Anda di halaman 1dari 2

Aulia Tarini 1 KA41/ 11111303

Pendekatan Kesusastraan

IBD yang semula dinamakan Basic Humanities, berasal dari bahasa Inggris The Humanities. Istilah berasal dari bahasa Latin Humanus, yang berarti manusiawi, berbudaya, dan halus. Dengan mempelajari The Humanities orang akan menjadi lebih manusiawi, berbudaya, dan halus. Sastra lebih mudah berkomunikasi, karena pada hakekatnya karya sastra adalah penjabaran abstraksi.

Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan Dengan Prosa

Istilah prosa banyak padanannya. Kadang-kadang disebut narrative fiction, prose fiction atau hanya fiction saja.

KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTERAAN

Prosa Lama meliputi : 1. Dongeng. 2. Hikayat. 3. Sejarah. 4. Epos. 5. Cerita Pelipur Lara.

Prosa Baru meliputi : 1. Cerpen. 2. Novel. 3. Biografi. 4. Kisah 5. Otobiografi

Prosa fiksi memberikan kesenangan Nilai-nilai dalam prosa fiksi Prosa fiksi memberikan informasi

Keistimewaan kesenangan yang diperoleh dari membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan pengalaman seperti mengalami sendiri peristiwa tersebut. Fiksi memberikan sejenis informasi yang tidak terdapat di dalam ensiklopedi Prosa fiksi dapat menstimuli imaginasi, dan merupakan sarana bagi pemindahan yang tak henti-hentinya dan warisan budaya bangsa. Lewat prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalamanpengalaman dengan banyak individu.

Prosa fiksi memberikan warisan kultural

Prosa memberikan keseimbangan wawasan A B

Karya sastra yang menyuarakan aspirasi zamannya mengajak pembaca untuk mengikuti apa yang dikehendaki zamannya Karya sastra berkenaan dengan moral Karya sastra yang menyuarakan gejolak zamannya, biasanya tidak mengajak pembaca untuk melakukan sesuatu, akan tetapi untuk merenung

Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan Dengan Puisi Dasar penyajian pusi pada perkuliahan IBD Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual

Puisi dan keinsyafan sosial Puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam dan Tuhan melalui media bahasa yang artistik/estetik yang secara padu dan utuh dipadatkan kata-katanya

Figura bahasa seperti gaya personifikasi (penjelmaan), metafora (kiasan), perbandingan, alegori (kiasaan), sehingga puisi menjadi segar dan menarik Kata-kata yang ambiquitas , yaitu kata-kata yang bermakna ganda.

Kata-kata yang berjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup Kata-kata yang konotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu

Anda mungkin juga menyukai