Buku Kamal Final - Sept13
Buku Kamal Final - Sept13
Kerjasama :
PESISIR TERSISIR|1
2|P ESISI R
TERSISIR
Pendahuluan
Kamal Muara, sebuah kelurahan di utara Jakarta. Sebagaimana wilayah pesisir,
Kamal Muara pun berlokasi di pinggir (pantai). Tetapi, sebagaimana wilayah pesisir,
bukan hanya lokasi saja yang membuat Kamal Muara terpinggir. Kemiskinan yang
melingkupi hidup, kekumuhan permukiman, ketidakpastian lahan dan mata
pencaharian membuat Kamal Muara bukan hanya terpinggir dari sisi lokasi,
melainkan juga terpinggir(kan) dari sisi sosial dan ekonomi.
Miskin dan kumuh adalah ciri khas yang melekat di hampir semua wilayah pesisir di
negeri ini. Banyak resep pembangunan telah dicoba oleh banyak koki, mulai dari
pemerintah daerah hingga pusat, lembaga swadaya masyarakat (LSM) lokal dan
internasional, perguruan tinggi, sektor swasta. Dan sama banyaknya dengan
kegagalan yang dipetik.
Kegagalan saat ini bukanlah kegagalan selamanya. Coba lihat kembali jalan yang
telah dilalui, untuk menata langkah meniti jalur yang seharusnya. Dan ternyata ada
satu jalan yang sering dilewatkan, padahal jalan ini menentukan sampai tidaknya kita
ke tujuan membangun wilayah pesisir, yaitu: memahamkan masyarakat nelayan.
Membuat masyarakat pesisir Kamal Muara menjadi paham adalah jalan yang saat ini
sedang ditempuh bersama dengan mereka. Melalui proses outbond, diskusi maraton
berhari-hari, disusul dengan aksi-aksi kecil di kampung. Setiap yang dilakukan
bukanlah aksi-aksi spontan yang berdiri sendiri-sendiri, melainkan ada desain besar
yang menyatukan di baliknya. Membuat masyarakat pesisir menjadi paham, dan
berbekal pemahaman itu lantas dibuka ruang bagi mereka untuk menata dan
menentukan langkah mereka sendiri: itulah desain besarnya.
Buku ini memuat langkah apa yang telah ditentukan oleh masyarakat, dan kemana
langkah itu hendak menuju. Buku ini merekam hasil dari rangkaian proses yang telah
dijalani sebelumnya oleh wakil dari masyarakat pesisir.
Dicetaknya buku ini, sebagaimana film yang juga diproduksi, sebenarnya hanyalah
pengingat, bahwa ada tujuan bersama yang telah dirumuskan, dan ada jalan untuk
mencapainya yang telah disepakati untuk ditempuh bersama. Dapat juga dikatakan
bahwa buku ini adalah panduan untuk melangkah, sebuah panduan yang substansi
isinya bersumber dari masyarakat pesisir sendiri.
Sebagai pengingat, buku ini juga hendak mengingatkan bahwa untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan, masyarakat pesisir Kamal Muara tidaklah dapat
sendirian menempuhnya. Merubah takdir masyarakat pesisir adalah sebuah
PESISIR TERSISIR|3
4|P ESISI R
TERSISIR
Ringkasan
Wilayah pesisir merupakan wilayah peralihan antara darat dan laut sehingga wilayah
ini mempunyai potensi sumberdaya alam yang sangat kaya. Tetapi yang terjadi
sekarang ini adalah sumberdaya pesisir yang sangat memprihatinkan. Ekosistem laut
yang rusak, seperti hutan mangrove yang beralih fungsi sebagai tambak dan
perumahan ataupun hilangnya fungsi daerah tampungan air. Belum lagi masalah
limbah pabrik dan sampah yang dibuang begitu saja ke laut. Dampak yang terasa
akibat semua itu adalah adanya bencana banjir ataupun semakin jarangnya ikan di
daerah pesisir.
Kepedulian masyarakat pesisir terhadap sistem pengelolaan sumber daya yang ada
sangat penting. Tetapi sayangnya peran serta masyarakat ini sangatlah minimal. Hal
ini disebabkan karena ketidak pedulian masyarakat itu sendiri yang dipicu oleh tidak
jelasnya penguasaan terhadap sumberdaya pesisir ini. Disamping itu, laju
pertumbuhan penduduk yang tinggi dan tidak dibarengi dengan tingkat pertumbuhan
ekonomi yang tinggi pula, telah menyebabkan turunnya kualitas sumber daya yang
ada. Semua faktor di atas dapat menimbulkan konflik kewenangan dan kepentingan
pembangunan antar sektor.
Penggusuran dan reklamasi pantai yang terjadi telah menyebabkan hilangnya mata
pencarian ribuan pembudidaya yang selama ini memanfaatkan teluk Jakarta.
Pemerintah sendiri tidak pernah memperhitungkan dampak terhadap aspek sosial
yang akan terjadi di masyarakat.
Dengan kondisi yang digambarkan di atas, tentu saja menimbulkan berbagai macam
masalah sosial. Untuk mengatasinya, maka melalui sekelompok pemuda yang peduli
lingkungan melakukan usaha-usaha kecil. Namun usaha yang mereka lakukan tidak
didukung oleh pihak terkait, seperti pemerintah ataupun masyarakat sekitar.
Visi masyarakat pesisir Kamal Muara yaitu peduli lingkungan, aman dan sejahtera
adalah proses yang memerlukan waktu yang tidak sebentar. Dalam proses ini
kesadaran masyarakat dibangun, terutama kaum mudanya, agar dapat
menyelamatkan lingkungan mereka.
Diperlukannya suatu wadah bersama, yang dapat mengkordinir program yang telah
dibuat. Maka terbentuklah Komunitas Ujung Pesisir (KUSIR). Sebuah lembaga
indepeden yang diharapkan dapat membawa perubahan bagi Kamal Muara.
Lembaga ini juga bertugas untuk membuat dokumentasi setiap kegiatan, baik dalam
bentuk buku ataupun film. Tujuannya agar dalam menjalankan program mengacu
pada buku yang sudah dibuat bersama.
PESISIR TERSISIR|5
6|P ESISI R
Selain itu, hal lain yang penting di pertimbangkan adalah memperjelas keterkaitan ,
keselarasan dan sinergitas buku dokumen ini dengan dokumen-dokumen
perencanaan lainnya baik secara sektoral, regional maupun nasional.
