Anda di halaman 1dari 15

PEMERIKSAAN AKUNTANSI ( AUDITING )

Disusun Oleh : S1T Akuntansi Manajerial / IV B 1. Made Abdi Danasosiawan 2. A.A. Istri Maheningsuci 3. I Kadek Dedy Suryatna (1015644006) (1015644010) (1015644032)

POLITEKNIK NEGERI BALI


JURUSAN AKUNTANSI S1T AKUNTANSI MANAJERIAL
2012

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Informasi sangat penting dalam mendukung aktivitas perusahaan untuk perkembangan perusahaan tersebut. Agar suatu perusahaan dapat dikelola dengan baik diperlukan adanya system informasi yang dapat mendukung tugas-tugas operasional, untuk perencanaan, maupun sebagai bahan dalam pengambilan keputusan. Bagi kelangsungan hidup usaha (going concern). Antara lain adanya sistem informasi akuntansi yang bukan hanya diperlukan oleh manajemen perusahaan melainkan sebagai kewajiban dalam rangka direksi sebagai pengurus perusahaan memberikan pertanggungjawabannya kepada stock holder / stake holder (pemegang saham usaha). Sistem informasi diperlukan agar dapat memberikan umpan balik (feed back) berupa informasi bagi manajemen dalam rangka melakukan pengelolaan system operasional. Umpan balik (feed back) akan berguna apabila system informasi tersebut memberikan nilai tambah (value added). Caranya yaitu dengan mengolah data tentang transaksi menjadi informasi. Informasi akan memberikan pengetahuan (knowledge) bagi pihak-pihak yang menggunakannya, sehingga mereka dapat membuat perenca naan (planning) atau mengambil keputusan (decision making). Suatu sistem informasi perusahaan mungkin saja mengandung kesalahan (error) atau adanya penyalahgunaan. Kesalahan informasi adalah merupakan resiko informasi (information risk) yang dapat mengakibatkan kesalahan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan. Oleh karena itu untuk suatu sistem yang baik seharusnya dilengkapi dengan mekanisme kontrol intern (system of internal controls). Untuk menjamin bahwa segala sesuatunya berjalan seperti yang seharusnya, maka secara periodik diperlukan adanya pemeriksaan atau audit system, baik penggunaannya maupun pengguna itu sendiri (system dan orang-orangnya). Jadi audit diperlukan untuk memastikan apakah system informasi telah dirancang dan diterapkan sesuai dengan prosedur dan standar yang ditetapkan.

B. Rumusan Masalah a. Apa yang di maksud dengan pemeriksaan akuntansi ( audit )? b. Apakah perbedaan akuntansi dengan auditing? c. Jelaskan klasifikasi dan tipe auditor?
d. Jasa apakah yang diberikan oleh akuntan publik?

e. Mengapa Audit di perlukan? C.Tujuan


Dapat mengetahui dan memahami tentang : 1. Pengertian pemeriksaan akuntansi 2. Perbedaan akuntansi dengan auditing 3. Klasifikasi Auditing 4. Tipe tipe Auditor 5. Jasa-jasa ditawarkan akuntan Publik 6. Hirarki Kantor Akuntan Publik

PEMBAHASAN

Pengertian Pemeriksaan Akuntansi


Ada beberapa pengertian tentang pemeriksaan akuntansi ( auditing ) yang diberikan oleh para ahli dibidang akuntansi antara lain :
1. Menurut Amir Abadi Yusuf (1996, 1) auditing adalah proses pengumpulan dan

pengevaluasian bahan bukti tentang suatu satuan usaha yang dilakukan seseoarang yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi yang dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.
2. Menurut

