Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN PENANGANAN DAN PENCEGAHAN HIV/ AIDS DI RUANGAN IRD RSU Dr.

SOETOMO

OLEH: ANINDHITA HAYU C IKA HANNA EKO SAPUTRI DINAR ULNARIANA PUTRI ARIF SATRIA ASTRID KUMALA 010710401B 010710403B 010710404B 010710411B 0106 B 010610137B

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2011

SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Bahasan Hari / Tanggal Pukul Waktu Sasaran Tempat Tujuan Instruksional Umum Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan Keluarga pasien dapat mengerti dan mamahami tentang pencegahan dan penanganan HIV/ AIDS. Tujuan Instruksional Khusus Setelah dilakukan penyuluhan ini diharapkan masyarakat mengetahui dan mampu:
1 2 3 4 5

: Pencegahan dan penanganan HIV/ AIDS : Kamis, 15 Desember 2011 : 10.00 : 30 menit : Keluarga Pasien : Ruang tunggu IRD RSU Dr.Soetomo

Mengerti dan memahami tentang pengertian HIV/ AIDS Mengerti tentang penyebab HIV/ AIDS Mengerti tentang tanda dan gejala HIV/AIDS Mengerti tentang deteksi dini HIV/ AIDS Mengerti tentang pencegahan dan pengobatan HIV/ AIDS

Kegiatan Pengajaran

No 1

TAHAP Pembukaan

WAKTU 5 menit

KEGIATAN Mengucapkan salam Memperkenalkan diri


Menjelaskan maksud dan tujuan ,

MEDIA

persepsi

????

dengan

menggali

pengetahuan keluarga tentang HIV/ 2 Pelaksanaan 20 menit AIDS. Menjelaskan materi :


1. Mengerti dan memahami tentang Leaflet

pengertian HIV/ AIDS


2. Mengerti tentang penyebab HIV/

AIDS
3. Mengerti tentang deteksi dini HIV/

AIDS
4. Mengerti tentang pencegahan dan

pengobatan HIV/ AIDS 3 Penutup 5 menit Mengakhiri kegiatan Menutup dengan salam MEDIA Leaflet LCD

METODE PELAKSANAAN Pendidikan kesehatan dilakukan dengan ceramah, 3anya jawab (diskusi) TEMPAT Ruang tunggu IRD RSU Dr. Soetomo Surabaya LAMPIRAN PENYAJI ??? 1. Penyaji: Eko Saputri
2. Moderator: Arif Satria

3. Observer: Ika Hanna 4. Fasilitator: Dinar Ulnariana

Astrid Kumala Anindhita Hayu C EVALUASI Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan mana???
1.

Mengerti dan memahami tentang pengertian HIV/ AIDS

2. Mengerti tentang penyebab HIV/ AIDS 3.

Mengerti tentang tanda dan gejala HIV/AIDS

4. Mengerti tentang deteksi dini HIV/ AIDS 5.

Mengerti tentang pencegahan dan pengobatan HIV/ AIDS

MATERI

Definisi HIV/ AIDS Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah suatu virus yang menyerang sel darah putih manusia dan menyebabkan menurunnya kekebalan atau daya tahan tubuh, sehingga mudah terserang penyakit (ANCP-Aus AID, 2002), sedangkan AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrom) adalah sindrom dengan gejala infeksi oportunistik atau kanker tertentu akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh oleh infeksi HIV (Human Immuno Deficiency Virus) yang biasanya akan membawa kematian pada akhirnya. Tanda dan Gejala Gejala utama/ mayor : 1. Demam berkepanjangan lebih dari tiga bulan 2. Diare kronis lebih dari satu bulan berulang maupun terus-menerus 3. Penurunan berat badan lebih dari 10% dalam tiga bulan. 4. Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis. 5. Batuk kronis selama lebih dari satu bulan 6. Infeksi pada mulut dan tenggorokan disebabkan jamur Candida Alcibicans. 7. Pembengkakan kelenjar getah bening yang menetap diseluruh tubuh 8. Kandidiasis orofaringeal 9. Herpes simplek kronik progresif 10. Limfadenopati

11. Infeksi jamur berulang pada alat kelamin. (Depkes RI, 2003).

Cara penularan dan pencegahan HIV dapat ditularkan (Depkes RI, 2006): 1. Melalui hubungan seksual. Hubungan seks melalui vagina dan anus mempunyai resiko yang tinggi, sedang hubungan seks oral mempunyai resiko rendah. 2. Melalui jarum suntik atau spuit yang dipergunakan bersama untuk menyuntikkan obatobatan atau steroid. 3. Infeksi dari ibu hamil kepada bayinya, sewaktu sedang hamil, melahirkan, atau sewaktu menyusui. 4. Waktu membuat tato .

HIV tidak ditularkan melalui: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Tempat duduk WC Sentuhan dengan pengidap HIV Melalui bersin Berpelukan Hidup serumah dengan penderita HIV/ AIDS, dan Hubungan sosial yang lain. Cara pencegahan : Mengingat sampai saat ini obat untuk mengobati dan vaksin untuk mencegah AIDS belum ditemukan, maka alternatif untuk menanggulangi masalah AIDS yang terus meningkat ini adalah dengan upaya pencegahan oleh semua pihak untuk tidak terlibat dalam lingkaran transmisi yang memungkinkan dapat terserang HIV.

Pada dasarnya upaya pencegahan AIDS dapat dilakukan oleh semua pihak asal mengetahui cara-cara penyebaran AIDS. Ada 2 cara pencegahan AIDS yaitu jangka pendek dan jangka panjang :

1. Upaya Pencegahan AIDS Jangka Pendek Upaya pencegahan AIDS jangka pendek adalah dengan memberikan informasi kepada kelompok resiko tinggi bagaimana pola penyebaran virus HIV, sehingga dapat diketahui langkah-langkah pencegahannya. Ada 3 pola pencegahan infeksi melalui penyebaran virus HIV : 1. Melalui hubungan seksual Setelah mengetahui cara penyebaran HIV melaui hubungan seksual maka upaya pencegahan adalah dengan cara :
1) Tidak melakukan hubungan seksual. Walaupun cara ini sangat efektif,

namun tidak mungkin dilaksanakan sebab seks merupakan kebutuhan biologis. 2) Melakukan hubungan seksual hanya dengan seorang mitra seksual yang setia dan tidak terinfeksi HIV
3) Hindari hubungan seksual dengan kelompok resiko tinggi tertular AIDS.

4) Tidak melakukan hubungan anogenital. 2. Melalui darah 1) Darah yang digunakan untuk transfusi diusahakan bebas HIV dengan jalan memeriksa darah donor. Hal ini masih belum dapat dilaksanakan sebab memerlukan biaya yang tinggi serta peralatan canggih karena prevalensi HIV di Indonesia masih rendah, maka pemeriksaan donor darah hanya dengan uji petik.

2) Menghimbau kelompok resiko tinggi tertular AIDS untuk tidak menjadi donor darah. Apabila terpaksa karena menolak, menjadi donor menyalahi kode etik, maka darah yang dicurigai harus di buang. 3) Semua alat yang tercemar dengan cairan tubuh penderita AIDS harus disterillisasikan secara baku. 4) Gunakan jarum suntik sekali pakai (disposable) 3. Melalui ibu yang terinfeksi HIV kepada bayinya Ibu hamil yang mengidap HIV dapat memindahkan virus tersebut kepada janinnya. Penularan dapat terjadi pada waktu bayi di dalam kandungan, pada waktu persalinan dan sesudah bayi di lahirkan. Upaya untuk mencegah agar tidak terjadi penularan dapat dilakukan dengan pemeriksaan lanjutan dengan biaya yang agak mahal serta kontrol yang rutin dimana kelahiran bayi dilakukan proses kelahiran dengan cesar serta ibu tidak diperkenankan menyusui untuk anaknya guna mencegah transmisi itu terjadi. 2. Upaya Pencegahan AIDS Jangka Panjang Upaya jangka panjang yang harus kita lakukan untuk mencegah merajalelanya AIDS adalah merubah sikap dan perilaku masyarakat dengan kegiatan yang meningkatkan norma-norma agama maupun sosial sehingga masyarakat dapat berperilaku seksual yang bertanggung jawab. Perilaku seksual yang bertanggung jawab yang dimaksud adalah : 1) Hanya melakukan hubungan seksual dengan mitra seksual yang setia dan tidak terinfeksi HIV. 2) 3) Menghindari hubungan seksual dengan wanita dan pria tuna susila. Menghindari hubungan seksual dengan orang yang mempunyai lebih dari satu mitra seksual.

4) 5) 6) 7) 8)

Mengurangi jumlah mitra seksual sesedikit mungkin. Mengurangi jumlah mitra seksual sesedikit mungkin Hindari hubungan seksual dengan kelompok resiko tinggi tertular AIDS. Tidak melakukan hubungan anogenital. Gunakan kondom mulai dari awal sampai akhir hubungan seksual. Kegiatan tersebut dapat berupa dialog antara tokoh-tokoh agama, penyebarluasan

informasi tentang AIDS dengan bahasa agama, dan lain-lain yang bertujuan untuk mempertebal iman serta norma-norma agama menuju perilaku seksual yang bertanggung jawab. Dengan perilaku seksual yang bertanggung jawab diharapkan mampu mencegah penyebaran penyakit AIDS di Indonesia. Perawatan kompherensif berkesinambungan Perawatan kompherensif melibatkan suatu jejaring kerja diantaranya sumber daya yang ada dalam rangka memberikan pelayanan dan perawatan holistik, kompherensif dan dukungan yang luas bagi ODHA dan keluarganya. Sebelum diputuskan untuk memberikan perawatan kompherensif perlu ditimbangkan beberapa hal antara lain sumber daya yang memadai yaitu dukungan dana, bahan dan alat, sumber daya manusia baik dari pihak pemerintah atau masyarakat. Komponen perawatan kompherensif meliputi :
1.

Konseling dan tes HIV sukarela (Voluntary counseling and Testing / VCT) adalah pelayanan dan perawatan, tempat mereka (ODHA) datang untuk bertanya, belajar, menerima status HIV/AIDS seseorang dengan privasi yang terjaga.

2.

Tatalaksana klinis kasus infeksi simtomatik dengan diagnosa dini yang memadai, pengobatan yang rasional, maupun pemulangan yang terencana.

3.

Asuhan keperawatan yang mampu memberikan kenyamanan pasien dan hieginis, mampu mengendalikan infeksi dengan baik, melatih dan mendidik keluarga tentang perawatan di rumah dan pencegahan penularan.

4.

Promosi gizi yang baik, dukungan psikologis dan emosional, dukungan spritual, dan konseling.

5.

Melakukan kontrol secara rutin dan meminum obat secara teratur agar HIV tidak resisten terhadap obat.

6.

Menguranginya dan menyingkirkan stigma, membangun sikap positif dari masyarakat terhadap ODHA dan keluarganya, termasuk para petugas kesehatan.

7.

Dukungan sosial atau rujukan kepada pelayanan sosial untuk mengatasi permasalahan tempat tinggal, pekerjaan, bantuan hukum, dan mencegah diskriminasi. (Depkes RI, 2003)

DAFTAR PUSTAKA M.Nurs, Nursalam & Kurniawati Dian Ninuk. 2007. Asuhan keperawatan pada pasien terinfeksi HIV/AIDS. Jakarta: Salemba Medika Eliastam, Michael. 1998. Buku saku: Penuntun kedaruratan medis. Ed.6. Jakarta: EGC Muninjaya, Gde. 1999. AIDS di Indonesia: Masalaha dan kebijakan penanggulangannya. Jakarta: ECG Komisi Penanggulangan HIV&AIDS. 2007. Info HIV/AIDS. Di akses dari

http://www.aidsindonesia.or.id/dasar-hiv-aids. pada tanggal 13 Desember 2011. Pukul 18.26 WIB. Wikipedia. 2011. AIDS. Di akses dari http://id.wikipedia.org/wiki/AIDS. Pada tanggal 13 Desember. Pukul 18.32.

Anda mungkin juga menyukai