TERSISIR
Saya menyadari tingginya harapan masyarakat yang digantungkan pada dokumen ini,
oleh karenanya agar dapat mencapai sasarannya harus ada kegiatan seperti
Pendampingan, Sosialisasi, Pemantauan dan evaluasi yang efektip agar terbangun
suatu kesamaan persepsi dan pemahaman terhadap permasalahan yang dihadapi.
Ahir kata saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam
proses pelatihan kader pesisir sampai dapat menghasilkan buku dokumen yang cukup
penting , sekali lagi mari kita bina dan terus kita kembangkan jejaring (network) yang
sudah ada sebagai modal dasar untuk melangkah lebih maju lagi, terutama
melakukan hal yang sama pada daerah lain selain Kamal Muara.
Samsul Aripin
Ketua KUSIR
PESISIR TERSISIR|7
8|P ESISI R
TERSISIR
Daftar Isi
KREDIT ................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ................................................................................... 2
RINGKASAN ........................................................................................ 4
PENGANTAR ........................................................................................ 5
Komunitas Berupaya ................................................................................................ 5
Pemuda Memulai ..................................................................................................... 7
PESISIR TERSISIR|9
10 | P E S I S I R
TERSISIR
10 | P E S I S I R TERSISIR
Laut, Nelayan, dan
Sejarahnya
Berawal dari Rawa
Penelusuran sejarah Kamal Muara
hanya dapat terlacak mulai pada
tahun 1950-an. Awalnya, secara
administratif Kamal Muara masuk
ke dalam wilayah Kelurahan Tegal
Alur Jakarta Barat. Pada tahun itu,
Kamal Muara masihlah daerah
rawa-rawa dan mangrove.
Permukiman penduduk
terkonsentrasi di daerah bantaran
kali. Penduduknya sebagian besar
adalah para pendatang dari Bugis
dan sebagian kecilnya dari suku
Betawi. Hutan bakau yang masih
lebat hingga ikan pun begitu mudah didapat, air sungai yang begitu jernih hingga
dapat digunakan untuk mandi.
Menginjak tahun 1956, keadaan belum banyak berubah. Ekosistem laut yang masih
terjaga keasliannya, membuat ikan cukup ditangkap di pesisir saja. Di tahun ini
nelayan Kamal Muara mulai dikenalkan kepada bagang oleh seorang pendatang dari
Sulawesi Selatan bernama Pak Haji Latif. Selain alat tangkap baru yang mulai dikenal,
terdapat juga armada penangkapan kapal yang sudah dilengkapi mesin meski
dengan jumlah yang terbatas yaitu sebanyak tujuh kapal. Masih jarangnya penduduk
hingga Kamal Muara hanya terdiri dari satu Rukun Warga (RW) saja.
Di tahun 1970, semakin banyaklah pendatang yang menghuni Kamal Muara,
utamanya dari daerah Wajo, Palopo, dan Bone. Pertambahan penduduk lantas diikuti
dengan pemekaran RW menjadi dua. Terdapat sebuah gang di Kamal Muara
bernama Gang Rojali. Satu beda antara Gang Rojali dengan wilayah lain di Kamal
Muara adalah status kepemilikan lahannya. Hanya di Gang Rojali-lah lahan yang
memiliki status kepemilikan yang jelas.
PESISIR T E R S I S I R | 11
12 | P E S I S I R
Pada tahun 1975 terjadi perubahan wilayah administrasi, sebelumnya Kamal Muara
masuk dalam wilayah Jakarta Barat dan di tahun ini berganti menjadi bagian
Kotamadya Jakarta Utara. Setahun sesudahnya SD negeri pertama dibangun di Kamal
TERSISIR
12 | P E S I S I R TERSISIR
mata pencaharian alternatif tidak dipersiapkan dengan baik sehingga roda ekonomi
pun melambat geraknya.
Bukan hanya penggusuran yang membuat peternak kerang hijau menjadi semakin
sulit bertahan. Kondisi laut yang semakin tidak sehat dengan adanya limbah yang
secara rutin berkunjung juga menyebabkan kerang hijau banyak mati. Industri-industri
yang marak beroperasi dan kurang hirau terhadap pengolahan dan pembuangan
limbahnya bisa jadi satu pangkal masalah. Ditambah lagi dengan paradigma melihat
sungai sebagai tempat sampah
makin memperburuk kondisi sungai
dan muaranya.
Maraknya pembangunan industri
dan infrastruktur ini diikuti dengan
semakin padatnya penduduk yang
mendiami Kamal Muara hingga
pada tahun 2005 RW pun
dimekarkan kembali menjadi
empat RW. Berbaurnya masyarakat
nelayan dengan masyarakat
industri teralokasi dalam empat RW
yang ada, dimana RW 01 dan 02
didiami oleh masyarakat nelayan sebagai mayoritasnya, sedangkan RW 02 dan 03
sebagian besar penduduknya bekerja di sektor industri. Infrastruktur yang ada di
Kamal Muara menjadi semakin lengkap dengan dibangunnya Stadion Kamal pada
tahun 2006 dan Balai Nelayan setahun kemudian. Lengkapnya bisa dilihat pada
Lampiran1.
PESISIR T E R S I S I R | 13
14 | P E S I S I R
Dari empat RW yang ada di Kamal Muara, masyarakat pesisir terkonsentrasi di RW 01
dan 04 karena memang lokasi kedua RW tersebut yang berbatasan dengan pantai.
Sebagian besar masyarakat pesisir bekerja sebagai nelayan dengan sebagian kecil
TERSISIR
14 | P E S I S I R TERSISIR
Pelajaran Terpetik
Pernah ada suatu masa dimana
lautnya masih begitu asli dan
bersih hingga ikan tak perlu
ditangkap jauh ke tengah laut,
cukup di pesisir saja. Ada juga
masa ketika hutan bakaunya masih
begitu asri hingga ikan pun
berjumlah melimpah.
Jika Anda melihat sungainya
Kamal Muara yang sekarang,
mungkin Anda merasa ngeri
bahkan sekedar untuk
mencelupkan kaki di dalamnya,
tapi pernah ada suatu masa dimana sungainya begitu menyegarkan ketika digunakan
untuk mandi.
Tekanan dari jumlah penduduk yang semakin besar, diikuti dengan tekanan dari
intensitas pembangunan yang semakin meningkat dengan segala pernak-pernik
industrinya, menyebabkan masa-masa lestarinya alam itu kini lewat sudah. Memang,
jumlah penduduk dan intensitas pembangunan adalah suatu hal yang alamiah terjadi,
tetapi pertanyaannya adalah: haruskah pembangunan di satu sektor dilakukan dengan
mengorbankan sektor yang lain? Masing-masing, baik sumber daya alam dan sumber
daya buatan, memberi manfaat bagi manusia. Mungkinkah kita menjaga
keseimbangan pembangunan antara kedua sektor tersebut, sehingga manfaat dan
fungsinya dapat tetap lestari?
