Anda di halaman 1dari 8

Setelah mempelajari AHP secara mendalam pada periode waktu sebelum UTS,maka untuk selnjutnya kami mempelajari secara

lebih mendalam metode pengambilan keputusan lainnya,yaitu ANP(Analytical Network Proces).Perbedaan yang mendasar dari AHP dan ANP adalah pada ANP, kita dapat memberikan jaringan hubungan keterkaitan antara subkriteria yang satu dengan yang lain, selanjutnya kita harus mencari sumber literatu berupa jurnal tentang ANPdan kasusnya,setelah browsing cukup lama akhirnya saya menemukannya walaupun file yang saya temukan adalah kumpulan jurnal sehingga memiliki bobot file yang besar. Saya memilih salah satu jurnal dalam kumpulan jurnal tersebut,yaitu mengenai pemilihan media untuk periklanan dengan pilihan antara koran,radio, TV,internet, dan majalah.Akhirnya pilihan yang diambil adalah majalah,lewat pencarian jurnal ini saya memperoleh pengetahuan mengenai kasus keputusan non-teknik. Kemudian setelah itu saya mencoba membuat file ANP dari jurnal tersebut dengan software decision,pada awalnya cukup membingungkan karena ternyata superdecision lebih rumit daripada SPSS,akhirnya dengan bantuan teman saya(tansen) di mana saya ke kosannya jam11 malam,saya berhasil menyelesaikannya pada malam senin itu juga.Setelah mencari dari jurnal,akhirnya saya mencoba membuat dengan kasus sendiri, dan karena sebelumnya telah mencoba superdecision,saya pun lebihlancar saat membuatnya. Setelah berpikir cukup lama,akhirnya saya memperoleh inspirasi untuk membuat keputusan memilih tempat kos dan tempat untuk bisnis komputer,alternativ untuk tempat kos adalah galaxy,LM,dan Maldivasedangkan untuk tempat tokokomputer adalah glodok,mangga dua,dan ROXY.Akhirnya setelah mengutak-ngatik software cukup lama, saya pun memperoleh hasil yaitu ROXY,dan Maldiva. Kemudian berikutnya kami mencari jurnal tentang permodelan yang berhubungan dengan keputusan,setelah mencari pada hari rabunya,saya merasa kurang puas dengan jurnal yang saya dapat sehingga saya memutuskan untuk mencari lagi pada hari minggunya,setelah browsing 2 jam yang membuat saya agak pusing saat mencarinya,akhirnya saya mendapatkan jurnal permodelan untuk sistem manufaktur dimana keputusan yang akan diambil adalh mengenai jumlah inventory, sistemproduksi (JIT),maupun sistem pemeliharaannya,dll.Intinya dengan tugas-tugas tersebut,saya mendapatkan pengalaman untuk mencari literatur-literatur yang diakui secara internasional dengan tidak terlalu fokus pada dunia teknik,selain itu kemampuan saya untuk menggunakan software pun bertambah, yaitu software expert choice dan super decision yang tentunya mudah-mudahan dengan kemampuan tersebut akan berguna di suatu hari nanti.

Langkah selanjutnya setelah mengambil salah satu contoh file dengan metode AHP dalam teori keputusan adalah dengan membuat sendiri file expert choice yang metode pengerjaanya adalah dengan metode AHP. File expert choice yang saya buat adalah kasus mengenai pemilihan tempat untuk bisnis warnet. Hal ini dikarenakan akhir-akhir ini teknologi informasi semakin lama semakin berkembang, begitu juga dengan kebutuhan akan akses internet, oleh karena itu sejalan dengan hal tersebut maka bisnis warnet pun semakin berkembang. Sebagai mahasiswa UI, tempat yang paling potensial untuk dijadikan tempat bisnis warnet tersebut adalah kukusan teknik, gang senggol, dan margonda yang dijadikan sebagai alternative pilihan. Pemilihan tempat ini juga didasarkan ada ketiga orang teman saya yang sudah memulai bisnis warnet di masing-masing salah satu dari ketiga tempat tersebut dan cukup berhasil dengan bisnis warnetnya masing-masing. ujuan utamanya adalah memilih tempat yang tepat untuk dijadikan tempat dibuatnya bisnis warung internet(warnet), dengan kriteria adalah kondisi bangunan, lokasi, biaya, aspek kompetisi, dan aspek sosial.Untuk pembobotannya sendiri, bobot yang paling besar diberikan pada Lokasi, dilanjutkan dengan kondisi bangunan, biaya, aspek kompetisi dan ekonomis, serta yang terakhir adalah aspek social. Aspek lokasi terdiri dari dekat dengan kampus, dekat dengan pemilik bisnis, dan dekat dengan pemukiman. Aspek kondisi bangunan terdiri dari lama bangunan sudah berdiri, luas bangunan, dan besar pasokan energy listrik, kemudian aspek biaya terdiri dari besar biaya sewa tempat, paket pembayaran, dan besar biaya renovasi tempat. Aspek kompetisi dan ekonomis terdiri dari banyaknya warnet pesaing, banyaknya hotspot di sekitar bangunan, dan keberhasilan pebisnis lain di daerah tersebut. Dan terakhir aspek social terdiri dari kedekatan dengan pemilik bangunan, hubungan baik dengan warga sekitar bangunan dan data masa lalu yang baik terhadap keamanan daerah tersebut. Hasil akhirnya adalah tempat yang saya pilih untuk bisnis warnet adalah kukusan teknik.

April 5, 2008 Categories: Decision Suport System . . Author: rickybowo . Comments: 4 Comments Begin to use expert choice

Setelah mengenal lebih lanjut mengenai langkah-langkah pengerjaan dengan metode AHP, maka langkah selanjutnya utk lebih memahami metode AHP adalah mengambil salah satu file pengerjaan AHP yang terdapat dalam internet dalam bentuk expert choice. File yang saya ambil sendiri adalah kasus mengenai Program Kegiatan Penataan Ruang Kota. Tujuan utamanya menentukan prioritas pengerjaan kegiatan dalam penataan ruang kota. Alternatif pilihan yang ada adalah penyiapan kajian akademis kerangka pembangunan nasional, Penyelesaian RUU, percepatan penyelesaian NSPM, penyelenggaran bantuan teknis penataan ruang, penerapan peraturan zooning, dan pengembangan system informasi. Kriteria-kriteria yang ada adalah aspek perancangan, aspek penyampaian, aspek hasil pemanfaatan, aspek dampak pemanfaatan tata ruang. Dari keempat kriteria tersebut, bobot yang paling besar adalah

pada kriteria aspek hasil pemanfaatan, dilanjutkan dengan aspek dampak pemanfaatan tata ruang, kemudian aspek perancangan, dan terakhir adalah aspek penyampaian. Hasil akhirnya adalah penyiapan kajian akademis kerangka pembangunan nasional sebagai pilihan kegiatan pertama yang harus dikerjakan.

April 5, 2008 Categories: Decision Suport System . . Author: rickybowo . Comments: 2 Comments Analytical Hierarchy Process

Setelah mengenal lebih lanjut lagi mengenai kasus-kasus dalam teori keputusan maka pengetahuan lain yang diperlukan adalah mengenai metode AHP dalam teori keputusan karena metode AHP ini adalah salah satu metode yang digunakan dalam perkuliahan dss. Analytic Hierarchy Process (AHP) merupakan suatu metode dalam pemilihan alternatif-alternatif dengan melakukan penilaian komparatif berpasangan sederhana yang digunakan untuk mengembangkan prioritas-prioritas secara keseluruhan berdasarkan ranking. Langkah-langkah dalam pengerjaan melalui metode AHP adalah: Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan Membuat struktur hierarki yang diawali dengan tujuan umum, dilanjutkan dengan sub tujuan-sub tujuan, kriteria dan kemungkinan alternatif-alternatif pada tingkatan kriteria yang paling bawah Memuat matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masing-masing tujuan atau kriteria yang setingkat di atasnya. Melakukan perbandingan berpasangan sehingga diperoleh pilihan seluruhnya Menghitung nilai eigenvector dan menguji konsistensinya, jira tidak consisten maka pengambilan data diulangi Mengulangi langkah 3, 4, dan 5 untuk seluruh tingkat hierarki Menghitung eigenvector dari setiap matriks perbandingan berpasangan. Memeriksa konsistensi hierarki.

