Wawancara adalah percakapan antara dua pihak yang ditujukan untuk mencari keterangan.
Tahap-tahap Wawancara
a. Tahap pembukaan 1) Pewawancara memperkenalkan diri dengan menyebutkan asal sekolah. 2) Pewawancara mengemukakan maksud dan tujuan wawancara. b. Tahap inti Pewawancara mengajukan pertanyaan sesuai yang telah dirancang. Pertanyaan ini diajukan secara jelas, teratur dan sopan. c. Tahap akhir 1) Akhiri wawancara dengan kesan yang baik dan menyenangkan. 2) Pewawancara mengucapkan terima kasih dan berpamitan dengan sopan. 3) Saat berwawancara jangan lupa menulis biodata narasumber. Cantumkan dalam laporan hasil wawancara kamu. Misalnya: Nama : Usia : Jenis Kelamin : Pekerjaan : Alamat : Lafal Lafal adalah cara seseorang atau sekelompok orang mengucapkan bunyi bahasa. Intonasi Intonasi adalah ketepatan penyajian rendahnya nada. Hal yang perlu diperhatikan saat melakukan wawancara adalah bagaimana cara kamu menyampaikan pertanyaan-pertanyaan kepada seorang narasumber. Pertanyaan yang kamu tanyakan harus logis (masuk akal), membutuhkan jawaban, serta diucapkan dengan santun. Kamu tidak boleh sembarangan berbicara, karena itu akan membuat narasumber yang kamu wawancarai tersinggung. Dan yang paling penting lagi, carilah informasi sebanyak-banyaknya, karena setiap informasi yang diberikan narasumber akan menambah wawasan.
Cerita adalah susunan dari beberapa kalimat yang mengisahkan atau menjelaskan sesuatu. Cerita ada dua macam yakni, cerita fiksi dan cerita nonfiksi. Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang terdiri atas dua kalimat atau lebih. Contoh: Dian anak orang kaya tetapi bodoh. Kalimat di atas terdiri atas dua kalimat, yakni: - Dian anak orang kaya - Dian anak yang bodoh Kedua kalimat di atas digabung dengan kata tetapi, membentuk kalimat majemuk setara. Kritik adalah komentar, tanggapan atau kecaman. Aspek yang dikritik, meliputi tiga hal, yaitu: a. Kebenaran isi suatu informasi. b. Penggunaan bahasa. c. Cara penyajian atau struktur diskusi. Teknik menyampaikan kritik yang baik adalah: a. Jika berdiskusi, perhatikanlah dengan baik. b. Catatlah pokok-pokok yang penting. c. Jika ada hal-hal yang bertentangan dengan pendapatmu, sampaikan dalam diskusi tersebut. Dalam menyampaikan kritikan, kamu harus menggunakan bahasa yang sopan. Hal ini dilakukan agar tidak menyinggung perasaan orang yang dikritik. Contoh: Maaf, saya kurang setuju dengan pendapatmu. Sebaiknya, barang yang rusak kita simpan di gudang. Atau, "Maaf, bukankah jadwal piket kelas seharusnya sudah ditempel, tapi mengapa sampai sekarang belum ditempel?" Laporan kunjungan adalah informasi tertulis kepada seseorang karena tanggung jawab tentang kunjungan yang diberikan kepadanya. Hal-hal yang perlu dijelaskan dalam laporan kunjungan: 1. Nama kegiatan atau judul. 2. Tujuan obyek yang dikunjungi. 3. Waktu kunjungan (hari/tanggal dan jam). 4. Hasil kunjungan: a. Kegiatan yang dilakukan. b. Pesan dan kesan setelah melakukan kunjungan. Hal-hal yang perlu dijelaskan dalam laporan kunjungan antara lain: a. Tempat b. Waktu (hari/tanggal dan jam) c. Tujuan kunjungan d. Siapa yang mengadakan dan berapa jumlah peserta e. Isi kunjungan
Secara garis besar, cara memberikan tanggapan, pendapat atau kritik itu hampir sama, semuanya berarti menyampaikan ide atau gagasan pribadi. Hal yang perlu diingat saat menyampaikan gagasan pribadimu adalah sebisa mungkin tidak menyinggung perasaan orang yang kamu ajak bicara.
Cerita rakyat adalah suatu cerita yang berkembang di masyarakat dan diwariskan secara turun temurun melalui lisan. Cerita rakyat juga merupakan cerita yang dikaitkan dengan keadaan atau bukti-bukti peninggalan.Beberapa contoh cerita rakyat yang berkembang di Indonesia adalah: a. Malin Kundang b. Ande-ande Lumut c. Bawang Merah - Bawang Putih d. Wayang Beber Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita. Tema selalu berkaitan dengan berbagai pengalaman kehidupan, seperti masalah cinta, kasih, rindu, takut, religius dan sebagainya. Dalam hal tersebut, tema sering diartikan sebagai ide atau tujuan utama cerita. Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang dari sebuah karya sastra. Adakalanya amanat berupa pesan moral.
Persoalan
Dalam kehidupan, pasti kamu pernah mendapatkan persoalan. Baik persoalan atau masalah dengan teman, sekolah maupun masalah kesehatan. Persoalan atau masalah adalah pembahasan, pendekatan atau perbincangan mengenai suatu hal, perkara atau masalah. Agar semua persoalan yang kamu hadapi dapat cepat diselesaikan, kamu harus menghadapinya dengan tenang. Bila kamu tidak bisa menanganinya sendiri, kamu harus meminta bantuan orang tuamu, kakak atau sahabat baikmu. Dengan demikian, kamu tidak perlu takut lagi untuk menghadapi semua persoalan yang ada.
Saran
Ketika kamu mempunyai suatu persoalan, kamu membutuhkan saran dari orang terdekat, atau orang yang berkompeten menyangkut persoalan yang kamu hadapi. Saran diberikan sebagai solusi dari persoalan yang dihadapi. Memberikan saran harus dengan bahasa yang santun, tidak menyinggung perasaan, serta pemilihan diksi yang tepat.
Puisi
Puisi merupakan karya sastra yang menggunakan kata-kata indah dan kaya makna. Karya sastra yang singkat, padat, dan menggunakan bahasa yang indah.Singkat karena diungkapkan tidak panjang lebar seperti prosa. Padat, maksudnya puisi digarap dengan pilihan kata yang mengandung kekuatan rasa dan makna. Yakni dengan memilih kata yang mempunyai majas, lambang, rima, sajak dan ungkapan yang menarik. Jadi, puisi berbeda dengan bahasa keseharian.
Unsur-unsur Puisi
Unsur-unsur puisi antara lain: 1. Tema, yaitu pokok persoalan yang akan diungkapkan oleh penyair. Tema ini tersirat dalam keseluruhan isi puisi. 2. Rasa, yaitu sikap penyair terhadap pokok persoalan yang terkandung di dalam puisi. 3. Nada, yaitu sikap penyair terhadap pembacaannya. Nada berkaitan erat dengan
tema dan rasa. Hal ini ditunjukkan dengan adanya sikap merayu, mengadu, mengkritik, dan sebagainya. 4. Amanat, yaitu pesan yang ingin disampaikan penyair dalam puisi itu.
Jenis-jenis Puisi
a Jenis-jenis puisi berdasarkan bentuknya: 1. Puisi yang terkait aturan-aturan bait dan baris. Antara lain: pantun, syair, dan soneta. Dikenal juga puisi yang berbentuk distikon, terzina, kuatren, kuint, sektet, septima, dan oktaf. 2. Puisi bebas yaitu puisi yang tidak terikat oleh aturan-aturan bait, baris, maupun rima. Contoh: puisi karangan Chairil Anwar, Taufik Ismail, W.S. Rendra. b. Jenis puisi berdasarkan zamannya: 1. Puisi lama Puisi lama adalah puisi yang merupakan peninggalan sastra melayu lama. Puisi lama terdiri atas puisi asli dan puisi pengaruh asing. Contoh puisi asli masyarakat melayu adalah pantun dan contoh puisi asing pengaruh bahasa Arab adalah syair. Yang termasuk puisi lama adalah: a) Pantun Pantun merupakan salah satu jenis karya sastra lama yang berbentuk puisi. Sebagaimana bentuk puisi lainnya, pantun mementingkan keindahan bahasa, pemadatan makna kata, serta bentuk penulisannya yang berbait-bait. Ciri-ciri pantun: 1) Satu bait terdiri atas empat baris; 2) Baris pertama dan kedua merupakan sampiran, sedangkan baris ketiga dan keempat merupakan isi; 3) Setiap baris terdiri dari 8 sampai 12 suku kata; 4) Rima akhir berpola a-b-a-b. b) Syair Syair termasuk dalam jenis puisi lama.Hampir sama dengan pantun, syair terikat akan aturan-aturan baku. Ciri-cirinya adalah: 1) Setiap bait terdiri atas empat baris; 2) Setiap baris terdiri atas delapan sampai dua belas suku kata; 3) Syair tidak memiliki sampiran, semua barisnya merupakan isi; 4) Rima akhir berpola a-a-a-a. c) Mantra, yaitu puisi yang mengandung kekuatan gaib. d) Talibun, yaitu pantun yang tediri atas 6, 8 atau 10 baris. e) Karmina (pantun kiat), yaitu pantun yang hanya terdiri atas 2 baris. 2. Puisi baru Puisi baru adalah puisi yang lahir pada tahun dua puluhan. Menurut bentuknya puisi baru terdiri atas: a) Distikon, sajak dua seuntai. b) Terzina, sajak tiga seuntai. c) Kuatren, sajak empat seuntai. d) Kuint, sajak lima seuntai. e) Sektet, sajak enam seuntai. f) Septima, sajak tujuh seuntai. g) Stanza, sajak delapan seuntai. h) Soneta, sajak empat belas seuntai. Soneta adalah bentuk puisi yang berasal dari Italia. Masuknya soneta ke Indonesia dimulai sekitar zaman angkatan
pujangga baru. Pelopor soneta adalah Moh. Yamin dan Rustam Effendi. Ciri-ciri soneta adalah: 1) Terdiri dari 14 baris; 2) Terbagi atas dua kuatren (oktaf) dan dua terzina (sektet); 3) Oktaf sebagai sampiran dan sektet merupakan kesimpulannya. c. Jenis puisi berdasarkan isinya: 1 Romansa, yaitu puisi yang berisi curahan cinta. 2 Elegi, yaitu puisi yang berisikan cerita sedih (dukacita). 3 Ode, yaitu puisi yang berisikan sanjungan kepada tokoh (pahlawan). 4 Himne, yaitu puisi yang berisikan doa dan pujian kepada Tuhan. 5 Epigram, yaitu puisi berisikan slogan, semboyan, untuk membangkitkan perjuangan dan semangat hidup. 6 Satire, yaitu puisi yang berisikan kisah atau cerita.
Membacakan Puisi
Membaca puisi berbeda dengan membaca teks bacaan. Membaca puisi harus tahu lafal, jeda serta intonasi. - Lafal : cara pengucapan bunyi. - Jeda : hentian sebentar dalam ujaran. - Intonasi : ketepatan penyajian tinggi rendah nada. - Ekspresi : mimik wajah yang menunjukkan perasaan hati (senang, sedih, bahagia, marah).
Karangan
Karangan adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang dalam satu kesatuan tema yang utuh. Karangan diartikan pula dengan rangkaian hasil pemikiran atau ungkapan perasaan ke dalam bentuk tulisan yang teratur. Hasil mengarang dapat berupa tulisan, cerita, artikel, buah pena, ciptaan atau gubahan (lagu, musik dan nyanyian).
Kerangka Karangan
Hasil rangkaian (susunan) kerangka karangan adalah rencana kerja, yang memuat garis besar suatu karangan. Manfaat dari suatu kerangka karangan adalah: a. Memudahkan penyusunan karangan sehingga karangan menjadi lebih sistematis dan teratur. b. Memudahkan penempatan antara bagian karangan yang penting dengan yang tidak penting. c. Menghindari timbulnya pengulangan bahasa. d. Membantu pengumpulan data dan sumber-sumber yang diperlukan.
Macam-macam Karangan
Karangan dapat dibedakan menjadi: a. Karangan deskripsi adalah karangan yang menggambarkan suatu objek dengan tujuan agar pembaca merasa seolah-olah melihat sendiri objek yang digambarkan. b. Karangan eksposisi adalah karangan yang memaparkan sejumlah pengetahuan atau informasi dengan tujuan agar pembaca mendapat informasi dan pengetahuan dengan sejelas-jelasnya. Pada karangan jenis ini, dikemukakan data dan fakta yang meyakinkan. c. Karangan narasi adalah karangan yang menceritakan suatu peristiwa atau
kejadian dengan tujuan agar pembaca seolah-olah mengalami kejadian yang diceritakan itu. d. Karangan persuasi adalah karangan yang bertujuan untuk mempengaruhi pembaca. e. Karangan ilmiah adalah karangan yang membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan disiplin ilmu tertentu.Ragam bahasa yang digunakan bersifat teknis, yang hanya dapat dipahami masyarakat tertentu. f. Karangan ilmiah populer adalah karangan yang membahas masalah-masalah keilmuan. Karangan ilmiah menggunakan ragam bahasa yang dipahami masyarakat pada umumnya. g. Karangan khas adalah karangan yang melukiskan suatu pernyataan dengan lebih terperinci sehingga apa yang dilaporkan dapat tergambar dalam imajinasi pembaca.
Menggunakan Imbuhan berPelajaran kali ini, kamu akan belajar menggunakan imbuhan ber-. Contoh: berlari, berjalan. Kedua kata tersebut mendapat imbuhan ber-. Jika tidak mendapat imbuhan, kata tersebut berasal dari kata dasar lari dan jalan. Perhatikan contoh kalimat berikut. 1. Andi berenang di sungai. 2. Ayahku sedang berlatih karate. Kedua kalimat di atas sama-sama menggunakan imbuhan ber-, yakni: 1. ber- + renang = berenang 2. ber- + latih = berlatih
Membaca Nyaring
Membaca nyaring merupakan kegiatan yang dilakukan dengan vokal yang keras dan jelas. Keras di sini dalam arti tidak sampai berteriak-teriak. Hal ini dimaksudkan supaya orang lain mengetahui apa yang kita baca. Dalam membaca nyaring harus memperhatikan intonasi, lafal dan jeda. Selain itu, harus bisa berekspresi sesuai isi teks yang dibaca.
Intonasi
Intonasi berarti ketepatan pengucapan bunyi bahasa. Dengan intonasi yang tepat, kamu bisa mengucapkan sebuah kalimat yang sama dengan intonasi yang berbeda. Contoh: Tian salah paham kepada bapak. Tian salah paham kepada bapak? Tian salah paham kepada bapak!
Peristiwa
Peristiwa adalah kejadian yang benar-benar terjadi. Di samping itu, peristiwa juga dapat dialami oleh diri sendiri. Misalnya, suatu saat kamu pernah melihat kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan lalu lintas tersebut dapat disebut peristiwa karena hal itu benar-benar terjadi.
Menanggapi Peristiwa
Kamu diajak untuk menanggapi peristiwa yang telah kamu dengar. Untuk menanggapi suatu peristiwa, ada dua macam tanggapan yaitu tanggapan positif dan negatif. Coba kamu perhatikan contoh berikut ini. Tanggapan positif : Kita harus taat pada rambu-rambu lalu lintas agar kecelakaan tidak terjadi. Tanggapan negatif : Makanya kalau menyeberang lihat-lihat jalan, jangan asal menyeberang saja! Langkah-langkah menanggapi peristiwa yang diceritakan teman: a. Dengarkan cerita yang dibacakan temanmu dengan seksama. b. Tentukan pokok-pokok persoalan yang perlu ditanggapi. c. Sampaikan tanggapanmu dengan bahasa yang santun dan sesuai (tepat).
Drama
Drama adalah cerita yang menggambarkan kehidupan dan watak setiap tokohnya melalui tingkah laku dan dialog atau percakapan yang dipentaskan. Pemain laki-laki dalam drama disebut aktor. Sedangkan pemain perempuan dalam drama disebut aktris.
Penokohan
Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam drama. Karakter penokohan pada drama sama dengan penokohan pada cerita rakyat, di antaranya: a. Protagonis b. Antagonis c. Figuran
Mementaskan Drama
Agar kamu mampu mementaskan drama, kamu harus mengetahui dahulu apa yang menjadi unsur-unsur sebuah drama. Unsur-unsur tersebut meliputi: pemain, sutradara, naskah, kostum dan perlengkapan. Langkah-langkah mementaskan drama: a. Carilah naskah drama.
b. Mencari atau menentukan pemainnya. c. Mencari seseorang yang mampu menjadi sutradara. d. Mempersiapkan kostum dan perlengkapan panggung. e. Latihan drama. f. Drama sudah dapat dipentaskan.
Membaca Intensif
Membaca adalah mengeja atau melafalkan tulisan. Tulisan tersebut bisa di dapat dari buku, koran, majalah dan sebagainya. Membaca intensif adalah membaca secara sungguh-sungguh atau secara seksama terhadap bacaan. Biasanya membaca intensif dilakukan ketika akan meneliti, memahami dan mengkritisi suatu bacaan.
Meringkas
Meringkas adalah mengambil intisari dari suatu pembicaraan atau tulisan. Dengan meringkas, kamu dapat mengetahui garis besar sebuah tulisan.
pintar di kelasnya. Dalam buku ini, penulis ingin mengajak kamu untuk mencontoh Reni yang selalu bersemangat dalam belajar, meskipun ia miskin. Nilai-nilai kedisiplinan dalam cerita ini, bisa kamu contoh. Pada awal bab ini, kamu telah mempelajari bagaimana cara memberi tanggapan terhadap suatu peristiwa. Sebagaimana kamu ketahui, ada tanggapan yang positif dan ada tanggapan yang negatif. Sebagai pelajar, kamu tidak boleh memberi tanggapan negatif, karena akan membuat orang yang kamu ajak bicara merasa tersinggung. Oleh karena itu, biasakanlah memberi tanggapan positif. Pilihlah kata-kata yang baik dan sesuai dengan situasi dan kondisi saat itu.
Cerita Pendek
Cerita pendek adalah suatu bentuk karya sastra yang mengisahkan kehidupan manusia, baik nyata atau khayalan yang disajikan secara singkat dan padat.
Diskusi
Diskusi adalah pembahasan atau tukar pikiran mengenai suatu masalah yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Cerita Anak
Cerita anak adalah karangan yang menuturkan perbuatan, pengalaman atau penderitaan orang lain, kejadian yang khusus disajikan untuk anak-anak.
Menyimpulkan
Menyimpulkan adalah mengambil inti atau pokok-pokok yang diuraikan dalam karangan.
Menggunakan Tanda Titik (.), Tanda Titik Dua (:) dan Tanda Seru (!)
a. Tanda titik (.), digunakan untuk mengakhiri kalimat berita. Contoh: Tanggal 10 November diperingati sebagai hari pahlawan.
b. Tanda titik dua (:), digunakan sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian. Contoh: Ketua : Jessie Faizal c. Tanda seru (!), digunakan untuk pernyataan yang berupa seruan atau perintah. Contoh: Bersihkan meja ini sekarang juga!
Puisi Bebas
Puisi bebas adalah puisi yang tidak terikat oleh rima, irama serta penyusunan larik, bait dan suku kata.
Cerita Rakyat
Cerita rakyat adalah cerita yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat atau di suatu daerah tertentu. Cerita rakyat bercerita tentang asal usul daerah, tempat, hal-hal atau peristiwa-peristiwa di luar kehidupan manusia biasa. Di setiap daerah di Nusantara memiliki cerita rakyat yang perlu dilestarikan. Cerita rakyat ada yang benar-benar terjadi dengan bukti-bukti yang mendukung, ada juga cerita rekaan belaka, namun dipercaya penduduk setempat. Seperti cerita anak pada umumnya, dalam cerita rakyat juga terdapat perwatakan para tokoh-tokohnya, contohnya asal usul Gunung Tangkuban Perahu. Dalam cerita tersebut, tokoh utama Sangkuriang diceritakan secara jelas sejak ia kecil sampai dewasa.
Perwatakan
Perwatakan adalah cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita. Ada beberapa karakter perwatakan tokoh, yakni: a. Protagonis Tokoh protagonis adalah tokoh yang memegang peranan utama pada cerita. Biasanya, tokoh protagonis menjadi tokoh idaman dalam cerita. b. Antagonis Tokoh antagonis adalah tokoh yang berperan sebagai pesaing atau penentang tokoh utama pada cerita, atau dengan kata lain, ia adalah seseorang yang bermusuhan dengan tokoh protagonis. c. Figuran Figuran (peran pembantu) adalah tokoh yang kehadirannya mendampingi tokoh utama.
Pengamatan
Pengamatan dilakukan untuk mencari suatu informasi yang diinginkan. Pengamatan adalah pengawasan terhadap kegiatan atau peristiwa. Setelah melakukan pengamatan, biasanya kamu diminta untuk membuat suatu laporan. Laporan hasil pengamatan dapat disampaikan kepada orang lain. Kamu diharapkan dapat menceritakannya dengan bahasa yang baik dan benar.
Laporan Pengamatan
Kriteria menyampaikan laporan hasil pengamatan yang baik dan benar di antaranya: a. Memperhatikan intonasi (tinggi rendahnya suara saat mengucapkannya). Misalnya: kalimat pernyataan dibaca biasa, kalimat seru dibaca agak tinggi, kalimat tanya pada akhir kalimat dibaca panjang agak menurun. Di samping itu, memperhatikan lafal (kejelasan dalam mengucapkannya) dan jeda (ketepatan saat pemenggalan kalimat). b. Harus disampaikan apa adanya (tidak kurang tidak lebih).
Membaca Cepat
Membaca cepat berarti memahami secara cepat. Saat membaca cepat pandangan
mata harus diarahkan pada bacaan. Kemampuan membaca cepat seseorang tidaklah mengukur banyak kata yang dibacanya setiap menit, tetapi harus dilihat berapa persen pemahaman orang itu terhadap isi bacaan. Pemahaman seseorang terhadap isi bacaan saat membaca cepat, dapat dinilai dari ketepatan menemukan gagasan utamanya. Selain itu, dapat dinilai dari ketepatan menjawab pertanyaan yang ada.
Satuan pengukur kemampuan membaca seseorang dinyatakan dalam satuan KPM (kata per menit). Contoh: Dina membaca cepat suatu teks selama 5 menit. Jumlah kata dalam teks berjumlah 450 kata. Persentase Dina dalam menjawab soal yang benar 80%. Berapa jumlah kata yang diperoleh dalam per menitnya?
Surat Resmi
Surat resmi adalah jenis surat yang sifatnya resmi, baik ditinjau dari segi fungsi,
ragam bahasa, maupun struktur penyampaiannya. Adapun yang termasuk surat resmi, misalnya surat dinas, surat niaga, surat undangan suatu instansi atau lembaga. Menulis surat undangan untuk keperluan resmi, harus menggunakan bahasa baku, memakai stempel dan kop surat. Apa kamu pernah mendapat undangan dari sekolah yang ditujukan untuk orang tua? Jika pernah, surat undangan seperti itu disebut surat undangan resmi.
