Anda di halaman 1dari 70

PENYEDIAAN AIR MINUM BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan predaban manusia yang tentunya dapat memberikan dampak positif dan dampak negative terhadap lingkungan. Salah satu dampak negative yang disebabkan oleh kegiatan manusia yaitu pencemaran terhadap lingkungan yang dapat merusak konsdisi lingkungan seperti kondisi lingkungan perairan. Permasalahan seperti ini akan terus berlangsung yang merupakan ulah dari pihak-pihak yag tidak bertanggung jawab yang hanya ingin mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Seiring dengan permasalahan tersebut maka dapat dipastikan untuk masa yang akan datang tentunya akan dapat terjadi krisis air bersih. Melihat dari permasalahan yang telah dijelaskan diatas tentuntunya akan sangat diperlukan suatu perencanaan sistem pengolahan dan pendistribusian air bersih mengingat kondisi perairan yang ada yang sangat tidak mungkin untuk dokonsumsi secara langsung. Dimana diharapkan dengan adanya perencanaan yang baik dan matang maka akan didapatkan hasil yang maksimal yang dapat melayani kebutuhan air bersih seluruh masyarakat sutu kota atau desa. Pada perencanaan kali ini akan dilakukan sebuah perencanaan penyediaan air minum untuk sebuah desa, yaitu desa Nanga Tebidah . Desa Nanga Tebidah merupakan sebuah desa di pelosok Desa Nanga Tebidah. Desa ini merupakan desa yang memiliki tofografi yang landai atau berupa lereng pengunungan, dimana dataran tertinggi memiliki ketinggian 80 m di atas permukaan laut dan dataran terndah memiliki ketinggian 18 m di atas permukaan laut. Desa memiliki sebuah sungai, akan tetapi air sungai tersebut tidak layak untuk dikonsumsi secara langsung dikarenakan tercemarnya air sungai tersebut oleh kegiatan PETI yang ada di bagian hulu sungai. Oleh sebab itu tentunya akan sangat diperlukan sebuah sistem pengahan air bersih untuk desa yang dapat melayani 150 KK yang ada di desa tersebut.

PENYEDIAAN AIR MINUM 1.2 Gambaran umum lokasi Kegiatan perencanaan Tempat Pengolahan air bersih ini adalah di Desa Nanga Tebidah Desa Nanga Tebidah Provinsi Kalimantan Barat. Desa Nanga Tebidah adalah salah satu daerah tingkat II di Provinsi Kalimantan Barat dan Desa Nanga Tebidah merupakan sebuah desa yang terletak di daerah perhuluan Desa Nanga Tebidah. Desa Nanga Tebidah adalah desa dengan jumlah penduduk 430 jiwa dari 86 KK (satu kepala keluarga terdiri dari 5 jiwa) dengan kondisi tofografi yang landai atau berupa lereng pengunungan, dimana dataran tertinggi memiliki ketinggian 80 m di atas permukaan laut dan dataran terndah memiliki ketinggian 18 m di atas permukaan laut. Jenis tanah yang ada di Desa Nanga Tebidah adalah tanah podsolik denag PH rata-rata 3,4 dan kedalan muka air tanah 80-90 cm. Sebagian besar penduduk Desa Nanga Tebidah merupakan petani dan pedagang, akan tetapi walau penduduk nya hanya berpropesi sebagai petani dan pedagang sebagain besar penduduk Desa Nanga Tebidah sudah sangat memperhatikan masalah pendidikan. Hal tersebut terbukti dari telah banyaknya putra daerah dari Desa Nanga Tebidah yang sedang mengenyam pendidikan hingga tingkat perguruan tinggi.

1.3 Sarana dan Prasarana Adapun sarana dan prasarana yang ada di Desa Nanga Tebidah untuk tahun 2012 yaitu sebagai berikut: Tabel 1.1 Sarana dan Prasarana Desa Nanga Tebidah No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Nama Sarana Komplek pasar/ruko SD SMP Pos Polisi Polindes Mesjid Gereja Balai Desa Kantor Desa Jumlah Unit 3 komplek 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah

PENYEDIAAN AIR MINUM 1.4 Cakupan perencanaan Cakupan perencanaan pembuatan Sistem Pengelolaan yang akan dilakukan di Desa Nanga Tebidah Desa Nanga Tebidah yaitu sebagai berikut: 1. 2. Pembuatan sistem penyediaan air bersih untuk 25 tahun yang akan datang Proyeksi jumlah penduduk Desa Nanga Tebidah untuk jangka waktu hingga 25 tahun yang akan datang 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Proyeksi jumlah kebutuhan air bersih Perancangan sistem dan pembangunan pengambilan air perancangan pipa transmisi dan reservoir air bersih Perencanaan sistem pendistribusian air bersih Perkiraan anggaran biaya pelaksanaan pekerjaan Spesifikasi teknik untuk pelaksanaan pekerjaan Perencanaan lokasi pengelolaan air bersih

1.5 Tata urut isi laporan perencanaan BAB I. PENDAHULUAN Berisi keterangan mengenai kenapa dan dimana perencanaan dibuat, uraian singkat tentang kondisi lokasi kegiatan perencanaan, cakupan pekerjaan perancangan dan tata urut isi laporan perancangan. BAB II. Proyeksi kebutuhan air bersih BAB III. Rancangan sistem dan bangunan pengambilan air BAB IV. Rancangan pipa transmisi dan reservoir air bersih BAB V. rancangan distribusi air bersih BAB VI. Perkiraan anggaran biaya pelaksanaan pekerjaan BAB VII. Spesifikasi teknik untuk pelaksanaan pekerjaan BAB VIII. PENUTUP LAMPIRAN ( peta dan gambar perencanaan )

PENYEDIAAN AIR MINUM BAB II PROYEKSI KEBUTUHAN AIR BERSIH

2.1

Proyeksi Jumlah Penduduk Untuk mencari besarnya debit air minum untuk memenuhi kebutuhan air di Desa Nanga Tebidah, tentunya perlu diperkirakan jumlah penduduk untuk periode 25 tahun perencanaan, yakni dari tahun 2012 hingga tahun 2036. Karena jumlah penduduk yang cenderung selalu bertambah, maka dilakukan perhitungan proyeksi jumlah penduduk dengan menggunakan beberapa metode proyeksi, yakni metode aritmatika, metode geometri dan metode least square. Dari ketiga metode ini akan dipilih metode yang akan digunakan dalam perhitungan selanjutnya mengenai debit kebutuhan air minum.

2.1.1 Metode Proyeksi 2.1.1.1 Metode Aritmatika

Perhitungan proyeksi metode aritmatika dapat dilakukan dengan menggunakan rumus : Pn = Po + Ka.x ..................... Dengan : Pn Po Ka x = jumlah penduduk pada tahun ke-n (jiwa) = jumlah penduduk tahun pertama pencatatan (jiwa) = konstanta pertumbuhan penduduk = jumlah tahun rencana dari n tahun (2.1)

Berikut ini adalah contoh perhitungan proyeksi dengan metode aritmatika : Jumlah penduduk tahun 2011 adalah 430 jiwa, dan pada tahun 2002 adalah 249 jiwa, maka proyeksinya untuk tahun kedepan dapat dihitung menggunakan rumus (2.1).

PENYEDIAAN AIR MINUM

Maka, proyeksi tahun 2012 adalah : Pn = Po + Ka . x Pn = 249 + (18,1 x 11) Pn = 448 jiwa Perhitungan proyeksi tahun ke n yang lain dilakukan dengan cara yang sama. 2.1.1.2 Metode Geometri

Perhitungan proyeksi metode geometri dapat dilakukan dengan menggunakan rumus : Dengan : Pn Po R n = Jumlah penduduk pada tahun ke-n (jiwa) = Jumlah penduduk tahun pertama pencatatan (jiwa) = Angka pertumbuhan penduduk = Jumlah tahun rencana dari n tahun (2.2)

Berikut ini adalah contoh perhitungan proyeksi dengan metode geometri : Jumlah penduduk tahun 2011 adalah 430 jiwa, dan pada tahun 2002 adalah 249 jiwa, maka proyeksinya untuk tahun kedepan dapat dihitung menggunakan rumus (2.2). Dengan nilai r :

r = 0,05615318

Maka, proyeksi tahun 2012 adalah :

Pn = 454 jiwa Perhitungan proyeksi tahun ke n yang lain dilakukan dengan cara yang sama.

PENYEDIAAN AIR MINUM 2.1.1.3 Metode Least Square

Perhitungan proyeksi metode least square dapat dilakukan dengan menggunakan rumus: Pn = Y = a+b.x ................................... Dengan : Y a,b x = nilai perkiraan jumlah penduduk (jiwa) = konstanta = selisih tahun perkiraan dengan tahun dasar perhitungan (2.3)

untuk mencari nilai a dan b dapat digunakan rumus berikut ini : .. (2.3.1) . (2.3.2)

Tabel 2.1. Perhitungan Proyeksi untuk Metode Least Square Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 rata-rata Xi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 55 5.5 Yi 249 271 289 309 326 350 391 380 410 430 3,405 340.5 XiYi 249 542 867 1,236 1,630 2,100 2,737 3,040 3,690 4,300 20,391 Xi2 1 4 9 16 25 36 49 64 81 100 385

Sumber: Hasil Analisis, 2011

Maka nilai a dan b adalah:

PENYEDIAAN AIR MINUM Sehingga didapatkan persamaan :

Untuk tahun 2012 proyeksi jumlah penduduk sebanyak :

Perhitungan proyeksi tahun ke n yang lain dilakukan dengan cara yang sama. Tabel 2.2 Proyeksi Pertambahan Penduduk Per Tahun Periode Perencanaan Tahun 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 Aritmatika 448 466 484 502 521 539 557 575 593 611 629 647 665 683 702 720 738 756 774 792 810 828 846 864 883 Geometri 454 480 507 535 565 597 630 666 703 743 784 828 875 924 976 1,031 1,088 1,150 1,214 1,282 1,354 1,430 1,511 1,596 1,685 Least Square 451 472 492 512 532 552 572 593 613 633 653 673 693 714 734 754 774 794 814 835 855 875 895 915 935

Sumber : Hasil Analisis, 2011

PENYEDIAAN AIR MINUM

Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Metode Aritmatika


1,000 800 600 400 200 2010 2015 2020 2025 2030 2035 2040 Proyeksi Aritmatika

Gambar 2.1 Proyeksi Pertumbuhan penduduk dengan metode Aritmatika

Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Metode Geometrik


2,000 1,500 1,000 500 2010 2015 2020 2025 2030 2035 2040 Proyeksi Geometrik

Gambar 2.2 Proyeksi Pertumbuhan penduduk dengan metode Geometrik

PENYEDIAAN AIR MINUM

Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Metode Lasquare


1,000 800 600 400 200 0 2010 2015 2020 2025 Proyeksi Lasquare 2030 2035 2040

Gambar 2.3 Proyeksi Pertumbuhan penduduk dengan metode Lasquare

PENYEDIAAN AIR MINUM 2.1.2 Perhitungan Faktor Korelasi 2.1.2.1 Faktor Korelasi untuk Metode Aritmatika dan Least Square

Perhitungan korelasi metode Aritmatika dan Least square dapat menggunakan rumus : .. (2.4) Perhitungan nilai korelasi metode aritmatika dan least square dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.3 Perhitungan Korelasi untuk Metode Aritmatika Tahun 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 x 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 325 y 448 466 484 502 521 539 557 575 593 611 629 647 665 683 702 720 738 756 774 792 810 828 846 864 883 16,633 x2 1 4 9 16 25 36 49 64 81 100 121 144 169 196 225 256 289 324 361 400 441 484 529 576 625 5,525 y2 200,794 217,342 234,546 252,406 270,920 290,090 309,915 330,395 351,530 373,321 395,767 418,868 442,624 467,036 492,102 517,824 544,201 571,234 598,921 627,264 656,262 685,915 716,224 747,187 778,806 11,491,495 xy 448 932 1,453 2,010 2,603 3,232 3,897 4,598 5,336 6,110 6,920 7,766 8,649 9,568 10,523 11,514 12,541 13,604 14,704 15,840 17,012 18,220 19,465 20,746 22,063 239,753

