Anda di halaman 1dari 2

infeksi Infeksi adalah kolonalisasi yang dilakukan oleh spesies asing terhadap organisme inang, dan bersifat pilang

membahayakan inang. Organisme penginfeksi, atau patogen, menggunakan sarana yang dimiliki inang untuk dapat memperbanyak diri, yang pada akhirnya merugikan inang. Patogen mengganggu fungsi normal inang dan dapat berakibat pada luka kronik, gangrene, kehilangan organ tubuh, dan bahkan kematian. Respons inang terhadap infeksi disebut peradangan. Secara umum, patogen umumnya dikategorikan sebagai organisme mikroskopik, walaupun sebenarnya definisinya lebih luas, mencakup bakteri, parasit, fungi, virus, prion, dan viroid. Simbiosis antara parasit dan inang, di mana satu pihak diuntungkan dan satu pihak dirugikan, digolongkan sebagai parasitisme. Cabang kedokteran yang menitikberatkan infeksi dan patogen adalah cabang penyakit infeksi. Secara umum infeksi terbagi menjadi dua golongan besar:[1]

Infeksi yang terjadi karena terpapar oleh antigen dari luar tubuh Infeksi yang terjadi karena difusi cairan tubuh atau jaringan, seperti virus HIV, karena virus tersebut tidak dapat hidup di luar tubuh.

toksikasi Keracunan Makanan Yang Mengandung Kuman Stafilokokus adalah keracunan akibat memakan makanan yang terkontaminasi oleh racun dari beberapa tipe Staphylococcus, yang menyebabkan diare dan muntah. Penyebab Resiko untuk terjadinya penyakit ini tinggi bila pengelola makanan yang menderita infeksi mencemari makanan, yang kemudian dibiarkan dalam suhu ruangan, sehingga memungkinkan bakteri tumbuh dan menghasilkan racunnya dalam makanan tersebut. Makanan yang sering tercemar adalah puding, kue-kue kecil yang mengandung krim, susu, daging olahan dan ikan. Gejala Gejala biasanya dimulai secara tiba-tiba dengan mual yang hebat dan muntah-muntah, sekitar 28 jam setelah makan makanan yang tercemar. Gejala lainnya berupa kram perut, diare dan kadang-kadang sakit kepala dan demam. Kehilangan cairan dan elektrolit dapat menyebabkan kelemahan dan tekanan darah yang rendah (syok). Gejala biasanya berlangsung selama kurang dari 12 jam dan penyembuhannya sempurna. Kadang-kadang keracunan makanan dapat berakibat fatal, terutama bila terjadi pada anak-anak, orang tua dan orang dengan kondisi lemah karena sakit menahun.

Diagnosa Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Biasanya orang yang memakan makanan yang sama akan mengalami hal serupa dan kelainan ini bisa mengarah kepada satu sumber pencemaran. Untuk memperkuat diagnosis, dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk menemukan stafilokokus dalam makanan yang dicurigai. Pemeriksaan mikroskopik terhadap bahan muntahan juga dapat dilakukan untuk mencari stafilokokus. Pengobatannya Pengobatan biasanya terdiri dari minum banyak cairan. Bila gejalanya berat, dapat diberikan suntikan atau supositoria (obat yang dimasukkan melalui lubang dubur) untuk mengendalikan rasa mual. Bila infus cairan dan elektrolit diberikan segera, penyembuhan akan cepat terjadi. Pencegahannya Mempersiapkan makanan dengan baik dapat mencegah terjadinya keracunan ini. Siapapun yang menderita infeksi di kulitnya karena stafilokokus (misalnya bisul atau impertigo), tidak boleh memasak sampai infeksinya teratasi.

DEFINISI Gastroenteritis ini disebabkan karena memakan makanan yang tercemar oleh toksin (racun) yang dihasilkan oleh bakteri Clostridium perfringens. Beberapa strain Clostridium menyebabkan penyakit ringan sampai sedang yang membaik tanpa pengobatan. Strain yang lainnya menyebabkan gastroenteritis berat, yang sering berakibat fatal. Beberapa racun tidak dapat dirusak oleh perebusan,sedangkan yang lainnya dapat. Daging yang tercemar biasanya merupakan penyebab terjadinya keracunan makanan karena Clostridium perfringens.

PENYEBAB Toksin yang dihasilkan bakteri Clostridium perfringens.

GEJALA Gastroenteritis yang terjadi biasanya ringan meskipun dapat menjadi berat dengan gejala berupa: - nyeri perut - perut kembung karena penimbunan gas - diare berat - dehidrasi - syok.

Anda mungkin juga menyukai