Anda di halaman 1dari 2

, , , , , ,

Para dewan juri yang saya hormati, Bapak ibu guru serta para karyawan SMA N 1 Pati yang saya banggakan, Dan Semua kerabat Dai yang saya sayangi, Tiada kata yang pantas untuk diucapkan kecuali puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rohmat, taufiq, dan hidayahnya kepada kita sekalian. Sehingga kita masih dapat menikmati anugrah terindahNya berupa kesehatan serta oksigen yang kita hirup tanpa harus membayar sepeserpun. Dengan untaian kata Allahhumma salliala sayyidina Muhammad semoga tercurah keharibaan Nabiyullah Muhammad SAW yang telah membimbing kita dari jalan yang gelap gulita menuju jalan yang terang benderang. Hadirin Hadirat Rohimakumullah Tanggal 12 Rabiul Awal 1431 H, bertepatan pada tanggal 5 februari 2012 seluruh kaum muslim merayakan maulid Nabi Muhammad SAW , yang tidak lain merupakan warisan peradaban Islam yang dilakukan secara turun temurun. Nah kawan kawan, Sebenarnya apa sih maulid nabi itu? Secara subtansial, perayaan Maulid Nabi adalah sebagai upaya untuk mengenang dan meneladani perilaku Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa ajaran agama Islam. Dalam konteks ini, Maulid harus diartikulasikan sebagai salah satu upaya transformasi diri atas kesalahan umat menuju kemaslahatan umat. Momentum tahunan ini harus kita jadikan, sebagai semangat baru untuk membangun nilai-nilai profetik agar tercipta masyarakat madani (Civil Society) yang merupakan bagian dari demokrasi seperti toleransi, transparansi, anti kekerasan, kesetaraan gender, cinta lingkungan dan keadilan sosial. Dalam tatanan sejarah sosio antropologis Islam, sosok Nabi Agung Muhammad SAW dapat dilihat dan dipahami dalam dua dimensi sosial yang berbeda dan saling melengkapi. Pertama, dalam perspektif sosial-politik, Nabi Muhammad SAW dilihat dan dipahami sebagai sosok politikus andal. Sosok individu Nabi Muhammad SAW yang identik dengan sosok pemimpin yang adil, toleran, humanis, serta non-diskriminatif, yang kemudian mampu membawa tatanan masyarakat sosial Arab kala itu menuju suatu tatanan masyarakat sosial yang sejahtera dan tentram.Tentu, sudah saatnya bagi kita sebagai umat muslim untuk mulai memahami dan memperingati Maulid secara lebih mendalam, sehingga kita tidak hanya memahami dan memperingatinya sebatas sebagai hari kelahiran sosok nabi Akhirul Zaman yang sarat dengan serangkaian ritual-ritual sakralistik-simbolik keislaman semata, namun menjadikannya sebagai momentum kelahiran sosok pemimpin, yang patut kita teladani. Allah berfirman:

Artinya: sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. Kini bukan menjadi rahasia lagi bila kita sedang membutuhkan sosok pemimpin

bangsa yang mampu merekonstruksikan suatu citra kepemimpinan dan masyarakat sosial yang ideal, egaliter, toleran, humanis dan nondiskriminatif, sebagaimana dilakukan Nabi Muhammad SAW untuk seluruh umat manusia. Bukan seperti apa yang dilakukan kebanyakan politisi indonesia akhir-akhir ini. Kami beri bukti bukan janji tapi apa kenyataanya? Mereka tak hanya pandai Orator namun juga bakat menjadi Koruptor, Ngakunya Sarjana tapi pas sidang paripurna bukaannya situs dewasa, naudzubillah mindzalik. Kedua, dalam perspektif teologis-religius, Nabi Muhammad SAW dilihat dan dipahami sebagai sosok nabi sekaligus rasul terakhir dalam tatanan konsep keislaman. Hal ini memposisikan Nabi Muhammad SAW sebagai sosok manusia sakral yang merupakan utusan Allah SWT di dunia yang bertugas membawa, menyampaikan, serta mengaplikasikan segala bentuk pesan suci Tuhan kepada umat manusia secara universal. Kerabat dai yang saya sayangi, Nabi Muhammad SAW dilahirkan ke dunia di perintah untuk memperbaiki budi pekerti (sholihah Akhlak) supaya ummat ini menjadi umat yang mengerti sopan santun (makarimal akhlak). Sebagaimana Sabda Rasullulllah:

Artinya: Sesungguhnya aku diutus ini tidak lain hanyalah untuk menyempurnakan budi pekerti mulia. Kawan-kawan dai, ini adalah tugas kita sebagai cikal bakal pemimpin bangsa untuk menumbuhkan Sholihah Akhlak yang baik dan benar sebagaimana telah diperintahkan rasulullah, agar kelak kita dapat menjadi pemimpin yang sempurna berdasarkan ukhuwah islamiyah. Siap teman? Hadirin hadirat ifakhumullah. Dari urian tersebut, Mari kita jadikan Momentum Maulid Nabi Muhammad SAW yang kesekian kali ini sebagai ajang penginstrospeksian diri, dan beginnning point dalam meneladani Akhlaq mulia Nabi Muhammad SAW, agar kelak kita mendapat syafaatnya di yaumul kiyamah. Tidak hanya dari meneladani sifat dan perilaku rasulullah, syafaat beliau juga bisa kita dapatkan dari melafalkan sholawat, untuk itu mari kita bersholawat bersama-sama. I Hope all that material is very usefull for us. So i think its enough for my speech now, thank you for your attention and please give me an ocean of forgiveness if i make some mistakes, and the lattest word i just wanna say:

Anda mungkin juga menyukai