Sumber : Hasil Analisis, 2011

PENYEDIAAN AIR MINUM Tabel 2.4 Perhitungan Korelasi untuk Metode Least Square Tahun 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 x 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 575 y 451 472 492 512 532 552 572 593 613 633 653 673 693 714 734 754 774 794 814 835 855 875 895 915 935 17,334.09 x2 121 144 169 196 225 256 289 324 361 400 441 484 529 576 625 676 729 784 841 900 961 1024 1089 1156 1225 14,525 y2 203,762 222,372 241,796 262,032 283,082 304,945 327,621 351,110 375,412 400,528 426,456 453,198 480,753 509,121 538,302 568,297 599,104 630,725 663,159 696,405 730,465 765,339 801,025 837,524 874,837 12,547,372 xy 4,965 5,659 6,392 7,166 7,981 8,835 9,730 10,666 11,641 12,657 13,714 14,810 15,947 17,125 18,342 19,600 20,898 22,237 23,616 25,035 26,495 27,995 29,535 31,116 32,736 424,897

Sumber : Hasil Analisis, 2011

PENYEDIAAN AIR MINUM 2.1.2.2 Faktor Korelasi untuk Metode Geometri Perhitungan korelasi metode geometri dapat menggunakan rumus : ... (2.5) Tabel 2.5 Perhitungan Kolerasi Untuk Metode Geometri Tahun 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 x 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 325 y 454 480 507 535 565 597 630 666 703 743 784 828 875 924 976 1,031 1,088 1,150 1,214 1,282 1,354 1,430 1,511 1,596 1,685 23608 ln y 6.12 6.17 6.23 6.28 6.34 6.39 6.45 6.50 6.56 6.61 6.66 6.72 6.77 6.83 6.88 6.94 6.99 7.05 7.10 7.16 7.21 7.27 7.32 7.37 7.43 169 x2 1 4 9 16 25 36 49 64 81 100 121 144 169 196 225 256 289 324 361 400 441 484 529 576 625 5525 ln2 y 37.44 38.11 38.78 39.47 40.16 40.85 41.55 42.26 42.97 43.69 44.42 45.15 45.89 46.63 47.38 48.13 48.90 49.66 50.44 51.21 52.00 52.79 53.59 54.39 55.20 1151 x . Ln y 6.12 12.35 18.68 25.13 31.68 38.35 45.12 52.01 59.00 66.10 73.31 80.63 88.06 95.60 103.25 111.01 118.87 126.85 134.93 143.13 151.43 159.85 168.37 177.00 185.74 2273

Sumber : Hasil Analisis, 2011

PENYEDIAAN AIR MINUM 2.1.3 Perhitungan Standar Deviasi Rumus umum: Dimana : Xi
x

(2.6)

= Jumlah penduduk = Jumlah penduduk rata-rata = Banyaknya tahun yang diambil = Standar deviasi

n S

Perhitungan stndar deviasi untuk metode aritmatika dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.6 Perhitungan Standar Deviasi untuk Metode Aritmatika
Tahun 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 Standar Deviasi Rata-rata Jumlah
Sumber : Hasil Analisis, 2011

Aritmatika 448 466 484 502 521 539 557 575 593 611 629 647 665 683 702 720 738 756 774 792 810 828 846 864 883 133.21 665.3

(x-x rata-rata) -217.2 -199.1 -181.0 -162.9 -144.8 -126.7 -108.6 -90.5 -72.4 -54.3 -36.2 -18.1 0.0 18.1 36.2 54.3 72.4 90.5 108.6 126.7 144.8 162.9 181.0 199.1 217.2

(x-x rata-rata)2 47175.84 39640.8 32761.0 26536.4 20967.0 16052.9 11794.0 8190.3 5241.8 2948.5 1310.4 327.6 0.0 327.6 1310.4 2948.5 5241.8 8190.3 11794.0 16052.9 20967.0 26536.4 32761.0 39640.8 47175.8 17035.7 425,893.00

PENYEDIAAN AIR MINUM

Standar deviasi untuk metode aritmatika :

Maka, Standar Deviasi (S) = 133,21 Tabel 2.7 Perhitungan Standar Deviasi untuk Metode Geometri Tahun Geometrik (x-x rata-rata) (x-x rata-rata)2 2012 454 -490.2 240254.83 2013 480 -464.7 215905.4 2014 507 -437.7 191601.0 2015 535 -409.3 167507.1 2016 565 -379.2 143817.6 2017 597 -347.5 120757.9 2018 630 -314.0 98589.7 2019 666 -278.6 77615.7 2020 703 -241.2 58184.3 2021 743 -201.7 40696.4 2022 784 -160.0 25611.5 2023 828 -116.0 13455.2 2024 875 -69.5 4828.1 2025 924 -20.4 414.6 2026 976 31.5 993.6 2027 1031 86.3 7450.7 2028 1088 144.2 20790.7 2029 1150 205.3 42153.1 2030 1214 269.9 72828.1 2031 1282 338.0 114275.4 2032 1354 410.1 168144.7 2033 1430 486.1 236299.1 2034 1511 566.4 320840.8 2035 1596 651.3 424140.2 2036 1685 740.9 548868.3 Standar Deviasi 373.94 Rata-rata 944.3 134241.0 Jumlah 3356024.10
Sumber : Hasil Analisis, 2011

Standar deviasi untuk metode geometri :

Maka, Standar Deviasi (S) = 373,94

PENYEDIAAN AIR MINUM Tabel 2.8 Perhitungan Standar Deviasi untuk Metode Least Square Tahun 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 Standar Deviasi Rata-rata Jumlah
Sumber : Hasil Analisis, 2011

Lasquare 451 472 492 512 532 552 572 593 613 633 653 673 693 714 734 754 774 794 814 835 855 875 895 915 935 148.40 693.4

(x-x rata-rata) -242.0 -221.8 -201.6 -181.5 -161.3 -141.1 -121.0 -100.8 -80.7 -60.5 -40.3 -20.2 0.0 20.2 40.3 60.5 80.7 100.8 121.0 141.1 161.3 181.5 201.6 221.8 242.0

(x-x rata-rata)2 58546.40 49195.2 40657.2 32932.4 26020.6 19922.0 14636.6 10164.3 6505.2 3659.2 1626.3 406.6 0.0 406.6 1626.3 3659.2 6505.2 10164.3 14636.6 19922.0 26020.6 32932.4 40657.2 49195.2 58546.4 21141.8 528543.90

Standar deviasi untuk metode least square : Maka, standar deviasi (S) = 148,40

PENYEDIAAN AIR MINUM 2.1.4 Pemilihan Metode Proyeksi Pemilihan metode proyeksi didasarkan atas hasil perhitungan kolerasi dan standar deviasi. Harga koefisien korelasi (r) adalah hubungan antara dua variabel dalam suatu persamaan. Nilai r bervariasi dari -1 melalui 0, hingga +1. Bila r = 0 atau mendekati 0, maka hubungan antara variabel sangat lemah, atau tidak terdapat hubungan sama sekali. Bila r = +1 atau mendekati +1, maka korelasi antara kedua variabel dikatakan positif dan sangat kuat Bila r = -1 atau mendekati -1, maka korelasi antara variabel dikatakan negatif dan sangat kuat Tanda () dan (+) pada koefisien korelasi sebenarnya mempunyai arti yang khas. Bila r positif, maka korelasi antara variabel bersifat searah. Kenaikan dan penurunan nilai x terjadi bersama dengan kenaikan dan penurunan nilai y berarti r negatif, dan sebaliknya. Berdasarkan hasil perhitungan harga koefisien korelasi dan standar deviasi diperoleh hasil bahwa : Metode Aritmatika Metode Geometri Metode Least Square r = 1,00 r = 1,00 r = 1,00 S = 133,21 S = 373,94 S = 148,40

Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa metode yang terbaik adalah metode Aritmatika, karena korelasinya = +1 dan memiliki standar deviasi paling kecil. Oleh karena itu, pada pengerjaan tugas ini digunakan metode proyeksi pertambahan penduduk dengan metode Aritmatika.

PENYEDIAAN AIR MINUM 2.2 Proyeksi Air Bersih Untuk memenuhi kebutuhan air minum dalam suatu wilayah, perlu diperkirakan terlebih dahulu jumlah kebutuhan air masing-masing fasilitas. Standar kebutuhan air minum untuk berbagai fasilitas dapat diperoleh dari berbagai literatur : Tabel 2.9 Studi Kebutuhan Air Minum NO 1 Jenis Pemakaian Perumahan: Sambungan langsung Sambungan halaman Kran umum Perkantoran Pertokoan/pasar Hotel sekolah: SD SMP SMA Rumah sakit Tempat ibadah Terminal bis Industri Kebutuhan 100-200 L/org/hr 90 L/org/hr 60 L/org/hr 40-60 L/org/hr 6-12 L/org/hr 21/m2/hr 250-300 L/bed/hr 40 L/org/hr 50 L/org/hr 80 L/org/hr 200-400 L/bed/hr 20/m2/hr 10 L/org/hr 3 L/org/hr 114 L/org/hr Literatur B B B A A C D D D C C C C

2 3 4 5

6 7 8 9

Sumber : A = Jurnal Teknik Lingkungan ITB B = Standar Ditjen PU Cipta Karya C = Sofyan Plambing D = Al Layla Water Supply Engineering Design E = Babbit Water Supply Engineering

Pelayanan air di Desa Nanga Tebidah direncanakan untuk 25 tahun pelayanan mulai dari tahun 2012 dengan enam tahap pelayanan yang terbagi setiap lima tahun. Hal ini dimaksudkan agar dapat mengantisipasi perkembangan dan menghemat biaya dan sumber daya air daripada langsung merencanakan 25 tahun mendatang.

PENYEDIAAN AIR MINUM 2.2.1 Studi Kebutuhan Air Minum Domestik Studi kebutuhan untuk domestik diperhitungkan dengan melihat perkembangan yang terjadi, dimana taraf ekonomi penduduk dipekirakan meningkat. Sejalan dengan peningkatan taraf ekonomi, terjadi peningkatan jumlah rumah permanen dan semi permanen dan penyusutan rumah non-permanen diasumsikan sebagai berikut : Rumah permanen naik 1% Rumah semi-permaen naik 1.5% Rumah non-permanen turun 2.5%

Selain itu diasumsikan kebutuhan air minum/ orang/ hari bertambah setiap 5 tahun yang dapat dilihat sebagai berikut : Rumah permanen sebesar 15 liter/ orang/ hari Rumah semi-permanen sebesar 10 liter/ orang/ hari Rumah non-permanen sebesar 7 liter/ orang/ hari

PENYEDIAAN AIR MINUM Tabel 2.10 Proyeksi Kebutuhan Air untuk Sambungan Langsung per 5 Tahun Tahun Penduduk % Pelayanan Status Rumah (%) Permanen 2011 430 40% Semipermanen Nonpermanen Permanen 2016 521 50% Semipermanen Nonpermanen Permanen 2021 611 60% Semipermanen Nonpermanen Permanen 2026 702 70% Semipermanen Nonpermanen Permanen 2031 792 80% Semipermanen Nonpermanen Permanen 2036 883 90% Semipermanen Nonpermanen
Sumber : Hasil Analisis, 2011

Kebutuhan (L/Org/hr) 200 90 60 215 100 67 230 110 74 245 120 81 260 130 88 275 140 95

Jumlah (L/hr) 13,760 4,644 3,096 22,941 8,068 4,795 35,414 13,308 6,782 51,732 20,329 8,949 72,484 29,652 11,151 98,288 41,698 13,204

40 30 30 41 31.0 27.5 42 33 25 43 34.5 22.5 44 36 20 45 37.5 17.5

Tabel 2.11 Jumlah Total Kebutuhan Air Per Hari Tahun 2011 2016 2021 2026 2031 2036 Kebutuhan Air ( L/hr) 21,500 35,804 55,503 81,011 113,288 153,191

Sumber : Hasil Analisis, 2011

PENYEDIAAN AIR MINUM 2.2.2 Studi Kebutuhan Non Domestik 2.2.2.1 Kebutuhan Air Perkantoran Kebutuhan non domestik perkantoran terdiri dari unit non rumah yaitu Kantor Kecamatan, Balai Kecamatan, Pos Polisi dan Pos Babinsa. Dengan asumsi jumlah pegawai dari tiap kantor yaitu sebagai berikut : Tabel 2.12 Proyeksi Jumlah pegawai No 1 2 3 4 Kantor Desa Balai Desa Pos Polisi Pos Babinsa Jumlah
Sumber : Hasil Analisis, 2011

Non Domestik

Jumlah Pegawai 10 10 4 4 28

Jika diasumsikan setiap 5 tahun jumlah pegawai naik 3 orang pada kantor kecamatan, 3 orang pada balai kecamatan, 5 orang pada pos polisi dan 5 orang pada pos babinsa. Dan kebutuhan air pada kantor berdasarkan literatur Jurnal Teknik Lingkungan ITB yakni 40 (l/o/h) dan di asumsikan terjadi kenaikan 0,5 (l/o/h) setiap 5 tahun.

PENYEDIAAN AIR MINUM

Tahun 2011 2016 2021 2026 2031 2036

Kantor Desa 10 13 16 19 21 24

Balai Desa 10 13 16 19 21 24

Tabel 2.13 Proyeksi kebutuhan air minum perkantoran Kebutuhan Pos Polisi Pos Babinsa Pegawai (L/Org/hr) 4 4 28 40 9 14 19 24 29 9 14 19 24 29 44 60 76 90 106 40.5 41 41.5 42 42.5

Pelayanan (%) 40 50 60 70 80 90

Kebutuhan Total (L/hr) 448 891 1,476 2,208 3,024 4,055

Sumber : Hasil Analisis , 2011, 2011

PENYEDIAAN AIR MINUM 2.2.2.2 Kebutuhan Air Pertokoan / Pasar Desa Nanga Tebidah memiliki dua buah pasar, luas pasar pertama untuk tahun 2011 yaitu 2000 m2 dan luas pasar kedua yaitu 1000 m2. Disebabkan seiring dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk maka hal tersebut juga akan mengakibatkan semakin bertambahnya luas daerah pasar untuk memenuhi kebutuhan penduduk. Untuk pertambahan luas pasar ini diasumsikan setiap 5 tahun akan terjadi penambahan luas pasar sebesar 500 m2. Sementara itu untuk fasilitas pasar, pemakaian air minum selama periode perencanaan diasumsikan bertambah sebesar 1 L/m2/hari setiap 5 tahun, karena jumlah pemakaian air pada pertokoan / pasar relatif stabil. Proyeksi kebutuhan air untuk pertokoan / pasar dapat dilihat pada tabel 2.14. Tabel 2.14 Proyeksi Kebutuhan Air Minum Untuk Pertokoan / Pasar Luas Pasar (m2) Tahun
1

2 1000 1500 2000 2500 3000 3500

Kebutuhan (L/m2/hr) 6 7 8 9 10 11

Pelayanan (%) 40 50 60 70 80 90

Kebutuhan Total (L/hr) 7,200 14,000 24,000 37,800 56,000 79,200

2011 2016 2021 2026 2031 2036

2000 2500 3000 3500 4000 4500

Sumber : Hasil Analisis, 2011

2.2.2.3

Kebutuhan Air Sekolah Desa Nanga Tebidah memiliki dua fasilitas jenjang pendidikan yaitu SD dan

SMP. Kebutuhan air untuk masing-masing jenjang pendidikan diasumsikan bertambah setiap 5 tahun, yaitu : Sekolah Dasar (SD) SMP : bertambah sebesar 1,5 L : bertambah sebesar 2 L

Air yang disediakan tidak hanya digunakan oleh guru dan murid tetapi juga digunakan pegawai yang ada disekolah. Jika diasumsikan setiap lima tahun sekali jumlah murid SD bertambah 100 orang dan jumlah murid SMP bertambah 50 orang, maka proyeksi kebutuhan total pada SD dan SMP dapat dilihat pada tabel 2.15.

PENYEDIAAN AIR MINUM Tabel 2.15 Proyeksi kebutuhan air di fasilitas pendidikan Tahun 2011 2016 2021 2026 2031 2036 Siswa SD 200 300 400 500 600 700 Siswa SMP 300 350 400 450 500 550 Kebutuhan SD (L/siswa/hr) 50 51.5 53 54.5 56
57.5

Kebutuhan SMP (L/siswa/hr) 75 77 79 81 83 85

Pelayanan (%) 40 50 60 70 80 90

Kebutuhan Air SD (L/hr) 4,000 7,725 12,720 19,075 26,880 36,225

Kebutuhan Air SMP (L/hr) 9000 13475 18960 25515 33200 42075

Kebutuhan Total Fasilitas Pendidikan (L/hr) 13,000 21,200 31,680 44,590 60,080 78,300

Sumber : Hasil Analisis, 2011

PENYEDIAAN AIR MINUM 2.2.2.4 Kebutuhan Air Polindes Polindes merupakan pelayanan kesehatan yang dimiliki oleh Desa Nanga Tebidah. Polindes merupakan pelayanan kesehatan yang sederhana, dengan dokter umum satu dan hanya beberapa perawat dan bidan. Air bersih pada Polindes dibutuhkan sebagai kebutuhan untuk minum/makan, WC, dan sanitasi polindes itu sendiri. Diasumsikan setiap lima tahun penambahan jumlah tempat tidur sebanyak 5 tempat tidur dan kebutuhan air minum setiap 5 tahun bertambah 50 L, maka proyeksi kebutuhan air di Polindes dapat dilihat pada tabel 2.16. Tabel 2.16 Proyeksi Kebutuhan Air Untuk Polindes Tahun 2011 2016 2021 2026 2031 2036 Polindes (Jiwa) 5 15 25 35 45 55 Kebutuhan (l/org/hr) 200 250 300 350 400 450 Pelayanan (%) 40 50 60 70 80 90 Kebutuhan Total (L/hr) 400 1,875 4,500 8,575 14,400 22,275

Sumber : Hasil Analisis, 2011

2.2.2.5

Kebutuhan Air Tempat Ibadah Mayoritas penduduk di Desa Nanga Tebidah beragama Islam, namun ada

sedikit masyarakat yang beragama Kristen. Rancangan penyaluran air bersih yang baik diperlukan agar air dapat sampai ke tempat ibadah sesuai dengan kebutuhan. Untuk itu dibutuhkan proyeksi akan kebutuhan air ditempat ibadah. Bila diasumsikan setiap lima tahun pertambahan luas mesjid sebesar 150 m , gereja sebesar 100 m, kebutuhan air meningkat 2 L/orang/hari untuk tiap tempat ibadah dan pelayanan meningkat 10%, maka kebutuhan air dapat dilihat pada tabel 2.17. Tabel 2.17 Proyeksi Kebutuhan Air Untuk Tempat Ibadah Tahun 2011 2016 2021 2026 2031 2036 Masjid (m2) 1000 1150 1300 1450 1600 1650 Gereja (m2) 600 700 800 900 1000 1100 Luas Total (m2) 1600 1850 2100 2350 2600 2750 Kebutuhan (L/m2/hr) 15 17 19 21 23 25 Pelayanan (%) 40 50 60 70 80 90 Kebutuhan Total (L/hr) 9,600 15,725 23,940 34,545 47,840 61,875

Sumber : Hasil Analisis, 2011

PENYEDIAAN AIR MINUM Dari perhitungan masing-masing proyeksi kebutuhan air bersih untuk domestik dan non domestik dapat diperoleh tabel proyeksi kebutuhan total Desa Nanga Tebidah. Berikut adalah tabel proyeksi kebutuhan kota selama masa perencanaan 2012 2036. Tabel 2.18 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Total Desa Nanga Tebidah Tahun
2011 2016 2021 2026 2031 2036

Domestik (L/hr)
21,500 35,804 55,503 81,011 113,288 153,191

Non Domestik (L/hr)


30,648 53,691 85,596 127,718 181,344 245,705

Kebutuhan Desa (L/hr)


52,148 89,495 141,099 208,729 294,632 398,895

Fasilitas Lainnya (10%)


5,214.80 8,949.49 14,109.92 20,872.88 29,463.17 39,889.55

Total Kebutuhan Desa (l/hr)


57,362.80 98,444.38 155,209.16 229,601.65 324,094.85 438,785.02

Sumber : Hasil Analisis, 2011

PENYEDIAAN AIR MINUM 2.2.3 Kebutuhan Untuk Umum Kebutuhan untuk umum ini dihitung dari kebutuhan total dalam suatu kota. Umumnya kebutuhan umum ini terdiri dari hidran/pemadaman kebakaran, kebutuhan kota, dan kemungkinan terjadinya kebocoran. 2.2.3.1 Hidran / Pemadaman Kebakaran Dalam suatu kota dibutuhkan sejumlah kecil air dari total kebutuhan air di kota tersebut untuk keperluan pemadaman kebakaran yang disalurkan melalui hidran. Besarnya kebutuhan ini ditentukan oleh: Frekuensi kebakaran Lamanya kebakaran yang terjadi

Untuk hidran, besarnya kuantitas air yang dibutuhkan diasumsikan sebesar 15% dari kebutuhan total Desa Nanga Tebidah. 2.2.3.2 Kehilangan Air Yang dimaksud dengan kehilangan air adalah hilangnya sejumlah air diluar perhitungan kebutuhan yang telah dilakukan. Kehilangan air dalam suatu sistem penyediaan air minum dapat berupa terjadi kebocoran pada sistem, pencurian air, alat meteran yang tidak tepat dan lain sebagainya. Di desa Nanga Tebidah diasumsikan kehilangan air ini dari tahun ke tahun akan semakin berkurang dikarenakan semakin baiknya kinerja maupun peralatan dari pemerintah yang dapat meminimalisir permasalahan tersebut. Asumsi kehilangan ait di desa Nanga Tebidah yaitu sebagai berikut: 2.2.3.3 2012 2016 2021 2026 2031 2036 : 50% : 45% : 40% : 35% : 30% : 24%

Kebutuhan Kota Yang dimaksud dengan kebutuhan kota adalah kebutuhan yang disalurkan

oleh sistem penyediaan air minum untuk konsumen, untuk berbagai aktifitas selain domestik dan non domestik. Dalam sistem penyediaan air minum Desa Nanga Tebidah, kebutuhan desa diasumsikan 10% dari kebutuhan total desa .

PENYEDIAAN AIR MINUM Berikut ini adalah tabel rekapitulasi jumlah kebutuhan air untuk kebutuhan umum di Desa Nanga Tebidah.

Tabel 2.19 Rekapitulasi Kebutuhan Umum Desa Nanga Tebidah Tahun 2011 2016 2021 2026 2031 2036 Total Kebutuhan Desa (L/hr) 57,362.80 98,444.38 155,209.16 229,601.65 324,094.85 438,785.02 Hydran (L/hr) 8,604.42 14,766.66 23,281.37 34,440.25 48,614.23 65,817.75 Kehilangan Air (L/hr) 28,681.40 44,299.97 62,083.67 80,360.58 97,228.45 109,696.25 Fasilitas Lainnya (L/hr) 5,736.28 9,844.44 15,520.92 22,960.17 32,409.48 43,878.50

Sumber : Hasil Analisis, 2011

2.2.4 Fluktuasi Pemakaian Air Dalam memperkirakan fluktuasi pemakaian air pada setiap periode perencanaan diperlukan faktor hari maksimum dan faktor jam puncak. Kedua faktor ini dikalikan dengan debit pemakaian rata-rata dari kota PAM sehingga diperoleh debit pemakaian hari maksimum dan jam puncak. Oleh karena adanya fluktuasi tersebut maka terjadi pula perubahan faktor maksimum/hari dan maksimum /jam, makin banyak jumlah penduduk semakin besar pula faktor maksimum /hari, akibat debit pemakaian hari maksimum akan semakin besar seiring dengan pertambahan penduduk, sebaliknya dengan faktor maksimum/ jam semakin banyak jumlah penduduk makin kecil faktor jam maksimum/jam

sehingga debit pemakaian jam maksimum akan menurun bila penduduk kota tersebut bertambah. Di Indonesia, besarnya faktor maksimum /hari adalah (1,1-1,3) dan faktor maksimum /jam adalah (1,7-3,5). Pada perhitungan ini, diasumsikan bahwa besarnya faktor maksimum /hari pada awal perencanaan adalah 1,00 dan meningkat 0,05 setiap 5 tahun selama periode perencanaan. Untuk faktor maksimum /jam diasumsikan sebesar 2,50 dan menurun 0,05 setiap 5 tahun selama periode perencanaan.

PENYEDIAAN AIR MINUM Adapun fluktuasi pemakaian hari maksimum dan jam maksimum dapat dilihat pada table 2.20 dan 2.21 di bawah ini. Tabel 2.20 Perkiraan Fluktuasi Pemakaian Air Minum Pada Hari Maksimum Tahun 2011 2016 2021 2026 2031 2036 Pemakaian Rata-rata (L/dtk) 0.25 0.41 0.64 0.94 1.31 1.77 Faktor Maks/Hari 1.10 1.15 1.20 1.25 1.30 1.35 Pemakaian Hari Maks (l/dtk) 0.27 0.48 0.77 1.17 1.70 2.39

Sumber : Hasil Analisis, 2011

Tabel 2.21 Perkiraan Fluktuasi Pemakaian Air Pada Jam maksimum Tahun 2011 2016 2021 2026 2031 2036 Pemakaian Rata-rata (L/dtk) 0.25 0.41 0.64 0.94 1.31 1.77 Faktor Puncak/ jam 2.70 2.65 2.60 2.55 2.50 2.45 Pemakaian Jam Puncak (l/dtk) 0.67 1.10 1.67 2.39 3.28 4.34

Sumber : Hasil Analisis, 2011 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00 2005

2010

2015

2020

2025

2030

2035

Pemakaian Rata-rata (L/dtk) Pemakaian Jam Puncak (l/dtk)

Pemakaian Hari Maks (l/dtk)

Gambar 2.4 Grafik Hubungan Fluktuasi Pemakaian Air Antara Hari Maksimum dan Jam Maksimum

PENYEDIAAN AIR MINUM BAB III RANCANGAN SISTEM DAN BANGUNAN PENGAMBILAN AIR

3.1

Sumber Air Baku Desa Nanga Tebidah adalah sebuah desa yang tidak memiliki sungai akan tetapi hanya memiliki sumber air berupa mata air. Sehingga untuk sistem pengolahan penyediaan air minum yang akan di bangun di desa Nanga Tebidah juga akan menggunakan mata air sebagai sumber air bakunya. Adapun mata air yang ada di desa Nanga Tebidah yang akan dijadikan sebagai sumber air baku memiliki debit 550 liter/detik. Debit yang tersedia pada mata air yang ada di desa Nanga Tebidah pada kondisi minimum adalah 150 liter/detik x 3600 detik/jam x 24 jam = 475.200 liter/hari. Karena kebutuhan air bersih untuk desa Nanga Tebidah pada tahun 2036 adalah 438.785,02 liter/hari, maka debit yang tersedia dari mata air sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Rancangan jaringan pelayanan dibuat menyeluruh, dengan tujuan agar semua masyarakat yang tinggal di desa Nanga Tebidah dapat merasakan manfaat dari air bersih. Namun, dengan memprediksi perkembangan persebaran penduduk, hingga tahun 2036 sistem penyediaan air ini bisa dapat melayani 80% penduduk desa Nanga Tebidah.

3.2

Bangunan Intake dan Perlengkapan Intake adalah bangunan pengambilan air baku untuk penyediaan air bersih. Kapasitas intake ini dibuat berdasarkan debit yang diperlukan untuk pengolahan. Fungsi utama bangunan intake adalah untuk menangkap air dari sumber air untuk diolah dalam instalasi pengolahan air bersih.

PENYEDIAAN AIR MINUM 3.2.1 Jenis-jenis intake Ditinjau dari air baku yang akan diambil maka intake dibedakan: 1. Air baku dari air permukaan a. River intake Adalah intake yang menyadap air baku yang berasal dari sungai atau danau.

Gambar 3.1 River intake b. Direct intake Direct intake digunakan bila muka air dari air baku sangat dalam. Bentuk ini lebih mahal biayanya bila dibandingkan dengan bentuk bangunan intake lainnya. Tipe intake ini dapat dipakai dalam kondisi: Sumber air dalam, misalnya sungai atau danau Tanggul sangat resisten terhadap erosi dan sedimentasi

Gambar 3.2 Direct intake

PENYEDIAAN AIR MINUM c. Canal intake Dipakai bila air baku disadap dari kanal. Suatu bak memiliki bukaan dibangun pada suatu sisi dari tanggul kanal, yang dilengkapi saringan kasar. Dari bak air dialirkan melalui pipa yang memiliki ujung berbentuk bell mouth yang tertutu saringan berbentuk parabola.

Gambar 3.3 Canal intake d. Reservoir intake Digunakan untuk air baku yang diambil dari danau, baik yang alamiah maupun buatan (beton). Bangunan ini dilengkapi dengan beberapa inlet dengan ketinggian yang bervariasi untuk mengatasi adanya fluktuasi muka air. Dapat juga dibuat menara intake yang terpisah dengan dam pada bagian upstream. Jika air di reservoir dapat mengalir secara gravitasi ke pengolahan, maka tidak diperlukan pemompaan dari menara.

PENYEDIAAN AIR MINUM

Gambar 3.4 Resevoir intake

3.2.2 Kriteria pembangunan intake Beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam konstruksi intake adalah : Intake sebaiknya dibuat untuk mencegah masuknya sinar matahari yang memungkinkan tumbuhnya mikroorganisme hidup. Tanah dilokasi intake harus stabil Inlet ditempatkan dekat permukaan air. Untuk mencegah masuknya Suspended solid inlet sebaiknya diletakkan jauh diatas intake. Intake harus kedap air: Intake didesain sedemikian sehingga dalam keadaan darurat tetap dapat berfungsi. Penempatan bangunan pengambilan atau intake sebaiknya pada lokasi yang memudahkan dalam pelaksanaan dan aman terhadap daya dukung alam atau terhadap longsor dan lain-lain.

PENYEDIAAN AIR MINUM Penempatan bangunan pengambilan atau intake sebaiknya tertutup serta aman terhadap polusi yang disebabkan pengaruh luar dan pencemaran oleh manusia atau mahluk hidup lainnya. Konstruksi intake harus aman terhadap banjir air sungai, terhadap guling, gaya geser, daya dukung rembesan, gempa dan gaya angkat air. Dimensi intake harus mempertimbangkan kebutuhan maksimum harian. Dimensi inlet dan outlet serta letaknya harus memperhatikan fluktuasi ketinggian muka air. Pemilihan lokasi intake harus memperhatikan karakteristik sungai dan diusahakan pada ketinggian yang memungkinkan pengaliran dengan sistem gravitasi. Konstruksi bangunan pengambilan direncanakan denga umur efektif atau live time minimal 20 tahun. Bahan atau material konstruksi yang digunakan diusahakan menggunakan material lokal atau disesuaikan dengan kondisi daerah yang bersangkutan.

3.2.3 Pemilihan jenis intake Pada tahap awal perancangan sistem penyediaan air minum ini perlu dibuat sebuah intake. Dari gambar pada peta dan data yang didapat, diketahui bahwa desa Nanga Tebidah tidak memiliki sungai akan tetapi hanya memiliki sumber air berupa mata air untuk dijadikan sebagai air baku. Dari mata air tersebut telah dibuat semacam saluran berupa kanal yang mana di sepanjang saluran kanal tersebut telah dipasang pintu air sebanyak dua buah. Pada perencanaan ini akan dibangunn intake tepat di dekat pintu air yang paling dekat dengan pemukiaman penduduk desa Nanga Tebidah. Oleh sebab itu untuk perencanaan penyediaan air bersih kali ini akan digunakan jenis intake kanal atau kanal intake.

Gambar 3.5 Canal intake

PENYEDIAAN AIR MINUM

3.2.4 Letak pembangunan intake Letak intake untuk sistem penyediaan air minum di desa Nanga Tebidah direncanakan akan diletakan pada sumber mata air dengan ketinggian medan +26 meter di atas permukaan air laut dan berjarak 80 meter dari reservoir. Sedangkan IPA dan bangunan reservoir ini akan dibangun pada ketingian medan +21 meter diatas permukaan laut. Dengan beda tinggi 5 meter ini diperkirakan supaya air yang dapat langsung mengalir dari intake menuju reservoir melalui pipa transmisi hanya dengan bantuan gravitasi bumi tanpa adanya bantuan mesin pemompa air sehingga akan menjadi lebih efisien dalam hal pembiayaan.

PENYEDIAAN AIR MINUM BAB IV RANCANGAN PIPA TRANSMISI DAN RESERVOIR AIR BERSIH

4.1

Sistem Transmisi Air Bersih Sistem transmisi adalah suatu sistem transportasi air baku atau air minum dari sumber menuju resevoir untuk selanjutnya diteruskan ke daerah pelayanan melalui sistem distribusi. Masalah dan ruang lingkup yang termasuk dari sistem transmisi adalah sebagai berikut :

4.1.1 Sistem transportasi untuk membawa Air baku dari pengumpulan sampai bangunan pengolahan air minum dapat menggunakan open chanel (saluran terbuka) atau perpipaan (pipe line) sesuai dengan kualitas dan kuantitas air baku. Air bersih dari sumber yang sudah memenuhi syarat kualitas atau dari bangunan pengolahan air minum sampai resevoir distribusi menggunakan perpipaan (pipe line) untuk menghindari kontaminasi. 4.1.2 Cara pengangkutan Ditinjau dari segi kualitas, efisien dan terpadu sebaiknya sistem transmisi dilakukan dengan menggunakan gravitasi. Hal ini dikarenakan topografi tanah yang mendukung dengan dataran tinggi sehingga air dapat mengalir lancar tanpa perlu bantuan pompa. Demi keamanan dan menjaga kualitas air baku tersebut maka dalam sistem transmisi ini menggunakan sistem gravitasi. 4.1.3 Kapasitas yang diangkut Dalam sistem penyediaan air minum, yang menjadi perhatian bukan saja masalah kualitas teteapi juga kuantitas, dalam arti air minum harus cukup tersedia untuk memenuhi kebutuhan konsumen, Hal ini yang mendasari perlunya sistem transmisi. Kualitas air yang diangkut dalam sistem transmisi sesuai dengan kapasitas hari maksimum dan kapasitas jam maksimum sehingga pada saat terjadi kebutuhan maksimum sistem transmisi dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. 4.1.4 Peralatan dan Penempatan Yang perlu diperhatikan dalam perletakan dan penempatan sistem transmisi adalah : Kondisi air yang dibawa. Kondisi lingkungan yang dilewati sebagai bahan pertimbangan ada tidaknya dampak bagi sistem transmisi, kondisi geologis yang dilewati dengan menghindari medan yang sulit.

PENYEDIAAN AIR MINUM pemilihan jalur transmisi yang terpendek pemilihan konstruksi yang paling ekonomis terletak pada lokasi tanah yang mudah terkontrol sedikit mungkin menggunakan perlengkapan sistem.

4.1.5 Peralatan dan perlengkapan Pemilihan peralatan dan perlengkapan sistem transmisi harus disesuaikan dengan kebutuhan dan memperhatikan segi efisiensinya. Adapun cara untuk mengalirkan air dari sumber ke reservoir yaitu : 1. Sistem saluran terbuka (open channel). Pada sistem ini tekanan air sama dengan tekanan udara terbuka yaitu 1 atm. Adapun keuntungan dan kerugian dari sistem ini yaitu: Keuntungan: biaya relatif murah karena hanya memperhitungkan segi konstruksi saluran dimensi saluran bebas, tidak mengikuti dimensi pasaran. dapat mengalirkan kapasit yang cukup besar dibandingkan dengan saluran pipa kerugian: harus mengikuti HGL karena pengaliran secara gravitasi. kecepatannya tergantung pada slope muka tanah. kapasitas yang dibawa sebaiknya jauh lebih besar dari kebutuhan karena kemungkinan kehilangan air lebih besar akibat penguapan dan rembesan ke dalam tanah 2. adanya pengotoran dan gangguan dari masyarakat sepanjang aliran

Sistem saluran tertutup (close conduit), air dialirkan melalui saluran tertutup untuk menghindari kontaminasi dimana tekanan air sama dengan tekanan udara luar. Ada dua macam saluran tertutup, yaitu : Cut and cover Tunnel

Adapun keuntungan dan kerugian dari sistem ini yaitu: Keuntungan: pemanfaatan material lokal, baik batu bata maupun batu kali saluran relatif lebih panjang biaya relatif lebih rendah baik dalam hal inventasi maupun pemeliharaan

PENYEDIAAN AIR MINUM Kerugian: perletakannya tergantung pada HGL atau ketinggian tanah dilalui dalam jangka harus dibuat kapasitas maksimum untuk persediaan daerah sekitar saluran umumnya terletak diatas permukaan tanah sehingga harus

mempertimbangkan adanya masalah bila bersilangan dengan sarana lain, seperti jalan raya, rel kereta api, saluran drainase kecepatan air harus rendah untuk penempatan manhole. 3. Sistem pipa (pipe line), air dialirka melalui sistem perpipaan dengan tekanan lebih besar daripada tekanan udara luar. Keuntungan: Pengaliran tidak tergantung pada profil muka tanah Memperkecil kemungkinan adanya gangguan Dimensi pemeliharaan dan perawatan lebih murah dan mudah

Kerugian: Harga pipa dan perlengkapannya relatif mahal

Sistem transmisi air baku dari sumber ke reservoir untuk pemenuhan kebutuhan kota ini digunakan saluran tertutup dengan pipa secara gravitasi.

