Anda di halaman 1dari 14

47

BAB III AYAT-AYAT AL-QURAN TENTANG HASAD DAN PENAFSIRANNYA

A. AYAT-AYAT AL-QURAN TENTANG HASAD 1. Surat al-Baqarah :109

?? ? ? ? ? ? ? ? ? ???? ? ???? ? ?????? ???? ? ??? ??? ? ? ? ? ?? ? ? ?dS ? ? ?? O T ? ? ? O ? ??? ??????? ? ?? ? ? ? ?? ? ? ?? ? ? ? ? ???? ? ?? ? ? T ?? ? ?? ? ? S ? ? ? ???? ? ??? ?? d ? G ???? ? ? ??? ? ? ? ? ? ??? ? ? ? ?
Sebagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebearan. Maka, maafkanlah dan biarkanlahmereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah maha kuasa atas segala sesuatu.1 2. Surat An-Nisa:54

? ?T? ?? ? ? ? ? ?? ? ? ????? ?? ? ???????? ?? ? ? ? ? ? ? ??? ? ?? ? ? ? ?? ? ? ?? ? ? p ? ? ? ? ? a ? ? ?d ? ??d??? ???? ? ? ? ??? ???? ???? ?? ?? ?? ? ? ?


Ataukah mereka irihati kepada manusia atas apa yang telah diberikan oleh Allah kepada mereka dari karunia-Nya? Maka sesungguhnya telah kami berikan kepada keluarga Ibrahim Kitab dan Hikmah, dan telah kami berikan kepada mereka Kerajaan yang besar.2

Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, (Semarang; Toha Putra, 1989), juz 1, Ibid,. ,juz 5, hal 127

hal 30
2

48

3. Surat al-Fath : 15

? ?? ??? ????? ??? ? ? ? ??? ?? ?? ? ? ? ? ?? ? ? ? ?? ??? ?? ? ??? ?? T ?? ? ? T ? ? ? ? ? T ? ?? ? ? ? ? ? ?t ? ??? ? ? ? ?? ?? ?? ?? ? ? ? ???? ? ??? ? ?? ??? ? ?? ????? ? ? ? ? ? ? ?d ? ? ? ?? d ? ? ? ? T ?? ? ? ?? ? ? ?T? ? ?? ? ?? ????? ? ? ? ? ? ? ?? ? ? ?? ?
Orang-orang Badui yang tertinggal itu akan berkata apabila kamu berangkat untuk mengambil barang rampasan, biarlah kami, niscaya kami mengikuti kamu, mereka hendak mengubah janji mengikkuti kami. Demikian Allah telah menetapkansebelumnya. Mereka akan mengatakan sebenarnya kamu denngki kepada kami, bahkan mereka tidak mengerti melainkan sedikit sekali.3 4. Surat al-Falaq : 5

Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia melakukan kedengkian.4

? ?? ?? ? ? ??? ? ? ? ? ?? ?? d S ? ? S

B. PENAFSIRAN AYAT 1. Q.S. al-Baqarah 109 Ayat ini mengungkapkan tipu daya kaum Yahudi Islam dan kaum muslimin. Selain itu, juga memperingatkan jamaatul muslimin agar waspada terhadap permainan dan rekayasa mereka, dendam dan kemauan jahat yang tersimpan di dalam hati mereka, dan gerakan bawah tanah mereka yang hendak memperdayakan dan menimbulkan mudharat kepada kaum muslimin. Serta, melarang jamaatul muslimin agar tidak menyerupai orang-orang kafir ahli Kitab ini baik dalam perkataan maupun perbuatan. Di samping itu, studi ini juga menyingkapkan kepada kaum muslimin sebab-sebab yang sebenarnya yang tersembunyi di balik perkataan dan perbuatan orang-orang Yahudi itu,
3 4

