Pembengkakan leher sebelah kiri tanpa disertai rasa askit, demam berulang sejak 4 bulan. Berat badan makin menurun, sering mengeluh mudah capek dan nafsu makan kuang. Pada pemeriksaan fisik anak sadar, tampak pucat, lemah, tekanan darah 110/70 mmHg, frekuensi nafas 20 x/menit, temperatur 37,8c.
: conjungtiva palbebra inferior tampak pucat. Leher: ditemukan massa pada regio supraklavikular kiri dengan ukuran 11 x 9 x 6cm dengan konsistensi keras, permukaan rata, batas tidak tegas, immobile, tidak merah, tidak nyeri dan tidak panas. Dada : dada simetris, suara pernafasan vesikuler, suara nafas tambahan (-) Perut : hepar tidak teraba, spleen tidak membesar Ekstremitas: tidak ada pitting oedem Kepala
Hasil pemeriksaan darah rutin ditemukan kadar Hb 8,2g/dl, LED 140 mm/jam, leukosit 4500/mm3, trombosit 115.00/mm3, hitung jenis E5 / B0 / Nb11 / Ns23 / L43 / M6. apusan darah tepi ditemukan sel atipik. Hasil pemeriksaan foto thoraks dijumpai pelebaran mediastinum. Hasil pemeriksaan biopsi insisi jaringan histopatologi ditemukan sel ReedStenbberg.
IDENTIFIKASI MASALAH
G, anak laki-laki 15 tahun, punya keluhan
pembengkakan didaerah leher kiri. pembengkakan leher kiri yang sakit Demam berulang sejak 4 bulan BB menurun, mudah capek dan nafsu makan berkurang
Anamnesis: sudah berapa lama, ada nyeri atau tidak, aapakah ada konglumerasi, apakah ada gejala lain, riwayat keluarga, apakan bengkak membesar. Pemeriksaan : biopsi Limfoma hodgkin : gejala : keringat malam, BB turun, demam , hepato dan splenomegali. Faktor resiko : laki-laki, riwayat keluarga, sistem imun melemah. DD : TB, limfadenitis, leukemia, limfoma, NPC Komplikasi : efek dari kemoterapi Prognosis : Baik.
1. 2. 3. 4. 5.
ANOTOMI DAN HISTOLOGI KELENJAR LIMFE DD PEMBENGKAKAN KGB MEKANISME PEMBENGKAKAN KGB PATOFISIOLOGI DAN GEJALA KLINIS KGB LIMFOMA HODGKIN
Pembuluh limfe
Fungsi :
y Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke dalam y y
sirkulasi darah. Mengangkut limfosit dari kelenjar limfe ke sirkulasi darah. Untuk membawa lemak yang sudah dibuat emulsi dari usus ke sirkulasi darah. Saluran limfe yang melaksanakan fungsi ini ialah saluran lakteal. Kelenjar limfe menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk menghindarkan penyebaran organism itu dari tempat masuknya ke dalam jaringan, ke bagian lain tubuh. Apabila ada infeksi, kelenjar limfe menghasilkan zat anti (antibodi) untuk melindungi tubuh terhadap kelanjutan infeksi.
virus, sudut rahang bawah dapat menghilang karena bengkak Kista duktus tiroglosus : berada di garis tengah dan bergerak dengan menelan Kista dermoid : benjolan di garis tengah dapat padat atau berisi cairan Hemangioma : kelainan pembuluh darah sehingga timbul benjolan berisi jalinan pembuluh darah, berwarna merah atau kebiruan.
Melalui pembuluh getah bening limfe Membawa antigen (mikroba, zat asing) ke KGB shgga akan terjadi infeksi Terjadi pertahanan tubuh yang lebih banyak thdp antigen(limfosit, monosit, histiosit , sel plasma) Terjadi juga penumpukan sel-sel peradangan (neutrofil) Pembengkakan KGB
DEFENISI
Sutu gangguan yang terutama mengenai jaringan limfoid, limfoma ini berasal dari satu nodus atau satu rangkaian kelenjar getah bening dan biasanya menyebar ke kelenjar sekitarnya
ETIOLOGI
Belum diketahui secara pasti
FAKTOR RESIKO
1. 2. 3. 4. 5. EVB Jenis kelamin : laki-laki Usia 15-50 dan lebih dari 55 Sistem imun yang melemah Berkepanjangan penggunaan hormon pertumbuhan manusia
Malam berkeringat Unexplained berat badan Kelenjar getah bening: gejala yang paling umum
dari Hodgkin adalah pembesaran menyakitkan dari satu atau lebih kelenjar getah bening. Node juga mungkin merasa lemas dan bengkak saat diperiksa. Node pada leher dan bahu (leher rahim dan supraklavikula) yang paling sering terlibat (80-90% dari waktu, rata-rata). Kelenjar getah bening dada sering terpengaruh, dan ini mungkin melihat pada sebuah radiograf dada
30% orang dengan limfoma Hodgkin. Pembesaran, bagaimanapun, jarang besar dan ukuran limpa dapat berfluktuasi selama pengobatan. Sistemik gejala: sekitar sepertiga pasien dengan penyakit Hodgkin juga dapat hadir dengan gejala sistemik, termasuk demam, berkeringat di malam hari; berat badan yang tidak dapat dijelaskan setidaknya 10% dari total massa tubuh pasien dalam enam bulan atau kurang, kulit gatal (pruritus) karena meningkatnya kadar eosinofil dalam aliran darah, atau kelelahan (kelesuan). Gejala-gejala sistemik seperti demam, keringat malam, dan penurunan berat badan yang dikenal sebagai gejala B, dengan demikian, adanya demam, penurunan berat badan, dan berkeringat di malam menunjukkan bahwa panggung pasien, misalnya, 2B 2A bukan
KLASIFIKASI Limphocytepredominan (LP) 2. Mixed cellularity (MC) 3. Lymphocyte-depletion (LD) 4. Noduler-sclerosis (NS)
1.
1.
STSDIUM
Stage I : Penyakit menyerang satu regio kelenjar getah bening atau satu struktur limfoid (missal : limpa, timus, cincin Waldeyer). StageII : Penyakit menyerang dua atau lebih regio kelenjar pada satu sisi diafragma. Stage III : Penyakit menyerang regio atau struktur limfoid di atas dan di bawahdiafragma.
2.
3.
III1: menyerang kelenjar splenikus hiler, seliakal, dan portal III2: menyerang kelenjar para-aortal, mesenterial dan iliakal 4. Stage IV : Penyakit menyerang organ-organ ekstra nodul, kecuali yangtergolong E (E: bila primer menyerang satu organ ekstra nodal)
demam tinggi kelas siklis dikenal sebagai demam PelEbstein, atau lebih sederhana "demam PE". Namun, ada perdebatan mengenai apakah atau tidak demam PE benar-benar ada.
Asal-usul penyakit Hodgkin tidak diketahui. Pada masa lalu, diyakini bahwa penyakit Hodgkin merupakan reaksi radang luar biasa (mungkin terhadap agen infeksi)yang berperilaku seperti neoplasma. Tetapi, kini secara luas diterima bahwa penyakitHodgkin merupakan kelainan neoplasi dan bahwa sel Reed-Sternberg merupakan seltransformasi. Tetapi asal-usul sel Reed-Sternberg tetap menjadi teka-teki. Sel Reed-Sternberg tidak membawa penanda permukaan sel B atau T. Tidak seperti monosit, tidak memiliki komplemen dan reseptor Fc. Beberapa pengkaji telah menentukan berdasarkandari penderita dengan jalur sel penyakit Hodgkin, yang agaknya berasal dari sel Reed-Sternberg
Sel-sel yang mirip Reed-Sternberg dari perbenihan ini tampak menimbulkanantigen permukaan dengan sejumlah kecil sel dendrit pada daerah parafolikel noduslimfatik. Mungkin termasuk kelas antigen HLA II sel dendrit positif, yang aktif dalam pengenalan antigen oleh sel T ?. Berkurangnya kapasitas memberitahukan antigen berkaitan dengan transformasi neoplasi sel dendritik , mungkin menjelaskan adanyagangguan imunitas sel-T, yang begitu umum terjadi pada penyakit Hodgkin
Faringitis Mononucleosis infeksiosa Toksoplasmosis Limfoma Non Hodgkin Kanker nasofaring Kanker tiroid Kanker payudara Sarkoid Tumor paru Medistinitis
Kardiotoksisitas Fobrosis pulmonal Kemandulan Infeksi Pada anak-anak dapat terjadi gangguan pertumbuhan
Prognosis untuk limfoma hodgkin relatif baik. Penyakit ini dapat sembuh dengan pengobatan meskipun tidak 100%
KESIMPULAN
G, anak laki-laki 15 tahun menderita Limfoma hodgkin stadium II