Anda di halaman 1dari 2

PENGKAJIAN ASURANSI TENAGA KERJA INDONESIA

Berbagai upaya pemerintah telah dilakukan dalam rangka meningkatkan perlindungan tenaga kerja, khususnya tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri salah satunya melalui asuransi. Menyadari pentingnya peranan asuransi tersebut terlihat dari usaha pemerintah yang berusaha untuk memperbaiki peraturan perundang-undangan perasuransian bagi tenaga kerja Indonesia. Dengan keluarnya ketentuan Kepmenakertrans No. 157/MEN/2003 yang menggantikan Kepmenaker No. Kep. 92/MEN/1998. Permasalahan muncul adalah, apakah ketentuan dalam Kepmen tersebut dapat memberikan perlindungan terhadap tenaga kerja Indonesia, sehingga TKI merasa aman dalam bekerja.

Pengakajian ini bertujuan mengidentifikasi pasal-pasal yang masih belum memberikan perlindungan kepada tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri baik pada saat pra penempatan, masa penempatan dan pasca penempatan serta tersusunnya rekomendasi untuk penyempurnaan Kepmenakertrans No. 157/MEN/2003.

Studi ini merupakan pengkajian yuridis terhadap peraturan yang mengatur asuransi tenaga kerja baik yang berupa undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan menteri, dan informasi lain yang berkaitan dengan masalah asuransi tenaga kerja Indonesia. Aspek-aspek yang dikaji meliputi : kepesertaan pembayaran premi, ruang lingkup dan jangka waktu asuransi, penyelenggara asuransi serta mekanisme klaim asuransi. Kesimpulan dari hasil kajian adalah sebagai berikut :

1. Kepesertaan asuransi tidak disebutkan secara tegas dalam Kepmenakertrans No.


157/MEN/2003, sedangkan peraturan sebelumnya (Kepmenaker No. 92/Men/1988) telah disebutkan secara jelas, termasuk dalam hal pembayaran premi.

2. Ruang lingkup jaminan asuransi yang tertuang dalam Kepmen 157/MEN/2003


maupun Kepmen sebelumnya belum dapat mengantisipasi dan menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada TKI di luar negeri karena identifkasi permasalahan yang dihadapi TKI belum termasuk dalam ruang lingkup asuransi tersebut.

3. Penunjukan perusahaan sebagai penyelenggara asuransi yang diatur dalam Kepmen


No. 157/MEN/2003 relatif lebih rinci daripada Kepmen sebelumnya, khususnya tentang persyaratan menjad penyelenggara. Namun selanjutnya belum diatur tentang hak dan tanggung jawab masing-masing pihak yang ditunjuk yaitu koordinator dan petugas pelayanan program asuransi.

4. Sebagaimana diketahui bahwa sebagian TKI berpendidikan rendah sedangkan


permasalahan yang dihadapi oleh TKI khususnya di luar negeri relatif banyak dan beragam, maka informasi tentang mekanisme dan tata cara klaim harus disosialisasikan. Sementara kedua Kepmenakertrans yang mengatur tentang asuransi belum secara rinci mengatur mekanisme dan tata cara yang meliputi

kepada siapa, dimana dan bagaimana mengurus klaim tersebut bila TKI mengalami musibah, termasuk program perlindungan asuransi selain program asuransi TKI. Dengan temuan-temuan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa asuransi tenaga kerja Indonesia di satu sisi diperlukan untuk memberi perlindungan tenaga keja Indonesia yang bekerja di luar negeri, namun di sisi lain peraturannya belum mendukung dalam memberikan perlindungan sebagaimana diharapkan. Sehingga Kepmenakertrans No. 157/Men/2003 perlu dikaji ulang dengan mempertimbangkan bebarapa temuan studi ini.

Anda mungkin juga menyukai