Anda di halaman 1dari 22

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERHITUNG DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA KARTU ANGKA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI SILIWANGI 02 SEMARANG

BARAT

TUGAS AKHIR

Diajukan dalam rangka menyelesaikan Studi Diploma II

Oleh : NAMA NIM : Nikmah Puji Astuti : 1402204428

Program : D II PGKSD

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2006

HALAMAN PENGESAHAN

Tugas akhir ini telah disetujui dan di sahkan oleh Kepala UPP D2 PGKSD Universitas Negeri Semarang dan Dosen Pembimbing, pada :

Hari Tanggal

: :

Mengetahui Kepala PGSD UPP II Semarang Dosen Pembimbing

Drs. Jaino, M. Pd NIP. 130 875 761

Drs. Fi Widihastrini, M. Pd NIP. 131 124 081

ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Jadilah anak kebanggan orang tua. Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin. Kunci sukses adalah disiplin, berusaha dan berdoa. Jangan menilai orang dari wajahnya tapi nilailah dari hatinya, sebab seiring tambahnya usia wajah akan memudar tapi hati seiring bertambahnya ilmu dan pengatahuan akan cemerlang.

PERSEMBAHAN

Tugas Akhir ini penulis persembahkan untuk : Dra. Fi Widihastrini, M.Pd selaku dosen pembimbing. Keluarga saya tercinta. Bapak dan Ibu dosen PGKSD UNNES. Orang yang mencintai saya yang telah memberi semangat dan dorongan. Pembaca yang budiman.

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan laporan ini sebagai persyaratan untuk memenuhi Tugas Akhir. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir tidak lepas dari bantuan banyak pihak secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dra. Fi Widihastrini, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan serta nasehat sejak awal hingga akhir penyusunan tugas akhir ini. 2. Bapak dan Ibu Dosen PGKSD yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan sebagai dasar penulis tugas akhir ini. 3. Bapak dan Ibu Gurur SD Negeri Siliwangi yang telah memberikan data informasi sehingga menunjang penulis dalam melakukan pengamatan. 4. Semua pihak yang telah memberikan bantuannya dalammenyusun tugas akhir ini dari awal hingga akhir. Penulis menyadari akan kekurang sempurnaan penulisan tugas akhir ini. Kritik dan saran yang membangun diperlukan demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk para pembaca pada umumnya dan penyusun pada khususnya. Semarang, September 2006

Penulis

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii MOTTO DAN PERSEMBAHAN.........................................................................iii KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv DAFTAR ISI ......................................................................................................... v BAB I A. B. C. D. BAB II A. B. C. D. E. F. G. BAB III A. B. PENDAHULUAN Latar Belakang .....................................................................................1 Permasalahan .......................................................................................2 Tujuan ..................................................................................................2 Manfaat ................................................................................................3 KERANGKA TEORITIK Pengertian Bimbingan ..........................................................................4 Tujuan Bimbingan ................................................................................4 Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ..............................5 Teori dalam pembelajaran matematika .................................................6 Kedudukan Bimbingan di Sekolah Dasar .............................................8 Peran Guru dalam Memberikan Bimbingan .........................................9 Prinsip-prinsip Layanan Bimbingan .....................................................9 PAPARAN HASIL Hasil Pengamatan.................................................................................12 Pembahasan ........................................................................................14

BAB IV A. B.

PENUTUP Simpulan .............................................................................................15 Saran ....................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA

vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang yang telah terlatih dengan baik dan memiliki kepribadian dan pendidikan yang memadai kepada seseorang, dari semua usia untuk membantu mengatur kegiatan, keputusan sendiri dan menanggung bebannya sendiri. Dalam proses pendidikan sekolah siswa sebagai obyek didik, merupakan pribadi yang unik dengan segala karakteristik. Perkembangannya memiliki kebutuhan dan dinamika dalam interaksi dengan lingkungan. Timbulnya masalah-masalah psikologis menurut adanya upaya pemecahan melalui layanan bimbingan dan konseling. Beberapa masalah psikologis yang merupakan latar belakang perlunya bimbingan konseling disekolah diantaranya masalah perkembangan individu, masalah perbedaan individu, masalah kebutuhan individu, masalah penyesuaian diri, masalah belajar. Untuk menuju tercapainya pribadi yang berkembang anak secara menyeluruh yang tidak hanya pada intelektual akan tetapi meliputi pada semua aspek perkembangan anak secara dinamis masih nampak gejala bahwa anak didik belum mencapai prestasi belajar secara optimal. Hal ini nampak antara lain gejala : putus sekolah, tinggal kelas, lambat belajar, berprestasi rendah, kekurangan masyarakat terhadap hasil pendidikan dan sebagainya.

Dalam proses belajar matematika ada juga suatu kendala baik dari faktor dalam maupun luar. Di sini penulis akan membahas mengenai cara memberikan bimbingan pada anak yang mengalami kesulitan belajar metematika. B. Permasalahan Berbagai gejala yang dialami seperti tinggal kalas, lambat belajar dan sebagainya. Pada umumnya pada mata pelajaran matematika yang dianggap paling sulit, padahal matematika sangat penting bagi kehidupan. Untuk itu, berhitung merupakan keterampilan yang harus diajarkan sejak anak SD dan kesulitan ini harus segera diatasi. Seperti halnya anak kelas IV di SDN Siliwangi 02 Semarang. Nama Kelas Masalah : Juffan : IV : Bagaimana cara memberikan layanan bimbingan anak SD pada mata pelajaran matematika tentang mengoperasikan hitung campuran. C. Tujuan Pemberian Layanan Bimbingan 1. Siswa dapat memahami materi tentang operasi hitung campuran. 2. Memberikan layanan bimbingan pada Juffan. 3. Hasil belajar Juffan Kelas IV pada mata pelajaran matematika dapat meningkat.

D. MANFAAT Adapun manfaat layanan bimbingan adalah : 1. Dapat memilih metode yang sesuai dengan perkembangan anak. 2. Dapat mengatasi kesulitan belajar siswa. 3. Dapat meningkatkan kemampuan berhitung siswa terutama pada mengoperasikan hitung campuran.

BAB II KERANGKA TEORITIK

A. Pengertian Bimbingan Menurut pandangan para ahli yang mendefinisikan pengertian bimbingan, Chisklom dalam Priyatno, Erman Anti (1999 : 94) adalah membantu setiap individu untuk lebih mengenali berbagai informasi tentang dirinya sendiri. Perumusan diatas memberi pengertian : 1. Bimbingan membantu setiap individu. 2. Bimbingan berusaha agar klien memahami diri sendiri. Mathewson dalam Rerard dan Fullmer, 1969 dalam bukunya Priyatno, Erman Anti (1999 : 95) bimbingan adalah sebagai pendidikan dan perkembangan yang menekankan proses belajar yang sistematis. Rumusan diatas memberi pengertian : 1. Bimbingan merupakan pendidikan dan perkembangan. 2. Bimbingan pada proses belajar.

B. Tujuan Bimbingan Tujuan umum bimbingan adalah untuk membantu anak untuk

memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya (seperti kemampuan dasar dan bakat-bakatnya),

Berbagai latar belakang yang ada seperti latar belakang (keluarga, pendidikan, status sosial, ekonomi) serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungan, dalam hal ini bimbingan membantu anak menjadi insan yang berguna dalam kehidupan. Adapun tujuan khusus bimbingan merupakan penjabaran tujuan umum tersebut yang dikaitkan secara langsung dengan permasalahan yang dialami oleh anak yang bersangkutan, sesuai dengan kompleksitas permasalahannya.

