Anda di halaman 1dari 9

1

PENDIRIAN BIO REAKTOR POLYETHILENE SEBAGAI PENERAPAN TEKNOLOGI BIO GAS DITENGAH KEKHAWATIRAN MELEDAKNYA TABUNG GAS BANTUAN PEMERINTAH UNTUK MEMPERKUAT TERBENTUKNYA DESA MANDIRI ENERGI Imam bahrudin, achmad faqih muqoddam, zainul arifin Universitas jember ABSTRAK PENDAHULUAN Hampir setip hari, kita menyaksikan pemberitaan media massa tentang jatuhnya korban akibat ledakan tabung gas, khususnya tabung gas 3 kg bantuan pemerintah. Data Masyarakat Konsumen Indonesia (MKI) menyebutkan ledakan tabung gas elpiji 3 kg selama Januari 2008 sampai Mei 2010 sebanyak 10.000 kasus kebakaran terjadi di Jakarta Utara, 156 kebakaran terjadi di Jakarta Timur, 1.738 kebakaran di Jakarta Pusat, 2.789 kasus kebakaran di Jakarta Barat, 2.654 kebakaran di Jakarta Selatan, 29.110 kebakaran di Bekasi, 22.189 kebakaran di Depok, 11.712 kebakaran di Bogor dan Bandung, 44.405 kebakaran di Jawa Tengah, 14.950 kebakaran di Jawa Timur, 18.500 kebakaran di Bali, 18.990 kebakaran di Sulawesi Selatan, 30.000 kebakaran di Selawesi Utara dan 130.650 kebakaran di Sumatera (Santosa, 2010). Berdasarkan paparan data tersebut terlibat sudah berapa nyawa melayang akibat ledakan yang terjadi dan berbagai kerugian lainnya, sehingga lagi-lagi yang terkorbankan kebanyakan menyangkut lapisan masyarakat bawah. Program konversi dari minyak tanah ke pemakaian gas elpiji dimulai pada tahun 2007. Tujuan diadakannya program konversi ini adalah menghemat dana subsidi BBM sebesar Rp 30 triliun per tahun. Penghematan subsidi ini dilakukan guna menurunkan subsidi, sesuai dengan kebijakan pemerintah yang terus akan memangkas subsidi pada berbagai bidang pembanguan. Distribusi paket elpiji 3 kg terdiri dari satu tabung gas, slang, regulator dan kompor satu tungku. Pembagian paket elpiji secara gratis kepada masyarakat terus mengalami kenaikan, di mana pada tahun 2007 berhasil disalurkan 3.957.789 paket, tahun 2008 disalurkan 15.037.539 paket, tahun 2009 sebanyak 23.044.211 paket, dan tahun 2010 ditargetkan terdistribusi 9.300.000 paket (Kementerian ESDM, 2010). Dari data pemakaian tabung gas terlihat mengalami kenaikan secara meyakinkan, sekitar 10 kali lipat, di mana sebelum program konversi digulirkan di masyarakat terdapat sekitar 7 juta pemakai tabung gas, sekarang ini menjadi sekitar 70 juta tabung gas. Sekiranya program konversi ini berjalan mulus tanpa disertai dengan banyaknya terjadi korban ledakan tabung gas, maka bisa dipastikan masing-masing pihak yang terkait dengan program konversi ini akan saling berebut unjuk badan menunjukkan perannya dalam menunjang kesuksesannya. Tetapi sayangnya program konversi ini

