Anda di halaman 1dari 22

Blog ini sudah tidak kami update lagi, Silahkan Kunjungi website Lembah Gogoniti Farm yang baru

di http://www.lembahgogoniti.com/ Teknologi pakan lengkap (complete feed) merupakan salah satu metode/ teknik pembuatan pakan yang digunakan untuk meningkatkan pemanfaatan limbah pertanian dan limbah agroindustri melalui proses pengolahan dengan perlakuan fisik dan perlakuan suplementasi untuk produksi pakan ternak ruminansia. Proses pengolahannya meliputi pemotongan untuk merubah ukuran partikel bahan, pengeringan, penggilingan/ penghancuran, pencampuran antara bahan serat dan konsentrat yang berupa padatan maupun cairan, serta pengemasan produk akhir. Pakan lengkap yang dikembangkan pada dewasa ini (saat ini) diawali dari adanya masalah kelangkaan pakan hijauan hal ini diakibatkan kemarau panjang pada tahun 1998. Untuk mengatasi persoalan tersebut di atas dilakukan survey identifikasi mengenai potensi sumbersumber bahan baku alternatif pengganti hijauan. Dari kegiatan survey dihasilkan kesimpulan bahwa limbah pertanian dan limbah agroindustri dapat dijadikan alternatif pakan yang murah dan potensial. Kajian dilanjutkan dengan melakukan serangkaian analisis tentang kandungan nilai nutrisi dari masing-masing bahan baku di laboratorium makanan ternak, hasil analisis menunjukan bahwa sebagian besar limbah pertanian layak digunakan sebagai bahan baku pakan sehingga dapat dirumuskan formula pakan lengkap yang siap diuji coba ke ternak ruminansia.Dari hasil uji coba yang pernah dilakukan oleh BPTP Jawa Timur dan kalangan akademisi, diperoleh hasil yang memuaskan dalam peningkatkan aspek produktivitas ternak, adopsi teknologi maupun dampak pengembangan di masyarakat. Ternyata teknologi pakan lengkap ini memiliki nilai komersial yang tinggi dan mendapat respon positif dari pihak swasta, sehingga banyak bentuk pakan lengkap yang beredar di masyarakat.

PERMASALAHAN Pada industri ternak ruminansia [sapi,kambing dan domba] masalah yg sering dihadapi para peternak adalah yg berkaitan dengan ketersediaan sumber hijauan, khususnya selama musim kemarau. Tidak jarang untuk mencukupi pakan hijauan para peternak harus menjual ternak lainya untuk biaya membeli hijauan kondisi yang lain adalah seringnya terjadi percekcokan /pertengkaran antara penduduk desa karena kambing /ternak yang digembalakan merusak tanaman tetangganya. Pencurian rumput dan daun-daun pohon selama musim kemarau sering terjadi di daerah sekitar areal perkebunan atau kehutanan, sehingga kehadiran ternak dirasakan mengganggu kelestarian lingkungan. Sementara itu potensi limbah pertanian dan limbah agroindustri untuk bahan baku pakan cukup melimpah dan belum dimanfaatkan secara optimal. Sebagian besar limbah-limbah tersebut digunakan sebagai bahan bakar, pupuk organik dan bahan baku industri dan sebagian besar masih terbuang atau dibakar karena menngganggu lingkungan. Pakan ternak merupakan salah satu faktor penting dalam usaha ternak banyak ditentukan oleh pakan yang diberikan. Kenyataan di lapangan menunjukan masih banyak peternak yang memberikan pakan tanpa memperhatikan persyaratan kualitas, kuantitas dan teknik pemberiannya. Akibatnya produktivitas ternak yang dipelihara tidak optimal, bahkan diantara peternak banyak yang mengalami kerugian akibat pemberian pakan yang kurang tepat. Kelemahan ini sudah lama disadari, namun sayangnya upaya swasembada sapronak utamanya pakan masih belum menggembirakan. Kuncinya terletak pada aspek bahan baku pakan sehingga

pemecahannya antara lain melalui upaya swasembada bahan baku pakan dan upaya memperbaiki mutu pakan yang bersumber dari bahan lokal.

ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa sekitar 70% dari proktivitas ternak dipengaruhi oleh faktor lingkungan, sedangkan faktor genetik hanya mempengaruhi sekitar 30% saja. Diantara faktor lingkungan tersebut, aspek pakan mempunyai pemngaruh paling besar yaitu sekitar 60%. Hal ini menunjukan bahwa walaupun potensi genetik ternak itu tinggi, tetapi apabila pakan kualitasnyar endah, maka proktivitas yang optimal tidak akan tecapai. Disamping pengaruhnya yang besar terhadap produktivitas ternak, faktor pakan juga merupakan juga merupakan biaya produksi yang terbesar dalam usaha peternakan. Biaya pakan ini dapat mencapai 60-80%dari keseluruhan biaya produksi. Dengan demikian, memproduksi pakan bukan hanya dituntut dalam mencapai aspek kualitas saja, tetapi yang lebih penting adalah memproduksi pakan yang ekonomis, murah,dan terjangkau oleh kemampuan peternak [Siregar, 1994]. Dengan pengembangan sub-sistem agribisnis hulu seperti industri agroinput yang menghasilkan produk pakan ternak merupakan salah satu pendukung dalam pengembangan agribisnis peternakan yang secara langsung akan membantu memecahkan permasalahan para peternak dalam hal pengadaan input produksi. Pemanfaatan limbah agroindustri di waktu-waktu mendatang akan semakin beragam, tidak hanya untuk digunakan langsung dan ekspor tetapi juga sebagai bahan baku industri pengolahan serta industri pakan ternak. Diversifikasi pemanfaatan produk samping (by-puduct) yang sering dianggap sebagai limbah (waste product) dari kegiatan agroindustri dan biomas yang berasal dari limbah pertanian menjadi pakan ternak akan mendorong perkembangan usaha agribisnis ternak ruminansia secara integrative dalam suatu system produksi terpadu dengan pola pertanian melalui daur ulang biomas yang ramah lingkungan atau dikenal dengan konsep zero waste production system. Salah satu alternatif teknologi yang berorientasi pada konsep zero waste adalah pembuatan pakan lengkap (complete feed) dengan memanfaatkan limbah pertanian dan limbah agroindustri sebagai bahan bakunya.

BAHAN BAKU PAKAN LENGKAP Beberapa contoh bahan baku pakan lengkap yang digunakan yang berasal dari limbah pertanian dan limbah agroindustri disajikan pada table berikut : No Limbah Pertanian Limbah Agroindustri 1 Pucuk tebu Ampas tebu 2 Daun tebu Onggok 3 Jerami kedele Tumpi jagung

4 Jerami kc. tanah Dedak Padi 5 Janggel jagung Bungkil klenteng 6 Klobot jagung Bungkil sawit 7 Kulit kopi Bungkil kopra 8 Bulu unggas Bungkil kc tanah 9 Kulit polong kedele Ampas kecap 10 Kulit telor Wheat polard 11 Kulit kc tanah Empok jagung 12 Kulit bj kedele Tetes tebu 13 Kulit coklat Tp terigu afkir 14 Jerami padi Ampas tahu 15 Kulit nanas Ampas pabrik roti

Dari aspek kualitas, jenis limbah pertanian yang potensial adalah jerami tanaman serelia, sedangkan dari aspek produksinya adalah jerami padi, pucuk tebu dan daun tebu. Namun kualitas jerami padi dan jerami tebu tergolong rendah hal ini disebabkan antara lain kandungan lignin dan selulosenya yang tinggi. Pakan lengkap dibuat dari bahan-bahan limbah pertanian sebagai sumber seratnya seperti daun tebu, kulit kacang tanah, jerami kedele, tongkol jagung, pucuk tebu dan lain-lain. Ditambah limbah agroindustri sebagai sumber energi yaitu polard (limbah gandum), dedak padi, tetes/molasses, onggok (limbah tapioca) dan lain-lain. Bahan-bahan sumber protein seperti bungkil kopra, bungkil sawit, bungkil minyak biji kapuk/randu dan urea. Dilengkapi dengan bahan sumber mineral seperti garam dapur, zeolit, tepung tulang dan lain-lain. FORMULA PAKAN LENGKAP Dalam menyusun formula pakan lengkap harus diperhitungkan nutrisi dari masing-masing bahan baku, serta kebutuhan nutrisi ternak. Komposisi nutrisi disesuaikan dengan kebuttuhan zat nutrisi ternak masing-masing misalnya komposisi nutrisi untuk ternak penggemukan akan berbeda dengan komposisi ternak pembibitan atau pembesaran. Komposisi nutrisi pakan lengkap (complete feed) untuk pembibitan dan penggemukan ternak ruminansia
No Jenis pakan Kadar air Bahan kering Protein kasar Serat kasar Kadar abu BETN TDN 1. Pembibitan 12 88 8,4 18 6,8 60,2 64,2 2. Penggemukan 12 88