Keterangan: 1. Kop surat/kepala surat. 2. Tanggal penulisan surat. 3. Nomor surat. 4. Hal. 5. Lampiran jika ada. 6. Alamat yang dituju. 7. Salam pembuka.
8. Isi surat. 9. Salam penutup. 10. Nama wakil instansi atau lembaga yang mengundang. 11. Tanda tangan. 12. Nama terang wakil instansi yang mengundang.
Mengungkapkan Fakta
Di sekitarmu, sering ada peristiwa nyata. Peristiwa yang nyata terjadi disebut fakta. Peristiwa nyata tidak harus berupa peristiwa-peristiwa aneh dan luar biasa, misalnya kambing melahirkan anak kambing berkaki lima. Fakta bisa berupa peristiwa sehari-hari, misalnya kamu makan siang antara pukul 12.00 WIB sampai dengan Pukul 13.00 WIB. Persoalan nyata sering menuntut pemecahan. Pemecahan ini dapat berupa saran. Cara mengungkapkan fakta harus memperhatikan: a. Mengetahui sumber fakta berupa waktu dan tempat peristiwa. Apabila ada narasumber, harus ada orang yang menjadi saksi peristiwa tersebut secara tepat. b. Kelogisan kejadian, meskipun tidak menutup kemungkinan berupa peristiwa yang tidak logis. c. Kalimat memuat 5W + 1H, artinya isi fakta itu dapat dijawab dengan pertanyaan siapa, apa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana.
Memberi Saran
Saran adalah ide atau pendapat yang diungkapkan untuk membantu atau menyelesaikan suatu persoalan. Cara mengungkapkan saran dalam diskusi: a. Menyebutkan identitas diri dengan lengkap. b. Memberikan saran sesuai dengan inti permasalahan. c. Memberikan alasan yang masuk akal. d. Saran diungkapkan dengan kalimat yang runtut dan efektif. e. Gunakan pilihan kata yang santun dan tidak menyinggung perasaan orang lain. f. Bahasa yang digunakan berupa bahasa formal. Contoh Fakta dan Saran
a. Fakta : Dani membantu Rio mengerjakan soal pada saat ulangan. Saran : Sebenarnya persahabatan Dani dan Rio sangat erat. Dani anak yang suka membantu teman, tetapi tindakan Dani yang demikian tidak tepat. Ulangan harus dikerjakan sendiri. Saran saya, sebaiknya Dani membantu Rio saat belajar mempersiapkan ulangan, bukannya membantu Rio saat ulangan. b. Fakta : Lina hanya mau bersahabat dengan teman yang kaya dan pintar. Saran : Sikap Lina yang demikian, menurut saya tidak terpuji. Persahabatan itu harus tulus tanpa memandang latar belakang miskin dan kaya. Sebaiknya, Lina mulai mengenal teman dari latar belakang ekonomi kurang mampu agar lebih menghargai keragaman.
Bentuk-bentuk Paragraf
Setiap paragraf pasti memiliki pikiran utama atau gagasan utama. Kamu dapat menemukan gagasan utama di awal paragraf, akhir paragraf atau di awal dan di akhir paragraf. Paragraf-paragraf tersebut adalah: 1. Paragraf Deduktif, di mana gagasan utamanya terletak di awal paragraf. 2. Paragraf Induktif, di mana gagasan utamanya terletak di akhir paragraf. 3. Paragraf Deduktif-Induktif, di mana gagasan utamanya terletak di awal dan di akhir paragraf.
Paragraf Induktif
Seperti sudah kamu ketahui, paragraf deduktif itu letak gagasan atau ide pokoknya di awal. Sedangkan paragraf induktif sebaliknya, terletak di akhir paragraf. Coba perhatikan contoh paragraf berikut ini. Suatu hari, aku hampir tidak ingat sama sekali di mana meletakkan buku cerita kesayanganku. Sudah kucari berhari-hari, tetapi tetap tak ketemu. Untungnya ada Tessa. Ia adalah teman baikku. Ia hafal betul apa yang aku lakukan setiap hari. Dengan tersenyum ia berkata, Apakah kamu lupa di mana kau menyembunyikan barang berhargamu?. Tiba-tiba aku langsung ingat. Buku itu aku simpan di kotak rahasiaku agar tak ditemukan adikku, Dina. Memang, teman selalu ada saat dibutuhkan. Gagasan utama merupakan kalimat yang memiliki sifat umum. Bila kamu perhatikan, kalimat yang menjadi gagasan utama pada paragraf di atas adalah: teman selalu ada saat dibutuhkan. Kalimat tersebut letaknya ada di akhir paragraf. Oleh karena itu, paragaraf di atas dinamakan paragraf induktif. Dialog Dalam menulis dialog harus memperhatikan isi cerita dan perannya. Isi cerita harus disesuaikan dengan tema. Berilah sebuah permasalahan (konflik) pada cerita yang kamu buat. Konflik dapat bersifat batin (perasaan), atau pertentangan dengan seorang tokoh dengan tokoh lainnya. Pemilihan bahasa yang digunakan pada saat dialog disesuaikan dengan situasi, misalnya dialog pada situasi formal harus menggunakan bahasa baku, sedangkan situasi nonformal menggunakan bahasa tidak baku. Kunci dari kemampuan membaca cepat adalah dengan mencintai bacaan. Kemampuan membaca cepat akan tumbuh dan berkembang bila pada dasarnya kamu memang sudah suka membaca. Untuk melatihnya, gunakanlah stopwatch
saat membaca. Hitunglah berapa lama waktu yang kamu habiskan untuk membaca sebuah kalimat, paragraf, hingga satu judul bacaan. Cobalah mulai membacanya dengan kecepatan yang biasa kamu lakukan, kemudian percepat dan lebih cepat lagi.
Latar
Latar dalam cerita pendek adalah tempat terjadinya suatu peristiwa dalam sebuah cerita.
Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca dalam suatu karya sastra.
Faktual
Faktual adalah berita yang berdasarkan kenyataan dan mengandung kebenaran.
Informasi
Informasi adalah pemberitahuan, penerangan, kabar atau berita tentang sesuatu.
Membaca Memindai
Membaca memindai adalah membaca yang dilakukan secara cepat. Meskipun dilakukan secara cepat, kamu harus memahami isi bacaan. Tujuan membaca memindai adalah untuk memahami isi bacaan dengan cepat. Membaca memindai biasanya digunakan untuk membaca daftar isi, daftar menu atau daftar jadwal pertandingan.
Laporan Pengamatan
Laporan pengamatan adalah menyampaikan atau memberitahukan sesuatu dari hasil yang telah diamati.
Perwatakan
Perwatakan sama dengan karakter. Perwatakan atau karakter, menunjuk pada sifat dan sikap para tokoh dalam suatu cerita.
Buku Telepon
Buku telepon merupakan buku yang menginformasikan nomor-nomor telepon yang telah terdaftar di suatu daerah.Di dalam buku telepon juga terdapat nomor-nomor penting yang dapat dihubungi bila terjadi sesuatu yang darurat. Seperti nomor telepon polisi, ambulans atau badan SAR Nasional.
Hasil Ringkasan
Coba kamu perhatikan contoh ringkasan berikut ini.
Ringkasan Buku
Judul Buku : Didi Sakit Gigi
Pengarang : Suwatini Pengarang : CV. Muara Cipta Tahun Terbit : 1988 Buku ini menceritakan tentang seorang anak bernama Didi. Didi sangat suka makan permen. Di mana Didi ditemui, ia selalu makan permen. Bahkan, menjelang tidur pun Didi makan permen, meskipun hal itu sudah dilarang oleh ibunya. Suatu ketika, gigi Didi sakit. Didi diantar ibunya ke dokter untuk memeriksakan giginya. Ketika pergi ke dokter, Didi mendapat informasi. Misalnya, sebelum tidur harus sikat gigi dan tidak boleh makan makanan yang panas sambil minum es. Karena, hal itu dapat merusak email gigi. Setelah mendengar nasihat dokter, Didi tidak makan permen lagi. Ia juga menggosok gigi sebelum tidur. Membuat ringkasan akan sangat berguna untukmu. Kamu bisa membuat ringkasan mengenai catatan pelajaran di sekolah. Selain singkat, ringkasan juga akan menambah kecepatan otakmu mengingat sesuatu.
1. Kata Depan (Preposisi) Kata depan tanpa, di, ke dan pada Contoh: - Rina mengambil air di belakang kelas tanpa izin Bu Wati pada waktu pelajaran berlangsung. - Paman pergi ke bandara bersama bibi. - Terminal ini dibangun pada tahun lalu. 2. Penulisan Kata Baku dan Tidak Baku Penulisan yang baku: sah, Rabu, ijazah. Penulisan yang tidak baku: syah, Rabo, ijasah. 3. Tanda Baca Titik Dua (:) a. Untuk mengakhiri suatu pernyataan lengkap yang diikuti pemerian atau rangkaian. Contoh: Ibu pulang dari tamasya membawa souvenir: kapal-kapalan, vas dari kerang, jepit rambut, dan asbak cangkang siput. b. Untuk kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian. Contoh: Hari dan tanggal : Rabu, 5 September 2007 Waktu : Pukul 19.00 Tempat : Ruang Serba Guna Acara : Pentas Seni Siswa-siswi SD Harapan 02 c. Untuk penulisan teks percakapan/drama. Contoh: Edo : Feb, sejak kapan kamu bisa bermain seruling? Febi : Sejak usia empat tahun ayah sudah mengajariku. 4. Tanda Baca Seru a. Kalimat yang menyatakan perintah Contoh: - Simpan HP-mu dalam tas! - Pilihlah bus malam yang lebih nyaman! b. Kalimat yang menyatakan kesungguhan Contoh: - Sungguh, Pak! Saya tadi berjalan kaki ke sini! - Benar, Pak! Uang saya tidak cukup untuk naik kereta! c. Kalimat yang menyatakan tidak percaya Contoh: - Masa, kereta api dapat tabrakan! - Benar, kamu tidak menipu saya! d. Kalimat yang menyatakan perasaan/emosi Contoh: - Celaka, jalan macet! - Aduh, uang saya hilang di terminal! 5. Kata Penghubung dengan, karena, dan, tetapi, dan meskipun Contoh: - Amir menyetir dengan tenang. - Saya terlambat karena terjebak macet. - Tia dan nenek menunggu di halte. - HP-mu bagus, tetapi tidak ada pulsanya. - Meskipun cuaca buruk, pesawat itu terbang juga.
Rangkuman 1. Menanggapi penjelasan seorang tokoh bisa dilakukan dengan mencatat pokok-pokok pembicaraan, mengajukan pertanyaan, serta mengomentari penjelasan. 2. Melakukan kegiatan wawancara membutuhkan persiapan. Antara lain menentukan tokoh, membuat daftar pertanyaan, membuat jadwal wawancara, berwawancara dengan santun, dan ucapkan terima kasih. 3. Membaca cepat harus diikuti dengan menguasai isi wacana. 4. Menulis karangan berdasarkan pengalaman melalui tahap pembuatan kerangka dan mengembangkannya menjadi karangan yang utuh.
1. Kalimat Perintah dan Seruan a. Kalimat permohonan (biasanya dalam kalimat disertakan kata-kata mohon). Contoh: - Saya mohon Saudara-saudara segera melunasi pajak! - Saya mohon hadirin berdiri sejenak! b. Kalimat ajakan (disampaikan dengan kata-kata mari, ayo, dan sebagainya). c. Kalimat harapan (dengan pemakaian kata-kata semoga, mudahmudahan). Contoh: Semoga kehidupanmu di desa baru lebih sejahtera! d. Kalimat larangan (disampaikan dengan kata-kata jangan, tidak boleh, dan sebagainya). Contoh: Jangan membuang sampah di sungai! e. Kalimat anjuran atau seruan (disampaikan dengan kata-kata silakan). Contoh: Para peserta dipersilakan kembali ke tenda masing-masing! 2. Kelompok Kata (Frasa) Frasa yaitu kesatuan dua kata atau lebih dan bukan merupakan subjek predikat. a. Frasa dengan pola DM (Diterangkan Menerangkan). b. Frasa dengan pola MD (Menerangkan Diterangkan). Contoh: sangat padat, makan ini, ringkas cerita, dan lain-lain. 3. Penulisan Awalan meContoh: me + tanam = menanam me + antar = mengantar me + paku = memaku me + bilas = membilas me + hadang = menghadang me + sambung = menyambung me + dorong = mendorong me + cuci = mencuci 4. Pemenggalan Kata a. Di antara vokal dan vokal Contoh: ruas = ru - as tiup = ti - up baut = ba - ut biar = bi - ar b. Di antara vokal konsonan atau konsonan vokal Contoh: sepupu = se - pu - pu cemara = ce - ma - ra c. Di antara konsonan dan konsonan Contoh: aspal = as - pal transmigrasi = tran - smi - gra - si cerna = cer - na cermin = cer - min 5. Penulisan di sebagai Kata Depan dan di- sebagai Awalan a. Penulisan di sebagai kata depan Penulisan di sebagai kata depan ditulis terpisah dengan kata berikutnya. Contoh: - Bibi menjual kue di warung. - Di pasar banyak orang berjualan. b. Penulisan di- sebagai awalan Penulisan di- sebagai awalan ditulis melekat dengan kata berikutnya. Contoh: - Kue saya diborong sampai habis.
- Dagangannya dijual dengan harga murah. Rangkuman 1. Dalam cerita rakyat terdapat tokoh, tema dan amanat serta latar. 2. Kamu dapat menyampaikan pendapat, baik berupa komentar atau tanggapan. Pendapat disampaikan dengan memberi alasan. 3. Ketika membaca puisi, kamu perlu memperhatikan cara pengucapan, pemenggalan bagian kalimat, irama, dan ekspresi yang baik. 4. Surat undangan ditulis dengan kalimat yang jelas dan ejaan yang benar.
1. Membuat Pertanyaan Dari satu paragraf atau kalimat dapat dibuat bermacam-macam pertanyaan. Contoh: Karena banyaknya pemakai jalan raya, terjadi kecelakaan. Mengapa terjadi kecelakaan? Apa yang terjadi jika banyak pemakai jalan raya? 2. Makna Denotasi dan Makna Konotasi a. Makna denotasi adalah makna yang sebenarnya atau tidak mempunyai makna tambahan. Contoh: Kita tidak boleh membuang sampah sembarangan. Membuang sampah artinya mencampakkan sesuatu yang tidak berguna lagi dengan sengaja b. Makna konotasi adalah makna yang bukan sebenarnya atau makna tambahan. Contoh: Dina membuang muka ketika bertemu Jana kemarin siang. Membuang muka artinya berpaling, tidak sudi melihat. 3. Tanda Baca Kurung (...) a. Menunjukkan singkatan Contoh: - Saya ingin menjadi anggota Palang Merah Remaja (PMR). - Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo (RSCM) berada di Jakarta. - Darah merah mengandung haemoglobin. b. Menunjukkan persamaan kata Contoh: - Saya pulang dari rumah sakit menjelang subuh (pagi hari). - Saya bangun dini hari (pukul 03.00). c. Memperjelas atau menguraikan Contoh: - Satu bulan penuh (tanggal 1 sampai tanggal 30) saya berlatih terus. - Awal tahun (bulan Januari) sering turun hujan lebat. Rangkuman 1. Penjelasan tokoh akan lebih berarti jika ditanggapi. Tanggapan yang diberikan akan semakin menambah wawasan pewawancara. 2. Setelah selesai melakukan kunjungan ke sebuah tempat, kamu harus membuat laporan. Selanjutnya, laporan dapat disampaikan secara lisan dan tertulis. 3. Supaya menarik dan terlihat wajar, membaca teks dilakukan dengan pengucapan yang jelas dan irama yang indah. 4. Menulis teks dilakukan dengan cara: menentukan masalah, menentukan tokoh, dan menggunaan tanda baca secara tepat.
