Anda di halaman 1dari 10

LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN LAPISAN BATAS (LB)

BAB II TEORI DASAR A. Lapisan batas Pengertian lapisan batas adalah daerah dimana aliran mengalami hambatan karena adanya tegangan geser yang besar pada permukaan benda, sehingga partikel-partikel fluida terpaksa berhenti pada sekitar permukaan benda karena geseran viskos. Aliran fluida sejati mana pun selalu menunjukkan adanya suatu daerah yang alirannya terhambat, yaitu dekat batas yang kecepatannya relatif terhadap batas bervariasi antara nol pada batas hingga suatu harga yang dapat diduga dari solusi aliran potensial di titik yang agak jauh dari situ. Daerah yang alirannya terhambat ini disebut lapisan batas (boundary layer) dan ketebalan lapisan batas itu sendiri dinyatakan dengan . Proses pembentukan lapisan batas mungkin poling baik bila divisualisasikan dengan membayangkan aliran di sepanjang sebuah pelat rata. Misalkan ada aliran seragam sebuah fluida tak dapat mampat mendekati pelat dengan kecepatan arus bebas us (Gambar 1-b). Ketika fluida mencapai tepi sebelah depan, tegangan geser yang besar terbentuk dekat dengan permukaan pelat karena partikel-partikel fluida yang tiba di situ terpaksa berhenti dan partikel-partikel yang cukup dekat dan normal terhadap plat dihambat oleh geseran viscous. Lapisan batas menebal dalam arah yang sama dengan arah aliran, akibatnya perubahan kecepatan dari nol di permukaan pelat hingga us pada jarak semakin jauh menjadi semakin besar. Laju perubahan kecepatan tadi menentukan gradient kecepatan di permukaan plat dan karena itu tegangan gesernya juga. Pada jarak memanjang tertentu di sepanjang pelat xc, aliran dalam lapisan batas laminer. Jika kecepatan us untuk suatu fluida bertambah, xc justru

LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN LAPISAN BATAS (LB)

berkurang sedemikian rupa sehingga hasil kali us xc pada dasarnya tidak berubah. Harga tetapan ini bervariasi secara langsung menurut viskositas kinematik fluida yang bersangkutan, dan bila fluida yang digunakan berbeda, nisbah Us.Xc boleh dikatakan tidak berubah v Nisbah ini adalah salah satu bentuk angka Reynolds. Peralihan dari lapisan batas laminar ke lapisan batas turbulen bergantung pada kekasaran pelat don tingkat turbulensi dalam arus bebas, selain bergantung pada nisbah us xc / v. Baik kekasaran pelat, tingkat turbulensi yang tinggi dalam arus bebas, atau jika arus bebas tidak seragarn, perlambatan yang dialami oleh arus bebas akan menyebabkan terjadinya peralihan di daerah dekat pangkal pelat (dengan harga xc lebih kecil). Apabila suatu fluida mengalir maka akan kehilangan energi akibat adanya gaya tahanan yang ditimbulkan oleh adanya pemisahan aliran. Dalam kategori pertama, tahanan disebabkan secara langsung oleh efek viskos. Jadi oleh tegangan tangensial disebut tekanan viska atau tahanan gesek. Kategori sedikit walaupun tak secara langsung oleh efek viskositas disebabkan karena tekanan jadi oleh gaya-gaya normal dan disebut tahanan bentuk oleh tahanan tekanan. Aliran berlapis sangat tahan terhadap gradien merugikan dibelakang silinder dan pemisahan terjadi pada = 82. Sudah tentu dapat diramalkan dengan teori aliran alur ombak buritan yang melebur dan tekanan yang sangat rendah pada daerah berlapis yang menimbulkan seretan sebesr CD = 1,2.

LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN LAPISAN BATAS (LB)

Gambar 1. Aliran melalui silinder bulat ; (a) pemisahan berlapis; (b) pemisahan bergolak ; (c) distribusi tekanan-muka teoretis dan terukur

Gambar. Pertumbuhan lapisan batas; skala vertickl

LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN LAPISAN BATAS (LB)

B. Hukum-hukum Hukum Newton 1. Hukum Pertama: setiap benda akan memiliki kecepatan yang konstan kecuali ada gaya yang resultannya tidak nol bekerja pada benda tersebut.[2][3]
[4]

Berarti jika resultan gaya nol, maka pusat massa dari suatu benda tetap

diam, atau bergerak dengan kecepatan konstan (tidak mengalami percepatan). 2. Hukum Kedua: sebuah benda dengan massa M mengalami gaya resultan sebesar F akan mengalami percepatan a yang arahnya sama dengan arah gaya, dan besarnya berbanding lurus terhadap F dan berbanding terbalik terhadap M. atau F=Ma. Bisa juga diartikan resultan gaya yang bekerja pada suatu benda sama dengan turunan dari momentum linear benda tersebut terhadap waktu. 3. Hukum Ketiga: gaya aksi dan reaksi dari dua benda memiliki besar yang sama, dengan arah terbalik, dan segaris. Artinya jika ada benda A yang memberi gaya sebesar F pada benda B, maka benda B akan memberi gaya sebesar F kepada benda A. F dan F memiliki besar yang sama namun arahnya berbeda. Hukum ini juga terkenal sebagai hukum aksi-reaksi, dengan F disebut sebagai aksi dan F adalah reaksinya. Hukum pascal Hukum Pascal menyatakan bahwa Tekanan yang diberikan zat cair dalam ruang tertutup diteruskan ke segala arah dengan sama besar. Perbdedaan tekanan karena perbedaan kenaikan zat cair diformulakan sebagai berikut:

Hukum Bernoulli

LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN LAPISAN BATAS (LB)

"Bagi zat-zat cair, yang tidak dapat dimampatkan dan yang mengalir secara stasioner, jumlah tenaga gerak, tenaga tempat dan tenaga tekanan adalah konstan".

di mana: v = kecepatan fluida g = percepatan gravitasi bumi h = ketinggian relatif terhadap suatu referensi p = tekanan fluida = densitas fluida

Hukum Archimedes "Jika suatu benda dicelupkan ke dalam sesuatu zat cair, maka benda itu akan mendapat tekanan keatas yang sama besarnya dengan beratnya zat cair yang terdesak oleh benda tersebut". FA=.g.V di mana : FA = Tekanan Archimedes = N/M2 = Massa Jenis Zat Cair g = Gravitasi = Kg/M3 = N/Kg

V = Volume Benda Tercelup = M3

LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN LAPISAN BATAS (LB)

C. Aliran berkembang penuh Aliran berkembang penuh merupakan aliran belapis dan aliran bergolak keduanya bisa terjadi di bagian dalam (internal) artinya dibatasi oleh dinding atau bagian luar (ekstenal ) yang tak terbataskan. Aliran berkembang penuh terjadi pada internal flow dimana pada aliran ini aliran berkembang penuh setelah melewati lapisan batas.

Suatu aliran dalam terkendala oleh dinding dinding yang membatasinya dan efek kekentalan akan meluas keseluruh aliran itu. Gambar diatas menunjukkan suatu aliran dalam pipa yang panjang. Terdapat daerah masuk dimana aliran hulu yang hamparan mengumpul dan memasuki pipa lapisan batas yang kental masuk ke hilir menahan aliran aksial u (r,x) pada dinding dan dengan demikian mempercepat aliran kebagian tengah untuk tetap memenuhi syarat kontinuitas yang tak termampatkan Q = UdA = konstan Q = (tanda integral) u dA = konstan

LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN LAPISAN BATAS (LB)

Pada jarak tertentu dari lubang masuk, lapisan batas itu mengumpul dan teras yang encer itu hilang. Aliran pipa itu lalu mengental seluruhnya dan kecepatan aksialnya sedikit demi sedikit menyesuaikan dirinya sampai pada x = Lc . Pada x = Lc yang tidak berubah lagi dan disebut aliran berkembang penuh. Artinya U u/r dibagian hilir atau x = Lc profil kecepatan tetap. Gesekan dindingnya tetap dan tekanannya menurun secara linear dengan x, baik untuk aliran berlapis maupun aliran bergolak. Darat ditunjukkan dengan analisis dimensi bahwa bilangan Reynolds adalah salah satunya parameter yang menentukan panjang masuk. Jika Lc = f (d,V,,U) v = Q/A Maka Lc/d = g (uda/U) = g (Re) Untuk aliran berlapis korelasi yang diterima adalah Lc/d bergolak 44 Red1/6

Gambar. Perkembangan profil kecepatan dan perubahan tekanan di lubang masuk suatu aliran talang / pipa

LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN LAPISAN BATAS (LB)

D. Soal-soal perhitungan E. Efuser dan Difuser Efuser adalah bagian wind tunnel yang berfungsi untuk mempercepat aliran fluida dan menurunkan tekanan di dalam wind tunnel. Difuser adalah bagian yang berfungsi untuk memperlambat aliran fluida dan menaikkan tekanan di dalam wind tunnel F. Prinsip kerja tabung pitot Tabung Pitot atau sering disebut pipa Pitot ini merupakan suatu peralatan yang dapat dikembangkan sebagai pengukur kecepatan gerak pesawat terbang. Melalui tabung ini umumnya dapat diketahui adalah kecepatan gerak pesawat terbang terhadap udara. Hal ini berarti apa yang terukur bukanlah kecepatan gerak terhadap kedudukan bumi. Oleh sebab itu untuk dapat mengukur kecepatan gerak pesawat terbang terhadap bumi, maka kecepatan udara harus dapat diketahui. Prinsip kerjanya tabung Pitot ini perhatikan gambar di bawah ini:

Gambar. Tabung pitot

Adapun cara kerjanya dapat dikemukakan sebagai berikut: apabila alat ini digerakkan dengan cepat sekali (diletakkan dalam badan pesawat terbang)

LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN LAPISAN BATAS (LB)

ke arah kiri sehingga udara akan bergerak dalam arah yang sebaliknya yakni menuju arah kanan. Mula-mula udara akan masuk melalui lubang pertama, selanjutnya mengisi ruang tersebut sampai penuh. Setelah udara dapat mengisi ruang tersebut melalui lubang pertama dengan penuh maka udara tersebut akan dalam keadaan diam. Udara yang lewat lubang kedua akan selalu mengalir dan kecepatan udara yang mengalir melalui lubang pertama jauh lebih kecil daripada kecepatan pengaliran udaran yang melalui lubang kedua. Oleh sebab itu dapat dianggap v1 = 0 dan perbedaan tekanan diketahui dari perbedaan tinggi permukaan air raksa dalam pipa U. Untuk memudahkan perhitungan dalam keadaan mendatar maka tidak terdapat selisih tinggi hingga akan berlaku h1 = h2 dan Hukum Bernoulli dapat ditulis menjadi:

p1 + v21 = p2 + v22 v1 = 0, maka p1 = p2 + v22 untuk v2 = v

maka p1 - p2 = v2 atau v = 2 (p1 - p2)

Selisih tekanan dapat diketahui dengan mengukur perbedaan tinggi air raksa dalam pipa U tersebut maka kecepatan gerak pesawat terbang terhadap udara dapat diketahui dan dihitung dengan persamaan tersbeut.

G. Jenis-jenis loses

LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN LAPISAN BATAS (LB)

Terdapat dua jenis losess dalam sistem perpipaan yaitu : 1. 2. Mayor losses adalah kerugian besar yang diakibatkan oleh adanya Minor losses adalah kerugian kecil yang diakibatkan oleh adanya gesekan pada penampang lingkaran pipa. gesekan pada sambungan-sambungan, katup, dan kerugian-kerugian lain seperti penyusutan/pemuaian tiba-tiba, penyusutan/pemuaian secara berangsur-angsur, dan kondisi lubang masuk atau keluar pipa.

Anda mungkin juga menyukai