Gambar 4.1 Contoh sistem gravitasi pada pipa transmisi

PENYEDIAAN AIR MINUM 4.2 Dasar Perhitungan Pipa Transmisi Pada sistem penyaluran dengan menggunakan pipa akan terjadi kehilangan energi (head losses) sepanjang pengaliran. Head Losses ini biasanya disebut Mayor Losses.Besarnya Mayor Losses tergantung : gesekan bahan pipa kecepatan aliran dimensi pipa panjang saluran yang ditempuh Dengan mempertimbangkan dari segi ekonomis, pada pipa transmisi sistem ini menggunakan pipa PVC. Persamaan yang digunakan adalah Hazen Wiliam dengan koefisien c = 140 (pipa baru) dengan panjang pipa transmisi 80 m. Perhitungan kehilangan tekanan dalam pipa akibat gesekan aliran terhadap dinding pipa( Mayor Losses) menggunakan persamaan : Darcy Weisbach Hazen William 4.2 Dimana : f L V d g = koefisien gesekan = panjang pipa (m) = kecepatan aliran (m/det) = diameter pipa = percepatan gravitasi (9,81 m/det2) 4.1

PENYEDIAAN AIR MINUM 4.2.1 Perhitungan Kecepatan Air Pada Pipa Transmisi Dalam melakukan perhitungan diameter pipa transmisi digunakan persamaan HazenWilliam,yaitu sebagai berikut: .... 4.3 Dimana : Q = Kapasitas kebutuhan maksimum per hari (m3/det) C = Koefisien kekasaran pipa menurut Hazen Wlliam D = Diameter pipa (m) S = Slope / kemiringan muka tanah Nilai koefisien kekasaran pipa menurut Hazen-William dapat dilihat pada tabel 4.1 Tabel 4.1 Koefisien Hazen-William Nilai CH 140 130 120 110 100 95 60-80 Jenis Pipa Pipa sangat halus Pipa halus, semen, besi tuang baru Pipa baja dilas baru Pipa baja dikeling baru Pipa besi tuang tua Pipa besi dikeling tua Pipa besi tua

Sumber : Data Sekunder

Langkah-Langkah dalam menentukan perhitungan yaitu sebagai berikut : 1. Menentukan panjang ekivalen pipa transmisi. Diperoleh dengan mengalikan Head Loss Total (110%) dengan panjang pipa terukur. Untuk asumsi pertama diambil harga Mayor losses sebesar 100% dan Minor losses sebesar 10% dari Mayor lossses sehingga Head Lossses Total menjadi sebesar 110% . 2. Menentukan Slope muka tanah dengan membagi head losses yang tersedia dengan pangjang pipa ekivalen

PENYEDIAAN AIR MINUM 3. Mencari besarnya diameter menggunakan persamaan Hazen-William dengan kapasitas yang ditransmisikan sebesar kebutuhan maksimum per hari. 4. Menyesuaikan diameter pipa yang diperoleh dari perhitungan dengan yang berada di pasaran. 5. Menghitung kembali head losses yang terjadi sepanjang pengaliran apabila digunakan diameter dan panjang pipa yang sama. Selain itu perhakan pula sisa tekan yang terjadi serta kemungknan perlunya penggunaan Bak Pelepas Tekan bila sisa tekan masih sangat besar. 6. Menentukan H available nya.

4.2.2.1 Analisa Perhtungan dari Intake ke IPA Diketahui Panjang jalur pipa transmisi 80 m,beda konture dari intake ke reservoir sebesar 5 m. Panjang pipa sesungguhnya dapat dicari menggunakan rumus berikut: .................................................................................... 4.4 Dimana X Y L = Panjang jalur pipa transmisi yang diukur pada peta (m) = Beda konture antara intake dan reservoir = Panjang pipa sesungguhnya (m)

Dari panjang pipa ini maka dapat dicari panjang Ekuivalen pipa transmisi dengan cara mengalikan panjang pipa sesungguhnya (L) dengan head loss yang diakibatkan oleh minor dan mayor dengan asumsi kehilangan mayor 100% dan minor 10%, sehingga total kehilangan head loss sebesar 110%.

............................................................. 4.5
Analisa Perhitungan : x y = 80 m = 5m

PENYEDIAAN AIR MINUM

H (awal) H (akhir) H

= 26 m = 21 m = 5m

Mencari kemiringan muka tanah dapat menggunakan rumus: .................................................................................. 4.6

Pada perencanaan sistem distribusi air bersih di Desa Nanga Tebidah, direncanakan akan menggunakan pipa PVC yang memiliki nilai kekasaran dindingnya sebesar 140 (untuk Hazen William). Kapasitas transmisi air yang akan dibawa dari intake ke reservoir sebesar 0,0068 m3/detik. Untuk mengetahui seberapa besar diameter yang diperlukan untuk mengalirkan debit sebesar 0,0068 m/detik, dapat dilakukan dengan rumus berikut : ..................................................... 4.7 Dimana: C = 140 (Koefisien hazen-william) Q = 0,0068 m/detik (Pemakaian hari maksimum)

= 6 in ( diameter pipa pasaran)

PENYEDIAAN AIR MINUM Diameter yang dijual di pasar menggunakan satuan In. Oleh sebab itu dilakukan konfersi satuan diameter yang telah didapat ke dalam satuan In. Dari perhitungan diketahui untuk mengalirkan debit sebesar 0,0068 m3 /detik diperlukan pipa yang berdiameter 2,650 In, namun di pasaran pipa yang ada hanya berukuran 2 In,6 In,8 In,10 In... untuk pipa jenis HDPE. Terkait diameter yang diperlukan tidak ada maka perlu dilakukan perhitungan ulang head loss yang terjadi apabila digunakan pipa berdiameter 6 In 0,1524 m. .. 4.8

Dengan kemiringan sebesar 0,001 dapat dicari seberapa besar head losse (mayor losses) yang terjadi. Perhitungan dapat dilihat sebagai berikut : 4.9

Minor Loss (HL) =

................,,,..................................... 4.10

Harga k tergantung pada peralatan yang digunakan.

Kecepatan untuk pipa 6 in (0,1524 m) =


= 0,376 m/detik Sedangkan harga

= 0,0072

PENYEDIAAN AIR MINUM Pada saat melakukan pemasangan pipa dilapangan pipa memerlukan aksesoris tambahan seperti Blow off, Gate valve dan sebagainya. Untuk mengetahui apa saja yang aksesoris yang diperlukan dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar profil memanjang pipa Transmisi
27 26 25 24 23 22 21 20 0 20 40 60 80 100 gambar profil memanjang pipa Transmisi

Gambar 4.2 Profil memanjang jalur Pipa transmisi Peralatan pada pipa : Sambungan 45 (3) Katup Gerbang Bukaan Penuh (1) Gate valve (1) Blow Valve Katup penguras (1) Minor losses total Head total = mayor losses + minor Losses = 0,085 + 0.17589 = 0,2609 m Sisa tekan = 5 0,2609 = 4,739 m Jadi sisa tekan di titik inlet reservoir adalah 4,739 m. Dengan sisa tekanan ini, tidak perlu dilakukan pemompaan untuk mengalirkan air ke reservoir. Pipa transmisi ini akan dipasang di bawah tanah, dengan pertimbangan agar tidak terjadi gangguan seperti, gangguan manusia, hewan, dan cuaca yang dapat = 3 x (0.35 x 0.0902) = 0.09471 = 1 x (0.15 x 0.0902) = 0.01353 = 1 x (0.35 x 0.0902) = 0.03157 = 1 x (0.25 x 0.0902) = 0.02255 = 1 x (0.15 x 0.0902) = 0.01353 + = 0.17589

PENYEDIAAN AIR MINUM mempercepat rusaknya pipa transmisi. Kedalaman penanaman pipa dihitung dari permukaan tanah terhadap bagian pipa bergantung pada kondisi lapangan. Untuk kondisi lapangan pada daerah pengamatan digunakan kedalaman 3 m. 4.3 HGL Perhitungan Garis gradien hidrolisis (HGL) dibuat dengan menghubungkan head loss yang terjadi disetiap bagian pipa, baik itu head mayor sepanjang pengaliran maupun head minor dari peralatan yang digunakan. Head mayor dihitung dengan menggunakan persamaan Darcy Weisbach, sedangkan head minor dihitung disetiap peralatan atau aksesoris yang digunakan sepanjang jalur pengaliran. Perhitungan HGL dapat menggunakan persamaan sebagai berikut : HGL = Hx - Hf................................................................................... 4.11 Dimana : Hx = tinggi energi sebelum n (m) Hfn = head minor pada n (m) Untuk menghitung HGL pertama tama harus dihitung nilai Hf dengan rumus berikut: ................................................. 4.12 Dimana: D v f = diameter pipa = kecepatan air = koefisien (0,18)

PENYEDIAAN AIR MINUM Kondisi pengaliran di Desa Nanga Tebidah untuk sistem transfortasi air bakunya dari intake ke reservoir dilakukan secara gravitasi. Intake Desa Nanga Tebidah terletak pada elevasi 26 m sedangkan untuk reservoir pada elevasi 21 m. Karena pengaliran air baku secara gravitasi, maka tinggi energi dititik awal sama dengan nilai ketinggian elevasi intake ke reservoir. Berikut perhitungan Hf dan HGL : Diketahui : L setiap elvasi v D f = 6m = 0,376 m/detik = 0,1524 m = 0,18

Perhitungan nilai Hf

Perhitungan HGL HGL = 25,949 0,102 =25,847

PENYEDIAAN AIR MINUM Hasil Perhitungan dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 4.2 Perhitungan HGL Pipa Transmisi L (m) 0 6 18 46 64 80 Elevasi (m) 26 25 24 23 22 21 D (m) 0.1524 0.1524 0.1524 0.1524 0.1524 0.1524 v2 (m) 0.141 0.141 0.141 0.141 0.141 0.141 f 0.18 0.18 0.18 0.18 0.18 0.18 Hf (m) 0 0.051 0.102 0.238 0.153 0.136 HGL (m) 26.000 25.949 25.847 25.608 25.455 25.319

Sumber : Data Sekunder

Dari Tabel diatas dapat dibuat grafik hubungan antara jarak terhadap elevasi dan HGL. Pada grafik tersebut akan terlihat perubahan sisa tekan air. Berikut grafik hubungan antara jarak terhadap elevasi dan HGL :
30 25 Elevasi (m) 20 15 10 0 20 40 Jarak (m) Elevasi HGL 60 80 100

Gambar 4.3 Hubungan antara jarak terhadap elevasi dan HGL pada pipa transmisi

PENYEDIAAN AIR MINUM 4.4 Reservoir Reservoir adalah tempat penyimpanan air hasil produksi untuk sementara waktu sebelum didistribusikan ke daerah pelayanan (konsumen). Hal ini dimaksudkan agar kontinuitas antara kaporit dengan air bersih berlangsung minimal 30 menit. Dari reservoir, dengan sistem pompa maupun gravitasi air didistribusikan ke penduduk. Sebelum air masuk ke reservoir, air baku dari intake diolah terlebih dahulu di Instalasi Pengolahan Air (IPA). Hal ini dimaksudkan agar air yang akan didistribusikan telah cukup bersih dan bebas dari zat-zat pencemar lainnya.

