Anda di halaman 1dari 29

1

BAB I PENDAHULUAN

Ada 2 hal mengapa kimia analisis merupakan satu-satunya cabang ilmu pengetahuan yang mempunyai penerapan yang begitu luas. Pertama, kimia analisis menawarkan berbagai macam penggunaan dalam disiplin ilmu kimia yang lain seperti kimia organik, kimia anorganik, kimia fisika, dan biokimia. Kedua, kimia analisis dipakai secara luas dalam cabang ilmu-ilmu lain seperti ilmu-ilmu farmasi, ilmu kedokteran, ilmu pertanian, ilmu lingkungan dan sebagainya. ( Gandjar dan Rohman , 2007 ) Analisis kuantitatif adalah analisis untuk menentukan jumlah (kadar) absolut atau relatif dari suatu elemen atau spesies yang ada didalam sampel.Analisis struktur adalah penentuan letak dan pengaturan ruang tempat atom. Dalam suatu elemen atau molekul, serta identifikasi gugusgugus karakteristik (gugus-gugus fungsional) dalam suatu molekul.Analisis kualitatif merupakan analisis untuk melakukan identifikasi elemen, spesies, dan atau senyawa-senyawa yang ada didalam sampel. Dengan kata lain, analisis kualitatif berkaitan dengan cara untuk mengetahui ada tidaknya suatu analis yang dituju dalam suatu sampel. ( Tjay dan Rahardja , 2002 ) Kimia farmasi analisis melibatkan penggunaan sejumlah teknik dan metode untuk memperoleh aspek kualitatif, kuantitatif, dan informasi struktur dari suatu senyawa obat pada khususnya, dan bahan kimia pada umumnya.

Ilmu Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif dapat didefinisikan sebagai penerapan berbagai metode dan prosedur kimia analisis kuantitatif untuk melakukan analisis kuantitatif secara kuantitatif terhadap bahan-bahan atau sediaan yang digunakan dalam farmasi, obat alam jaringan tubuh, dan sebagainya. ( Gandjar dan Rohman , 2007) Maksud percobaan ini adalah untuk mengidentifikasi zat-zat terutama obat berupa sediaan kimiawi atau sediaan galenis dalam bentuk tablet,

larutan, emulsi, salep, suppositoria atau bentuk sediaan lain yang berupa campuran atau zat tunggal. Adapun Tujuan percobaan ini adalah untuk mengidentifikasi obat-obat golongan asam dengan analisa kualitatif. Sedangkan Prinsip percobaan ini adalah untuk menentukan suatu obat golongan asam dengan menggunakan metode yang sesuai dan berdasarkan reaksi spesifiknya ketika direaksikan dengan pereaksi tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Salah satu senyawa golongan senyawa obat yang banyak digunakan untuk pengobatan suatu penyakit adalah senyawa obat yang termasuk dalam golongan asam. ( Tim Dosen Kimia : 2010) Obat-obat yang termasuk dalam golongan asam ini terdapat berbagai macam yang dibedakan berdasarkan sifat fisika kimianya, identifikasi berdasarkan reaksinya terhadap pereaksi tertentu, cara pemisahan, sisa pemijaran, ataupun uap yang keluar pada saat dipijarkan. ( Tim Dosen Kimia : 2010) Adapun sifat umum yang dimiliki senyawa kimia golongan ini adalah : a. Dapat membentuk garam dengan NaOH dan NaHCO3 sedangan fenol hanya membentuk garam dengan NaOH. b. Berdasarkan rantai ikatan, maka golongan ini terdapat dalam bentuk alifatis dan aromatis. c. Bentuk alifatis umumnya mudah larut dalam air, sedangkan bentuk aromatis larut dalam petroleum eter. d. Asam alifatis dan aromatis ada yang ikut dengan uap jika di destilasi uap, tetapi ada juga tidak larut. Berdasarkan sifat-sifat tersebut, maka dapat dilakukan pemisahan golongan asam ini dengan cara :

1. Pemisahan destilasi uap Jenis senyawa asam yang dapat dipisahkan dengan cara destilasi uap : Asam formiat, Asam Benzoat, Asam asetat, Acetosal, salipyrin, dan asam sinamat. 2. Pemisahan sisa destilat Dipisahkan dengan cara pengendapan, yaitu larutan diasamkan dengan asam asetat + Ca2+, maka terbentuk endapan, endapan disaring dan diasamkan kembali. a. Filtrat + 3 volume etanol terbentuk endapan, maka terdapat : Tatrat, Asam Sitrat, Asam Suksinat, Asam Malat dan Asam Glikolat. b. Filtrat + air kapur berlebih, maka terbentuk endapan. Misalnya : Asam Gallat dan Asam Lemak. Penggolongan asam menurut FI Edisi III, 1. Asam Asetat 2. Asetosal 3. Asam Alginat 4. Asam Aminokaproat 5. Asam Askorbat 6. Asam Benzoat 7. Asam Sitrat 8. Asam Folat 9. Asam Klorida

