Anda di halaman 1dari 4

Nama : Anugerah Sari Rezeki Nim : 11/321806/PHK/06687

TPA II

1. Bagaiman seharusnya perjanjian dibuat ? Perjanjian di buat memenuhi unsur unsur Pasal 1320 KUHPerdata berkaitan dengan syarat syahnya perjanjian; a. Kehendak yang bebas adalah kedua belah pihak yang mengadakan perjanjian mempunyai kemauan/ kehendak yang bebas untuk melakukan perjanjian yang dituangkan dalam perjanjian. Kehendak/ kemauan dinyatakan bebas tanpa ada paksaan (dwang), kekhilafan (dwaling), dan penipuan (bedrog). b. Cakap membuat perjanjian adalah cakap melakukan perbutan hukum, tidak dewasa dan dibawah pengampuan (curculate) oleh undang udang dinyatakan tidak cakap hukum. c. Mengenai suatu hal tertentu yang di perjanjikan adalah obyek yang diperjanjikan harus suatu hal atau benda yang jelas/ tertentu. Mengenai barang yang di perjanjikan minimal harus di tentukan jenisnya. d. Sebab yang halal adalah tujuan yang di perbolehkan tidak melanggar undangundang. Suatu perjanjian harus mempunyai tujuan yang dikehendaki oleh kedua belah pihak dalam perjanjian. Perjanjian yang dibuat untuk tujuan palsu/ purapura untuk menyembunyikan yang sebenarnya tidak diperbolehkan. Dilihat terlebih dahulu harus memenuhi tuntutan formal atau tidak (maksud dari tuntutan formal adalah perjanjian dengan bentuk tertentu berdasarkan peraturan misalnya : hibah harus dibuat dihadapan Notaris PPAT). Selain Pasal 1320 KUHPerdata perjanjian juga harus memenuhi ; a. b. c. d. e. f. Tidak melanggar asas Nemo Plus Yuris Asas kebebasan berkontrak Asas itikad baik Asas proposional Asas pacta sunservanda Asas personalitas

Perjanjian seimbang yaitu antara pihak-pihak tidak ada yang berat sebelah. Perjanjian yang dibuat dengan bahasa yang baik dan benar (boleh menggunakan bahsa asing lainnya tetapi jika perjanjian di buat di Indonesia maka bahasa perjanjian menggunakan Bahasa Indonesia).

Kalo perjanjian mengakibatkan hilang atau berkurangnya salah satu pihak/ pemberi kuasa maka perjanjian tersebut harus di legalisir/ di Notariil untuk tujuan pengamanan pihak-pihak atau pajabatnya. Rumusn pasalnya harus lugas, tegas dan tuntas (berkesinambungan dari pasal- pasal sebelumnya). Perjanjian yang baik adalah perjanjian yang bisa menssubsidi apa-apa perjanjian yang sesuai dengan substansi/ bisa mengatasi perjanjian yang akan terjadi sesuai dengan substansi perjanjian. Perjanjian dilakukan dengan itikad baik, dipenuhinya asas personalitas yaitu hak dan kewajiban masing-masing seimbang / tidak berat sebelah. Perjanjian mempunyai unsur kebenaran dan kejelasan. Perjanjian di bawah tangan maka tidak ada akibat hukumnya dan akibatnya batal demi hukum. Perjanjian juga harus menganut anatomi akta (kerangka akta) 2. Kebatalan Perjanjian Dalm syarat syahnya perjanjian, apabila salah satu syarat objektifnya tidak terpenuhi maka perjanjiannya batal demi hukum (null and void). Apabila waktu pembuatn perjanjian ada kekurangan syarat subjektifnya maka perjanjian tersebut dapat dimintakan pembatalan (canceling) oleh salh satu pihak. Pihak ini adalah pihak yang tidak cakap hukum. Non existent bahwa perjanjian tersebut dianggap tidak berlaku atau batal demi hukum karena tidak di penuhinya syarat yang seharusnya (esensial) atau melanggar ketentuan undang-undang. 3. Asas asas perjanjian Asas kebebasan berkontrak adalah asas yang memberikan kebebasan kepada pihak untuk; a. Membuat atau tidak membuat perjanjian b. Mengadakan perjanjian dengan siapa pun c. Menetukan isi perjanjian, pelaksanaannyadan persyartannya d. Menentukan bentuk perjanjiannya, yaitu tulisan atau lisan. Asas konsesulisme adalah asas yang berkaitan dengan lahirnya perjanjian bahwa perjanjian terjadi sejak adanya kata sepakat mengenai pokok perjanjian. Asas pacta sun servanda adalah semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku bagi undang-undang mereka yang mebuatnya (pasal 1338 ayat 1 KUHPerdata). Asas itikad baik adalah perjanjian dilihat dari arti subyektif yaitu seseorang yang melakukan perbuatan hukum terletak pada sikap bathinnya (pasal 531 Bk II

KUHPerdata) dan itikad baik arti obyektif pelaksanaan suatu perjanjian didasarkan pada norma kepatutan dalam masyarakat (pasal 1338 ayat 3 KUHPerdata). Asas kepribadian adalah perjanjian berlaku bagi pihak yang membuatnya (pasal 1340 ayat 1 KUHPerdata), pengecualiannya pasal 1337 KUHPerdata bahwa perjanjian dibuat dapat diadakan untuk kepentingan pihak ke tiga dengan syarat yang telah ditentukan. Asas nemo plus yuris adalah orang hanya dibenarkan menggunakan haknya sesuai dengan hak yang dimiliki. Asas proposionalitas adalah pembagian hak dan kewajiban para pihak seimbang (tidak berat sebelah) namun tidak dimaknai dengan pembagian secara sitematis. 4. Anatomi akta Adalah bagian-bagian dari akta yang meliputi kepala akta, badan akta, dan akhir akta. Awal akta : a. Judul akta b. Nomor akta c. Jam, hari, tanggal, bulan, tahun, d. Nama lemgkap dan tempat kedudukan notaris Badan akta : a. Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, kewarganegaraan, pekerjaan, jabatan, kedudukan, tempat tinggal para penghadap dan/ atau orang yang mereka wakili b. Keterangan mengenai kedudukan bertindak penghadap c. Isi akta yang merupakan kehendak dan keinginan dari pihak yang berkepentingan. d. Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir serta pekerjaan, jabatan, kedudukan dan tempat tinggal dari tiap-tiap saksi pengenal. Akhir atau penutup akta : a. Uraian tentang pembacaan akta sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 ayat 1 huruf l/ pasal 16 ayat 7 b. Uraian tentang penadatanganan dan tempat penandatanganan atau penerjemahan akta apabila ada c. Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, jabatan, kedudukan dan tempat tinggal dari tiap-tiap saksi akta d. Uraian tentang tidk adanya perubahan yang terjadi dalam pembuatan akta atau uraian tentang adanya perubahan yang dapat berupa penambahan, pencoretan atau penggantian.

Anda mungkin juga menyukai