Anda di halaman 1dari 28

PERAN HUKUM DALAM MENCIPTAKAN DAN MENDUKUNG TATA PEMERINTAHAN YANG BAIK

GOOD GOVERNANCE

PENGERTIAN :
Government (Pemerintah) :
mencakup kekuasaan eksekutif saja, yaitu Kepala Pemerintahan dan kabinetnya (Inggris); mencakup kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif (AS); mencakup kekuasaan eksekutif : ps 4 ayat 1 UUD 1945 menyatakan, Presiden memegang kekuasaan Pemerintahan.

Governance:
adalah proses pembuatan keputusan dan proses bgmn keputusan tsb diimplementasikan di berbagai tingkat Pemerintahan (Prof.Safri). Pemerintah adalah salah satu pelaku dari governance.

Good Governance :
proses pembuatn kepts dan proses bgmn kepts itu dilaksanakan dengan mengadopsi 8 karakteristik (participation,concensus oriented, accounta ble, transparency, responsive, effective dan efficient, equity dan follows the rule of law).

GOVERNMENT
Dalam mengelola berbagai kehi dupan masyarakat, didominasi oleh Pemerintah (peran privat sector dan civil society kecil sekali);

GOVERNANCE
Dalam mengelola berbagai kehi dupan masyarakat melibatkan stake holder lainnya, tidak hanya instansi Pemerintah (peran privat sector dan civil society cukup signifikan) Prinsi good governance sudah dikembangkan dengan baik: participatory, concensus orien ted, accountable, transparency, responsive, effective dan efficient, equity, rule of law.

Prinsip2 Pemerintahan, masih lemah untuk diterapkan dan memang masih belum berkembang dengan baik

PRINSIP2 GOOD GOVERNANCE (UNDP)

PARTICIPATION : baik laki2 maupun perempuan mempunyai hak suara dalam pembuatan keptsn, baik sec langsung maupun melalui lembaga2 perwakilan CONCENSUS ORIENTED : dalam pengambilan keputusan hal tsb dijadikan media untuk mencapai kesepaka tan yang terbaik yang mewakili berbagai kepentingan ACCOUNTABLE : pembuatan keputusan, baik pemerintah, swasta maupun masyarakat, sebagai skate holder bertanggung jawab kepada publik TRANSPARENSCY: adanya arus informasi yang terbuka dalam proses pengambilan dan pelaksanaan keputusan RESPONSIVE : lembaga dan proses melayani stake holder secara tanggap EFFECTIVE DAN EFFICIENT : proses dan pelaksanaan keputusan dilakukan seoptimal mungkin dalam pencapaian tujuan organisasi EQUITY : baik laki2 maupun perempuan mempunyai kesempatan yang sama dalam pengambilan keputusan RULE OF LAW : Dasar dari kerangka bekerja haruslah jelas dan menerapkan prinsip2 HAM

Penerapan prinsip GG biasanya didahului oleh penerapan AUPB (azas umum pemerintahan yang baik = algemene beginselen van behoorlijk bestuur) AUPB merupakan panduan tidak tertulis bagi badan atau pejabat pemerintah dalam melaksanakan tugas pemerintahan sehari-hari. Materi AUPB : a. azas larangan penyalahagunaan wewenang b. larangan melaks tindakan se-wenang2 c. azas kecermatan d. azas kewajiban memberi dasar pertimbangan pd putusan e. azas kepentingan umum.

Prof. Prayudi mengkategorikan AUPB dalam 2 golongan:


1. Azas mengenai prosedur pengambilan keputusan: a. pembuatan keputusan tdk boleh memp kepentingan pribadi; b. kepts yg merugikan masy terlebih dahulu dimintakan pendapat masyarakat; c. keputusan mempertimbangkan kondisi nyata. 2. Azas mengenai kebenaran fakta yg dijadikan pembua tan keputusan : a. azas larangan kesewenang2an; b. azas penyalahgunaan&pelampauan wewenang; c. azas kepastian hukum; d. azas larangan melakukan diskriminasi; e. azas batal karena kecerobohan pejabat ybs.

GOOD GOVERNANCE & BAD GOVERNANCE

Governance akan menjadi baik (Good Governance) bila : a. tujuan yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan dg baik; b. proses dlm pembuatan keputusan telah diamati dengan baik; c. para pejabat memperlihatkan fungsi dan tugas mereka sesuai dengan kewenangannya; d. organisasni berkelanjutan. Governance akan menjadi jelek (Bad Governance) bila : a. hanya beberapa tujuan saja yg tercapai; b. beberapa tindakan para pejabat melanggar peraturan yg tertulis; c. kekuasaan dan kelembagaan melampaui kewenangannya; d. organisasi mengalami berbagai gangguan, sehingga terpecah belah.

6 karakter yg dapat mendorong penerapan GG :

Supremacy of the law (supremasi hukum) : setiap tindakan harus didasari oleh hukum bukan berdsr diskresi; Legal certainty (kepastian hukum) : menjamin suatu masalah diatur secara jelas, tegas dan tidak duplikatif; Hukum yang responsive : hukum mampu menyerap aspirasi masyarakat luas dan mengakomodasinya; Penegakan hukum yang konsisten dannondiskriminasi; Independensi peradilan sebagai syarat penting dalam perwujudan rule of law; Aparatur Pemerintah (birokrasi) yang profesional dan memiliki integritas yang kokoh

Dalam menerapkan GG, Pemerintah bertujuan:

Menjaga kepentingan umum dan meningkatkan efisiensi kinerja birokrasi; Mewujudkan iklim birokrasi yg kondusive melalui pengaturan kinerja yang profesional; Mencegah praktek penylahagunaan wewenang; Terciptanya efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan pelayanan publik.

Penerapan governance tdk terlepas dari aktivitas yg dilakukan oleh administrasi negara, baik di pusat maupun di daerah; Jadi tanggung jawab utama penerapan GG berada di tangan Pemerintah, dan adm negara sbg pelak sana kegiatan pemerintahan sehari-hari. Lebih jauh tujuan GG adalah mencapai keadilan, dimana dalam perspektif negara hukum berarti mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Konsep GG dapat dilihat dari upaya strategi pemba ngunan yg melibatkan seluruh lapisan masyarakat

Usaha Pemerintah kearah Penciptaan GG

Membentuk Peraturan perundang-2an, a.l : 1. UU No.5 Th 1986 : PTUN; 2. UU No.28 Th 1999 : Pem yg bersih bebas KKN; 3. UU Adm Pemerintrahan; 4. UU Etika Penyelenggara Negara; 5. Tersebar dalam berbagai UU lainnya; 6. UU No.10 Th 2004 : Pembentukan Perat. Perundang2an; 7. Peraturan2 Pelaksanaan. Membtk Lembg yang membantu Pem. dalam mewujudkan GG, a.l : 1. KPK; 2. Ombudsman; 3. Tim2 Independent; 3. Komisi2/ badan2 lainnya Membtk Kegiatan intern Pem yg mendukung penciptaan GG, misal nya membentuk Tim KORMONEV Pusat dan Daerah (Inpres 15/05). Membentuk Lembaga2 pengawas : Irjen, BPK,BPKP,BPK Daerah, Bawasda, Tim2 Independent yg bertugas sbg Pengawas dsb.

Produk hukum yg menunjang pelaksanaan GG


A. UU No.28/1999 : ttg Pemerintahan yg Bersih, Berwibawa dan Be bas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Pasal 1 (6) : AUPB adalah azas yg menjunjung tinggi norma kesu silaan, kepatutan dan norma hukum untuk mewujud kan penyelenggaraan negara yg bersih bebas korup si, kolusi dan nepotisme. Pasal 3 : azas2 untuk mewujudkan kepemerintahan yg baik : a. azas kepastian hukum; b. azas tertib penyelenggaraan negara; c. azas kepentingan umum; d. azas keterbukaan; e. azas proporsionalitas; f. azas profesionalitas; g. azas akuntabilitas; h. azas efisinesi dan efektivitas.

Kinerja Pemerintah:

Masa Pemerintahan SBY dicanangkan 4 arahan, yaitu : a. laksanakan reformasi birokrasi; b. tegakkan dan terapkan prinsip GG; c. tingkatkan kualitas pelayanan publik; d. berantas korupsi. Kenyataannya menurut CSIS, persoalan kinerja birokrasi dituduh sebagai musabab keterpurukan bangsa ini, dengan tudingan : a. birokrasi lambat; b. birokrasi tidak efisiendan efektif; c. birokrasi tidak tanggap; d. banyak praktik KKN Menteri Negara PAN menjelaskan 4 hal yang saat ini terjadi : a. berbagai keluhan masyarakat kurang direspons oleh aparatur; b. belum adanya data awal yang pasti dan sama; c. tolok ukur keberhasilan belum jelas; d. belum ada analisis yg jelas mengapa pemberantasan korupsi be lum menunjukkan tanda2 keberhasilan

Patologi yg biasa muncul dalam Pemerintahan: 1. Patologi yang timbul krn persepsi dan gaya manajerial para birokrat; 2. Patologi yg disebabkan krn kurangnya pengetahuan dan keterampilan para petugas pelaksana birokrasi; 3. Patologi yg timbul krn tindakan para birokrat yg melanggar norma hkm dan perat per-uu-an; 4. Patologi yg dimanifestasikan dlm perilaku para birokrat yg bersifat disfungsional/neg; 5. Patologi yg mrpkn akibat situasi dalam berbagai analisis dalam lingkungan Pemerintan

1. Patologi krn Persepsi & Gaya Manajerial para birokrat : Perspsi yg tdk tepat dan perilaku serta gaya manajerial yg menyimp dr prinsip2 yg hrs dipatuhi,a.l : a).Penyalahgunaan wew dan jabtn, yg dpt menjadi smbr dr berbagai perilaku disfungsi para birokrat lupa bhw jbtn yg dimiliki bukan mrpk sesuatu yg inheren dimilikinya, tp krn kepercayaan utk menduduki jbtn manajerial ttt, yg sesungguhnya hrs diabdikan utk kepent masyarakat. b).Pengaburan mslh, dmn penyelesaian dpt direkayasa sdmkn rupa shg mengunt pejbt dlm arti kddk, karier, status maupun penghasilannya. c).Menerima sogok/suap, mrpkn btk terburuk dr peri laku disfungsional seorg pejbt. Misalnya dilakukan dg cara: memperlambat proses penyelesaian, alasan kesibukan, sulit dihubungi, memperlambat dg menyatakan sdg dipro ses, atau mencari berbagai dalih lainnya.

d. Pertentangan kepentingan, antara kepent pribadi dan kepent masy dan negara; e. Kecenderungan mempertahankan status quo f. Arogansi dan intimidasi; g. Kredibilitas relatif rendah; h. Nepotisme: terlihat dlm praktek adm kepeg, terkait dg rekruitmen/ penerimaan pegawai dan penempatan posisi ttt yg didsrkan pada Pertalian darah/Hub kekelrgan g. Paranoia: menilai diri sendiri sec berlebihan, baik dlm arti kependaian, kemampuan dan ke

2. Masalah Pengetahuan dan ketrampilan : Tingkatan penget dan ketrampilan yg rendah dpt menimbulkan berbagai hal yg dpt menghambat jalnnya birokrasi pemerintah, misalnya : a. ketdkmampuan menjabarkan kebijakan pimpinan b. Ketidak telitian & ketdk cekatan c. Rasa Puas diri, akibatnya tdk bergairah utk me nambah ilmu dan ketrampilan, padahal birokrasi pemerintah banyak sekali tantangan kemajuan d. Bertindak tanpa pikir e. Kebingungan : roda pemerintahan mrpk hal yg sangat kompleks.

3. Tindakan melanggar Hukum : Setiap negara pasti berdasarkan hukum,bukan Berdasarkan kekuasaan. Jadi setiap birokrat terikat dan tunduk pd hukum, tapi hal ini sering Dilanggar, dengan bentuk a.l : a. Menerima sogok / suap; b. Penggemukan biaya; c. Korupsi; d. Ketidak jujuran dan penipuan; e. Kleptokrasi; f. Tata buku yg tidak benar;

4. Patologi Perilaku Birokrat : Birokrat sbg abdi negara dan abdi masy, mk dituntut perilaku yg baik, yg tercermin dlm pelayanan kpd Masy, namun tdk jarang terjadi perilaku negatif, a.l : a. Bertindak sewenang-wenang; b. Pura-2 sibuk bg masy yg membutuhkan pelayanan; c. Konspirasi : persekongkolan utk maksud ttt yg neg; d. Sikap takut dari bawahan, krn atasan yg tdk demo kratik; e. Penurunan mutu pelayanan masyarakat; f. Diskriminasi dan tdk sopan; g. Sikap kaku dan tidak disiplin.

5. Patologi krn Situasi Internal : a.Penempatan tujuan dan sasaran yg tdk tepat; b.Eksploitasi thd bawahan atau sarana/prasara c.Tidak tanggap, d. Pengangguran terselubung; e. Motivasi yang tidak tepat; f. Kondisi kerja yang kurang memadai g. Imbalan yang tidak memadai h. Beban kerja yang terlalu berat i. Perubahan sikap yang mendadak j. Tidak adanya indikator kinerja

Selanjutnya MenPAN mengatakan 7 kelemahan yg menonjol: a. lemahnya kehendak pemerintah atau political will; b. belum ada kesamaan persepsi tentang visi, misi dari tujuan c. kurang memanfaatkan teknologi informasi (e-government, e-procurement, information technology) dalam pemberanta san KKN; d. belum ada kesepakatn penerapan SIN (single identification) tentang data kepegawaian, askes, taspen, pajak, tanah dll; e. masih banyak duplikasi, pertentangan dan ketidakwajaran peraturan perundang2an; f. kelemahan dalam criminal justice (sistem penanggulangan kejahatan); g. belum ada konsistensi yang didukung kesungguhan atau keseriusan pemerintah dalam pemberantasan KKN.

Pembaharuan birokrasi (David Osborne dan Ted Gaebler ) :

Catalytic Government : Steering rather Rowing. Pemerintah sbg katalis, lbh baik menyetir daripada mendayung. Pemerintah disarankan melepas bidang yg sdh dpt dikerjakan oleh masyarakat sendiri; Community owned government :empowering rather than serving. Pem adalah milik masyarakat, lbh baik memberdayakan drpd mela yani. Competitive Government : injecting competition into service delivery. Pemerintah yang kompetitif adalah pemerintah yang memasukkan semangat kompetitive dalam birokrasinya. Pemerintah perlu menja dikan birokrasinya saling bersaing.

Paradigma Baru untuk Indonesia kedepan :

Perlu tumbuhnya kesadaran di kalangan PNS, pejabat struktural, maupun fungsional, bahwa rakyat lah yg berkuasa sedangkan pemerintah dan birokrasi hanya merupakan pelaksana. Birokrasi adalah public servant Birokrasi perlu transparansi dalam kegiatan dan dalam membuat ketentuan teknis; Pejabat birokrasi perlu merakyat, mau turun ke lapangan yang menjadi bidang tugasnya; Membangun birokrasi yang mempunyai kultur dan struktur yang rasional hirarkhis; Birokrasi perlu bertindak lebih profesionalterhadap public; Birokrasi perlu menerapkan sistem rekruitmen SDM terbuka; Institusi birokrasi perlu menjalankan prinsip netralitas politik.

Upaya Penanggulangan :
1. PARADIGMA BIROKRASI YANG IDEAL a. Paradigma kelembagaan : Birokrasi mrpk organissi yg paling besar yg wil kerja nya meliputi sel wil kekuasaan negara. Untuk itu dlm pelaksanaannya perlu penetapan prinsip2 organisasi b. Manajemen sumber daya manusia : harus diarahkan pd tersedianya tenaga kerja yg me menuhi tuntutan kesel tugas dan peranan birokrasi yang meliputi : perenc, rekruitmen, seleksi, penempt sementra & tetap; penent sistem imbalan; perenc& pembinaan karier; peningktan penget dan keterampl pemutusan hub kerja, pensiun dan audit pegawai

c. Pengembangan sistem kerja : pendekatan kesisteman, dmn dpt mewujudkan kesatuan gerak dan langkah dlm pelaksanaan birokrasi; d. Pengembangan citra birokrasi yg positif: loyalitas, kejujuran, semangat, pengabdian, disiplin kerja utk mendahulukan kepent bgs sll ditekankan utk dijunjung tinggi. Bbrp cara menghilangkan citra negatif, antara lain : - mendorong proses demokrasi dlm masyarakat; - mengurangi campur tangan birokrasi dlm berbagai kegiatan - menggunakan kesempt utk menumbuhkan persepsi pen tingnya orientasi pelayanan - menghrskan para pejbt tinggi membuat pernyataan menge nai kekyaaan waktu mulai menjabat

2. Total Quality management (TQM) : a. menekankan pengkajian yg intensif dr hub yg saling berkaitan, agar semua langkah dan tindakan dlm pro ses manajemen sll tertuju pd proses pencapaian tuj dan sasaran yg telah ditetapkan dg tingkat produktivi tas yg setinggi mungkin, bebas dr pemborosan b. pemahaman persyaratan hrs dipenuhi dlm hub antara birokrat dg masy yg hrs dilayani, berdsrkan peraturan perundnag-undangan; c. Sikap tanggap birokrasi thd tuntutan para angg kelom pok masy. Hal neg yg sering dirasa oleh masy adlah: -penerapan ketent yg dipandang kurang transparan -perlakuan yg dirasa diskriminatif -kelambanan dalam memberikan pelayanan

Yang paling penting dari semua pembaharuan tersebut adalah : ADANYA KESADARAN DAN KEMAUAN DARI DALAM DIRI APARATUR PEMERINTAH UNTUK BERBUAT BAIK DAN BEKERJA DEMI KEPENTINGAN NUSA DAN BANGSA, BUKAN UNTUK KEPENTINGAN DIRI SENDIRI BERARTI KEMBALI KEPADA AKHLAK MASING-2 APARATUR PELAKSANANYA.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai