Anda di halaman 1dari 14

Proyek Langit Biru

1. PLANT FACILITIES:

muh.khoirulanam, S.T

A. Naphtha Hidrocracker (Kapasitas : 52 MBSD ``Metric Barrel per Stream Day``) Naphtha : Sifat Fisis: cairan berwarna bening hingga berwarna coklat kemerahan, golongan aromatik yang mudah menguap, sangat mirip dengan bensin. density is 750-785 kg/m3 Titik didih antara : 30 200 0C Tekanan Uap = 666 Pa (5 torr; 5 mmHg) Sifat Kimia: Range naphtha berkisar antara C5 C12 Berat Molekul = 100-215 g/mol Dapat dikelompokkan menjadi Light naphtha ( titik didih= 30-90 0C dengan molekul terdiri dari C5-C6) dan Heavy naphtha (titik didih= 90200 0C dengan molekul terdiri dari C6-C12) (sumber:wikipedia)

(Sumber:Gippsland crude Oil) Hydrocracker: suatu proses kimia katalitik yang digunakan dalam kilang minyak bumi untuk mengkonversi hidrokarbon bertitik didih tinggi menjadi produk hidrokarbon bertitik didih rendah (bensin, minyak tanah, bahan bakar jet dan minyak diesel) dengan penambahan Hidrogen. Proses ini berlangsung dalam suasana yang kaya hidrogen pada suhu tinggi (260-425 C) dan tekanan (35-200 bar). Proses Naphtha Hidrocracker : Urutan reaksi hidrocracker adalah: Hydrogenolisis Polyaromatic Hydrogenation

muh.khoirulanam, S.T

Monoaromatic Hydrogenation Hydrodealkylation Hydrodecyclization Hydrocracking Hydroisomerization


Naphtha Hydrogen

Hydrogenolisis

Polyaromatic Hydrogenation

Monoaromatic Hydrogenation

Hydrodealkylation Hydrodecyclization

Hydrocracking

Hydroisomerization

Produk

Hydrogen

Diagram proses:

PENEX Light Naptha Feed Naptha NPU NHTU

Produk HOMC ON = 88

Heavy Naptha

Platforming

Produk HOMC ON = 98

muh.khoirulanam, S.T

NHTU : Naptha Hydrotreating Unit (terdiri dari sub unit Seksi Oxygen Stripper, Seksi Reaktor, Seksi Naptha Stripper, Seksi Naptha Splitter) Seksi Oxygen Stripper didesign untuk menghilangkan kandungan O2 dari Feed, sebab O2 dapat membuat terjadinya fouling diperalatan, terutama di heat exchanger. Disisi lain, campuran O2 dapat merugikan pada operasi Platformer, bila campuran O2 tidak dapat dihilangkan pada unit hydrotreating dan akan larut dalam air pada unit Platforming akan menimbulkan efek kesetimbangan air dan chloride sehingga catalyst di Platforming menjadi terganggu. Kolom O2 Stripper mempunyai beberapa tray dan dilengkapi dengan Reboiler pada bottom. Salah satu reboiler dioperasikan pada kondisi normal untuk memberi kebutuhan panas yang masuk untuk penguapan naptha dan yang lainnya sebagai spare kalau bila terjadi fouling pada tubenya. Uap yang terbuang adalah carbon ringan dan O2 terlarut dari feed. Pada reboiler dipakai uap steam sebagai sumber panas. Seksi Reaktor : berfungsi Untuk merubah campuran organic Sulfur menjadi H2S, Untuk merubah campuran organic Nitrogen menjadi Ammonia, Untuk merubah campuran organic O2 menjadi Air, Untuk kejenuhan Olefin, Untuk merubah organic Halides menjadi Hydrogent Halides, Untuk melepas campuran organic Metal. Seksi Naphtha stripper: Liquid Naptha yang dihasilkan dari sparator dan recycle Compresor Suction Drum dialirkan menuju kolom naptha Stripper setelah sebelumnya dilakukan pemanasan awal pada stripper feed/ bottom exchanger dimana naptha akan dinaikkan temperaturnya secra bertahap dengan maksud agar tercapai temperatur optimum sehingga pemisahan antara naptha dengan impuritas dapat berjalan secara sempurna. Kolom Naptha
muh.khoirulanam, S.T

