4 model pengajaran
1. Tradisional Guru + alat peraga
Tujuan —> penetapan isi —> Guru —> Anak didik.
Tujuan Penetapan
2. Guru isialat peraga.
dibantu Anak didik
Tujuan —> penetapan isi —> Guru + alat peraga —> Anak didik.
Media
3. Tanya jawab instruktur tersembunyi antara guru dan media
4. Sistem Instruksi
Kelompok Proyek
– Penyesuaian program kurikulum dengan kebutuhan Pemakai
– Penataran program kurikulum, metode serta pengelolaan B_M
– Penyediaan sarana penunjang PSB
– Penilaian dan penelitian terhadap proyek dan keberhasilan program
pembelajaran.
Yang Dikembangkan
– P6BK sebagai dasar pengembangan dan penyusunan program kurikulum
– CBSA sebagai dasar Sistem pengelolaan B—M
– PSB sebagai sarana penunjang dalam pengembangan program B—M, kontrol
kualitas program pendidikan menilai kemampuan
2. Terpusat
Bagian-bagian/program-program kegiatan dikordinir oleh organisasi Pusat
(induk)
Positif
– Memudahkan penggunaan proses kerja, penggunaan ruangan, peralatan
keuangan.
– Terham dari hambatan birokrasi
– Saling mendukung antar bagian
– Lebih efesien: dana, sarana, pealatan dsb.
Negarif
– Butuh tempat luas, terpisah, denga kegiatan kuliah.
– Kusulitan pelayanan secara cepat dan tepat.
BAB I
PENDAHULUAN
Berbagai usaha yang dilakukan oleh guru atau pengelola pendidik untuk lebih
meningkatkan serta mendukung proses belajar agar lebih efektif dan efisien.
Meskipun banyak faktor yang menentukan kualitas pendidikan atau hasil belajar.
Salah satunya yang terkait dengan sumber belajar. Banyak berbagai sumber yang
dapat dijadikan sebagai sumber belajar.
Seperti yang dilakukan oleh ibu Hariyati melakukan praktek mengajar mata
pelajaran IPS di SDN Kalisalak II Kebasen. Salah satu kegiatannya adalah siswa
diajak ke warung dekat sekolah, dengan menanyakan berbagai jenis barang, harga beli
dan harga jual. Selain itu, belajar dari sesama teman juga memiliki makna lebih besar
sebab siswa lebih mudah memahami bahasa dan isyarat yang diberikan oleh
temannya. Lewat kegiatan berkelompok pula siswa memperoleh berbagai hal yang
sulit didapatkan pada saat belajar sendiri, seperti sikap mau menghagai orang lain,
sikap mau menerima orang lain, bekerja sama, dan sikap menikmati hidup bersama
orang lain.
Taman Bacaan Masyarakat (TBM) juga dapat dijadikan sebagai bagian dari
layanan dalam memenuhi minat baca masyarakat serta sebagai sumber belajar bagi
masyarakat dengan menyediakan bahan-bahan bacaan atau koleksi bahan pustaka
serta informasi lainnya. Dilihat dari sisi pelayanan, TBM masih belum dikelola secara
profesional, dari sisi koleksi bahan pustaka, koleksi yang dimiliki masih belum
lengkap ragam dan jenisnya sesuai kebutuhan masyarakat sekitar, serta kemampuan
pengelola belum sesuai standar. Pentingnya keberadaan TBM dalam menumbuhkan
minat baca masyarakat, maka diperlukan TBM yang dapat mengakomodir dan
memfasilitasi kepentingan tersebut.
BAB II
Kajian Teori
Secara tradisional, sumber belajar adalah guru dan buku paket. Padahal
sumber belajar yang ada di sekitar sekolah, di rumah, di masyarakat sangat banyak.
Sangat di sayangkan berbagai sumber belajar disekitar kita yang berlimpah-limpah
tersebut belum dapat dimanfaatkan secara maksimal. Sumber belajar tradisional
adalah guru dan buku teks, dan untuk banyak guru (dan dosen) ini masih adalah cara
utama untuk mengajar. Siapa atau apa saja sumber belajar itu? Tentu saja bukan guru
sebagai satu-satunya sumber belajar. Tapi apapun, baik lingkungan, nuansa, alat,
bahan dan lain-lain bisa berfungsi sebaga sumber belajar.
Menurut Tucker (79) pusat sumber belajar didefinisikan dengan istilah media
center, dengan pengertian bahwa suatu departemen yang memberikan fasilitas
pendidikan, latihan, dan pengenalana melalui produksi bahan media (transparansi
overhead, slide, filmstrip, videotape, dll) serta memberikan pelayanan penunjang
(seperti sirkulasi peralatan audiovisual, penyajian program-program video, pembuatan
katalog, dan pemanfaatan pelayanan sumber-sumber belajar pada perpustakan. Pusat
Sumber Belajar bertugas untuk menyediakan sarana dan media pendukung bagi
kegiatan belajar mengajar seperti yang dilakukan oleh Yayasan Pendidikan Salman
Al-Farisi, yakni seperti pengadaan alat peraga yang efektif bagi kegiatan belajar
mengajar (KBM), pengadaan media promosi dan publikasi, dan lain sebagainya.
BAB III
Pembahasan
Peningkatan Perpustakaan sebagai Pusat Sumber Belajar
BAB IV
Penutup
Kesimpulan
Perpustakaan bukan hanya miliki satu lembaga melainkan milik kita semua.
Setiap perpustakaan harus dapat memberikan pelayanan yang prima dan terbaik.
Dalam pengelolaan dapat menjalin hubungan dengan semua pihak atau institusi
dengan melakukan kerja sama yang saling menguntungkan untuk meningkatkan dan
mengembangkan perpustakaan. Membuat hubungan dengan masyarakat yang ada di
sekitar perpustakaan tersebut.
Saran
Daftar Pustaka
Seels, Barbara B & Richey, Rita C. 1994. Teknologi Pembelajaran: Definisi dan
Kawasannya (terjemahan oleh Yusuf Hadimiarso, dkk). Jakarta: Unit
Percetakan Universitas Negeri Yogyakarta
http://www.surya.co.id/web/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=30740
http://www.karangturi.org/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=59
http://www.ung.ac.id/web/lp3/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=16
http://lib.unair.ac.id/index.php?option=com_content&task=view&id=152&Itemid=25
2