0
0,5
0,9
10
1,0
0,5
0,9
10
1,0
0,5
0,9
10
1,0
PLTD
PLTMH
PLTGB
MW
MW
MW
4,0
4,0
4,0
4,0
1,0
1,0
1,0
1,0
Interkon
eksi Grid
150 kV
1,0 dengan
sistem
khatulisti
wa
02
0,2
6,6
1,9
1,0
09
0,9
0,1
8,0
14,6
1,9
1,0
09
0,9
7,5
14,6
1,9
1,0
09
0,9
6,9
14,6
1,9
1,0
09
0,9
5,9
11,6
1,9
1,0
09
0,9
2,5
11,6
1,9
1,0
09
0,9
2,0
11,6
1,9
1,0
09
0,9
1,5
11,6
1,9
1,0
09
0,9
1,0
11,6
1,9
1,0
09
0,9
0,4
8,2
LAMPIRA
AN B
AYAH OP
PERASI
WILA
INDO
ONESIA TIMUR
432
LA
AMPIRAN B. WILAYAH OP
PERASI INDON
NESIA TIMUR
B1
1. SISTEM INT
TERKONEKSI KALIMANTAN
N SELATAN, TENGAH
DAN TIMUR
R (KALSELTE
ENGTIM)
B1
1.1.
Pro
oyeksi Kebutuh
han Tenaga Listrik
B1
1.2.
Neraca Daya
B1
1.3.
Pro
oyek-Proyek IP
PP Terkendala
B1
1.4.
Neraca Energi
B1
1.5.
Capacity Balance
e Gardu Induk
B1
1.6.
Rencana Pengem
mbangan Penya
aluran
B1
1.7.
Petta Pengembangan Penyaluran
B1
1.8.
Analisis Aliran Da
aya
B1
1.9.
Kebutuhan Fisik Pengembangan
P
n Distribusi
B1
1.10.
Pro
ogram Listrik Perdesaan
B1
1.11.
Pro
ogram Energi Baru
B
dan Terba
arukan
B1
1.12.
Pro
oyeksi Kebutuh
han Investasi
PE
ENJELASAN LAMPIRAN
L
B1
B2
2. SISTEM INT
TERKONEKSI SULAWESI UT
TARA, SULAW
WESI TENGAH
H
DA
AN GORONTA
ALO (SULUTTE
ENGGO) DAN SISTEM INTERKONEKSI
SU
ULAWESI SEL
LATAN, SULAW
WESI TENGGA
ARA DAN SUL
LAWESI BARA
AT
(S
SULSELRABAR
R)
B2
2.1.
Pro
oyeksi Kebutuh
han Tenaga Listrik
B2
2.2.
Neraca Daya
B2
2.3.
Pro
oyek-Proyek IP
PP Terkendala
B2
2.4.
Neraca Energi
B2
2.5.
Capacity Balance
e Gardu Induk
B2
2.6.
Rencana Pengem
mbangan Penya
aluran
B2
2.7.
Petta Pengembangan Penyaluran
B2
2.8.
Analisis Aliran Da
aya
B2
2.9.
Kebutuhan Fisik Pengembangan
P
n Distribusi
B2
2.10.
Pro
ogram Listrik Perdesaan
B2
2.11.
Pro
ogram Energi Baru
B
dan Terba
arukan
B2
2.12.
Pro
oyeksi Kebutuh
han Investasi
PE
ENJELASAN LAMPIRAN
L
B2
2
433
NERACA DAYA
D
SISTEM--SISTEM ISOLATED
WILAYAH OPERASI
O
INDO
ONESIA TIMUR
Sistem Isola
ated Provinsi Kalimantan Sela
atan
Sistem Isola
ated Provinsi Kalimantan Teng
gah
Sistem Isola
ated Provinsi Kalimantan Timu
ur
Sistem Isola
ated Provinsi Sulawesi Utara
Sistem Isola
ated Provinsi Sulawesi Tengah
Sistem Isola
ated Provinsi Sulawesi Selatan
Sistem Isola
ated Provinsi Sulawesi Tenggara
Sistem Isola
ated Provinsi Maluku
M
Sistem Isola
ated Provinsi Maluku
M
Utara
Sistem Isola
ated Provinsi Papua
Sistem Isola
ated Provinsi Papua Barat
Neraca Dayya Sistem Isolatted Provinsi NT
TB
Neraca Dayya Sistem Isolatted Provinsi NT
TT
RENCANA
A PENGEMBAN
NGAN SISTEM
M KELISTRIKA
AN PER PROVINSI
WILAYAH OPERASI IND
DONESIA TIMU
UR
PROVINSI KALIMANTAN
K
N SELATAN
B3.