Stripper merupakan kolom separasi dengan sejumlah trays yang berfungsi untuk menstriping gas-gas impuritas yang terkandung di dalam treated naptha. Kolom naphta stripper dilengkapi dengan Furnace untuk memberi panas penguapan. Overhead Product dialirkan ke Naptha Stripper Condensor untuk dikondensasikan sehingga temperaturnya. Gas yang tidak terkondensasi berupa H2S, HC ringan, dan O2 akan dialirkan Amine Unit atau Sour Gas Flare. Sedangkan hasil kondensasi akan dipompakan kembali ke bagian atas kolom naphta stripper sebagai refluks. Selanjutnya sebagian aliran bottom dipompakan kembali oleh reboiler pump kedalam kolom Naptha Stripper setelah sebelumnya dipanaskan terlebih dahulu oleh furnace. Sedangkan sebagian lagi dialirkan ke kolom Naptha Splitter setelah melalui Naptha Stripper Feed-Bottom Exchanger. Seksi Naphtha splitter: Naptha Splitter merupakan kolom sparasi yang berfungasi untuk memisahkan cairan naptha menjadi 2(dua) fraksi (light naptha dan heavy naptha) beradasarkan perbedaan berat molekul dan berat jenisnya dimana Naptha Splitter mempunyai sejumlah trays dan dilengkapi dengan Furnace . Uap yang terbentuk akan terikut ke over head menuju ke Naptha Splitter Condenser untuk di kondensasikan dan hasilnya akan dialirkan ke Naptha Stripper Receiver berupa light naptha. Outlet Receiver akan dialirkan sebagian sebagai refluks kembali ke kolom Naptha Splitter Sedangkan sebagian dipompakan sebagai Light Naptha Product yang merupakan feed unit Penex. Heavy Naptha yang keluar sebagai bottom product dari bottom Naptha Splitter akan dipompakan dengan pompa Naptha Splitter Bottom Pump menuju unit Platforming setelah melalui Naptha Stripper Feed-Bottom Exchanger. HOMC : High Octane Mogas(gasoline) Component Peralatan yang dibutuhkan : Reactor Fraksinasi Separator Heat Exchanger Flash gas Pompa Kompresor B. Reformer/Platformer (kapasitas 29 MBSD) Reforming/Platforming : Merupakan proses dimana komponen minyak ringan atau naphtha yang diperoleh dari proses distilasi dilewatkan pada katalis yang mengandung platina pada temperature tinggi dengan tekanan antara 50 500 psig dengan

muh.khoirulanam, S.T

tujuan untuk meningkatkan angka octane dari minyak umpan. Dikenal dua jenis proses reforming yaitu : - Thermal Reforming yaitu proses reforming dengan menggunakan panas dan tekanan tinggi - Catalytic Reforming yaitu proses reforming dengan menggunakan katalis Unit proses Platformer didesain untuk memproses heavy hydrotreated naphtha yang diterima dari unit proses NHT (Naphtha hydrotreater). Tujuan unit proses platforming adalah untuk menghasilkan aromatik dari naphtha dan parafin untuk digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor (motor fuel), karena memiliki angka oktan yang tinggi. Unit Platformer terdiri atas seksi-seksi berikut : Seksi Reactor Seksi Net gas compressor Seksi separator Seksi fractionator Net gas (hidrogen) dari unit proses CCR (Continuous Catalyst Regeneration) platformer ditransfer untuk digunakan pada unit proses NHT dan unit Penex Tugas unit CCR adalah untuk meregenerasi katalis yang telah terdeaktifasi akibat reaksi reforming pada seksi platforming. Dalam seksi reaksi tersebut, katalis reforming terdeaktifasi lebih cepat karena coke menutupi katalis dengan laju yang lebih cepat. Oleh sebab itu, pemulihan kembali aktifitas dan selektifitas katalis dalam seksi regenerasi katalis akan memastikan kontinuitas reaksi platforming. Dengan cara ini reaksi platforming akan tetap kontinyu beroperasi, sementara katalis diregenerasi secara kontinyu.

Flowsheet Reformer

muh.khoirulanam, S.T

C. Isomerization (PENEX) kapasitas 23 MBSD Isomerisasi : Merupakan proses pengubahan molekul hidrokarbon menjadi molekul hidrokarbon yang lain dengan jumlah atom C yang sama. Penex terdiri dari lima bagian utama sebagai berikut : 1. de-Iso Butanizer 2. Debutanizer 3. Make-up gas 4. Isomerization Reaktor 5. Stabilizer Reaksi yang terjadi menggunakan hidrogen pada tekanan atmosfer dan berlangsung di fixed bed catalyst pada pengoperasian tertentu yang dapat mengarahkan proses isomerisasi dan meminimisasi proses hydrocracking. Proses ini sangat sederhana dan bebas hambatan. Pelaksanaannya pada tekanan rendah, temperatur rendah, LHSV (liquid hourly space velocity) (rasio volume per jam minyak diproses dengan volume katalis) yang tinggi dan tekanan hidrogen parsial rendah.

