Anda di halaman 1dari 22

Tugas Kelompok Mata Kuliah Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat Konsep Masyarakat dan Unsur-unsurnya

Oleh Asri Karima (1110101000069) Dewi Indah Sari Siregar (1110101000023) Subhan Mahmassony (1110101000028) Yusuf Al Aziz (1110101000091) Occupational Safety and Health 2010

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2012

Konsep Masyarakat dan Unsur-unsurnya

Pengertian Masyarakat Dari sudut pandang Sosiologi, masyarakat merupakan objek dari Sosiologi yang dipandang dari sudut hubungan antar manusia, dan proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat. Kata masyarakat diambil dari sebuah kata Arab yakni musyarak, yang kemudian berubah menjadi musyarakat, dan selanjutnya disempurnakan dalam bahasa Indonesia menjadi masyarakat. Adapun musyarak pengertiannya adalah bersama-sama,

lalu musyarakat artinya berkumpul bersama, hidup bersama dengan saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Sedangkan definisi masyarakat menurut para ahli, antara lain : a. Mac Iver dan Page menyatakan bahawa masyarakat adalah suatu sistem dari kebiasaan dan tata cara, dari wewenang dan kerjasama antara berbagai kelompok dan penggolongan, dari pengawasan tingkah laku serta kebebasan manusia. Keseluruhan yang selalu berubah ini dinamakan masyarakat. Masyarakat merupakan jalinan hubungan sosial dan masyarakat selalu berubah. b. Ralph Linton menyatakan bahwa masyarakat merupakan setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja bersama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas. c. Selo Soemardjan menyatakan bahwa masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Meskipun memiliki definisi yang berbeda-beda mengenai masyarakat, tetapi definisi masyarakat yang dikemukakan memiliki unsur yang sama di antaranya : a. Masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama. Di dalamnya tidak ditentukan jumlah mutlak atau angka yang pasti untuk menentukan berapa jumlah manusia yang harus ada. Akan tetapi, secara teoritis angka yang paling minim adalah dua orang yang hidup bersama. b. Bercampur untuk waktu yang lama. Kumpulan dari manusia tidaklah sama dengan kumpulan benda mati. Manusia dapat bercakap-cakap, merasa dan mengerti serta

memiliki keinginan untuk menyampaikan kesan atau perasaannya. Sebagai akibat hidup bersama itulah timbul sistema komunikasi dan peraturan yang mengatur hubungan antar manusia dalam kelompok tersebut. c. Mereka menyadari bahwa mereka merupakan suatu satu kesatuan d. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan tersebut kemudian melahirkan kebudayaan sehinggan setiap anggotanya memiliki keterikatan satu dengan yang lainnya. Perubahan Sosial Setiap manusia selama hidupnya pasti mengalami perubahan baik yang memiliki pengaruh luas serta terjadi secara cepat maupun lambat. Perubahan yang terjadi pada masyarakat dipandang sebagai gejala yang normal. Perubahan dalam masyarakat memang telah ada sejak zaman dahulu namun dewasa ini perubahan yang terjadi berjalan dengan sangat cepat. Hal ini dipengaruhi oleh perkembangan komunikasi yang semakin modern sehingga penemuan baru di bidang teknologi pun lebih cepat tersebar. Para ahli pun kemudian terdorong untuk mendefinisikan perubahan sosial itu sendiri di antaranya, yaitu : a. William F. Ogburn menyatakan bahwa ruang lingkup perubahan sosial mencakup unsur kebudayaan baik secara materiil maupun immaterial dengan menekankan pengaruh yang cukup besardari kebudayaan yang materiil terhadap unsur materiil. b. Kingsley Davis mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. c. Gillin dan Gillin mengatakan bahwa perubahan sosial adalah suatu variasi dari cara hidup yang telah diterima baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan materiil, komposisi penduduk, ideology maupun karena adanya difusi ataupun penemuan baru dalam masyarakat. d. Selo Soemardjan mendefinisikan perubahan sosial sebagai segala perubahan pada lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosial termasuk nilai, sikao dan pola perilaku di antara kelompok dalam masyarakat.

Terjadinya perubahan sosial dalam masyarakat tidak terjadi begitu saja melainkan adanya faktorfaktor pendorong. Faktor tersebut dapat berasal dari dalam maupun luar masyarakat itu sendiri. Faktor-faktor yang berasal dari dalam masyarakat, yaitu 1. Bertambah atau berkurangnya penduduk 2. Penemuan-penemuan baru 3. Konflik dalam masyarakat 4. Terjadinya pemberontakan atau revolusi di dalam tubuh masyarakat Sedangkan faktor yang berasal dari luar masyarakat, yaitu : 1. Sebab yang berasal dari lingkungan fisik sekitar 2. Peperangan 3. Pengaruh kebudayaan masyarakat lain Selain itu, perubahan sosial yang terjadi di dalam masyarakat dapat dibeda-bedakan menjadi beberapa bentuk, antara lain : 1. Perubahan yang terjadi secara lambat dan cepat Perubahan yang terjadi secara lambat dimisalkan dengan evolusi dimana terjadinya rentetan perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat dan terjadi dengan sendirinya tanpa suatu kehendak tertentu. Perubahan yang secara cepat yaitu terjadinya revolusi yang berlangsung secara sengaja dengan perencanaan terlebih dahulu. 2. Perubahan yang pengaruhnya kecil dan pengaruhnya besar Perubahan dengan pengaruh kecil diartikan sebagai sebuah perubahan yang tidak membawa pengaruh langsung atau pengaruh yang berarti bagi masyarakat, misalnya perubahan mode pakaian. Sedangkan perubahan dengan pengaruh besar berarti sebuah perubahan yang akan membawa pengaruh berarti bagi masyarakat, misalnya proses industrialisasi pada masyarakat agraris. 3. Perubahan yang dikehendaki, direncanakan atau tidak dikehendaki dan tidak direncanakan Perubahan yang dikehendaki atau direncanakan merupakan perubahan yang diperkirakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak hendak mengadakan perubahan di masyarakat (agent of change). Perubahan sosial yang tidak dikehendaki atau direncanakan merupakan

perubahan yang berlangsung diluar pengawasan masyarakat dan dapat menyebabkan timbulnya akibat sosial yang tidak diharapkan. STRUKTUR SOSIAL Istilah struktur berasal dari kata structum (bahasa Latin) yang berarti menyusun. Dengan demikian, struktur sosial memiliki arti susunan masyarakat. Adapun penggunaan konsep struktur sosial tampaknya beragam. Walaupun demikian, kita dapat memberikan batasan-batasan melalui beberapa definisi struktur sosial menurut para ahli, yaitu sebagai berikut: a. Menurut Radclife-Brown, struktur sosial adalah suatu rangkaian kompleks dari relasirelasi sosial yang berwujud dalam suatu masyarakat. Dengan demikian, struktur sosial meliputi relasi sosial di antara para individu dan perbedaan individu dan kelas sosial menurut peranan sosial mereka. b. Menurut Evans-Pritchard, struktur sosial ialah relasi-relasi yang tetap dan menyatukan kelompok-kelompok sosial pada satuan yang lebih luas. c. Menurut Beattie, struktur sosial adalah bagian-bagian atau unsur-unsur dalam masyarakat itu yang tersusun secara teratur guna membentuk suatu kesatuan yang sistematik. d. Menurut Raymond Firth, konsep struktur sosial merupakan analytical tool atau alat analisis yang diwujudkan untuk membantu pemahaman tentang tingkah laku manusia dalam kehidupan sosial. Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa struktur sosial ialah relasirelasi sosial yang penting dalam menentukan tingkah laku manusia. Dengan kata lain, jika relasi sosial itu tidak dilakukan dalam suatu masyarakat, maka masyarakat tersebut tidak berwujud lagi. Artinya, pada masyarakat yang tidak berwujud, sudah tidak ada lagi interaksi di antara individu, fungsi nilai dan norma tidak berlaku lagi dalam kehidupan bermasyarakat, status dan peran tidak diakui lagi, dan masyarakat hidup secara individualistik. Kehidupan seperti ini dapat mengarah pada masyarakat disintegrasi. Sama halnya dengan zaman jahiliyah atau zaman suku Barbar terdahulu. Ketika itu, manusia belum memiliki peradaban seperti pada zaman sekarang. Mengapa sekarang kita masih menemukan kehidupan demikian?