13,0 18 8,7 51,8 64,4

Sebagai acuan dalam membuat/memformulasikan pakan lengkap untuk ternak ruminansia dapat dilihat komposisi pakan lengkap untuk pembibitan dan penggemukan yang dicantumkan pada table di atas. Faktor yang perlu diperhatikan dalam memformulasikan pakan lengkap yang dibuat dari limbah pertanian dan limbah agroindustri adalah imbangan antara kandungan serat kasar dan energi. Kontrol kualitas pakan yang paling terpercaya adalah uji biologis langsung ke ternaknya, namun untuk cepatnya dapat ditempuh dengan uji fisik dan kimiawi di laboratorium makanan ternak secara analisisi proksimat. Contoh : No Bahan Pakan Prosentase 1 Jerami Kedelai 20 % 2 Pucuk tebu 10 % 3 Janggel jagung 10 % 4 Kulit kacang tanah 10 % 5 Ampas tebu 5% 6 Dedak 5% 7 Gamblong 15 % 8 Katul halus 15 % 9 Tetes

2,5 % 10 Urea 1% 11 Kotoran ayam ras 4%

12 Garam dapur 1% 13 Tepung Tulang 0,5 % 14 Stimulan probiotik 1% Total 100 %

No Bahan Pakan Prosentase 1 Gamblong/onggok 20 % 2 Dedak padi

15 % 3 Kulit kopi 5% 4 Pith (ampas tebu) 8% 5 Katul halus 10 % 6 Bungkil sawit 12 % 7 Bungkil kelapa 17 % 8 Tetes 7,5 % 9 Garam dapur 0,5 % 10 Konsentrat 5% Total 100 %

PROSESING Teknologi pengolah limbah pertanian dan limbah agroindustri menjadi pakan lengkap

merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan nilai kedua limbah tersebut dengan metode prosesing yang terdiri dari : 1. Perlakuan pencacahan (chopping) untuk merubah ukuran partikel dan melunakan tekstur bahan agar konsumsi ternak lebih efisien. 2. Perlakuan pengeringan (dryng) dengan panas sinar matahari atau dengan alat pengeringan untuk menurunkan kadar air bahan. 3. Proses pencampuran (mixing) dengan menggunakan alat pencampuran (mixer horizontal) dan perlakuan penggilingan dengan alat giling yang disebut Hammer Mill dan terakhir proses pengemasan.

CARA PEMBUATAN 1. Bahan-bahan sumber serat dipotong-potong dengan alat pemotong (chopper) berukuran kecil (0,2 0,4 cm), kemudian dikeringkan dengan menggunakan pemanasan (dryer) sampai dengan kadar air 10 12 % 2. Bahan-bahan sumber serat dan sumber energi serta protein dicampur dalam alat pecampuran/mixer horizontal bersama dengan larutan tetes/molasses sampai merata. 3. Seluruh bahan-bahan campuran tersebut selanjutnya digiling dengan menggunakan hammer mill dan ditambahkan dengan urea, garam dapur dan tepung tulang sampai ukuran partikelnya kecil dan tercampur secara merata. Apabila telah tercampur maka bahan-bahan tersebut dikemas ke dalam karung yang sudah disiapkan dengan ukuran berat sesuai dengan yang diinginkan. Pembuatan pakan lengkap perlu dilakukan oleh suatu lembaga atau wadah kelompoktani yang selanjutnya mendistribusikan ke anggotanya. Keunggulan pakan lengkap buatan kelompoktani diantaranya : Harganya lebih murah dengan kuallitas standar karena menggunakan bahan baku lokal. Mudah dalam distribusi karena jarak antara tempat prosesing dengan lokasi peternak lebih dekat. Memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan dengan pakan komersial buatan pabrik skala industri besar, karena lebih efisien dalam biaya produksi dan biaya transportasi. Merupakan embrio usaha di bidang agroinput di pedesaandenganb skala komersial yang asetnya dimiliki oleh masyarakat untuk pengembangan dan pemberdayaan usaha kecil dan menengah (UKM). PENUTUP 1. Optimasi pemanfaatan limbah pertanian dan limbah agroindustri untuk produksi pakan lengkap (complete feed) memerlukan dukungan informasi tentang potensi bahan baku lokal di tiap-tiap wilayah sehingga dapat diformulasikan komposisi pakan lengkap yang spesifik lokasi. 2. Pengembangan pakan lengkap perlu diprioritaskan di daerah-daerah sentra produksi ternak potong dan pembibitan, khususnya pada agroekosistem lahan kering. 3. Untuk mewujudkan usaha pembuatan pakan lengkap perlu diupayakan pengadaan alat dan mesin penngolahan limbah diantaranya mesin pemotong (chopper), alat pencampur (mixer) dan

alat penghancur (hammer mill) sesuai dan tepat guna, murah serta terjangkau oleh kemampuan kelompoktani di pedesaan

DAFTAR PUSTAKA 1. Chuzaemi. S, 2002, Arah dan Sasaran Penelitian Sapi Di Indonesia. Makalah Dalam Workshop Sapi Potong. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan Bogor dan Loka Penelitian Sapi Potong Grati, Malang 11-12 April 2002. 2 Hardianto. R, 2000, Teknologi Complete Feed Sebagai Alternatif Pakan Ternak Ruminansia. Makalah BPTP Jawa Timur. Malang. 3. Owen. JB, 1981, Complete Diet Feeding Of Dairy Cow. In Recent Development In Ruminat Nutrition (eds. W. Harrign and D.J.A. Cole). Butterworths-London (321-324). 4. Siregar. S.B, 1994, Ransum ternak Ruminansia. PT. Penebar Swadaya, Indonesia.

5. Wahyono.D.E, 2000, Pengkajian Teknologi Complete Feed Pada Usaha Penggemukan Domba. Laporan Hasil Penghkajian BPTP Jawa Timur. Malang

1.1.

Latar Belakang

Pakan ternak merupakan komponen biaya produksi terbesar dalam suatu usaha peternakan. Oleh karena itu pengetahuan tentang pakan dan pemberiannya perlu mendapat perhatian yang serius. Ransum yang diberikan kepada ternak harus diformulasikan dengan baik dan semua bahan pakan yang dipergunakan dalam menyusun ransum harus mendukung produksi yang optimal dan efisien sehingga usaha yang dilakukan dapat menjadi lebih ekonomis. Hal-hal yang berkaitan dengan pemberian pakan ternak adalah kebutuhan nutrisi ternak, komposisi nutrisi bahan pakan penyusun ransum dan bagaimana beberapa bahan dapat dikombinasikan (penyusunan ransum standart) untuk mencukupi kebutuhan ternak. 1.2. Bahan Pakan Ternak Kambing/domba 1. Pakan Dasar, terdiri dari hijauan baik berupa rumput-rumputan dan daun-daunan maupun limbah pertanian. Ciri-ciri hijauan pakan ternak berupa rumput-rumputan: Serat kasar tinggi Mutu rendah

Kandungan protein lebih rendah dari hijauan

Beberapa rumput unggul yang perlu dibudidayakan untuk penyediaan hiajauan yang berkelanjutan antara lain: a. Rumput Gajah b. Rumput Brachiaria 1. Jerami padi d. Jerami kacang tanah 2. Pakan ternak tambahan, yaitu pakan yang terdiri dari serealia, kacang-kacangan, tepung ikan, bungkil kelapa, bungkil kedelai, mineral dan vitamin. a. Dedak b. Bungkil kedelai 1. Tepung ikan 1.3. Kebutuhan Nutrisi Kambing/Domba Domba/kambing termasuk dalam golongan ternak ruminansia yang dicirikan dengan berlambung ganda dan adanya aktifitas mikroorganisme dengan intensitas yang tinggi pada lambungnya. Hal ini akan mempengaruhi bahan pakan yang dibutuhkan dan kebutuhan akan zat nutrisinya. Dengan adanya aktifitas mikroorganisme maka domba/kambing tidak memerlukan protein yang tinggi dan bahkan bisa memanfaatkan urea sebagai sumber protein. Nutrisi atau zat makanan adalah senyawa kimia yang terdapat dalam makanan yang dapat dicerna menjadi senyawa lain yang digunakan untuk berfungsinya organ fisiologis dalam rangkaian proses perkembangan, pertumbuhan dan produksi ternak. Zat gizi yang penting adalah: 1. 1. Air Air merupakan unsure terpenting dan mutlak dibutuhkan oleh makhuluk hidup. Lebih dari 50% berat badan ternak adalah air. Unsur air mengisi sel-sel tubuh dengan konsentrasi 7 90%. Hasil penelitian menunjukkan ternak lebih tahan tanpa makan dari pada tanpa air. Fungsi air dalam tubuh: 1. Sebagai pelarut dan media bagi reaksi kimia dalam tubuh 2. Sebagai media transportasi masuknya zat-zat ke dan dari sel tubuh 3. Sebagai pengatur temperatur tubuh

1. 2. Protein Merupakan unsur yang penting dan dibutuhkan dalam jumlah yang relatif besar terutama dalam masa pertumbuhan, bunting dan menyusui. Penyusun protein adalah asam amino, sehingga protein dicirikan dengan kandungan gugus aminanya (-NH2), walaupun banyak macamnya ada yang mengandung S. Fungsi protein: 1. 2. 3. 4. Pembentukan dan mengganti sel-sel yang rusak Penting dalam proses pertumbuhan Berperan dalam percepatan reaksi metabolisme dalam tubuh (enzim) Komponen yang penting dalam otot, kulit, rambut/bulu, hormone, immunoglobulin

1. 3. Lemak Berfungsi sebagai penghasil asam-asam lemak dan energi, setelah dicerna menjadi asam lemak dan gliserol. Pencernaan dan penyerapan lemak pada saluran pencernaan ternak ruminansia terjadi pada usus halus dengan bantuan enzim-enzim dari pangkreas dan empedu. 1. 4. Mineral Bahan yang berupa abu setelah suatu bahan dipanaskan dalam temperatur 500 C selama 3 jam. Unsure ini dibedakan atas mineral makro dan mineral mikro. Termasuk dalam mineral makro yaitu unsure Ca, Cl, Mg, P, K, Na dan S. Sedangkan unsur yang termasuk dalam mineral mikro yaitu Co, Cu, Fe, I, Mn, Mo, Se, dan Zn. Mineral dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit tetapi sangat esensial karena tubuh tidak mampu mensintesanya sendiri. 1. 5. Karbohidrat Unsur nutrisi yang sebagian besar (50-80%) merupakan bagian dari bahan kering bahan pakan. Strukturnya terdiri dari amilum, selulose, hemiselulose dan lignin. Peranannya sebagian besar sebagai seumber energi 1. 6. Vitamin Kebutuhan nutrisi ternak setiap harinya dipengaruhi oleh jenis ternak, umur, bobot badan, kondisi tubuh (sakit/tidak), serta lingkungan (suhu dan kelembaban) dan status fisiologis (pertumbuhan, dewasa, bunting, menyusui dll). Jadi setiap ternak yang berbeda kondisinya membutuhkan pakan yang berbeda. Standar untuk menentukan kebutuhan nutrisi ternak dapat digunakan rekomendasi yang dikeluarkan oleh Badan Penelitian Internasional (National Research Council/NRC). Kebutuhan nutrisi untuk domba menurut NRC seperti tertera dalam Lampiran 1 dan 2. 1.4. Menyusun Ransum untuk Domba/Kambing

Langkah pertama menyusun ransum untuk ternak ruminansia adalah menentukan kebutuhan nutrisinya. Selanjutnya dilakukan formulasi melalui suatu metode sehingga kebutuhan nutrisi tersebut dapat dipenuhi oleh sejumlah bahan pakan yang tersedia. Langkah-langkah dalam penyusunan ransum adalah: 1. Menentukan kebutuhan nutrisi ternak. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah: - species ternak - Berat badan - Status fisiologis (pertumbuhan, bunting, laktasi dll) 1. Menentukan bahan makanan yang akan digunakan. Hal-hal yang perlu diperhatikan: Jenis bahan pakan yang tersedia Kandungan nutrisinya Harga bahan pakan 1. Memformulasikan berbagai bahan untuk memenuhi kebutuhan ternak dengan teknik perhitungan tertentu. 2. Melakukan receck terhadap hasil perhitungan disesuaikan dengan kebutuhan ternak dihubungkan dengan status fisiologisnya. 3. Menyiapkan ransum yang telah tersusun sesuai dengan kondisi dan kebutuhan Contoh perhitungan: 1. Menyusun ransum untuk domba penggemukan dengan berat badan 30 Kg dengan PBBH 50 gram per hari. Sedangkan bahan pakan yang tersedia adalah rumput Benggala dan daun nangka. Cara mengerjakan: 1. Menentukan kebutuhan ternak dengan data sebagai berikut: Jenis ternak: domba Berat badan: 30 Kg Status : penggemukan Kebutuhan nutrisi (lihat Lampiran 1 dan 2)

Tabel 1. Kebutuhan Nutrisi Domba BB(Kg) 30 BK(gram) 1300 Konsumsi TDN(%) Protein(%) 64 11 Ca(%) 0.37 P(%) 0.23

1. Mencari kandungan nutrisi bahan pakan yang tersedia (lihat Tabel 2) Tabel 2. Kandungan Nutrisi Bahan Pakan Bahan pakan Rumput Benggala Daun Kaliandra BK (%) PK (%) Ca (%) P (%) SK (%) 20 8.7 0.7 0.2 29.9 39 24 1.6 0.2 -

1. Memformulasikan/menghitung dengan metode Pearson Square

RB 8.7 11 DK 24

13 2.3 15.6

13/15.3 x 100% = 84.96% 2.3/15.3 x 100% = 15.03%

Jumlah bahan kering (BK) yang tersedia dari :

RB = 84.96% x 1300 = 1104.48 gram DK = 15.03% x 1300 = 195.39 gram Sehingga RB dan DK yang harus disediakan sebagai ransum (dalam bentuk segar) adalah:

RB = 100/20 x 1104.48 gram = 5522.4 gram atau 5.5 Kg DK = 100/39 x 195.39 gram = 500.99 gram atau 0.6 Kg

Kandungan protein ransum :

RB = 8.7/100 x 1104.48 = 96 gram

DK = 24/100 x 195.39

= 46.89 gram 142.89 gram atau 142.89/1300 x 100% = 10.99 atau 11%

- teruskan untuk zat makanan yang lain: Ca - RB = 0.7/100 x 1104.48 = 7.73 g - DK = 1.6/100 x 195.39 = 3.126 g 10.856 g Atau 10.856/1300 x 100% = 0.835% P - RB = 0.2/100 x 1104.48 = 2.209 g - DK = 0.2/100 x 195.39 = 0.391 g 2.60 g atau 2.6/1300 x 100% = 0.2% Sehingga kandungan nutrisi ransum yang disusun adalah Tabel 3. Komposisi Bahan dan Kandungan Nutrisi Ransum yang Telah Disusun Bahan pakan Jumlah gram Rumput benggala 5522.4 Daun kaliandra 500.99 Kandungan nutrisi ransum 6023.39 Kebutuhan BK % 20 39 1300 1300 PK 8.7 24 10.99 11 Ca 0.7 1.6 0.835 0.37 P 0.2 0.2 0.2 0.23 SK 29.9 -

1. Membandingkan hasil perhitungan dengan kebutuhan domba (berdasarkan Tabel NRC), sudah sesuai, maka tidak perlu tambahan sumber mineral lain. 2. Menyiapkan bahan pakan sesuai hasil formula yang disusun, pakan diberikan dalam bentuk segar. Mencoba menghitung:

Susunlah ransum untuk domba jantan yang akan digemukkan, dengan bobot badan 30 Kg dan bahan pakan yang tersedia adalah rumput lapangan dan daun lamtoro. Contoh 2. Menyusun ransum untuk kambing yang sedang bunting 6 minggu dengan bobot badan 50 Kg. Bahan pakan yang tersedia adalah rumput lapangan, dedak padi dan daun lamtoro. Cara mengerjakan: 1. Menentukan kebutuhan ternak berdasar Tabel Kebutuhan Ternak (Lampiran 1,) sebagai berikut: - Jenis ternak : kambing - Bobot badan : 50 Kg - Status : bunting 6 minggu

Tabel 4. Kebutuhan Zat Makanan Kambing BB(Kg) 50 BK(gram) 1700 Konsumsi TDN (%) 58 Protein(%) 9.3 Ca(%) 0.24 P(%) 0.23

1. Mencari kandungan nutrisi bahan pakan yang tersedia (lihat tabel kandungan nutrisi bahan pakan). Tabel 5. Kandungan Nutrisi Bahan Pakan yang Digunakan untuk Menyusun Ransum Bahan pakan Rumput lapangan (RL) Dedak padi Daun lamtoro (DL) BK (%) PK (%) Ca (%) P (%) SK (%) 35 6.7 34.2 88.4 13.4 11 29 22.3 2.1 0.01 14.4

1. Memformulasikan/menghitung dengan metode Person Square Kita buat asumsi dedak padi akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan BK 10% dari keseluruhan ransum, sehingga BK dedak padi adalah: = 10/100 x 1700

= 170 g BK Kandungan protein yang terpenuhi dari dedak: = 13.4/100 x 170 = 22.78 g protein Sehingga untuk menyusun ransum dengan kebutuhan BK 1700 gram dan protein 9.3% masih kekurangan: BK = 1700 170 = 1530 gram Protein = 9.3% atau 9.3/100 x 1700 = 158.1 gram = 158.1 22.78 = 135.32 g atau 135.32/1530 x 100% = 8.84% Kekurangan tersebut harus dipenuhi dari hijauan ( rumput lapangan dan daun lamtoro) dengan perhitungan sebagai berikut: RL 6.7 8.84 DK 22.3 2.14 15.64 2.14/15.64 x 100% = 13.7% 13.5 13.5/15.64 x 100% = 86.5%

Jumlah BK yang tersedia dari: - RL = 86.5% x 1530 = 1323.95 g - DL = 13.7% x 1530 = 209.6 g Konversi dalam bentuk segar: - Dedak = 100/88.4 x 170 g = 192.3 gram

- RL - DL

= 100/35 x 1323.95 g = 3781.28 g = 100/29 x 209.6 g = 722.79 g

Kandungan protein ransum: - Dedak = 13.4/100 x 170 = 22.78 g - RL - DL = 6.7/100 x 1323.95 = 88.7 g = 22.3/100 x 209.61 = 46.74 g 158.22 g atau 158.22/1700 x 100% = 9.3 % Kandungan SK ransum: - Dedak - RL - DL = 11/100 x 170 = 18.7 g = 34.2/100 x 1323.95 = 452.79 g = 14.4/100 x 209.61 = 30.18 g 501.67 g atau 501.67/1700 x 100% = 29.5% 1. 1. Kandungan nutrisi ransum yang disusun adalah: Tabel 6. Komposisi Bahan dan Kandungan Nutrisi Ransum yang Telah Disusun Bahan pakan Dedak Rumput Lapangan Daun lamtoro Kandungan nutrisi ransum Kebutuhan Jumlah gram 192.3 3781.28 722.79 BK PK Ca P SK

1700 1700

9.3 9.3

29.5 -

1. 1. Membandingkan hasil dengan kebutuhan domba: dari hasil di atas dapat bahwa kandungan nutrisi ransum yang disusun sudah sesuai dengan standar kebutuhan dan tidak tersedia data untuk Ca dan P.

Contoh 3. Menyusun ransum untuk domba tujuan penggemukan dengan bobot badan 20 Kg. Cara mengerjakan: 1. Menentukan kebutuhan ternak berdasar Tabel Kebutuhan Ternak (NRC) (Lampiran ) sebagai berikut: - Jenis ternak : domba - Bobot badan : 20 Kg - Status BB(Kg) 20 : penggemukan BK(gram) 600 Konsumsi TDN (%) 72 Protein(%) 12,39

1. Mencari kandungan nutrisi bahan pakan yang tersedia (lihat tabel kandungan nutrisi bahan pakan).

Bahan pakan Rumput Gajah (RG) Daun singkong (DS) Jerami padi (JP) Tepung ikan (TI)

BK (%) PK (%) TDN (%) 21 10.0 89 23 17.0 81 86 4.4 52 90 44.8 75

1. Memformulasikan/menghitung dengan metode Person Square Kekurangan tersebut harus dipenuhi dari hijauan ( rumput lapangan dan daun lamtoro) dengan perhitungan sebagai berikut: - Golongan bahan dalam kriteria TDN yang berdekatan digabungkan, yaitu golongan pertama rumput gajah dan daun singkong dan golongan kedua adalah jerami padi dan tepung ikan. - Menghitung dengan metode pearson square antara RG dengan DS (campuran I) RG 10 4,61 4.61/7.00 x 100% = 65.85%

12,39 DS 17 2.39 7.00 2.39/7.00 x 100% = 34.14%

Kandungan TDN yang terdapat dalam campuran I adalah: RG DS = 65.85 % x 89 = 34.14% x 81 86.27% - Menghitung dengan metode pearson square campuran II, antara jerami padi dan tepung ikan = 58.61% = 27.66%

JP 4.4 12,39 TI 44.8

12.41

12.41/40.40 x 100% = 80.22% 7.99/40.40 x 100% = 19.77%

7.99 40.40

Kandungan TDN yang terdapat dalam campuran II adalah: JP TI =80.22% x 52 =19.77% x 75 = 41.72% = 14.83% 56.55% - Menggabungkan campuran I dan campuran II dengan metode pearson square berdasarkan kandungan kebutuhan TDN yaitu sebesar 72%. Camp. I 86.27 72 Camp. II 56.55 14.27 29.72 14.27/29.72 x 100% = 47.71% 15.45 15.45/29.72 x 100% = 52.29%

Maka prosentase masing-masing bahan dalam ransum adalah sebagai berikut: RG DS JP TI = 52.29 x 65.68% = 52.29 x 34.14% = 47.71 x 80.22% = 47.71 x 19.77% = 34.44% = 17.85% = 38.27% = 9.43%

Sehingga kandungan Bahan Kering (BK) setiap bahan pakan adalah: RG DS JP TI = 34.44% x 600 = 17.85% x 600 = 38.27% x 600 = 9.43% x 600 = 206.64 g = 107.71 g = 229.62 g = 56.58 g 600 gram - Kebutuhan dalam keadaan bahan segar: RG DS JP TI = 100/21 x 206.64 = 100/23 x 107.71 = 100/86 x 229.62 = 100/90 x 56.58 = 984.00 g = 465.65 g = 267.00 g = 62.87 g

1. Susunan dan kandungan nutrisi ransum yang disusun adalah: Bahan pakan Rumput Gajah Daun Singkong Jerami padi Tepung ikan Kandungan nutrisi ransum Kebutuhan Jumlah gram 984.00 465.65 267.00 62.87 BK PK TDN

600 600

12.39

72 72

1. Membandingkan hasil dengan kebutuhan domba: dari hasil di atas dapat bahwa kandungan nutrisi ransum yang disusun sudah sesuai dengan standar kebutuhan. 1.

2. PEMAHAMAN DASAR POLA PEMBERIAN PAKAN PADA TERNAK KAMBING PERAH


3. 29 05 2010 4. Oleh: Arief Kandang Bambu

5.

Penulis memiliki beberapa pengalaman unik mengenai pemberian pakan, khususnya pada ternak kambing perah jenis peranakan etawa (PE). Dari hasil pengamatan penulis, pola pemberian pakan oleh sebagian peternak cenderung dilakukan seadanya. Bahkan di beberapa tempat banyak eksperimen pakan dilakukan dengan klaim hasilnya sangat baik bagi ternaknya. Salah satu contoh eksperimen yang pernah penulis dengar adalah, ternak kambing perah diberikan pakan istimewa sekelas bubur kacang hijau, ketan hitam, tambahan minum CDR, kuning telor ayam kampung dll. Pertanyaan yang timbul kemudian adalah; apakah ternak kambing perah memang perlu diberi pakan seperti itu? 6. Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, ada baiknya kita ketahui beberapa konsep dasar pola pemberian pakan untuk ternak kambing perah. Di Indonesia kambing perah jenis PE, selain digunakan sebagai ternak penghasil susu, juga banyak digunakan sebagai ternak hiburan (kontes). Masing-masing arah beternak tersebut tentunya menuntut pola pemberian pakan yang sedikit berbeda sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Secara sederhana dapat terlihat seperti uraian berikut: 7. 8. Jika kita lihat dari skema diatas, muara dari masing-masing arah beternak kambing PE adalah pada kualitas ransum pakan. Pertanyaan selanjutnya adalah, bagaimana menyusun ransum pakan yang baik bagi ternak kambing perah kita? Menjawab hal itu, selayaknya kita ketahui dahulu unsure pembentuk pakan ternak kambing perah. 9. PAKAN KAMBING PERAH (PE) 10. Pakan kambing perah utamanya terdiri atas 2 jenis bahan, yaitu pakan kasar dan pakan konsentrat. Pakan kasar terdiri atas hijauan (rumput, legume dan limbah pertanian), ini merupakan unsur pakan utama dengan proporsi jumlah dominan (banyak) pada komposisi ransum. 11. Pakan konsentrat merupakan pakan tambahan, kandungan nutrient yang baik pada pakan konsentrat adalah mengandung serat kasar (SK)< 18%, kandungan zat pembentuk energy (TDN) > 60% dan mengandung protein kering tinggi. 12. Skema bahan pakan penyusun konsentrat

13. 14. Sumber gambar: Materi pelatihan beternak kambing perah, oleh: ari K.J., Spt, MSi., 2010 15. Bahan penyusun konsentrat biasanya dibedakan menjadi bahan sumber energy ,bahan sumber protein dan bahan sumber mineral. Komposisi masing-masing sangat ditentukan oleh faktor fisiologis dan tujuan pemeliharaan ternak. Misalnya ternak kambing perah bunting membutuhkan komposisi konsentrat berbeda dengan ternak dara. Bagitu juga ternak menjelang ikut kontes membutuhkan komposisi konsentrat berbeda dengan yang tidak sedang disiapkan untuk kontes. 16. Peternak kambing perah yang baik, dituntut mengerti bagaimana menyusun ransum pakan yang baik bagi ternak kambingnya. Dia harus bisa menyusun komposisi pakan (ransum) yang tepat, baik komposisi pakan kasar (hijauan) maupun pakan konsentrat bagi ternaknya. Salah satu dasar agar peternak bisa menyusun ransum yang tepat adalah dengan mengetahui kebutuhan nutrisi ternak kambing perah yang dipelihara. Kebutuhan nutrisi ternak kambing perah dipenuhi berdasar pada kebutuhan hidup pokok (maintenance) dan kebutuhan produksi (pertumbuhan, laktasi, reproduksi, persiapan menjelang kontes dll). 17. Kesimpulan dari uraian diatas adalah, kambing perah cukup diberikan pakan dengan jenis pakan yang memang diperuntukan dan dibutuhkan bagi ternak kambing. Selama diberikan asupan pakan dengan jumlah (kuantitas) dan komposisi nutrisi (kualitas) yang cukup, ternak kambing tersebut akan tumbuh baik dan sehat. Pemberian pakan dengan nutrisi terlalu berlebih akan sia-sia karena tidak akan terserap atau dicerna oleh tubuh kambing dan akan dikeluarkan melalui urine maupun fases. 18. Demikian sedikit uraian dari penulis, semoga bisa bermanfaat sebagai wawasan dan bahan diskusi bagi diri penulis sendiri dan rekan-rekan peternak kambing perah sekalian, salam kandang bambu:) 19. Sumber bacaan: Materi nutrisi pakan ternak kambing perah, pelatihan beternak kambing perah, oleh: Ari K.J., Spt, MSi, Kandang Bamboo management, 2010.

Anda mungkin juga menyukai