B4.
PROVINSI KALIMANTAN
K
N TENGAH
PROVINSI KALIMANTAN
K
N TIMUR
B5.
PROVINSI SULAWESI
S
UT
TARA
B6.
B7.
PROVINSI SULAWESI
S
TE
ENGAH
PROVINSI GORONTALO
G
B8.
PROVINSI SULAWESI
S
SE
ELATAN
B9.
PROVINSI SULAWESI
S
TE
ENGGARA
B10.
B11.
PROVINSI SULAWESI
S
BA
ARAT
PROVINSI MALUKU
M
B12.
B13.
PROVINSI MALUKU
M
UTA
ARA
PROVINSI PAPUA
P
B14.
PROVINSI PAPUA
P
BARA
AT
B15.
PROVINSI NUSA
N
TENGG
GARA BARAT (NTB)
(
B16.
PROVINSI NUSA
N
TENGG
GARA TIMUR (N
NTT)
B17.
B18.
B18.1.
B18.2.
B18.3.
B18.4.
B18.5.
B18.6.
B18.7.
B18.8.
B18.9.
B18.10.
B18.11.
B18.12.
B18.13.
434
LA
AMPIRAN
N B1
SISTE
EM INTER
RKONEKS
SI KALSEL
LTENGTIM
M
435
L
LAMPIRA
AN B1.1
PRO
OYEKSI KE
EBUTUHA
AN TENAG
GA LISTR
RIK
SIST
TEM INTER
RKONEKSI KALSE
ELTENGT
TIM
436
P
Proyeksi
k iK
Kebutuhan
b t h T
Tenaga Li
Listrik
t ik Sistem
Si t
Kalseltengtim
K l lt
ti
SISTEM
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
437
4
Wil KALSELTENG
Sistem Barito
Energi Produksi (GWh
Load Factor (%)
Beban Puncak (MW)
2,122
67
362
2,475
67
424
2,980
67
504
3,434
68
575
3,746
69
623
4,118
69
680
4,499
70
737
4,919
70
799
5,381
71
868
5,892
71
942
Wil KALTIM
Sistem Mahakam
Energi Produksi (GWh
L dF
Load
Factor
t (%)
Beban Puncak (MW)
1,757
70
288
2,246
69
371
2,787
69
460
3,282
69
544
3,686
69
610
4,021
69
666
4,371
69
723
4,744
69
785
5,148
69
852
5,571
69
922
INTERKONEKSI
KALSELTENG & KALTIM
Energi Produksi (GWh
3,879
Load Factor (%)
68
Beban Puncak (MW)
650
4,720
68
795
5,767
68
964
6,715
69
1,119
7,432
69
1,233
8,139
69
1,346
8,870
69
1,460
9,663
70
1,584
10,530
70
1,719
11,463
70
1,864
LA
AMPIRAN
N B1.2
N
NERACA
D
DAYA
SISTE
EM INTERKONEKSI KALSEL
LTENGTIM
M
438
MW
3,500
PLTGPLN
PLTG IPP
61%
PLTGIPP
PLTAPLN
3,000
63%
PLTUPLN
69%
PLTUIPP
PLTG PLN
75%
PLTUSewa
2,500
70%
PembangkitIPP &Sewa
PembangkitTerpasang PLN
BebanPuncak
2,000
70%
PLTA PLN
PLTGU IPP
71%
76%
PLTU PLN
1,500
33%
1,000
500
PLTU IPP
36%
PLTU Sewa
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
439
439
4
5
440
Unit
GWh
GWh
%
MW
MW
MW
MW
MW
MW
2011
1 798
1.798
3.879
68,1
650
2
738
479
259
85
174
-
PLTG
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTG
PLTU
PLTU
2012
842
4.720
67,8
795
6
752
493
259
85
174
-
2015
2 666
2.666
7.432
68,8
1.233
3
355
270
85
85
90
90
2016
2 916
2.916
8.139
69,0
1.346
3
355
270
85
85
-
2017
3 191
3.191
8.870
69,4
1.460
2018
3 191
3.191
9.663
69,6
1.584
2019
3 191
3.191
10.530
69,9
1.719
2020
3 191
3.191
11.463
70,2
1.864
355
270
85
85
-
355
270
85
85
-
355
270
85
85
-
355
270
85
85
-
150
240
60
60
130
100
220
50
50
50
140
70
70
75
75
65
82
14
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
PLTU
MW
%
2014
2 439
2.439
6.715
68,5
1.119
3
445
360
85
85
30
30
100
PLTG
PLTG
PLTG
PLTA
PLTA
PLTG
PLTU
2013
2 232
2.232
5.767
68,3
964
3
621
390
231
85
146
102
20
82
100
100
100
100
50
55 *))
200
200
882
36
1.056
33
1.697
76
1.911
71
2.091
70
2.291
70
2.556
75
2.681
69
2.806
63
3.006
61
L
LAMPIRA
AN B1.3
P
PROYEK-PROYEK
K IPP TERKENDALA
A
SIS
STEM INTE
ERKONEK
KSI KALS
SELTENG
GTIM
441
B1.3
Proyek-proy
yek IPP Yang Terkendala
T
442
LA
AMPIRAN
N B1.4
NE
ERACA ENERGI
SISTE
EM INTER
RKONEKSI KALSEL
LTENGTIM
M
443
444
4
Jenis
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Batubara
1.547
2.365
3.172
4.314
5.065
5.884
6.599
7.219
7.770
8.686
Gas
185
333
1 309
1.309
1 628
1.628
1 658
1.658
1 444
1.444
1 445
1.445
1 442
1.442
1 442
1.442
1 448
1.448
LNG
156
155
156
155
156
156
234
310
311
HSD
778
705
247
238
234
230
235
227
229
238
MFO
998
734
456
Geot.
