SOLO EXHIBITION & CONVENTION CENTER Penekanan Design Arsitektur Post Modern
Diajukan oleh :
SOLO EXHIBITION & CONVENTION CENTER Penekanan design arsitektur post modern
A. LATAR BELAKANG
1. Kebutuhan Kota Solo Akan Sebuah Convention Center Yang Representatif Dalam beberapa tahun terakhir ini Kota Solo tampak lebih semarak, selain karena banyaknya event berskala nasional maupun internasional yang semakin sering digelar, juga karena perkembangan fisik kota yang cukup pesat. Sejumlah hotel dan pusat perbelanjaan modern satu per satu hadir mewarnai berbagai sudut kota. Sektor pariwisata menunjukkan perubahan yang cukup berarti. Kini Solo telah menjadi salah satu tujuan wisata utama di Indonesia, meskipun memang masih jauh di belakang Bali dan Yogyakarta. Paling tidak upaya bersama dari para stakeholder telah terlihat membuahkan hasil. Ini terlihat dari penghargaan yang diterima Kota Solo sebagai salah satu kota tujuan wisata favorit dan kota dengan pelayanan terbaik. Potensi besar Solo di bidang pariwisata kini sudah mulai dikelola dengan baik. Selain menjadikan diri sebagai kota wisata budaya dan belanja, pemerintah kota juga mencanangkan Kota Solo sebagai kota MICE (Meeting, Incentive, Conference, and Exibition). Diantara daftar kota MICE utama di Indonesia., seperti jakarta, jogja, bandung, Medan, Kota Solo berhasil masuk didalamnya.
Sumber : DepBudPar,2009. Di akses tgl 6 desember 2011 MICE adalah kegiatan konvensi, perjalanaan intensif dan pameran dalam industri pariwisata. Secara teknis, MICE ( Meeting, Incentive, Conference(Convention), dan Ehibition ) digolongkan ke dalam industri pariwisata. Dalam peristilahan indonesia MICE diartikan sebagai wisata konvensi, dengan batasan: usaha jasa konvensi, perjalanan intensif dan pameran merupakan usaha dengan kegiatan memberi jasa pelayanan bagi pertemuan sekelompok orang ( Negarawan, usahawan, cendekiawan, dsb ) untuk membahas masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama. Pada umumnya kegiatan kovensi berkaitan dengan kegiatan usaha pariwisata lainnya, seperti transportasi, akomodasi, hiburan, perjalanan pra
dan pasca konferensi ( Pre and post conference tours ). MICE dapat dikatakan sebagai suatu rangkaian beberapa pariwisata yang dijadikan sebagai satu paket pariwisata yaitu wisata MICE. Pokok dari kegiatan MICE ini adalah konvensi dan rapat rapat sedangkan travel dan pameran adalah pelengkap ntuk mendukung kegitan konvensi tersebut. (http://id.wikipedia.org, Diakses tgl 5 Desember 2011 ) Beberapa penghargaan yang berhasil diraih kota solo dalam beberapa kurun waktu terakhir diantaranya yaitu MICE Award 2009 untuk kategori Kepala Daerah Tingkat II Terbaik 2009. Hal ini terkait pengembangan Meeting, Incentive, Conference and Exhibitions (MICE) di wilayah tersebut. Pemberian penghargaan tersebut dilakukan majalah Venue dan disaksikan secara langsung oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata RI Jero Wacik (Kompas, 2010. Diakses tgl 6 Desember 2011) Sebelumnya, Kota Surakarta juga mendapatkan penghargaan Indonesian Tourism Award (ITA) 2009 dalam kategori Indonesian Best Destination dari Departemen kebudayaan dan Pariwisata RI bekerja sama dengan majalah Swa Sembada. Kemudian, Manggala Karya Bhakti Husada Arutala dari Departemen Kesehatan . Penghargaan juga diperoleh dari Departemen Keuangan karena dinilai telah melaksanakan laporan keuangan dengan baik, sehingga mendapatkan dana hibah Rp. 19, 2 miliar. Tim penilai melihat selama kinerja kepemimpinan Wali Kota Surakarta yang sekarang dinilai berhasil. Dalam beberapa kesempatan Wali Kota Surakarta juga menyatakan akan lebih mengembangkan investasi bidang MICE di Solo. Hal itu, salah satunya didasari keberhasilan kota ini menjadi tempat penyelenggaraan event kelas dunia. Seperti Konferensi dan Ekspo Kota-kota Pusaka Dunia (WHCCE), Musyawarah Nasional APEKSI, dan Festival Musik Etnik (SIEM), serta Solo Batik Carnival ( http://suaramerdeka.com, Diakses tgl 5 Desember 2011 ) Mengamati perkembangan dan potensi Kota Solo di atas, rasanya saat ini adalah saat yang tepat untuk diimplikasikannya suatu wacana dibangunnya sebuah convention centre yang standar internasional. Sekarang banyak sekali diagendakan perhelatan