Gambar 4.2 Skema pengolahan air sederhana

PENYEDIAAN AIR MINUM Jarak reservoir dari intake adalah 80 m dengan elevasi +21 m di atas permukaan laut. Reservoir yang digunakan harus menggunakan kaki karena tekanan air pada titik terjauh yang diterima konsumen tidak lagi mencukupi. Dari reservoir nantinya yang akan langsung didistribusikan ke rumah-rumah penduduk dan sebagian akan disimpan sebagai cadangan. 4.4.1 Sistem Reservoir Bangunan reservoir ini akan dibangun di atas permukaan dengan kondisi setengah dari bak reservoir terkubur di dalan tanah. Bangunan seperti ini biasa disebut dengan Elevated Reservoir. Fungsi reservoir, yaitu: 1. Penyimpanan (storage), untuk melayani fluktuasi pemakaian per jam, cadangan air untuk pemadam kebakaran, pelayanan darurat, akibat putus sumber, transmisi atau kerusakan pada bangunan pengolahan air. 2. Pemerataan aliran dan tekanan (equalizing), biasanya akibat variasi pemakaian di dalam daerah distribusi. Kapasitas reservoir dapat dihitung dengan memasukkan faktor Q harian maksimum sebagai pertimbangan untuk menyimpan cadangan air pada reservoir. Sedangkan Q jam puncak digunakan untuk pertimbangan meratakan tekanan. Perhitungan : 15% - 20% dari Q harian max untuk menyimpan cadangan 12% - 15% dari Q jam puncak untuk meratakan tekanan Q harian max = = 592.359 liter/hari. Q jam puncak = = 1.075.023 liter/hari. Pada Desa Nanga Tebidah digunakan reservoir sebagai alternatif menyimpan cadangan air, sehingga : Q harian max = 20% x 592.359 liter/hari = 118.471 liter,hari 118,471 m3/hr Jadi kapasitas reservoir dapat dibangun dalam bentuk kubus dengan ukuran p,l dan t adalah 120 m3. Reservoir ini akan dibangun dengan kondisi setengah atau sebagian dari bak reservoir tersebut terkubur di dalam tanah, sehingga hanya setengah dari bak .

PENYEDIAAN AIR MINUM reservoir yang nampak ke permukaan tanah. Struktur bangunannya dibuat dari campuran beton bertulang dengan tebal dindingnya 20-30 cm. Reservoir ini akan digunakan untuk menampung dan meyimpan cadangan air di Desa Nanga Tebidah Air akan dialirkan dari reservoir menuju pemukiman penduduk.

PENYEDIAAN AIR MINUM BAB V RANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH

5.1

Sistem Distribusi Air Bersih Sistem distribusi air bersih adalah pendistribusian atau pembagian air melalui sistem perpipaan dari bangunan pengolahan (reservoir) ke daerah pelayanan (konsumen) di Desa Nanga Tebidah. Jaringan perpipaan distribusi akan dibangun secara menyeluruh pada desa tersebut, tapi pendistribusian airnya kepada masyarakat hanya mencapai 90% pada tahun 2036. Dalam perencanaan sistem distribusi air bersih disini, beberapa faktor yang harus diperhatikan antara lain adalah : 1. Daerah layanan dan jumlah penduduk yang akan dilayani. 2. Kebutuhan air adalah debit air yang harus disediakan untuk distribusi daerah pelayanan. 3. Letak topografi daerah layanan, yang akan menentukan sistem jaringan dan aliran yang sesuai. 4. Jenis sambungan sistem Jenis sambungan dalam sistem distribusi air bersih dibedakan menjadi : Sambungan Halaman: yaitu sambungan pipa distribusi dari pipa induk utama ke tiap-tiap rumah atau halaman. Sambungan Rumah: yaitu sambungan pipa distribusi dari pipa induk ke masing-masing utilitas rumah tangga.

5.2

Pipa Distribusi Pipa distribusi adalah pipa yang membawa air ke konsumen yang terdiri dari: 1. Pipa Induk: yaitu pipa utama pembawa air yang akan dibagikan ke pada konsumen. 2. Pipa Cabang: yaitu pipa cabang dari pipa induk.

5.3

Tipe Pengaliran Tipe pengaliran distribusi air yang akan digunakan di Desa Nanga Tebidah adalah tipe pengaliran dengan sistem loop. Tipe pengaliran ini dipilih sebab kondisi jalan desa Nanga Tebidah yang membentuk kotak-kotak sehingga sangat mendukung untuk diterapkan tipe pengaliran dengan sistem loop.

PENYEDIAAN AIR MINUM 5.4 Pola Jaringan Dalam pendistribusian air bersih ada 2 macam pola jaringan sistem distribusi air bersih, yaitu : 1. Sistem cabang Sistem cabang adalah sistem pendistribusian air bersih yang bersifat terputus menbentuk cabang-cabang sesuai dengan daerah pelayanan. Keuntungannya : Tidak membutuhkan perhitungan dimensi pipa yang rumit karena debit dapat dibagi berdasarkan cabang-cabang pipa pelayanan. Untuk pengembangan daerah pelayanan lebih mudah karena hanya tinggal menambah sambungan pipa yang telah ada. Kerugiannya : Jika terjadi kebocoran atau kerusakan pengaliran pada seluruh daerah akan tethenti sehingga air tidak dapat didistribusikan. Pembagian debit tidak merata Operasional lebih sulit karena antara pipa yang satu dengan yang lain saling berhubungan.

2. Sistem loop Sistem loop adalah sistem perpipaan melingkar dimana ujung-ujung pipa yang satu bertemu kembali dengan ujung pipa yang lain Keuntungan : Debit terbagi merata karena perencanaan diameter berdasarkan pada jumlah kebutuhan total. Jika terjadi kebocoran, kerusakan, atau perbaikan, maka hanya daerah tertentu yang tidak mendapat pengaliran, sedangkan ntuk daerah yang tidak mengalami kerusakan aliran air tetap berfungsi. Pengoperasian jaringan lebiih mudah.

Kerugiannya : Perhitungan dimensi perpipaan membutuhkan kecermatan agar debit yang masuk pada setiap pipa merata.

PENYEDIAAN AIR MINUM 5.5 Rancangan Sistem Distiribusi Desa Nanga Tebidah Perencanaan sistem penyedian air minum di Desa Nanga Tebidah ini akan menggunakan sistem loop. Sistem loop dapat membagi debit dan tekanan air di setiap titik akan menjadi merata. Sistem ini juga akan berpengaruh baik untuk pendistribusian air minum dari reservoir menuju rumah yang paling akhir di desa ini. Hal ini juga bertujuan agar kebutuhan air untuk setiap orang pada setiap harinya dapat terpenuhi. Jadi Desa Nanga Tebidah akan menggunakan pola jaringan secara loop. Faktor lainnya adalah kondisi penyebaran penduduk, ketinggian, dan perletakan fasilitas perkotaan memungkinkan penggunaan sistem distribusi loop (melingkar). Sistem loop ini mempunyai aliran bolak-balik yang menyebabkan terjadinya keseimbangan aliran dan tekanan disepanjang pengaliran. Dari aspek biaya, sistem loop lebih memerlukan biaya yang relatif lebih murah dari sistem dicabang. Sistem loop dapat menggunakan jenis pipa dan diameter pipa yang sama untuk mendistribusikan air bersih. Selain itu, keuntungan dari sistem ini adalah apabila terjadi kerusakan pada salah satu pipa, maka aliran pipa lain akan menggantikannya sehingga distribusi ke daerah pelayanan tidak akan terganggu. Pada rancangan pendistribusian air bersih ini juga akan dilakukan dengan bantuan pompa yang terlatak dekat dengan bangunan resevoir. Pemasangan pompa ini disebabkan terdapat daerah titik distribusi air yang memiliki kontur yang lebih tinggi dibandingkan kontur tempat reservoir dibangun dan tidak memiliki cukup tekanan untuk mengalirkan air untuk dapat sampai pada titik tersebut. Oleh sebab itu agar seluruh warga desa Nanga Tebidah mendapat distribusi air bersih secara menyeluruh haruslah dilakukan dengan bantuan pompa.

PENYEDIAAN AIR MINUM Tabel 5.1 Data sambungan pipa Elevation m 19.8 20.4 22.3 19.2 18.0 19.4 18.0 20.5 21.0 21.2 22.6 21.5 22.4 23.3 25 21 Network Table - Nodes Base Demand Demand LPS LPS 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 #N/A -0.3 Head m 26.83 26.83 26.83 26.83 26.83 26.83 26.83 26.83 26.83 26.83 26.83 26.83 26.83 26.83 26.83 21 Pressure m 7.03 6.43 4.53 7.63 8.83 7.43 8.83 6.33 5.83 5.63 4.23 5.33 4.43 3.53 1.83 0

Node ID Junc J1 Junc J2 Junc J3 Junc J4 Junc J5 Junc J6 Junc J7 Junc J8 Junc J9 Junc J10 Junc J11 Junc J12 Junc J13 Junc J14 Junc J15 Resvr R1

Sumber : Hasil Analisis, 2011

Keterangan : Node ID Elevation : Informasi junction : Ketinggian intake sesuai dengan garis kontur

Base Demand : Head Pressure : Kehilangan Energi : Tekanan

PENYEDIAAN AIR MINUM Tabel 5.2 Data Pipa Distribusi Length m 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 1000 #N/A Diameter mm 152.4 152.4 152.4 152.4 152.4 152.4 152.4 152.4 152.4 152.4 152.4 152.4 152.4 152.4 152.4 152.4 152.4 152.4 #N/A Network Table - Links Flow Velocity Rounghness LPS m/s 140.00 -17.20 0.94 140.00 0.08 0.00 140.00 0.06 0.00 140.00 0.04 0.00 140.00 0.02 0.00 140.00 0.00 0.00 140.00 -0.07 0.00 140.00 -0.09 0.01 140.00 0.06 0.00 140.00 0.04 0.00 140.00 -0.01 0.00 140.00 -0.03 0.00 140.00 -0.08 0.00 140.00 -0.10 0.01 140.00 0.02 0.00 140.00 0.00 0.00 140.00 -0.02 0.00 140.00 0.04 0.00 #N/A 17.5 0 Unit Headloss m/km 5.83 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 -5.83 Friction Factor 0.02 0.043 0.045 0.048 0.051 0 0.044 0.042 0.046 0.049 0.067 0.049 0.043 0.042 0.051 0.131 0.056 0.049 0

Link ID Pipe P1 Pipe P2 Pipe P3 Pipe P4 Pipe P5 Pipe P6 Pipe P9 Pipe P10 Pipe P11 Pipe P12 Pipe P13 Pipe P14 Pipe P15 Pipe P16 Pipe P17 Pipe P18 Pipe P19 Pipe P20 Pump PM1 Keterangan :

Sumber : Hasil Analisis, 2011

Link ID Length Diameter Roughness Flow Velocity

: Informasi pipa : Panjang pipa : Diameter pipa : Kekasaran pipa : Aliran air : Kecepatan aliran air

Unit Headloss : Kehilangan energi tiap titik Friction Factor : Faktor Kekasaran

PENYEDIAAN AIR MINUM Pada perancangan pipa distribusi di Desa Nanga Tebidah ini proses pendistribusian air hanya memerlukan satu buah pompa yang di pasang dekat dengan bagunan reservoir. Sebab tanpa bantuan pompa maka pendistribusian air bersih tidak akan dapat dilakukan secara merata dan menyaluruh untuk penduduk desa Nanga Tebidah. Pada tabel 5.1 dapat dilihat bahwa dengan ketinggian elevasi reservoir sebesar +21 dan dengan bantuan tambahan satu buah pompa maka akan dapat mengalirkan air hingga pada titik paling ujung yaitu J 15, dan masih menyisakan sisa tekan sebesar 1,82 m.

PENYEDIAAN AIR MINUM Adapun gambaran mengenai sistem distribusi air bersih di Desa Nanga Tebidah sebagai berikut :

Keterangan: J P : Sambungan pipa : Pipa Gambar 5.1 model pipa distribusi air bersih di Desa Nanga Tebidah

PENYEDIAAN AIR MINUM BAB VI PERKIRAAN ANGGARAN BIAYA PELAKSANAAN PEKERJAAN

6.1

Anggaran Biaya Pembangunan suatu instalasi pengolahan air minumm tentunya akan memerlukan biaya, dan besar atau kecilnya biaya tersebut tergantung dari perencanaan yang dibuat. Apabila perencaannya dibuat tentunya biaya yang diperlukan juga dapat diminimalisir sedemikian rupa. Adapun biaya yang dihitung pada pembangunan instalasi pengolahan air minum ini yaitu meliputi setiap alat dan bahan yang diperlukan untuk pembangunan instalasi tersebut, meliputi pipa, mesin intake, bak reservoir dan sebagainya. Pada BAB ini akan dihitung besarnya anggaran biaya mengenai sistem perpipaan baik utnuk sistem transmisi dan sistem distribusi penyedian air minum. Harga satuan mengenai sistem perencanaan air minum ini hanya menentukan berapa besarnya biaya untuk biaya teknis untuk perencanaan ini. Jadi dalam perencanaan ini tidak menghitung berapa besarnya biaya operasional dari perencanaan. Standar harga yang akan digunakan sebagai berikut : 1. Harga pipa akan disesuaikan dengan harga di daerah tersebut. 2. Harga bahan-bahan bangunan yang akan digunakan seperti pasir, semen, batu, dan lain-lain juga menyesuaikan dengan harga di daerah tersebut. 3. Pada pernecanaan ini hanya menghitung biaya teknis dan tidak menghitung biaya operasional seperti upah tukang. Jadi survei upah tukan tidak perlu dilakukan. Dengan adanya hal tersebut rancangan anggaran biaya perencanaan penyedian air minum di Desa Nanga Tebidah dapat menyesuaikan dana yang telah tersedia. Sebuah perencanaan yang baik memeng membutuhkan dana yang cukup besar. Namun, baiya yang terbilang kecil juga dapat memeberikan sebuah rancangan sistem penyedian air minum yang baik pula. Desa Nanga Tebidah dapat dikatakan desa yang kecil dan kebutuhan air yang digunakan pun tidak cukup banyak. Sistem perencanaan yang sederhana sudah dapat melayani kebutuhan warga Desa Nanga Tebidah sampai tahun 2036. Harga satuan barang atau pekerjaan diperoleh dan dikembangkan dari bermacammacam sumber, antaranya dari daftar harga dasar (basic price) yang dikeluarkan oleh, SUB DINAS CIPTA KARYA DPU TK I PROVINSI KALIMANTAN BARAT, dan harga satuan dari proyek-proyek yang sedang dibuat atau sedang direncanakan.

PENYEDIAAN AIR MINUM 6.2 Daftar Harga Barang Harga barang untuk pembangunan penyedian air bersih di Desa Nanga Tebidah telah di survei dan sesuai dengan harga yang ada di daerah tersebut. Adapun daftar harga barang dan bahan di Desa Nanga Tebidah sebagai berikut : Tabel 6.1 Daftar Harga Barang No A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 B 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 C 1 2 3 Pipa PVC 2 inchi Kran Penguras Katup Batako Semen (50 Kg) Wiremesh Pasir Kayu Balok Kelas II Triplek Genteng Seng Keramik 20x20 Kaca 5 mm Pintu Paku Triplek Pake Seng Paku Campuran Besi Tulangan Cat Kuas Cat NAMA BAHAN SATUAN HARGA SURVEI (Rp)

BAHAN PONDASI BANGUNAN Pasir Beton Pasir Urug Semen (50 Kg) Kerikil Beton uk. 3 cm - 4 cm Batu Pecah Batu Kali Batako Kayu Cerucuk Besi Tulangan Kawat Beton m3 m3 sak m3 m3 m3 Buah Buah Kg Kg BANGUNAN buah Sak kg m3 batang lembar lembar buah m2 buah kg kg kg batang kaleng buah SISTEM PERPIPAAN m Buah buah 50.500 36.000 11.500 3.000 89.000 18.500 50.000 200000 44.000 40.000 2.600 150.000 250.000 3.000 3.000 3.000 150.000 24.000 12.000 106.000 56.000 52.000 247.500 250.000 243.000 2.500 8.000 16.000 17.000

PENYEDIAAN AIR MINUM 4 5 6 7 8 9 Sambungan T Sambungan L Lem Pipa Besi Saringan Sekrup Pompa air buah buah buah batang buah buah 2.000 2.500 7.500 16.000 1.250 5.000.000

Sumber : Hasil Survei

6.3

Anggaran Biaya Desa Nanga Tebidah Survei harga mengenai bahan untuk melaksanakan pembangunan penyedian air minum telah dilakasanakan. Anggaran biaya dapat ditentukan dari hasil survei harga barang dan bahan di Desa Nanga Tebidah. Perencanaan penyedian air minum di D esa Nanga Tebidah hanya bersifat sederhana. Adapun anggaran biaya yang diperlukan untuk melaksanakan pembangunan penyedian air minum di Desa Nanga Tebidah sebagai berikut : Tabel 6.2 Anggaran Biaya pembangunan Pondasi No A 1 2 3 4 5 6 7 8 HARGA JUMLAH (Rp) BAHAN PONDASI BANGUNAN Pasir Beton m3 106.000 17 Pasir Urug m3 56.000 1000 Semen (50 Kg) sak 52.000 25 Kerikil Beton uk. 3 cm - 4 cm m3 247.500 18 Batu Kali m3 243.000 18 Kayu Cerucuk Buah 8.000 335 Besi Tulangan Kg 16.000 50 Kawat Beton Kg 17.000 80 TOTAL NAMA BAHAN SATUAN BIAYA (Rp) 1.802.000 56.000.000 1.300.000 4.455.000 4.374.000 2.680.000 800.000 1.360.000 72.771.000

Sumber : Hasil Analisis, 2011

PENYEDIAAN AIR MINUM Tabel 6.3 Anggaran biaya pembangunan bangunan IPA No A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 NAMA BAHAN Batako Semen (50 Kg) Wiremesh Pasir Kayu Balok kelas II Triplek Genteng seng Kramik 20 x 20 Kaca 5 mm Pintu Paku Triplek Paku seng Paku campuran Besi tulangan Cat Kuas cat HARGA JUMLAH (Rp) BAHAN PONDASI BANGUNAN Buah 3.000 2000 sak 89.000 50 Kg 18.500 40 m3 50.000 10 batang 200.000 100 lembar 44.000 20 lembar 40.000 100 buah 2.600 200 m2 150.000 20 buah 250.000 6 Kg 3.000 10 Kg 3.000 10 Kg 3.000 10 batang 15.000 50 Kaleng 24.000 20 buah 12.000 5 TOTAL SATUAN BIAYA (Rp) 6.000.000 4.450.000 740.000 500.000 20.000.000 880.000 4.000.000 520.000 3.000.000 1.500.000 30.000 30.000 30.000 750.000 480.000 60.000 42.970.000

Sumber : Hasil Analisis, 2011

Tabel 6.4 Anggaran biaya perpipaan No B 1 2 3 4 5 6 7 8 NAMA BAHAN Pipa PVC 6 inchi Kran Penguras Katup Sambungan T Sambungan L Lem Pipa Besi Saringan Sekrup HARGA JUMLAH (Rp) SISTEM PERPIPAAN m 70.000 1312 Buah 36.000 3 buah 11.500 5 buah 2.000 4 buah 2.500 6 buah 7.500 15 batang 16.000 10 buah 1.250 200 TOTAL SATUAN BIAYA (Rp) 91.840.000 108.000 57.500 8.000 15.000 112.500 160.000 250.000 92.551.000

Sumber : Hasil Analisis, 2011

PENYEDIAAN AIR MINUM Adapun total anggaran biaya yang diperlukan untuk membangun sebuah instalasi pengolahan air bersih di desa Nanga Tebidah yaitu sebagai berikut: Tabel 6.5 total anggaran biaya pembangunan IPA JENIS BIAYA
ANGGARAN BIAYA PEMBUATAN PONDASI ANGGARAN BIAYA PEMBUATAN BANGUNAN ANGGARAN BIAYA PERPIPAAN TOTAL BIAYA KESELURUHAN
Sumber : Hasil Analisis, 2011

TOTAL BIAYA 72.771.000 42.970.000 92.551.000 208.292.000

Jadi dari tabel 6.5 diatas dapat disimpulkan bahwa total dana yang diperlukan untukk membangunan sebuah instalasi pengolahan air bersih di desa Nanga Tebidah yaitu sebesar Rp. 208.292.000.

PENYEDIAAN AIR MINUM BAB VII SPESIFIKASI TEKNIS UNTUK PELAKSANAAN PEKERJAAN

7.1

Ruang Lingkup Pekerjaan Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah perencanaan Penyediaan Air Minum Desa Nanga Tebidah pada Tahun Anggaran 2011, pekerjaan tersebut meliputi pekerjaan : a. b. c. d. e. f. g. h. i. Pekerjaan Pendahuluan Pekerjaan Galian Tanah Pekerjaan Kayu Pekerjaan Beton Pekerjaan Plesteran Pekerjaan Pemasangan Pipa Pekerjaan Pemasangan pompa Pekerjaan Perpipaan Pada Pompa Pekerjaan Bangunan

7.1.1 Pekerjaan Pendahuluan Pekerja harus membersihkan halaman lokasi dari segala sesuatu yang dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan yaitu dengan cara menebas rumput-rumput supaya tanah yang digunakan untuk urugan bersih dan pekerjaan dapat berjalan lancar. Persipan pembangungan ini akan dimulai dari pembersihan lokasi yang akan dijadikan intake dan reservoir di Desa Nanga Tebidah. Pembersihan ini akan menjadikan bangunan tersebut tampak lebih baik tampilannya. Pembersihan lokasi akan disesuaikan dengan luasan banguna intake dan reservoir yang akan dibangun. 7.1.2 Pekerjaan Galian Tanah Pekerjaan galian tanah dilaksanakan untuk membangun pondasi dan bangunan lainnya yang harus di pasang di dalam tanah pada kedalaman tertentu seperti pemasangan pipa. Selanjutnya sisa tanah setelah dilakukan penggalian digunakan untuk urugan kembali sebagai penutup bangunan itu sendiri atau sebagai penutup galian pipa. Penggalian tanah ini bertujuan untuk memberikan kemudahan dalam memasang cerucuk sebagai pondasi sebelum dilakukan

PENYEDIAAN AIR MINUM pemasangan dinding intake dan reservoir dan pipa yang memang dipasang di dalam tanah pada kedalaman tertentu. Pennggalian tanah ini akan dilakukan hingga kedalaman 1 meter. Hal mengingat pondasi dari dinding intake menggunakan beton. Dengan adanya hal tersebut, dibutuhkan cerucuk dengan kedalaman tertentu agar dinding intake tidak mudah roboh apabila diterjang oleh air sungai. Penggalian tanah akan disesuaikan dengan genangan air di sekitar daerah tersebut. Apabila terjadi genangan air di daerah galian, maka akan dilakukan penyedotan air tersebut agar proses pekerjaan tidak mengalami hambatan. 7.1.3 Pekerjaan kayu Pekerjaan kayu meliputi penyediaan tenaga kerja yang terampil sesuai dengan pekerjaan, penyediaan yang cukup, peralatan tukang baik bahan mesin maupun manual guna kelancaran pekerjaan ini. Pekerjaan kayu ini tidak hanya dilakukan untuk memasang cerucuk saja, semua bangunan yang akan dibangun di dalam perencanaan ini juga akan menggunakan kayu baik itu untuk pondasi, kegiatan plesteran dan sebagainya. Penyedian jenis kayu yang ideal dan baik dapat membantu pekerja untuk melakukan pembangunan bagunan intake dan reservoir. Macam pekerjaan kayu yang akan dilaksanakan dalam pembangunan ini, terdiri atas : a. b. c. d. e. Pekerjaan pondasi cerucuk Pekerjaan rangka badan Pekerjaan kuda-kuda dan atap Pekerjaan dinding plesteran Pekerjaan pelengkap dan penunjang