Secara definitif, struktur sosial diartikan sebagai suatu skema penempatan nilai-nilai sosial budaya dan organ-organ masyarakat pada posisi yang dianggap sesuai agar organisme masyarakat sebagai suatu keseluruhan dapat berfungsi dan kepentingan setiap bagian dapat berjalan dalam jangka waktu yang relatif lama. Dari skema inilah, dapat diketahui bahwa masyarakat sebagai organisme sosial tertinggi mempunyai fungsi yang paling umum. Fungsi umum itu hanya dapat dilaksanakan dengan baik jika komponen-komponen dan suborgan yang ada di dalamnya bekerja dengan baik pula. Nilai-nilai sosial budaya dalam struktur sosial terdiri atas ajaran agama, ideologi, dan kaidah-kaidah moral serta peraturan sopan santun yang dimiliki suatu masyarakat. Setiap satuan nilai memitiki tempat dan peranan tersendiri. Demikian juga kelompok-kelompok atau komponen-komponen sosial yang beragam, juga mengemban tugas yang sesuai dengan keahlian masing-masing. Setiap komponen dari struktur sosial tidak bekerja sendiri-sendiri, tetapi secara bersama-sama saling mengisi dan melengkapi. Semua kegiatan itu pada akhimya disatupadukan oleh organisasi besar yang disebut masyarakat.

KEBUDAYAAN Budaya atau Kebudayaan adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuiakan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere,

yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai kultur dalam bahasa Indonesia. Sedangkan menurut para ahli, definisi kebudayaan, yaitu : a. Menurut E.B.Tylor, kebudayaan adalah mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat dan lain-lain kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perikelakuan yang normatif, yaitu mencakup segala cara-cara atau pola-pola berpikir, merasakan dan bertindak. b. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, kebudayaan yaitu semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Maksudnya yaitu : Karya, masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan (material culture) yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan pada keperluan masyarakat. Rasa, meliputi jiwa manusia, mewujudkan segala kaedah-kaedah dan nilai-nilai kemasyarakatan yang perlu untuk mengatur masalah-masalah kemasyarakatan dalam arti luas. (agama, ideologi, kebatinan, kesenian, dll) Cipta, merupakan kemampuan mental, kemampuan berpikir, dari orang orang yang hidup bermasyarakat antara lain filsafat, serta ilmu pengetahuan. Rasa dan cipta dinamakan kebudayaan rohaniah (spiritual atau immaterial culture) c. Menurut Hoebel, kebudayaan adalah sistem integrasi, sistem pola-pola perilaku hasil belajar yang merupakan ciri khas suatu anggota masyarakat dan bukan merupakan warisan biologis, melainkan kebudayaan yang diwariskan dari generasi ke generasi melalui proses belajar (Joyomartono, 1991 : 10). d. Menurut Ralph Linton, kebudayaan sebagai seluruh cara kehidupan dari masyarakat dan tidak hanya mengenai sebagian tata cara hidup saja yang dianggap lebih tinggi dan lebih diinginkan. Jadi, kebudayaan menunjuk pada berbagai aspek kehidupan yang meliputi cara-cara yang berlaku, kepercayaan-kepercayaan, sikap-sikap, dan juga hasil dari kegiatan manusia yang khas untuk suatu masyarakat atau kelompok penduduk tertentu. Fungsi kebudayaan bagi masyarakat yaitu untuk kepuasan manusia baik di bidang spiritual maupun materil. Hasil karya masyarakat menimbulkan teknologi atau kebudayaan

