Anda di halaman 1dari 2

Sejarah Al-Qiyadah Al-Islamiyah terbentuk pada tahun 2000.

Ahmad Moshaddeq membentuk aliran ini setelah mengaku mendapatkan mimpi di Gunung Bunder, Bogor, Jawa Barat, pada 23 Juli 2007. Ia mengaku sebagai nabi utusan Allah. Sebelum tahun 2007, aliran ini masih bersembunyi, namun setelahnya mulai berani menyebarkan ajarannya. Perkembangan pengikut ajaran ini pun berkembang sangat cepat. Kurang lebih 1000 pengikut baru direkrut setiap bulan.[1]. Aliran ini tersebar di Sumatera Barat, Jawa Timur, Yogyakarta, Riau, dan pulau Sulawesi. Aliran ini mempercayai bahwa Moshaddeq adalah Masih Al'Mau'ud, nabi utusan Allah umat Islam, menggantikan Muhammad[2] . Termasuk di dalam kalimat syahadat, kata yang menyebutkan Nabi Muhammad juga dihapuskan. [3]Aliran ini juga melarang pengikutnya untuk menjalankan sholat lima waktu. Al-Qayidah Al-Islamiyah memiliki organisasi yang terstruktur, yakni jabatan nabi, hawariyun, siraj, dan thariq. Dalam penyebarannya, aliran ini memiliki 6 fase yaitu sirrun (rahasia), jahrun (inklusif), hijrah (berpindah), qital (perang), futuh (kemenangan) dan khilafah (pemimpin).[4] Aliran Sesat Di Sumatera Barat Oleh Muhammad Fahmi Aulia October 16th, 2007 pukul 23:16 Beberapa hari lalu, menjelang lebaran, daerah Sumatera Barat (dan Bantul, Yogyakarta) diresahkan dengan kemunculan sebuah aliran Islam (yang sesat). Aliran ini bernama Al Qiyadah Al Islamiyah, yang berpusat/berlokasi di Jalan Dr Sutomo No 12, Padang Timur. Keresahan masyarakat akhirnya pecah dengan timbulnya aksi demo di depan markas aliran itu. Diperkirakan ratusan orang hadir dan menuntut agar aliran sesat ini dibubarkan dan pergi dari lingkungan tersebut. Pada aksi demo tersebut, beberapa jamaah Al Qiyadah diungsikan ke kantor polisi terdekat untuk menghindari amukan massa.

Kesesatan aliran ini, sebagaimana hasil penelitian MUI dan pengakuan pimpinan aliran ini, diantaranya adalah: 1. Tidak mewajibkan sholat 5 waktu 2. Menyatakan Nabi Muhammad SAW BUKAN Rasul terakhir 3. Kalimat syahadat yg berbeda 4. Lebih banyak menggunakan Al Quran sebagai pedoman, sementara hadits&sunnah dikesampingkan 5. Orang lain, di luar aliran ini, musyrik dan najis 6. Mencampur adukkan ajaran Islam dengan Kristen Sebenarnya MUI Sumbar sudah mengeluarkan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumbar No.1/kpt.F/MUI-SB/IX/07 tentang Aliran Sesat Al-Qiyadah Al-Islamiyah sejak akhir September 2007 lalu. Namun, entah mengapa, fatwa ini dianggap angin lalu saja oleh para jamaah dan pimpinan Al Qiyadah, sehingga akhirnya timbul aksi demo. Diperkirakan, para jamaah aliran ini bukan hanya di Padang, tapi juga di Pesisir Selatan, Bukittinggi dan Payakumbuh. Bahkan anggotanya juga ada yang berasal dari mahasiswa Unand, IAIN Imam Bonjol dan UNP. Bahkan beberapa jamaah muda aliran ini ditangkap oleh pihak kepolisian Yogyakarta, karena mereka dinilai menyebarkan ajaran dan aliran sesat. Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, akhirnya tim Koordinasi Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat (Pakem) Sumbar di Kejati Sumbar mengeluarkan keputusan untuk MELARANG aliran ini. Keputusan bersama ini akan dikirim kepada Mendagri, Kejaksaan Agung RI, Mabes Polri dan Departemen Agama. Tim Pakem juga membuat rekomendasi kepada pihak Kepolisian agar segera melakukan proses tindakan hukum, karena aliran tersebut telah melakukan penyalahgunaan dan penodaan agama.

Anda mungkin juga menyukai