Sukrisno

Agoes

menyatakan

bahwa

pemeriksaan

akuntansi

atau auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis,oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.
3. Konrath mendefinisikan auditing sebagai suatu objektif mendapatkan dan

mengevaluasi bukti mengenai asersi tentang kegiatan-kegiatan dan kejadian-kejadian ekonomi untuk menyakinkan tingkat keterkaitan antara asersi tersebut dan kriteria yang telahbditetapkan berkepentingan.
4. American Accounting Association, auditing is a systematic process of objectively

dan

mengkomunikasikan

hasilnya

kepada

pihak-pihak

yang

obtaining and evaluating evidence regarding assertions about economic actions and events to ascertain the degree of correspondence between those assertions and establish criteria and communicating the results to interested users.
5. Menurut Alvins Arens, Auditing adalah proses pengumpulan dan penilaian bukti atau

pengevaluasian bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi tersebut dan kriteria yang ditetapkan, dilakukan secara kompeten dan independen. Dari definisi para ahli yang diatas jelas bahwa pemeriksaan dilakukan oleh seoarang yang kompeten dan independen, untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti mengenai informasi kuatitatif kesatuan ekonomi tertentu, dengan tujuan untuk menetukan apakah informasi yang tercatat telah mencermikan dengan benar peristiwa-peristiwa ekonomi yang terjadi sepanjang periode akuntansi dan kemudian dilaporkan kesesuaian informasi

tersebut dengan kriteria atau standar yang telah ditetapkan sebelumnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Secara umum pemeriksaan akuntansi atau auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan- pertanyaan tersebut dengan kriteria yang telah diterapkan, serta penyampaian hasil- hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan. Dari definisi tersebut diatas pemeriksaan akuntansi secara umum memiliki unsur-unsur sebagai berikut : 1. Proses yang sistematik Pemeriksaan akuntan adalah rangkaian proses dan prosedur yang logis, berkerangka, terstruktur, terorganisasi, dan mempunyai tujuan. 2. Menghimpun dan mengevaluasi bukti secara objektif Dalam proses pemeriksaan, perolehan bukti yang mendasari pernyataan yang dibuat oleh perusahaan dan pengevaluasiannya tidak boleh berprasangka atau memihak. 3. Asersi-asersi tentang berbagai kegiatan dan kejadian ekonomi Yang dimaksud dengan kegiatan dan kejadian ekonomi adalah proses akuntansi yang disajikan dalam laporan keuangan. Proses akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, dan penyampaian informasi ekonomi, dimana dalam asersi-asersinya meliputi informasi yang terkandung dalam laporan keuangan, laporan operasi internal, laporan penunjang laporan keuangan, dan sebagainya. 4. Menentukan tingkat kesesuaian Tingkat kesesuaian pernyataan ekonomi dengan kriteria yang telah ditetapkan harus dapat dikuatitatifkan dan dikualitatifkan. 5. Kriteria yang ditentukan atau ditetapkan Kriteria yang ditetapkan sebagai dasar pengukuran pernyataan dapat berupa prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum atau Standar Akuntansi Keuangan (SAK), Peraturan yang ditetapkan legislatif atau pihak lain, ukuran prestasi yang ditetapkan manajemen. 6. Penyampaian hasil Penyampaian hasil pemerikasaan akuntan sering disebut pengesahan. Penyampaian hasil ini umumnya dilakukan dalam bentuk laporan pemeriksaan akuntan (audit report) yang

mengungkapkan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi dengan kriteria yang telah ditentukan. 7. Pemakai yang berkepentingan Laporan audit dipergunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan sebagai informasi yang berguna sebelum mengambil keputusan kepada pihak yang diperiksa. Pemakai yang berkepentingan terhadap laporan pemeriksaan akuntan adalah investor dan calon investor, kreditur dan calon kreditur, manajeman, pemerintah, serikat buruh pemegang saham dan sebagainya. Dari definisi tersebut dapat pula dibentuk suatu model auditing. Model tersebut digambarkan sebagai berikut :

Pernyataan (assertions)

Kriteria yang ditetapkan (established criteria)

Ukuran Tingkat Kesesuaian (degree of correspondence)

Penyampaian hasil (communicate the result)


Gambar 1

Model Auditing
A. Perbedaan Akuntansi Keuangan dengan Auditing

Perbedaan akuntansi dengan pemeriksaan akuntansi adalah :


1. Terletak pada proses pengerjaan. Akuntansi bersifat konstruktif, yaitu lebih

menekankan pada proses pencatatan. Sedangkan Pemeriksaan Akuntansi bersifat analistis, yaitu lebih berfokus pada proses penelusuran.

2. Akuntansi dalam proses menghasilkan laporan keuangan berpedoman pada Standar

Akuntansi

Keuangan

(SAK).

Sedangkan

Pemeriksaan

Akuntansi

dalam

pemeriksaannya berpedoman pada Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Akuntansi mempunyai sifat konstruktif dari bukti-bukti transaksi / dokumen / pembukuan, buku harian, buku besar dan sub buku besar, neraca saldo (trial balance) sampai menjadi laporan keuangan. Auditing mempunyai sifat analitis yaitu memulai pemeriksaannya dari angka-angka dalam laporan keuangan, lalu dicocokan dengan neraca saldo (trial balance), buku besar(general legder), buku harian (special journals), bukti-bukti pembukuan (documents) dan sub buku besar (sub ledger). Proses Akuntansi Menganalisa Transaksi Kejadian Proses Auditing Menghimpun & Mengevaluasi Bukti

Mengukur & Mencatat Data Transaksi

Menentukan Kewajaran Laporan Keuangan

Mengelompokkan & Meringkas Data Transaksi Menyiapkan Laporan Keuangan & Laporan Kegiatan - Balance Sheet - Income Statement - Changes Of Capital - Statement Of Cash Flow Mendistribusikan Laporan Keuangan Dan Laporan Hasil Audit Kepada RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham)

Menyampaikan Laporan Audit Atas Temuan-Temuan

Menyerahkan Laporan Audit Kepada Klien

- Opini - Audited Financial Statement - Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan - Management Letter

C.aKlasifikasi Audit a. Berdasarkan Tujuan Audit Berdasarkan tujuan atau jenis pemeriksaan yang dilakukan, pemeriksaan akuntansi diklasifikasikan dalam 3 jenis, yaitu : 1. Financial Statement Audit ( Pemeriksaan Laporan Keuangan) Pemeriksaan laporan keuangan bertujuan untuk menilai kewajaran laporan keuangan yang disajikan klien atas dasar prinsip akuntansi yang berlaku. Pemeriksaan ini dilakukan oleh akuntan publik. Ukuran kesesuaian yang digunakan disini adalah kewajaran (fairness), misalnya kewajaran laporan keuangan yang diukur atas dasar Prinsip Akuntansi Indonesia atau Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum (PABU). 2. Complaince Audit (Pemeriksaan Kepatuhan) Pemeriksaan kepatuhan meliputi pemeriksaan atas aktivitas keuangan atas aktivitas operasi tertentu dengan tujuan untuk menentukan kesesuaianya dengan kondisi atau aturan tertentu. Kriteria dalam pemeriksaan ini biasanya datang dari penguasa, misalya pemerintah. Ukuran kesesuaian disini adalah ketepatan (correctness). Misalnya ketepatan SPT-Tahunan dengan Undang-undang Pajak Penghasilan. 3. Operasional Audit (Pemeriksaan Operasional) Pemeriksaan operasional merupakan pemeriksaan sistematis atas aktivitas operasional organisasi dalam hubungannya dengan tujuan tertentu. Tujuan pemeriksaan ini adalah :
1. Menilai prestasi. 2. Mengidentifikasi kesempatan untuk perbaikan.

3. Membuat rekomendasi untuk pengembangan dan tindakan lebih lanjut. Pemeriksaan operasional dapat dilakukan manajemen maupun oleh pihak ketiga. Ukuran kesesuaiannya disini adalah kedekatan (closeness), misalnya kedekatan antara realisasi dengan standar.

Model Pemeriksaan Laporan Keuangan

Model Pemeriksaan Kepatuhan

Model Pemeriksaan Operasional

b. Berdasarkan Kepentingan Dilaksanakan Audit Apabila dilihat dari sisi untuk siapa audit dilaksanakan, auditing juga dapat diklasifikasikan menjadi empat, yaitu :

1. Auditing Eksternal Pemeriksaan eksternal adalah suatu kontrol sosial yang memeberikan jasa kebutuhan akan informasi untuk pihak luar dari suatu organisasi yang diperiksa. Pemeriksa adalah pihak luar perusahaan yang idependen terhadap perusahaan, seperti akuntan publik yang telah diakui dan telah diberi kewenangan oleh pemerintah. Pemeriksaan ini umumnya bertujuan memberikan pendapat akan kewajaran laporan keuangan. Para pemeriksa pada umumnya dibayar oleh manajemen organisasi yang diperiksa. 2. Auditing Internal Pemeriksaan Internal adalah suatu kontrol organisasi yang mengukur dan mengevaluasi efektifitas organisasi dan bertanggung jawab terhadap struktur pengendalian intern perusahaan demi tercapai efisiensi serta ketaatan pada kebijakan yang telah ditetapkan perusahaan. Informasi yang dihasilkan oleh pemeriksaan internal adalah untuk organisasi itu sendiri. Pemeriksanya adalah karyawan organisasi itu sendiri dan tentunya dibayar oleh organisasi itu pula. 3. Auditing Sektor Publik Pemeriksaan sektor publik adalah suatu kontrol atas organisasi pemerintah yang memberikan jasanya kepada masyarakat, seperti pemerintahan pusat, pemerintahan Tingkat satu, dan pemerintahan Tingkat dua. Pemeriksaan dapa mencakup pemeriksaan laporan, pemeriksaan kepatuhan, dan pemeriksaan operasional. Pemeriksaannya adalah berasal dari pemerintah ( Akuntan Pemerintah ). Audit Berbasis Komputer (Computer Audit) Pemeriksaan yang dilakukan terhadap perusahaan yang proses data akuntansinya dengan menggunakan electronic data processing (edp). Ada 2 metode yang dilakukan auditor:
1. Audit around the computer , yaitu auditor hanya memeriksa input dan output dari edp

system tanpa melakukan test terhadap proses dalam edp sistem tersebut.
2. Audit through the computer yaitu, auditor selain memeriksa input dan output dari edp

system juga melakukan test terhadap proses dalam edp system tersebut.

B. Tipe-Tipe Auditor
Auditor yang ditugaskan untuk melakukan pemeriksaan diklasifikasikan kedalam 4 kelompok, yaitu :

1. Auditor Eksternal ( Auditor Independen ) Auditor Independen, adalah para praktisi individual atau anggota kantor akuntan publik yang memberikan jasa auditing profesional kepada klien. Auditor ini menjalankan pekerjaannya dibawah naungan kantor akuntan publik.
2. Auditor Internal

Auditor Internal, adalah karyawan perusahaan tempat mereka melakukan audit . Tujuannya, untuk membantu manajemen dalam melakukan tanggungjawabnya secara efektif serta berhubungan dengan audit operasional. 3. Auditor Pemerintah Auditor Pemerintah, adalah auditor yang bekerja diinstansi pemerintah yang tugas utamanya adalah melakukan audit atas pertanggungjawaban keuangan dari berbagai unit organisasi dalam pemerintahan. Termasuk auditor pemerintah adalah auditor yang bekerja di BPKP, Direktorat Jenderal Pajak, BPK, dan lain-lain. 4. Auditor Pendidik Akuntan pendidik, yaitu bekerja sebagai dosen baik di perguruan tinggi negeri maupun swasta. Biasanya mereka merangkap sebagai akuntan publik, internal auditor atau akuntan pemerintah.

C. Jasa yang Diberikan oleh Akuntan Publik


Jasa-jasa yang dapat diberikan oleh akuntan publik secara garis besar dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Jasa Atestasi

Atestasi adalah suatu pernyataan pendapat atau perimbangan seseorang yang independen dan kompeten mengenai kesesuaian, dalam segala hal yang signifikan, asersi suatu entitas dengan kriteria yang telah ditetapkan. Ada empat jenis jasa Atestasi : a. Audit Contoh audit adalah audit atas laporan keuangan historis. Dalam audit laporan keuangan, klien menugaskan auditor untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti yang berkaitan dengan laporan keuangan untuk memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan. Keyakinan yang diberikan pada audit adalah keyakinan positif (possitive assurance).

b. Pemeriksaan (Examination) Auditor dalam melaksanakan penugasan jasa ini akan memberikan pendapat atas asersi-asersi suatu pihak sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Keyakian yang diberikan adalah keyakinan positif. Tingkat keyakinan pemeiksaan berada dibawah audit. c. Penelaahan (review) Jasa Review dilakukan dengan wawancara dengan manajemen dan analisi komparatif informasi keuangan suatu perusahaan. Keyakinan yang diberikan pada review adalah keyakinan negatif. Auditor diharuskan menyatakan pendapat penolakan pemberian pendapat (disclaimer of opinion) dalam memberikan keyakinan negatif. d. Prosedur yang telah disepakati bersama (agreed upon Procedures) Lingkup kerja jasa ini lebih sempit daripada audit maupun examination. Sebagai contoh auditor dank lien sepakat bahwa prosedur tertentu akan dilakukan atas elemen tertentu akan dilakukan atas elemen tertentu laporan keuangan misalnya akun atau rekening kas dan surat berharga. Kesimpulan yang dibuat berbentuk ringkasan temuan, keyakinan negatif atau keduanya. 2. Jasa Nonatestasi Ada tiga jenis jasa Nonatestasi yang diberikan akuntan publik, yaitu : 1. Jasa Akuntansi Jasa akuntansi dapat diberikan melalui aktivitas pencatatan, penjurnalan, posting, jurnal penyesuain dan penyusunan laporan keuangan klien (jasa kompilasi) serta perancangan sistem akuntansi klien. 2. Jasa Perpajakan Jasa perpajakan meliputi pengisian surat laporan pajak, dan perencanaan pajak. Selain itu dapat bertindak sebagai penasehat dalam masalah perpajakan dan melakukan pembelaan bila perusahaan yang menerima jasa sedang mengalami permasalahan dengan kantor pajak. 3. Jasa Konsultasi Manajemen Jasa konsultasi manajemen atau management advisory services (MAS) merupakan fungsi pemberian konsultasi dengan memberikan saran dan bantuan teknis kepada klien untuk peningkatan penggunaan kemampuan dan sumber daya untuk mencapai tujuan perusahaan klien.

D. Mengapa Audit Diperlukan


Banyak orang yang berpikir bahwa audit terhadap laporan keuangan perusahaan timbul, karena ada keharusan dari regulator atau dengan kata lain disyaratkan peraturan tertentu. Namun, bukti empiris menunjukkan bahwa tuntutan dari regulator bukanlah faktor yang menentukan kebutuhan akan audit. Chow (1982) mendokumentasikan bahwa pada tahun 1926 sebelum adanya peraturan yang mengharuskan perusahaan melakukan audit terhadap laporan keuangannya, 82% dari perusahaan yang listed di bursa saham New York, secara sukarela telah menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit. Lalu, faktor apa yang menentukan kebutuhan akan audit? Agency Theory Jawaban atas pertanyaan tersebut bisa dipaparkan lewat agency theory. Teori ini menyatakan bahwa dalam pengelolaan perusahaan, selalu ada konflik kepentingan antara (1) Manajer dan pemilik perusahaan (2) Manajer dan bawaahan-nya dan (3) Pemilik perusahaan dan kreditor sehingga dibutuhkan adanya pihak yang melakukan proses pemantauan dan pemeriksaan terhadap aktivitas yang dilakukan oleh pihak-pihak tadi. Dalam lingkup perusahaan, aktivitas pihak-pihak tadi dinilai lewat kinerja keuangannya (laporan keuangan). Lebih lanjut dalam agency theory, pemilik perusahaan membutuhkan auditor untuk memverifikasi informasi yang diberikan manajemen kepada pihak perusahaan dan sebaliknya manajemen memerlukan auditor untuk memberikan legitimasi atas kinerja yang mereka lakukan (dalam bentuk laporan keuangan), sehingga mereka layak mendapatkan insentif atas kinerja tersebut. Di sisi lain, kreditor membutuhkan auditor untuk memastikan bahwa uang yang mereka kucurkan untuk membiayai kegiatan perusahaan, benar-benar digunakan sesuai dengan persetujuan yang ada, sehingga kreditor bisa menerima bunga dan prinsipal dari pinjaman yang diberikan. Information Theory Alasan tentang adanya audit bisa juga dijawab dengan information theory. Teori ini menyatakan bahwa informasi auditan sangat bermanfaat bagi keputusan investasi. Oleh karena itu, permintaan akan adanya audit timbul dari kebutuhan akan adanya informasi yang berkualitas, karena hal tersebut pada akhirnya dipercaya akan meningkatkan kualitas pengambilan keputusan.

Insurance Theory (Hypothesis) Teori ini mejelaskan bahwa auditor memberikan suatu bentuk proteksi atau asuransi kepada investor. Sehingga apabila terjadi kegagalan dalam audit, investor memiliki hak untuk melakukan klaim kerugian terhadap auditor. Teori ini bisa didukung oleh fakta bahwa hak-hak investor sangat dilindungi sekaligus asumsi bahwa auditor memiliki banyak uang (deep pocket) untuk mengganti kerugian yang ditimbulkan oleh kegagalan audit mereka. Selain itu, Laporan Keuangan yang merupakan tanggungjawab manajemen perlu diaudit oleh akuntan publik yang independen karena : 1. Untuk meningkatkan kredebilitas perusahaan. 2. Perusahaan yang sudah go publik harus memasukkan audited financial statement ke Bapepam paling lambat 120 hari setelah akhir tahun buku. 3. Surat pemberitahuan Pajak yang didukung dengan laporan keuangna yang sudah diaudit lebih dipercaya oleh pihak pajak. 4. Ada ketentuan mulai tahun 1999 perusaahaan yang total assetnya Rp 50 milyar keatas harus memasukkan audited financial report ke Departemen Perdagangan dan Industri.

E. Hierarki Auditor dalam Organisasi Kantor Akuntan Publik


Umumnya hierarki auditor dalam perikatan audit di dalam kantor akuntan publik (KAP) dibagio menjadi berikut ini : 1. Partner Partner menduduki jabatan tertinggi dalam perikatan audit, bertanggung jawab atas hubungan dengan klien, bertanggungjawab secara menyeluruh mengenai auditing. Partner menandatangani laporan audit dan management letter, dan bertanggungjawab terhadap penagihan fee audit dari klien. 2. Manajer Manajer bertindak sebagai pengawas audit, bertugas untuk membantu auditor senior dalam merencanakan program audit dan waktu audit, mereview kertas kerja, laporan audit dan management letter. Biasanya manajer melakukan pengawasan terhadap pengawasan terhadap pekerjaan beberapa auditor senior. Pekerjaan manajer tidak berada di kantor klien, melainkan di kantor auditor, dalam bentuk pengawasan terhadap pekerjaan yang dilaksanakan para auditor senior.

3. Auditor Senior Auditor senior bertugas untuk melakuksankan audit, bertanggung jawab untuk mengusahakan biaya audit dan waktu audit sesuai dengan rencana, bertugas untuk mengarahkan dan mereview pekerjaan auditor junior. Auditor senior biasanya akan menetap di kantor klien sepanjang prosedur audit dilaksanakan. Umumnya auditor senior melakukan audit terhadap satu objek pada saat tertentu. 4. Auditor Junior Auditor junior melaksanakan prosedur audit secara terinci, membuat kertas kerja untuk mendokumentasikan pekerjaan audit yang telah dilaksanakan. Pekerjaan ini biasanya dipegang oleh auditor yang baru saja menyelesaikan pendidikan formalnya di sekolah. Dalam melaksanakan pekerjaannya sebagai auditor junior, seorang auditor harus belajar secara rinci mengenai pekerjaan audit. Biasanya ia melaksanakan audit diberbagai jenis perusahan. Ia harus banyak melakukan audit di lapangan dan di berbagai kota, sehingga ia dapat memperoleh pengalaman banyak dalam menangani berbagai masalah audit. Auditor junior sering juga disebut dengan asisten auditor.

Hirarki ini dapat digambarkan sebagai sebuah piramida berikut ini :

Anda mungkin juga menyukai