7.1.4 Pekerjaan Pondasi Beton Pekerjaan selanjutnya yaitu pembuatan pondasi beton yang akan digunakan pada bangunan intake. Setelah dilakukan pemasangan cerucuk pada tiap titik yang akan diletakkan pondasi, maka pekerjaan pembuatan pondasi pun dapat dilakukan. Gambaran pondasi beton ini dilihat pada lampiran di laporan ini. Pengerjaan pondasi beton bertulang dengan campuran antara semen, pasir dan kerikil untuk memenuhi kolom-kolom pada tembok batu untuk lantai dan dinding intake dan reservoir. Pekerjaan pondasi beton ini membutuhkan waktu yang cukup lama, hal ini dibutuhkan hasil yang maksimal dalam pengerjaannya agar

PENYEDIAAN AIR MINUM pondasi tersebut dapat bertahan sampai waktu yang sangat lama. Peralatan dan bahan untuk membuat pondasi ini telah tersedia di bangunan sementara yang telah dibuat oleh pekerja di sekitar bangunan intake. Begitu juga dengan pembuatan sumur di sekitar intake. Air sumur tersebut digunakan untuk pengejaan pembuatan beton, pembuatan beton ini digunakan menggunakan molen, hal ini bertujuan untuk memudahkan pekerja untuk mengaduk semen. 7.1.5 Pekerjaan Dinding Bangunan dan Plesteran Setelah dilakukan pembuatan pondasi, perkerjaan selanjutnya yaitu pembuatan dinding bangunan tersebut. Pembuatan dinding ini menggunakan batako yang disusun sampai ketinggian 8 meter dari atas pondasi. Setelah pemasangan batako pada tiap dinding bangunan telah selesai dilaksanakan, maka pekerjaan selanjutnya yaitu plesteran pada dinding bangunan tersebut. Plesteran ini bertujuan untuk memperkuat dinding dengan tambahan semen pada dinding yang telah dipasang oleh batako. Sebelum pasangan plesteran dimulai, semua bidang dinding yang akan diplester, siar-siarnya harus dikeruk agar permukaannya menjadi kasar. Pekerjaan plesteran ini harus dilaksanakan dengan penuh keahlian dan ketelitian. Bidang-bidang plesteran yang tidak rata, berombak atau retak-retak harus diulangi dan diperbaiki. Plesteran yang baru saja selesai tidak boleh langsung di finishing. Dan selama proses pengeringan, plesteran harus disiram dengan air agar tidak terjadi retak-retak rambut akibat proses pengeringan yang terlalu cepat selama 7 hari. Bidang-bidang beton yang tampak dan akan diplester, sebelumnya harus dipahat kasar terlebih dahulu, kemudian disiram/dibasahi dengan air semen agar plesteran dapat melekat dengan baik. Perbaikan bidang-bidang plesteran baik bidang baru yang dibongkar kembali dan diperbaiki lagi, harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga hubungan bidang plesteran benar-benar satu bidang yang rata, tidak retak-retak dan terjadi ikatan yang benar-benar kuat. Tebal plesteran yang akan digunakan dalam pekerjaan ini adalah : a. b. Untuk bidang batu cetak/batako, tebal minimum 2.5 cm. Untuk bidang konstruksi beton, tebal minimum 2.5 cm

PENYEDIAAN AIR MINUM 7.2 Pekerjaan Pemasangan Pipa 7.2.1 Pemilihan Jenis Pipa Jenis pipa yang akan digunakan dalam perencanaan penyedian air minum di Desa Nanga Tebidah ini menggunakan jenis pipa PVC. Jenis pipa telah dipilih baik dari aspek biaya, ketahanan, dan kelayakannya bertahan dalam waktu yang lama. Hal ini bertujuan agar penyedian air ke derah pelayanan tidak terhambat oleh rusaknya pipa yang dipasang hanya dalam waktu yang sebentar. Adapun hal penting yang diperhatikan dalam pemilihan pipa sebagai berikut: 1. Kekuatan daya tahan pipa : Terhadap tekanan dari dalam a. tekanan statik, b. tekanan water hammer. 2. Terhadap tekanan dari luar a. b. c. tekanan tanah, tekanan air tanah, tekanan/beban lalu lintas.

3. Harga pipa dan biaya pemeliharaan. 4. Diameter pipa maksimum dan minimum yang tersedia di pasaran. 5. Usia pelayanan (umur pakai pipa). 6. Daya tahan terhadap korosi dan jenis tanah 7.2.2 Penggalian dan Perletakan Pipa Peletakan pipa baik itu pipa transmisi ataupun pipa distribusi direncanakan sedemikian rupa agar dapat menahan tegangan-tegangan yang ditimbulkan oleh tekanan, baik tekanan dari dalam maupun dari luar pipa, perubahan-perubahan momentum dari aliran, beban-beban luar dan perubahan suhu serta juga untuk memenuhi tuntutan-tuntutan gradien hidrolik dari proyek yang bersangkutan. Lahan galian tergantung pada : - Diameter Pipa - Jenis dan Kondisi Tanah Kedalaman galian untuk pipa PVC diukur dari atas pipa sampai permukaan Tanah adalah :

PENYEDIAAN AIR MINUM a. 200 mm sampai dengan 100 mm minimum 75 cm kecuali pada galian tanah dekat dengan wash out. b. 50 mm sampai dengan 25 mm minimum 45 cm

Pipa diletakkan pada dasar tanah dan diberi pondasi berupa padatan pasir. Pipa yang diletakkan pada tanah berbatu, sebelum dipasang terlebih dahulu diperiksa secara menyeluruh. dibawah ini : Pasir yang dipadatkan dibawah pipa ditunjukkan sketsa

Gambar 7.1 susunan pondasi peletakan pipa

7.2.3 Perlengkapan Sistem Perpipaan Untuk menjadikan sistem distribusi berfungsi secara baik maka perlu adanya perlengkapan-perlengkapan penunjang dari sistem perpipaan sebagai berikut: 1. Isolasi Valve (kutub isolasi/stop kran) Fungsi katup dalam sistem perpipaan adalah: Untuk menutup perpipaan/menghentikan aliran.

PENYEDIAAN AIR MINUM Untuk mengatur aliran, terutama bila satu bagian dari jalur pipa akan dites, periksa, dibersihkan atau diperbaiki. Katup isolasi (stop kran) ini dipasang pada: Inlet, pada jalur pipa setiap 1.000 meter, kedua sisi jembatan pipa induk, setiap titik penyadapan.

2.

Fitting (sambungan) Fitting dipasang pada perpipaan untuk kegunaan sebagai berikut: a. Untuk menyambung pipa dengan ukuran dan jenis yang sama: Union, dipergunakan pada pipa untuk mempermudah perbaikan. Coupling, dipergunakan untuk menyambung dua buah pipa, harga lebih murah, tetapi sulit untuk dibuka jika ada perbaikan. b. Untuk menyambung dua pipa yang ukuran diameternya berlainan pakai rediser. c. Untuk merubah aliran dan membagi aliran digunakan: Elbow/baut dipakai pada belokan pipa. Tee untuk membagi aliran menjadi dua. Cross untuk membagi aliran menjadi tiga. Untuk menghentikan aliran pada ujung digunakan caps.

3.

Blok Penahan (trust blok/anket blok) Blok penahan berfungsi untuk mencegah agar peralatan seperti fitting dan stop kran tidak bergerak jika beban tekanan diberikan. Blok penahan ini memindahkan beban dari sambungan ke bidang tanah sekitarnya.

4.

Jembatan Jembatan pipa dipergunakan apabila pipa distribusi menyeberangi sungai atau lembah yang panjang bentangnya lebih dari 4 (empat) meter.

5.

Pengurasan (Wash Out) Pengurasan untuk membersihkan atau membuang endapan yang tersumbat dalam pipa distribusi. Pengurasan ditempatkan pada tempat yang terendah

PENYEDIAAN AIR MINUM dimana lumpur dapat tertumpuk/terakumulasi. Saluran pembawa air penguras kapasitasnya harus dapat membawa air tersebut ke tempat pembuangan akhir. 6. Air Relief Valve (katub udara) Katub udara dipasang pada titik yang tinggi untuk mengeluarkan akumulasi udara. Pemasangan katub udara selain pada titik tertinggi pada jalur pipa, dipakai juga pada semua jembatan pipa, harus pada tempat yang mudah dijangkau dan penambahan pemasangan pada jalur pipa yang rata pada setiap panjang 2 km jalur yang rata. 7. Expantion Join Pada bagian tertentu dari jalur pipa yang diletakkan di atas permukaan dipasang expantion joint yang bertujuan untuk mengatasi

pemuaian/penyusutan pipa akibat perubahan temperatur atau akibat diferensiasi settlement dari jalur pipa.

8.

Meter Air Meter ini adalah alat untuk mengukur jumlah air yang mengalir. Pemasangannya pada tempat-tempat yang mudah dijangkau/dicapai, yaitu: instalasi, setelah reservoir, rumah konsumen dan kran umum. Pemasangan meter air ke sambungan rumah konsumen untuk mengetahui banyaknya produksi air, pola pemakaian air penduduk, kebocoran atau mengetahui jumlah air yang hilang (jumlah air yang tidak dapat dipertanggungjawabkan). Cara pemasangan meteran air: Diameternya disesuaikan dengan diameter pipa. Dipasang horizontal dan ditempatkan di daerah yang aman serta mudah dibaca. Dilindungi dengan box (kotak) beton, kayu atau sejenis plastik.

9.

Pengetesan Pipa Pipa sebelum dipakai diuji dulu ketahanannya dengan maksud: Menguji apakah sambungan sudah dapat menerima tekanan kerja. Menguji badan pipa itu sendiri terhadap tekanan kerja Pengujian pipa direncanakan pada setiap jarak 400 m, proses pengujian sebagai berikut :

PENYEDIAAN AIR MINUM Ujung pipa ditutup dengan dop dan vent Ujung lainnya dengan kop katup dan manometer Pengisian air pada pipa perlahan-lahan hingga terisi penuh Kemudian dilakukan penekanan dengan menggunakan pompa sampai dengan tekanan uji dan ditunggu beberapa saat (1 jam) dengan tekanan konstan. Pengetesan pipa dilakukan dengan tekanan sebagai berikut : o o Untuk pipa 150 mm 200 mm dengan tekanan 8 atm. Untuk pipa 25 mm 100 mm dengan tekanan 6 atm.

Kebocoran maksimum diizinkan : Untuk pipa 32 mm 100 mm adalah 5 lt/jam/hari Untuk pipa 150 mm 100 mm adalah 7 lt/jam/hari

PENYEDIAAN AIR MINUM BAB VIII PENUTUP

8.1

Kesimpulan Adapun kesimpulan dari perencanaan penyediaan air minum di desa Nanga Tebidah ini yaitu sebagai berikut: 1. Perencanaan penyediaan air minum ini dilakukan untuk jangka waktu hingga 25 tahun yang akan datang. 2. Jumlah penduduk 25 tahun yang akan datang yang ada di desa Nanga Tebidah yaitu sebanyak 883 jiwa. 3. Kebutuhan air total penduduk desa Nanga Tebidah yaitu sebanyak 153.191 L/hari. 4. Kebutuhan air terbesar yaitu terjadi pada komplek pasar dengan besar kebutuhan 79.200 L/hari. 5. Tipe intake yang digunakan di desa Nanga Tebidah adalah tipe intake kanal dikarenakan sumber air baku yang diambil dari kanal. 6. Metode pengaliran air dari pada pipa transmisi menggunakan metode gravitasi dikarenakan kondisi kontur desa Nanga Tebidah yang mendukung untuk metode tersebut. 7. Sistem pendistribusian air yang digunakan di desa Nanga Tebidah adalah dengan sistem Loop. 8. Biaya yang diperlukan untuk membangun system penyediaan air bersih di desa Nanga Tebidah yaitu sebesar Rp. 208.292.000.

8.2

Saran Adapun saran yang dapat diberikan untuk perencanaan penyediaan air minum di desa Nanga Tebidah yaitu sebagai berikut: 1. Sebaiknya perencanaan dilakukan dengan memanfaatkan kondisi alam yang ada di desa tersebut, karena akan dapat menekan besarnya biaya pembangunan. 2. Sebaiknya sistem pendistribusian yang dilakukan di desa Nanga Tebidah menerapkan sistem Loop dikarenakan kondisi perumahan di desa Nanga Tebidah yang mebentuk kotak-kotak. 3. Sebaiknya untuk bangunan penangkap air (intake) menggunakan canal intake, dikarenakan sumber air baku di desa Nanga Tebidah yang berupa kanal.

Anda mungkin juga menyukai