April 5, 2008 Categories: Decision Suport System . . Author: rickybowo . Comments: No Comments Qualitative method??

Kasus yang dibahas selanjutnya adalah kasus dalam teori keputusan dengan menggunakan pendekatan metode kualitatif disebabkan kasus dengan metode kualitatif jarang ditemukan pada pertemuan kelas dss sebelumnya. Kasus yang saya bahas sendiri adalah Children as Co-decision Makers in The Family: The Case of Family Holiday. Dalam artikel ini dibahas mengenai analisa untuk menguji seberapa besar pengaruh anak dalam pengambilan keputusan di keluarga dalam kasus liburan keluarga dengan metode kualitatif. Lebih lanjutnya lagi adalah mengenai analisa untuk menguji seberapa besar pengaruh anak dalam pengambilan keputusan di keluarga dalam kasus liburan keluarga dengan metode kualitatif Metode kualitatif diperlukan karena liburan keluarga adalah isu yang sedang dibahas dan pendekatan ini memungkinkan adanya akses terhadap pengungkapan cerita, kesan-kesan, serta perasaan dari individu. Pengambilan data dilakukan terhadap seluruh anggota keluarga secara bersama-sama untuk memperlakukan anak-anak sebagai pelaku, bukan sebagai objek. Data dikumpulkan dengan wawancara semi-struktur dengan dua daerah berbeda yaitu jerman dan denmark yang memiliki satu atau lebih anak dengan usia maksimal 11 tahun. Hasilnya adalah Tipe dari pengaruh yang diberikan secara langsung oleh anak adalah pestering (mengganggu untuk mendorong seseorang melakukan sesuatu yang kita inginkan), dari contoh-contoh hasil penelitian yang didapat, biasanya anak-anak menyatakan keinginannya hendak pergi liburan ke mana, dan hal ini juga terjadi pada anak-anak dengan usia 11 tahun dengan permintaan yang diulang-ulang terus sampai orang tuanya menurutinya.

April 5, 2008 Categories: Decision Suport System . . Author: rickybowo . Comments: No Comments Methods In Decision Theory

Kemudian tahapan selanjutnya setelah pengenalan terhadap literatur yang membahas mengenai teori keputusan adalah dengan penjabaran lebih lanjut lagi mengenai metode yang digunakan dalam kasus tersebut. Namun pada jurnal yang sebelumnya telah saya bahas tidak ditemukan sebuah nama metode khusus dalam menganalisa dan melakukan pengambilan keputusan dalam contoh pada jurnal tersebut. Akan tetapi dalam jurnal tersebut dipaparkan new method (metode baru) dalam pengambilan keputusan di mana pada awalnya dibandingkan dengan traditional method (metode lama) dalam pengambilan keputusan dan kemudian dijelaskan lebih detail lagi seperti apa cara-cara yang ditempuh dengan menggunakan new method tersebut. Pada traditional method memfokuskan pada memprediksi dan menjelaskan pilihan-pilihan serta konsekuensi yang akan terjadi apabila kita memilih tiap pilihan tersebut sedangkan pada new method menitikberatkan pada proses-proses yang terjadi dalam proses pengambilan keputusan sehingga dapat dihasilkan suatu keputusan yang tepat melalui tahapan-tahapan proses yang baik.

