Anda di halaman 1dari 4

Maqasid Al-Syariah dalam transaksi ekonomi

Monday, 07 January 2008 18:59 Zarkasih

oleh: Nibrasul Huda Ibrahim Hosen Maqasid al-syariah adalah tujuan atau maksud dari pada syariah. Di kalangan para Ulama ada tiga pendapat yang berbeda. Yang pertama pendapat dari Ibnu Taimia yang menyatakan bahwa tujuan dari pada turun nya wahyu ALLAH SWT mengenai sebuah sistim di dalam Hukum Islam atau Syariah adalah dalam rangka mencapai ke adilan (al-adl). Pendapat yang kedua menyatakan bahwa tujuan daripada syariah adalah untuk mencapai ke bahagian yang abadi (Saadah haqiqiyah). Pendapat yang ketiga yaitu pendapat dari Imam al-Ghazali yang mengatakan bahwa tujuan dari pada syariah itu untuk mencapai dan merealisasikan manfaat dan semua kepentingan (maslahah)yang begitu banyak untuk semua ummat manusia di dunia ini. Kalau kita telaah lagi dengan cermat, ketiga pendapat tadi saling mendukung, dengan kata lain kebahagian seseorang tidak bisa di dapat tanpa ada nya ke adilan, dan ke adilan adalah manfaat yang sangat besar bagi semua ummat manusia. Jadi tujuan dari pada syariah (maqasid al-syariah) adalah untuk memenuhi semua kepentingan ummat manusia di dunia. Maslahah arti nya benefit atau manfaat di mana Imam Al-Gazali

mendefinisikan Maslahah sebagai benefit yang terlindungi atau terhindar dari segala macam kerusakan.

Manusia secara alamiah mempunyai ke inginan untuk mencapai ke bahagian nya dan hidup secara layak, tetapi semua nya itu tidak akan tercapai tanpa adanya kerjasama dan saling tolong menolong antar sesama ummat manusia, dan kerjasama tersebut sangat lah tidak mungkin di capai tanpa ada nya kehidupan yang aman dan damai di antara seluruh ummat. Aman dan Damai tidak dapat tercapai tanpa ada nya regulasi untuk melindungi hak setiap orang. Namun regulasi dan undang undang tidak berguna kecuali ada lembaga yang meng implementasikan nya. Oleh sebab itu Hukum Islam atau Syariah yang bertujuan mencapai masalih (benefit/manfaat) dengan dua cara:

Pertama, dengan jalan mendapat kan nya (atau memproduksi kan nya). Tetapi karena manusia tidak dapat membuat atau memproduksi manfaat secara merata: manusia saling mendiscriminasikan, saling membunuh, saling mencuri, saling menghina. Dengan kata lain Manusia kebanyakan hanya mementingkan diri nya sendiri dan tidak mempedulikan orang lain. Oleh karena nya hanya ALLAH yang Maha Adil yang mengatur semua apa yang bermaanfaat bagi semua ummat manusia. Kedua, Hukum Islam mencapai tujuan nya dengan cara menjaga dan melindungi kepentingan ummat manusia di seluruh jagat raya ini dengan membuat Peraturan hukum dengan ganjaran nya.

Ada tiga katagory dari Manfaat (benefit) di dalam Islam, yaitu : pertama, Masalih Mutabarah manfaat yang di akui atau yang di benarkan atau di tunjukan oleh nass/dalil tertentu. Kedua, Masalih Mulghat manfaat yang harus di abaikan, atau di gagal kan oleh nass/dalil terterntu karena terbukti merugikan banyak orang seperti mencuri atau mengambil hak orang lain. Ketiga, Masalih Mursalah berhubungan dengan kepentingan ummat manusia yang sangat besar dan banyak jenis nya, sementara itu hukum Islam tidak mengatur nya. Untuk Masalih Mursalah ini tergantung dari para ulama untuk memutus kan nya, karena tidak di temukan ada nya dalil khusus yang membenarkan atau menolak nya. Adapun Manfaat menurut Imam Al-Ghazali, harus lah harmonis dan konsisten dengan tujuan dari pada shariah (maqasid) di karenakan dasar daripada hukum adalah untuk menjaga atau melindungi kepentingan semua orang dari hal- hal yang tidak di ingin kan. Ada tiga jenis manfaat di dalam hukum Islam di pandang dari sudut ke utama an dan kepentingan nya, yaitu: Pertama, Daruriyyat- adalah yang terpenting, karena sangat fundamental, manfaat yang sangat mendasar dan utama di perlukan untuk kelangsungan hidup setiap insan, yang apabila di tinggalkan akan menjadi gangguan yang sangat membahayakan. Ada lima hal yang paling utama dan mendasar yang masuk dalam jenis ini, yang kepentingan nya harus selalu di jaga atau di lindungi : a) Melindungi Agama (al-Din)- untuk perseorangan al Din berhubungan dengan ibadah ibadah yang di lakukan seorang muslim dan muslimah, membela Islam dari pada ajaran ajaran yang sesat, membela Islam dari serangan orang orang yang ber-iman kepada agama lain, b) Melindungi Nyawa (al-Nafs)Dalam agama Islam nyawa manusia adalah sesuatu yang sangat berharga dan harus di jaga

dan di

lindungi. Seorang Muslim di larang membunuh orang lain atau diri nya

sendiri. Terjemahan dari surat al-Isra 17:33, berbunyi: dan janganlah kamu membunuh jiwa yang di haramkan Allah (membunuh nya), melainkan dengan satu (alasan) yang benar.............

1. Melindungi Akal (al-Aql)- Yang membedakan manusia dengan hewan adalah akal, oleh karena itu kita wajib menjaga dan melindunginya. Islam menyaran kan kita untuk menuntut Ilmu sampai ke ujung dunia manapun dan melarang kita untuk merusak akal sehat kita, seperti meminum alkohol. 2. Melindungi Keluarga/garis keturunan (al-Ird)-Menjaga garis keturunan dengan menikah secara agama dan Negara. Punya anak di luar nikah, misal nya akan berdampak pada warisan dan kekacaun dalam keluarga dengan tidak jelas nya status anak tersebut, yang perlu di bukti kan dengan tes darah dan DNA. 3. Melindungi Harta (al-Mal)- Harta adalah hal yang sangat penting dan berharga, namun Islam, melarang kita untuk mendapat kan harta kita secara illegal, dengan mengambil harta orang lain dengan cara mencuri atau korupsi. Seperti bunyi surat al-Baqarah 2: 188 : Dan jangan lah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang batil........ Kelima hal yang penting di atas di dapat dari syariah sebagai essensi dari pada existensi manusia. Oleh karena itu semua golongan sosial sudah selayak nya melindungi nya, karena jika tidak, kehidupan manusia di dunia akan menjadi kacau, brutal, miskin dan menderita, baik di dunia dan di akhirat nanti nya 1. Hajiyyat- suatu pelengkap dari lima dasar kebutuhan hidup (basic necessities) di atas, yang bertujuan untuk memfasilitasi praktek dan penerapannya. Contohnya di dalam transaksi ekonomi syariah adalah di izin kan nya transaksi jual beli (bai), sewa menyawa (Ijarah), bagi hasil (mudharabah), dan transaksi ekonomi syariah lain nya. 2. Tahsinniyyat-untuk memperindah kehendak hidup (daruriyyat) dan pelengkapnya (hajiyyat) apabila di abaikan tidak menganggu kehidupan kita, ianya mungkin agak tidak menyenangkan sedikit. Dalam transaksi ekonomi syariah contohnya adalah larangan untuk

menjual sesuatu yang tidak punya nilai ekonomi dan menjual public property, seperti jambatan, lembah atau kebun. Tujuan atau objektif daripada syariah di dalam transaksi ekonomi adalah untuk mencapai tujuan yang menyeluruh dan significant yang mengarah kepada tercapainya regulasi syariah yang berhubungan dengan semua kegiatan dan transaksi ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai