Anda di halaman 1dari 11

PASAR MODAL SYARIAH

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah: Lembaga Keuangan Perbanka Islam Dosen pengampu: DR. H. Syafiq Mahmadah Hanafi, S.Ag., M.Ag Kelas: KUI-B

Disusun oleh: Zahriyyatul Humairah (09390034)

JURUSAN KEUANGAN ISLAM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2011

BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG Banyaknya para investor yang mulai berinvestasi menjadikan pasar modal dunia berkembang dengan pesat. Dalam pengertiannya secara umum, pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri1. Pasar modal di Indonesia merupakan salah satu faktor penting dalam mengembangkan perekonomian di Indonesia. Dalam pengembangannya pasar modal di Indonesia mulai mencoba menggunakan prinsip-prinsip syariah islam untuk alternatif instrumen dalam berinvestasi. Berkembangnya prinsip syariah islam dalam perekonomian di Indonesia menjadikan pasar modal syariah mudah untuk diterima. Walaupun begitu perkembangan pasar modal syariah di Indonesia masih tertinggal jauh dibandingkan dengan negara tetangga (Malaysia). Dikarenakan anggapan para investor yang menurut mereka berinvestasi pada pasar modal syariah membutuhkan pemahaman dan peraturan yang lebih ribet dibandingkan dengan pasar modal konvensional dan juga biaya yang lebih besar masih banyak investor di Indonesia yang lebih memilih berinvestasi di pasar modal syariah ketimbang pasar modal syariah. Oleh karena itu diharapkan dalam makalah ini akan memperjelas pengetahuan tentang pasar modal syariah beserta instrumen-instrumen yang terkandung didalamnya yanng tidak jauh berbeda dengan pasar modal konvensional.

Tjiptono Dramadji, Hendy M. Fakhruddin. Pasar Modal Di Indonesia (Pendekatan Tanya Jawab). (Jakarta: Salemba Empat. 2001). Hal 1

BAB II PEMBAHASAN
A. SEJARAH DAN PENGERTIAN PASAR MODAL SYARIAH Pasar modal syariah merupakan pasar modal yang dalam pelaksanaannya menggunakan prinsip-prinsip dan ketentuan yang islami. Dalam penanaman modalnya kita dianjurkan untuk berinvestasi tetapi tidak semua produk pasar modal dapat kita investasikan. Negara yang pertama kali mengintrodusir untuk mengimplementasikan prinsip syariah di sektor pasar modal adalah Jordan dan Pakistan, dan kedua negara tersebut juga telah menyusun dasar hukum penerbitan obligasi syariah. Selanjutnya pada tahun 1978, pemerintah Jordan melalui Law Nomor 13 tahun 1978 telah mengijinkan Jordan Islamic Bank untuk menerbitkan Muqaradah Bond. Ijin penerbitan Muqaradah Bond ini kemudian ditindaklanjuti dengan penerbitan Muqaradah Bond Act pada tahun 1981. Sementara pemerintah Pakistan, baru pada tahun 1980 menerbitkan the Madarabas Company dan Madarabas Ordinance2. Dalam kegiatan ekonomi pasar modal bisa di kategorikan sebagai transaksaki jual beli dimana dalam perokonomian islam hal tersebut diperbolehkan sesuai pada firman Allah SWT surat al-Baqarah ayat 2, ...Allah telah menghalalkan Jual beli dan mengharamkan riba. Dan juga hadits nabi yang diriwayatkan oleh al-Baihaqi dari Ibnu Umar, Rasul bersabda, Rasulullah SAW melarang jual beli (yang mengandung) gharar.

B. FUNGSI PASAR MODAL SYARIAH Berdasarkan fungsinya, menurut metwally (1995, 177) fungsi dari keberadaan pasar modal syariah sebagai berikut3:

Staf bagian riset Bapepam. Semarak Pasar Modal http://bapepam.go.id/old/layanan/warta/2005-april/semarak-pasar-modal-syariah 3 Agustianto. Mengenal Konsep Pasar Modal http://agustianto.niriah.com/mengenal-konsep-pasar-modal-syariah

Syariah. Syariah.