2. UTILITIES FACILITIES:
A. Power Generation kapasitas 22 MW Merupakan Unit penyediaan tenaga listrik Fungsi : Memproduksi Energi listrik Terdiri Dari : Steam Turbine Generator (STG) dan Emergency Diesel Generator (EDG)

muh.khoirulanam, S.T

Penggerak : High Presure Steam Turbine Kapasitas EDG biasanya : 3,6 MW Fungsi EDG : Kebutuhan listrik pada saat initial Start Up Penggerak EDG : bahan bakar solar

B. Steam Generation Merupakan unit penyedia steam (uap air panas bertekanan tinggi) berkisar 43 kg/cm2. Alat pemproduksi steam dinamakan Boiler. Boiler dirancang untuk memasok kebutuhan steam pada proses yang terdiri dari Steam Drum{sebuah tangki yang digunakan untuk memisahkan fluida antara fase gas (steam) dan fase cair (air) }, Down Comers (sebuah tabung dalam sistem waterwall boiler dimana fluida mengalir kebawah), Water Wall Tube, Superheater dan Bank Tube (pipa penghubung). Boiler tersebut dirancang khusus untuk perpindahan panas. Selain itu, juga dirancang agar pengoperasian dan perawatannya lebih mudah dilakukan. Boiler disamping untuk menyediakan kebutuhan steam, unit ini juga bertanggung jawab terhadap pengolahan air umpan boiler. Air untuk umpan boiler sebelumnya diproses pada unit demineralisasi sehingga spesifikasi air tersebut sesuai dengan standar mutu air untuk umpan boiler. Berikut spesifikasi air yang digunakan untuk umpan boiler.
PARAMETER Syarat baku mutu Air umpan boiler Air yang digunakan untuk umpan boiler

pH Total kesadahan (ppm) Residual Chlorine(ppm) Kesadahan Ca (CaCO3) (ppm) Kekeruhan (ppm) Debit (m3/jam) Besi (Fe) (ppm)

5,4 8 0 <0,1 0 <2 <2000 <0,01

7 0 0,02 0 1,6 1500 0

muh.khoirulanam, S.T

Pengolahan air umpan boiler ditunjukkan untuk : 1.Mencegah pembentukan scale deposit dan mengurangi korosi logam tube 2.Mencegah terjadinya Carry Over Boiler Water. Penyediaan uap Boiler selain dilengkapi dengan unit boiler, unit ini juga dilengkapi oleh : - Deaerator - pompa air umpan boiler tekanan tinggi - pompa air umpan boiler tekanan sedang - tangki kondensat - tangki kondensat - pendingin kondensat - Bahan-bahan kimia untuk treatment.

C. Spent Caustic System Merupakan sistem yang disediakan untuk menghilangkan kandungan kaustik. Aliran sulfida dan asam organik dikeluarkan dari aliran produk ke fase kaustik. Natrium hidroksida yang digunakan dan air limbah yang dihasilkan (cresylic untuk bensin; naftenat minyak tanah / bahan bakar jet; sulfidik untuk LPG-spent Caustics) sering dicampur disebuah tempat yang biasa disebut kilang Spent kaustik. Spent Caustic terkontaminasi dengan sulfida, karbonat, dan dalam banyak kasus sebagian kecil asam organik fraksi berat. Untuk melakukan treatment dilakukan dengan menggunakan incenerator (wet air oxidation)

muh.khoirulanam, S.T

D. Nitrogen system Merupakan system yang digunakan untuk mengurangi kandungan nitrogen dalam bahan baku. Pembuangan Nitrogen lebih sukar dari pada pembuangan Sulfur dalam proses pemurnian Naptha. Kecepatan reaksi Denitrifikasi hanya 1/5 dari kecepatan reaksi Desulfurisasi. Pada straight run naptha kandungan N2 lebih sedikit dari pada Sulfur,tetapi perhatian harus diberikan untuk meyakinkan bahwa feed naptha untuk bimetallic katalyst Platforming dibatasi maksimum 0.5 ppm wt kandungan nitrogen dan normalnya lebih rendah. Setiap senyawa nitrogen tidak boleh masuk reactor Platforming, karena akan membentuk Ammonia dan selanjutnya dengan chloride pada recycle gas akan membentuk Ammonium Chloride. Dimana Ammonium Chloride akan membentuk endapan pada aliran recycle gas atau pada over head Stabilizer di platformer unit. Garam Ammonium Chloride dapat diminimized dengan memaksimumkan pembuangan N2 dalam unit Naptha Hydrotreating. E. Demine Plant kapasitas 2x40 ton/jam Fungsi : Menghilangkan/meminimized impuritas (suspended solids, Cation, Anion, Clorine, CO2, dan zat organik) yang dapat mengganggu operasi boiler dan peralatan lainnya Proses Demineralisasi a. Proses Filtrasi Adalah proses memisahkan/menyaring impuritas jenis suspended solid, senyawa organic dan chlorine yang dilewatkan media carbon active b. Proses Demineralisasi Adalah proses pertukaran ion dengan bantuan resin kation dan resin anion. - Fungsi resin kation adalh untuk mengikat impuritas jenis kation (Ca2+, Mg2+, Na+) dan melepas ion H+ - Fungsi anion resin adalah untuk mengikat imuritas jenis anion (Cl-, CO3SO4-) dan melepas ion hydroksida (OH-). c. Proses Regenerasi Resin Proses regenerasi resin kation menggunakan acid, sedangkan regenerasi resin anion menggunakan caustic soda. 1). Regenerasi Kation R Ca + H2SO4 R Mg + H2SO4 R Na + H2SO4 2). Regenerasi Anion R(HCO3) + NaOH R(OH) + Na HCO3 RH + Na HCO3 RH + NaCl RH + Na2SO4

muh.khoirulanam, S.T

R Cl + NaOH R (SO4) + NaOH

R(OH) + NaCl R(OH) + Na2SO4

3)Proses Menghilangkan gas terlarut (CO2) CO2 yang terlarut dalam air dihilangkan pada decarbonator unit dengan bantuan fan blower. Air yang mengandung CO2 dialiran melalui packing dalam decarbonator tower dan dari arah yang berlawanan di hembuskan udara dengan bantuan fan blower dimana udara mengikat CO2 selanjutnya di venting. Spesifikasi air untuk Demin water
PARAMETER Air masuk demin water 7 50 0,01 40 2,8 3000 0 Syarat baku mutu demin water 5,4 - 8 0 <0,1 0 <2 <2000 <0,01 Air yang digunakan untuk demin water 7 0 0,02 0 1,6 1500 0

pH Total kesadahan (ppm) Residual Chlorine(ppm) Kesadahan Ca (CaCO3) (ppm) Kekeruhan (ppm) 3 Debit (m /jam) Besi (Fe) (ppm)

skema demine plant:

Uraian Proses Unit Demineralizing Plant : a. Quartizite filter

muh.khoirulanam, S.T

Alat ini berisi gravel dan pasir yang berfungsi untuk menurunkan kekeruhan air lunak. Indikator kejenuhan filter dapat dilihat dari kenaikan hilang tekan dan kekeruhan air. Backwash dilakukan dengan menghembuskan udara, kemudian mengalirkan air lunak.

b. Cation Exchanger Alat ini berisi resin kation yang berfungsi mengikat ion-ion positif melalui reaksi berikut: RH2 + 2NaCl RNa2 + 2HCl RH2 + CaCO3 RCa + H2 CO3 RH2 + BaCl2 RBa + 2HCl Resin akan jenuh yang ditunjukkan dengan kenaikan konduktivitas anion, penurunan FMA (Free Mineral Acid), kenaikan pH serta total hardness lebih besar dari 0. Reaksi yang terjadi selama regenerasi resin adalah : RNa2 + H2SO4 RH2 + Na2SO4 RCa + H2SO4 RH2 + CaSO4 RBa + H2SO4 RH2 + BaSO4 c. Degasifier Unit ini berfungsi untuk menghilangkan gas CO2 yang terlarut dalam air dengan cara produk air dari cation exchanger dispray dari atas dan dikontakkan dengan udara terkompresi oleh blower dari bawah. Untuk meringankan beban kerja unit cation exchanger, diberi vent untuk gas-gas tersebut. d. Anion Exchanger Unit ini berfungsi untuk mengikat ion-ion negatif yang terkandung dalam air dengan menggunakan resin anion . Reaksi-reaksi yang terjadi adalah : R(OH)2 + H2SO4 RSO4 + 2H2O R(OH)2 + 2HCl RCl2 + 2H2O R(OH)2 + H2CO3 RCO3 + 2H2O Reaksi akan mencapai jenuh setelah beroperasi selama 40 jam .Reaksi reaksi yang terjadi pada proses regenerasi adalah sebagai berikut : RSO4 + 2NaOH R(OH)2 + Na2SO4 RCl2 + 2NaOH R(OH)2 + 2 NaCl RCO3 + 2NaOH R(OH)2 + Na2CO3 d. Mix Bed Exchanger berfungsi untuk mengikat sisa-sisa anion dan kation yang masih terkandung dalam air setelah melewati cation dan anion exchanger. Tangki mixed exchanger berisi campuran resin anion dan kation, karena perbedaan berat jenis,