besar yang bertaraf nasional dan juga internasional, yang tentu saja melibatkan banyak sekali peserta. Contohnya World Heritage Cities Conference & Expo (WHCCE), Solo Batik Carnival, Festival Pasar Kumandang, Munas Apeksi, SIEM, Bengawan Solo Fair, Borobudur Travel Mart dan Munas Apeksi. Hal ini akan sangat disayangkan bila tidak didukung dengan fasilitas yang memadai, seperti ruangan yang besar dan nyaman dan perlengkapan audio visual yang memadai. Seperti dikemukakan Menteri Luar Negeri Hasan Wirayuda yang menyebut Solo minim fasilitas MICE, salah satunya ruang pertemuan berstandar internasional. Sebagaimana yang juga dikeluhkan oleh General Manager Best Western Hotel Solo Herman Corbois, "Tanpa adanya convention hall yang memadai, bagaimana event internasional akan digelar di Solo? Bagaimana soal transportasinya? Audio visualnya? Translator-nya? Solo ingin mempromosikan diri sebagai kota MICE, tapi tidak punya tempat
representatif," kritiknya.( http://suaramerdeka.com, Diakses tgl 5 Desember 2011 ) Hal ini bisa disikapi dengan dibangunnya suatu convention and exhibition centre yang besar dan lengkap, seperti halnya Jakarta Convention Centre yang pada tahun lalu mampu memfasilitasi 441 event dalam satu tahun, 2007 dapat dibayangkan berapa
besar dampak yang akan kita dapatkan sebagai pelaku bisnis apabila terdapat event dengan jumlah yang sama dengan event tersebut. Begitu juga dengan kota yogya dengan Jogja Expo Centernya yang disinggung sebagai ruang pameran ideal. "Kalau bicara gedung yang ideal, ya idealnya yang bisa menyesuaikan kebutuhan. Setidaknya seperti JEC itulah, sudah representatif untuk menggelar pameran," Tegas Ketua Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia (Apkomindo) Solo Andoko terkait masalah kebutuhan kota solo akan convention hall yang representatif.( http://suaramerdeka.com, Diakses tgl 5 Desember 2011 ) Saat ini, gedung pertemuan di Solo yang representatif untuk menggelar pameran skala besar hanya Diamond Convention Center. Selain lokasinya strategis, sarana prasarana pendukung pameran juga dimiliki pengelola gedung, sehingga pelaksana pameran tidak kerepotan mencari sarana pendukung yang memadai. Hanya saja, kapasitasnya tidak terlalu besar. Tidak menutup kemungkinan ada calon peserta pameran yang tidak kebagian tempat, karena keterbatasan area. Selain itu juga hanya berfungsi sebagai tempat penyelenggaraan resepsi dan pertemuan biasa, sementara pelaku bisnis lebih memilih menyelenggarakan meeting di restoran ataupun hotel. Hal ini disebabkan oleh desakan kebutuhan akomodasi yang serba praktis dan hemat waktu yang tentunya akan membuat gedung pertemuan di kota Solo terkesan kurang populer. Wacana adanya Convention and Exhibition Centre yang ideal perlu didukung dengan adanya area yang besar, toilet yang memadai, AC, pencahayaan yang cukup, pasokan listrik dan cadangannya, telepon, kendaraan, fasilitas pemadam kebakaran, cargo dan lift serta eskalator bila diperlukan, pintu darurat, ruang sekretariat, panggung, ruang VIP, kafetaria, toko obat, klinik, dapur dan sebagainya. Apabila convention centre ini dibangun, tentu akan terwujud pula peningkatan APBD, penurunan angka pengangguran serta kenaikan pendapatan masyarakat Kota Solo. Apabila dapat dilaksanakan setidaknya 10 event dalam setahun dengan GOP sekitar 40% pada setiap event dapat dipastikan dalam empat hingga enam tahun ke depannya biaya investasi akan segera didapatkan kembali. Untuk itu, Pemkot Solo hendaknya dapat merangkul investor handal yang mampu merealisasikan wacana tersebut. Dengan dibangunnya convention centre seperti ini, niscaya perkembangan MICE di Kota Solo dengan sendirinya akan menunjukkan perkembangan yang signifikan. Dan tentu dengan berkembangnya MICE tersebut akan mendorong laju perekonomian Solo, dan menciptakan atmosfer budaya baru, yaitu berkembangnya Solo tak hanya melulu menjadi kota budaya dan wisata tapi juga menjadi kota metropolitan. Solo akan menjadi pusat bisnis baru di Jawa Tengah dan menjadi nadi perekonomian di Indonesia. Dengan melihat potensi kota, dan keterbatasan fasilitas konvensi yang tersedia di kota Surakarta (Solo), maka diperlukan suatu fasilitas yang mampu mewadahi berbagai
kegiatan memadai.
konvensi
dan
ekshibisi bangunan
dengan
segala
Perencanaan
Convention
diharapkan dapat menjadi landmark kota Solo dengan menampilkan nuansa budaya tradisional Solo sebagai citra dan karakter bangunan, dengan fleksibilitas ruang (kapasitas dapat menyesuaikan volume segala event, yang sangat fleksible, sehingga sangat mudah disetting menurut kebutuhan konsumen, dengan begitu harga lebih ekonomis). Selain itu melalui bangunan ini dapat menjadi jendela cakrawala budaya Solo bagi para pengunjung. 2. Kemunculan Arsitektur Post Modern Arsitektur post modern merupakan bagian dari arsitektur modern. Masa sebelum masa arsitektur post modern adalah masa arsitektur modern yang merupakan masa bangkitnya arsitektur. Bangunan- bangunan arsitektur yang sebelumnya mempunyai nilai seni yang sangat tinggi (memasukkan unsur tradisional) berubah menjadi sebuah karya arsitektur yang tidak memasukkan nilai seni, melainkan hanya memasukkan unsur ilmu saja dalam proses perancangannya. Kolom-kolom raksasa yang rapat dan balok- balok tebal mulai hilang dengan ditemukannya bahan-bahan bangunan baru dan sistem struktur yang baru pula melalui teknologi canggih.Karya-karya arsitektur raksasa seperti bangunan bertingkat tinggi dan bangunan bentang lebar dapat dengan mudah dilaksanakan melalui teknik-teknik pembangunan yang baru. Para arsitek dapat dengan mudah merealisasikan rancangannya sesuai dengan keinginannya (seperti ingin membangun sebuah bangunan bentang lebar tetapi bebas kolom) karena penemuan bahan / material bangunan baru yang bisa digunakan sesuai dengan keinginan arsitek dan konsumen. Dengan tersedianya bahan-bahan baru dan dibarengi dengan teknik pelaksanaan yang cukup canggih maka arsitek seperti lebih bebas berkreasi melalui karyanya, sehingga yang timbul kemudian adalah sebuah karya arsitektur yang (jika dibaca secara arsitektural) berkuasa dan selalu ingin menjadi yang terbaik, yang nomer satu.Sebagian besar dari karya- karya arsitektur modern ini berupa bangunan tingkat tinggi (skyscraper) yang menjulang tinggi seolah-olah ingin terus mulur setinggi-tingginya.Apalagi dengan penggunaan material seperti beton, tampilan sebuah karya arsitektur modern terlihat sangat kaku.Karya-karya arsitektur modern bisa dikatakan monoton karena desainnya yang sebagian besar berbentuk kotak dari denah sampai dalam rupa tiga dimensi ditambah dengan desain facade yang diulang-ulang tanpa memasukkan unsur irama. Kesan-kesan yang ditimbulkan oleh karya-karya arsitektur modern tersebut agaknya mulai mengusik para arsitek yang dasarnya adalah orang seni. Mereka mulai merasa tidak enak dengan bentukan-bentukan yang kaku dan monoton tersebut. Mereka menganggap bahwa karya - karya arsitektur modern tidak mempunyai ekspresi seni yang menunjukkan bahwa karya tersebut adalah hasil dari kreasi seorang arsitek.Sampai kemudian (sekitar tahun 1970 an), salah seorang arsitek pada masa itu, yaitu Charles Jencks, mengumumkan matinya arsitektur modern karena arsitektur modern dianggap terlalu otoriter, terlalu lemah, dan banyak mengalami kegagalan.(www.scribd.com, diakses tgl 9 desember 2011)
Para tokoh arsitektur Post modern mulai berpikir bagaimana mengembalikan citra seorang arsitek yang mempunyai jiwa seni dan menampilkan kembali karya arsitektur yang mempunyai nilai seni, bukan karya yang kaku dan monoton seperti pada karya arsitektur modern. Pemikiran inilah yang mendorong para arsitek pada waktu itu untuk kembali memasukkan unsur seni dalam berarsitektur dan mulai memikirkan bentukan yang tidak menimbulkan kesan otoriter, melainkan sebuah bentukan yang berkesan ramah dan lebih luwes dengan faade yang seakan-akan begerak karena berirama. ( http://daukhan-arsitek.com, Diakses tgl 9 Desember 2011) Sebagai hasil koreksi atas arsitektur modern, tentu saja gaya arsitektur post modern tidak akan terlepas secara penuh dari ciri arsitektur modern. Penggunaan teknologi terbaru dan bahan bahan bangunan baru masih tampak menjadi pilihan utama disini. Selain karena effisiensi waktu yang didapat pada saat pelaksanaan konstruksi, juga memungkinkan arsitek berkreativitas tanpa batas. Desain kontemporer yang dituju oleh para arsitek tidak akan tersandung dengan kekhawatiran akan masalah mengenai kesulitan dalam merealisasikannya ke dalam bentuk nyata yang berwujud. Berlainan dengan arsitektur tradisional yang memiliki kecenderungan sulit diterapkan pada konstruksi Bangunan bentang lebar dan tinggi. Hal ini lah yang masih dianut dan dijaga oleh ragam arsitektur post modern dari arsitektur modern. Akan tetapi, pada ragam post modern ini diwujudkan kembali beberapa unsur yang dahulu telah dikubur jauh-jauh oleh arsitektur modern seperti larangan penggunaan ornamen dekoratif yang dianggap tidak ada manfaatnya, dan meninggalkan bentuk demi mengejar fungsionalitas semata. Juga yang tidak kalah penting dalam ragam arsitektur post modern yaitu memberi tempat pada aspek iklim dan budaya regional yang memiliki nilai seni yang tinggi. Seperti halnya sejarah kehidupan manusia, maka arsitektur post modern menginginkan untuk kembali kepada masa lalu. Arsitek sudah jenuh dengan bentuk-bentuk modern dan rindu akan elemen-elemen jaman Romawi, Renaissance atau Baroque. Sehingga mereka tidak menjadi rasional lagi, tidak mengutamakan fungsi, dan ingin memperlihatkan bangunan sebagai sculpture yang bersifat monumental. Ornamen sudah mulai dipakai untuk meramaikan bangunan yang sering disebut sebagai Art Deco, yang dulu dianggap tabu. Hanya saja ornamen yang dipakai sekarang sudah mengalami beberapa perubahan dan modifikasi baik dalam ukuran maupun skala. Tokoh tokoh arsitek yang ada di dalam aliran arsitektur Post modern ini antara lain: Morphosis, Kishokurokawa, Richard Meier, Norman Foster, Richard Rogers, Renzo Piano.
Sasaran pembahasan adalah menyusun program dasar perencanaan dan konsep perancangan arsitektur dari bangunan Solo Exhibition and Convention Center.
D. LINGKUP PEMBAHASAN
Secara substantial, lingkup pembahasan meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan bangunan Exhibition and Convention Center yang merupakan bangunan massa tunggal, (terkonsentrasi) dengan titik berat pada hal-hal yang berkaitan dengan disiplin ilmu arsitektur, sedangkan hal-hal di luar ilmu arsitektur yang mempengaruhi, melatarbelakangi dan mendasari faktor-faktor perencanaan akan dibatasi, dipertimbangkan atau diasumsikan tanpa dibahas secara mendalam. Secara spatial, bangunan Exhibition and ConventionCenter ini terletak di pusat kota Solo (Surakarta).
Studi Pustaka : Tinjauan convention center Tinjaun exhibition center Tinjauan fasilitas CEC Tinjauan Teori Arsitektur Post modern
Studi Lapangan Tinjauan tapak Tinjauan kota Solo Kondisi geografis kota Solo Pertumbuhan ekonomi JUmlah kegiatan konvensi dan ekshibisi Jumlah industri di Solo
Studi Banding Jakarta Convention Center Jogja Expo Center Diamond Convention Center
Analisis Analisis antara tinjauan pustaka dan data untuk memperoleh pendekatan aspek fungsional ,kontekstual ,teknis dan kinerja (program perencanaan dan citra (konsep) perancangan bangunan exhibition and convention center di Solo dengan penekanan design arsitektur post modern
Konsep Dasar dan Program Perencanaan dan Perancangan Solo Exhibition and Convention Center
2. Data
Data fisik Tinjauan Umum Kota Solo Solo atau surakarta merupakan salah satu kota di propinsi Jawa Tengah. Kota ini terletak pada 110 111 Lintang Selatan, dengan ketinggian kota terendah 90 meter dan tertinggi 188 meter di atas permukaan laut. Daerah kota Solo ini merupakan daerah lembah, yaitu pertemuan antara daerah lereng gunung Merapi, Merabu, dan gunung Lawu. Adapun batas-batas wilayah kota Solo : 1. Sebelah Utara : Kecamatan Kartosuro ( Kabupaten Sukoharjo ), Kabupaten Boyolali 2. Sebelah Selatan : Kabupaten Sukoharjo 3. Sebelah Barat : Kabupaten Klaten 4. Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sragen Kota Solo memiliki luas area sebesar 4.404,06 Ha yang terdiri dari lima kecamatan dengan luasan setiap kecamatan sebagai berikut: 1. Kecamatan Laweyan terdiri dari 11 kelurahan dengan luas 863,83 Ha (19,62%) 2. Kecamatan Serengan terdiri dari 7 kelurahan dengan luas 319,5 Ha (7,25%) 3. Kecamatan Pasarkliwon terdiri dari 9 kelurahan dengan luas 481,52 Ha (28,57%) 4. Kecamatan Jebres terdiri dari 11 kelurahan dengan luas 1.258,18 Ha (28,57%) 5. Kecamatan Banjarsari terdiri dari 13 kelurahan dengan luas 1.481,1 Ha (33,63%)
Lokasi kota ini berada di dataran rendah (hampir 100m di atas permukaan laut) yang diapit Gunung Merapi di barat dan Gunung Lawu di timur. Agak jauh di selatan terbentang Pegunungan Sewu. Di sebelah timur mengalir Bengawan Solo dan di bagian utara mengalir Kali Pepe yang merupakan bagian dari Daerah Aliran Sungai Solo.
Tanah di Solo bersifat pasiran dengan komposisi mineral muda yang tinggi sebagai akibat aktivitas vulkanik kedua gunung api yang telah disebutkan di atas. Komposisi ini, ditambah dengan ketersediaan air yang cukup melimpah, menyebabkan dataran rendah ini sangat baik untuk budidaya tanaman pangan, sayuran, dan industri, seperti tembakau dan tebu. Namun demikian, sejak 20 tahun terakhir industri manufaktur dan pariwisata berkembang pesat sehingga banyak terjadi perubahan peruntukan lahan untuk kegiatan industri dan perumahan penduduk. Tata Guna Lahan 1. 2. 3. 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Wisata Budaya Olah raga Jasa wisata Perdagangan Perkantoran komersial Perkantoran pemerintahan Pendidikan Fasilitas social Fasilitas transportasi Industri Perumahan Ruang terbuka Fasilita khusus Lain-lain ( Jalan, Sungai, dsb ) RUTRK 1993 - 2013 Hektare 99, 09 79,27 55,05 264,24 44,04 77,07 253,23 121,11 44,04 85,88 2.642,44 22,02 11,01 605,58 4.404,07 % 2,25 1,80 1,25 6,00 1,00 1,75 5,75 2,75 1,00 2,00 60,00 0,50 0,25 13,70 100,00
Jumlah
Pembagian Sub Wilayah Pembangunan berdasarkan pada wilayah administrasi kecamatan, yaitu : 1. SWP I dengan pusat pertumbuhan di kelurahan pucang sawit, Meliputi 6 kelurahan ( Pucang sawit, Jagalan, Gandekan, sangkrah, Semanggi, dan Sewu ) seluas 487,52 Ha; merupakan rencana kawasan industri 2. SWP II dengan pusat pertumbuhan di kelurahan Kampung baru, Meliputi 12 kelurahan ( Kampung baru, Kepatihan kulon, kepatihan wetan, Purwodiningratan, Gilingan, Kestalan, Keprabon, Ketelan, Timuran, Punggawan, Stabelan, dan Sudiroprajan ) seluas
430,90 Ha; merupakan rencana kawasan pariwisata, Kebudayaan, perdagangan, dan perkantoran / pusat administrasi. 3. SWP III dengan pusat pertumbuhan di kelurahan Gajahan, Meliputi 12 kelurahan ( Joyotakan, Danukusuman, Serengan, Kratonan, ayengan, Kemplayan, Pasar kliwon, Gajahan, Kauman, Baluwarti, Kedung lumbu, dan Joyosuran ) seluas 494,31 Ha; merupakan rencana kawasan pariwisata, kebudayaan, dan perdagangan. 4. SWP IV dengan pusat pertumbuhan di kelurahan Sriwedari, Meliputi 8 kelurahan ( Tipes, Bumi, Panularan, Penumping, Sriwedari, Purwosari, Manahan, dan Mangkubumen ) merupakan rencana kawasan pariwisata dan olah raga. 5. SWP V dengan pusat pertumbuhan di kelurahan Sondakan, Meliputi 3 kelurahan ( Pajang, Laweyan, dan Sondakan ) seluas 258,50 Ha; merupakan rencana kawasan industri. 6. SWP VI dengan pusat pertumbuhan di kelurahan Jajar, Meliputi 3 kelurahan ( Karang asem, Jajar, dan Kerten ) seluas 327,60 Ha; merupakan rencana kawasan perkantoran / pusat administrasi dan perumahan. 7. SWP VII dengan pusat pertumbuhan di kelurahan Sumber, Meliputi 2 kelurahan ( Sumber, dan Banyuanyar ) seluas 258,30 Ha; merupakan rencana kawasan perumahan. 8. SWP VIII dengan pusat pertumbuhan di kelurahan Jebres, pendidikan, dan perdagangan. 9. SWP IX dengan pusat pertumbuhan di kelurahan Kadipiro, penidikan. 10. SWP X dengan pusat pertumbuhan di kelurahan Mojosongo, Meliputi 1 kelurahan ( Mojosongo ) seluas 532,90 Ha; merupakan rencana kawasan perumahan. Data non fisik Perkembangan Potensi dan Fungsi Kota Solo Pertumbuhan penduduk kota solo sekitar 0.775 per tahun, Sedang perkembangan penduduk kota solo akan mencapai 602.901 jiwa, sehingga strategi perkembangan kota mengacu pada kota metropolitan. Proyeksi pertumbuhan penduduk kota solo Tahun Luas (Km2) 1991 1992 44.040 44.040 Jumlah penduduk (Jiwa) 516.957 519.997 Tk.Kepadatan (Jiwa/Km2) 11.699 11.807 Meliputi 2 kelurahan ( Kadipiro, Nusukan ) seluas 715,10 Ha; merupakan rencana kawasan industri dan Meliputi 2 kelurahan ( Jebres, Tegalharjo) seluas 349,50 Ha; merupakan rencana kawasan pariwisata,
Perkembangan fungsi kota solo Wilayah kota solo merupakan kota yang sudah dapat dikatakan mapan, mempunyai banyak peranan dan fungsi sebagai kota pemerintahan, perdagangan, industri, pendidikan, pariwisata, olah raga serta sosial budaya. Seperti ditunjukan tabel berikut ini: Proyeksi pertumbuhan penduduk kota solo No 1 2 3 4 5 6 Fungsi kota Pemerintahan Industri Pendidikan Pariwisata dan sosial budaya Perdagangan Pusat olah raga Skala pelayanan Lokal dan regional Lokal, regional, nasional Lokal, regional, nasional Lokal, regional, internasional Lokal, regional Lokal, regional, nasional
Sumber : Perda No.8/1993 dan pengolahan studio
Bicara tentang MICE tentunya tidak lepas dari dukungan sektor pariwisata, dalam hal ini kota solo dapat dikatakan potensial untuk sektor pariwisata yang ditunjukan dari jumla kunjungan wisatawan di objek-objek wisata di kota solo, yaitu sebagai berikut: Peningkatan perekonomian Kota Solo Berdasarkan kode ISIC ( 2 digit ) industri kota Solo terdapat 12 jenis industru dengan jumlah industri besar/sedang sebanyak 115 buah. Industri besar adalah industri pengolahan dengan jumlah tenaga kerja 110 orang atau lebih, sedangkan industri sedang adalah industri pengolahan dengan tenaga kerja sebesar 20-99 orang.