10. Asam Laktat 11. Asam Nikotinat 12. Asam Oleat 13. Asam Salisilat 14. Asam Sorbat 15. Asam Stearat 16. Asam Sulfat 17. Asam Tanat 18. Asam Trikloroasetat 19. Asam Undesilenat

URAIAN BAHAN 1. Aquadest (Farmakope Indonesia Edisi III, hal 96) Nama Resmi Nama Lain Rumus Molekul Berat Molekul Pemerian : : : : : AQUA DESTILLATA Air Suling H2O 18,02 Cairan jernih, tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

2. Acetosal (Farmakope Indonesia Edisi III, hal 43 ) Nama Resmi Nama Lain Rumus Molekul Rumus Bangun : : : : ACIDUM ACETYLSALICYLICUM Asam Asetilsalisilat C9H8O4

Berat Molekul Pemerian

: :

180,16 Hablur tak berwarna atau serbuk hablur putih, tak berbau, atau hampir tak berbau, rasa asam.

Kelarutan

Agak sukar larut dalam air, mudah dalam etanol (95%) P, larut kloroform dan dalam eter P.

larut dalam

Penyimpanan K/P

: :

Dalam wadah tertutup baik. Analgetikum, antipiretikum

3. AgNo3 (Farmakope Indonesia Edisi III, hal 97) Nama Resmi Nama Lain Rumus Molekul Berat Molekul Pemerian : : : : : ARGENTI NITRAS Perak Nitrat AgNO3 169,87 Hablur transparan atau serbuk hablur menjadi

berwarna putih, tidak berbau, gelap jika kena cahaya. Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, larut etanol (95%) P. Penyimpanan :

dalam

Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.

K/P

Antiseptikum ekstern, kaostikum.

4. Alkohol (Farmakope Indonesia Edisi III, hal 65) Nama Resmi Nama Lain : : AETHANOLUM Etanol

Pemerian

Cairan

tak

berwarna,

jernih,

mudah

menguap, dan mudah bergerak, bau khas, rasa panas. Mudah terbakar dalam

memberikan nyala biru yang tidak berasa Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam eter P. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya, di tempat sejuk, jauh dari nyala api. K/P : Zat tambahan

5. Asam Askorbat (Farmakope Indonesia Edisi III, hal 47) Nama Resmi Nama Lain Rumus Molekul Rumus Bangun : : : : ACIDUM ASCORBICUM Vitamin C C6H8O6

Berat Molekul Pemerian

: :

176,13 Serbuk atau hablur, putih atau agak kuning, tidak berbau, rasa asam. Oleh pengaruh cahaya lambat laun menjadi gelap. Dalam

keadaan kering, mantap diudara, dalam larutan cepat teroksidasi. Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol (95%), praktis dalam eter P, dan dalam Benzen P. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya. K/P : Antiskorbut

6. Asam Benzoat (Farmakope Indonesia Edisi III, hal 49) Nama Resmi Nama Lain Rumus Molekul Rumus Bangun : : : : ACIDUM BENZOICUM Asam Benzoat C7H6O2

Berat Molekul Pemerian

: :

122,12 Hablur halus dan ringan, tak berwarna dan tak berbau.

Kelarutan

Larut dalam lebih kurang 350 bagian air dan lebih kurang 3 bagian etanol (95%) P,

10

dalam 8 bagian kloroform P dan 3 bagian eter P. Penyimpanan K/P : : Dalam wadah tertutup baik Antiseptikum ekstern, antijamur.

7. Asam Borat (Farmakope Indonesia Edisi III, hal 49) Nama Resmi Nama Lain Rumus Molekul Rumus Bangun : : : : ACIDUM BORICUM Asam Borat H3BO3

Berat Molekul Pemerian

: :

61,83 Hablur, serbuk hablur putih,sisik mengkilap, tidak berwarna, kasar, tidak berbau, rasa agak asam dan pahit kemudian manis.

Kelarutan

Larut dalam 20 bagian air, dalam bagian air mendidih, dalam 16 bagian etanol (95%) P dan dalam 5 bagian Gliserol P.

Penyimpanan K/P

: :

Dalam wadah tertutup baik Antiseptikum ekstern

11

8. Asam Klorida (Farmakope Indonesia Edisi III, hal 53) Nama Resmi Nama Lain Rumus Molekul Berat Molekul Pemerian : : : : : ACIDUM HYDROCHLORIDUM Asam Klorida HCl 36,46 Cairan tidak berwarna,berasap, jika diencerkan bau

merangsang,

dengan

2 bagian air, asap dan bau hilang. Penyimpanan K/P : : Dalam wadah tertutup rapat. Zat tambahan

9. Asam salisilat (Farmakope Indonesia Edisi III, hal 56) Nama Resmi Nama Lain Rumus Molekul Rumus Bangun : : : : ACIDUM SALICYCUM Asam Salisilat C7H6O3

Berat Molekul Pemerian :

136,12 Hablur serbuk ringan berwarna tidak putih, berwarna hampir atau tidak

berbau, rasa agak manis dan tajam.

12

Kelarutan

Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian etanol (95%) P, mudah larut dalam kloroform P dan dalam eter P, larut dalam amonium asetat kalium P, hidrogenfosfat P,

sitrat P dan natrium sitrat P.

Penyimpanan K/P

: :

Dalam wadah tertutup baik Keratolitikum, anti fungi.

10. Asam Sitrat (Farmakope Indonesia Edisi III, hal 50) Nama Resmi Nama Lain Rumus Molekul Rumus Bangun : : : : ACIDUM CITRICUM Asam Sitrat C6H8O7H2O

Berat Molekul Pemerian

: :

210,14 Hablur tak berwarna atau serbuk putih, rasa asam kuat, agak higroskopis merapuh dalam udara kering dan panas.

Kelarutan

Larut dalam kurang dari 1 bagian air dan dalam 1,5 bagian etanol (95%) P, sukar larut dalam eter P.

Penyimpanan

Dalam wadah tertutup baik

13

K/P

Zat tambahan

11. Asam sulfanilat (Farmakope Indonesia Edisi III, hal 653) Rumus Molekul Pemerian Kelarutan : : : NH2C6H4SO3H Hablur atau serbuk, putih atau hampir putih. Larut dalam 33 bagian air panas, terjadi larutan jernih tidak berwarna,

jika dingin menghablur. 12. Asam Tartrat (Farmakope Indonesia Edisi III, hal 654) Rumus Molekul Pemerian : : C4H4O6 Hablur tidak berwarna atau serbuk

putih, tidak berbau atau rasa sangat asam. Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam etanol (95%) P, sukar larut dalam eter P. 13. H2SO4 (Farmakope Indonesia Edisi III, hal 58) Nama Resmi Nama Lain Rumus Molekul Berat Molekul : : : : ACIDUM SULFURICUM Asam Sulfat H2SO4 98,07

14

Pemerian

Cairan kental seperti minyak, korosif, tidak berwarna, jika ditambahkan ke dalam air menimbulkan panas.

Penyimpanan K/P

: :

Dalam wadah tertutup rapat. Zat tambahan

14. Besi (III) klorida (Farmakope Indonesia Edisi III, hal 659) Rumus Molekul Pemerian : : FeCl3 Hablur atau serbuk hablur, hitam

kehijauan, bebas warna jingga dari garam hidrat yang telah terpengaruh oleh

kelembapan. Kelarutan : Larut dalam air ,larutan beropalesensi berwarna jingga. 15. Resorcin (Farmakope Indonesia Edisi III, hal 556) Nama Resmi Nama Lain Rumus Molekul Berat Molekul Pemerian : : : : : RESORCINOLUM Resorsinol C6H6O2 110,11 Hablur berbentuk jarum atau serbuk hablur putih atau hampir putih, bau khas, rasa manis diikuti rasa pahit.

15

Penyimpanan

Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.

K/P

Kezatolitikum

16

BAB III METODE KERJA A. Alat dan Bahan 1. Alat yang digunakan a. Aluminium foil b. Batang pengaduk c. Gegep d. Gelas Kimia e. Gelas Ukur f. Handscum g. Kertas perkamen h. Masker i. Lap halus j. Lap kasar

k. Pipet tetes panjang / pendek l. Rak tabung m. Sendok tanduk n. Sikat tabung o. Tabung reaksi p. Timbangan analitik q. Tissue

17

2. Bahan yang digunakan a. Aquadest b. Asetosal c. AgNO3 d. Alkohol e. Asam Askorbat f. Asam Benzoat g. Asam Borat h. Asam Salisisilat i. Asam Sitrat j. Asam Sulfanilat

k. Asam Tatrat l. Larutan FeCl3 m. Larutan HCl encer n. H2SO4P o. Pereaksi Fehling p. Pereaksi Zwikker q. Resorsin

18

B. Prosedur kerja 1. Uji pendahuluan a. Uji Organoleptis 1. Disiapkan alat dan bahan 2. Diambil zat lalu dimasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi. 3. Diamati bau, warna, bentuk dari sampel tersebut b. Uji Kelarutan 1. Disiapkan alat dan bahan 2. Diambil sampel lalu masukkan dalam tabung reaksi, kemudian dimasukkan dalam aquadest. 3. Diamati kelarutan sampel. 2. Uji dugaan a. Disiapkan alat dan bahan b. Diambil sampel lalu masukkan dalam tabung reaksi, kemudian dilarutkan dalam aquadest. c. Ditambahkan pereaksi FeCl3 d. Diamati perubahan warna yang terjadi 3. Uji Penegasan a. Sampel A1 1. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan

19

2. Diambil sampel lalu masukan dalam tabung reaksi, kemudian dilarutkan dalam aquadest 3. Ditambahkan 3 tetes pereaksi AgNO3, kemudian diamati perubahan warnanya b. Sampel A2 1. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan 2. Diambil sampel lalu masukan dalam tabung reaksi, kemudian dilarutkan dalam aquadest 3. Ditambahkan resorsin yang telah dilarutkan dalam H2SO4 pekat secukupnya, kemudian diamati perubahan warnanya c. Sampel A3 1. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan 2. Diambil sampel lalu masukan dalam tabung reaksi, kemudian dilarutkan dalam aquadest 3. Ditambahkan 3 tetes H2SO4 yang telah ditambahkan alkohol, kemudian diamati perubahan warnanya d. Sampel A4 1. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan 2. Diambil sampel lalu masukan dalam tabung reaksi, kemudian dilarutkan dalam aquadest 3. Ditambahkan 3 tetes pereaksi Fehling, kemudian diamati perubahan warnanya

20

e. Sampel A5 1. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan 2. Diambil sampel lalu masukan dalam tabung reaksi, kemudian dilarutkan dalam aquadest 3. Ditambahkan 3 tetes pereaksi Swiker, kemudian diamati perubahan warnanya f. Sampel A6 1. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan 2. Diambil sampel lalu masukan dalam tabung reaksi, kemudian dilarutkan dalam aquadest 3. Ditambahkan 3 tetes HCl, kemudian diamati perubahan warnanya g. Sampel A7 1. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan 2. Diambil sampel lalu masukan dalam tabung reaksi, kemudian dilarutkan dalam etanol 3. Ditambahkan 3 tetes pereaksi Swiker, kemudian diamati perubahan warnanya h. Sampel A8 1. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan 2. Diambil sampel lalu masukan dalam tabung reaksi, kemudian dilarutkan dalam aquadest

21

3. Ditambahkan 3 tetes pereaksi Fehling, kemudian diamati perubahan warnanya 4. Ditambahkan 3 tetes pereaksi Swiker, kemudian diamati perubahan warnanya.

22

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Tabel pengamatan 1. Uji pendahuluan a. Uji Organoleptis Kode No sampel Kristal 1. A1 Putih Asam Asam halus Kristal 2. A2 Putih Asam Asam kasar Tidak 3. A3 Putih Asam berasa halus Serbuk 4. A4 Kuning putih Asam Asam halus Tidak 5. A5 Putih asam berasa halus Serbuk Tidak 6. A6 Putih berbau berasa Tidak halus Serbuk Serbuk Warna Bau Rasa Bentuk

23

Putih 7. A7 kekuningan

Tidak berbau Tidak

Tidak berasa

Serbuk halus Serbuk

8.

A8

Putih berbau

Asam halus

b. Uji Kelarutan Kode No. sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 Aquadest Aquadest Aquadest Aquadest Aquadest Aquadest Etanol Aquadest Mudah Larut Larut Larut Larut Sukar Larut, Larut Larut Sukar Larut, putih putih Pelarut Kelarutan

24

2. Uji Dugaan Perubahan No Kode sampel Pereaksi Warna 1 2 3 4 5 6 7 8 A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 FeCl3 FeCl3 FeCl3 FeCl3 FeCl3 FeCl3 FeCl3 FeCl3 Kuning Kuning Endapan Orange Kuning Ungu Coklat Ungu Kuning (Literatur) + + + + + Ket

Keterangan : ( + ) : Sesuai Literatur ( - ) : Tidak sesuai Literatur

25

3. Uji penegasan Kode No sampel 1 A1 ditambahkan AgNO3 Resorsin dlm 2 A2 H2SO4 Pekat 3 4 5 6 7 A3 A4 A5 A6 A7 H2SO4 + Alkohol Fehling Swiker HCl Swiker Fehling 8 A8 Swiker Biru tua Putih kekuningan Biru muda Hijau Bening Biru Biru muda orange kuning Pereaksi yg Warna

26

B. Pembahasan Pada hasil pengamatan uji pendahuluan dengan melakukan uji organoleptis dengan mengamati warna, bau, dan bentuk sampel yakni A1 memiliki warna putih, berbau asam, rasanya asam, dan berbentuk kristal halus. A2 yaitu memiliki warna putih, bau asam, rasa asam, dan berbentuk kristal kasar. A3 dan A5 memiliki warna putih, bau asam, rasa asam, dan berbentuk serbuk halus. A4 yaitu serbuk halus berwarna putih kekuningan, rasanya asam, dan berbau asam. A6 dan A7 berwarna putih, tidak berbau, tidak berasa, dan berbentuk serbuk halus. A8 yaitu serbuk halus berwarna putih, tidak berbau, dan berasa asam. Sedangkan pada uji kelarutan dengan mengamati kelarutan sampel didapatkan hasil yaitu sampel A1, A2, A3, A4, dan A6, jika dilarutkan dalam aquadest maka sampel tersebut akan larut.sampel A5 dan A8 jika dilarutkan dalam aquadest maka sampel tersebut tidak larut dan menghasilkan endapan putih. Sampel A7 dilarutkan dalam etanol maka sampel tersebut akan larut. Pada hasil pengamatan uji dugaan, yakni sampel ditambahkan pereaksi FeCl3, diketahui warna sampel A1, A2, A4, dan A8 yaitu kuning. A3 menghasilkan endapan orange. A5 dan A7 berwarna ungu. Sedangkan, sampel A6 berwarna coklat. Setelah diketahui warna sampel dan disesuaikan dengan literatur Farmakope Indonesia Edisi III, bahwa

27

sampel dengan kode A1, A2, A3, A5, A7 dan warnanya sesuai dengan literatur sedangkan kode sampel A4, A6 dan A8 warnanya tidak sesuai dengan literatur. Pada hasil pengamatan uji penegasan, sampel ditambahkan dengan pereaksi yang spesifik sebanyak 3-5 tetes yakni untuk mengetahui sampel tersebut. A1 ditambahkan dengan pereaksi AgNO3 berubah menjadi warna kuning. A2 ditambahkan resorsin dalam H2SO4 P menjadi warna orange, A3 dengan pereaksi H2SO4+ alkohol berubah menjadi warna putih kekuningan. A4 ditambahkan pereaksi fehling menjadi warna biru muda. A5 ditambahkan pereaksi zwikker diketahui bahwa warna A5 adalah warna hijau. A6 ditambahkan HCl tidak menghasilkan warna (bening). A7ditambahkan pereaksi swiker berwarna biru. A8 ditambahkan pereaksi fehling berwarna hbiru muda, A8 juga ditambahkan pereaksi zwikker berwarna biru tua.

28

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan dengan uji pendahuluan yaitu uji organoleptis dan uji kelarutan, uji dugaan dan uji penegasan dapat diketahui bahwa : 1. Sampel A1 adalah Asam Tartrat 2. Sampel A2 adalah Asam Sitrat 3. Sampel A3 adalah Asam Benzoat 4. Sampel A4 adalah Asam Askorbat ( Vitamin C ) 5. Sampel A5 adalah Asetosal 6. Sampel A6 adalah Asam Borat 7. Sampel A7 adalah Asam Salisilat 8. Sampel A8 adalah Asam Sulfanilat

B. Saran Kami sebagai praktikan mengharapkan bimbingan dan arahan dalam praktikum dan pada saat pemeriksaan laporan. Sebagai praktikan kami juga mengharapkan agar sarana dan prasarana laboratorium dilengkapi demi kelancaran praktikum.

29

DAFTAR PUSTAKA Abbas, R. 1980. Analisis Kimia Farmasi. Lembaga Penerbitan Universitas Hasanuddin : Makassar. Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta. Gandjar, G. I.,Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar : Yogyakarta. Herman, J. R. 1988. Analisis Farmasi. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta. Tim Dosen. 2009. Penuntun Praktikum Kimia Analisis. Universitas

Indonesia Timur : Makassar. Tim Dosen. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Farmasi Analisis. Universitas Indonesia Timur : Makassar. Tjay, T.H, 2002. ObatObat Penting Edisi V. Elex Media Kompetindo. Kelompok Gramedia : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai