Anda di halaman 1dari 5

BAB VIII PATOFISIOLOGI KELAINAN TULANG, SENDI DAN OTOT 8.1 PENDAHULUAN 8.

2 KELAINAN KONGENITAL PADA TULANG, SENDI DAN OTOT Kelainan kongenital pada tulang, sendi dan otot secara garis besar dibedakan menjadi kelainan displasia yaitu gangguan pembentukan yang memang secara intrinsik telah ada saat dalam kandungan dan distrofia, gangguan nutrisi dan metabolisme saat pembentukan. Kelainan yang sering dijumpai antara lain : Akondroplasia Kelainan ini merupakan kelainan yang diwariskan secara dominan. Kelainannya berupa gangguan pertumbuhan pada tulang tulang panjang, dasar tengkorak dan pelvis. Penampakan pada anak yang terkena yaitu tampak kerdil, dengan ketinggian tubuh kurang dari 140 cm, kepala tampak membesar tapi anggota tubuh pendek. Tidak disertai kelainan intelegensi. Diskondroplasia Keadaan kelainan bawaan dimana tulang rawan menetap berada baik dalam jaringan tulang ataupun di luar tulang, dan keadaan ini bertahan sampai dewasa. Osteopetrosis Merupakan kelainan bawaan yang jarang ditemukan. Pada kelainan ini timbul pertumbuhan berlebih pada korteks tulang, sehingga kortek tulang menjadi menebal dan medulanya menjadi sempit. Karena keadaan ini tulang menjadi keras namun menjadi mudah fraktur (patah), dan karena medula menyempit maka terjadi penekanan pada susunan saraf di sumsum tulang belakang dan produksi sumsum tulang menjadi menurun bermanifestasi sebagai keadaan anemia dan leukopenia. Osteogenesis Imperfekta Berlawanan dengan osteopetrosis, pada kelainan ini tulang secara menyeluruh mengalami osteoporosis, yaitu korteknya sangat tipis dan rapuh. Distrofia Muskulorum / Miopati Merupakan kelainan degeneratif primer pada otot-otot oleh karena kelainan metabolisme kreatin dan kreatinin sejak lahir. Manifestasi klinik yang nampak adalah otot-otot yang terkena lemah, mengecil, pucat dan lunak. 8.3 CEDERA TRAUMATIK PADA TULANG, SENDI DAN OTOT. Trauma (ruda paksa) yang adekuat akan menyebabkan kelainan baik secara sendiri-sendiri atau bersamaan pada tulang, sendi dan otot. Kelainan akibat trauma pada tulang yag menyebabkan terputusnya kesinambungan jaringan tulang disebut fraktur. Sedangkan pada otot bila terjadi putusnya kesinambungan jaringan disebut sebagai ruptur otot. Pada persendian kelainan ruda paksa yang sering terjadi adalah dislokasi dan luksasio sendi. Kedua istilah ini hampir rancu pengertiannya, dimana dislokasi adalah tergesernya persendian dengan atau tanpa disertai terputusnya jaringan ikat sendi, sedangkan luksasio adalah terlepasnya tulang dari mangkok sendi, biasanya terjadi pada sendi lengan atas dan paha. Dalam bahasan ini akan ditekankan mengenai kelainan trauma pada tulang yaitu fraktur. Fraktur Telah disebutkan di atas bahwa fraktur adalah terputusnya kesinambungan jaringan tulang akibat trauma yang adekuat. Menurut garis frakturnya, fraktur dibedakan menjadi : fraktur yang menyilang (transverse), miring (oblik), atau melingkar(spiral). Sedangkan menurut fragmen tulangnya, dibedakan