Jika ingin menjawab pertanyaan dan sekaligus tantangan ini, maka satu aktor
terpenting dan utamanya adalah: masyarakat pesisir Kamal Muara. Melihat sejarah,
masyarakat Kamal Muara tebukti dan teruji memiliki ketahanan dan keswadayaan.
Satu pembuktiannya adalah bagaimana sebuah kampung baru terbentuk dan akhirnya
diakui oleh pemerintah hingga struktur pemerintahan dan pembangunan infrastruktur
pun masuk di sana. Inilah satu bukti ketahanan dan keswadayaan masyarakat dalam
mengurus dirinya sendiri.
Bisa jadi, inilah modal paling berharga dalam menjawab tantangan: menjaga
keseimbangan antara pembangunan sumber daya buatan dengan kelestarian sumber
daya alam. Dan masyarakatlah memang yang akan menjadi penerima manfaat utama
dari keseimbangan itu, atau bisa jadi penerima mudharat utama dari
ketidakseimbangan.
PESISIR T E R S I S I R | 15
16 | P E S I S I R
TERSISIR
16 | P E S I S I R TERSISIR
Pemicu gerak
Sekilas Permasalahan
Meskipun Anda belum pernah berkunjung ke Kamal Muara sebelumnya, dengan
sekali datang dan melihat sekilas
akan nampak bahwa satu
permasalahan di sana adalah:
kualitas lingkungan yang
memprihatinkan dan terus merosot.
Bagi masyarakat pesisir, laut
adalah sumber penghidupan.
Tetapi kini laut Kamal Muara tidak
dapat lagi diandalkan untuk itu.
Nelayan Kamal Muara harus
melaut hingga jauh ke tengah jika
ingin pulang dengan membawa
hasil tangkapan.
Pertama-tama sebabnya adalah hutan mangrove yang kini hampir tak bersisa lagi.
Dari yang awalnya seluas 20 hektar, kini hutan mangrove-nya tinggal tersisa dua
hektar saja, atau merosot 90%. Tak ada lagi tempat bagi ikan untuk tumbuh dan
berkembang. Sebab keduanya adalah laut sebagai habitat ikan justru kini menjadi
racun bagi si ikan, bahkan jenis sekelas kerang hijau. Perlu diketahui, kerang hijau
adalah jenis hewan laut penyerap
polutan, seperti timbal (dengan
singkatan kimianya Pb). Jika jenis
sekelas kerang hijau saja sudah
tidak mampu bertahan, dapat
dibayangkan betapa beratnya
polusi yang terjadi.
Sekali lagi, cara pandang sungai
sebagai tempat pembuangan akhir
adalah penyebabnya. Dan rupa-
rupanya, banyak industri dan
rumah tangga yang menganut cara
pandang ini. Akhirnya, segala
PESISIR T E R S I S I R | 17
18 | P E S I S I R
sampah dan limbah pun mengalir melalui sungai dan menumpuk tak ada habisnya di
laut sebagai tempat bermuara.
Kekumuhan perkampungan adalah kesimpulan sekilas kedua yang dapat Anda ambil
TERSISIR
18 | P E S I S I R TERSISIR
Mulai Gerak Bersama
Masalah-masalah yang nampak bukanlah masalah kemarin sore yang baru disadari
oleh masyarakat pesisir. Justru
informasi lebih dalam mengenai
masalah-masalah yang ada
datangnya dari masyarakat sendiri
sebagai informan kunci. Artinya,
kita tidak perlu bersusah payah
memberitahu masyarakat tentang
masalah-masalah apa yang
menimpa mereka, karena
masyarakat sadar sesadar-
sadarnya mengingat merekalah
penerima dampak dari masalah
yang ada.
Jika kesadaran telah dimiliki oleh masyarakat, maka pertanyaannya adalah: mengapa
masalah-masalah tersebut didiamkan saja, berlarut-larut, dan seakan-akan tanpa
apapun dilakukan oleh masyarakat untuk memecahkannya? Padahal selain
masyarakat, tidak ada lagi yang lainnya sebagai penerima dampak negatif.
Jawaban dari pertanyaan itu hanyalah satu: belum terbangun pemikiran bersama
untuk aksi bersama. Kesadaran bersama akan masalah yang dihadapi mungkin telah
ada, tetapi hanyalah kesadaran semata tidak akan mengubah apapun. Karena itulah
perlu dilakukan sebuah proses untuk membangun pemikiran bersama (collective
thinking) antar warga masyarakat mengenai aksi bersama (collective action) untuk
mengatasi masalah-masalah yang ada.
Melalui pemikiran bersama, informasi pun akan tergali secara lebih lengkap sehingga
pilihan solusi yang sebelumnya tidak terlihat bisa menjadi terang dan jelas. Melalui
aksi bersama, warga tidak lagi berupaya sendiri-sendiri melainkan berkerjasama dan
saling mendukung satu sama lain. Dan kesadaran yang ada pun pada akhirnya dapat
menjelma menjadi perubahan yang nyata.
Proses yang dilakukan untuk
membangun pemikiran dan aksi
bersama itu adalah perencanaan
strategis (renstra) yang diawali
dengan kegiatan outbond. Secara
umum, renstra adalah proses
terencana untuk merumuskan masa
depan macam apa yang
dikehendaki, dan apa saja yang
harus dilakukan agar masa depan
yang dikehendaki itu bisa terwujud.
Sedangkan outbond adalah proses
untuk membangun kekompakan
PESISIR T E R S I S I R | 19
20 | P E S I S I R
dan kebersamaan melalui
permainan-permainan fisik dan
strategi di lapangan. Jangan salah
TERSISIR
20 | P E S I S I R TERSISIR
Ketersediaan Potensi
Proses Perencanaan Strategis (renstra) diawali dengan identifikasi sumber daya yang
dimiliki atau dapat diakses masyarakat pesisir Kamal Muara. Berikut ini adalah
uraiannya untuk tiap jenis sumber daya.
PESISIR T E R S I S I R | 21
22 | P E S I S I R
22 | P E S I S I R TERSISIR
NO. JENIS JUMLAH KONDISI LOKASI KETERANGAN
1. Nelayan Pancing 15 Punya alat pancing tapi tidak Tidak mampu
punya perahu
2. Nelayan bagan tancap 20 Bagang tergusur karena PT Kurang BBM
3. Nelayan sero 15 Berkurang ada limbah Rubuh karena ombak
4. Nelayan bubu 15 Mempunyai alat untuk Tidak ada alat gak bisa
menangkap ikan dari kawat nangkap
5. Nelayan jaring 20 Punya jaring tapi perahu Jaring rusak atau hilang
numpang
6. Nelayan ternak kerang ijo 40 Tidak semua memiliki Pendapatan menurun
7. Pengepul ikan 10 Tangkapan ikan
menurun
8. Pengepul kerang 5 Busuk
9. Penembak ikan (kakap, Banyak
beronang)
10. Nelayan bagang apung 4
11 Pengolah kerang ijo 9
12 Nelayan bagang tradisional 4
13 Pengasinan 6 RW 1 dan
4
14 Kuli angkut 30
15 Kucing lelang 15
16 Buruh ikan asin 8
17 Pemilik bagang 30
18 Kuli bagang 40
19 Pemilik sero 20
20 Kuli sero 50
Keterangan : bila pendapatan nelayan pancing berkurang, pindah ke nelayan bagan jadi tidak menetap begitu juga
sebaliknya
Modal Sosial
Secara sederhana, modal sosial
bisa diartikan sebagai organisasi-
organisasi atau kegiatan-kegiatan
bersama yang ada dan hidup di
tengah masyarakat. Organisasi
dan kegiatan bersama adalah
modal sosial karena dapat
menyatukan kekuatan yang
awalnya adalah kekuatan individu
menjadi kekuatan bersama.
Seringkali biasa diibaratkan
dengan lidi dan sapu lidi.
Organisasi yang bisa
dikategorikan sebagai modal sosial adalah organisasi yang berkegiatan demi
kepentingan umum, bukan segelintir golongan atau kelompok. Jika organisasi itu
hanya mengurusi kepentingan kelompok, organisasi itu tetaplah modal, tetapi
hanyalah modal bagi kelompok tersebut.
Dan ternyata, belum ada organisasi yang khusus menaungi masyarakat pesisir di
Kamal Muara. Ada berbagai organisasi dan kegiatan yang hidup di tengah
masyarakat, mulai dari kerja bakti hingga radio komunitas, tetapi tidak khusus
beranggotakan dan menangani permasalahan masyarakat pesisir. Tetapi tetap,
PESISIR T E R S I S I R | 23
24 | P E S I S I R
organisasi dan kegiatan yang ada di Kamal Muara memiliki keterkaitan dengan
masyarakat pesisir. Sebagai contoh adalah Komisi Perempuan Indonesia (KPI) yang
memiliki keterkaitan dengan masyarakat pesisir dalam bentuk pemberian pelatihan
TERSISIR
Infrastruktur
Terdapat beragam infrastruktur
yang ada di Kamal Muara yang
dapat mendukung kehidupan dan
kebutuhan masyarakat pesisir.
Sebagai contoh adalah
dibangunnya TPI di sana sehingga
Kamal Muara menjadi hidup
dengan aktivitas perdagangan
ikannya. Sayangnya, beroperasinya
satu infrastruktur ternyata dapat
juga menghambat penggunaan
infrastruktur lainnya. Sebagai
contoh adalah TPI tersebut.
Melubernya perdagangan ikan hingga ke jalan membuat jalan tidak lagi dapat
difungsikan sebagai sarana lalu lintas kendaraan, dan itu berlangsung mulai dari
tengah malam hingga paginya di setiap hari.
Kebanyakan infrastruktur yang ada dibangun melalui program pemerintah. Satu
infrastruktur terbaru yang dibangun adalah Balai Nelayan. Hanya, karena masih
barunya itu, Balai Nelayan masih belum difungsikan sesuai dengan namanya.
Selain infrastruktur buatan pemerintah, ada pula infrastruktur yang dibangun secara
swadaya. Contohnya adalah masjid yang ada di Kamal Muara. Hal ini menunjukkan
bahwa betapapun beratnya tekanan ekonomi yang didera masyarakat pesisir yang
24 | P E S I S I R TERSISIR
terpinggir, masih tersisa semangat berswadaya demi kualitas hidup bersama yang
lebih baik.
NO. JENIS JUMLAH KONDISI LOKASI KETERANGAN
1. TPI 1 Bagus Perbatasan RW 01 Layak pakai
dan RW 04
2 Tempat riset Dinas Peternakan, 1 Bagus RW 01 Layak pakai
perikanan dan Kelautan
3 Dermaga 1 Bagus Rw 4
5. Mesjid 3 Bagus RW 01 + RW 04 Layak pakai
6. Kantor kelurahan 1 Bagus RW 01
7. Kantor RW 3 Memprihatinkan RW 01-03 Renovasi
8. Balai nelayan 1
9. Pendopo 1
10. Pasar ikan 1
Kantor koperasi 1 Bagus Rw 4
Toko kelontong 2 Bagus r
Sumur boor 10
Akses Finansial
Yang dimaksud dengan akses finansial adalah sumber-sumber pembiayaan yang
dapat dimanfaatkan oleh masyarakat pesisir. Jenis-jenis profesi masyarakat pesisir,
seperti nelayan, adalah profesi yang memiliki karakteristik padat modal di awal. Sama
halnya seperti petani, di awal masa tanam yang ada hanyalah pengeluaran
sedangkan hasil baru dapat dinikmati pada masa panen. Dalam konteks nelayan,
kebutuhan modal di awal misalnya adalah bahan bakar dan kebutuhan rumah tangga
bagi keluarga yang ditinggalkan melaut, apalagi jarak melaut yang semakin jauh
menyebabkan keluarga bisa ditinggalkan berbulan-bulan lamanya.
Ada akses finansial yang disediakan oleh individu pribadi, ada yang disediakan
dengan berkoperasi, dan ada pula yang disediakan oleh korporasi/perusahaan
semacam BRI. Bunga besar yang ditetapkan oleh individu penyedia akses finansial,
seperti bank keliling, tidak menghalangi para nasabahnya untuk tetap meminjam uang
mengingat kebutuhan sehari-hari yang mesti dipenuhi.
NO. JENIS LOKASI PENERIMA SUMBER KETERANGAN
DANA
1. Komikas ( Koperasi RT 04 RW 08 Masyarakat Masyarakat Simpan pinjam berjalan
Mina Kamal Sejahtera)
2. KPI (Koperasi RT 03 RW 04 Masyarakat Masyarakat
Pelelangan Ikan)
3. Bank keliling Pribadi Masyarakat Berjalan dengan bunga besar
4. Inpres Desa tertinggal Kelurahan Pemerintah Masyarakat Tidak berjalan, sekarang diganti
(IDT) dengan PPMK
5. PPMK Kelurahan Pemerintah Masyarakat Setengah berjalan
6. KTNA (Kelompok Tani Pemerintah Masyarakat Masyarakat Setengah berjalan
Nelayan Andalan)
7. BRI BUMN Masyarakat Berjalan tapi lokasi di luar Kamal
80%
8 Tetangga atau teman Penghasilan setelah dijual maka
untuk menggantikan hutang tsb
9. Pengepul 5 Pribadi Masyarakat Penghasil ikan di jual ke pengepul
tersebut untuk menggantikan uang
yang dipinjam
10 Juragan kapal Pribadi masyarakat ABK (anak buah kapal)
PESISIR T E R S I S I R | 25
26 | P E S I S I R
TERSISIR
26 | P E S I S I R TERSISIR
Permasalahan yang
dihadapi
Keberadaan sumber daya dibarengi juga dengan beragam permasalahan yang
terjadi. Melalui proses identifikasi, maka diketahuilah berbagai permasalahan yang
dialami oleh masyarakat pesisir Kamal Muara. Berdasarkan kesamaannya, kumpulan
permasalahan tersebut dapat digolongkan menjadi enam isu besar meliputi:
PESISIR T E R S I S I R | 27
28 | P E S I S I R
Kurangnya Infrastruktur
Kecuali untuk daerah-daerah pariwisata, infrastruktur yang ada di wilayah pesisir rata-
TERSISIR
rata memang ada apa adanya. Apalagi jika lahan pesisir itu adalah lahan baru hasil
reklamasi yang dihuni oleh para warga tergusur, maka keberadaan dan keadaan
infrastruktur pun menjadi semakin tertinggal dibanding daerah lainnya.
Sebagaimana halnya yang dapat diamati di Kampung Baru Kamal Muara, yang
disebut dengan jalan kampung adalah tanah urukan limbah minyak yang dilapisi
dengan kulit kerang hijau. Tidak ada prasarana penampungan sampah sehingga
dimanapun sampah bisa dibuang sehingga memperparah kekumuhan. Akses
terhadap air bersih pun masih terbatas karena sumur bor yang ada kurang kapasitas
pelayanannya jika dibandingkan dengan kesemua pengguna yang membutuhkan.
Tetapi, masalahnya bukan hanya
ada pada minimnya infrastruktur.
Infrastruktur yang ada dan dalam
kondisi baik pun menjadi satu
permasalahan tersendiri karena
infrastruktur tersebut
dialihfungsikan. Pemerintah telah
menyediakan dengan sedemikian
baiknya jalan beraspal yang mulus
menuju ke Kamal Muara dan
berujung ke TPI Kamal Muara.
hanya, pada jam-jam tertentu jalan
yang mulus tersebut beralihfungsi
menjadi etalase bagi para pedagang menjajakan ikannya. fungsi jalan sebagai
prasarana transportasi pun terhenti pada jam-jam tersebut dan berlangsung pada
setiap harinya.
28 | P E S I S I R TERSISIR
pekerjaan sebagai nelayan ini dilakukan bukan untuk meningkatkan taraf hidup, tetapi
hanya untuk mempertahankan keberlangsungan hidup.
Satu cerita cukup berbeda dari nelayan Kamal Muara adalah pembudidayaan kerang
hijau. Karakteristik pesisir Kamal Muara yang sesuai sebagai lokasi pembudidayaan
kerang hijau menyebabkan taraf ekonomi masyarakat pesisir sempat terangkat dengan
aktivitas budidaya ini. Hasil seadanya dari menangkap ikan dapat terbantu dengan
hasil membudidayakan kerang hijau. Tetapi, semenjak digusurnya lahan budidaya
masyarakat untuk kepentingan lalu lintas kapal dan limbah yang semakin kerap
berkunjung menyebabkan hasil berbudidaya kurang dapat lagi untuk membantu
penghasilan. Maka semakin terhimpitlah ekonomi nelayan.
PESISIR T E R S I S I R | 29
30 | P E S I S I R
keseharian dan kehidupan, masalah-masalah yang kemudian berkembang menjadi
semakin berlarut-larut dan rumit.
30 | P E S I S I R TERSISIR
Mulai menata
Berbekal sumber daya yang dimiliki
dan melihat pada permasalahan
yang dihadapi maka dimulailah
penataan masa depan Kamal
Muara. Penataan masa depan ini
diawali dengan merumuskan visi.
Visi adalah kondisi ideal yang
dicita-citakan. Pernyataan visi
memang akan terdengar muluk,
karena cita-cita memang harus
digantungkan setinggi mungkin.
Melalui pernyataan visi ini, maka
menjadi ada acuan bagi
masyarakat untuk menyatukan
geraknya menuju satu tujuan. Seringkali menjadi tidak penting mengenai visi dapat
tercapai atau tidak karena visi lebih berperan sebagai pemandu langkah sehingga
apapun yang dilakukan oleh masyarakat pesisir hasilnya selalu semakin
mendekatkannya pada satu titik tujuan akhir. Meskipun pada akhirnya titik itu sendiri
tidak akan pernah tercapai, tetapi selalu menjadi semakin dekat. Itulah visi.
Setelah visi dirumuskan, maka selanjutnya adalah perumusan misi. Pernyataan misi
adalah pernyataan yang memberikan gambaran umum mengenai cara yang ditempuh
untuk mencapai visi yang telah ditetapkan. Kondisi ideal yang tersurat di dalam
pernyataan visi itu tentu tidak akan terjadi dengan sendirinya turun dari langit,
melainkan perlu diperjuangkan pencapaiannya. Pernyataan misi memberikan
gambaran umum mengenai jalur perjuangan yang diambil dalam upaya mewujudkan
visi.
Jika pernyataan misi adalah penggambaran secara umum, maka penggambaran
secara umum tersebut diperinci kembali dalam susunan rencana aksi sehingga
didapatkan panduan yang lebih jelas lagi bagi masyarakat untuk beraksi bersama.
Sebagai satu keterkaitan, maka susunan rencana aksi ini menginduk pada pernyataan
misi sebagaimana pernyataan misi menginduk pada pernyataan visi. Melalui
keterkaitan ini, maka setiap aksi kecil yang dilakukan berdasarkan rencana aksi yang
telah disusun akan menyumbangkan kontribusinya dalam bentuk semakin dekatnya
masyarakat pesisir Kamal Muara pada kondisi ideal yang dicita-citakan.
PESISIR T E R S I S I R | 31
32 | P E S I S I R
Berikut ini adalah uraian mengenai kondisi ideal yang dicita-citakan oleh masyarakat
pesisir Kamal Muara dan langkah-langkah untuk mencapainya:
Pernyataan Visi
TERSISIR
Pernyataan visi yang dirumuskan oleh masyarakat pesisir Kamal Muara adalah:
”Masyarakat pesisir Kamal Muara yang peduli lingkungan, aman, dan sejahtera”.
Kondisi semacam inilah yang diidealkan dan dicita-citakan oleh masyarakat pesisir.
Terdapat empat kata/kelompok kata kunci yang terdapat dalam pernyataan tersebut
yang arti dari masing-masingnya adalah sebagai berikut:
(i) Masyarakat pesisir Kamal Muara. Kamal Muara tidak hanya terdiri atas
wilayah pesisir saja tetapi juga terdapat wilayah industrinya.. Dari empat
RW yang ada hanya RW 01 dan RW 04 yang merupakan wilayah pesisir
dan dihuni oleh masyarakat pesisir dengan karakter aktivitas ekonominya
yang bergantung pada sumber daya alam. Dalam pernyataan visi ini jelas
tersurat bahwa kondisi yang diidealkan adalah kondisi khusus bagi wilayah
dan masyarakat pesisir mengingat visi ini dibangun dari, oleh, dan untuk
masyarakat pesisir
(ii) Peduli lingkungan. Dengan karakter aktivitas ekonomi yang berbasis
sumber daya alam, maka keselarasan dan keberimbangan antara aktivitas
ekonomi dengan pelestarian sumber daya lam menjadi mutlak artinya.
Tanpa keselarasan dan keberimbangan, maka penghidupan masyarakat
pesisir akan terganggu mengingat ketergantungannya terhadap sumber
daya alam. ”Peduli lingkungan” ini dimaksudkan sehingga masyarakat
pesisir dapat berperilaku dan menjaga keselarasan dan keberimbangan
tersebut.
(iii) Aman. Masyarakat pesisir umumnya selalu berada di pihak yang lemah,
lemah dalam arti tidak memiliki akses dan kontrol terhadap proses-proses
pengambilan keputusan, utamanya proses pengambilan keputusan
mengenai kebijakan-kebijakan yang mempengaruhi hidup dan
penghidupan masyarakat pesisir. Pihak yang lemah di sini juga berarti
ketiadaan akses dan kontrol masyarakat pesisir terhadap pemanfaaatan
sumber daya.
Ketiadaan akses dan kontrol itu menyebabkan masyarakat pesisir berada
dalam kondisi penuh ketidakpastian. Sebagai contoh adalah
ketidakjelasan status lahan yang didiami hingga saat ini dan reklamasi
pantai yang begitu mengganggu mata pencaharian. Kondisi
ketidakpastian ini menyebabkan rasa tidak aman (insecure). ”Aman” yang
dimaksudkan di dalam visi ini adalah agar dalam tingkatan tertentu
masyarakat pesisir dapat memiliki akses dan kontrol terhadap sumber daya
dan proses-proses pengambilan keputusan sehingga ketidakpastian dapat
dikurangi.
(iv) Sejahtera. ”Sejahtera” di dalam pernyataan visi ini terkait dengan
kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan. Tentunya yang
32 | P E S I S I R TERSISIR
dimaksud dengan keluarga adalah unit keluarga dalam masyarakat
pesisir. Meminjam definisi kesejahteraan versi BKKBN, sejahtera adalah
kemampuan untuk memenuhi beragam kebutuhan meliputi (i) kebutuhan
dasar minimum seperti sandang, pangan, papan, dan kesehatan, (ii)
kebutuhan sosial psikologis seperti pendidikan, (iii) kebutuhan
pengembangan seperti kemampuan untuk menabung dan berekreasi, dan
(v) secara teratur ikut menyumbang dalam kegiatan sosial dan aktif pula
mengikuti gerakan semacam itu dalam masyarakat.
Perlu diperhatikan bahwa peduli lingkungan, aman, dan sejahtera adalah satu
kesatuan kondisi ideal yang dicita-citakan. Jika peduli lingkungan adalah aspek
ekologis, aman adalah aspek sosial, dan sejahtera adalah aspek ekonomi, maka
ketiga aspek tersebut adalah satu kesatuaan bagi terwujudnya pembangunan
berkelanjutan. Inilah kondisi yang diidealkan dan berusaha diwujudkan. Matrik
lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2
Pernyataan Misi
Mengacu pada visi tersebut, maka perlu dirumuskan misi-misi yang menyentuh aspek
ekologis, sosial, dan ekonomi. Misi-misi itu juga harus dapat menyentuh enam
permasalahan utama yang ada di wilayah pesisir Kamal Muara sebagaiamana telah
diuraikan sebelumnya. Maka didapatkanlah enam pernyataan misi yaitu:
Misi 1. Membentuk kelembagaan yang mengurusi pesisir;
Misi 2. Meningkatkan perekonomian nelayan;
Misi 3. Memperbaiki kondisi lingkungan dan mengembangkan wisata pesisir;
Misi 4. Meningkatan akses pendidikan untuk semua masyarakat;
Misi 5. Mendapatkan kejelasan kepastian lahan pemukiman;
Misi 6. Mendorong terbangunnya infrastruktur yang diperlukan;
Rencana Aksi
Setiap misi lantas diperinci kembali menjadi beberapa rencana aksi sehingga
mempermudah masyarakat pesisir dalam menyatukan gerak. Berikut ini adalah
rumusan rencana aksi untuk setiap misi:
PESISIR T E R S I S I R | 33
34 | P E S I S I R
2. Penguatan kelembagaan. Lembaga yang terbentuk biasanya terjebak hanya
pada sebuah nama tanpa memiliki kelengkapan sebagai sebuah lembaga
sehingga diperlukan rumusan yang jelas tentang program ke depannya serta
TERSISIR
34 | P E S I S I R TERSISIR
b. Mendorong adanya kelembagaan pengelolaan sampah. Tempat
pembuangan sampah yang tidak ada membuat masyarakat
membuang sampah sembarangan, akibatnya laut dan lingkungan
menjadi kotor dan bau. Hal itu terjadi karena tidak adanya lembaga
pengelola sampah yang bertanggung jawab.
2. Mengembangkan Wisata Pesisir
a. Mendorong pemerintah untuk melakukan pelatihan budidaya bakau.
Seringkali program penanaman bakau menjadi gagal salah satunya
dikarenakan pengetahuan mengenai pembudidayaan bakau sendiri
masih sangatlah kurang di kalangan masyarakat, padahal masyarakat
setempat sendirilah yang diharapkan dapat menjaga keberlanjutan
dari pohon bakau yang ditanama. Oleh sebab itu dibutuhkan
pelatihan terlebih dahulu sehingga pengetahuan mengenai
pembudidayaan dan pemeliharaan bakau dapat dikuasai oleh
masyarakat pesisir.
b. Mendorong adanya tempat taman rekreasi pesisir. Lahan-lahan yang
mempunyai fungsi sebagai ekosistem laut seperti hutan mangrove tidak
boleh ditebangi, penanaman pohon pada lahan-lahan yang kosong
dan di bantaran sungai sebagai pelindung pesisir sehingga wilayah
pesisir Kamal Muara juga memiliki nilai keindahan.
