Anda di halaman 1dari 1

Pad a suatu ketika Rasulullah s.a.w.

datang dari Buatu


dan sebelum merna-
SUki kota Madinah, behau s.a.w. bersabda :
Ji -1' "/.. .J ., ,

"langanlah kamu semua mengetuk pintu keluargamu di-
waletu malam".
Kemudian perintah beliau s.a.w. dilanggar oleh dua
saha?atnya. Keduanya mendahului untuk pulang
dulu malam itu, keduanya masing-
masmg sesuatu yang tIdak disukainya dalam ru-
mahnya. Diriwayatkan oleh Ahmad.
Dalam sebuah hadits lain disebutkan :
\ ._/ .. /1 // .\\:'

./ ,./..

"Sesungguhnya dian tara macam cemburu itu ada cemburu
Allah 'Azza wa lalla ialah cemburunya seorang
lelakl pada lstermya dengan tidak ada keragu-keraguan".
Diriwayatkan oleh Abu Dawud, Nasai dan Ibnu Hibban.
Cemburu yang melampaui batas, sehingga seolah-olah
merupakan hal yang diyakinkan itu sangat dilarang keras
dalam agama, sebab termasuk su-uz zhan atau penyangkaan
buruk. Adapun yang wajar, sesuai pada temp at
dan keadaannya ItU adalah sudah sernestinya dan ini ditirn-
bulka:?: adanya kecintaan. Sikap sedemikian adalah
terpuJI sekah, sebab sifat keadaannya adalah sebagai suatu
keragu-raguan.
Rasulu!lah. biasa mengizinkan isteri-isterinya
untuk hadhr dl terutama diwaktu hari-hari Idulfitri
atau Adha. Jadl keluar ke masjid adalah mubah hukum-
bag! seorang wanita yang tidak mungkin akan ad an a
sebab. keluarnya itu dan inipun harus
adanya lZln suammya, hanya saja menetap di rumah adalah
270
lebih aman dan selamat. Oleh sebab itu, kalaupun hendak
keluar hendaklah diwaktu apabila ada keperluan yang
sangat penting sekali.
Perlu kiranya diingat-ingat bahwa keluarnya kaum
wanita semata-mata untuk melihat-lihat sana sini ataupun
untuk urusan-urusan yang tidak begitu banyak kepentingan
dan manfaatnya itu dapat menghilangkan keperwiraan dan
harga din dan tidak mustahil akan menyeret kepada keru-
sakan jiwa dan lain-lain. N amun demikian sekiranya tetap
harus keluar juga. maka hendaknya wanita-wanita senan-
tiasa menundukkan matanya dari memandang kaum lelaki.
Jikalau kami menguraikan sedemikian ini, bukanlah berarti
bahwa wajah lelaki itu merupakan 'aurat bagi kaum wanita,
sebagaimana halnya wajah wanita adalah 'aurat bagi lelaki,
tetapi persoalannya adalah sebagaimana \vajah seorang
anak yang masih menyusu bagi seorang lelaki, oleh karena
itu, maka haramlah melihatnya andaikata akan dikuatirkan
timbulnya kefitnahan karenanya. Itu sajalah yang menye-
babkan keharamannya dan andaikata tidak menyebabkan
timbulnya kefitnahan. maka tidak mengapalah, sebab dalam
semua zaman wajah lelaki itu senantiasa terbuka keada-
annya.
Kita telah memaklumi bahwa keharusan wanita itu
apabila keluar dari rumahnya ialah wajib mengenakan
kerudung muka. Maka andaikata wajah lelaki itu merupa-
kan 'au rat bagi wanita, tentulah kaum lelaki itu diperintah
pula untuk meletakkan kerudung muka diwaktu keluar
rumahnya atau kaum lelakilah yang dilarang keras keluar,
kecuali apabila karena darurat.
Keenam: Berlaku sedang d;;dam pemberian nafakah.
Oleh itu seyogyanya suami itu janganlah terlampau murah
dan royal dalam menafakahinya. namun begitu jangan pula
terlampau kikirnya. Jac1i sebaiknya hendaklah berlaku se-
dang dan sederhana atau secara se\\'ajarnya. Dalam hal ini.
Allah Ta'ala memberikan pedoman dengan firman Nya :
".-! .)_
Iy-.r
"Makanlah dan minumlah dan janganJah berlebih-lebihan".
S. A'raJ. 31.
271

Anda mungkin juga menyukai