muh.khoirulanam, S.T

maka resin anion dan kation terpisah, resin anion berada di lapisan atas dan resin kation pada lapisan bawah. Resin pada mix bed exchanger dapat mengalami kejenuhan setelah beroperasi selama 3 bulan . Air demin yang keluar dari mix bed exchanger ini kemudian dialirkan ke tangki penampung unit demineralizing plant. F. Fuel System Terdapat dua unit bahan bakar, yaitu : System bahan bakar Gas (fuel gas system) System bahan bakar minyak (fuel oil system) 1.Fuel Gas System Sistem bahan bakar gas (fuel gas system) dirancang untuk mengumpulkan berbagai sumber gas bakar dan mendistribusikannya ke kilang sebagai bahan bakar dan bahan baku Hydrogen Plant. Sumber Fuel Gas : a.Refinery off gas b.LPG, Propylene c.Natural Gas Penggunaan bahan bakar di kilang adalah untuk keperluan sebagai berikut : a.Gas umpan di Hydrogen Plant b.Gas bakar di unit dan fasilitas proses 2.Fuel Oil System Sistem bahan bakar minyak (fuel Oil system) dirancang untuk mengumpulkan bermacam-macam sumber fuel oil dan didistribusikan ke semua user didalam refinery. Karena itu perlu adanya tangki penampungan dan Fuel Oil Pump. Sumber-sumber fuel oil : a.Decant Oil dari RCC b.Atmospheric Residue dari CDU c.Gas Oil untuk start up refinery Konsumen fuel oil : a.Crude Charge Heater di CDU b.Dedicated Superheater di RCC c.Boiler di Utility Facility G. Compressed Air System Kapasitas 3.500 Nm3/jam Fungsi : menyediakan udara tekan Alat yang dibutuhkan: Compressor Air Dryer H. Cooling Water System, Kapasitas 2 x 3300 ton/jam Unit ini berfungsi untuk mensuplay air pendingin ke unit-unit proses, facilities, utilities, dan fasilitas offsite. Bagian-bagiannya adalah :

muh.khoirulanam, S.T

Menara pendingin (Cooling Water Tower) Pompa air pendingin (Cooling Water Pump) Uraian Proses : Air dari sirkulasi proses dengan suhu sekitar 40 43 oC masuk menara pendingin di bagian atas lalu jatuh ke dalam basin melalui distributor dan splashing cup (cawan pemercik) dalam bentuk butiran hujan. Udara luar masuk melalui sirip-sirip kayu yang terhisap oleh fan di puncak cooling tower dan berkontak langsung dengan air yang turun ke basin, sehingga temperatur air turun hingga 28 30 C. Spesifikasi air Cooling Tower
PARAMETER pH Total kesadahan (ppm) Residual Chlorine(ppm) Kesadahan Ca (CaCO3) (ppm) Kekeruhan (ppm) Debit (m3/jam) Besi (Fe) (ppm) Syarat baku mutu Air Proses 5,4 8 0 <0,1 0 <2 <2000 <0,01 Air Proses yang masuk ke Cooling Tower 7,5 0 0,02 0 1,6 1500 0

Vent Aliran udara

ID FAN

Distributor

Injeksi Acid

Injeksi Dispersant Service Water Hot Basin Basin Cooling Tower Injeksi Gas Klorin Cool Basin HW Return

Blow Down

gambar. Cooling Tower

muh.khoirulanam, S.T

Anda mungkin juga menyukai