tidak berjalan mulus, dan masing-masing pihak terkait saling menghindar tanggung jawab dan saling menyalahkan. Berbekal pokok-pokok pikiran diataslah, maka dipandang perlu mencari alternatif pengganti bahan bakar yang hemat, ramah lingkungan sekaligus aman bagi keselamatan penggunanya melalui pemanfaatan limbah kotoran ternak (sapi) yang keberadaannya melimpah di desa-desa seluruh Indonesia dengan pendirian Bio Reaktor Polyethelene yang sederhana, tepat guna, mudah pengoperasian dan perawatannya serta aplikatif di tingkat petani. TUJUAN Tujuan dari kegiatan ini adalah: 1. Merespon kekhawatiran masyarakat terhadap isu ledakan tabung gas bantuan pemerintah dengan pemberian solusi alternatif 2. Sebagai upaya mengurangi ketergantungan masyarakat desa terhadap kayu bakar, minyak tanah dan gas elpiji 3. Memberikan kegiatan tambahan yang menguntungkan bagi masyarakat tani/ternak dipedesaan. 4. Merintis terbentuknya Integrated Farming System (IFS) [pertanian terpadu] dan zero waste [tanpa limbah] bagi usaha pertanian dan peternakan masyarakat desa 5. Mengembangkan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan serta renewable energy [energi terbarukan] menuju desa mandiri energi. METODE H. METODE PELAKSANAAN Waktu dan Tempat Pelaksanaan Waktu dimulainya kegiatan pendirian bio reaktor polyethelene ini adalah setelah direalisasikannya pencairan dana dari DIKTI dengan lama waktu kegiatan sekitar 5 bulan. Sedangkan tempat pelaksanaan kegiatan berada di rumah peternak sapi Desa Ngampelrejo, Kecamatan Jombang, Kabupeten Jember, Propinsi Jawa Timur. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam pendirian bio reaktor polyethelene ini adalah: 1. Alat pertukangan 2. Sekop 3. Cangkul 4. Gergaji kayu dan besi 5. Thermometer 6. Ph meter Sedangkan bahan yang digunakan adalah: 1. Instalasi bio digester (batu bata, pasir, semen, kapur) 2. Plastik polyethelene 3. Pipa PVC 0,5 inchi

4. Kompor gas 2 tungku 5. Blower/fan 6. Adaptor Tahapan Kegiatan 1. Survei lokasi 2. Sosialisasi dengan petani/peternak 3. Belanja bahan dan material 4. Pengerjaan instalasi biogas polyethelene 5. Uji coba instalasi 6. Penyempurnaan dan finishing instalasi 7. Sosialisasi penggunaan instalasi kepada petani/peternak 8. Pendampingan operasional 9. Pembuatan laporan akhir Permasalahan yang terjadi di pedesaan adalah belum mampu memanfaatkan limbah kotoran ternak sebagai penghasil energi alternatif pengganti kayu bakar dan BBM/gas, dimana kegiatan sehari-hari mereka sangat tergantung pada BBM/gas dan kayu bakar baik untuk memasak maupun penerangan. Hal ini sangat berdampak terhadap pendapatan dari masyarakat desa (peternak) itu sendiri. Reaktor biogas polyethylene merupakan salah satu solusi teknologi energi untuk mengatasi kekhawatiran masyarakat akibat meluasnya pemberitaan meledaknya tabung gas 3 kg bantuan pemerintah. Teknologi ini bisa segera diaplikasikan, terutama untuk kalangan peternak sapi dalam rangka pemenuhan keperluan energi rumah tangga. Digester biogas dapat dipasang di dekat kandang yang berisi minimal 3 ekor sapi. Secara berkala, setiap 2 atau 3 hari sekali kotoran ternak (yang telah dikumpulkan sebelumnya) dimasukkan ke dalam reaktor biogas. Untuk mendapatkan komposisi padat-cair yang sesuai, kotoran ternak ditambahkan air sebelum dimasukan ke dalam reaktor. Biogas tipe ini dirancang secara sederhana agar mudah digunakan dan dipelihara oleh peternak yang menggunakannya. Untuk satu ekor sapi rata-rata dapat menghasilkan 20 kg kotoran per hari dan setara dengan 1 s.d. 1,2 m3. Pada proses penghitungan gas methan yang dihasilkan dari 20 kg kotoran sapi per hari, maka akan dihasilkan gas methan campuran sebesar 0.10285 kg dan gas methan murni sebesar 0.061714 Kg. Produksi biogas per hari setiap 3 ekor sapi diperkirakan 3,6 m3, setara dengan 2,25 liter minyak tanah. Gas yang dihasilkan akan mencukupi kebutuhan dan output yang dikeluarkan sudah tidak lagi berbau dan membawa kuman pathogen sehingga bagus sekali jika digunakan sebagai pupuk pertanian. Instalasi ini diharapkan mampu membebaskan kita dari ketergantungan pada kayu bakar, minyak tanah, dan gas elpiji. Murah biayanya dan lestari serta mandiri kelebihannya. Dengan teknlogi ini diharapkan mampu menciptakan desa-desa mandiri energi di Indonesia.