menjadi fraktur sederhana (simple), bila hanya terjadi satu garis fraktur dan majemuk (comminuted) bila tulang patah lebih dari dua bagian. Fraktur dengan sendirinya akan mengalami penyembuhan, melalui beberapa tahap : 1. Pembentukan hematom. Karena kerusakan pembuluh darah dalam medula tulang maka akan timbul perdarahan dalam medula (hematom) 2. Organisasi Dalam waktu 24 jam, kapiler dan jaringan ikat mulai tumbuh disertai sebukan sel radang dalam hematom, sehingga bekuan darah menjadi jaringan granulasi. 3. Pembentukan Kalus Kalus adalah jaringan bakal tulang baru, yang terjadi akibat lanjut dari proses organisasi yang melibatkan sel-sel pembentuk tulang (osteoblas) dan sel-sel jaringan ikat (fibroblas) dalam jaringan granulasi, secara bertahap proses melanjut sehingga terbentuklah kalus yang kuat dan tebal (melebihi tebal tulang sebelumnya) yang biasanya memakan waktu sebulan. 4. Remodeling Setelah kalus terbentuk bagian ini akan lebih menonjol, dengan proses remodeling bentuk yang menonjol ini lambat laun akan menjadi normal, yaitu karena pengaktifan sel-sel osteoklas yang meresorpsi kelabihan kalus tersebut. Oleh berbagai sebab proses penyembuhan seperti di atas dapat mengalami gangguan, yaitu diantaranya : 1. Malunion yaitu pelurusan anatomik yang kurang baik dari tulang yang patah sehingga mengakibatkan deformitas dan angulasi. 2. Delayed union yaitu keterlambatan dalam penyambungan tulang yang patah. 3. Non-union yaitu tidak terjadi penyambungan tulang namun diganti oleh jaringan ikat sehingga dapat terjadi sendi palsu. 8.4 PERADANGAN PADA TULANG, SENDI DAN OTOT OSTEOMIELITIS OSTEOMIELITIS AKUTA Merupakan peradangan pada tulang yang akut, yang dapat disebabkan oleh berbagai jenis kuman piogenik terutama Stafilokokus pyogenes. Penyebarannya biasanya secara hematogen, dimana fokus primer biasanya pada kulit (bisul) yang tidak mendapatkan pengobatan adekuat. Peradangan biasanya dimulai dari medula disertai nanah dan dapat mengakibatkan kematian kortek tulang yang disebut dengan sekuester. Bila proses berlanjut dapat timbul jaringan tulang baru yang disebut involukrum yang terdiri dari sekuester yang lepas dan jaringan nekrotik. Akibat yang terjadi setelah keadaan osteomielitis akuta, terutama bila tidak mendapatkan perawatan atau penanganan yang adekuat dapat berupa kerusakan tulang yang luas sehingga dapat timbul fraktur patologis (fraktur dengan tanpa trauma yang adekuat), penjalaran infeksi ke persendian (artritis supurativa), osteomielitis menahun (kronik), bahkan dapat menyebabkan kematian oleh karena sepsis (penyebaran infeksi kuman menyeluruh di peredaran darah). Sedangkan bila mendapatkan penanganan yang adekuat dengan antibiotika yang sesuai dengan kuman penyebab pada tahap dini maka akan terjadi resolusi (kesembuhan) secara sempurna. OSTEOMIELITIS KRONIK Osteomielitis Kronika non spesifik

Dapat terjadi akibat kelanjutan dari osteomielitis akuta yang tidak ditangani secara adekuat ataupun timbul sendiri akibat infeksi lokal kuman yang tidak begitu patogen. Pada tulang didapatkan daerah yang padat dan sklerotik dan disertai bagian osteolitik, yang dikenal dengan istilah Abses Brodie. Osteomielitis tuberculosis Merupakan penyebaran hematogen dari infeksi tuberculosis yang primernya biasanya di paru. Keadaan ini biasanya menyerang pada anak-anak. Gambaran pada tulangnya mengalami kerusakan progresif disertai masa perkijuan, tanpa desertai pembentukan tulang baru (involukrum). Dengan terapi obat anti tuberculosis keadaan dapat sembuh, namun bila tidak diterapi kerusakan akan berlanjut dan memberat. Osteomielitis Luetika Saat ini jarang sekali ditemukan. Peradangan kronik tulang ini disebabkan oleh kuman Sifilis. ARTRITIS Artritis Infektif Akuta Merupakan peradangan piogenik dari persendian yang timbul akibat penyebaran hematogen dari kelanjutan osteomielitis akuta tulang di dekatnya. Gambaran kelainannya rongga sendi menjadi membengkak karena adanya pus disertai kerusakan tulang tulang rawan sendi dan jaringan ikat sendi. Karena keadaan ini mengakibatkan keadaan cacat sendi. Artritis tuberculosis Artritis ini juga merupakan kelanjutan penyebaran hematogen dari osteomielitis tuberculosis. Umumnya menyerang vertebra dan menimbulkan spondilitis tuberculosis atau Potts disease. MIOSITIS Miositis adalah peradangan dari jaringan ototyang dapat disebabkan oleh : 1. Piogenik : penyebaran piogenik dari infeksi jaringan sekitarnya. 2. Gas gangren ; disebabkan oleh Clostridium yang menghasilkan toksin sarkolitik dan proteolitik disertai gas dan nekrosis luas jaringan otot. 3. Parasit terutama Trichiniasis dan Cysticercosis. 4. Virus Coxakie Miositis Osifikan Merupakan keadaan pasca trauma yang menyebabkan peradangan otot sehingga timbul organisasi jaringan ikat yang akhirnya terjadi osifikasi, jadi timbul jaringan tulang diantara jaringan otot. 8.5 TUMOR TULANG, SENDI DAN OTOT TUMOR TULANG Osteoma Merupakan tumor jinak dengan pertumbuhan berlebihan dari jaringan tulang. Osteosarkoma (Sarkoma Osteogenik) Tumor ganas jaringan tulang yang biasanya mengenai pada ujung tulang panjang. Perkembangan keganasan sangat pesat sehingga cepat merusak jaringan tulang sekitar dan menyebar secara hematogen ke organ lain terutama paru-paru dan berakhir dengan kematian. Kodroma Merupakan tumor jinak dari jaringan tulang rawan. Osteokondroma Merupakan tumor jinak yang sering ditemukan ditandai denganpenonjolan tulang yang dilapisi dengan tulang rawan. Kondroblastoma

