Anda di halaman 1dari 14

"Dia-lah yang menjadikan bumi itu mudah bagimu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari

rezekiNya. Dan hanya kepadaNya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan". [Al Mulk : 15]

2-

: .

Dari Abi Abdillah (Zubair) bin Awwam Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah bersabda: Sesungguhnya, seorang di antara kalian membawa tali-talinya dan pergi ke bukit untuk mencari kayu bakar yang diletakkan di punggungnya untuk dijual sehingga ia bisa menutup kebutuhannya, adalah lebih baik daripada meminta-minta kepada orang lain, baik mereka memberi atau tidak. *HR Bukhari, no. 1471]. : : . Dari Abi Abdillah (Zubair) bin Awwam Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah bersabda: Sesungguhnya, seorang di antara kalian membawa tali-talinya dan pergi ke bukit untuk mencari kayu bakar yang diletakkan di punggungnya untuk dijual sehingga ia bisa menutup kebutuhannya, adalah lebih baik daripada meminta-minta kepada orang lain, baik mereka memberi atau tidak. *HR Bukhari, no. 1471]. Penjelasan : 1). Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menganjurkan umatnya supaya berusaha memenuhi hajat hidupnya dengan jalan apapun menurut kemampuan, asal jalan yang ditempuh itu halal. 2). Berusaha dengan bekerja kasar, seperti mengambil kayu bakar di hutan itu lebih terhormat daripada meminta-minta dan menggantungkan diri kepada orang lain. 3). Begitulah didikan dan arahan Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam untuk menjadikan umatnya sebagai insan-insan terhormat dan terpandang, dan bukan umat yang lemah lagi pemalas. 4). Tidak halal meminta-minta kepada orang lain, baik mereka memberi atau tidak. 5). Meminta-minta atau mengemis dalam Islam merupakan perbuatan yang hina dan tercela. 6). Usaha dengan jalan yang benar tidak menafikan tawakkal kepada Allah. 7). Seseorang tidak boleh menganggap remeh jenis usaha apapun, meskipun usaha itu dalam pandangan manusia dinilai hina. 3: : .

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah bersabda: Sesungguhnya, seorang dari kalian pergi mencari kayu bakar yang dipikul di atas pundaknya itu lebih baik daripada meminta-minta

kepada orang lain, baik diberi atau tidak. *HR Bukhari, no. 1470; Muslim, no. 1042; Tirmidzi, no. 680 dan Nasa-i, V/96] 4: .

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Adalah Nabi Daud tidak makan, melainkan dari hasil usahanya sendiri. *HR Bukhari, no. 2073+. Penjelasan : 1. Nabi Daud Alaihissalam, disamping sebagai nabi dan rasul, dia juga seorang Khalifah. Namun demikian, sebagaimana diceritakan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam hadits Beliau, bahwa apa yang dimakan Nabi Daud adalah dari hasil jerih payahnya sendiri dengan bekerja yang menghasilkan sesuatu, sehingga ia dapat memperoleh uang untuk keperluan hidupnya sehari-hari. Di antaranya sebagaimana dikisahkan dalam Al Qur`an, bahwa Allah menjinakkan besi buat Nabi Daud, sehingga ia bisa membuat bermacam pakaian besi.

"Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Daud kurnia dari Kami. (Kami berfirman): Hai gununggunung dan burung-burung, bertashbihlah berulang-ulang bersama Daud, dan Kami telah melunakkan besi untuknya. (Yaitu) buatlah baju besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya; dan kerjakanlah amalan yang shalih. Sesungguhnya Aku melihat apa yang kamu kerjakan". [Saba` : 10-11]. Alah Taala mengabarkan tentang kenikmatan yang diberikanNya kepada hamba dan RasulNya, Daud semoga shalawat dan salam untuknya- diberikanNya keutamaan yang nyata, dihimpunkan kepadanya kenabian dan kerajaan yang kokoh, tentara berjumlah besar dengan peralatan yang lengkap, serta diberikanNya dan dianugerahkanNya suara yang indah; sehingga jika dia bertashbih, maka bertashbihlah bersamanya gunung-gunung yang kokoh, berhentilah burung-burung yang beterbangan untuk mendengarkan dan turut serta bertashbih dengan berbagai ragam bahasa. [Tafsir Ibnu Katsir III/578579, Cet. Darus Salam] . 2. Di dalam hadits ini, seorang muslim dianjurkan untuk bekerja dan berusaha. 3. Mencari nafkah tidak menghalangi seseorang untuk menuntut ilmu syari. 4. Mencari nafkah tidak menghalangi seorang dai untuk menyampaikan dakwahnya. 5: .

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Nabi Zakaria Alaihissalam adalah seorang tukang kayu. *HR Muslim, no. 2379; Ahmad II/296, 405, 485+. 6: , .

Dari Miqdam bin Madikariba Radhiyallahu 'anhu, dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa salam, ia berkata: Tidaklah seseorang makan makanan yang lebih baik daripada hasil usahanya sendiri, sedang Nabi Daud Alaihissalam juga makan dari hasil usahanya sendiri. *HR Bukhari, no. 2072+ Pelajaran dari hadits : 1). Bekerja atau berusaha jenis apapun asal jalan yang ditempuh halal, adalah baik dan terhormat. 2). Hidup dengan menggantungkan diri kepada orang lain adalah tercela. 3). Malas merupakan sifat yang tercela. 4). Makan dari hasil jerih payah sendiri adalah terhormat dan nikmat. 5). Para nabi dan rasul, mereka semua tidak meminta upah dari manusia, sebagaimana Allah sebutkan dalam ayat-ayat Al Qur`an.

: : : , - : , -
.

][ : . ][ :

: ][
Hakekat rizki Makna rizki adalah semua yang bersumber dari Allah U yang bisa diambil manfaatnya oleh hamba Allah U dalam hidup. [Lihat Syarh Aqidah Wasithiyah, Muhammad Khalil Harras: Hal.95] Syaikh Al-Utsaimin rahimahullah- men-jelaskan bahwa rizki terbagi menjadi 2 bagian: 1) Makna secara umum: Setiap yang bisa diambil manfaatnya oleh badan manusia, baik yang halal atau yang haram, baik yang diberi rizki itu orang muslim atau orang kafir. Allah U berfirman:

Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan sebagai rezki bagi kalian. (Ibrahim: 32) 2) Makna secara khusus: Semua hal yang bisa menunjang untuk ditegakkan agamanya, seperti ilmu yang ber-manfaat, amal shalih dan rizki yang halal yang membantu untuk taat kepada Allah U . Allah U berfirman: Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya, dan karunia Rabb kamu adalah lebih baik dan lebih kekal. (Thaha: 131) Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sadi rahimahullah- berkata: Rizki yang segera diperoleh di dunia adalah ilmu , iman dan hakekat amal shalih. Dan rizki yang ditangguhkan adalah yang ada di akherat, yaitu kenikmatan yang terus menerus dan kehidupan yang bahagia di sisi Allah yang Maha Pengasih. [Lihat Tafsir As-Sa'di] Sumber rizki dan ketetapannya Sudah bisa dimaklumi bahwa sumber yang memberikan rizki adalah Allah U, bagaimana tidak demikian padahal Allah U telah menamakan diri-Nya sebagai Ar-Razzaq, sebagaimana firman AllahU: Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi Rizki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh. (Adz-Dzariyat: 58) Dan Allah U sangat banyak dalam memberikan rizki-Nya kepada hamba, bagaimana tidak demikian padahal telah dijelaskan dalam hadits shahih bahwa Allah telah mengutus malaikat setelah lewat masa janin berumur 4 bulan lebih di rahim wanita, lalu dia meniupkan ruh pada janin tersebut dan disuruh untuk mencatat akan 4 hal: rizkinya, ajalnya, amalnya dan celaka atau bahagia. Maka rizki itu sudah dimaklumi ke-tentuan taqdirnya, tidak bertambah rizkinya disaat keluar dari rahim ibunya diatas ketentuan yang telah ditetapkan, dan tidak juga berkurang. Telah diriwayatkan dari sahabat Abu Umamah t berkata: Bersabda Rasulullah r: Sesungguhnya malaikat Jibril telah mewahyukan kepada jiwaku bahwa jiwa seseorang tidak akan meninggal sampai disempurnakan ajalnya dan disempurna-kan rizkinya, maka bertaqwalah kepada Allah dan indahkanlah dalam mencari rizki (carilah rizki dengan cara yang halal), janganlah salah seorang diantara kalian ketika lambat datangnya rizki mendorong kalian untuk cari rizki dengan jalan bermaksiat kepada Allah, sesungguhnya Allah tidak bisa dicapai apa yang ada di sisi-Nya kecuali dengan taat kepada-Nya. (HR. As-Suyuthi, di-hasankan AlAlbani) Karena rizki itu sudah ditentukan taqdirnya oleh Allah U maka disaat kita ingin mencari rizki adalah dengan cara yang dibenarkan dan disyariatkan oleh Allah U, yaitu dengan mencari rizki yang akan memberikan manfaat bagi kehidupan kita dengan jalan yang halal, bukan dengan menghalalkan segala macam cara untuk mencari rizki sampai menerjang larangan Allah U. Dan juga meskipun rizki sudah ditentukan taqdirnya bukan berarti kita berpangku tangan pasrah tanpa usaha, karena Nabi r bersabda:

Beramallah kalian, karena segala sesuatunya akan dimudahkan menurut yang telah diciptakannya. (HR. Thabrani, dishahihkan Al-Albani) Dan dalam usaha untuk mencari rizki maka bagus juga bila disertakan doa: Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang halal dan amal yang diterima. (HR. Ibnu Majah, shahih) Sebab-sebab untuk mendatangkan rizki yang halal 1) Taubat dan isfighfar (minta ampun) kepada Allah U dari kesalahan dan dosa. Allah U berfirman: Maka aku katakan kepada mereka: Mohonlah ampun kepada Rabb kalian, sesungguhnya Dia adalah Maha Peng-ampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepada kalian dengan lebat. Dan membanyakkan harta dan anak-anak kalian, dan mengadakan untuk kalian kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untuk kalian sungai-sungai. (Nuh: 10-12) Diriwayatkan bahwa ada seseorang yang mengadu kepada Imam Hasan Al-Bashri rahimahulah- akan musim kekeringan yang berat dan kekurangan air, maka beliau berkata: Istighfarlah kepada Allah, dan yang lain mengeluhkan tentang kemiskinan, maka beliau berkata: Istighfarlah kepada Allah, yang ketiga berkata: Wahai Abu Said, aku sudah berdoa kepada Allah agar diberi rizki anak untukku karena sesungguhnya aku mandul, maka beliau berkata:Istighfarlah kepada Allah, yang keempat mengadukan bahwa kebunnya telah kekeringan, maka beliau berkata: Istighfarlah kepada Allah, maka salah seorang yang duduk di majelis berkata: Beberapa orang datang kepadamu mengadukan banyak hal, lalu engkau perintahkan mereka semua untuk istighfar kepada Allah..!, maka Imam Hasan Al-Bashri membaca ayat 11 dari surat Nuh diatas. 2) Taqwa kepada Allah, baik dalam keadaan tersembunyi atau terang-terangan, takut kepada Allah U, melaksanakan perintah AllahU, menjauhi larangan-Nya dan menghindari kemaksiatan. Allah Uberfirman: * Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. (Ath-Thalaq: 2-3) 3) Menyambung silaturahmi dengan sanak keluarga yang terdekat. Yaitu dengan lebih mengedepankan per-buatan ihsan (berkelakuan baik) kepada mereka dengan berbagai macam cara, baik yang bisa dirasakan (seperti bantuan harta) atau maknawi (seperti bimbingan dan nasehat). Berdasarkan hadits Abu Hurairah t berkata: Bersabda Rasulullah r : Barangsiapa menyenangi untuk diluas-kan akan rizkinya dan diakhirkan baginya sisa umurnya maka hendaknya dia menyambung hubungan silatur-rahmi. (HR. Bukhari) 4) Infaq di jalan Allah U. Allah U berfirman: Dan barang apa saja yang kalian nafkahkan, maka Allah akan meng-gantinya dan Dia-lah pemberi rizki yang sebaik-baiknya.(Saba: 39) Terlebih khusus dalam berinfak adalah kepada orang yang perlu mendapatkan perhatian secara khusus dari kalangan kaum dhuafa (kaum lemah) sehingga dengan perlakuan baik kepada mereka dengan infak dan sikap lembut kepada mereka diharapkan mereka akan men-doakan kebaikan, sebagaimana sabda Rasulullah r:

Tolong carikan aku orang-orang yang lemah (yang perlu bantuan), karena hanyalah kalian diberi rizki dan dibantu itu dengan orang-orang yang lemah diantara kalian (dengan doanya). (HR. Abu Dawud, dishahihkan Al-Albani) 5) Beribadah dengan benar kepada Allah U. Dari Abu Hurairah t dari Nabi r bersabda: : Sesungguhnya Allah berfirman: Wahai anak Adam, curahkanlah dirimu dalam beribadah kepada-Ku, niscaya Aku akan penuhi dadamu dengan kecukupan dan Aku akan menutupi kefakiranmu, dan jika engkau tidak berbuat niscaya Aku akan penuhi kedua tanganmu dengan kesibukkan dan Aku tidak akan me-nutupi kemiskinanmu. (HR. Tirmidzi, dishahihkan AlAlbani) Wallahu alam bish shawab. . Orang-orang dari kaum lelaki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) jual beli dari mengingat Allah Subhanahu wa Taala, dan (dari) mendirikan shalat, dan (dari) menunaikan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi bergoncang (yakni hari kiamat). (Mereka mengerjakan yang demikian itu) supaya Allah Subhanahu wa Taala memberi balasan kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan, dan supaya Allah Subhanahu wa Taala menambahkan karunia-Nya kepada mereka. Dan Allah Subhanahu wa Taala memberi rizki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas. (An-Nur: 37-38)
. . "Setiap jasad yang tumbuh dari harta haram, maka nerakalah yang lebih tepat menjadi tempatnya." (Riwayat Al Hakim, Al Baihaqi dan dinyatakan sebagai hadits shahih oleh Al Albani . -

. "Tidaklah mereka berbuat curang dalam hal takaran dan timbangan melainkan mereka akan ditimpa paceklik, biaya hidup mahal, dan perilaku jahat para penguasa. Dan tidaklah mereka enggan untuk membayar zakat harta mereka, melainkan mereka akan dihalangi dari mendapatkan air hujan dari langit, andailah bukan karena binatang ternak, niscaya mereka tidak akan diberi hujan." (Riwayat Ibnu Majah, Al Hakim, Al Baihaqi dan dinyatakan sebagai hadits hasan oleh Al Albani)

"Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah." (Qs. Al Baqarah: 276)

: . : . .

"Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya." (Qs. Al Baqarah: 280

"Ya Allah, limpahkanlah kecukupan kepada kami dengan rizqi-Mu yang halal dari memakan harta yang Engkau haramkan, dan cukupkanlah kami dengan kemurahan-Mu dari mengharapkan uluran tangan selain-Mu

BAB RIBA

Hadits No. 850 Jabir Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melaknat pemakan riba, pemberi makan riba, penulisnya, dan dua orang saksinya. Beliau bersabda: "Mereka itu sama." Riwayat Muslim.

, : ( , , , : )
Hadits No. 851 Bukhari juga meriwayatkan hadits semisal dari Abu Juhaifah.


Hadits No. 852 Dari Abdullah Ibnu Mas'ud Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Riba itu mempunyai 73 pintu, yang paling ringan ialah seperti seorang laki-laki menikahi ibunya dan riba yang paling berat ialah merusak kehormatan seorang muslim." Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dengan ringkas dan Hakim dengan lengkap, dan menurutnya hadits itu shahih.

