Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MIKRO TEACHING KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS Disusun Guna Melengkapi Tugas Mikro Dosen Pembimbing Drs.

Agus Effendi,Mpd

Disusun oleh : KELOMPOK 8 ACHMAD SAEFULLOH K1509001 DEWI SUSILOWATI NAYA FATHARONI RENGGA ALDIAN S K1509013 K1509029 K15090

PRODI JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL / BANGUNAN JURUSAN PENDIDKAN TEKNIK DAN KEJURUAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Sekolah adalah tempat belajar bagi siswa, dan tugas guru adalah sebagian besar terjadi dalam kelas adalah membelajarkan siswa dengan menyediakan kondisi belajar yang optimal, yang berhubungan dengan minat, kehendak, percakapan, kegiatan-kegiatan mereka sekaligus berhubungan dengan sarana dan prasarana pengajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar.

Kondisi belajar yang optimal dicapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikanya dalam situasi yang

menyenangkan untuk mencapai tujuan pelajaran. Akan tetapi apabila terdapat kekurang serasian antara tugas, dan sarana atau alat atau terputusnya keinginan dengan keinginan yang lain, antara kebutuhan dan pemenuhannya maka akan terjadi gangguan terhadap proses belajar mengajar, baik gangguan sifat sementara maupun sifat yang serius atau terus menerus. bagian yang dinamis di dalam organisasi sekolah.

B. Tujuan mengelola kelas 1. Tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan mengunakan fasilitas belajar untuk bermacam macam belajar mengajar agar mencapai hasil belajar yang baik. 2. Tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat alat belajar, menyediakan kondisi kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan.

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian keterampilan mengelola kelas Pengelolaan kelas (classroom management) berdasarkan

pendekatannya menurut weber (1977) diklasifikasikan kedalam tiga pengertian, yaitu berdasarkan pendekatan otoriter (autorityapproach),

pendekatan permisif (permissive approach) dan pendekatan modifikasi tingkah laku. Berikut dijelaskan pengertian masing-masing pendekatan tersebut, Pertama, berdasarkan pendekatan otoriter ( authority approach) pengelolaan kelas adalah kegiatan guru untuk mengontrol tingkah laku siswa, guru berperan menciptakan dan memelihara aturan kelas melalui penerapan disiplin secara ketat (weber) Kedua, pendekatan permisif mengartikan pengelolaan kelas `adalah upaya yang dilakukan oleh guru untuk memberi kebebasan kepada siswa untuk melakukan berbagai aktifitas sesuai dengan yang mereka inginkan. Dan fungsi guru adalah bagaimana menciptakan kondisi siswa merasa aman untuk melakukan aktifitas di dalam kelas. Ketiga, pendekatan modifikasi tingkah laku. Pendekatan ini

didasarkan pada pengelolaan kelas merupakan proses perubahan tingkah laku, jadi pengelolaan kelas merupakan upaya untuk mengembangkan dan memfasilitasi perubahan prilku yang bersifat positif dari siswa dan berusaha semaksimal mungkin mencegah munculnya atau memperbaiki perilaku negatif yang dilakukan oleh siswa.

B. Macam macam keterampilan mengelola kelas Keterampilan mengelola kelas terbagi menjadi 2 yaitu : 1. Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal. Keterampilan ini meliputi : a. Menunjukkan Sikap Tangkap Menggambarkan tingkah laku guru yang tampak pada siswa, bahwa guru sadar dan tanggap terhadap perhatian keterlibatan, masalah dan ketidak acuan mereka. Dengan adanya sikap ini siswa merasa guru hadir ditengah mereka. Kesan ketanggapan ini dengan cara : 1) Memandang Secara Saksama Memungkinkan guru meliput keterlibatan siswa dalam tugas dikelas serta menunjukkan kesiapan guru untuk memberi respon baik terhadap kelompok maupun individu. 2). Memberikan Pernyataan Hal ini terkomunikasi kepada siswa melalui pernyataan guru bahwa ia telah siap untuk memulai kegiatan belajar serta siap memberi respon terhadap kebutuhan siswa. Hal yang harus dihindari adalah menunjukkan dominasi guru dengan pernyataan atau komentar yang mengandung ancaman.