Merupakan tumor ganas berasal dari jaringan tulang rawan yang biasanya mengenai tulang pelvis dan tulang panjang terutama dekat sendi lutut. Tumor Ewing Merupakan tumor tulang dengan gambaran khas namun tidak diketahui dari mana asal perkembangan selnya. Gambaran khas berupa reaksi pembentukan tulang baru yang berlapis sehingga lazim disebut dengan onion skin appearance. Keganasan tumor ini juga pesat dengan penyebaran ke paru. Mieloma Multipel Merupakan tumor dari sumsum tulang yang terdiri dari sel plasma yang memproduksi imunoglobulin. Tulang yang terkena tentu saja tulang-tulang yang sumsum tulangnya aktif memproduksi sel darah seperti pelvis, iga, femur, dan humerus. Gejala yang didapatkan pada penderita adalah nyeri tulang, anemia, infeksi (pneumonia) dan gagal ginjal. Tumor Sekunder Tumor sekunder tulang yaitu keganasan yang timbul akibat penyebaran (metastasis) keganasan di tempat lain, dan merupakan kasus yang sering, lebih banyak dibandingkan dengan tumor primer. Metastasis dapat berasal dari keganasan di paru, prostat, payudara, tiroid atau dari limfoma maligna. TUMOR SENDI DAN SELUBUNG SENDI Ganglion Merupakan kista jinak yang berisi cairan yang didapatkan di dekat sendi. Sering ditemukan pada pergelangan tangan dan kaki. Sarkoma Sinovialis Tumor ganas yang timbul dari jaringan sinovial di persendian yang biasanya sangat ganas namun jarang dijumpai. TUMOR OTOT Tumor otot baik yang jinak maupun yang ganas sangat jarang ditemui. Rabdomioma Merupakan pertumbuhan berlebihan yang bersifat jinak dari jaringan otot lurik. Rabdomiosarkoma Merupakan keganasan dari otot lurik yang penyebaran keganasannya juga amat cepat. 8.6 KELAINAN LAIN PADA TULANG, SENDI DAN OTOT Osteitis Deforman Merupakan kelainantulang yang tak diketahui penyebabnya, dimana terjadi penebalan dari lapisan subperiosteal dan penyempitan medula. Osteoartritis (Osteoartrosis) Merupakan kelainan degeneratif tulang rawan sendi, yang biasanya timbul pada usia lanjut. Sendi yang sering terkena adalah sendi penyangga beban seperti sendi panggul dan lutut. Pada keadaan ini terjadi pengapuran dan penebalan dari tulang rawan yang bila menonjol akan membentuk osteofit. Osteoporosis Merupakan kelainan dimana terjadi pengurangan matriks tulang, sedangkan matriks yang tersisa masih mengandung mineral. Sebenarnya di dalam darah kadar kalsium, mineral penyusun tulang masih normal. Karena keadaan ini bagian korteks tulang menjadi tipis karenanya mudah terjadi fraktur (patologis) Artritis Reumatoid

Kelainan ini merupakan bagian dari kelainan imunologik sistemik jaringan ikat yang mengenai persendian. Biasanya sering pada sendi jari tangan, pergelangan tangan, pergelangan kaki dan dapat pula pada lutut. Sendi yang terkena terasa nyeri dan bengkak.

DAFTAR PUSTAKA 1. Spector WG. 1993. Pengantar Patologi Umum. Alih bahasa : Soetjipto, dkk. Yogyakarta: UGM Press. 2. Underwood JC. 1999. Patologi Umum Sistemik I. Alih bahasa : Sarjadi. Jakarta : Penerbit EGC. 3. Robbins, Kumar. 1999. Dasar Patologi Penyakit. Alih bahasa : Achmad Tjarta, dkk. Jakarta : Penerbit EGC. 4. Sylria A Price Lorraine. Konsep Klinis Proses-proses Penyakit I. Alih bahasa : Peter Anugrah. Jakarta : Penerbit EGC. 5. Staf Pengajar Bagian Patologi Anatomi FKUI. 1999. Patologi. Jakarta : BP FKUI. 6. Soeparman, dkk. 2003. Ilmu Penyakit Dalam. BP FKUI. Jakarta 7. Ernest Jewetz 2000. Mikrobiologi untuk profesi Kesehatan. Penerbit EGC 8. Kurt. J. Isselbecher. 2000. Harrison Prinsip-prinsip Penyakit Dalam . Penerbit EGC 9. PAPDI Jateng. 2002. Penatalaksanaan Penyakit-penyakit dalam secara holistik dan integratif. BP UNDIP Semarang 10. Hanifa. 2004. Buju Ajar Ilmu Kebidanan. BP FKUI. Jakarta 11. Soelarto. Ilmu Bedah. BP FKUI. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai