Anda di halaman 1dari 5

Nursing Mouth Caries

Nursing Mouth Caries merupakan suatu pola karies yang sering ditemukan pada anak-anak. Nursing mouth caries adalah karies dengan pola yang khas dan seringkali terlihat pada anak-anak di bawah usia 6 tahun yang mempunyai kebiasaan minum Air Susu Ibu (ASI), susu botol atau cairan manis sampai tertidur atau diisap terus-menerus sepanjang hari. Karies ini terjadi oleh karena orang tua terus-menerus memberikan ASI, susu botol ataupun cairan bergula yang berlangsung 2-4 kali sehari selama beberapa jam sampai tertidur dan kadang-kadang sepanjang malam serta rendahnya aliran saliva saat malam hari saat anak tidur.
Cairan tersebut menggenangi gigi incisiv rahang atas, mengalir ke sekitar bagian tengah lidah dan membasahi permukaan oklusal dan lingual gigi posterior rahang atas, namun jarang mengenai gigi incisiv rahang bawah dikarenakan gigi terlindung oleh posisi lidah saat anak menyusu dan terpengaruh oleh sekresi saliva pada kelenjar submandibular dan sibulingual.

Apabila nursing mouth caries dibiarkan proses karies ini dapat cepat meluas mengenai seluruh gigi sehingga keadaan menjadi lebih parah dengan akibat lanjut yaitu pulpa nekrosis dan kelainan jaringan periapikal serta kerusakan pada gigi permanen. Pada saat itu penderita akan kesulitan makan dan akan mempengaruhi kesehatan umum. Nursing mouth
caries, juga dikenal dengan nama seperti bottle caries, baby bottle syndrome, baby bottle decay merupakan bentukan dari rampant karies pada gigi sulung dari bayi atau anak-anak(2, 3, dan 4 tahun).

Nursing mouth caries terjadi sebagai akibat interaksi berbagai faktor yang terjadi pada karies pada umumnya. Proses karies ini terjadi jika terdapat kombinasi/interaksi antara faktorfaktor di bawah ini, namun jika salah satu saja faktor tidak berinteraksi, maka proses karies tidak akan terjadi. Faktor-faktor tersebut antara lain: 1. Host

Gigi desidui biasanya mulai erupsi pada tahun pertama. Gigi pertama yang erupsi adalah gigi insisivus pertama bawah sekitar umur 6-8 bulan, kemudian diikuti oleh erupsi gigi insisivus pertama atas. Pada umur 12 bulan biasanya seluruh gigi anterior rahang bawah dan rahang atas telah erupsi. Waktu erupsi gigi sangat bervariasi antara individu (anak) yang satu dengan yang lain, faktor asupan nutrisi merupakan salah satu yang mempengaruhinya. Gigi susu lebih mudah terserang karies daripada gigi tetap. Hal ini disebabkan karena enamel gigi susu mengandung lebih banyak bahan organik dan air sedangkan jumlah mineralnya lebih sedikit daripada gigi tetap. Selain itu, secara kristalografis kristal-kristal gigi susu tidak sepadat gigi tetap. 2. Bakteri Salah satu bakteri yang berpengaruh terhadap terjadinya karies adalah Streptococcus mutans. Bakteri ini tidak tampak pada rongga mulut anak hingga giginya erupsi. Streptococcus mutans tidak melekat secara kuat pada gigi, sehingga membutuhkan plak yang telah terbentuk sebagai awal pembentukan kolonisasi bakteri. 3. Substrat Substrat bagi S. mutans dapat berasal dari jus, susu dan larutan yang manis yang bisa menyebabkan terjadinya fermentasi karbohidrat. Bakteri di dalam rongga mulut menggunakan gula sebagai makanan utamanya, kemudian mereka memproduksi asam yang akan merusak gigi, asam menyerang gigi sekitar 20 menit atau lebih. 4. Waktu Bakteri dan substrat membutuhkan waktu yang lama untuk demineralisasi dan progresi karies. Meminum susu dengan menggunakan botol dan ASI ketika tidur sangat tidak baik, cairannya akan menggenangi rongga mulut (gigi) untuk beberapa waktu (jam). Genangan susu, jus, larutan yang manis atau air susu ibu pada rongga mulut saat tidur ditemukan terjadinya fermentasi yang berasal dari gula larutan tersebut dan akan membantu terjadinya karies. Lamanya waktu yang dibutuhkan karies untuk berkembang menjadi suatu kavitas cukup bervariasi, diperkirakan 6-48