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Menurut Sardiman A. M (2000 : 37) secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua yaitu faktor intern dan ekstern. a. Faktor yang datang dari dalam diri siswa 1. Faktor fisiologis, yang terdiri dari : - keadaan tonus jasmani - keadan fungsi-fungnsi jasmani 2. Faktor psikologis Menurut Thomas F. Stanton yang dikutip oleh Sandiman A.M (2000 : 38) adalah sebagai berikut : a. Motivasi yaitu seorang akan berhasil dalam belajar bila dalam dirinya ada keinginan untuk belajar. b. Konsentrasi yaitu memusatkan segenap perhatian pada situasi belajar. c. Reaksi yaitu pikiran dan otot-ototnya dapat bekerja secara harmonis, sehingga subjek belajar itu bertindak dan melakukannya.

d. Organisasi yaitu membantu siswa dapat cepat mengorganisasikan. e. Ulangan yaitu mengulangi atau memeriksa yang sudah dipelajari. f. Pemahaman yaitu siswa benar-benar memahami, maka akan siap memberi jawaban yang pasti. b. Faktor yang datang dari luar 1. Faktor non sosial Adalah segala yang berpengaruh terhadap kegiatan belajar selain manusia yang dapat mempunyai pengaruh besar terhadap prestasi belajar, misalnya : keadan cuaca, suasana lingkungan, fasilitas belajar dan sebagainya. 2. Faktor sosial Yaitu faktor manusia, baik manusia itu ada (hadir) maupun kehadirannya dapat disimpulkan, jadi tidak langsung hadir. D. Teori Dalam Pembelajaran Matematika 1. Tahapan enactive Siswa belajar konsep dengan memanipulasi benda-benda (objek) konkret secara langsung. 2. Tahap iconic Siswa memahami konsep matematika yang bersifat abstrak itu dengan modelmodel semi konkret berupa gambar atau grafik, tabel, bagan peta dan lain sebagainya.

3. Tahap symbolic Siswa belajar konsep dan operasi matematika langsung dengan kata-kata atau simbol-simbol tanpa bantuan objek konkret maupun model semi konkret. Teori Belajar Jean Piaget Melewati 4 tahap yaitu : a. Tahap sensorimotor (0-2 tahun) Anak mengembangkan konsep dasarnya melalui interaksi dengan dunia fisik. b. Tahap praoperasional (2-7 tahun) Anak sudah mulai mengembangkan dengan menggunakan dengan bahasa untuk menyatakan suatu ide. c. Tahap operasi konkret (7-12 tahun) Anak mengembangkan konsep dengan menggunakan benda-benda konkrit untuk menyelidiki hubungan dan model hubungan abstrak. d. Tahap operasi formal Anak sudah mulai mampu berfikir secara abstrak. Piaget menekankan bahwa proses belajar merupakan suatu proses asimilasi dan akomodasi informasi kedalam struktur mental. Asimilasi : proses terpadunya informasi dan pengalaman baru kedalam struktur mental. Akomodasi : hasil perubahan pikiran sebagai suatu akibat adanya informasi dan pengalaman baru.

E. Kedudukan Bimbingan di Sekolah Dasar Keberadaan bimbingan di sekolah merupakan sisi lain dari proses pendidikan yang kepedulian non intruksional dengan fokus intervensinya terletak pada dunia kehidupan individu peserta didik. Bimbingan pun selalu berhadapan dengan individu yang sedang ada dalam proses perkembangan. Dan bimbingan peduli terhadap semua aspek perkembangan individu peserta didik baik aspek intelektual, sosial, emosional maupun nilainya. Sistem pendidikan dasar 9 tahun membawa implikasi kepada wajib belajar sampai dengan usia SLTP. Konseptual dari sistem ini ialah bahwa sekolah dasar mempunyai tugas dan kewajiban untuk menyiapkan para lulusan memasuki pendidikan tingkat lanjutan jelasnya SLTP. 1. Terdapat masalah-masalah perkembangan yang dihadapi anak sekolah dasar. 2. Keragaman individual anak sekolah dasar berada dalam rentang yang amat lebar. Kondisi ini memunculkan populasi-populasi khusus yang menjadi target layanan bimbingan populasi yang dimaksud didalam, bahwa di sekolah dasar sangat mungkin ditemukan : a. Peserta didik dengan kecerdasan dan kemampuan luar biasa. b. Peserta didik yang berkesulitan belajar. c. Peserta didik dengan berperilaku bermasalah. Asumsi dasar dari pendekatan perkembangan ini adalah perkembangan individu akan berlangsung dalam interaksi yang sehat antara individu dengan