PESISIR T E R S I S I R | 35
36 | P E S I S I R
5. Diadakannya program kejar paket A, B, dan C. Dengan adanya program ini,
diharapkan bisa menyelesaikan masalah ketertinggalan dalam bidang
pendidikan di masyarakat pesisir Kamal Muara.
TERSISIR
36 | P E S I S I R TERSISIR
Program Prioritas
Dengan tersusunnya visi hingga rencana aksi, maka mulai dari mimpi besar hingga
kegiatan detil sudah tersedia secara lengkap sebagai acuan bagi masyarakat pesisir
untuk mulai bergerak bersama. Hanya saja, gerak bersama itu senantiasa diliputi oleh
keterbatasan sumber daya pendukung. Oleh karena itu, perlu dipilah aksi-aksi mana
yang menjadi prioritas pertama untuk dilakukan hingga aksi-aksi yang menjadi
prioritas terakhir. Melalui pemilahan berdasarkan skala prioritas tersebut, maka
sumber daya yang terbatas dapat dialokasikan secara terfokus hingga apa yang
awalnya tidak mungkin dikerjakan, maka dengan pemusatan sumber daya dapat
menjadi mungkin.
Penentuan prioritas pun didasarkan atas empat kriteria meliputi (i) biaya yang
dibutuhkan, (ii) manfaat yang dihasilkan, (iii) tingkat kesulitan dalam pengerjaan, dan
(iv) waktu yang dibutuhkan dalam pengerjaan. Semakin murah biaya yang dibutuhkan,
semakin besar manfaat yang dihasilkan, semakin rendah tingkat kesulitannya, dan
semakin cepat waktu pengerjaannnya, maka program semacam itu akan semakin
didahulukan prioritas pengerjaannnya. Demikian pula sebaliknya, jika biaya yang
dibutuhkan semakin mahal, manfaat yang dihasilkan semakin kecil, tingkat kesulitan
semakin tinggi, dan waktu pengerjaan yang semakin lama menyebabkan program
semacam itu dijadikan program yang diprioritaskan terakhir pengerjaannya.
Melalui keempat kriteria tersebut, maka urutan prioritas dari program masyarakat
pesisir Kamal Muara adalah sebagai berikut. Matrik lengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran 3:
PESISIR T E R S I S I R | 37
38 | P E S I S I R
Prioritas 3. Meningkatkan
perekonomian
Prioritas meningkatkan ekonomi msyarakat pesisir berada di urutan ketiga, karena dari
TERSISIR
segi waktu yang dibutuhkan sedang, biaya yang mahal dan pengerjaannya yang sulit.
Tetapi manfaat yang dirasakan akan sangat besar bagi masyarakat.
Para Inisiator
Tentu semua orang berkehendak agar hasil perencanaan strategis masyarakat pesisir
ini tidak berhenti hanya di dokumen dalam bentuk buku dan film semata , tetapi
benar-benar dapat berbuah dan dipetik manfaatnya pada kehidupan nyata
masyarakat pesisir. Oleh karena itu diperlukan orang-orang yang berperan sebagai
inisiator yang menggerakkan sekaligus bertanggungjawab terhadap pelaksanaan
program yang telah disusun dengan segala kesusahpayahan ini. Para inisiator inilah
yang menjaga keberlanjutan dari proses perencanaan. Berikut ini adalah nama-nama
para inisiator yang telah bersedia dan disepakati oleh peserta perencanaan untuk
mengemban amanat ini:
ISU STRATEGIS NAMA
1. Lingkungan hidup dan potensi wisata Ali, Yunus
2. Pendidikan Hayati, Sahide, Ida
3. Kepastian lahan Datuk S, Saudi
4. Infrastruktur Abdul Fatah, Ilham
5. Perekonomian Ritna, Ratna, Samsul
6. Kelembagaan Safrudin, Suhaeni
7. Pendokumentasian (Film, buku,dan foto) Solihin, Agus, Fitri, Riki, Budi
38 | P E S I S I R TERSISIR
Perubahan Setelah
Perencanaan
Terbentuknya Organisasi KUSIR
Berselang satu minggu setelah perencanaan, melalui
serangkaian pertemuan yang digagas oleh para peserta
perencanaan sebelumnya, dibentuklah satu organisasi
bernama Komunitas Ujung Pesisir, disingkat KUSIR. Hal ini
sesuai dengan prioritas program yang telah ditetapkan
dimana pembentukan kelembagaan adalah program yang
menjadi prioritas pertama bersama dengan pendidikan.
Hadirnya KUSIR menjadi satu jawaban atas permasalahan
tidak adanya lembaga yang khusus mengurusi masyarakat dan wilayah pesisir. Agar
organisasi baru ini tidak hanya sekedar mengibarkan nama kemudian menghilang
begitu saja, maka dilakukanlah proses penguatan kelembagaan bagi KUSIR.
Proses penguatan kelembagaan ini menghasilkan identitas organisasi, mandat
organisasi, nilai-nilai yang dianut, strategi untuk menangani isu pesisir, rencana aksi,
struktur organisasi dan identifikasi pihak terkait (stakeholders). Diharapkan melalui
proses penguatan ini maka organisasi KUSIR benar-benar dapat menyatukan
pemikiran bersama bagi gerak bersama dari, oleh, dan untuk masyarakat pesisir.
Sebagaimana dirumuskan pada saat penguatan kelembagaan baru ini, KUSIR
didefinisikan sebagai organisasi independen masyarakat pesisir Kamal Muara yang
melakukan perbaikan wilayah di segala bidang untuk mencapai Kamal Muara yang
lebih baik lagi. Sedangkan salah satu keunikan KUSIR adalah menjadi satu-satunya
organisasi di Kamal Muara yang mengkhususkan diri pada pembangunan masyarakat
dan wilayah pesisir.
Rumusan lainnya mengenai keunikan KUSIR adalah terbentuk tanpa adanya anggaran
khusus. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat pesisir tidak selamanya berada pada
pihak yang menengadahkaan tangan tetapi juga dapat menjadi pihak yang mampu
menggalang keswadayaan.
Selengkapnya mengenai rencana aksi KUSIR dapat dilihat pada Lampiran ?????.