bulan. Nursing caries berkembang sangat cepat dan dapat berkembang mempengaruhi gigi-gigi yang sehat yang berdekatan dengan gigi yang terserang karies. Adapun tahap perkembangannya: 1. Tahap awal Ditandai oleh pengapuran (white spot), lesi pada permukaan halus rahang atas gigi susu ketika anak berumur antara 10 dan 20 bulan atau kadang-kadang anak berusia lebih muda dari umur tersebut. Garis-garis keputihan yang khas dapat terlihat didaerah servikal pada permukaan vestibular dan palatal gigi insisivus maksila. 2. Tahap kedua Terjadi ketika anak berusia antara 16 dan 24 bulan. Lesi putih mulai berkembang ke dentin yang berkembang dengan sangat cepat dan terjadi kerusakan pada enamel. Dentin telah terbuka dan terlihat lesi berwarna kekuningan. 3. Tahap ketiga Terjadi pada saat anak berusia antara 20 dan 36 bulan, dengan ciri-ciri lesi besar, dalam, dan mengiritasi pulpa. 4. Tahap keempat Terjadi pada saat anak berusia antara 30 dan 48 bulan, dengan ciri-ciri terjadinya fraktur mahkota pada gigi anterior rahang atas sebagai akibat dari kerusakan amelodentinal.

Eric Broderick et al, mengelompokkan kriteria dari nursing caries yang terjadi kedalam empat tingkat perluasan, yaitu:7 a. Tipe I. Minimal Karies terdapat pada dua permukaan gigi rahang atas dan tidak terdapat pada permukaan gigi posterior. b. Tipe II. Mild

Karies terdapat pada lebih dari dua permukaan gigi rahang atas dan karies tidak ditemukan pada gigi posterior. c. Tipe III. Moderate

Dua atau lebih permukaan gigi anterior rahang atas menderita karies dan ditemukan satu atau lebih gigi posterior menderita karies. d. Tipe IV. Severe Dua atau lebih permukaan gigi anterior rahang atas menderita karies, ditemukan satu atau lebih gigi dengan pulpa terbuka, dan karies telah terlihat pada gigi anterior rahang bawah. Gigi insisivus maksila sebagai gigi yang erupsi lebih awal pada rahang atas akan terlebih dahulu mengalami serangan karies dan juga akan menjadi gigi yang paling lama mengalami serangan nursing caries sehingga pada pemeriksaan gigi yang kerusakannya paling parah pada karies ini adalah keempat gigi insisivus maksila.

Gambaran klinis nursing mouth karies

Gambar 1. Gambaran klinis nursing mouth caries. (kiri) Tahap awal nursing mouth caries, (kanan) karies sudah terjadi pada gigi anterior. Sumber: Douglass et al., 2004 Gambaran klinis nursing mouth karies diawali dengan lesi karies pada permukaan labial gigi incisiv rahang atas, dan permukaan oklusal gigi molar pertama sulung rahang atas. Lesi anterior jika tidak dirawat akan berkembang membentuk suatu kavitas berwarna coklat sepanjang leher gigi pada permukaan buccal, lingual dan proksimal gigi incisiv rahang atas. Gerakan menghisap pada waktu menyusu secara alamiah memungkinkan bibir bawah melindungi gigi incisiv rahang bawah, caninus, dan molar sulung rahang bawahjarang terkena. Jika lesi tidak dirawat, kerusakan gigi akan terus berlanjut, sehingga gigi incisiv sulung atas menjadi rata dengan gusi.

Perawatan Nursing Caries Perawatan terhadap nursing caries tergantung pada tingkat keparahan karies. Tindakan pencegahan terhadap nursing caries harus dilakukan karena semakin parah karies maka semakin kompleks pula perawatan yang harus dilakukan. Penentuan teknik perawatan nursing caries sangat ditentukan oleh diagnosa yang tepat. Pada gigi dengan karies yang telah mengenai saluran akar hendaknya dilakukan perawatan endodontik terlebih dahulu sebelum dilakukan penambalan, sedangkan pada gigi dengan karies yang belum mengenai pulpa dapat langsung dilakukan penambalan.

Daftar Pustaka http://adc.bmj.com/content/90/7/703.full Douglass et al., 2004 Brauer, John;Dentistry for Children4th;New York ; 1959 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20089/3/Chapter%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai