Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PERAWATAN BAYI BARU LAHIR DI RUANG NEONATUS RSUD DR SOETOMO SURABAYA 16 MARET 2012

OLEH:

Anna Nurmita,S.Kep. Kartika Nurhayati,S.Kep. Fatiyah Malihah,S.Kep. Nilam Galuh N.,S.Kep.

131131046 131131047 131131048 131131049

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N) PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2012

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Bidang studi : Keperawatan Anak Topik Sasaran Tempat : Perawatan bayi baru lahir (memandikan bayi dan merawat tali pusat) : Keluarga pasien di Ruang Neonatus RSUD Dr.Soetomo : Ruang Neonatus RSUD DR Soetomo

Hari/Tanggal : Jumat, 16 Maret 2012 Waktu : 09.30 - 10.30

1. Tujuan Instruksional Umum Setelah diberikan penyuluhan diharapkan keluarga pasien di Ruang

Neonatus dapat memahami dan mampu melakukan perawatan pada bayi baru lahir (memandikan bayi dan merawat tali pusat).

2. Tujuan Instruksional Khusus Setelah diberikan penyuluhan diharapakan keluarga dapat : 1. Mampu menjelaskan pengertian perawatan bayi baru lahir 2. Mampu menjelaskan macam perawatan bayi baru lahir a. b. Cara memandikan bayi Cara merawat tali pusat

3. Mampu mempraktekkan perawatan pada bayi baru lahir a. b. Cara memandikan bayi Cara merawat tali pusat

3. Materi Materi penyuluhan terlampir: 1. 2. Pengertian perawatan bayi baru lahir Macam perawatan bayi baru lahir a. b. 3. Cara memandikan bayi Cara merawat tali pusat

Prosedur pelaksanaan perawatan bayi baru lahir a. b. Cara memandikan bayi Cara merawat tali pusat

4. Metode a. b. c. Ceramah Demonstrasi Tanya jawab

5. Media a. b. LCD Leaflet

6. Kegiatan penyuluhan NO 1 WAKTU 5 Menit KEGIATAN PENYULUH Pembukaan: a) Memberi salam dan memperkenalkan diri b) Menjelaskan tujuan dari penyuluhan. c) Melakukan kontrak waktu dan menjelaskan mekanisme penyuluhan d) Menyebutkan materi penyuluhan yang akan diberikan Pelaksanaan : a) Menggali informasi dan pengalaman yang telah diketahui peserta tentang perawatan bayi baru lahir. b) Memberikan penjelasan tentang: 1) Pengertian perawatan bayi baru lahir 2) Macam perawatan bayi baru lahir a. memandikan bayi b. merawat tali pusat 3) Prosedur pelaksanaan perawatan bayi baru lahir a. memandikan bayi b. merawat tali pusat c) Melakukan demonstrasi tentang: a. memandikan bayi b. merawat tali pusat Tanya Jawab a) Memberi kesempatan bertanya kepada peserta b) Menjawab pertanyaan dari peserta c) Evaluasi materi KEGIATAN PESERTA a) Menyambut salam dan mendengarkan b) Mendengarkan c) Mendengarkan

d) Mendengarkan

20 Menit

a) Menyampaikan informasi yang telah diketahui b) Mendengarkan dan memperhatikan

c) Memperhatikan

20 Menit

a) Memberikan pertanyaan b) Mendengarkan dan memperhatikan c) Menjawab pertanyaan

5 Menit

d) Menunjuk salah seorang peserta untuk melakukan demonstrasi tentang : a. memandikan bayi b. merawat tali pusat Penutup: a) Menyimpulkan materi yang telah diberikan b) Membagi leaflet c) Mengucapkan terima kasih dan salam penutup

d) Melakukan demonstrasi: a. memandikan bayi b. merawat tali pusat

a) Mendengarkan dan membalas salam b) Menerima leaflet

7. Pengorganisasian : Moderator: Kartika Nurhayati Penyaji : Fatiyah Malihah

Observer : Nilam Galuh Nur Aini Fasilitator : Anna Nurmita

8. Pembagian Tugas : Moderator : membantu penyaji dalam mengorganisasikan anggota penyuluhan, membuka dan menutup penyuluhan, memimpin jalannya proses diskusi. Penyaji Observer : menyampaikan materi dan menjawab pertanyaan : mencatat dan mengevaluasi proses berlangsungnya penyuluhan meliputi penilaian kerja masing-masing personil, mencatat

pertanyaan dan feedback dari peserta Fasilitator : a. b. c. Memfasilitasi dan memotivasi anggota penyuluhan untuk berperan aktif Memfokuskan kegiatan Membantu mengkoordinasikan anggota kelompok

9. Kriteria Evaluasi a. Evaluasi struktur 1. Peserta hadir ditempat yang sudah ditentukan untuk penyuluhan kesehatan minimal 8 orang. 2. Penyuluhan kesehatan dilaksanakan di Ruang Neonatus RSUD dr. Soetomo Surabaya. 3. Sarana dan prasarana memadai.

b.

Evaluasi proses 1. 2. 3. Moderator memberi salam dan memperkenalkan diri. Moderator menjelaskan tujuan dari penyuluhan. Moderator melakukan kontrak waktu dan menjelaskan mekanisme penyuluhan. 4. 5. Moderator menyebutkan materi penyuluhan yang akan diberikan. Penyaji menggali informasi dan pengalaman yang telah diketahui peserta tentang perawatan bayi baru lahir. 6. 7. 8. Penyaji menjelaskan tentang perawatan bayi baru lahir. Peserta memperhatikan terhadap materi penyuluhan kesehatan. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan sampai selesai. 9. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan benar.

c.

Evaluasi Hasil 1. 2. Peserta memahami tentang perawatan bayi baru lahir Jumlah peserta yang hadir dalam penyuluhan kesehatan sesuai yang diharapkan. 3. Kegiatan berjalan sesuai dengan tujuan yang dicapai.

4. Setting
Moderator Peserta Peserta Peserta Peserta Peserta Peserta LCD Penyaji

Peserta Peserta Peserta

Peserta peserta Fasilitator Observer

MATERI PENYULUHAN A. 1. Konsep Dasar Asuhan Bayi Baru Lahir Asuhan Bayi Baru Lahir Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir atau keluar dari rahim seorang ibu melalui jalan lahir (liang vagina) atau melalui tindakan medis dalam kurun waktu 0 sampai 28 hari. Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran. Sebagian besar bayi yang baru lahir akan menunjukan usaha pernapasan spontan dengan sedikit bantuan atau gangguan. Aspek-aspek penting dari asuhan segera bayi yang baru lahir adalah: a. b. Jagalah bayi tetap hangat dan kering Usahakan adanya kontak antara kulit bayi dengan kulit ibunya sesegera mungkin. Walaupun sebagian proses persalinan terfokus pada ibu tetapi karena proses tersebut merupakan proses pengeluaran hasil kehamilan (bayi), maka

penatalaksanaan suatu persalinan dikatakan berhasil apabila selain ibunya bayi yang dilahirkan juga berada dalam kondisi yang optimal. Memberikan pertolongan dengan segera, aman dan bersih adalah bagian esensial dari asuhan bayi baru lahir. Sebagian besar (85 %-90%) persalinan adalah normal, tetapi gangguan dalam kehamilan dan proses persalinan dapat mempengaruhi kesehatan bayi-bayi yang dilahirkan. Sebagian besar kesakitan dan kematian bayi baru lahir disebabkan oleh asfiksia, hipotermi, dan atau infeksi. Kesakitan dan kematian bayi baru lahir dapat dicegah bila asfiksia segera diketahui dan ditatalaksana secara adekuat dibarengi pula dengan pencegahan hipotermi dan infeksi (Depkes,RI, 2004). 2. Pencegahan kehilangan Panas Bayi baru lahir tidak dapat mengatur temperatur tubuhnya secara memadai dan dapat dengan cepat kedinginan dan kehilangan panas, jika tidak segera dicegah. Bayi yang mengalami kehilangan panas (hipotermi) berisiko tinggi untuk jatuh sakit atau meninggal. Jika bayi dalam keadaan basah atau tidak diselimuti, mungkin akan mengalami hipotermi, meskipun berada dalam ruangan yang relatif hangat. Bayi prematur atau berat lahir rendah sangat rentan terhadap terjadinya hipotermi. Kehilangan panas pada tubuh bayi baru lahir dapat terjadi melalui beberapa mekanisme tersebut:

a.

Evaporasi Adalah cara kehilangan panas yang utama pada tubuh bayi. Kehilangan panas terjadi karena menguapnya cairan ketuban pada permukaan tubuh

setelah bayi lahir karena tubuh bayi tidak segera dikeringkan. Hal yang sama dapat terjadi setelah bayi dimandikan. b. Konduksi Adalah kehilangan panas melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin. Bayi yang diletakkan diatas meja, tempat tidur atau timbangan dingin akan cepat mengalami kehilanagan panas akibat proses konduksi. c. Konveksi Adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi terpapar dengan udara sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan atau ditempatkan dalam

ruangan yang dingin akan cepat mengalami kehilangan panas. Kehilangan panas juga dapat terjadi jika ada tiupan kipas angin, aliran udara atau penyejuk ruangan. d. Radiasi Adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi ditempatkan dekat dengan benda yang mempunyai temperatur tubuh lebih rendah dari temperatur tubuh bayi. Bayi akan mengalami kehilangan panas melalui cara ini meskipun benda yang lebih dingin tersebut tidak bersentuhan langsung dengan tubuh bayi. 3. Upaya Untuk Mencegah Kehilangan Panas Kehilangan panas tubuh bayi dapat dihindarkan melalui beberapa upaya berikut ini: a. Keringkan bayi secara seksama Segera setelah lahir, segera keringkan permukaan tubuh sebagai upaya untuk mencegah kehilangan panas akibat evaporasi cairan ketuban pada permukaan tubuh bayi. b. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat Segara setelah tubuh bayi dikeringkan dan tali pusat dipotong, ganti handuk atau kain yang telah dipakai kemudian selimuti bayi dengan selimut atau kain hangat, kering dan bersih. Jika selimut bayi harus dibuka untuk melakukan suatu prosedur, segera selimuti kembali dengan handuk atau selimut kering segera setelah prosedur tersebut selesai.

c.

Tutupi kepala bayi Pastikan bahwa bagian kepala bayi ditutup setiap saat. Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yang cukup besar sehingga bayi akan cepat kehilangan panas tubuh jika bagian kepalanya tidak tertutup.

d.

Anjurkan ibu untuk memeluk dan memberikan ASI Memeluk bayi akan membuat bayi tetap dan merupakan upaya pencegahan kehilangan panas yang sangat baik. Dan anjurkan sesegera mungkin ibu untuk menyusui bayinya setelah lahir.

4. a.

Memandikan Bayi Pengertian memandikan bayi Memandikan adalah suatu cara membersihkan tubuh dengan cara menyiram

atau merendam diri dalam air (Chairunnisa, 2009). b. Tujuan memandikan bayi Menurut Supriyatnya (2009), tujuan memandikan bayi adalah: 1) 2) 3) Membersihkan tubuh bayi Memberikan kenyamanan pada bayi Sosialisasi antara orang tua, bayi, dan/atau keluarga Sebaiknya memandikan bayi ditunda sedikitnya dalam 6 jam setelah kelahiran bayi. Memandikan bayi dalam beberapa jam pertama kehidupan dapat mengarah pada kondisi hipotermi dan sangat membahayakan keselamatan bayi. Pada kebanyakan rumah sakit, tubuh bayi dibersihkan setiap hari. Tubuh bayi

dibersihkan dengan menggunakan bak mandi bayi (bukan dengan menggunakan spons atau handuk kecil untuk membersihkan bayi pada boks bayi). Setelah mengamati cara memandikan bayi, ibu harus didorong untuk melakukan sendiri dan jika perlu bisa dibantu agar ibu mendapatkan kepercayaan diri sebelum dari rumah sakit bersama bayinya dengan bantuan sedikitnya satu kali. Bagi orang tua yang belum terbiasa dalam memandikan bayinya, pekerjaan ini mungkin dilakukan dengan lambat sehingga kita perlu menekankan pentingnya untuk menyiapkan segala perlengkapan terlebih dahulu sebelum bayi ditelanjangi agar bayi tidak sampai menggigil kedinginan (farrer, 1999,hlm.184). Mandi adalah waktu yang paling menyenangkan bagi bayi. Air suam kuku di ruangan yang hangat (lebih baik dengan suhu kamar 75 80 derajat untuk bayi yang sedang dimandikan) dan sentuhan lembut anda akan membuatnya senang. Namun ada beberapa bayi yang sangat ketakutan saat mandi (Robinson, 2002,hlm.22).

Kulit bayi baru lahir sangat rentan untuk mengering. Selain menyebabkan ketidaknyamanan, mandi berlebihan dapat menyebabkan dermatitis popok dan memperburuk cradle cap. Selama 24 sampai 48 jam pertama penggunaan energi diperlukan oleh bayi baru lahir untuk mempertahankan suhu selama dan setelah mandi harus dipertimbangkan keuntungan mandi. Keuntungan potensial mandi adalah mencegah penyebaran infeksi dari bayi keorang lain dengan menghilangkan cairan dan sekresi tubuh. Kewaspadaan standar harus dipraktekkan ketika memegang bayi yang masih basah dari lahir dan sebelum mandi pertama, serta ketika memegang cairan tubuh bayi (Walsh,2007,hlm.377). Bagi sebagian orangtua, memandikan bayi dirasakan lebih mudah dan menyenangkan dibandingkan hanya sekedar menyekanya. Tidak ada cara yang benar atau salah dalam memandikan bayi. Dalam hal ini ada beberapa langkah atau prosedur tentang cara memandikan bayi. Sebelum memandikan bayi perlu diperhatikan: Persiapan: a. b. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih Siapkan keperluan mandi seperti: 1). Pakaian bersih 2). Popok 3). Washlap 3). Handuk 4). Sabun 5). Bak mandi berisi air hangat 6). Kasa steril c. Prosedur Memandikan Bayi 1) Mandikan bayi ditempat yang aman, tepat, serta yang memudahkan anda bergerak leluasa (tidak perlu membungkuk). 2) Atur suhu ruangan sedikit hangat, jika mungkin 240C 260C, jika tidak ada pengatur suhu ruangan, hangatkan ruangan dengan menempatkan air panas dan membiarkan uapnya memenuhi ruangan tersebut. 3) Jika tali pusat atau bekas sunat masih belum sembuh, bayi tidak boleh mandi berendam. Mandikan bayi dengan menggunakan washlap atau handuk basah. 4) Lapisi tempat mandi bayi dengan alas tahan air atau perlak.

5) Siapkan semua keperluan mandi dan pakaian sebelum baju bayi dilepaskan, seperti washlap, sabun, shampo bayi, lap pembasuh, gumpalan kapas steril untuk membersihkan mata, handuk, popok, dan pakaian bersih, salep atau krim jika perlu, dan kasa steril untuk tali pusat. 6) Pastikan air mandi bayi hangat (360C 380C) 7) Mandikan bayi dengan arah cefalocaudal (dari kepala ke kaki) 8) Sanggah kepala dan leher bayi dengan lengan bawah dan pergelangan tangan nondominan, kemudian lingkarkan ibu jari dan telunjuk di bagian atas lengan bayi. 9) Gunakan washlap yang bersih dan sudah dibalik, sehingga hanya permukaan bersih yang menyentuh kulit 10) Mulai memandikan bayi dengan membersihkan mata dari arah dalam kelopak mata ke luar dengan menggunakan kapas steril atau washlap bersih yang sudah dibasahi dengan air hangat 11) Kemudian bersihkan wajah dengan menggunakan air hangat 12) Bersihkan hidung dengan air hangat 13) Bersihkan bagian telinga dengan menggunakan ujung handung yang sudah dibasahi air hangat sejauh mata ibu dapat memandang 14) Usap kepala dengan washlap yang sudah diberi air hangat, beri sabun atau shampo, busakan, kemudian bilas dengan air hangat, dan keringkan. 15) Lepaskan baju bayi secara bertahap. 16) Setelah itu bersihkan bagian genitalia bayi dengan menggunakan washlap dan air hangat, tanpa sabun a. b. Bayi perempuan, bersihkan vulva dari arah depan ke belakang Bayi laki-laki, bersihkan penis dan skrotum dari ujung ke pangkal, bersihkan juga bagian kulup tanpa di retraksi, karena biasanya pada bayi baru lahir masih ketat 17) Bersihkan juga bagian anus bayi dengan washlap dan air hangat 18) Beri sabun pada seluruh badan bayi, beri perhatian terutama pada bagian lipatan leher, ketiak, dan lipatan sendi, bersihkan dengan seksama dan keringkan 19). Membersihkan lengan. Rentangkan lengan agar lipatan bisa dibersihkan. Tekan telapak tangan bayi agar kepalannya terbuka. Bagian ini membutuhkan sedikit sabun, dan pastikan tangan yang sudah disabuni

dibersihkan dan dikeringkan karena bayi suka memasukan tangannya ke mulut. 20). Bagian punggung. Balikkan tubuh bayi dengan kepala yamg dimiringkan, lalu basuh punggungnya. 21).Tungkai. bayi sering menolak merentangkan kakinya, namun penting untuk membersihkan bagian belakang lutut. 22).Kemudian angkat tubuh bayi dengan menggunakan kedua tangan hatihatilah karena tubuh bayi licin. 23).Selimuti bayi dengan handuk. Kemudian keringkan bayi dengan cepat secara perlahan-lahan,dan perhatikan daerah lipatan kulit. 24).Pakaikan popok dan pakaian bayi yang bersih. Kemudian tempatkan bayi ditempat tidur dan hangat. Dalam hal memandikan bayi keamanan dan keselamatan bayi perlu diperhatikan. Pada saat memasukkan air kebaskom mandi, awali dengan air dingin agar bagian bawah bak tidak terlalu panas. Hal ini juga mengurangi resiko luka bakar pada anak lainnya yang ingin bermain dengan air pada saat bak tersebut diisi. Bayi tidak boleh dibiarkan tanpa pengawasan dan harus selalu dipegang dengan baik agar kepala selalu berada diatas permukaan air. Pada saat akan menempatkan bayi di dalam baskom mandi, sanggah

kepala dan leher bayi dengan lengan bawah dan pergelangan tangan nondominan, kemudin lingkarkan ibu jari dan telunjuk di bagian atas lengan bayi. Tangan yang dominan memegang pergelang kaki untuk mengangkat bayi pada saat masuk dan keluar bak. Dudukkan bayi dengan tegak untuk membasuh punggung, topang kepala bayi dengan pergelangan tangan atau lengan bawah dari tangan dominan, kemudian kembalikan keposisi semula dengan hati-hati(Jonhson & Taylor, 2004, hlm.109). c. Waktu memandikan bayi Memandikan bayi itu mudah. Tidak ada alasan mengapa anda harus terburuburu di pagi hari. Meskipun semua orang menyukai bayi yang bersih, bayi tidak perlu dimandikan setiap hari selama beberapa bulan pertama. Namun penting untuk melakukan apa yang disebut dengan membersihkan bagian tertentu atau mandi dengn spons setiap hari. Ini biasanya dilakukan hanya setelah bayi diberi makan atau

setelah ganti popok. Memandikan bayi dianjurkan dua atau tiga hari sekali untuk bayi yang belum merangkak atau yang lingkungannya tidak kotor. Jadwal mandi bayi tidak sebanyak orang dewasa. Jika telah dilakukan pembersihan yang baik di tempat-tempat tertentu saat mengganti popok atau menyusui, sebenarnya bayi tidak perlu dimandikan setiap hari. Anda hanya perlu selalu membersihkan wajah, leher, dan bokong dengan handuk atau busa basah. Jika memungkinkan, anda boleh memandikan bayi setiap hari,terutama jika cuaca panas (Danuatmaja, 2003, hlm. 18). Tidak ada waktu yang tepat kapan bayi harus dimandikan. Namun, memandikan bayi sebelum tidur dapat membuatnay rileks sehingga memudahkannya tidur. Hindrai memandikan bayi sebelum atau sesudah makan karena perut yang tertekan akan membuatnya mumtah. Sebenarnya hanya dua hal yang perlu diperhatiakan saat merencanakan kapan waktu memandikan bayi , yaitu: 1). Sebelum menyusui biasanya lebih baik daripada sesudahnya. 2). Mandi diikuti menyusui membantu bayi tidur nyenyak.

5. a.

Merawat tali pusat Pengertian Perawatan yang dilakukan pada tali pusat untuk mencegah infeksi (Jumiarni, 2000)

b.

Tujuan Mencegah dan mengidentifikasi perdarahan infeksi secara dini (Jumiarni, 2000)

c.

Langkah-langkah merawat tali pusat Menurut Kementerian Kesehatan RI (2010), langkah-langkah perawatan tali pusat: 1) Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perawatan tali pusat 2) Jangan membungkus puntung tali pusat atau mengoleskan cairan atau bahan apapun ke puntung tali pusat 3) Mengoleskan alkohol atau povidon iodine masih diperbolehkan jika terdapat tanda-tanda infeksi, tetapi tidak dikompreskan karena akan membuat tali pusat basah dan lembab 4) Berikan nasihat pada ibu dan keluarga sebelum meninggalkan bayi:

a) Lipat popok di bawah puntung tali pusat b) Luka tali pusat harus tetap dujaga kering dan bersih, sampai sisa tali pusat mengering dan terlepas sendiri c) Jika puntung tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati) dengan air DTT dan sabun, dan segera keringkan dengan seksama dengan menggunakan kain bersih d) Perhatikan tanda-tanda infeksi tali pusat: kemerahanpada kulit sekitar tali pusat, bernanah atau berbau. Jika terdapat tanda infeksi, nasihati ibu unutuk membawa bayinya ke fasilitas kesehatan

DAFTAR PUSTAKA

Amelia,R.

2010.

Chapter

II

.pdf-USU.Repository.

Diakses

dari

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=asuhan%20bayi%20baru%20lahi r%20pdf&source=web&cd=6&ved=0CD4QFjAF&url=http%3A%2F%2Frep ository.usu.ac.id%2Fbitstream%2F123456789%2F17195%2F4%2FChapter% 2520II.pdf&ei=lPddT9u5O4XTrQfv462nDA&usg=AFQjCNGcrWfokdmuRi i6PQnlpj_jbdhpOQ&cad=rja pada tanggal 12 Maret 2012 pukul 19.30

Padaelo,A.

2011.

Perawatan

tali

Pusat.

Diakses

dari

http://kesehatan.kompasiana.com/ibu-dan-anak/2011/04/03/perawatan-talipusat/ pada tanggal 12 Maret 2012 pukul 19.45

LEMBAR OBSERVASI PKMRS PERAWATAN BAYI BARU LAHIR DI RUANG NEONATUS RSUD DR. SOETOMO SURABAYA 16 MARET 2012 Evaluasi Struktur Kriteria evaluasi 1. Peserta hadir ditempat yang sudah ditentukan untuk penyuluhan kesehatan minimal 8 orang. 2. Penyuluhan kesehatan dilaksanakan di ruang Neonatus RSUD dr. Soetomo Surabaya. 3. Sarana dan prasarana (LCD, Leaflet, Kursi) memadai. Nilai 1. ... Evaluasi Proses Kriteria evaluasi 1. Moderator a. Memberi salam dan memperkenalkan diri. b. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan. c. Melakukan kontrak waktu dan menjelaskan mekanisme penyuluhan. d. Menyebutkan materi penyuluhan yang akan diberikan.
Total

Evaluasi Hasil Nilai Kriteria evaluasi 1. 1. Peserta a. ... memahami tentang penyakit b. ... bronkopneum nia c. ... 2. Jumlah peserta yang hadir dalam penyuluhan kesehatan d. ... sesuai yang diharapkan (minimal 8 orang) 3. Kegiatan 2. berjalan sesuai a. ... dengan tujuan yang dicapai. Nilai 1. ...

2. ...

2. ...

3. ...

3. ...

2. Penyaji a. Menggali informasi dan pengalaman yang telah diketahui peserta tentang perawatan bayi baru lahir b. Menjelaskan tentang b. ... perawatan bayi baru lahir 1) Cara memandikan bayi 2) Cara merawat tali Pusat c. Melakukan c. ... demonstrasi perawatan bayi baru lahir: 1) Cara memandikan bayi 2) Cara merawat tali Pusat
Total

3. Fasilitator a. Memotivasi peserta untuk bertanya

3. a. ...

b. Menjaga keadaan penyuluhan tetap aktif dan kondusif c. Membantu mengkoordinasikan anggota kelompok
Total

b. ...

c. ...

4. Observer a. Melakukan observasi jalannya penyuluhan b. Membuat dokumentasi jalannya penyuluhan


Total

4. a. ...

b. ...

5. Peserta a. Memperhatikan materi penyuluhan kesehatan b. Tidak meninggalkan tempat penyuluhan sampai selesai c. Mampu menjawab pertanyaan evaluasi yang diberikan panyaji d. Mampu melakukan demonstrasi perawatan bayi baru lahir 1) Cara memandikan bayi 2) Cara merawat tali pusat
Total

5. a. ...

b. ...

c. ...

d. ...

Keterangan : Baik =3

Cukup = 2 Kurang= 1

Anda mungkin juga menyukai