Ibid,., juz 26, hal 839-840 Ibid,...juz 30, hal 1120

49

tipu daya dan rekayasa, permainan dan fitnah yang mereka lepaskan ke tengah-tengah barisan Islam. 5 Tampak pula bahwa orang-orang Yahudi menjadi penghapus sebagian perintah dan taklif dalam agama, serta perubahan perintah itu sesua i dengan tuntutan perkembangan baru islam,beserta situasi dan kondisi yang meliputi kaum muslimin.Tampak bahwa mereka menjadikan semua ini sebagai jalan untuk menimbulkan keraguan terhadap sumber perintah tersebut. Dengki itulah yang menjadi motivasi ya ng hitam dan hina di dalam jiwa kaum Yahudi untuk bersikap dan berbuat demikian terhadap Islam dan kaum muslimin. Motivasi ini akan terus mengalir, dan dari sinilah timbulnya segala tipu daya dan rekayasa yang tak berhenti. Dan, inilah yang disingkap Al-Quran kepada kaum muslimin supaya mereka mengetahuinya. Serta, agar mereka mengetahui pula bahwa ini merupakan factor yang tersembunyi di belakang semua usaha dan tindakan kaum Yahudi untuk menggoncangkan akidah di dalam jiwa kaum muslimin, dan setelah itu mengkafirkannya kembali sebagaimana halnya mereka. Allah menyelamatkan kaum muslimin dengan keimanan dan di khususkan-Nya mereka dengan keimanan ini sebagai karunia yang teragung dan nikmat terbesar. Al-Quran menyeru orang-orang mukmin untuk tidak mengimbangi dendam dengan dendam, kedengkian dengan kedengkian, kejahatan dengan
5

Sayyid Qutub, Tafsir fi Zhilalil Quran ( Jakarta; Gema Insani, 2004 ) jus 1,hal 125

50

kejahatan, dan diserunya mereka untuk berlapang dada dan memaafkan, sehingga Allah mendatangkan perintah-Nya ketika dia menghendaki. Demikianlah Al-Quran membangkitkan kesadaran jamaatul

muslimin dan memfokuskan perhatiannya

kepada sumber bencana dan

tempat penyimpana semua kelicikan dan tipu daya itu. dan, membangkitkan sensitivitas kaum muslimin terhadap niat-niat jahat, tipu daya yang hina, dan kedengkian yang tercela itu. setelah itu di fokuskanlah semua kekuatan yang tersedia dengan pasrah kepada allah, menantikan urusan-Nya,dan

menggantungkan tindakan kepada izin-Nya. Dan, sambil menantikan datangnya urusan allah ini mereka diseru untuk memaafkan musuh mereka dan berlapang dada, agar hati mereka bersih dari kebusukan dendam dan kedengkian, dan membiarkannya sehat dan bagus sambil menantikan urusan dan keputusan dari pemillik segala urusan dan kehendak Di dalam kitab Ibn Katsir di jelaskan bahwa ayat tersebut mengandung pengertian tentang peringatan terhadap orang-orang kafir ahli kitab dalam memusuhi mereka. Yakni kecenderungan orang-orang kafir tersebut berbuat dengki terhadap mereka. 6

2. Q.S. An-Nisa 54

Abu Fida Ismail Ibn Katsir, Tafsir Ibn Katsir, (Beirut ;Dar al- Fikr, 1986), jus 1, hal 154

51

Dalam ayat ini menjelaskan yakni dengki mereka (bangsa Arab) kepada Nabi Muhammad SAW yang dianugerahi kenabian yang besar oleh Allah SWT. Hal ini yang menghambat mereka untuk percaya kapada Nabi Muhammad SAW, ialah rasa dengki mereka terhadapnya, mengingat nabi saw dari kalangan bangsa Arab, bukan dari kalangan Bani Israil. Imam Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abdullah Al-Hadrami, telah menceritakan kepada kami Yahya Al-hammami, telah menceritakan kepada kami Qais Ibnur Rabi,dari As-Saddi, dari Ata dari Ibnu Abbas sehubungan dengan firma-Nya ayat 54. Ibnu abbas mengataka bahwa yang dimaksud ma nusia adalah kami (bangsa Arab) bukan orang lain. Dengan kata lain, sesungguhnya kami menjadikan kenabian di kalangan keturunan Israil (nabi yaqub) yang juga merupakan keturunan dari Nabi Ibrahim. Kami turunkan kepada mereka kitab-kitab, dan mereka berkuasa di kalangan kaumnya dengan memakai sunnah-sunnah (yakni hikmah), dan kami jadikan raja-raja di antara mereka (nabi- nabi bani israil). Sekalipun demikian, diantara mereka ada yang beriman kepada anugerah dan nikmat ini, ada pula yang ingkar dan kafir kepadanya serta beraling darinya, berupa menghalang- halangi manusia untuk beriman kepadanya. Padahal nabi mereka dari kalangan mereka dan dari bangsa