Konsistensi Logis

30 Nopember, 2006 oleh getuk

Nilai-nilai perbandingan berpasangan yang dilakukan harus diperiksakonsistensinya, misalnya bila dalam melakukan perbandingan kita menilaiA>B dan B>C, maka secara logis seharusnya A>C. Untuk menghitungkonsistensi ini. AHP telah memiliki rumus untuk menghitung consistency

Konsistensi mengandung dua arti, yaitu :

1.Bahwa pemikiran atau obyek yang serupa dikelompokkan menurut persamaan dan pertaliannya.

2.Bahwa intensitas relasi antan gagasan atau antar obyek yang didasarkan pada suatu kriteria tertentu akan saling membenarkan secara logis.

Dalam menggunakan prinsip ini, prinsip hirarki analitik menggunakan duaaspek sebagai berikut:

1.Aspek kualitatif untuk mendefinisikan persoalan dan hirarkinya.

2.Aspek kuantitatif utntuk menginterpretasikan penilaian dan preferensi secara ringkas.

Hirarki pada dasarnya dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

1.Hirarki lengkap, apabila setiap elemen atau sub kriteria yang ada dibandingkan dengan semua sub kriteria pada tingkat yang lebih tinggi.

2.Hirarki tidak lengkap, jika kriteria yang ada tidak dibandingkan dengan semuasub kriteria pada tingkat yang lebih tinggi.

Evaluasi konsistensi dilakukan terhadap pertimbangan yang telah diberikan. Evaluasi ini dilakukan dengan mempertimbangkan nilai dari consistency ratio (CR). Penilaian dapat dikatakan konsisten apabila diperoleh nilai CR yang lebihkecil atau sama dengan 0,10. Bila nilai CR lebih besar dari 0,10 maka mengindikasikan perlu adanya pemeriksaan kembaliterhadap pertimbangan yangtelah dibuat. Timbulnya ketidak konsistenan sebagian besar karena ide baru yang mempengaruhi empat fungsi psikologis manusia dalam memecahkan masalah , yaitu intuisi, pikiran, perasaan, dan penginderaan. Hal ini cenderung menyebabkan pengambilan keputusan mengubah preferensi dan komitmen yang telah dilakukannya. Pengujian konsistensi ini dilakukan setelah nilai prioritasuntuk setiap elemen dan suatu tingkatan yang diperoleh.

Analisa Proses Hirarki

30 Nopember, 2006 oleh getuk

Analytical Hierarchy Process, selanjutnya disebut AHP, merupakan satu model yang fleksibel yang memungkinkan pribadi-pribadi atau kelompok- kelompok untuk membentuk gagasan-gagasan dan membatasi masalah dengan membuat asumsi (dugaan) mereka sendiri dan menghasilkan pemecahan yang diinginkan bagi mereka (Saaty L. Thomas, Decision Making for Leaders; The Analyticai Hierarchy Process for Decision in Complex World, RWS Publications, Pittsburgh, 1988, page 22).

AHP menggabungkan penilaian-penilaian dan nilai-nilai pnibadi kedalam satu cara yang logis. Hal itu tergantung pada imaginasi, pengalaman, dan pengetahuan terhadap struktur hirarki dan satu masalah mengenai logika, naluri, dan pengalaman guna memherikan penilaian-penilaian. Sekali diterima dan

diikuti, AHP menunjukan kepada kita bagaimana menghuhungkan dan unsur-unsur dari satu bagian dari masalah itu dengan bagian-bagian lainnya untuk mencapai hasil yang terpadu. Ini adalah satu proses untuk menentukan, rnengenai, dan mendekati interaksi-interaksi dan satu sistem secara keseluruhan.

Metode AHP dikembangkan awal tahun 1970-an oleh Dr. Thomas L. Saaty dan telah digunakan untuk membantu para pembuat keputusan dari berbagai negara dan perusahaan. Dengan AHP kita dapat mcmandang masalah dalam kerangka berpikir yang terorganisir, sehingga memungkinkan kita mengambil keputusan secara efektif (Gunawan, Agus D.,. Operasi Memutuskan dengan Analytic Hierarchy Process, Manajemen, November, 1999, hlm. 38). Masalah yang komplek dapat disederhanakan dan dipercepat proses pengarnbilan keputusannya.

Prinsip kerja AHP adalah menyederhanakan masalah komplek yang tidak tenstruktur, strategik dan dunamik menjadi bagian-bagiannya, serta menata variabel dalam suatu hirarki (tingkatan). Kemudian tingkat kepentingan tingkat variabel diberi nilai numerik secara subyektif tentang arti pentingnya secara relatif dibandingkan dengan variabel lain.Dari berbagai pertimbangan tersebut kemudian diiakukan sintesa untuk menetapkan variabel yang memiliki prioritas tentinggi dan berperan untuk mempengaruhi hasil pada sistem tersebut. Perbedaan antara model AHP dengan model pengambilan keputusan lainnya terletak pada jenis inputnya(Bambang Permadi, AHP, Pusat Antar Universitas Studi Ekonomi, UI, Jakarta, 1992, hal.5). Model AHP memakai persepsi manusiayang dianggap ekspert sebagai input utamanya. Kriteria ekspert disini bukan berarti bahwa orang tersebut haruslah jenius, pintar, bergelar doktor dan sebagainya tetapi lebih mengacu pada orang yang mengerti benar penmasalahan yang dilakukan, merasakan akibat suatu masalah atau punya kepentingan terhadap masalah tersebut. Pengukuran hal-hal kualitatif merupakan hal yang sangat penting mengingat makin kompleksnya permasalahan didunia dan tingkat ketidak pastian yang makin tinggi. Selain itu AHP juga menguji konsistensi penilaan. Bila terjadi penyimpangan yang terlalu jauh dari nilai konsisiten sempurna maka penilaian perlu diperbaiki atau hirarki harus distruktur ulang. Keuntungan yang diperoleh bila kita memecahkan masalah dan mengambil keputusan dengan menggunakan AHP antara lain (Gunawan. Agus D., Operasi: Memutuskan dengan Analytic Hierarchy Process, Manajemen, November 1999, hlm. 38):

1.Kesatuan : AHP memberi satu model tunggal yang mudah dimengerti, luwes untuk keaneka ragam persoalan tak terstruktur.

2.Kompleksitas AHP memadukan ancangan deduktif dan ancangan berdasarkan sistem dalam memecahkan persoalan kompleks

3.Saling ketergantungan AHP dapat menangani saling ketengantungan elemen-elemen dalam suatu sistem dan tak memaksakan pemikiran linear.

4.Penyusunan hirarki : AHP mencerminkan kecenderungan alami pikiran untuk rnemilah-milah elemenelemen suatu sistem dalam berbagai tingkat berlainan dan mengelompokan unsur yang senupa dalam setiap tingkat.

5.Pengukuran : AHP memberi suatu skala untuk mengukur hal-hal dan mewuj udkan metode penetapan prioritas.

6.Konsistensi : AHP melacak konsistensi logis dan pertimbangan- pertimbangan yang digunakan dalam menggunakan berbagai prioritas.

7.Sintesis : AHP menuntun kesuatu taksiran menyeluruh tentang kebaikan sistem alternatif.

8.Tawar-menawar : AHP mempertimbangkan prioritas relatif dari berbagai faktor sistem dan memungkinkan organisasi memilih alternatif terbaik berdasarkan tujuan-tuj uan mereka.

9.Penilai dan konsensus : AHP tidak memaksakan konsensus tetapi mensintesakan suatu hasil yang representatif dari berbagai penilaian.

10.Pengulangan proses : AHP memungkinkan organisasi memperhalus definisi mereka pada suatu persoalan dan memperbaiki pertimbangan serta pengertian mereka melalui pengulangan.

Anda mungkin juga menyukai