: ( , ) ,
Hadits No. 853 Dari Abu Said Al-Khudry Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Janganlah menjual emas dengan emas kecuali yang sama sebanding dan jangan menambah sebagian atas yang lain; janganlah menjual perak dengan perak kecuali yang sama sebanding dan jangan menambah sebagian atas yang lain, dan janganlah menjual perak yang tidak tampak dengan yang tampak." Muttafaq Alaihi.

: ( , , , , )
Hadits No. 854 Dari Ubadah al-Shomit bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "(Diperbolehkan menjual) emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, sya'ir dengan sya'ir, kurma dengan kurma, garam dengan garam, sama sebanding, sejenis, dan ada serah terima." Riwayat Muslim.

: ( , , , , , , , , , )

Hadits No. 855 Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "(Diperbolehkan menjual) emas dengan emas yang sama timbangannya dan sama sebanding, dan perak dengan perak yang sama timbangannya dan sama sebanding. Barangsiapa menambah atau meminta tambahan maka itu riba." Riwayat Muslim.

: ( , )
Hadits No. 856 Dari Abu Said al-Khudry dan Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengangkat seorang amil zakat untuk daerah Khaibar. Ia kemudian membawa kepada beliau kurma yang bagus; Lalu Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bertanya: "Apakah setiap kurma khaibar seperti ini?". Ia menjawab: Demi Allah tidak, wahai Rasulullah. Kami menukar satu sho' seperti ini dengan dua sho', dan dua sho' dengan tiga sho'. Lalu Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Jangan lakukan itu, juallah semuanya dengan dirham, kemudian belilah kurma yang bagus dengan dirham tersebut." Beliau bersabda: " Demikian juga dengan bendabenda yang ditimbang." Muttafaq Alaihi. Menurut riwayat Muslim: "Demikian pula benda-benda yang ditimbang."

, - - ( ; , , ? : , , , ) . . :
Hadits No. 857 Jabir Ibnu Abdullah Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang jual-beli setumpuk kurma yang tidak diketahui takarannya dengan kurma yang diketahui takarannya. Riwayat Muslim.

- - : ( )
Hadits No. 858 Ma'mar Ibnu Abdullah Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Makanan dengan makanan yang sama sebanding." Makanan kami pada hari itu adalah sya'ir. Riwayat Muslim.

: : ( )
Hadits No. 859 Fadlalah Ibnu Ubaid Radliyallaahu 'anhu berkata: Pada hari perang Khaibar aku membeli kalung emas bermanik seharga dua belas dinar. Setelah manik-manik itu kulepas ternyata ia lebih dari dua belas dinar. Lalu aku beritahukan hal itu kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, dan beliau bersabda: "Tidak boleh dijual sebelum dilepas." Riwayat Muslim.

: ( , , : )
Hadits No. 860 Dari Samurah Ibnu Jundab bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang jual-beli hewan dengan hewan penundaan. Riwayat Imam Lima. Hadits shahih menurut Tirmidzi dan Ibnu al-Jarud.

( ) , ,
Hadits No. 861 Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Jika engkau sekalian berjual-beli dengan 'inah (hanya sekedar mengejar keuntungan materi belaka), selalu membuntuti ekor-ekor sapi, hanya puas menunggui tanaman, dan meninggalkan jihad maka Allah akan meliputi dirimu dengan suatu kehinaan yang tidak akan dicabut sebelum kamu kembali kepada agamamu." Diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Nafi', dan dalam sanadnya ada pembicaraan. Ahmad meriwayatkan dari Atho' dengan perawi-perawi yang dapat dipercaya dan dinilai shahih oleh Ibnu Qoththon.

- - : : ( , , , ,

) , . : ,
Hadits No. 862 Dari Abu Umamah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa memberi syafa'at (menjadi perantara untuk suatu kebaikan) kepada saudaranya, lalu ia diberi hadiah dan diterimanya, maka ia telah mendatangi sebuah pintu besar dari pintu-pintu riba." Riwayat Ahmad dan Abu Dawud, dan dalam sanadnya ada pembicaraan.

, : ( , , ) , ,
Hadits No. 863 Dari Abdullah Ibnu Amar Ibnu al-'Ash Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melaknat orang yang memberi dan menerima suap. Riwayat Abu Dawud dan Tirmidzi. Hadits shahih menurut Tirmidzi.

- - : ( ) ,
Hadits No. 864 Dari Abdullah Ibnu Amar Ibnu al-'Ash Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menyuruhnya untuk menyiapkan pasukan tentara, tetapi unta-unta telah habis. Lalu beliau menyuruhnya agar menghutang dari unta zakat. Ia berkata: Aku menghutang seekor unta akan dibayar dengan dua ekor unta zakat. Riwayat Hakim dan Baihaqi dengan perawi-perawi yang dapat dipercaya.

- -; ( . : ) ,
Hadits No. 865 Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang jual-beli muzabanah, yaitu seseorang yang menjual buah kebunnya, jika kurma basah dijual dengan kurma kering bertakar, anggur basah

dijual dengan anggur kering bertakar, dan tanaman kering dijual dengan makanan kering bertakar. Beliau melarang itu semua. Muttafaq Alaihi.

- - : ( ; , , , )
Hadits No. 866 Sa'ad Ibnu Abu waqqash Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam ditanya tentang hukumnya membeli kurma basah dengan kurma kering. Beliau bersabda: "Apakah kurma basah itu berkurang jika mengering?". Ia menjawab: Ya. Lalu beliau melarang hal itu. Riwayat Imam Lima. Hadits shahih menurut Ibnu al-Madiny, Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan Hakim.

Beratnya Dosa Riba


Hadist Ibnu Majah Jus 2 Kitabu Tijaroh Bab Beratnya dalam Riba

)) )(( : : . ) 2264 - ... dari Abi Hurairoh; meriwayatkan: Rasulullah SAW bersabda, Aku didatangkan pada malam Isro, pada suatu kaum yang perutnya mirip rumah, dalam rumah tersebut ada beberapa ular yang diperlihatkan padaku keluar dari perut mereka, maka aku bertanya: Siapakah mereka ya Jibril? (Jibril) menjawab: Mereka adalah orang-orang yang makan riba. (Dhoif) : )(( )) ) 2265 - ... dari Abi Hurairoh; meriwayatkan: Rasulullah SAW bersabda, Riba itu mengandung 70 dosa, seringan-ringannya dosa riba setara dengan seorang laki-laki yang menzinai ibu kandungnya. (Shohih) )(( )) ) 2266 - ... dari Abdillah, dari Nabi SAW bersabda, Riba memiliki 70 pintu. (Shohih) ) ) :

2267 - ... Umar bin al-Khatab bersabda: Sesungguhnya ayat terakhir yang turun adalah masalah riba dan sesungguhya Rasulullah SAW diwafatkan dan belum sempat menerangkan kepada kami . Maka tinggalkanlah riba dan hal-hal yang meragukan. (Shohih) Keterangan: Ayat bab riba yang dimaksud adalah Surat Al Bakarah ayat 275

Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. ) ) 2268 - ... dari Abdillah bin Masud sesungguhnya Rasulullah SAW melaknati orang yang makan riba, dan orang yang memberi makan riba, dan saksinya riba dan juru tulisnya riba. (Shohih) 9) ) 2269 - ... dari Abi Hurairoh; meriwayatkan: Rasulullah SAW bersabda, Niscaya akan datang sungguh pada manusia suatu zaman yang tidak dapat dihindarkan dari mereka seorangpun kecuali makan riba. Maka bila mereka tidak makan riba menimpa pada mereka debunya riba. 2270 - ... dari Ibn Masud sesungguhnya Nabi SAW bersabda,Tidak ada seseorang yang memperbanyak hartanya melalui riba kecuali ada akibatnya pada kebangkrutan.

: ( : ? : . ) , , , ,
Hadits No. 867 Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang jual-beli yang kemudian dengan yang kemudian, yakni hutang dengan hutang. Riwayat Ishaq dan al-Bazzar dengan sanad lemah.

- -; ( , : ) ,
Bulughul Maram versi 2.0 1429 H / 2008 M Oleh : Pustaka Al-Hidayah

Anda mungkin juga menyukai