52

mereka sendiri ( yakni Bani Israil ), tetapi mereka me nentangnya. Maka terlebih lagi terhadap kamu, 7 3. Q.S. Al-Fath 5 Pada umumnya para mufassir menafsirkan ayat ini dengan

kemenangan di Khaibar. Memang di raihlah kemenangan ini, Nash ini tetap sebagai isyarat, tidak eksplisit menyatakan Khaibar. Allah mengisyaratkan bahwa kaum mukminin akan meraih kemenangan yang dekat lagi mudah dan bahwa kaum badui akan mencium hal ini, lallu mereka akan berkata, Biarlah kami mengikuti kamu. Mungkin suatu hal yang membuat para mufassir memfokuskan tafsirnya pada perang Khaibar karena ia terjadi beberapa saat setelah perdamaian Hudaibiyah.pasalnya, perang Khaibar terjadi pada bulan Muharam tahun ke-7 Hijriyah, yaitu dua bulan setelah perdamaian Hudaibiyah. Selain itu, ditafsirkan dengan perang Khaibar karena peranng ini memberikan ghanima yang banyak. Khaibar merupakan benteng terakhir yang memiliki Yahudi di jazira Arab dari sekian benteng yang kkuat dan menyimpan kekayaan. Ia dijadikan perllindunngan oleh sebagai bani Nadhir dan bani Quraizhah yang sebelumnya diusir dari Madina.

Abu Fida Ismail Ibn Katsir, Tafsir Ibnu Katsir ( Beirut, Dar al- Fikr, 1986 ), jus 5, hal 244-

245

53

Banyak juga mufassir yang berpendapat bahwa Allah berjanji kepada para pelaku baiat di Hudaibiyah bahwa Dia akan memberi mereka ghanima Khaibar tanpa mesti berbagi dengan siapa pun. Bagaimanpun tafsirnya, yang jelas Allah menyuruh mereka berniat pergi untuk mengambil ghanimah yang mudah dan dekat. Dia menegaskan bahwa keberanngkatan mereka bertentangan perintah-Nya. Dia memberitahu Nabi saw bahwa jika keikutsertaan mereka ditolak, mereka akan berkata,Sebenarnya kamu denngkki kepada kami, sehingga kalian melaranng kami ikut agar tidak mendapatkan ghanimah. Kemudian Allah menegaskan bahwa ucapan mereka ini disebabkan minimnya pemahaman mereka akan hikma Allah dan tamak ialah kehampaan. Sedangkan, balasan bagi kaum yang taat dan hanya mengandalkan karunia Allah ialah ghanimah yang spesial tatkalah Allah telah menetapkannya sebagai balasan atas ketaatan dan kegesitan mereka dalam mempersembahkan ketaatan kepada-Nya pada saat penderitaan jihad. 8 4. Q.S. Al-Falaq 5 Mayoritas para ulama berpendapat bahwa surah ini makkiyyah yakni turun sebelum Nabi saw berhijrah ke madinah. Pendapat ini berdasarkan sabab nuzul yang menyatakan bahwa kaum musyrikin mekah berusaha mencederai Nabi dengan apa yang dinamai ain (mata), yakni pandangan mata yang rusak.
8

Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil-Quran, (Jakarta, Gema Insani, 2004), jus 10, hal 391