menggunakan pendekatan dalam bimbingan membawa implikasi kepada sistem peluncuran ( Deliveri system). Bimbingan pribadi lebih fokus kepada upaya membantu peserta didik mengembangkan aspek-aspek kepribadian yang menyangkut pemahaman diri dan lingkungan, kemampuan memecahkan masalah, konsep diri, kehidupan emosi dan identitas diri. Layanan bimbingan pribadi amat erat kaitannya membantu peserta didik menguasai tugas-tugas perkembangan sesuai dengan tahap perkembangan. F. Peran Guru dalam Memberikan Bimbingan Bertolak dari perkembangan ekologi perkembangan manusia dalam bimbingannya, peran guru dalam membantu perkembangan pribadi peserta didik adalah dalam hal-hal sebagai berikut : a. Bersikap peduli terhadap anak Penulis memberikan sikap peduli terhadap Juffan dengan cara, setiap hari penulis memantau dan membantu Juffan dalam belajar. Dengan sabar dan penuh perhatian supaya Juffan mempunyai rasa senang dalam belajar. b. Struktur pendukung Relasi jaringan kerja yang bisa menyeluruh peserta didik dan memungkinkan Juffan mengembangkan kemampuan, mengembangkan antara keterlibatan Juffan teman-teman lainnya. G. Prinsip-prinsip Layanan Bimbingan Adapun prinsip-prinsip layanan bimbingan sebagai berikut: 1. Prinsip umum

a. Karena bimbingan itu berhubungan dengan sikap dan tingkah laku individu, perlu diingat bahwa sikap dan tingkah laku individu itu terbentuk dari segala aspek kepribadian yang unik dan ruwet. b. Perlu dikenal dan dipahami perbedaan individu dari pada individuindividu yang dibimbing, ialah untuk memberikan bimbingan yang tepat sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh individu yang bersangkutan. c. Bimbingan harus berpusat pada individu yang dibimbing. d. Masalah yang tidak dapat diselesaikan di sekolah harus diserahkan kepada individu atau lembaga yang mampu dan berwenang melakukannya. e. Bimbingan harus dimulai dengan identifikasi kebutuhan-kebutuhan yang dirasakan oleh individu yang dibimbing. f. Bimbingan harus fleksibel sesuai dengan program pendidikan sekolah yang bersangkutan. g. Pelaksanaan program bimbingan harus dipimpin oleh seorang petugas yang memiliki keahlian dalam bidang bimbingan. 2. Prinsip khusus Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan. a. Bimbingan melayani semua individu tanpa memandang umur, jenis kelamin, suku, agama dan status sosial ekonomi. b. Bimbingan berurusan dengan pribadi dan tingkah laku individu yang unik dan dinamis.

10

c. Bimbingan memperhatikan sepenuhnya tahap dan berbagai aspek perkembangan individu. d. Bimbingan memberikan perhatian utama kepada perbedaan individual yang menjadi orientasi pokok pelayanan.

11

BAB III PAPARAN HASIL

A. Hasil Pengamatan 1. Berdasarkan pengamatan di SD yaitu siswa kelas IV yang bernama Juffan mengalami kesulitan mengikuti pembelajaran ini disebabkan karena kurang memperhatikan pelajaran yang sedang dijelaskan oleh guru. Juffan malah bermain sendiri sehingga dalam menyelesaikan tugas Juffan agak lambat dan hasil pekerjaan tersebut salah. Selain itu dalam pelajaran yang menggunakan penalaran Juffan membutuhkan waktu yang lebih untuk memahami. 2. Cara mengatasi dengan layanan bimbingan. Dengan mngetahui masalah Juffan dan sebabnya dari berbagai pihak (bertanya) yaitu dengan pendekatan survei, maka cara mengatasinya yaitu : a. Memberikan perhatian yang lebih khusus kepada Juffan, misalnya setiap memberi penjelasan bertanya apakah sudah jelas. b. Memberi bimbingan pada saat proses belajar mengajar berlangsung, misal dengan mendekati, mengawasi, menyuruh mengerjakan ke depan dan memberitahu kesalahannya. c. Memberi bimbingan khusus dengan memberikan tambahan kepada Juffan setelah pulang sekolah. Jam tambahan ini hanya untuk mengulangi pelajaran pada saat jam pelajaran. Dengan menggunakan alat peraga kartu angka caranya adalah sebagai berikut :