Contoh : Saya menunggu sampai kalian diam.


3). Gerak Mendekati Hal ini menunjukkan kesiapan, minat dan perhatian kepada siswa. Hal ini membantu siswa yang menghadapi kesulitan belajar, mengalami frustasi atau sedang marah. Gerak yang mendekati hendaknya dilakukan dengan wajar, bukan menakuti atau maksud lain ? 4). Memberikan Reaksi Terhadap Gangguan Dan Ketakacuan Siswa.

Dengan adanya teguran menandakan adanya guru bersama siswa. Teguran harus diberikan pada saat yang tepat serta dialamatkan pada sasaran yang tepat.

b. `

Membagi Perhatian Pengelolaan kelas yang efektif terjadi apabila guru membagi perhatian kepada beberapa kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang sama. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara sebagai berikut : Visual Hal ini mennjukkan perhatian terhadap sekelompok siswa atau individu namun tidak kehilangan keterlibatannya dengan kelompok siswa atau individu. Keterampilan ini digunakan untuk memonitor kegiatan kelompok atau individu, mengadakan koreksi kegiatan siswa, memberi komentar atau memberi reaksi terhadap siswa yang mengganggu. Verbal Guru dapat memberikan komentar terhadap aktivitas seseorang yang dilihat atau dilaporkan oleh siswa lain. Penggunaan teknik visual maupun verbal menunjukkan bahwa guru menguasai kelas.

c.

Memusatkan Perhatian Keterlibatan siswa dalam KBM dapat dipertahankan apabila dari waktu kewaktu guru mampu memusatkan kelompok terhadap tugas-tugas yang dilaksanakan. Hal ini dengan cara : 1) Menyiagakan Siswa Menciptakaan suasana yang menarik sebelum guru

menyampaikan pertanyaan atau topic pelajarannya. Misalnya : coba anak-anak, semuanya memperhatikan dengan teliti

gambar ini untuk membedakan daerah mana yang subur dan daerah mana yang tanahnya gersang. 2) Menuntut Tanggung Jawab Siswa Komunikasi yang jelas dari guru mengenai tugas siswa merupakan hal yang sangat penting dalam mempertahankan pusat perhatian siswa seperti : meminta untuk diperagakan hasil pekerjaan tugas. d. Memberikan Petunjuk Yang Jelas Petunjuk yang diberikan harus bersifat langsung, dengan bahasa yang jelas dan tidak membingungkan serta dengan tuntutan yang wajar dapat dipenuhi oleh siswa. e. Menegur Tidak semua tingkah laku yang mengganggu kelompok, siswa dalam kelas dapat dicegah atau dihindari dengan baik, sehingga guru harus melakukan teguran secara verbal atau memperingatkan siswa. Teguran itu efektif jika : 1) Tegas dan jelas tertuju kepada siswa yang mengganggu 2) Menghindari peringatan yang kasar dan menyakitkn serta mengandung penghinaan. 3) Menghindari ocehan atau ejekan guru atau yang berkepanjangan 4) Guru dan siswa lebih baik mengadakan kesepakatan sehingga penyimpangan yang terjadi hanya sifatnya mengingatkan. Seperti : suharto ingat! f. Memberi Penguatan Komponen ini digunakan untuk mengatasi siswa yang tidak mau terlibat dalam kegiatan pembelajaran atau menggangu temanya. Yaitu dengan cara. 1) Guru dapat memberikan penguatan kepada siswa yang menggagu yaitu dengan jalan menangkapnya ketika ia melakukan tingkhlaku

yang wajar dan berusaha menangkapnya ketika ia melakukan tingkah yang tidak wajar dan berusaha menangkapnya ketika ia melakukan tindakan yang tidak wajar dengan tujuan perbuatan yang wajar tadi dapat terulang. 2) Guru daapat memberikan berbagai komponen penguatan kepada siswa yang bertingkah laku yang wajar kepada siswa yang lain untuk menjdi teladan.

2. Ketrampilan Yang Berhubungan Dengan Kondisi Belajar Optimal Setelah Mendapat Gangguan. Ketrampilan ini berhubungan dengan tanggapan guru terhadap gangguan anak didik yang berkelanjutan dengan maksud guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan tindakan optimal. Apabila terdapat anak didik yang menimbulkan gangguan yang berulang-ulang walaupun guru telah mencoba memadamkan dengan tanggapan yang relevan tetap saja terjadi kembali, guru dapat meminta bantuan : 1. 2. 3. Kepala Sekolah Konselor/BP Waka kesiswaan untuk membantu mengatasinya. Bukanlah kesalahan professional guru apabila tidak dapat menangani permasalahan anak didik dalam kelas berkenaan dengan itu guru dapat menggunakan seperangkat strategi untuk tindakan perbaikan terhadap tingkah anak didik yang terus menerus menimbulkan gangguan dan yang tidak mau terlibat dalam kegiatan di kelas Strategi Yang Dapat Digunakan 1. Modifikasi Tingkah Laku

Guru hendaklah menganalisis tingkah anak didik yang mengalami masalah dan berusaha memodifikasi tingkahlaku tersebut. Dengan

mengaplikasikan pemberian penguatan secara sistematis. Dapat kerjasama dengan rekan kerja mengatasi masalah Merinci dengan tepat tingka yang menimbulkan masalah Memilih dengan teliti tingkah yang diperbaiki dengan mudah untuk diubah, tingkah yang paling menjengkelkan yang sering muncul. Tepat memilih pemberian penguatan yang dapat digunakan untuk mempertahankan tingkah yang telah menjadi baik. 2. Pendekatan Pemecahan Masalah Kelompok Memperlancar tugas, mengadakan terjadinya kerjasama yang baik dalam pelaksanaan tugas. Memelihara kegiatan-kegiatan kelompok, memelihara dan memulihkan semangat anak didik dan menangani konflik yang timbul. 3. Menemukan dan memecahkan tingkahlaku yang menimbulkan masalah. Guru dapat menggunakan seperangkat cara untuk mengendalikan tingkahlaku keliru yang muncul, guru harus mengetahui sebab dasar yang mengakibatkan ketidak patuhan tingkah tersebut. Serta berusaha mencari pemecahanya.

C. Hal hal yang harus dihindari dalam mengelola kelas meliputi : A. Campur Tangan Yang Berlebihan Seperti guru menyela kegiatan yang asik berlangsung dengan komen atau petunjuk mendadak, maka kegiatan siswa akan terganggu atau terputus. Kesan guru tidak memperhatikan kebutuhan siswa, hanya memuaskan dirinya saja. B. Kelenyapan Terjadi jika guru gagal secara tepat melengkapi suatu intruksi penjelasan atau petunjuk, komentar. Kemudian menghentikan penjelasan atau sajian tanpa alas an yang jelas dan membiarkan pikiran anak mengawang-awang. C. Ketidak tepatan memulai dan mengahiri kegiatan Terjadi jika guru memulai suatu aktivitas tanpa mengakhiri aktivitas sebelumnya. D. Penyimpangan Terjadi jika dalam kegiatan PBM guru terlalu asik dengan kegiatan tertentu seperti sibuk dengan tempat duduk yang tidak rapi atau cerita sesuatu yang tidak ada hubungan dengan materi terlalu jauh, sehingga kelancaran kegiatan di kelas terganggu. E. Bertele-tele Terjadi jika pembicaraan guru bersifat : 1. Mengulang-ulangi hal-hal tertentu 2. Memperpanjang pelajaran atau penjelasan 3. Mengubah teguran menjadi ocehan yang panjang

Hal ini merupakan hambatan kemajuan pelajaran atau aktivitas kelas. Siswa pada umumnya mencatat sebagai hal yang membosankan dan tidak mau terlibat dalam kegiatan di kelas.

F. Pengulangan Penjelasan Yang Tidak Perlu Terjadi Jika Guru memberi petunjuk yang berulang-ulang secara tidak perlu membagi kelas dalam memberikan petunjuk atau secara terpisah memberi petunjuk ke setiap

kelompok yang sebelumnya dapat diberikan secara bersama-sama kepada seluruh kelompok sekali saja di depan kelas.

Anda mungkin juga menyukai