Menulis karangan memerlukan langkah-langkah tertentu. Perhatikan langkah berikut ini. 1. Kamu harus memilih dan menentukan tema atau topik. Ambillah topik dari pengalamanmu yang menarik. 2. Tulislah butir-butir pokok pengalaman sebagai kerangka karangan. 3. Kembangkan butir-butir pokok kerangka menjadi karangan yang utuh. Perhatikan contoh berikut. 1. Menentukan tema karangan, misalnya mengisi liburan. 2. Membuat kerangka karangan. a. Tidak ada rencana untuk mengisi liburan. b. Bersama adik membuat es loli. c. Teman-teman banyak yang suka. d. Berjualan es loli. e. Mengisi liburan dengan kegiatan yang menguntungkan. 3. Langkah selanjutnya adalah menguraikan kerangka karangan menjadi sebuah karangan utuh. Dari butir kerangka karangan yang pertama dapat dibuat sebuah paragraf sebagai berikut. Liburan Liburan akhir semester telah tiba. Dudi melangkah gontai keluar kelas. Teman-temannya menyambut liburan dengan gembira. Mereka telah merencanakan berbagai kegiatan untuk mengisi liburan kali ini. Dud, kami jadi ke Bali hari ini. Nanti sore kami berangkat. Sampai ketemu ya sobat! Sebastian menepuk bahunya dan berlalu menuju mobil jemputannya. Dude mengambil sepedanya dan mengayuh dengan santai. Ah, liburan kali ini pasti sepi dan tidak menarik. Tidak ada acara untuk liburan kali ini. katanya dalam hati.
1. Mengenal Kata Ganti a. Kata ganti orang - Pertama tunggal : aku, saya, hamba, patik, beta. Pertama jamak : kami, kita. - Kedua tunggal : engkau, kamu. Kedua jamak : kalian. - Ketiga tunggal : dia, ia. Ketiga jamak : mereka. b. Kata ganti empunya/milik Kata ganti empunya adalah kata ganti yang menyatakan milik. Contoh: - Saya mempunyai buku di lemari. Buku saya di lemari. Bukuku di lemari. - Kamu mempunyai buku bagus. Buku kamu bagus. Bukumu bagus. - Ia mempunyai tas baru. Tasnya baru. 2. Poster Ciri kalimat yang digunakan dalam poster ialah bahasa singkat , padat dan mudah dipahami. Poster biasanya berisi pengumuman, himbauan, pesan, iklan, ajakan, slogan, semboyan. Contoh : - Buanglah sampah pada tempatnya. - Bersih pangkal sehat, aman pangkal damai. - Belilah barang-barang di koperasi. Harganya murah ! - Pakailah produksi dalam negeri. Mutunya terjamin ! 3. Surat Berharga a. Saham : surat keterangan tanda ikut serta dalam modal suatu perseroan (PT) yang mempunyai keuntungan bagian laba perusahaan. b. Cek : perintah tertulis pemegang rekening pada bank yang ditunjuk supaya membayar sejumlah uang untuk seseorang atau suatu badan yang tersebut dalam cek. c. Wesel : surat pos untuk mengirimkan uang atau surat pembayaran yang diuangkan kekantor pos oleh pemegangnya. d. Obligasi : surat pinjaman dengan bunga tertentu dari pemerintah yang dapat diperjualbelikan. Rangkuman 1. Saat mendengarkan cerita, kamu harus berkonsentrasi untuk menangkap unsur-unsur dalam cerita. Perhatikan siapa tokoh dalam cerita, bagaimana sifatnya, dan di mana cerita itu terjadi. 2. Agar dapat mewawancarai tokoh dengan baik, kamu harus menyusun daftar pertanyaan yang sesuai dengan keahlian tokoh. 3. Untuk dapat membaca puisi dengan baik, kamu harus berlatih membaca dengan cara yang baik, irama yang indah, dan ekspresi yang kuat.
4. Sebelum menulis karangan, kamu harus menyusun pokok-pokok yang akan ditulis. dengan demikian, tulisanmu tidak akan menyimpang
2. Kata Bersinonim dan Berantonim a. Kata bersinonim Kata bersinonim adalah kata yang sama atau hampir sama artinya. Contoh: - Banyak pahlawan yang berasal dari kampung. - Banyak pahlawan yang berasal dari dusun. b. Kata berantonim Kata berantonim adalah kata yang berlawanan arti. Contoh: - Musuh datang dengan tiba-tiba. - Musuh pergi dengan tiba-tiba. 3. Mengembangkan Kata
4. Kata Kerja Transitif dan Intransitif a. Kata kerja transitif adalah kata kerja yang memerlukan objek (benda). Contoh: - Polisi menangkap pencuri. - Pak Herman menembak burung. b. Kata kerja intransitif adalah kata kerja yang tidak memerlukan objek. Contoh: - Kapal perang itu merapat. - Bom itu meledak. - Tentara itu merayap. Rangkuman 1. Menanggapi suatu peristiwa dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan memberi komentar, saran, kritik, pertanyaan, dan pernyataan. 2. Kamu dapat menanggapi sebuah masalah dengan bertanya dan memberi pendapat. Dengan demikian, dapat ditemukan jalan keluar untuk menyelesaikan masalah. 3. Membaca sekilas diperlukan dalam suatu keadaan tertentu. Meskipun hanya membaca cepat, kamu harus mampu
memahami garis besar isi dan teks. 4. Meringkas buku diperlukan untuk memahami gagasan utama sebuah buku.
1. Menggunakan Kata Hubung tetapi Contoh: a. Badan Roni gemuk. b. Badan kakaknya kurus. Kedua kalimat tunggal di atas bisa digabung menjadi satu menggunakan kata hubung tetapi, yaitu: Badan Roni gemuk tetapi kakaknya kurus. 2. Mengembangkan Kata Dasar a. Awalan seContoh: - Utas: seutas Ayah mengikat padi dengan seutas tali. - Luas: seluas Ladang paman tidak seluas ladang ayah. b. Imbuhan se-nya Contoh: indah Hiaslah seindah mungkin! Hiaslah seindah-indahnya! c. Arti awalan se- Berarti satu Keluarga saya mempunyai sepetak sawah. - Berarti seluruh Orang sekampung turun ke sawah. - Berarti seperti Tumpukan padi itu setinggi gunung. 3. Membuat Kalimat Contoh: - traktor Traktor ayah telah diservis. - mentraktor Paman mentraktor tanah pertanian. - ditraktor Sebelum ditanami padi, tanah ditraktor. 4. Membuat Kalimat Tanya a. Kalimat tanya dengan kata bantu tanya. Contoh: - Berapa harga 1 kg jeruk? - Kapan musim tanam tiba? b. Kalimat tanya dengan tidak menggunakan kata tanya. Contoh: - Adakah tanaman kacang di daerahmu? - Dapatkah tanaman palawija ditanam pada musim penghujan? - Mampukah para petani mengairi sawah pada musim kemarau? 5. Mengartikan Kata Contoh: - Waduk : tempat untuk menyimpan atau menampung air. - Subur : tumbuh dengan baik. 6. Pepatah Pepatah atau peribahasa dipergunakan untuk menyampaikan atau mengungkapkan perasaan secara halus atau tamsil. Contoh: - Ibarat padi, makin merunduk makin berisi. - Seperti air di atas daun talas. - Panas setahun dihapus hujan sehari.