HASIL DAN PEMBAHASAN G. TINJAUAN PUSTAKA Menurut Syamsudin dan Iskandar (2005), Teknologi biogas merupakan teknologi yang relatif sudah sangat tua dikembangkan dan digunakan di berbagai negara sejak puluhan tahun yang lalu. Teknologi ini mudah diaplikasikan dan di operasikan bahkan di berbagai belahan dunia, mulai dari pedalaman Afrika dengan teknik super sederhana, sampai skala industri di Jerman. Teknologi ini sangat sesuai dikembangkan di Jawa Timur, mengingat Jawa Timur merupakan salah satu sentra penghasil ternak terbesar di Indonesia. Selain potensi aplikasinya yang memadai (mudah di buat), produksi biogas juga memberikan nilai tambah ekonomis bagi masyarakat sebagai sarana penyedia energi siap pakai. Berdasarkan basis perhitungan pemanfaatan kotoran 2 ekor sapi, maka produksi biogas dapat mencapai 1 m3 perhari. 1 m3 Biogas setara dengan:

60-100 watt lampu bohlam selama 6 jam. 5-6 jam memasak menggunakan kompor gas Setara dengan 0,7 liter bensin Dapat memproduksi 1,25 kwh listrik

Biogas merupakan campuran gas Metana (60-70%), CO2 dan gas lainnya yang dihasilkan oleh bakteri metanogenesis yang terdapat pada rawa dan perut rumansia seperti sapi dan kerbau. Biogas terbentuk melalui tiga tahap, yaitu: hidrolisis, asidifikasi (pengasaman), dan metanogenesis. Pada tahap hidrolisis, molekulmolekul dioksidasi secara enzimatik menjadi molekul-molekul pendek. Molekul rantai pendek tersebut di uraikan lebih lanjut menjadi asam organik oleh bakteri asetogenik. Selanjutnya asam organik tersebut diuraikan membentuk gas metana. Keseluruhan gas yang diproduksi pada ketiga tahap proses tersebut dinamakan biogas. Tahap pembuatan biogas dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1: Tahap Pembuatan Biogas

Semua bahan organik dapat dijadikan sebagai bahan baku pembuatan biogas, sampah hijau, kotoran ternak maupun unggas. Namun demikian, kotoran hewan lebih sering dipilih karena ketersediaannya yang melimpah, memiliki keseimbangan nutrisi, mudah dicerna dan relatif dapat diproses secara biologi. Kotoran sapi merupakan substrat yang dianggap paling cocok karena telah secara alami mengandung bakteri penghasil gas metana (Amaru, 2004). Secara teknis proses pembentukan biogas berlangsung dalam biodigester yang merupakan wadah kedap udara tempat terbentuknya biogas. Biodigester ini dapat dibuat dari drum, beton atau plastik. Teknologi biodigester yang saat ini paling banyak dikembangkan adalah menggunakan plastik polietilen. Penggunaan plastik sebagai material konstruksi sangat menguntungkan karena sederhana, mudah diinstalasi dan dioperasikan dengan harga yang sangat murah dibandingkan menggunakan drum atau beton. Harga material instalasi berkisar andara 200-300 ribu rupiah. Teknologi biodigester plastik ini sangat direkomendasikan terutama karena harganya yang sangat murah, operasionalnya mudah, sederhana dan sangat mudah dibuat. Lebih dari 200 ribu unit instalasi biogas plastik telah dibangun dan beroperasi dengan baik di Vietnam. Plastik juga tahan lama dengan usia pakai dapat mencapai 5-10 tahun (Widodo, 2006). Ilustrasi biodigester plastik ditunjukkan pada Gambar 2. Teknologi biodigester yang saat ini paling banyak dikembangkan adalah menggunakan plastik polietilen. Penggunaan plastik sebagai material konstruksi sangat menguntungkan karena sederhana, mudah diinstalasi dan dioperasikan dengan harga yang sangat murah dibandingkan menggunakan drum atau beton. Harga material instalasi berkisar andara 200-300 ribu rupiah. Teknologi biodigester plastik ini sangat direkomendasikan terutama karena harganya yang sangat murah, operasionalnya mudah, sederhana dan sangat mudah dibuat. Lebih dari 200 ribu unit instalasi biogas plastik telah dibangun dan beroperasi dengan baik di Vietnam. Plastik juga tahan lama dengan usia pakai dapat mencapai 5-10 tahun (Widodo, 2006). Ilustrasi biodigester plastik

