Anda di halaman 1dari 7

\\\INTISARI Telah dilakukan perancangan dan realisasi monitoring suhu ruangan berbasis interfacing komputer dengan mikrokontroler Atmega8535.

Alat ini dapat dimanfaatkan untuk memantau suhu suatu ruangan ataupun dapat dimanfaatkan pada bidang industri. Sistem ini terdiri atas perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat keras terdiri atas sebuah sensor suhu berupa LM35 yang menghasilkan keluaran data analog kemudian oleh ADC data internal akan diubah menjadi data digital sebagai masukan data ke mikrokontroler Atmega8535. Data akan dikirimkan secara serial dan akan ditampilkan perubahan suhu ruangan di komputer. Seluruh proses komunikasi data ditangani oleh perangkat lunak pada mikrokontroller dan komputer. Perangkat lunak dalam mikrokontroller menggunakan bahasa C dan untuk komputer menggunakan bahasa Visual Basic 6.0 sebagai kontrol visual dan monitoring suhu ruangan. Sistem monitoring suhu ruangan akan terealisasi dan dapat memantau suhu ruangan serta mentransmisikan data perubahan suhu ruangan hingga dapat ditampilkan melalui komputer.

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan teknologi telah mendorong manusia untuk berusaha mengatasi segala permasalahan yang timbul di sekitarnya. Salah satunya teknologi komputer yang tidak hanya berperan dalam satu bidang saja, melainkan disegala bidang kehidupan manusia. Banyak hal yang mungkin saat ini untuk menyelesaikan permasalahan manusia membutuhkan biaya, waktu, tenaga yang cukup besar penyelesaiannya. Tetapi dengan adanya kemajuan teknologi komputer, halhal tersebut dapat ditekan seminimal mungkin. Sistem Instrumentasi yang berbentuk akuisisi data telah dipergunakan secara luas dalam kegiatan perindustrian, karena merupakan bagian dari proses kontrol. Pengukuran besaran fisis adalah salah satu langkah dalam akuisisi data. Temperatur merupakan salah satu besaran fisis yang sering dipakai dalam suatu sistem kontrol baik hanya untuk sistem monitoring saja atau untuk proses pengendalian lebih lanjut. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, maka kami membuat sebuah alat pendeteksi suhu yang dapat di kontrol oleh sebuah mikrokontroler. Dengan menampilkan suatu hasil pengukuran secara digital, pemantauan terhadap proses dapat dilakukan dengan lebih mudah. 1.2 Tujuan Merealisasikan alat monitoring ruangan dengan menggunakkan sensor suhu LM 35 dan juga bagaimana cara menampilkan data monitoring suhu ruangan dengan menggunakan Visual Basic 6.0. 1.3 Metode 1. Studi literatur Mencari dan mengumpulkan referensi serta dasar teori yang diambil dari berbagai buku penunjang untuk mendukung pembuatan program. 2. Perancangan Software Metode ini dimaksudkan untuk menentukan desain program yang akan dibuat. 3. Pembuatan Software Merupakan inti pekerjaan yakni melakukan penulisan source code agar software yang dibuat bisa berjalan seperti yang dikehendaki. 4. Penyusunan laporan dan kesimpulan Merupakan tahap terakhir dimana nanti semua kegiatan yang telah dilakukan mulai dari awal sampai selesainya pembuatan program dan akan dibuat laporan serta kesimpulannya.

1.4 Manfaat Pembuatan program Monitoring Suhu Ruangan menggunakkan Mikrokontroller Atmega8535 dan Visual Basic 6.0 dapat dimanfaatkan untuk : 1. Pemantauan sistem kendali suhu ruangan dalam industri untuk alat pengaman ruangan. 2. Sistem pengendalian dan pengaturan suhu ruangan untuk pendingin ruangan. 3. Pemanfaatan sistem monitoring suhu ruangan dalam rumah tangga.

2. DASAR TEORI Sensor Suhu LM35 Sensor suhu LM35 merupakan komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah besaran fisis yang berupa suhu menjadi besaran elektris tegangan. Sensor suhu LM35 memiliki parameter bahwa setiap kenaikan 1C tegangan keluarannya naik sebesar 10mV dengan batas maksimal keluaran sensor adalah 1,5 V pada suhu 150C. Misalnya pada perancangan menggunakan sensor suhu LM35 kita tentukan keluaran adc mencapai full scale pada saat suhu 100C, sehingga saat suhu 100C tegangan keluaran transduser (10mV/C x 100C) = 1V. Bentuk Fisik sensor Suhu LM35

Meskipun tegangan sensor suhu LM35 ini dapat mencapai 30 volt akan tetapi yang diberikan kesensor adalah sebesar 5 volt, sehingga dapat digunakan dengan catu daya tunggal dengan ketentuan bahwa LM35 hanya membutuhkan arus sebesar 60 A hal ini berarti LM35 mempunyai kemampuan menghasilkan panas (self-heating) dari sensor yang dapat menyebabkan kesalahan pembacaan yang rendah yaitu kurang dari 0,5 C pada suhu 25 C . Berikut ini adalah karakteristik dari sensor suhu LM35.
y y y y y y y y

Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan suhu 10 mVolt/C, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius. Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5C pada suhu 25 C seperti terlihat pada gambar 2.2. Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 C sampai +150 C. Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt. Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 A. Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1 C pada udara diam. Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA. Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar C.

Sensor suhu LM35 berfungsi untuk mengubah besaran fisis yang berupa suhu menjadi besaran elektris tegangan. Sensor ini memiliki parameter bahwa setiap kenaikan 1C tegangan keluarannya naik sebesar 10mV dengan batas maksimal keluaran sensor adalah 1,5 V pada suhu 150C. Pada perancangan kita tentukan keluaran adc mencapai full scale pada saat suhu 100C, sehingga saat suhu 100C tegangan keluaran transduser (10mV/C x 100C) = 1V. Dari pengukuran secara langsung saat suhu ruang, keluaran LM35 adalah 0.3V (300mV ). Tegangan ini diolah dengan menggunakan rangkaian pengkondisi sinyal agar sesuai dengan tahapan masukan ADC.

Mikrokontroler ATMEGA8535 AVR termasuk kedalam jenis mikrokontroler RISC (Reduced Instruction Set Computing) 8 bit. Berbeda dengan mikrokontroler keluarga MCS-51 yang berteknologi CISC (Complex Instruction Set Computing). Pada mikrokontroler dengan teknologi RISC semua instruksi dikemas dalam kode 16 bit (16 bits words) dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 clock, sedangkan pada teknologi CISC seperti yang diterapkan pada mikrokontroler MCS-51, untuk menjalankan sebuah instruksi dibutuhkan waktu sebanyak 12 siklus clock. AVR atau sebuah kependekan dari Alf and Vegards Risc Processor merupakan chip mikrokontroler yang diproduksi oleh Atmel, yang secara umum dapat dikelompokkan ke dalam 4 kelas : * ATtiny * ATMega * AT90Sxx * AT86RFxx Perbedaan yang terdapat pada masing-masing kelas adalah kapasitas memori, peripheral, dan fungsinya. Dalam hal arsitektur maupun instruksinya, hampir idak ada perbedaan sama sekali. Dalam hal ini ATMEGA8535 dapat beroperasi pada kecepatan maksimal 16MHz serta memiliki 6 pilihan mode sleep untuk menghemat penggunaan daya listrik. Arsitektur ATMEGA8535

(gambar arsitektur ATMEGA8535) Secara garis besar, arsitektur mikrokontroler ATMEGA8535 terdiri dari : * 32 saluran I/O (Port A, Port B, Port C, dan Port D) * 10 bit 8 Channel ADC (Analog to Digital Converter) * 4 channel PWM * 6 Sleep Modes : Idle, ADC Noise Reduction, Power-save, Power-down, Standby and Extended Standby * 3 buah timer/counter * Analog comparator * Watchdog timer dengan osilator internal * 512 byte SRAM * 512 byte EEPROM * 8 kb Flash memory dengan kemampuan Read While Write * Unit interupsi (internal & eksternal) * Port antarmuka SPI8535 memory map * Port USART untuk komunikasi serial dengan kecepatan maksimal 2,5Mbps * 4.5 sampai 5.5V operation, 0 sampai 16MHz Konfigurasi pin ATMEGA8535

(gambar IC plus pin-pinnya) * VCC = pin masukan catu daya * GND = pin ground * Port A (PA0 PA7) = pin I/O (bidirectional), pin ADC * Port B (PB0 PB7) = pin I/O (bidirectional), pin timer/counter, analog comparator, SPI * Port C (PC0 PC7) = pin I/O (bidirectional), TWI, analog comparator, Timer Oscilator * Port D (PD0 PD7) = pin I/O (bidirectional), analog comparator, interupsi eksternal, USART * RESET = pin untuk me-reset mikrokontroler * XTAL1 & XTAL2 = pin untuk clock eksternal

* AVCC = pin input tegangan ADC * AREF = pin input tegangan referensi ADC 2.5 LCD (Liquid Crystal Display) LCD merupakan perangkat display yang paling umum dipasangkan di mikrokontroller, mengingat ukurannya yang kecil dan kemampuannya menampilkan karakter atau grafik yang lebih baik dibandingkan display 7 segmen atau alphanumeric. Pada pengembangan sistem embedded, LCD mutlak diperlukan sebagai sumber pemberi informasi utama, misalnya alat pengukur kadar gula darah, penampil jam, penampil counter putaran motor industri dan lainnya.
3. PERANCANGAN ALAT PENGONTROL SUHU RUANGAN BERBASIS ATMEGA8535

Konsep dasar dari tugas ini adalah merancang dan membuat alat untuk mengetahui suhu di suatu ruangan (plant) dengan memanfaatkan LCD sebagai media penampil. Bagian-bagian utamanya dapat dikelompokkan menjadi; sensor LM35, kipas pendingin, bohlam pemanas, mikrokontroler ATMEGA8535 dan penampil (LCD 16x2). Perancangan sistem dapat digolongkan menjadi perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat lunak. 3.1 Perancangan Perangkat Keras Diagram blok sistem akuisisi suhu, sensor suhu LM35 mengirim data kemudian data ini diolah oleh mikrokontroler dan menentukan ke kecepatan putaran motor atau pun tingkat panas yang dihasilakan oleh bohlam, kemudian ditampilkan ke LCD.

Sensor LM35

Atmega853

Driver Motor Driver Bohlam

Kipas Lampu

LCD 16x2

3.1.1 Sensor LM35 IC sensor suhu berfungsi untuk mengubah suhu menjadi besaran listrik yaitu tegangan. LM35 mempunyai hubungan antara teganngan dengan suhu yang terukur linier. Tegangan output LM35 akan mengalami kenaikkan sebesar 10mV setiap kenaikan suhu sebesar 10C. 3.1.2 Mikrokontroler ATmega8535 Gambar 8 Alokasi port pada mikrokontroler ATMega8535 Sinyal masukan dari sensor suhu LM35 berupa tegangan analog dihubungkan dengan mikrokontroler ATMega8535. Pengubahan data analog menjadi data digital dilakukan ADC internal ATMega8535, yaitu dengan port A yang difungsikan sebagai ADC. sensor LM35 dihubungkan dengan port A.0 sebagai ADC_0,

Mikrokontroler Atmega8535

LM35

KIPAS BOHLAM LCD 16x2

3.1.3 Antarmuka LCD dan Mikrokontroler Untuk dapat menampilkan data karakter ke LCD maka koneksi mikrokontroler dan LCD dapat dijelaskan sebagai berikut. Data masukan untuk penampil LCD diberikan melalui Port C yaitu PC.4-PC.7 dihubungkan dengan DB 4-DB 7 pada LCD, sedangkan untuk mengontrol LCD kaki RS dan E pada LCD dihubungkan dengan Port C.0 dan Port C.3 pada mikrokontroller.

3.2 Perancangan Perangkat Lunak 3.2.1Perancangan Program Utama


Mulai

Inisialisasi Awal

Baca data dari

Display LCD

Kalibrasi Suhu

Suhu > setpoint

KIPAS ++ BOHLAMP --

Suhu < setpoint

KIPAS -BOHLAMP

Selesai

Secara garis besar prosesnya dimulai dengan mengisialisasi variabel-variabel dalam mikrokontroler. Setelah proses inisialisasi kemudian dilakukan proses akuisisi data dari sensor suhu LM35, mulai dari pengambilan dta dari ADC sampai proses penghitungannya. untuk data sensor LM35 diambil dari ADC 0. Setelah data diambil kemudian diproses kalibrasi suhu untuk kemudian ditampilkan ke display sebagai data yang sebenarnya dan juga set point untuk menentukan suhu yang harus di capai.

4. PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Pengujian sensor suhu

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah akuisisi dat untuk suhu sudah bekerja seperti yang diinginkan. Pengujian ini dilakukan dengan cara menempatkan sensor LM35 dan termometer dalam plant suhu yang sama kemudian membandingkan antara suhu penunjukan yang tertampil pada LCD terhadap penunjukan suhu pada termometer.

Hasil percobaan menunjukkan bahwa sistem akuisisi data suhu memiliki error rata-rata sebesar 0,175C, nilai ini didapat dengan menjumlahkan semua nilai error dari setiap pengujian dibagi jumlah pengujian. 5. PENUTUP 5.1 Saran Untuk memaksimalkan penggunaan alat ini maka diperlukan beberapa pengembangan, untuk itu penulis memberikan saran-saran: Perlu adanya pengujian-pengujian yang lain untuk mengetahui faktor-faktor lain yang mempengaruhi kinerja sensor selain suhu, misalnya pengujian dengan kelelmbaban, pengaruh gas-gas lain, tegangan heater-nya dan lain sebagainya..

Anda mungkin juga menyukai