Anda di halaman 1dari 22

1

EKSPERIMEN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING DAN


EKSPOSITORI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
DITINJAU DARI KEAKTIFAN SISWA

UsulanPenelitianUntukSkripsi S-1
JurusanPendidikanMatematika















Diajukanoleh :

HIDAYAT BAHKTIAR
A 410 080 059

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2011

2

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................... i
A. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1. LatarBelakang ............................................................................................. 1
2. IdentifikasiMasalah ....................................................................................... 3
3. PembatasanMasalah ...................................................................................... 3
4. RumusanMasalah .......................................................................................... 3
5. TujuanPenelitian ........................................................................................... 4
6. ManfaatPenelitian ......................................................................................... 4
B. LANDASAN TEORI ....................................................................................... 5
1. KajianTeori .................................................................................................. 5
a. KonsepKeaktifanSiswa ............................................................................. 5
b. HakekatPendekatanDalamPembelajaran ................................................... 5
c. Konsep Model PendekatanQuantum learning ........................................... 6
d. Konsep Model PendekatanEkspositori ...................................................... 7
2. KajianPustaka .............................................................................................. 7
3. KerangkaBerfikir ......................................................................................... 8
4. HipotesisPenelitian ...................................................................................... 8
C. METODE PENELITIAN ................................................................................. 9
1. JenisdanDesainpenelitian ............................................................................. 9
2. TempatdanWaktuPenelitian ......................................................................... 9
3. Populasi, Sampel, dan Sampling ................................................................. 9
4. MetodePengumpulan Data .......................................................................... 10
5. DefinisiOperasionalVariabel ....................................................................... 11
6. InstrumenPenelitian .................................................................................... 12
7. TeknikAnalisis Data
.................................................................................... 1
4
3

8. ProsedurEksperimen
.................................................................................... 1
6
D. DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 19

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik
mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan
berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan
bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki
kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk
bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
Permasalahan yang dihadapi siswa di SMP adalah hasil belajar
Matematika yang belum tuntas yakni belum aktifnya siswa dalam pembelajaran
dan belum mencapai angka minimal daya serap 68% yang telah
ditentukan.Menurut Syaiful Sagala (2003:57) bahwa pendidikan dikatakan
berhasil jika peserta didik : (1) mempunyai kemampuan berpikir yang tinggi ; (2)
menimbulkan minat yang tinggi terhadap mata pelajaran ; (3) stabilitas psikis
(tidak mengalami masalah penyesuaian diri dan seksual) ; (4) kesehatan jasmani ;
(5) lingkungan yang tenang ; (6) kehidupan ekonomi yang memadai.
Prestasi belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor dari dalam
(internal) maupun faktor dari luar (eksternal). Faktor internal adalah faktor
fisiologis dan psikologis (misalnya kecerdasan motivasi berprestasi dan
kemampuan kognitif), sedangkan yang termasuk faktor eksternal adalah faktor
lingkungan dan instrumental (misalnya guru, kurikulum, dan model
pembelajaran). Faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu kemampuan
kognitif, motivasi berprestasi dan kualitas pembelajaran.
Penyebab yang berasal dari guru, kinerja guru yang rendah akan
menyebabkan pembelajaran di dalam kelas menjadi kurang efektif.
Ketidakprofesionalisme guru dalam mengajar turut menjadi penyebab rendahnya
hasil belar matematika. Guru yang bersifat otoriter dan kurang bersahabat
4

dengan siswa sehingga siswa merasa bosan dan kurang berminat untuk
memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru. Kemampuan guru
menyampaikan materi yang kurang memadai dapat menyebabkan siswa kurang
menarik danpembelajaran cenderung membosankan.
Faktor dari dalam diri siswa salah satunya adalah kurangnya perhatian
siswa saat guru menerangkan materi.Siswa kurang termotivasi untuk belajar
matematika. Disamping itu kurangnya kemampuan siswa dalam menerima materi
yang disampaikan oleh guru juga menjadi penyebabkan rendahnya minat belajar
matematika berdampak pada hasil belajar matematika yang masih tergolong
rendah.
Penggunaan pendekatan pembelajaran dalam menyajikan pelajaran
sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar. Pendekatan Quantum Learning
merupakan salah satu cara membelajarkan siswa yang digagas oleh Potter.
Dengan Quantum Learning ini diharapkan dapat tumbuh berbagai kegiatan
belajar siswa sehubungan dengan kegiatan belajar siswa. Dengan kata lain
terciptalah interaksi edukatif. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai
penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima atau
yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan baik apabila siswa banyak
aktif dibandingkan guru.Disamping pendekatan Quantum Learning ada
pendekatan Ekspositori. Pendekatan Ekspositoripada hakekatnya adalah
menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa. Siswa dipandang sebagai objek
yang menerima apa yang diberikan guru. Biasanya guru menyampaikan
informasi mengenai bahan pengajaran dalam bentuk penjelasan dan penuturan
secara lisan.
Keatifan belajar matematika yang akan dicapai antara model pembelajaran
dengan pendekatan Ekspositori dan Quantum Learning diharapkan akan
mengalami perbedaan. Model pembelajaran Quantum Learning dalam penelitian
ini, diharapkan mampu menghasilkan prestasi belajar yang meningkat dibanding
dengan model pembelajaran ekspositori.
Berdasarkan latar belakang diatas maka perlu adanya perbandingan antara
pendekatan Quantum Learning dan pendekatan ekspositori sehingga perlu adanya
5

penelitian dengan judul Eksperimen Pendekatan Quantum Learning dan
Ekspositori dalam Pembelajaran Matematika ditinjau dari Keaktifan Siswa.



2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan yang ada dapat
diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Masih rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika,
boleh jadi ditentukan oleh adanya kelemahan dari metode pembelajaran
yang digunakan oleh guru.
2. Pembelajaran matematika di kelas selama ini yang masih tergantung pada
guru sehingga pembelajaran bersifat monoton.
3. Adanya peran aktif siswa dalam memahami konsep matematika dengan
penggunaan pendekatan Quantum Learnig dalam penyampaian pokok
bahasan kubus dan balok siswa kelas VIII SMPsehingga dapat
meningkatkan keaktifan belajar siswa.
3. Pembatasan Masalah
Untuk mengefektifkan proses penelitian, peneliti memberikan batasan
pengkajian sebagai berikut:
1. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan
Quantum learning untuk kelas eksperimen dan pendekatan Ekspositori
untuk kelas kontrol.
2. Keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar dikhususkan pada
keberanian siswa untuk bertanya dan keaktifan siswa untuk mengerjakan
latihan soal-soal yang diberikan oleh guru.
4. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, permasalahan yang muncul
adalah:
1. Apakah ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran dengan
pendekatan Quantum learning terhadap keaktifan siswa?
6

2. Apakah ada pengaruh yang sisnifikan pendekatan Ekspositori terhadap
keaktifan siswa?
3. Apakah ada interaksi antara model pembelajaran dengan pendekatan
Quantum learning dan Ekspositori terhadap keaktifan siswa?
4. Bagaimana kontribusi model pembelajaran matematika terhadap keaktifan
siswa?
5. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan pokok di atas, tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh yang sisnifikan model pembelajaran dengan
pendekatan Quantum learning terhadap keaktifan siswa.
2. Untuk mengetahui pengaruh yang sisnifikan pendekatan Ekspositori
terhadap keaktifan siswa.
3. Untuk mengetahui interaksi antara model pembelajaran dengan pendekatan
Quantum learning dan Ekspositori terhadap keaktifan siswa.
4. Untuk mengetahui kontribusi model pembelajaran matematika terhadap
keaktifan siswa.
6. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoretis
Dari hasil penilitian ini diharapkan memberi sumbangan kepada
pembelajaran matematika terutama pada peningkatan hasil belajar dalam
mengikuti pelajaran matematika melalui model pembelajaran dengan
pendekatan Quantum learning dan Ekspositori, yang dalam pembelajaran
matematika dianggap penting dan peranannya yang cukup besar dalam hal
meningkatkan prestasi dalam pembelajaran matematika. Oleh karena itu, guru
dapat menerapkannya pada pembelajaran matematika.
2. Manfaat Praktis
a. Dapat dijadikan sebagai alternatif dapat dijadikan alternatif bahan acuan
awal bagi guru dan calon guru matematika sehingga dalam proses
implementasi kurikulum nasional baru tidak banyak menghadapi
kendala.
7

b. Sebagai bahan informasi dan penambangan bagi sekolah dalam rangka
upaya peningkatan mutu pendidikan sehubungan dengan metode yang
digunakan dalam proses belajar dan mengajar.
c. Bagi siswa agar melalui pembelajaran dengan pendekatan Quantum
Learningdan Ekspositori diharapkan akan terbina sikap bekerja sama
dan saling membantu antar siswa dalam pemecahan masalah.
d. Sebagai pertimbangan bagi penilitian selanjunya yang berhubungan
dengan penelitian ini dalam ruang lingkup yang lebih luas dan
perubahan yang lebih mendalam.

B. LANDASAN TEORI
1. Kajian Teori
Kajian yang akan dibahas adalah teori-teori yang berkaitan dengan
variabel-variabel penelitian yaitu :
a. Konsep Keaktifan Siswa
Menurut Sriyono, dkk (1992: 75) keaktifan adalah usaha yang
dilakukan oleh guru pada waktu mengajar sehingga murid-murid dapat
terlibat secara aktif jasmani maupun rohani dalam mengikuti pelajaran.
Keaktifan jasmani maupun rohani meliputi:
1) Keaktifan indera : pendengaran, penglihatan, peraba dan lain-lain. Siswa
harus dirangsang agar dapat menggunakan alat inderanya sebaik mungkin.
2) Keaktifan akal : akal siswa harus aktif atau diaktifkan untuk memecahkan
masalah..
3) Keaktifan ingatan : pada waktu mengajar siswa harus aktif menerima
bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru dan menyimpannya di otak,
kemudian pada suatu saat ia siap dan mampu mengutarakan kembali.
4) Keaktifan emosi : dalam hal ini siswa hendaknya senantiasa berusaha
mencintai pelajarannya karena akan berdampak positif pada hasil
studinya.
b. Hakekat pendekatan dalam pembelajaran
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan
8

tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di
dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode
pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan
bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif
dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya
(2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna
perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual
tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan
pembelajaran.
c. Konsep Model Pendekatan Quantum learning
Menurut De Porter dan Hernacki (2001: 16) Quantum Learning
menggabungkan sugestologi, teknik pemercepatan belajar, dan NLP (Program
neurolinguistik) dengan teori, keyakinan dan metode sendiri.
Menurut Surachmad dalam Sunaryo (2001: 3) dalam kegiatan belajar
di kelas, Quantum Learning menggunakan berbagai macam metode
ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, kerja kelompok, eksperimen, dan
metode pemberian tugas. Adapun langkah-langkah yang dapat diterapkan
dalam pembelajaran melalui konsep Quantum Lerning dengan cara:
1) Kekuatan Ambak
Memotivasi yang didapat dari pemilihan secara mental antara
manfaat dan akibat-akibat suatu keputusan
2) Penataan lingkungan belajar
Penataan lingkungan belajar yang tepat untuk mencegah kebosanan.
3) Memupuk sikap juara
Memupuk sikap juara untuk memacu dalam belajar siswa.
4) Bebaskan gaya belajarnya
Memberikan kebebasan dalam belajar pada siswanya dan janganlah
terpaku pada satu gaya belajarsaja.
5) Membiasakan mencatat
9

Mengungkapkan kembali apa yang didapatkan menggunakan
bahasa hidup dengan cara dan ungkapan sesuai gaya belajar siswa itu
sendiri.
6) Membiasakan membaca
Membiasakan siswa untuk membaca buku pelajaran maupun buku-
buku yang lain untuk menambah wawasan dan daya ingat
7) Jadikan anak lebih kreatif
Kreatif siswa untuk menghasilkan ide-ide segar dalam belajarnya.
8) Melatih kekuatan memori anak
Anak perlu dilatih untuk mendapatkan kekuatan memori yang baik.
d. Konsep Model Pendekatan Ekspositori
Wina Sanjaya (2008:179) menyatakan bahwa: Metode ekspositori
merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada
guru (teacher centered approach). Dikatakan demikian, sebab guru
memegang peran yang sangat dominan. Metode ini guru menyampaikan
materi pembelajaran secara terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang
disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik. Pada Pelaksanaannya
metode ekspositori memiliki prosedur-prosedur pelaksanaan, sebagai berikut :
1) Persiapan (Preparation)
Mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran.
2) Penyajian (Presentation)
Menyampaian materi pelajaran sesuai dengan persiapan.
3) Korelasi (Correlation)
Memberikan makna terhadap materi pelajaran.
4) Menyimpulkan (Generalization)
Memahami inti (core) dari materi pelajaran yang telah disajikan.
5) Mengaplikasikan (Aplication)
Kemampuan siswa setelah mereka menyimak penjelasan guru
2. Kajian Pustaka
Dalam kajian pustaka ini akan dibahas mengenai penelitian-penelitian
yang telah dilakukan para peneliti terdahulu sebagai acuan dalam menentukan
tindakan selanjutnya sekaligus sebagai bahan pertimbangan penelitian. Penelitian
10

yang dilakukan oleh Rochayati (2007) dalam penelitian berjudul Pengaruh
Metode Quantum Teaching danMetode Quantum Learning Terhadap Prestasi
Belajar Matematika Ditinjau Dari Aktifitas Belajar Siswa mengemukakan
bahwa terdapat pengaruh Metode Quantum Teaching danMetode Quantum
Learning terhadap prestasi siswa di tinjau dari aktifitas belajar.
Ririn Suciati (2009:63) dalam penelitian berjudul Eksperimentasi
Pendekatan Tutor Sebaya Dan Ekspositori Dalam Pembelajaran Matematika
Pokok Bahasan Kubus Dan Balok Ditinjau Dari Keaktifan Siswa
mengemukakan bahwa Ada pengaruh metode pembelajaran terhadap prestasi
belajar matematika, dan ada pengaruh keaktifan siswa terhadap prestasi belajar.
Utu Rahim (2006) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa Proses
belajar mengajar adalah proses yang dilakukan oleh guru, siswa, dan seluruh
komponen yang, dapat digunakan, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
Kegiatan tersebut memerlukan berbagai pendekatan mengajar. Pendekatan-
pendekatan tersebut bertujuan untuk mencapai proses belajar mengajar secara
optimal.
Dari hasil penelitian-penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan yang erat antara pendekatan pembelajaran dengan pencapaian hasil
belajar siswa di tinjau dari keaktivan belajar siswa.
3. Kerangka Berfikir
Kerangka pemikiran pada hakikatnya bersumber pada kajian teoritis dan
juga diformulasikan dalam bentuk anggapan dasar. Untuk mengetahui bagaimana
hubungan dan kaitan variabel dalam penelitian tersebut dapat digambarkan secara
sistematis sebagai berikut:








Model Pembelajaran
1. Quantum learning
2. Ekspositori
Keaktifan Siswa
1. Tinggi
2. Sedang
3. Rendah

Hasil Belajar Siswa

11


4. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan hasil tinjauan pustaka, kajian teori dan kerangka berpikir di
atas dapat dirumuskan hipotesis tindakan. Hipotesis tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran Quantum learning
terhadap keaktifan siswa.
2. Terdapat pengaruh yang signifikan pendekatan Ekspositori terhadap keaktifan
siswa.
3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan pendekatan Quantum
learning dan Ekspositori terhadap keaktifan siswa.
4. Terdapat kontribusi model pendekatan dalam pembelajaran matematika
terhadap keaktifan siswa.


C. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen. Penelitian
eksperimen adalah penelitian yang mencari hubungan sebab akibat kehidupan
nyata, dimana pengendalian perubahan sulit atau tidak mungkin dilakukan,
pengelompokan secara acak mengalami kesulitan, dan sebagainya (Masyhuri,
2009:37). Penelitian ini membandingkan antara penggunaan metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan Quantum learning
untuk kelas eksperimen dan pendekatan ekspositori untuk kelas kontrol dan
keaktifan siswa, untuk selanjutnya dikontrol dan dilihat pengaruhnya terhadap
variable yang lain yaitu hasil belajar matematika.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Kelas
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester gasal tahun ajaran
2011/2012.
12

3. Populasi, Sample, dan Sampling
a. Populasi
Dalam metode penelitian populasi digunakan untuk menyebutkan
serumpun/sekelompok obyek yang menjadi masalah sasaran penelitian.
Populasi merupakan keseluruhan dari obyek penelitian sehingga obyek ini
dapat menjadi sumber data penelitian (Masyhuri, 2009:151). Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Tahun Ajaran 2010/2011.
b. Sampel
Sampel adalah suatu prosedur dimana hanya sebagian populasi saja
yang diambil kemudian dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang
dikehendaki dari suatu populasi (Syofian Siregar, 2010:145). Sampel dalam
penelitian ini adalah siswa kelas VIII A sebagai kelas eksperimen dan siswa
kelas VIII B sebagai kelas kontrol.
c. Sampling
Sampling adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengambil
sampel. Setiap anggota populasi memiliki kesempatan untuk menjadi sampel
(Sutrisno hadi, 2004:103). Pada penelitian ini teknik yang digunakan dalam
pengambilan sampel adalah random sampling terhadap kelas, dalam random
kelas semua kelas dalam populasi diberikan kesempatan untuk dijadikan
sampel.
4. Metode Pengumpulan Data
a. Metode pokok
1. Metode Test
Tes adalah metode pengumpulan data yang sifatnya mengevaluasi
hasil proses (pre-test dan post-test). Instrumennya dapat berupa soal-soal
ujian atau soal-soal test (Hariwijaya,2008:63). Pada penelitian ini metode tes
digunakan untuk mengumpulkan data mengenai hasil belajar matematika
setelah mendapat perlakuan dengan model pembelajaran dengan pendekatan
Quantum learning untuk kelas eksperimendan pendekatan ekspositori untuk
kelas kontrol.
2. Metode Angket
13

Suatu angket (kuesioner) adalah instrument penelitian yang berisi
serangkaian pertanyaan yang akan dijawab oleh responden mengenai
kehidupan, keyakinan, atau sikap mereka ( Sutama, 2011:94). Metode angket
digunakan untuk mengumpulkan data tingkat keaktifan siswa.
3. Metode Observasi
Metode observasi adalah metode pengumpulan data secara sistematis
melalui pengamatan dan pencatatan terhadap fenomena yang diteliti
(Hariwijaya,2008:63).
b. Metode Bantu
Metode bantu yang digunakan adalah metode dokumentasi. Metode
ini merupakan pengukuran data dengan cara mengambil dokumen yang telah
ada.
5. Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel
terikat.
a. Variabel Bebas
1) Media Pembelajaran
a) Definisi Definisi Operasional: Model pembelajaran adalah pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas
maupun tutorial.
b) Indikator:Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran dengan
pendekatan Quantum learning dan pendekatan Ekspositori.
c) Skala Pengukuran:
Skala nominal yang terdiri dari dua kategori yaitu:
i. Kelas eksperimen diberikan pembelajaran dengan pendekatan
Quantum learning
ii. Kelas kontrol diberikan pembelajaran dengan pendekatan
Ekspositori
2) Keaktifan Belajar
1) Definisi Operasional
14

Keaktifan adalah usaha yang dilakukan oleh guru pada waktu
mengajar sehingga murid-murid dapat terlibat secara aktif jasmani
maupun rohani dalam mengikuti pelajaran
2) Indikator
Nilai angket keaktifan belajar matematika siswa meliputi:
i. Keaktifan siswa mengajukan pertanyaan.
ii. Mengerjakan soal latihan di depan kelas,
iii. Mengemukakan pendapat atau ide.
iv. Menjawab pertanyaan.
v. Menyanggah atau menyetujui ide teman
3) Skala Pengukuran
Skala interval diubah menjadi skala ordinal dalam tiga kategori
yaitu tinggi, sedang, dan rendah.
4) Simbol : Bj; j: 1,2,3
b. Variabel terikat
Dalam hal ini variabel terikatnya adalah hasil belajar
1) Definisioperasional:Hasilbelajaradalahkemampuan yang
dimilikisiswasetelahiamenerimapengalamanbelajarnya.
2) Indikator:skor yang diperolehdaritesakhirpembelajarandengan pendekatan
Quantum learning dan pendekatan Ekspositori.
3) Skala pengukuran:nominal
4) Simbol : Y
6. Instrumen Penelitian
a. Tahap penyusunan instrument
1) Instrument Tes
Langkah-langkah penyusunan tes meliputi :
a) Menyusun materi yang akan digunakan dalam membuat soal
b) Membuat kisi-kisi soal.
c) Menyusun soal
d) Prosedur pemberian skor jawaban tes
2) Instrument Angket
Langkah-langkah penyusunan angket sebagai berikut:
15

a) Menyusun materi yang akan digunakan untuk membuat angket
b) Membuat kisi-kisi
c) Menyusun angket
d) Menentukan cara pemberian skor
b. Tahap uji coba instrument
1) Uji coba instrument tes
a) Analisis validitas tes
Suatu instrument dikatakan valid atau memiliki validitas bila
instrument tersebut benar-benar mengukur aspek atau segi yang diukur (
Sukmadinata dan Nana Syaodah, 2006:28). Sebuah instrumen dikatakan
valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat
mengungkapkan data dari variabel secara tepat.
Untuk menguji validitas dan menggunakan rumus korelasi
product moment sebagai berikut:
r

N y()(y)
{N
2
()
2
}{Ny (y)
2
}

Keterangan :
r

: Koefisien korelasi skor item dengan skor total; x:kor item


N : Jumlah Subyek; y : Skor total
Setelah diperoleh r
xy
kemudian dibandingkan dengan nilai r
tabel
,
apabila r
xy
> r
tabel
maka dikatakan butir soal itu valid (Ating Somantri dan
Sambas Ali Muhidin, 2006:49).
b) Analisis realibilitas tes
Suatu tes dapat dikatakan reliable apabila dalam beberapa kali
pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh
hasi yang relatif sama. Uji realibilitas digunakan untuk mengetahui
apakah instrumen tersebut reliabel atau tidak. Untuk menghitung indeks
realibilitas pada tes uraian digunakan rumus KR 20 sebagai berikut:
|
|
.
|

\
|
|
|
.
|

\
|
|
.
|

\
|

=

t
t
V
pq V
k
k
1
r
11

keterangan :
16

r
11
= reliabilitas instrumen; p = proporsi jawaban betul
k = jumlah butir pertanyaan q= 1-p
V
t

= varians total
Kriteria pengujian jika nilai relibilitas instrumen (r
11
) > 0,7 maka
instrumen penelitian dinyatakan reliabel (Syofian Siregar, 2010:193)
2) Uji Coba Instrumen Angket
a) Uji Validitas Angket
Pengujian validitas angket yang digunakan sama dengan uji
validitas tes yang menggunakan rumus Product Moment
b) Uji Reliabilitas Angket
Uji reliabilitas angket yang digunakan adalah rumus Alpha
(Suharsimi, Arikunto, 2006:196). Rumus Alpha digunakan untuk
mencari reliabilitas instrument yang skornya bukan 1 dan 0. Adapun
rumus Alpha adalah sebagai berikut:


) (

)
Keterangan

= reliabilitas instrument
= banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

= jumlah variansi butir

= variansi total (Suharsimi Arikunto,2001:196)


7. Teknik Analisis Data
a. Uji prasyarat analisis
1) Uji normalitas
Prosedur uji normallitas populasi dengan menggunakan Lilliefors adalah
sebagai berikut :
a) Hipotesis
H
0
: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H
1
: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal
b) Taraf signifikansi : = 0,05
c) Statistik uji
L : maks [F
(zi)
S
(zi)
]
17

Dimana :
F
(zi)
: P (Z < Zi)
Z ~ N (0,1)
S
(zi)
: Proposisi cacah Z < Zi terhadap seluruh cacah Zi
Zi : Skor standar untuk Zi :

i
-
s
(s = standar deviasi)
d) Daerah kritik
DK : {L maks|L maks > L ; n} dengan n ukuran sampel
e) Keputusan uji
H
0
ditolak jika L Dk, atau H
0
diterima jika L Dk
(Budianto, 2004: 170-171)
2) Uji homogenitas
Uji homogenitas ini untuk mengetahui bahwa populasi yang
diperbandingkan mempunyai variansi-variansi yang sama, maka salah satu
uji homogenitas untuk k populasi adalah uji Bartlett. Prosedur uji
homogenitas populasi dengan Uji Bartlett adalah sebagai berikut:
a) Hipotesis
H
0
:

... =

(kedua kelompok mempunyai variansi yang sama)


H
1
:

(kedua kelompok mempunyai variansi yang berbeda)


b) Taraf signifikan : = 0,05
c) Statistik uji
X
2
=
2,203
c
(f log RK-
fj
log S
j
2
)
Dimana:
X
2
~ X
2
(k-1)
X
2
= Chi kuadrat
S
j
2
= Variansi
K = Jumlah populasi cacah sampel
f = Derajat bebas untuk RKG = N K
fj = Derajat bebas untuk S
j
2
= n
j
1, j = 1,2, ..., k
N = Banyaknya seluruh nilai
n
j
= Cacah pengukuran pada sampel ke j
18

C = 1 +

()
(

)
RKG =
SS
j
f
j
; SS
j
=
2
j
(
j
)
2
n
j
= (n
j
1) S
j
2

d) Daerah kritik
DK = {x
2
| x
2
> x
2
(k-1)} dengan n adalah ukuran sampel x
2
, , k-1 dapat
diperoleh dari tabel distribusi chi kuadrat pada tingkat signifikansi
dan derajat kebebabasan k.
e) Keputusan uji
H
0
ditolak jika x
2
DK atau diterima jika x
2
DK
(Budiyono, 2009 :176-177)

b. Uji analisis data
Teknik analisis yang digunakan adalah analisis variansi dua jalan.
a. Model untuk data analisis variansi dua jalan adalah sebagai berikut:

()


Keterangan :

= Data amatan yang dikenai faktor A (media pembelajaran) i, faktor


B (minat belajar siswa) kategori ke j
= rerata dari seluruh data amatan (rerata besar)

= efek baris ke-i pada variabel terikat

= efek kolom ke-j pada variabel terikat


()

= kombinasi efek baris ke-i dan kolom ke-j variabel terikat


ijk = Deviasi data amatan terhadap rataan populasi (Galat eror)
i = 1,2 ; 1 : Pembelajaran dengan Pendekatan Quantum Learning
2 : Pembelajaran dengan Pendekatan Ekapositori
j = 1,2,3; 1: Keaktifan tinggi; 2: Keaktifan sedang; 3: Keaktifan rendah
K = 1,2,3, ..., n
ij
: n
ij
= banyaknya data amatan pada sel
ij

8. Prosedur Eksperimen
a. Hipotesis
Pada analisis dua jalur terdapat tiga pasang hipotesis yang perumusannya :
19

1) H
0A
:
i
= 0 untuk semua i (tidak ada perbedaan efek faktor A), i = 1,2
H
1A
:
i
0 paling sedikit ada satu
i
yang tidak nol (ada perbedaan faktor A)
2) H
0B
:
j
= 0 untuk semua j (tidak ada perbedaan efek faktor B), j = 1,2,3
H
1B
:
j
0 paling sedikit ada satu
j
yang tidak nol (ada perbedaan efek
faktor B)
3) H
0AB
: ()
ij
= 0 untuk semua pasang (i,j) tidak ada perbedaan efek faktor A
dengan faktor B)
4) H
1AB
: ()
ij
0 paling sedikit ada satu pasang harga (i,j) yang tidak nol (ada
perbedaan efek faktor A dengan faktor B)
b. Komputasi
Tabel tata letak data
B
A
B
1
B
2
B
3
A
1
A
1
B
1
A
1
B
2
A
1
B
3

A
2
A
2
B
1
A
2
B
2
A
2
B
3
Dimana:
A
1
: Pembelajaran matematika dengan Pendekatan Quantum Learning
A
2
: Pembelajaran matematika dengan Pendekatan Ekspositori
B
1
: Keaktifan tinggi ; B
2
: Keaktifan sedang; B
3
:Keaktifan rendah
Pada analisis variansi 2 jalan ini didefinisikan notasi-notasi sebagai berikut:
n
ij
: Ukuran sel
ij
(sel pada baris ke-i dan kolom ke-j)
: Banyaknya data amatan pada sel
ij

: Frekuensi sel
ij

nh : Rataan harmonik frekuensi seluruh sel :



N :


= banyaknya seluruh data amatan
SS
ij
: Jumlah kuadrat deviasi data amatan pada sel ij
AB
ij
: Rataan pada sel ij
A
i
:

= jumlah rataan pada baris ke-i


B
j
:

= jumlah rataan pada baris ke-j


= jumlah rataan n semua sel


c. Komponen Jumlah Kuadrat
20

Untuk memudahkan perhitungan didefinisikan besaran-besaran a), b), c),
d), dan e) sebagai berikut:
a)

2
pq
; c)
A
i
2
q
i

e).