1.

Memungkinkan bagi masyarakat berpartispasi dalam kegiatan bisnis dengan memperoleh bagian dari keuntungan dan risikonya.

2.

Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya guna mendapatkan likuiditas.

3.

Memungkinkan perusahaan meningkatkan modal dari luar untuk membangun dan mengembangkan lini produksinya.

4.

Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek pada harga saham yang merupakan ciri umum pada pasar modal konvensional.

5.

Memungkinkan investasi pada ekonomi itu ditentukan oleh kinerja kegiatan bisnis sebagaimana tercermin pada harga saham.

C. KARAKTERISTIK PASAR MODAL SYARIAH Dalam membentuk pasar modal syariah (Metwally, 1995, 178-179) karakteristik yang diperlukan adalah sebagai berikutadalah sebagai berikut4 : 1. 2. Semua saham harus diperjualbelikan pada bursa efek Bursa perlu mempersiapkan pasca perdagangan dimana saham dapat diperjualbelikan melalui pialang 3. Semua perusahaan yang mempunyai saham yang dapat diperjualbelikan di Bursa efek diminta menyampaikan informasi tentang perhitungan (account) keuntungan dan kerugian serta neraca keuntungan kepada komite manajemen bursa efek, dengan jarak tidak lebih dari 3 bulan 4. Komite manajemen menerapkan harga saham tertinggi (HST) tiaptiap perusahaan dengan interval tidak lebih dari 3 bulan sekali 5. 6. 7. Saham tidak boleh diperjual belikan dengan harga lebih tinggi dari HST Saham dapat dijual dengan harga dibawah HST Komite manajemen harus memastikan bahwa semua perusahaan yang terlibat dalam bursa efek itu mengikuti standar akuntansi syariah. 8. Perdagangan saham mestinya hanya berlangsung dalam satu minggu periode perdagangan setelah menentukan HST

Ibid

9.

Perusahaan hanya dapat menerbitkan saham baru dalam periode perdagangan, dan dengan harga HST D. PRODUK-PRODUK PASAR MODAL SYARIAH DI INDONESIA5

1.

Saham Syariah.

Secara konsep, saham merupakan surat berharga bukti

penyertaan modal kepada perusahaan dan dengan bukti penyertaan tersebut pemegang saham berhak untuk mendapatkan bagian hasil dari usaha perusahaan tersebut. Konsep penyertaan modal dengan hak bagian hasil usaha ini merupakan konsep yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Prinsip syariah mengenal konsep ini sebagai kegiatan musyarakah atau syirkah. Berdasarkan analogi tersebut, maka secara konsep saham merupakan efek yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Suatu saham dapat dikategorikan sebagai saham syariah jika saham tersebut diterbitkan oleh: a. Emiten dan Perusahaan Publik yang secara jelas menyatakan dalam anggaran dasarnya bahwa kegiatan usaha Emiten dan Perusahaan Publik tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah. b. Emiten dan Perusahaan Publik yang tidak menyatakan dalam anggaran dasarnya bahwa kegiatan usaha Emiten dan Perusahaan Publik tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah, namun memenuhi kriteria sebagai berikut: 2. Sukuk. Sukuk merupakan istilah baru yang dikenalkan sebagai pengganti dari istilah obligasi syariah (islamic bonds). Sukuk secara terminologi merupakan bentuk jamak dari kata sakk dalam bahasa Arab yang berarti sertifikat atau bukti kepemilikan. Sementara itu, Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A.13 memberikan definisi Sukuk sebagai berikut : Efek Syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian yang tidak tertentu (tidak terpisahkan atau tidak terbagi (syuyu/undivided share) atas:
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan. Pengenalan Produk Pasar Syariah di Pasar Modal. http://google.com/pengenalan-produk-pasar-syariah-di-pasar-modal
5

a. aset berwujud tertentu (ayyan maujudat); b. nilai manfaat atas aset berwujud (manafiul ayyan) tertentu baik yang sudah ada maupun yang akan ada; c. jasa (al khadamat) yang sudah ada maupun yang akan ada d. aset proyek tertentu (maujudat masyru muayyan); dan atau e. kegiatan investasi yang telah ditentukan (nasyath ististmarin khashah) Karakteristik Sukuk Sukuk bukan merupakan surat utang, melainkan bukti kepemilikan bersama atas suatu aset/proyek. Setiap sukuk yang diterbitkan harus mempunyai aset yang dijadikan dasar penerbitan (underlying asset ). Klaim kepemilikan pada sukuk didasarkan pada aset/proyek yang spesifik. Penggunaan dana sukuk harus digunakan untuk kegiatan usaha yang halal. Imbalan bagi pemegang sukuk dapat berupa imbalan, bagi hasil, atau margin, sesuai dengan jenis akad yang digunakan dalam penerbitan sukuk. Jenis Sukuk Jenis sukuk berdasarkan Standar Syariah AAOIFI No.17 tentang Investment Sukuk, terdiri dari : 1. 2. Sertifikat kepemilikan dalam aset yang disewakan. Sertifikat kepemilikan atas manfaat, yang terbagi menjadi 4 (empat) tipe : Sertifikat kepemilikan atas manfaat aset yang telah ada, Sertifikat kepemilikan atas manfaat aset di masa depan, sertifikat kepemilikan atas jasa pihak tertentu dan Sertifikat kepemilikan atas jasa di masa depan. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Sertifikat salam. Sertifikat istishna. Sertifikat murabahah. Sertifikat musyarakah. Sertifikat muzaraa. Sertifikat musaqa.

9. 3.

Sertifikat mugharasa.

Reksa Dana Syariah. Dalam Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A.13 Reksa Dana syariah didefinisikan sebagai reksa dana sebagaimana dimaksud dalam UUPM dan peraturan pelaksanaannya yang pengelolaannya tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal. Reksa Dana Syariah sebagaimana reksa dana pada umumnya merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka. Reksa Dana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Sebagai salah satu instrumen investasi, Reksa Dana Syariah memiliki kriteria yang berbeda dengan reksa dana konvensional. Perbedaan ini terletak pada pemilihan instruen investasi dan mekanisme investasi yang tidak boleh bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. Perbedaan lainnya adalah keseluruhan proses manajemen portofolio, screeninng (penyaringan), dan cleansing (pembersihan).

E. KENDALA DAN STRATEGI PASAR MODAL SYARIAH DI INDONESIA6 Menurut Nurul Huda, Pakar Pasar Modal Syariah Pascasarjana UI (2006), dalam mengembangkan pasar modal syariah di Indoensia, ada beberapa kendala yang dihadapi antara lain :

Agustianto. Mengenal Konsep Pasar http://agustianto.niriah.com/mengenal-konsep-pasar-modal-syariah

Modal

Syariah.

1.

Belum ada ketentuan yang menjadi legitimisi pasar modal syariah dari Bapepam atau pemerintah, misalnya Undang-Undang. Perkembangan keberadaan pasar modal syariah saat ini merupakan gambaran bagaimana legalitas yang diberikan Bapepam dan pemerintah lebih tergantung dari permintaan pelaku pasar yang menginginkan keberadaan pasar modal syariah.

2.

Selama ini pasar modal syariah lebih populer sebagai sebuah wacana dimana banyak bicara tentang bagaimana pasar yang disyariahkan. Dimana selama ini praktek pasar modal tidak bisa dipisahkan dari riba, maysir dan gharar, dan bagaimana memisahkan ketiganya dari pasar modal.

3.

Sosialisasi instrumen syariah di pasar modal perlu dukungan dari berbagai pihak. Karena ternyata perkembangan pasar modal perlu dukungan berbagai pihak. Karena ternyata perkembangan Jakarta Islamic Index dan reksadana syariah kurang tersosialisasi dengan baik sehingga perlu dukungan dari berbagai pihak, khususnya praktisi dan akademisi. Praktisi dapat menjelaskan keberadaan pasar modal secara pragmatis sedangkan akademisi bisa menjelaskan secara ilmiah. Beradasarkan pada kendala-kendala di atas maka strategi yang perlu

dikembangkan: 1. Keluarnya Undang-Undang Pasar modal syariah diperlukan untuk

mendukung keberadaan pasar modal syariah atau minimal menyempurnakan UUPM No 8 Tahun 1995, sehingga dengan hal ini diharapkan semakin mendorong perkembangan pasar modal syariah. 2. Perlu keaktifan dari pelaku bisnis (pengusaha) muslim untuk membentuk kehidupan ekonomi yang islami. Hal ini guna memotivasi meningkatkan image pelaku pasar terhadap keberadaan instrumen pasar modal yang sesuai dengan syariah. 3. Diperlukan rencana jangka pendek dan jangka panjang oleh Bapepam untuk mengakomodir perkembangan instrumen-instrumen syariah dalam pasar modal. Sekaligus merencanakan keberadaan pasar modal syariah di tanah air.

4.

Perlu kajian-kajian ilmiah mengenai pasar modal syariah, oleh karena itu dukungan akadmisi sangat diperlukan guna memahamkan perlunya keberadaan pasar modal syariah.

F. FATWA DSN-MUI TENTANG PASAR MODAL SYARIAH DI INDONESIA7 1. 2. No.05/DSN-MUI/IV/2000 tentang Jual Beli Saham; No.20/DSN-MUI/IX/2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah; 3. 4. 5. No.32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah; No.33/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah Mudharabah; No.40/DSN-MUI/IX/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip syariah di Bidang Pasar Modal; 6. No.41/DSN-MUI/III/2004 tentang Obligasi Syariah Ijarah.

Staf bagian riset Bapepam. Semarak Pasar Modal http://bapepam.go.id/old/layanan/warta/2005-april/semarak-pasar-modal-syariah

Syariah.

BAB III PENUTUP


KESIMPULAN Berdasarkan penjelasan diatas dapat di berikan kesimpulan bahwa pasar modal syariah mulai berkembang dan mulai dilirik oleh para investor (terutama investor muslim) karena yang menjadi landasan hukum adalah hukum islam dan tidak adanya spekulasi yang pernah menyebabkan krisis keuangan di Wall Street pada tahun 1929. Pasar modal syariah juga mengajarkan kita untuk bersikap saling tolang menolong bagi yang mempunyai dana lebih untuk diinvestasikan dan dana tersebut dapat di manfaatkan bagi yang tidak punya modal.

DAFTAR PUSTAKA Staf bagian riset Bapepam. Semarak Pasar Modal Syariah.

http://bapepam.go.id/old/layanan/warta/2005-april/semarak-pasar-modal-syariah. Di unduh pada tanggal 26 februari 2012 Agustianto. Mengenal Konsep Pasar Modal Di Syariah. unduh

http://agustianto.niriah.com/mengenal-konsep-pasar-modal-syariah. pada tanggal 26 februari 2012

Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan. Pengenalan Produk Pasar Syariah di Pasar Modal. http://google.com/pengenalan-produkpasar-syariah-di-pasar-modal. Di unduh pada tanggal 26 februari 2012 Tim Studi Tentang Investasi Syariah Di Pasar Modal Indonesia. Studi Tentang Investasi Syariah di Pasar Modal Indonesia.

http://bapepam.go.id/studi-tentang-investasi-syariah-di-pasar-modal-indonesia. Di unduh pada tanggal 26 februari 2012 Dramadji, Tjiptono & Hendy M. Fakhruddin. Pasar Modal Di Indonesia (Pendekatan Tanya Jawab). 2001. Jakarta: Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai