Anda di halaman 1dari 5

PENGANTAR

Manusia berada di dunia bergaul dengan manusia satu dan lainnya yang dinamakan masyarakat, dimulai dari orang tua, keluarga dirumah, dan semakin meningkatnya umur, semakin luas pula daya cakup pergaulannya dengan manusia lain di dalam masyarakat tersebut. Manusia semakin meningkatnya usia semakin mengetahui peradaban dan kebudayaan, mempunyai persamaan dan perbedaan dengan orang lain dan semakin mengerti bahwa dalam hubungannya dalam masyarakat tidak boleh semaunya (Egoistis).

Kehidupan dimasyarakat sebenarnya berpedoman pada aturan yang oleh sebagian besar masyarakat dipatuhi dan ditaati karena merupakan pegangan baginya, hal ini akan disadari dalam diri manusia. Hubungan-hubungan antarmanusia serta antara manusia dengan masyarakat dengan kelompoknya, diatur oleh serangkaian nilai-nilai dan kaidah-kaidah dan perikelakuannya lamakelamaan melembaga menjadi pola. Manusia secara sadar ataupun tidak telah mengetahu bahwa kehidupan mereka dalam masyarakat pada hakikatnya telah diatur oleh bermacam-macam aturan dan pedoman.

Salah satu kaidah terpenting yang mengatur kehidupan bermasyarakat adalah kaidah hukum, disamping kaidah agama, kesusilaan dan dan kesopanan. Kaidah-kaidah dan pola-pola hukum dapat dijumpai pada setiap masyarakat, baik yang tradisional maupun yang modern, walaupun kadang-kadang masyarakat yang diatur tidak atau kurang menyadari. Hak dan kewajiban yang timbul sebagai akibat hubungan antarwarnga masyarakat sebagian besar diatur oleh kaidah-kaidah hukum, baik yang tersusun secara sistematis dan dibukukan, maupun oleh kaidah-kaidah hukum yang tersebar dan juga oleh pola-pola perikelakukan yang dikualifikasi sebagai hukum

Karena hampir semua aspek hubungan kemasyarakatan diatur oleh kaidah-kaidah hukum dan pola-pola tertentu dalam arti tunduk padanya, maka dari itu bahwa secara relatif, sedikit sekali aspek-aspek kehidupan masyarakat yang dapat dimengerti selukbeluknya secara menyeluruh tanpa memperhatikan aspek-aspek hukumnya, hal inilah yang menyebabkan sifat hakikat dan sistem hukum merupakan objek penelitian yang tidak dapat diabaikan oleh sosiolog. Hukum secara sosiologis merupakan suatu lembaga kemasyarakatan (social institution) yang merupakan himpunan kaidah-kaidah, dan pola-pola perikelakuan yang berkisar pada kebutuhan-kebutuhan pokok manusia.

Jadi, sosiologi hukum berkembang atas dasar suatu anggapan bahwa proses hukum berlangsung di dalam suatu jaringan atau sistem sosial yang dinamakan masyarakat. Hukum hanya dapat dimengerti dengan jalan memahami sistem sosial terlebih dahulu dan bahwa hukum merupakan suatu proses. Warga masyarakat menggunakan, menerapkan dan menafsirkan hukum, dan dengan memahami proses tersebut, barulah akan dapat dimengerti bagaimana hukum berfungsi dan bagaimana suatu organisasi sosial memberi bentuk dan atau bahkan menghalanghalangi proses hukum.

Anda mungkin juga menyukai