;
b)

; d)


Terdapat lima jumlah kuadrat yaitu:
JKA =

{c) a)} JKG = b)


JKB =

{d) a)} JKT = JKA + JKB + JKAB + JKG


JKAB =

{a) + e) c) d)}
Dimana:
JKA = Jumlah kuadrat baris; JKT = Jumlah kuadrat total;
JKB = Jumlah kuadrat kolom; RKG = Rataan kuadrat galat;
JKAB = Jumlah kuadrat interaksi; n
ij
= Ukuran sampel baris ke-ij;
JKG = Jumlah kuadrat galat; n
kj
= Ukuran sampel baris ke-kj.
d. Derajat Kebebasan(DK)
dkA = p-1; dkB = q-1 ; dkT = N-1
dkAB = (p-1)(q-1) ; dkG = N-pq ;
e. Rerata Kuadrat
Berdasarkan jumlah kuadrat dan derajat kebebasan masing-masing
diperoleh kuadrat baru, maka rumus kuadrat baru tersebut sebagai berikut :


f. Statistik Uji
Untuk

adalah

; Untuk

adalah


Untuk

adalah

;
g. Derah Kritik
Daerah kritik (DK) untuk

adalah DK =


Daerah kritik (DK) untuk

adalah DK =


Daerah kritik (DK) untuk

adalah DK =


)()

h. Keputusan Uji

ditolak jika

ditolak jika

;
21

ditolak jika


)()

i. Uji Komparasi Ganda
Dalam uji hipotesis, yang diharapkan oleh peneliti adalah penolakan H
0
.
Oleh karena itu direncanakan uji komparasi ganda menggunakan metode
Scheffe. Metode Scheffe dipilih dengan alasan bahwa metode ini akan
menghasilkan beda rataan dengan tingkat signifikan yang kecil. Jadi uji
komparasi ganda ini digunakan terhadap pasangan baris, setiap pasangan kolom
dan setiap pasangan sel yang daerah kritiknya ditolak.
Langkah-langkah dalam menentukan metode schefee adalah sebagai
berikut:
1) Identifikasi semua pasangan rerataan yang ada. Jika terdapat k perlakuan,
maka ada
2
) 1 ( k k
pasangan rataan.
2) Rumusan hipotesis nol yang bersesuaian dengan komparasi tersebut.
Hipotesis nol tersebut berbentuk: Ho : i = j
3) Menetukan tingkat signifikansi (pada umunya yang dipilih sama dengan
pada uji analisis variansinya).
4) Mencari harga statistik uji F dengan rumus sebagai berikut :
|
|
.
|

\
|
+

j i
j i
j i
n n
RKG
X X
F
1 1
) (
2

Dengan :
Fi.-j = Nilai Fobs pada pembandingan baris ke-i dan baris ke-j
i
X
= rataan pada baris ke-i
j
X
= rataan pada baris ke-j
RKG = rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis
variansi.
ni = ukuran sampel baris ke-i
nj = ukuran sampel baris ke-j
5) Menetukan daerah kritik dengan formula berikut:
} ) 1 ( | {
, 1 ; k N k
F k F F DK

> =
o

22

6) Menetukan keputusan uji untuk masing-masing komparasi ganda.
7) Menentukan kesimpulan dari keputusan uji yang ada.
(Budiyono, 2009:202)
D. Daftar Pustaka
Sutama. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Kunatitatif, Kalitatif, PTK, R&D.
Surakarta: Fairuz Media
Murtiyasa Budi, Nining S. 2006. Pengantar statistika matematika. Surakarta :
Muhammadiyah University Press
Arikunto,Suharsimi dkk.2006.Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta:Bumi Aksara
.2001. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar.Jakarta:Bumi Aksara
Budiyono.2000.Statistika Dasar untukPenelitian. Surakarta : UNS pers
.2009. Statistika Dasar untukPenelitian. Surakarta : UNS pers
Ridwan.2008. Dasar-dasar statistika.Bandung:Alfabeta
Arikunto,Suharsimi dkk.2006.Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta:Bumi Aksara
.2001. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar.Jakarta:Bumi
Suciati. 2009. Skripsi Eksperimentasi Pendekatan Tutor Sebaya Dan
EkspositoriDalAm Pembelajaran Matematika Pokok BahasanKubus Dan
Balok Ditinjau Dari Keaktifan Siswa. Surakarta : FKIP UMS (tidak
diterbitkan)
Rochayati .2007.SkripsiPengaruh Metode Quantum Teaching dan Metode
Quantum Learning Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari
Aktifitas Belajar Siswa. Surakarta : FKIP UMS (tidak diterbitkan)

Anda mungkin juga menyukai