Rangkuman 1. Sebuah cerita juga memuat pesan-pesan moral di dalamnya. Pesan moral kadang-kadang di tulis dengan jelas (tersurat), kadang kadang tidak ditulis dengan jelas (tersirat) 2. Untuk menjadi pemain drama, kamu harus berlatih. Kamu harus menghafal teks percakapan. Saat pementasan, kamu harus mengucapkan teks dengan jelas dan menjiwai peranmu. 3. Membaca memindai dilakukan untuk mencari informasi dengan tepat. Kamu dapat berlatih dengan membaca jadwal perjalanan kereta api, buku petunjuk telepon, atau jadwal sebuah acara. 4. Menulis laporan dilakukan dengan beberapa langkah, yaitu menulis konsep awal, mencari masukan untuk penulisan, dan memperbaiki tulisan agar menjadi laporan yang baik.
1. Mengartikan dan Menggunakan Kata a. Sinonim atau padan kata Contoh: - kumuh = kotor Kebanyakan para pemulung bertempat tinggal di daerah kumuh. - bencana = musibah Musibah banjir sekarang sudah berlalu. b. Antonim atau lawan kata Contoh: - tandus >< subur Karena erosi tanah yang subur menjadi tandus. - lancar >< terhambat Setelah saluran diperbaiki, air yang terhambat menjadi lancar. 2. Membentuk Kalimat dengan Kata Berimbuhan a. Kata berawalan berContoh: - ber + main : bermain Anak-anak bermain kucingkucingan. - ber + kerja : bekerja Agar sukses harus rajin bekerja. - ber + ajar : belajar Belajarlah dengan tekun! b. Kata berimbuhan meContoh: - me + atur : mengatur Anak-anak sedang mengatur meja di dalam kelas. - me + sapu : menyapu Tiara menyapu halaman. - me + pupuk : memupuk Petani memupuk tanamannya. c. Kata bersisipan -em, -er Contoh: - em + gulung : gemulung Awan putih tampak gulunggemulung. - em + getar : gemetar Badanku gemetar karena kedinginan. - er + gigi : gerigi Gerigi mesin itu rusak karena tidak dirawat. 3. Arti Awalan bera. Berarti memakai Contoh: - Yang berbaju merah itu adikku. b. Berarti mengendarai Contoh: - Paman berkuda mengelilingi kebun teh. - Kakek dan Nenek berkereta ke Bandung. c. Berarti melakukan Contoh: - Guru-guru SD sekecamatan bertamasya. - Anak-anak bernyanyi bersama ketika akan pulang sekolah. Rangkuman 1. Kemampuan mendengarkan cerita dapat diukur dari kemampuan untuk menceritakan kembali cerita tersebut. Apabila kamu dapat menceritakan kembali sebuah cerita yang kamu dengar dengan utuh, berarti kamu telah menguasai kemampuan mendengarkan
cerita. 2. Masalah yang terjadi perlu diselesaikan. Saran yang dikemukakan dapat menjadi salah satu cara untuk menyelesaikan masalah. 3. Menyimpulkan isi cerita dilakukan dengan menemukan gagasan pokok tiap-tiap paragraf. 4. Ada beberapa langkah untuk menyusun puisi, yaitu menentukan gagasan utama dan mengembangkan gagasan. Setelah gagasan dikembangkan, puisi diperiksa kembali, lalu disempurnakan.
Berikut ini merupakan cara sederhana menulis puisi. 1. Deretkan baris-baris kata-katamu sendiri sesuai dengan ide dan imajinasimu. 2. Baris-baris puisi hendaknya singkat padat. 3. Baris-baris dalam bait hendaknya berkaitan. 4. Susunlah sajak dari baris-baris puisi tersebut, yakni kata-kata yang memiliki persamaan bunyi akhir sehingga enak dibaca atau mudah dihafalkan. 5. Pada saat ada pengembangan ide atau imajinasi, tulislah baris-baris puisi dalam bait berikutnya. 1. Membentuk Kata dengan Imbuhan me-i Contoh: - buntut + i membuntuti - cabut + i mencabuti - jalan + i menjalani - kulit + i menguliti 2. Mengartikan Kata Contoh: - isyarat = tanda (bahasa gerak) - prestasi = hasil usaha 3. Kata Bermakna Umum dan Kata Bermakna Khusus a. Kata bermakna umum Contoh: - Dino dan Tomi gemar bermusik. bermusik artinya memainkan berbagai macam alat musik. - Ibu dan Ayah bekerja di kebun. bekerja artinya melakukan pekerjaan lebih dari satu jenis. b. Kata bermakna khusus Contoh: - Rina dan Yuli gemar bermain piano. bermain piano artinya memainkan alat musik piano - Ibu dan Ayah mencangkul di kebun. mencangkul artinya melakukan pekerjaan mencangkul di kebun 4. Menggabungkan Kalimat Contoh : - Tono belajar di kamar dengan tidur-tiduran di kasur. - Bonar tidak jadi bermain sebab sakit. - Orang yang menyanyi itu wartawan kondang. - Farid pergi bermain setelah minta izin ibunya. Rangkuman 1. Kita diharap peduli pada peristiwa yang terjadi di sekitar kehidupan kita. Membaca dan memahami peristiwa dalam sebuah berita dapat membantu mengasah kepedulian kita. Ajukanlah pertanyaan tentang suatu peristiwa dan cobalah cari jawabannya. 2. Mendialogkan naskah drama membutuhkan latihan terusmenerus. Hal ini dimaksudkan untuk menghidupkan tokoh cerita yang dimainkan. 3. Kemampuan membaca sekilas dapat diukur dari kemampuan
membandingkan isi teks. Teks yang bertema sama pasti memiliki perbedaan-perbedaan. Perbedaan-perbedaan teks inilah yang harus dicari oleh pembaca melalui membaca sekilas. 4. Ide menulis puisi bisa berasal dari buku harian, pengalaman, atau dari suatu peristiwa. Sebelum menulis puisi, kamu harus mencari gagasan pokok. Setelah itu, gagasan pokok dikembangkan.
dan lalu menyatakan hubungan urutan waktu. Artinya, kegiatan yang dinyatakan pada klausa kedua dan klausa pertama waktunya berurutan. Adapun kalimat 3 menggunakan kata penghubung lalu dan kemudian sekaligus. Kata penghubung dalam kalimat tersebut juga menyatakan urutan waktu. Artinya, kegiatan yang dinyatakan pada klausa ketiga, klausa kedua, dan klausa pertama waktunya berurutan. Contoh Pada kalimat (1), sebelum menubruk si raksasa terlebih dahulu Pak Karjo membuang pentungannya. Pada kalimat (2), sebelum berhenti dan menepi terlebih dahulu Rudi menengok ke arah Intan. Pada kalimat (3), sebelum beberapa orang mengejarnya terlebih dahulu lima ekor tikus itu berlari ke arah timur. Sebelum berlari ke arah timur terlebih dahulu lima ekor tikus itu melompat.
Rangkuman
1. Tanggapan dapat berupa persetujuan, sanggahan, pertanyaan, atau pendapat. 2. Semua tanggapan harus disampaikan dengan sopan. 3. Dalam menanggapi suatu permasalahan harus disertai jalan keluar (solusi). 4. Cara membaca teks percakapan adalah sebagai berikut. a. Memahami isi teks percakapan yang akan dibaca. b. Memerhatikan tanda baca. c. Mengucapkan setiap kata dengan jelas. d. Membaca dengan intonasi yang tepat. 5. Cara menuliskan pengalaman adalah sebagai berikut. a. Pilihlah pengalaman yang menurutmu sangat menarik! b. Catatlah butir-butir pokok pengalaman yang akan dituliskan! c. Rangkailah butir-butir pokok pengalaman tersebut menjadi karangan yang utuh! d. Gunakan pilihan kata dan kalimat yang tepat untuk menyampaikan setiap gagasan! e. Berilah judul yang menarik jika karangan telah selesai dibuat! 6. Kalimat tanya dengan kata tanya mengapa jawabannya menyatakan alasan. Alasan tersebut ditandai oleh adanya kata karena dalam kalimat jawab. 7. Kalimat tanya dengan kata tanya bagaimana jawabannya dapat berupa penjelasan tentang cara melakukan sesuatu. 8. Kata kemudian dan lalu menyatakan hubungan urutan waktu.
