Anda di halaman 1dari 2

5 KOIN

Perjalanan sore, aku habiskan waktuku dengan melihat dunia dengan sudut pandang lain, pergi bersama angin, melihat matahari yang hampir memerah dan dan Dan lima koin. Lima koin yang aku genggam erat, lima koin yang aku bawa dari rumah, lima koin bekas bermain di dunia bermain, lima koin yang akan aku buang demi sesuatu, agar hatiku lebih damai, agar hatiku lebih cerah, tentang sebuah penerimaan yang baik, pemahaman hidup yang sederhana, dan kehidupan yang harus semangat dan berhasil. Aku tersenyum tipis kembali mengingat-ingat keadaan lelah yang terjadi belakangan ini, didepanku ada danau jernih, cocok sekali untuk aku menyendiri, yah, sendiri membuang ini, sendiri bilang harus lebih baik. uuhh, aku menghela nafas lelah. Aku kembali menggenggam erat lima koinku, pikiranku buncah, teringat lagi kejadian yang satu per satu membuat hati lemahku lelah. Aku tahu apa yang harus aku lakukan. Aku harus berdamai.Yah berdamai. Aku pelan membuka genggaman erat koin ditanganku akan aku ambil satu per satu untuk aku lemparkan ke danau, bertujuan dengan terbuangnya dan tenggelamnya koin itu kedanau semoga aku bisa lupa, tidak , tidak harus lupa, harus berdamai, berdamai dengan hati yang lelah. Aku menghirup udara sore, lantas aku hembuskan pelan, aku siap. Koin-koin ini pun siap aku lemparkan,aku sangat berharap dengan terbuangnya dan tenggelamnya mereka, tenggelam pula kejahatan hatiku pada orang-orang itu dan dunia. Kembali aku menghela nafas. .......................................................................................................................................... Koin pertama,aku menyebutkan dalam hatiku koin yang pertama ini tentang Mimpi-mimpi yang terbuang. Buk bunyi pelan koin itu yang aku lemparkan kedanau tenggelam boleh jadi didasar danau. Koin kedua,tentang pertemanan yang meragukan, aku tersenyum lelah melemparkan koin kedua, nasipnya sama, tenggelam ke danau. Koin ketiga,aku menutup mataku, lantas melemparkan koin ketiga itu, riwayat hidupnya sama,tenggelam, koin itu tentang Janji-janji yang tak pernah mereka tepati. Koin keempat aku tersenyum, koin ini tentang hatiku yang kotor tak menerima takdirNYA. Aku tertawa pelan, tinggal satu koin, yah satu koin, perasaanku sekarang aneh, boleh jadi dengan tenggelamnya koin tadi sudah menjernihkan hatiku untuk berdamai dengan hati, hati yang baru yang menerima dengan penerimaan baik. Aku kembali tersenyum sudah saatnya aku berdamai. Yah berdamai. Ah, koin kelima . Aku menatap langit biru yang damai, awan putih yang bisa aku artikan membentuk sesuatu, matahari yang hampir memerah mau menenggelamkan dirinya. Yah koin kelima, koin terakhir yang aku punya. Aku kembali mengela nafas, aku menggenggam erat koin terakhir ini. Aku genggam erat sekali, tentang apa koin kelima ini. Aku siap... Buk bunyi lemparan Kembali aku menatap langit biru, saatnya pulang, pulang dengan hati baru... Kalian tahu apa yang terjadi dengan koin kelima?apa kalian pikir tenggelam?Ah,terlalu..

Bunyi buk itu adalah bunyi batu kecil yang aku ambil dan aku lemparkan kedanau. Hari ini,besok,lusa,dan boleh jadi selamanya, koin kelima itu tersimpan indah dikotak ajaibku. Yah tersimpan, sempurna aku menyimpannya. Nasipnya tidak seperti keempat koin lainnya, aku menyimpannya, bukan karena koin itu bisa aku pakai untuk menelpon ditelpon umum, bukan pula akan aku gunakan lagi untuk kedunia bermain, apalagi memberikannya kepada tukang urut untuk kerokkan, teramat bukan ! Karena koin kelima itu, Koin kelima itu tentang Dia, yah, sempurna,sempurna tentang Dia, tentang Dia yang amat berarti dalam hidupku.........

12.12,selasa 220611

Anda mungkin juga menyukai