Laju inflasi tahun 2010 September 2011 Tahun/Bulan 2010 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember 0,63 0,29 -0,24 0,19 0,16 1,23 1,34 0,16 0,40 0,10 0,47 1,75 Laju inflasi Tahun/Bulan 2011 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September 0,63 -0,66 -0,80 -0,30 -0,30 0,62 0,71 0,64 0,24 Laju Inflasi
Pertumbuhan ekonomi kota solo Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Pertumbuhan ( % ) 4,16 4,12 4,97 6,11 5,80 5,15 5,43 5,82 5,69 5,90 5,94
Potensi kota solo sebagai lokasi CEC Kota solo sangat potensial sebagai lokasi MICE dibuktikan dengan perkembangan sektor industri, baik industri besar maupun kecil. Berikut ini adalah data pertumbuhan industri di kota solo.
Pertumbuhan indutri di kota solo dalam beberapa tahun terakhir No 1 2 3 Tahun 2008 2009 2010 Jumlah kecil 1225 1310 1437 industri Jumlah sedang 115 100 106 industri Jumlah besar 1225 1310 1437 industri Jumlah tenaga kerja 47493 43506 44565
Menurut data dari Biro Pusat Statistik Kota Solo, perusahaan industri pengolahan besar/sedang dibagi dalam beberapa kelompok berdasarkan jenis pengolahannya yaitu sebagai berikut: .1. Kelompok industri makanan dan minuman 2. Kelompok industri pengolaan tembakau 3. Kelompok industri tekstil 4. Kelompok industri pakaian jadi 5. Kelompok industri kulit dan barang kulit 6. Kelompok industri kertas dan barang dari kertas 7. Kelompok industri penerbitan, percetakan dan reproduksi media rekaman 8. Kelompok industri kimia dan barang industri kimia 9. Kelompok industri karet dan barang dari karet 1o. Kelompok industri barang dari logam kecuali mesin dan pelengkapanya 11. Kelompok industri mesin dan perlengkapannya 12. Kelompok industri furniture dan pengolahan lainnya Sedangkan unit usaha kecil atau mikro yang terdapat di kota solo diklasifiasikan menjadi beberapa jenis antara lain: 1. Industri hasil pertanian dan kehutanan Tahu Tempe Kerupuk Karak Gitar Batik Pakaian jadi Kain perca Cindera mata Dandang Karak Kue basah Mebel Sangkar burung Sepatu Dop Shuttle cocks Letter Ubin semen Timbangan
Las Jenis produk industri yang berpotensi menjadi materi pamer pada kegiatan ekhibisi regional di kota solo Jenis Industri Kecil Kelompok industri Industri hasil pertanian dan kehutanan hasil Produk Industri logam, Mesin, Kimia yang potensial untuk Keterangan Peserta pada dari pameran umumnya sekelompok
bahan pamer Makanan Tradisional Mebel / Furniture Agrobisnis Gitar Batik Garmen Cinderamata
adalah perwakilan industri berdasarkan hasil produksi industri. Peserta pameran pameran umumnya sekelompok kurang lebih 30% yang sejenis atau lokal
Menengah besar
Makanan dan minuman Pengolahan tembakau Tekstil Pakaian jadi Kulit dan barang dari kulit Kertas dan barang dari kertas Penerbitan, dan rekaman percetakan, media reproduksi
adalah perwakilan industri berdasarkan hasil produksi industri. Peserta pameran kurang lebih 60% yang sejenis atau lokal
Kimia dan barang industri kimia Karet karet Barang dari logam kecuali mesin perlengkapannya dan dan dan barang dari
Mesin perlengkapannya
Jenis kegiatan pameran temporer di kota solo No 1 2 3 4 5 6 Jenis kegiatan temporer Pameran komputer Pameran elektronik Pameran telepon seluler Pameran properti Pameran kendaraan bemotor Pameran agrobisnis No 7 8 9 10 11 12 Jenis kegiatan temporer Pameran tekstil Pameran makanan tradisional Pameran barang-barang kerajinan Pameran multi produk Pameran buku Pameran pendidikan
Jenis Event berkala pemerintahan kota solo yang menjadi daya tarik MICE dalam sektor seni budaya No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jenis event berkala Wiyosan Peringatan Hadiningrat Grebeg Sudiro Carnival peringatan hari jadi Kota Solo Sekatenan Mahesa lawung Solo Batik Carnival dan Seminar Internasional Kepariwisataan ( BIF ) Pameran Gebyar wisata nusantara Mangkunegaran Perform art Java expo Solo batik fashion Keraton festival 20 21 22 23 24 Kirab pusaka satu suro Pagelaran wayang kulit Pagelaran wayang orang Festival nemlikuran Festival selawenan di kampung batik laweyan Data potensi wisata sebagai destinasi MICE di Kota Solo No 1 2 3 Potensi wisata Kraton Kasunanan Pura Mangkunegaran Museum Radya Pustaka No 13 14 15 Potensi wisata Grojogan sewu Cetho temple Sukuh temple
Sumber : Dinas Pariwisata Kota Solo
No SP KGPAA surakarta 13 14 15 16 17 18 19
Jenis event berkala Wiyosan tingalandem jumenengan PB XIII Pemilihan putera & puteri solo Solo International Performing Art & CJIBF ( Central Java Infrastructure ) Grebeg pasa Malem selikuran Grebeg besar Kirab apem sewu
Jumenengan adeging
Mangkoenagara IX Nagari
4 5 6 7 8 9 10 11 12
Wuryaningratan batik gallery Kauman batik village Laweyan batik village Klewer market Pagelaran ketoprak di auditorium RRI Pagelaran wayang orang di sriwedari Pagelaran dan pembuatan wayang kulit Pagelaran dan pembuatan wayang beber di Jebres Balai agung
Sumber : Dinas Pariwisata Kota Solo
16 17 18 19 20 21 22 23 24
Pengging bathing pool Selo pass Sangiran museum Gaja mungkur dam Wirun vilage Taman sriwedari Monumen pers Taman satwataru Taman balekambang
Data fasilitas gedung exhibisi dan konvensi di kota solo No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Nama gedung Graha saba buana Wuryaningratan Batari Sasana krida kusuma Hotel dana Warastratama Dewa dewi Diamond PMS Mekar kusuma Nikmat rasa GRHA Nikmat rasa Sam sat Mawar Pusponugroho Griya kalitan Sasono gondopuri Akasia puspa taruna Wisma karwuyan Atina Lestari rahayu Kusuma sari Al irsyad Kapasitas ( orang ) 2000 800 800 1000 800 1000 1000 1400 1000 800 600 800 800 600 700 200 600 300 400 1000 600 350 700 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 Langen parikrama Cempaka Bakti pertiwi Sriwijaya Gedung persaudaraan haji Golden Boga Kusuma kartikasari Langen sari kopti TBS ISI Hotel Sahid Kusuma Hotel Sahid Raya Quality Novotel Asia Grand Setya kawan Baron indah Purohamijayan Fatimah Hotel Sahid jaya Sunnan hotel No Nama gedung Kapasitas ( orang ) 1000 500 800 1000 600 600 800 1000 750 1500 600 800 300 1000 1500 900 400 750 500 750 500 1400
Kalender Event tahun 2012 No 1 Tanggal 15 Januari Event Grebeg Sudiro Lokasi Pasar Gedhe No 24 Tanggal 22-23 Juli Event Wayang Bocah Lokasi Gedung Wayang Orang Sriwedari 2 30 5 Febuari Sekaten Alun-alun Utara Keraton Kasunanan Surakarta 3 5 Febuari 4 17-21 Febuari 5 18 Febuari 6 19 Maret Gunungan Carity Race Boat Gerbeg Mulud Festival ketoprak Solo Carnaval Keraton kasunanan Surakarta Gedung kesenian Balekambang Jalan Riyadi Bengawan solo 29 Slamet 28 22-29 Agustus 6-9 September 27 19-26 Agustus Bakdaning Balekamban g Pekan Swalayan Jurug Federation Asian Cultural Promotiaon Conference 7 22 Maret 8 18-22 April Mahesa Lawung Pesona Balekambang Keraton Kasunanan Surakarta Taman Belekambang 31 8 September 30 29-30 September Solo Keroncong Festival Grand Final Pemilihan Putra-Putri Solo 9 29 April Solo Menari Jalan Riyadi 10 11-12 Mei 11 18-20 Mangkunegar an perfoming art Festival Pura mangkunegara n Kawasan 34 28-30 SIPA Solo 33 Slamet 32 14-15 September 21-22 September Solo Keroncong Festival Solo Jazz City Kawasan Mangkunega ran Ngarsopuro Ngarsopuro Mangkunega ran Solo Taman Satwa Taru Jurug Taman Balekambag 26 19 Agustus Grebeg Poso 25 8 Agustus Malem Selikuran Keraton KasunananTaman Sriwedari Kraton Kasunanan
Gladak Solo 35
September 11-14 Oktober Solo Investation Tourism and Trade Expo Solo
Hisorian Conference
13
8-10 Juni
Kemah Budaya
36
13-14 Oktober
14
13-14 Juni
Art
37
14 Oktober
Grebeg Pangan
PurwosariSriwedari Solo
15
15 Juni
38
14-16 Oktober
Jumenengan Dalem 16 16-20 Juni 17 19 Juni Solo Kampung Art Parade Hadrah 18 24-26 Juni 19 20 30 Juni 4-8 Juli Solo Carnival SIEM Batik Kreasso ke-7 SISSKS XIII
39
25-28 Oktober
Pasar g
Seni
Slamet
40
26 Oktober
41
9-11 November
Javanese Theatrical Kirab Apem Sewu Bengawan Solo Kirab Malam Sura 1 Getek Festival
11 November 11 November
21
13-16 Juli
Solo Fashion
Batik
Kompleks Balaikota
44
26-27 November
22
19-22 Juli
46
25 November
Mankoe Nagoro IX Pesta Budaya dan Kembang Api Malam Tahun Baru
Sumber : www.surakarta.go.id
Solo
Zhengzhou International Convention and Exhibition Center ( ZZICEC ) ini merupakan salah satu dari tiga bangunan ikonik di daerah pusat bisnis Zhengzhou yang didesain oleh Arsitek kelas dunia Kisho Kurokawa yang dimana sering kita kenal sebagai arsitek yang dalam penerapan setiap design bangunannya mengarah pada konsep design arsitektur post modern. Konstruksi baja dan beton dari bangunan utama menggunakan sistem kabel dengan suspensi tetap untuk mendukung atap. ZZICEC adalah bangunan konvensi & kompleks pameran dengan luas bangunan 227.600 meter persegi. Disewakan ruangan dengan luas total 74.000 meter persegi yang sangat ideal untuk konvensi, pameran, acara hiburan, resepsi, perjamuan dan acara seremonial. Convention center sebagai Bagian dari ZZICEC terdiri dari 6 lantai dgn luas bangunan 60.800 meter total persegi. Luas Ini termasuk Grand Hall dengan tempat duduk hingga 3160 untuk rapat dan 1.660 untuk perjamuan, 1090 tempat duduk untuk Teater Internasional, dan dua teater dengan tempat duduk 400 pada masing-masing teater. Juga termasuk tujuh belas
ruang pertemuan dengan ukuran yang bervariasi, ruang resepsi VIP, restoran Cina, restoran Barat, dan kafe. Interpretasi simultan dapat diberikan hingga 8 bahasa dalam Teater Internasional. Exhibition center sebagai Bagian dari ZZICEC terdiri dari dua (2) ruang pameran utama dan luas bangunan total 166.800 meter persegi. Ada 6 lantai dengan fasilitas pendukung tambahan termasuk ruang pertemuan, stan makanan, kantor dan toko-toko. Sampai dengan 3.560 stan pameran yang masing-masing memilki luas 9 meter persegi dapat ditampung dalam dua ruang pameran. Setiap ruang pameran memiliki rentang 102 meter dengan 5 dinding bergerak yang dapat membagi ruang menjadi 6 ruang untuk digunakan pameran yang lebih independen. Hall 2 pada tingkat atas adalah kolom-bebas. Kedua ruang dapat diakses secara langsung oleh kendaraan untuk bongkar muat. Area pameran terbuka atau di luar ruangan memiliki luas sekitar 38.000 meter persegi. Beberapa area pameran outdoor berlokasi diantara pusat pameran dan danau Naga. Untuk area parkir memiliki luas 45.000 meter persegi yang dapat menampung hingga 1.800 kendaraan. (http://www.zzicec.com, Diakses tgl 9 desember 2011 ) 2. Scottish Exhibition and Conference Center.
Gedung Scottish Exhibition and Conference Centre (SECC) ini terletak di sebelah utara Sungai Clyde yang berbatasan dengan Bells Bridge, Tampak luar dari Gedung SECC ini memiliki bentuk yang sangat unik, yang mirip dengan Sydney Opera House. Gedung SECC ini merupakan gedung pameran dan konferensi paling megah di Skotlandia. Gedung yang didesain oleh Sir Norman Foster Arsitek kelas dunia yang pada setiap designnya juga menggambarkan konsep design arsitektur post modern ini sering disebut Armadillo. Berbagai event internasional seperti konser, pameran, dan konferensi pernah digelar di sini. Gedung utama
SECC selesai dibangun pada tahun 1985. Gedung ini menempati area seluas 260.000 meter persegi. SECC dibagi menjadi lima ruang pameran utama (exhibition halls), dengan luas area mencapai 22.355 meter persegi. (http://www.fosterandpartners.com, Diakses tgl 9 desember 2011 ).
Skema garis besar dari aspek-aspek panduan perencanaan tentang Solo Convention and Exhibition Center: - Dasar-dasar pendekatan Aspek Fungsional meliputi pendekatan terhadap pelaku aktifitas, perilaku aktifitas, untuk dapat menentukan kapasitas besaran ruang, hubungan antar ruang dan sirkulasi. Struktur organisasi pengelola dapat digunakan sebagai kebutuhan ruang untuk pengelola. - Dasar-dasar pendekatan Aspek Kontekstual berkaitan dengan kondisi lingkungan kawasan berupa analisa tapak baik makro maupun mikro yang mempengaruhi perencanaan dan perancangan. - Dasar-dasar pendekatan Aspek Teknis meliputi persyaratan struktur, modul, pemilihan struktur. Disamping itu bahan bangunan harus mudah dalam pelaksanaan, perawatan, dan bahan bangunan diusahakan berasal dari produk lokal. - Dasar-dasar pendekatan Aspek Kinerja meliputi jaringan instalasi listrik, jaringan pengkondisian udara, jaringan air (bersih dan kotor), jaringan sampah, jaringan komunikasi (eksternal dan internal), jaringan sirkulasi didalam maupun diluar bangunan, jaringan penerangan dan maintenance. Pengolahan tapak harus memperhatikan kondisi sekitarnya, sedang keadaan bangunan harus mampu merespon keadaan lingkungan dan bangunan sekitar. Mengoptimalkan penghawaan alami guna meminimalisir penggunaan pengkondisian udara buatan (AC) kecuali untuk ruang-ruang khusus.
4. Pustaka
http://id.wikipedia.org http://suaramerdeka.com www.scribd.com Referensi buku, media cetak, elektronik dan internet yang berkaitan dengan proses penyusunan Laporan Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Kantor PT. Wahana Honda di Jakarta Barat.
5. Penutup
Demikian usulan judul 1 Tugas Akhir Solo Exhibition and Convention Center pendekatan design arsitektur post modern. Guna mendukung penyusunan, apabila judul disetujui dan dianggap layak, maka akan dilkukan survey lebih lanjut ke lapangan. Survey tersebut untuk melengkapi data-data yang telah diperoleh sebelumnya baik dari literatur maupun survey pendahuluan.