12

1. Guru menjelaskan dan menyampaikan informasi,pesan atau konsep kepada siswa. 2. Mendorong siswa memahami sesuatu-sesuatu tersebut dapat berupa fakea atau relasi matematika yang masih baru bagi siswa. Mengembangkan konsep maupun keterampilan matematika dan kaitannya dengan pemecahan masalah, maupun keterampilan

matematika dan kaitannya dengan pemecahan masalah. 3. Mengajar yang orientasi kegiatannya di dasarkan atas percobaan dan penyelidikan dengan objek-objek fisik. Siswa melakukan penyelidikan individual, berpasangan atau berkelompok dengan menggunakan benda-benda yang dapat di manipulasi. 3. Hasil layanan bimbingan. Setelah Juffan diberi bimbingan : a. Juffan lebih aktif maju ke depan kelas setelah dia sering disuruh maju. b. Juffan memahami pelajran yang diberikan guru dengan bukti hasilnya yaitu nilai lebih meningkat. Juffan dapat mengoperasikan hitung campuran sebelum diberi bimbingan Juffan kurang memperhatikan pelajaran. c. Juffan lebih dekat dengan guru dalam arti Juffan tidalk bermain sendiri. Jika Juffan mengalami kesulitan , ia tidak takut bertanya. d. Juffan lebih teliti dalam mengerjakan matematika.

13

B. Pembahasan Keberadaan layanan bimbingan dalam sekolah terkait erat dengan sistem pendikan dasar 9 tahun. Kedudukan posisi formal dari sekolah dasar seperti ini membawa implikasi kepada peran dan fungsi sekolah dasar pada masa yang akan datang. Dengan adanya layanan bimbingan terhadap anak yang mengalami kesulitan belajar khususnya pelajaran matematika tentang operasi hitung campuran, maka siswa akan lebih memahami pelajaran tersebut. Hasil layanan bimbingan terhadap anak yang mengalami kesulitan belajar pada pelajaran matematika khususnya, siswa lebih memahami materi yang disampaikan. Merubah pandangan terhadap pelajaran matematika yang dianggap sulit menjadi menyenangkan.

14

BAB IV PENUTUP

A. Simpulan Hasil pengamatan sebelum adanya layanan bimbingan terhadap mata pelajaran matematika Juffan mengalami kesulitan dalam mengikuti pelajaran sehingga anak tertingggal. Ini disebabkan karena kurang memperhatikan pelajaran. Ternyata bisa diatasi dengan layanan bimbingan yang rutin dan sabar. Perubahan yang dialami yaitu Juffan dapat memahami materi yang diajarkan, lebih aktif, lebih teliti dalam mengerjakan soal matematika. Buktinya Juffan mendapat nilai yang semakin meningkat. Sebelum bimbingan, Juffan belum bisa mengerjakan sama sekali, bimbingan I mendapat nilai 50, bimbingan II mendapat 70 dan seterusnya dapat mengerjakan semua.

B. Saran Dengan hasil pengamatan yang diperoleh, maka bagi calon guru dan pembaca dalam menghadapi anak yang mengalami kesulitan belajar yang sebabkan kurangnya memperhatikan, kita harus memberi layanan bimbingan dengan lebih teliti, sabar, rutin menyenangkan dan menggunakan media yang membantu anak memahami materi yang disampaikan.

15

DAFTAR PUSTAKA

A. Karim, dkk. 1996 / 1997. Pendidikan Matematika I. Dirjen Pendidikan Tinggi.

Khafid . M, Suryati .2004. Matematika. Jakarta : Erlangga

Mugiarso, Heru dkk. 2004. Bimbingan dan Konseling. Semarang : UPT MKK Universitas Negeri Semarang.

Soeparwoto dkk. 2004. Psikologi Perkembangan. Semarang : UPT MKK Universitas Negeri Semarang.

Surya Hendra. 2003. Kiat Mengatasi Kesulitan Belajar, Jakarta . EM Komputindo

16

Anda mungkin juga menyukai