Hydro
106
106
106
106
106
300
300
540
780
780
Jenis
Satuan
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
Batubara
10^3 ton
1.054
1.594
2.259
3.171
3.648
4.012
4.546
4.928
5.319
5.872
12
13
13
14
13
13
13
13
Gas
bcf
LNG
2020
445
4
HSD
10^3 kl
271
233
52
19
19
15
18
14
15
18
MFO
10^3 kl
242
198
124
10
Geot.
Hydro
L
LAMPIRA
AN B1.5
C
CAPACITY
Y BALAN
NCE GARD
DU INDUK
K
SISTEM INTE
ERKONEK
KSI KALS
SELTENGT
TIM
446
NAMA[perGI.xls]GI
[
l]
TEG
(KV)
150/20
GICEMPAKA
BebanPuncak(MW)
70/20
GIBANJARMASIN
BebanPuncak(MW)
70/20
GITRISAKTI
BebanPuncak(MW)
70/20
GITRISAKTI
BebanPuncak(MW)
150/20
GIMANTUIL
BebanPuncak(MW)
150/20
GISEBERANGBARITO
BebanPuncak(MW)
150/20
GISELAT
BebanPuncak(MW)
150/20
447
4
[perGI.xls]GICEMPAKA
BebanPuncak(MW)
Jml
2011
Kap
[MVA]
Total
Total
Kap
[MVA]
60
60
Peak
Peak
Load
[MW]
Add
Add
Trafo
[MVA]
2012
Peak
Peak
Load
[MW]
Add
Add
Trafo
[MVA]
2013
2014
Peak
Peak
Peak
Peak
AddTrafo
Load
Load
[MVA]
[MW]
[MW]
Add
Add
Trafo
[MVA]
2015
Peak
Peak
Load
[MW]
2016
Add
Add
Trafo
[MVA]
Peak
Peak
Load
[MW]
Add
Add
Trafo
[MVA]
2017
2018
2019
2020
Peak
Peak
Peak
Peak
Peak
Peak
Peak
Peak
AddTrafo
AddTrafo
AddTrafo
AddTrafo
Load
Load
Load
Load
[MVA]
[MVA]
[MVA]
[MVA]
[MW]
[MW]
[MW]
[MW]
31.4
58%
33.1
61%
34.6
64%
39.9
74%
37.7
70%
41.6
77%
45.5
42%
60.0
49.8
46%
54.7
51%
59.9
55%
1
2.0
10
10
6.0 12.00
22
8.2
42%
8.3
42%
9.0
45%
9.9
50%
10.1
51%
10.7
54%
11.1
56%
11.6
59%
12.2
61%
12.7
64%
1
1.0
1
1
6
10.0
20
30
35.3
59%
36.1
61%
40.0
49%
upratingdari6MVA
30.0 44.8
55%
46.8
58%
50.3
62%
53.5
66%
57.0
52%
uprating10MVA
30.0
60.8
55%
64.7
65%
2
1.0
2
6
15.0
10
21.0
50%
21.6
51%
21.2
50%
27.4
65%
28.9
68%
31.3
45%
60
28.1
52%
29.3
54%
33.0
61%
37.7
70%
40.2
37%
26.2
49%
27.6
51%
19.5
36%
22.4
42%
14.3
40%
14.2
39%