Tokoh cerita adalah orang yang berperan dalam cerita. Tokoh yang menggerakkan cerita dari awal hingga akhir disebut tokoh utama. Selain tokoh utama, terdapat tokoh pendamping. Tokoh pendamping peranannya lebih kecil daripada tokoh utama.
Jenis-Jenis Paragraf
Berdasarkan letak gagasan utamanya, paragraf dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu sebagai berikut. 1. Paragraf deduktif Kalimat utama dalam paragraf deduktif terletak di awal paragraf. Contoh paragraf deduktif dapat kamu baca kembali pada uraian di atas. 2. Paragraf induktif Kalimat utama dalam paragraf induktif terletak di akhir paragraf. Contoh Ia berangkat pukul lima pagi. Sebuah karung plastik disandangnya sambil berjalan menuju tempat pembuangan sampah. Sampai di tempat yang dituju, ia lantas mengaisngais tumpukan sampah. Diambilnya barang-barang bekas yang laku dijual dan dimasukkan ke dalam karung. Demi mencukupi kebutuhan hidup keluarganya, pekerjaan itu dijalaninya dengan ikhlas dari pagi hingga petang. 3. Paragraf deduktif-induktif (campuran) Kalimat utama dalam paragraf campuran terletak di awal paragraf, kemudian diulangi atau ditegaskan kembali di akhir paragraf. Contoh Seorang anak akan sulit menerima pelajaran jika perutnya kosong. Perut harus kenyang agar dia dapat menerima pelajaran. Dia harus makan makanan bergizi sebelum berangkat ke sekolah. Hal ini harus dilakukan seorang anak setiap hari. Oleh karena itu, orang tua harus memerhatikan anaknya agar membiasakan diri makan pagi sebelum berangkat ke sekolah. 4. Paragraf deskriptif Paragraf deskriptif adalah paragraf yang tidak memiliki kalimat utama. Gagasan utama paragraf menyebar di seluruh kalimat. Antarkalimat saling terkait untuk menggambarkan keadaan tertentu. Paragraf ini sering digunakan dalam karya sastra. Contoh Tiba-tiba katak merasa tubuhnya terdorong. Ia merasa tidak bisa melawan. Rupanya banjir datang. Katak menengok ke kanan dan ke kiri. Agak jauh di depannya tampak batang kayu yang besar. Arus air membawanya hingga ke dekat batang kayu itu. Katak segera meloncat. Ia merasa lega setelah berada di atas batang kayu itu. Paragraf di atas tidak memiliki kalimat utama. Gagasan utamanya menyebar pada setiap kalimat. Oleh karena itu, gagasan utamanya harus dirumuskan sendiri. Gagasan utama paragraf di atas adalah perjuangan katak untuk menyelamatkan diri pada saat banjir.
Rangkuman
1. Dalam setiap cerita, terdapat tokoh utama dan tokoh pendamping. 2. Latar dalam cerita dibagi menjadi tiga, yaitu latar tempat, waktu, dan suasana. 3. Menanggapi isi cerita berarti memberikan penilaian terhadap pesan atau amanat yang ada di dalam cerita itu.
4. Untuk memudahkah dalam menceritakan hasil pengamatan, kita perlu mencatat pokok-pokok hasil pengamatan. 5. Rumus menghitung kecepatan membaca (KM) adalah 6. Rumus menghitung kecepatan efektif membaca (KEM) adalah 7. Berdasarkan letak gagasan utamanya, ada empat jenis paragraf, yaitu paragraf deduktif, paragraf induktif, paragraf deduktif-induktif (campuran), dan paragraf deskriptif. 9. Surat undangan ada dua macam, yaitu surat undangan resmi dan surat undangan tidak resmi.
c. Ke mana orang-orang itu pergi? (Mereka akan ke lapangan.) menanyakan tempat tujuan d. Dari mana mereka itu, Min? (Mereka pulang dari latihan menari.) menanyakan tempat berasal
GLOSARIUM Berita : Keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat. Cerita rakyat : Cerita pada zaman dahulu khususnya yang hidup di kalangan rakyat, diwariskan secara lisan. Deskripsi : Pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan terperinci. Deskriptif : Bersifat menggambarkan apa adanya. Dialog : Karya tulis yang disajikan dalam bentuk percakapan antara dua tokoh atau lebih. Diksi : Pilihan kata yang tepat dan selaras; untuk mengungkapkan gagasan sehingga memperoleh efek tertentu. Dongeng : Cerita yang lahir berdasarkan khayalan semata atau bersifat imajinatif. Fakta : Hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan; sesuatu yang benar-benar terjadi. Gagasan utama : Gagasan tentang sesuatu sebagai pokok atau tumpuan untuk pemikiran selanjutnya. Karangan deskripsi : Cerita; karya tulis yang disertai dengan pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan terperinci. Membaca cepat : Melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis dengan cepat. Membaca nyaring : Melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis dan disuarakan dengan keras. Musikalisasi : Hal menjadikan sesuatu dalam bentuk musik. Pengamatan : Pengawasan terhadap perbuatan (kegiatan, keadaan) orang lain. Perwatakan : Hal-hal yang berhubungan dengan watak. Puisi : Bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata indah dan kaya makna. Saran : Pendapat (usul, ujaran, cita-cita) yang dikemukakan untuk dipertimbangkan. Simpulan : Sesuatu yang disimpulkan, hasil menyimpulkan; kesimpulan. Surat resmi : Surat yang dikirimkan oleh suatu instansi atau organisasi. Tanggapan : Sambutan terhadap ucapan (kritik atau komentar). Wawancara : Percakapan antara dua pihak yang ditunjukkan untuk mencari keterangan tentang sesuatu dan dengan maksud tertentu.
Kamus Kecil
Aksesori : barang tambahan; barang yang berfungsi sebagai pelengkap dan pemanis busana. Atraksi : sesuatu yang menarik perhatian. Bayu : angin. Domisili : tempat tinggal. Donor darah : penyumbang darah. Ekspresi : pengungkapan.
Gagasan : hasil pemikiran; ide. Gelora : gerakan gelombang yang hebat. Halte : tempat perhentian bus. Harmonis : seia sekata. Hidroponik : cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah. Impor : pemasukan barang dan sebagainya dari luar negeri. Intonasi : lagu kalimat. Jeda : waktu berhenti sebentar. Jimpitan : sumbangan berupa beras sejimpit yang dikumpulkan secara beramai-ramai. Komite : sejumlah orang yang ditunjuk untuk melaksanakan tugas tertentu. Kudapan : makanan kecil. Makrame : kerajinan tangan simpul menyimpul. Mega : awan. Mustahil : tidak mungkin terjadi. Narasumber : orang yang memberi informasi. Pestisida : pembasmi hama. Reboisasi : penanaman kembali hutan yang telah ditebang Saudagar : pedagang besar. Sayembara : perlombaan. Sirkus : pertunjukan hiburan yang mempertontonkan binatang. Statistik : catatan angka-angka. Transmigrasi : perpindahan penduduk dari pulau yang padat penduduknya ke pulau yang jarang penduduknya. Ventilasi : pertukaran udara. Violin : biola kecil. Wacana : satuan bahasa dalam bentuk karangan, laporan, buku, novel, dan sebagainya. Wawancara : tanya jawab dengan seseorang (tokoh)
Kamus