54

Surah ini dinamai Nabi saw dengan surah qul audzu bi Rabb al-Falaq, ada juga yang mempersingkat dengan menamainya surah al-Falaq. Kata ( ?? ? ) al-Falaq terambil dari akar kata ( ? ? ) yang berarti ?? ? membelah. Kata ini dapat Berarti subjek sehingga berarti pembelah dan dapat juga berarti objek yakni yang di belah. Berbeda-beda pendapat ulama tentang maksud kata tersebut dalam surah ini ada yang memahaminya dalam arti sempit dan mengartikannya dengan pagi. Keadaan demikian , menjadikan pagi hari dinamai Falaq atau sesuatu yang membelah, yang terbelah. Ulama yang memahami kata al-falaq dalam pengertian luas, memahaminya dalam arti segala sesuat yang terbelah. Misalnya, tanah terbelah oleh tumbuhan dan oleh mata air, biji-bijian juga terbelah dan masih amat banyak lainnya. Allah menyifati diri-Nya (? ???? ? ?? ? ?? ) faliqu al-habb wa an-nawawa yaitu pembelah butir ??? ? ? tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan (Q.S. al-Anam 95), serta (? ?? ??? ?? ) faliqu al- ishbah yaitu pembelah kegelapan malam dengan ? ?? ??? ? ? cahaya pagi (Q.S. Al- Anam 96). Dengan merujuk kepada kedua ayat ini maka agaknya tidak menyimpang jika Rabb al-Falaq dipahami bukan hanya dalam pengertian sempit , tetapi mencakup segala sesuatu yang dapat dicakup oleh kata falaq. Ayat 5:

55

?? ? ? ??? ? ? ? ? ?? dS ? ? S
Dan dari kejahatan pengiri jika ia iri. Salah satu sebab utama dari lahirnya kejahatan dan upaya memisahkan antara seseorang dengan teman atau pasangan adalah iri hati, karena itu permohonan ayat yang lalu dilanjutkan oleh ayat di atas dengan menyatakan : dan di samping itu aku juga bermohon perlindungan Allah dari kejahatan

pengiri dan pendengki jika ia iri hati dan mendengki. Kata ( ?dS ) hasad adalah iri hati atas nikmat yang dimiliki orang lain disertai dengan harapan kiranya nikmat itu hilang darinya, baik diperboleh oleh yang iri maupun tidak. Iri hati ini dapat juga tertentu kepada orang yang sebenarnya tiak memiliki nikmat, namun di duga oleh yang iri memilikinya. Bahkan sementara ulama memperluas arti hasad/iri h sehinngga ati tidak hanya mencakup kedengkian terhadap pihak lain yang memiliki atau diduga memiliki nikmat, tetapi juga yang tidak memiliki nikmat apa-apa, namun kedengkian kepadanya mengantar terus- menerus berada dalam kekurangan dan kepedihannya. Kata hasad digunakan juga dalam keinginan memperoeh nikmat serupa denngan yang dimiliki orang lain, ini bisa juga dinamai ghibthah, dalam konteks ini Nabi Saw bersabda: Tidak dibenarkan hasud

(menginginkan) perolehan apa yang doperoleh oranng lain kecualli dalam dua hal, terhadap yang dianugerahi harta oleh Allah kemudian dia

menafkahkannya dengan haq dan terhadap yang dianugerahkan hikma ( ilmu)

56

kemudian dia amalkan dan ajarkan (HR. Bukhari dan Muslim melalui Ibn Masud). Nabi saw bersabda: Tiga hal yang merupakan sumber segala dosa, hindarilah dan berhati- hatilah terhadap ketiganya :9 1) Hati- hatilah terhadap keangkuhan karena keangkuhan menjadi iblis enggan sujud kepada Adam, 2) Dan hati- hatilah terhadap loba (tamak) karena ketamakan mengantar Adam memakan (buah) pohon terlarang, 3) Dan hati- hatilah terhadap iri hati, karena kedua anak Adam (Qabil dan Habil) salah seorang di antarannya membunuh saudaraya akibat dorongan iri hati (HR.Ibn Asakir melalui Ibn Masud). Bila di analisis lebih jauh, dapat disimpulkan bahwa sumber utama dari hati bahkan semua sifat-sifat tercelah adalah perasaan rendah diri yang tersembunyi di dalam jiwa seseorang. Rasa tersebut lahir karena memiliki percaya diri, akhibat kurangnya iman. Permohonan perlindungan terhadap kejahatan orang-orang yang iri hati (dengki), menurut ayat di atas dikaitkan dengan (? ? ? ?) idza hasad/ ?S ? d apabila ia iri hati. Ini karena apa yang terdapat di dalam hati, boleh jadi dicetuskan dalam bentuk ucapan atau perbuatan. Maka saat itu pula ia telah dinamai hasid (orang yang iri hati). Mudharat baru dapat menimpa orang lain

Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah (Jakarta: Lentera Hati 2003), juz 15, hal. 630-631

57

apabila apa yang terhadap dalam hatinya dicetuskan dalam bentuk ucapan atau perbuatan. Sebelum tercetusnya isi hati keluar, yang bersangkutan pada hakikatnya memprotes kebijaksanaan Allah dalam memberi anugerah dan pada saat tercetus, maka di samping protes itu, dia telah melakukan kejahatan terhadap orang yang didengkinya. Ulama menegaskan bahwa apabila iri hati dan kedengkian baru sampai pada tingkat isi hati dan belum tercetus keluar, maka sebagian di antaranya dapat ditoleransi. Yang ditoleransi adalah apabila iri hati tersebut telah diusahakan untuk mengikiskannya, namun masih juga selalu muncul. Dalam konteks ini, Nabi SAW bersabda: Seseorang tidak dapat menghindar dari tiga hal; Ath-thiyarah (pesimis karena melihat sesuatu), prasangka buruk dan iri hati karena itu, jika engkau pesimis jangan perturutkan, jika bersangka buruk jangan mencari tahu dan jika iri hati jangan mengania ya (yakni jangan cetuskan isi hatimu dalam bentuk ucapan atau perbuatan ). (HR. Abu Razzak melalui Ismail Ibn Umayyah). Allah SWT dalam surah ini mengajarkan Nabi Muhammad saw dan juga kita untuk memohon perlindungan kepada-Nya dari sekian banyak hal. Permohonan kepada-Nya melahirkan kesan bagi Mutawalli asy-syarrawi bahwa persoalan yang dimohonkan perlindungan-Nya itu merupakan sesuatu yang sanngat rahasia dan tersembunyi serta berada di luar kemampuan manusia. Karena itu Dia memerintahkan bahwa tidak ada yang dapat

58

menyelamatkan seseorang darinya kecuali Allah semata. Seandainya hal- hal tersebut berada dalam wilaya kemampuan, kita memohon perlindungan-Nya.

59

ANALISIS

1. Pengertian Hasad menurut al-Quran Dalam pembahasan sebelumnya, yakni bab II penulis menjelaskan makna hasad yang dihimpun dari buku dan kamus. Untuk memperoleh gambaran makna hasad menurut Al-Quran, maka penulis mendefinisikan dari ayat-ayat Al-Quran yang terkait dengan tema tersebut. Dengki atau hasad dalam al-quran adalah suatu perasaan yang tidak merasa senang apabila orang lain memperoleh nikmat dan keberuntungan di dunia ini. Orang yang dengki selalu mengharapkan dan berusaha supaya nikmat yang diperoleh seseorang hilang sama sekali. Tidak ada yang lebih menyenangkan seseorang, tidak ada yang dapat menghilangkan kesedihan dan tidak ada yang lebih dapat menyejukkan matanya, melainkan hati yang penuh damai, bersih dari segala kedengkian dan iri hati. Sehingga kalau ia melihat suatu nikmat dipunyai oleh orang lain atau kawan, ia tetap senang dan merasa bahwa itu suatu nikmat Allah yang dianugerahkan. Islam memandang serius tentang hati, sebab hati yang kelabu akan merusak seluruh amal kebajikan, menumbangkan seluruh bangunan dan mengeruhkan kejernihan. Berlainan hati yang memancar terang, maka Allah senantiasa memberkatinya. Keselamatan hati adalah suatu anugerah yang dapat menjadikan seorang muslim tidak terlalu terikat oleh kepentingan akan dunia dan perasaan terhadap

60

orang lain. Meskipun orang lain mendapatkan kenikmatan maka dia tidak perlu untuk mempunyai perasaan hasud atau iri hati, kalau seandainya semua manusia dapat meredam penyakit hati ini maka tidak ada yang merasa rugi dan merasa di rugikan. Seseorang yang tidak menyukai orang lain mendapatkan nikmat, dan senang sekali kalau nikmat itu lenyap dari dirinya, maka oranng tersebut termasuk soerang yang dalam menyusuri kehidupan ini dia sudah di sesatkan oleh berbagai kegelapan. Orang yang hasud itu adalah orang yang kemauannya sangat rendah. Ini terbukti dari sikapnya ketika kebaikan atau kenikmatan yang didambakan itu justru gagal, lalu ia berbalik mendengki kepada orang-orang yang beruntung.

Anda mungkin juga menyukai