Anda di halaman 1dari 10

Langkah-Langkah PTK

Anda telah mempelajari bahwa PTK dilaksanakan melalui tahapan-tahapan yang dikenal dengan istilah siklus (daur). Siklus / daur dalam PTK meliputi 4 tahap, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Keempat tahap tersebut merupakan suatu siklus atau daur, sehingga setiap tahap akan selalu berulang kembali. Hasil refleksi dari siklus sebelumnya yang telah dilakukan akan digunakan untuk merevisi rencana atau menyusun perencanaan berikutnya, jika ternyata tindakan yang dilakukan belum berhasil memperbaiki proses pembelajaran atau belum berhasil memecahkan masalah yang menjadi kerisauan guru. Namun, tahapan tersebut selalu didahului oleh suatu tahapan pra PTK yaitu identifikasi masalah, analisis masalah, perumusan masalah, dan perumusan hipotesis tindakan. Sumber : Modul Penelitian Tindakan Kelas Oleh: Drs. Sunyono, M.Si

LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)


(1) mengidentifikasi dan merumuskan masalah; (2) menganalisis masalah; (3) merumuskan hipotesis tindakan; (4) membuat rencana tindakan dan pemantauannya; (5) melaksanakan tindakan dan mengamatinya; (6) mengolah dan menafsirkan data; dan (7) melaporkan. 1. Identifikasi dan Perumusan Masalah Masalah dalam PTK terkait dengan proses pembelajaran yang pada gilirannya menghasilkan perubahan pada perilaku guru, mitra peneliti dan siswa. Contoh permasalahan yang di-PTK-kan: 1. metode mengajar, mungkin mengganti metode tradisional dengan metode penemuan; 2. strategi belajar, menggunakan pendekatan integratif pada pembelajaran daripada satu gaya belajar mengajar; 3. prosedur evaluasi, misalnya meningkatkan metode dalam penilaian kontinyu/otentik; 4. penanaman atau perubahan sikap dan nilai, mungkin mendorong timbulnya sikap yang lebih positif terhadap beberapa aspek kehidupan; 5. pengembangan profesional guru misalnya meningkatkan keterampilan mengajar, mengembangkan metode mengajar yang baru, menambah kemampuan analisis, atau meningkatkan kesadaran diri; 6. pengelolaan dan kontrol, pengenalan bertahap pada teknik modifikasi perilaku; dan

7. administrasi, menambah efisiensi aspek tertentu dari administrasi sekolah (Cohen dan Manion, 1980: 181). Kriteria dalam penentuan masalah: 1. Masalah harus penting bagi orang yang mengusulkannya dan sekaligus signifikan dilihat dari segi pengembangan lembaga atau program; 2. Masalahnya hendaknya dalam jangkauan penanganan. Jangan sampai memilih masalah yang memerlukan komitmen terlalu besar dari pihak para penelitinya dan waktunya terlalu lama; 3. Pernyataan masalahnya harus mengungkapkan beberapa dimensi fundamental mengenai penyebab dan faktor, sehingga pemecahannya dapat dilakukan berdasarkan hal-hal fundamental ini daripada berdasarkan fenomena dangkal Contoh masalah yang diidentifikasi sebagai fokus penelitian tindakan: (1) rendahnya kemampuan mengajukan pertanyaan kritis di kalangan Siswa Kelas IX; (2) rendahnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran bahasa Inggris; (3) rendahnya kualitas pengelolaan interaksi guru-siswa-siswa; (4) rendahnya kualitas pembelajaran bahasa Inggris ditinjau dari tujuan mengembangkan keterampilan berkomunikasi dalam bahasa tersebut; dan Rumusan Masalah Penelitian Inti suatu masalah adalah kesenjangan antara keadaan nyata dan keadaan yang diinginkan. Oleh karena itu rumusan masalah harus mengandung deskripsi tentang kenyataan yang ada dan keadaan yang diinginkan. No 1 Masalah Rendahnya kemampuan mengajukan pertanyaan kritis di kalangan Siswa SMPN Kelas IX 2 Rendahnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran bahasa Inggris 3 Rendahnya kualitas pngelolaan interaksi guru-siswa-siswa Rumusan Siswa SMPN Kelas IX mestinya telah mampu mengajukan pertanyaan yang kritis, tetapi dalam kenyataannya petanyaan mereka lebih bersifat klarifikasi Siswa kelas bahasa Inggris mestinya terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar menggunakan bahasa Inggris lewat kegiatan yang menyenangkan, tetapi dalam kenyataan mereka sangat pasif. Pengelolan interaksi guru-siswasiswa mestinya memungkinkan setiap siswa untuk aktif terlibat