PESISIR T E R S I S I R | 39
40 | P E S I S I R
masyarakat juga menjadi prioritas pertama. Salah satu aksi yang dirumuskan untuk
meningkatkan akses pendidikan ini adalah mendorong adanya taman bacaan. Taman
Bacaan itu kini telah terwujud dan menjadi bagian dari kegiatan KUSIR.
Meskipun masih banyak keterbatasan dari sisi koleksi buku dan prasarana penunjang,
tetapi tersedianya Taman Bacaan ini adalah wujud nyata dari kerja bersama
masyarakat pesisir. Buku-buku yang kini dikoleksi digalang pengumpulannya dan
berasal dari masyarakat pesisir sendiri.
40 | P E S I S I R TERSISIR
Penutup
Perencanaan seringkali berhenti pada dokumen semata. Perencanaan juga seringkali
dipahami hanya sebatas ritual yang harus dilalui sebelum memulai kerja nyata.
Padahal semestinya dipahami bahwa perencanaan dan kerja nyata adalah dua sisi
yang berbeda pada uang logam yang sama. Apa yang dikerjakan haruslah
direncanakan, dan apa yang direncanakan haruslah dikerjakan.
Inilah yang diharapkan dari proses perencanaan strategis masyarakat pesisir Kamal
Muara. Berbekal informasi dan pengetahuan akan situasi setempat, maka masyarakat
pesisir memulai untuk mencoba merencanakan dan menata masa depannya.
Beberapa hasil sudah terwujudkan berdasarkan perencanaan tersebut. Adanya
kelembagaan masyarakat pesisir, adanya Taman Bacaan, dan mulai diinisiasinya
koperasi simpan pinjam adalah hasil-hasil itu. Masih banyak rencana aksi yang belum
dilakukan, tetapi hasil di awal ini dapat menjadi semacam kemenangan kecil untuk
memotivasi masyarakat berkarya lebih besar lagi.
Sekali lagi, buku kecil ini dimaksudkan sebagai pengingat bahwa masyarakat pesisir
memiliki mimpi besar yang dicita-citakan dan memiliki agenda untuk mewujudkannya.
Semoga buku kecil ini benar dapat menjaga keberlanjutan dari proses yang telah
diinisiasi sebelumnya dengan segala korbanan dan jerih payah.
Buku kecil ini juga dimaksudkan bagi pihak di luar masyarakat pesisir Kamal Muara
yang mempunyai mimpi serupa dan sumber daya untuk bekerja bersama mewujudkan
mimpi tersebut. Semoga buku kecil ini benar dapat mengenalkan lebih dekat tentang
Kamal Muara dan menginisiasi kerja bersama antara para pihak dengan masyarakat
pesisir.
Sekian.
PESISIR T E R S I S I R | 41
42 | P E S I S I R
TERSISIR
Lampiran
Lampiran 1 . Sejarah Pesisir Kamal Muara
Keterangan 1965 1970 1972 1975 1978 1980 1989 1990 2000 2004 2005 2006 2007
Administrasi Masuk tegal Masuk tegal alur, Jakarta Kelurahan sendiri (Kamal Bertambah menjadi 3 Rw 4 Rw
alur, Jakarta barat dan 2 Rw, 6 Rt Muara) dan masuk Jakarta
barat dan utara
satu Rw
Hutan mangrove Mangrove masih baik Mulai berkurang Mulai habis Menjadi Habis tinggal sedikit untuk perumahan dan industri
masih empang
banyak
Laut Laut masih sangat bagus Bagus Kurang bagus Mulai Tercemar Semakin tercemar
tercemar
Ikan Banyak ikan , ikan teri Ikan masih banyak Ikan berkurang Ikan susah didapat dan banyak yang hilang
sampai di pesisir
Sungai Sungai Masih bisa digunakan untuk MCK Mulai Mulai Semakin tercemar dan dangkal Dangkal
bersih, tawar dangkal dangkal dan
bisa tempat untuk
digunakan pembuangan
untuk MCK kotoran
Pendatang Haji latif dari Bertambah Bertambah Mulai Banyak
Sulawesi dan dari bone, berdatangan
mengenalkan wajo,
bagan palopo
Keterangan 1965 1970 1972 1975 1978 1980 1989 1990 2000 2004 2005 2006 2007
Penduduk Penduduk Bertambah Bertambah, Bertambah, Penggusuran Semakin banyak Dari berbagai suku
sedikit, abrasi dan mulai Kampung
rumah banjir Siwa di
jarang, bugis bantaran
dan betawi sungai
dipindah ke
tepi pantai
atau rawa2,
menjadi
kampung
baru
Nelayan Mencari ikan cukup di pesisir dan menggunakan kapal tradisional yang Semakin susah mencari ikan Nelayan susah Kerang Ikan
menggunakan mesin tempel ditepi pantai, mulai ke mencari ikan hijau susah
tengah digusur didapat
dan
kerang
semakin
sulit
untuk
Status Belum jelas Kepemilikan Tidak jelas
lahan batas
sampai
gang rojali
Bangunan Dermaga tradisional Dermaga Dermaga tadisional Balai riset, Tempat Smp Gor Balai
tradisional PT Olimpic pelelangan 120 dibangun nelayan
SD mulai dan tesco dibangun dibangun
dibangun
tahun 1976
Pabrik Tidak ada pabrik Mulai ada Bertambah
Sampah Jarang Sedikit Mulai Banyak Semakin banyak dan menyebar kemana-mana
banyak
PESISIR
T E R S I S I R | 43
44 | P E S I S I R
TERSISIR
taman baca
Bekerjasama dengan sekolah-sekolah
5 Mendapatkan Pendataan lahan Sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya Dinas Peternakan, Perikanan dan Menghubungkan dengan
kejelasan kepastian pendataan lahan Kelautan Jakarta Badan Pertanahan
lahan pemukiman Mendata mata pencaharian dan status lahan yang Nasional dan Bappeda
T E R S I S I R | 45
PROGRAM TANGGUNGJAWAB
NO MISI TINDAKAN MITRA KERJA
PRIORITAS MITRA
6 Mendorong Perbaikan Mendokumentasikan kondisi-kondisi jalan-jalan yang Kelurahan Pak Wawan
terbangunnya pembangunan jalan perlu diperbaiki Dinas Pekerjaan Umum menghubungkan ke Dinas
infrastruktur yang RW 04 swadaya Mengadakan rapat bersama masyarakat untuk Pak Wawan Pekerjaan Umum
diperlukan membahas langkah yang akan ditempuh
Membuat dan mengajukan proposal kepada Dinas
Pekerjaan Umum (DPU) dengan sepengetahuan Lurah