Gambar 2: Ilustrasi Instalasi Biodigester Plastik Berdasarkan Gambar 2, kotoran ternak secara langsung dibersihkan menggunakan air dari lantai kandang. Campuran air dan kotoran masuk kedalam biodigester dan diproses membentuk biogas. Gas akan masuk ke dalam tabung penampung gas dan langsung bisa digunakan untuk memasak atau keperluan lainnya. Sedangkan

keluaran/output digester dapat langsung digunakan sebagai pupuk cair atau dikeringkan menjadi pupuk kompos. Informasi lengkap mengenai teknik pembuatan biodigester dari bahan plastik polyethelene ini sebenarnya telah sangat banyak dipublikasikan. Namun kebanyakan menggunakan bahasa Inggris, sehingga adopsi teknologi sederhana ini dirasa masih kurang cepat di masyarakat Indonesia. KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA Amaru, Khasristya, 2004, Rancang Bangun dan Uji Kinerja Biodigester Plastik Polyethilene Skala Kecil (Studi Kasus Ds. Cidatar Kec. Cisurupan, Kab. garut), Tugas Akhir, Fakultas Pertanian, UNPAD, Indonesia. Santosa, Purbayu Budi, 2010, Dilema ledakan tabung gas elpiji, Wawasan, Edisi Thursday, 05 August 2010 Syamsudin, T.R. dan Iskandar, H.H., 2005, Bahan Bakar Alternatif Asal Ternak, Sinar Tani, Edisi 21.27 Desember 2005, No. 3129 Tahun XXXVI. Widodo, T.W., Asari, A., Ana, N., Elita, R., 2006, Rekayasa dan Pengujian Reaktor Biogas Skala Petani/peternak, Jurnal Enjiniring Pertanian, Vol. IV, No. 1, April 2006.

LAMPIRAN A BIODATA PELAKSANA KEGIATAN

1. Ketua - Nama : Imam Bahrudin - NIM : 09191010197 - Jurusan : Teknik Mesin - Universitas: Universitas Jember - Alamat Rumah : Jl. PB. Sudirman 2/15 Jember - No.Telp/Hp : 085755208065 - Email : bahrudiniimam@rocketmail.com 2. Anggota - Nama : Achmad Faqih Al muqoddam - NIM : 091810301125 - Jurusan : Akuntansi - Universitas: Universitas Jember - Alamat Rum : Jl. PB. Sudirman 2/15 Jember - No.Telp/Hp : 085746536411 - Email : faqih.muqoddam@ymail.com 3. Anggota - Nama : Zainul Arifin - NIM : 09191010189 - Jurusan : Teknik Mesin - Universitas: Universitas Jember - Alamat Rum : Jl. Brantas 23/B Jember - No.Telp/Hp : 085764248064 - Email : zainularif78@gmail.com

LAMPIRAN B BIODATA DOSEN PENDAMPING Nama : Santoso Mulyadi

Tempat,Tanggal Lahir NIP Alamat Pendidikan Terakhir Pengalaman penelitian: No 1 2 3 4. 5. 6. 7.

: : : : Judul Penelitian Tahun

Jember, .. 2010 XXXXXXXXXXXXXX

Rumah Bpk. Masdar, Desa Ngampelrejo, Kec. Jombang, Kab. Jember

Lampiran 7. IBNU MASDAR


9

Anda mungkin juga menyukai