Rendahnya kualitas proses pembelajaran bahasa Inggris ditinjau dari tujuan mengembangkan keterampilan berkomunikasi dalam bahasa tersebut

dalam proses pembelajaran, tetapi dalam kenyataan interaksi hanya terjadi antara guru dengan beberapa siswa. Proses pembelajaran bahasa Inggris mestinya memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar menggunakan bahasa tsb. secara komunikatif, tetapi dalam kenyataannya kegiatan pembelajaran terbatas pada kosakata, lafal dan struktur.

2. Analisis Masalah Analisis masalah perlu dilakukan untuk mengetahui demensi-dimensi masalah yang mungkin ada untuk mengidentifikasikan aspek-aspek pentingnya dan untuk memberikan penekanan yang memadai. Analisis masalah melibatkan beberapa jenis kegiatan, bergantung pada kesulitan yang ditunjukkan dalam pertanyaan masalahnya; analisis sebab dan akibat tentang kesulitan yang dihadapi, pemeriksaan asumsi yang dibuat kajian terhadap data penelitian yang tersedia, atau mengamankan data pendahuluan untuk mengklarifikasi persoalan atau untuk mengubah perspektif orang-orang yang terlibat dalam penelitian tentang masalahnya. Kegiatan-kegiatan ini dapat dilakukan melalui diskusi di antara para peserta penelitian dan fasilitatornya, juga kajian pustaka yang berhubungan. 3. Perumusan Hipotesis Tindakan Hipotesis dalam penelitian tindakan bukan hipotesis perbedaan atau hubungan,melainkan hipotesis tindakan. Rumusan hipotesis tindakan memuat tindakan yang diusulkan untuk menghasilkan perbaikan yang diinginkan. Contoh hipotesis tindakan akan diberikan di sini. Situasinya adalah kelas yang siswa-siswanya sangat lamban dalam memahami bacaan. Berdasarkan analisis masalahnya peneliti menyimpulkan bahwa siswa-siswa tersebut memiliki kebiasaan membaca yang salah dalam memahami makna bahan bacaannya, dan bahwa kesiapan pengalaman untuk memahami konteks perlu ditingkatkan. Maka hipotesis tindakannya sebagai berikut: Bila kebiasaan membaca yang salah dibetulkan lewat teknik-teknik perbaikan yang tepat dan kesiapan pengalaman untuk memahami konteks bacaan ditingkatkan, maka para siswa akan meningkat kecepatan membacanya. No Masalah Rumusan Hipotesis Tindakan

Rendahnya kemampuan Siswa SMPN Kelas IX mestinya telah mampu mengajukan pertanyaan mengajukan pertanyaan kritis di kalangan Siswa yang kritis, tetapi dalam kenyataannya petanyaan SMPN Kelas IX mereka lebih ,bersifat klarifikasi

Jika tingkat kekritisan pertanyaan Siswa SMPN Kelas IX dijadikan penilaian kualitas partisipasi mereka setelah diberi contoh dengan pembahasannya, kemampuan mengajukan pertanyaan kritis mereka akan meningkat. Dengan kegiatan yang menyenangkan di mana mereka belajar menggunakan bahasa Inggris, keterlibatan siswa dalam

Rendahnya keterlibatan Siswa kelas bahasa siswa Inggris mestinya terlibat secara aktif dalam dalam proses pembelajaran kegiatan belajar menggunakan bahasa Inggris lewat kegiatan bahasa Inggris yang

menyenangkan, tetapi kegiatan belajar akan dalam kenyataan mereka meningkat, sangat pasif. dan begitu juga motivasi belajar mereka. Jika kegiatan pembelajaran difokuskan pada pengembangan kompetensi komunikatif berbahasa Inggris, kualitas pembelajaran akan meningkat.

Rendahnya kualitas proses pembelajaran bahasa Inggris ditinjau dari tujuan mengembangkan keterampilan berkomunikasi dalam bahasa tersebut

Proses pembelajaran bahasa Inggris mestinya memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar menggunakan bahasa tsb. secara komunikatif, tetapi dalam kenyataannya kegiatan pembelajaran terbatas pada kosakata, lafal dan struktur.

sumber : Aina Mulyana

Analisis Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Tindak Lanjut Dan Penulisan Laporan
Posted on 13 Januari 2008 by Pakde sofa

Analisis Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Tindak Lanjut Dan Penulisan Laporan Hal-hal yang perlu diperhatikan pada proses analisis hasil PTK
1.

1. Data penelitian tindakan kelas pada dasarnya dikumpulkan oleh guru yang berperan sebagai peneliti dan pengajar, dan jika perlu dapat dibantu oleh teman sejawat. Data tersebut lebih banyak bersifat kualitatif, meski ada juga yang berupa data kuantitatif. 2. Analisis data adalah upaya yang dilakukan oleh guru yang berperan sebagai peneliti untuk merangkum secara akurat data yang telah dikumpulkan dalam bentuk yang dapat dipercaya dan benar. 3. Sehubungan dengan butir 2, maka analisis data dilakukan dengan cara memilih, memilah, mengelompokkan, data yang ada, merangkumnya, kemudian menyajikan dalam bentuk yang mudah dibaca atau dipahami. Penyajian hasil analisis data kualitatif dapat dibuat dalam bentuk uraian singkat, bagan alur, atau tabel sesuai dengan hakikat data yang dianalisis. 4. Data kuantitatif dianalisis dengan statistik deskriptif untuk menemukan persentase, dan nilai rata-rata. Penyajian hasil analisis dapat dilakukan dengan membuat tabel distribusi atau grafik. 5. Interpretasi data adalah upaya peneliti untuk menemukan makna dari data yang dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Interpretasi ini pada gilirannya akan menjadi temuan penelitian. 6. Analisis yang akurat dan cara penyajian yang tepat akan memungkinkan tafsiran/interpretasi hasil penelitian yang akurat dan valid itu. Oleh karena itu, guru harus sangat berhati-hati dalam melakukan analisis. Kekurang-akuratan

dapat diminimalkan dengan melakukan cross check dengan sumber data atau dengan data lain yang sejenis. 7. Agar mampu melakukan analisis data, guru harus banyak melakukan latihan dan bekerja dalam kelompok. 8. Menyimpulkan adalah mengikhtisarkan atau memberi pendapat berdasarkan apa-apa yang diuraikan sebelumnya. Sejalan dengan itu, kesimpulan atau simpulan adalah kesudahan pendapat atau pendapat terakhir yang dibuat berdasarkan uraian sebelumnya. 9. Dalam kaitan dengan PTK, kesimpulan harus disusun secara singkat, padat, dan jelas; sesuai dengan uraian, dan mengacu kepada pertanyaan penelitian/tujuan perbaikan. Di samping itu, kesimpulan harus disusun secara sistematis sesuai dengan urutan pertanyaan penelitian/tujuan perbaikan. 10. Penyusunan kesimpulan seyogianya dilakukan melalui langkah-langkah: (1) memeriksa dan memahami pertanyaan penelitian/tujuan perbaikan, (2) mencermati, menganalisis, dan mensintesis deskripsi temuan, (3) menulis kesimpulan untuk setiap pertanyaan penelitian/tujuan perbaikan, (4) mengurutkan setiap butir kesimpulan sesuai dengan urutan pertanyaan penelitian/tujuan perbaikan, serta (5) memeriksa kesesuaian antara pertanyaan penelitian/tujuan perbaikan dengan deskripsi temuan, dan kesimpulan. 11. Saran dimaknai sebagai: pendapat (usul, anjuran, cita-cita) yang dikemukakan untuk dipertimbangkan. Dalam kaitan dengan PTK, saran merupakan pemikiran yang diajukan oleh guru peneliti untuk menindaklanjuti hasil penelitiannya. 12. Saran tindak lanjut hasil PTK harus memenuhi rambu-rambu: (1) bersumber atau sesuai dengan kesimpulan, (2) bersifat kongkret, operasional, dan penting, sehingga menarik untuk dilaksanakan oleh guru, (3) jelas sasarannya, apakah ditujukan kepada guru atau sekolah, atau barangkali instansi lain, serta (4) dapat meliputi hal-hal yang berkaitan dengan metodologi penelitian. 13. Pembuatan saran dapat dilakukan melalui langkah-langkah: (1) mencermati kesimpulan hasil PTK, (2) mengkaji aspek-aspek dari kesimpulan tersebut yang

perlu ditindaklanjuti, baik oleh guru peneliti, guru lain, maupun sekolah, (3) menetapkan kepada siapa saran tersebut akan ditujukan, serta (4) menulis saran.

Tindak Lanjut Hasil Perbaikan Cara Penulisan Laporan Hasil PTK 1. 1. Laporan PTK adalah laporan yang ditulis secara sistematis berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri. Laporan ini ditulis karena merupakan dokumen yang dapat dijadikan acuan, harus diserahkan kepada pihak sponsor, serta dapat diketahui oleh umum, terutama oleh para guru yang barangkali mengalami masalah yang sama dengan yang dilaporkan. 2. Sistematika laporan PTK pada umumnya tidak jauh berbeda dari laporan penelitian formal. Sesuai dengan format Laporan PTK yang terdapat dalam Panduan Direktorat Jenderal Pendidikan, maka Sistematika Laporan PTK dibuat sebagai berikut. LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Halaman Judul Lembar Pengesahan Abstrak Daftar Isi a. I. Pendahuluan 1. 1. 1. Latar Belakang Masalah (data awal dalam mengidentifikasi masalah, analisis masalah, dan pentingnya masalah dipecahkan). 2. Rumusan Masalah 3. Tujuan Penelitian

4. Manfaat Penelitian 2. Kajian Pustaka 3. Pelaksanaan Penelitian 1. Subjek Penelitian (Lokasi, waktu, mata pelajaran, kelas, dan karakteristik siswa) 2. Deskripsi per Siklus: (rencana, pelaksanaan, pengamatan/pengumpulan data/instrumen, refleksi) 4. Hasil Penelitian dan Pembahasan 5. Deskripsi per siklus (data tentang rencana, pengamatan, refleksi), keberhasilan dan kegagalan, lengkap dengan data. 6. Pembahasan dari setiap siklus. 1. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan 2. Saran

Daftar Pustaka Lampiran 1. Judul penelitian hendaknya menggambarkan aktivitas perbaikan yang dilaksanakan sebagai fokus PTK. 2. Abstrak memuat sari pati dari setiap komponen penelitian, mulai dari masalah, tujuan penelitian, pelaksanaan penelitian, hasil dan pembahasan, serta kesimpulan dan saran. Dengan membaca abstrak, orang akan mendapat gambaran umum mengenai PTK yang dilaporkan. 3. Pendahuluan memuat latar belakang munculnya masalah, analisis dan perumusan masalah, serta tujuan dan manfaat penelitian. 4. Kajian pustaka menguraikan tentang berbagai teori/hasil penelitian yang terkait dengan masalah penelitian, yang dapat dijadikan acuan dalam merancang perbaikan dan membahas hasil penelitian.

5. Pelaksanaan penelitian mengungkapkan tentang subjek penelitian, prosedur pelaksanaan per siklus, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengumpulan data, dan cara refleksi. 6. Hasil Penelitian dan Pembahasan menyajikan hasil penelitian setiap siklus dengan data lengkap, mulai dari perencanaan, pelaksanaan pengamatan, refleksi, yang berisi penjelasan tentang keberhasilan dan kelemahan yang terjadi. Bagian ini didukung dengan tabel dan grafik, dan disertai dengan pembahasan mengapa hasilnya seperti itu. 7. Kesimpulan dan saran berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran untuk menindaklanjuti hasil penelitian tersebut. 8. Daftar Pustaka memuat semua sumber yang digunakan sebagai acuan, yang disusun berdasarkan abjad dengan menggunakan gaya penulisan tertentu Diseminasi Hasil PTK 1. Dalam menulis laporan PTK, perlu diperhatikan berbagai ketentuan, seperti: (1) etika penulisan, (2) penggunaan bahasa Indonesia ragam tulis, serta (3) berbagai ketentuan teknis. 2. Etika penulisan mencakup: (1) kejujuran, (2) keobjektifan, dan (3) pengutipan. Ketiga aspek ini sangat berkaitan erat. Kejujuran menuntut penulis jujur terhadap diri sendiri dan orang lain dengan cara mengungkapkan dan menafsirkan data/informasi apa adanya tanpa dicampuri oleh kepentingan pribadi. Keobjektifan menuntut penulis menyajikan informasi sebagaimana adanya, tanpa manipulasi, sehingga apa yang dibaca oleh pembaca memang benar adanya. Pengutipan berkaitan dengan mengutip atau menggunakan pendapat orang lain dalam tulisan. Dalam hal ini, penulis harus mencantumkan sumber kutipan dengan mengikuti aturan yang berlaku. 3. Penggunaan bahasa Indonesia ragam tulis, menuntut penulis memperhatikan kaidahkaidah bahasa tulis, sehingga tingkat keterbacaan laporan menjadi tinggi. Kaidah bahasa tulis paling tidak mencakup: (1) pilihan kata, (2) struktur kalimat, (3) paragraf, dan (4) ejaan. Kata/istilah yang digunakan dalam laporan seyogianya merupakan kata/istilah baku yang diketahui oleh umum, kalimat cukup lugas dan memenuhi unsur-unsur kalimat sempurna, paragraf merupakan paparan buah pikiran

yang utuh, serta cara penulisan harus mengikuti aturan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). 4. Ketentuan teknis berkaitan dengan penampilan laporan yang mudah dibaca. Ketentuan ini mencakup, sistem penomoran, cara mengutip, serta huruf, spasi, dan margin. Sistem penomoran dapat menggunakan sistem digit atau campuran angka dan huruf, asal digunakan secara konsisten. Cara mengutip mengikuti aturan American Psychology Association (APA); sedangkan huruf yang digunakan adalah Times New Roman atau Arial dengan font size 12, spasi 1,5; serta margin 4 cm dari pinggir kiri dan atas, dan 3 cm dari pinggir kanan dan bawah. 5. Laporan PTK dapat didiseminasikan melalui berbagai pertemuan tatap muka seperti seminar, rapat kerja, kelompok kerja guru (MGMP dan PKG); di samping melalui berbagai media, seperti majalah, jurnal, atau buletin. Sumber Buku Penelitian Tindakan Kelas Karya I GAK Wardani

Anda mungkin juga menyukai