kebendaan yang mempunyai kegunaan utama yaitu untuk melindungi masyarakat terhadap lingkungan alamnya. Tidak ada kebudayaan yang statis, semua kebudayaan mempunyai dinamika atau bergerak. Gerak dari kebudayaan tersebut terjadi dikarenakan gerak dari manusia yang hidup dalam masyarakat yang memjadi wadah dari kebudayaan . Para antropolog sendiri menjabarkan bahwa kebudayaan terdiri dari beberapa unsur diantaranya : a. Menurut Melville J. Herskovits ada 4 unsur kebudayaan yaitu alat-alat teknologi, sistem ekonomi, keluarga, dan kekuasaan politik. b. Menurut Bronislaw Malinowski unsur-unsur pokok kebudayaan yaitu : Sistem normanorma yang memungkinkan kerjasama antara para anggota masyarakat agar menguasai alam sekelilingnya, organisasi ekonomi, alat-alat dan lembaga-lembaga pendidikan, pendidikan informal (pendidikan keluarga) serta organisasi kekuatan. c. Menurut C. Kluckhohn ada 7 unsur kebudayaan yg dianggap sebagai cultural universal: 1. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga, senjata, alat-alat produksi, dll) 2. Mata pencarian hidup dan sistem-sistem ekonomi (pertanian, peternakan, sistem produksi, sistem distribusi, dsb) 3. Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, sistem perkawinan) 4. Bahasa (lisan maupun tulis) 5. Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak, dsb) 6. Sistem pengetahuan 7. Religi (sistem kepercayaan) d. Koentjaraningrat menyimpulkan ada tujuh unsur-unsur kebudayaan yaitu: 1. Bahasa Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan

bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat. Bahasa memiliki beberapa fungsi yang dapat dibagi menjadi fungsi umum dan fungsi khusus. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial. Sedangkan fungsi bahasa secara khusus adalah untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan seharihari, mewujudkan seni (sastra), mempelajari naskah-naskah kuno, dan untuk mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi. Contohnya adalah ketika kita belajar kebudayaan Melayu, kita mengenal Bahasa Melayu sebagai alat komunikasi. Bahasa Melayu sebagai bahasa kebudayaan penanda masyarakat Melayu yang sekaligus memuat pikiran, ide, gagasan, dan atau apa saja muatan kebudayaannya sehingga dapat bertahan dan berkembang. 2. Sistem pengetahuan Secara sederhana, pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia tentang benda, sifat, keadaan, dan harapan-harapan. Pengetahuan dimiliki oleh semua suku bangsa di dunia. Mereka memperoleh pengetahuan melalui pengalaman, intuisi, wahyu, dan berpikir menurut logika, atau percobaan-percobaan yang bersifat empiris (trial and error). Yang dimaksudkan sistem pengetahuan dalam suatu unsur kebudayaan adalah, sistem pengetahuan yang menjadi ciri dari kelompok masyarakat tertentu, contohnya adalah sistem pengetahuan suku maya yang menjadi dikatakan tempat berkembangnya ilmu pengetahuan moderen saat ini. 3. Organisasi sosial Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur sosial. Meyer Fortes mengemukakan bahwa sistem kekerabatan suatu masyarakat dapat dipergunakan untuk menggambarkan struktur sosial dari masyarakat yang bersangkutan. Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang memiliki hubungan darah

atau hubungan perkawinan. Anggota kekerabatan terdiri atas ayah, ibu, anak, menantu, cucu, kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek dan seterusnya. Sementara itu, organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri. Contohnya ketika kita mempelajari kebudayaan Jawa, tentu saja masyarakat Jawa mempunyai organisasi sosial. Organisai sosial masyarakat Jawa yang mapan menjadikan perekat tatanan sosial yang bagus. Kita mengenal masyarakat Jawa yang tingkat kebudyaannya tinggi. Kita tidak membahasnya lebih dalam. 4. Sistem peralatan hidup dan teknologi Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara segala peralatan dan perlengkapan. Teknologi muncul dalam cara-cara manusia mengorganisasikan masyarakat, dalam cara-cara mengekspresikan rasa keindahan, atau dalam memproduksi hasil-hasil kesenian. Masyarakat kecil yang berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang hidup dari pertanian paling sedikit mengenal delapan macam teknologi tradisional (disebut juga sistem peralatan dan unsur kebudayaan fisik), yaitu: Contohnya bila kita tertarik pada kebudayaan Banjar, dalam mendayung kebudayaannya, masyarakat Banjar memiliki sistem peralatan hidup dan tekhnologi. Masyarakat Banjar sebagai pendukung culture river mempunyai peralatan dan tekhnologi khas yang susah ditandingi masyarakat Nusantara. 5. Sistem mata pencaharian hidup (ekonomi) Di kota-kota besar seperti di Jakarta mungkin sistem mata pencaharian hidup sudah tidak termaksud unsur kebudayaan karena sudah terlalu banyak mata pencaharian yang ada, tetapi didaerah-daerah tertentu sistem mata pencaharian hidup masih menjadi unsur

kebudayaan seperti di salah satu bagian NTT, Larantuka, hampir semua masyarakatnya memiliki sistem mata pencaharian sebagai nelayan. 6. Sistem religi Ada kalanya pengetahuan, pemahaman, dan daya tahan fisik manusia dalam menguasai dan mengungkap rahasia-rahasia alam sangat terbatas. Secara bersamaan, muncul keyakinan akan adanya penguasa tertinggi dari sistem jagad raya ini, yang juga mengendalikan manusia sebagai salah satu bagian jagad raya. Sehubungan dengan itu, baik secara individual maupun hidup bermasyarakat, manusia tidak dapat dilepaskan dari religi atau sistem kepercayaan kepada penguasa alam semesta. Agama dan sistem kepercayaan lainnya seringkali terintegrasi dengan kebudayaan. Agama (bahasa Inggris: Religion, yang berasar dari bahasa Latin religare, yang berarti menambatkan), adalah sebuah unsur kebudayaan yang penting dalam sejarah umat manusia. Agama juga mempengaruhi kesenian. Masyarakat Bali pantas dijadikan contoh betapa sistem relegi dan kesenian dipadu sedemikian rupa sehingga menjadi sangat terkenal. 7. Kesenian Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata ataupun telinga. Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia menghasilkan berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga perwujudan kesenian yang kompleks. Kesenian adalah unsur kebudayaan yang paling mencirikan kelompok masyarakat tertentu, karena hanya terdapat di kelompok masyarakat itu saja, seperti Reog Ponorogo, yaitu kesenian khas daerah Ponorogo. Sifat kebudayaan terwujud dan tersalurkan dari perikelakuan manusia. Kebudayaan telah ada terlebih dahulu daripada lahirnya generasi tertentu, dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan. Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya. Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, dan

larangan-larangan dan tindakan yang diizinkan. Adapun beberapa hakekat kebudayaan antara lain yaitu : 1. Kebudayaan diperoleh dari belajar Kebudayaan yang dimiliki oleh manusia juga dimiliki dengan cara belajar. Dia tidak diturunkan secara biologis atau pewarisan melalui unsur genetis. Hal ini perlu ditegaskan untuk membedakan perilaku manusia yang digerakkan oleh kebudayaan dengan perilaku makhluk lain yang tingkah lakunya digerakkan oleh insting. 2. Kebudayaan milik bersama Agar dapat dikatakan sebagai suatu kebudayaan, kebiasaan-kebiasaan seseorang atau individu harus dimiliki bersama oleh suatu kelompok manusia. Suatu kebudayaan dapat dirumuskan sebagai seperangkat kepercayaan, nilai-nilai dan cara berlaku atau kebiasaan yang dipelajari. 3. Kebudayaan sebagai pola Dalam setiap masyarakat, oleh para anggotanya dikembangkan sejumlah pola-pola budaya yang ideal dan pola-pola ini cenderung diperkuat dengan adanya pembatasanpembatasan kebudayaan. Pola-pola kebudayaan yang ideal itu memuat hal-hal yang oleh sebagian besar dari masyarakat tersebut diakui sebagai kewajiban yang harus dilakukan dalam keadaan tertentu. 4. Kebudayaan bersifat dinamis dan adaptif Kebudayaan dikatakan bersifat adaptif, karena kebudayaan melengkapi manusia dengan cara-cara penyesuaian diri pada kebutuhan kebutuhan fisiologis dari badan mereka, dan penyesuaian pada lingkungan yang bersifat fisik-geografis maupun pada lingkungan sosialnya (Siregar,2002 : 1-4). PRANATA SOSIAL Pranata sosial yaitu bagaimana cara kita hidup di masyarakat, keluarga, dan sebagainya. Pranata adalah seperangkat norma yang mengatur segala jenis kebutuhan masyarakat. Selagi ada

kelompok masyarakat maka pranata sosial tetap sangat dibutuhkan. Lembaga/institusi sosial di sini tidak sama dengan organisasi sosial. Pranata (lembaga sosial) adalah sistem nilai dan norma (seperangkat aturan kompleks) yang mengatur tindakan dan perilaku masyarakat dalam memenuhi kebutuhan tertentu. Ada beberapa jenis pranata yaitu pranata keluarga, pranata ekonomi, pranata politik, pranata agama, pranata pendidikan. Untuk memahami lebih jauh, pranata sosial sebenarnya dapat dilihat dari pola-pola tindakan sosial yang terdapat di masyarakat. Karena seperangkat norma itu sebenarnya telah melembaga dalam kehidupan sosial. Mengenai sisi positif dan negatif dari pranata, lebih baik memakai pendekatan aliran fungsional. Lembaga atau pranata sosial sangat berperan dalam masyarakat. Ia merupakan sistem norma yang bertujuan untuk mengatur tindakan-tindakan maupun kegiatan anggota masyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhan pokok dan bermasyarakat bagi manusia. Tanpa adanya lembaga atau pranata sosial ini sangat mustahil manusia dapat melangsungkan hidupnya karena melalui lembaga atau pranata tersebutlah segala interaksi antar manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan tercapainya keteraturan. Melalui lembaga atau pranata sosial anggota-anggota masyarakat tidak bisa hidup seenaknya. Segala sesuatunya telah diatur menurut norma-norma yang terkumpul dalam lembaga tersebut. Wujud lembaga atau pranata sosial dalam masyarakat antara lain : Pranata Keluarga Pranata Perekonomian Pranata Politik Pranata Pendidikan Pranata Agama

1. PRANATA KELUARGA Keluarga merupakan kesatuan kelompok terkecil didalam masyarakat. Pranata keluarga bertujuan mengatur manusia dalam hal melanjutkan keturunan (reproduksi). Dalam kaitannya dengan tujuan itu, pranata keluarga mempunyai beberapa fungsi nyata, antara lain : a. Masalah seks yang diatur dalam kehidupan perkawinan yang sebelumnya diawali dengan pelamaran atau peminangan.

b. Perawatan anak-anak. c. Hubungan persaudaraan, darah atau kekerabatan. d. Berbagai macam organisasi kekeluargaan. Secara historis keluarga terbentuk atas satuan sosial yang terbatas yaitu dua orang (lakilaki dan wanita) yang mengadakan ikatan tertentu yang disebut perkawinan. Secara berangsurangsur anggota keluarga semakin meluas yaitu dengan kelahiran atau adopsi anak-anak. Pada saatnya anak-anak itupun akan melangsungkan ikatan perkawinan sehingga terbentuk keluarga baru. Keluarga merupakan suatu gemeinscaft yang didalamnya terdapat ciri-ciri kelompok primer, diantaranya : a. Antar anggota keluarga mempunyai hubungan yang intim dan hangat. b. Kooperatif. c. Face to face. d. Anggota keluarga memperlakukan anggota lainnya sebagai tujuan bukan alat untuk mencapai tujuan. Sebagai suatu instansi atau lembaga sosial, keluarga paling universal. Lembaga sosial ini terdapat pada setiap masyarakat dari berbagai suku bangsa yang ada di seluruh bagian dunia. 2. PRANATA EKONOMI Pranata ekonomi merupakan pranata yang menangani masalah kesejahteraan material yang meliputi cara-cara mendapatkan barang dan jasa bagi kepentingan masyarakat, mengatur cara-cara berproduksi, distribusi, perdagangan dan konsumsi agar setiap lapisan masyarakat mendapat bagian yang semestinya. Pranata ekonomi lahir ketika orang-orang mulai mengadakan pertukaran barang, secara rutin membagi tugas dan mengakui adanya tuntutan dari seseorang terhadap orang lain. Fungsi pranata ekonomi antara lain : 1. Fungsi Manifest Untuk memelihara ketertiban, mencapai konsensus dan meningkatkan produksi ekonomi semaksimal mungkin. Tetapi pada kenyataannya tidak ada satu sistempun yang telah sepenuhnya berhasil mencapai fungsi-fungsi tersebut. 2. Fungsi Laten

Merusaknya kebudayaan tradisional, kebiasaan pemilikan tanah kepercayaan agama, organisasi keluarga, tempat pemukiman dan lain-lain. Mempercepat rusaknya kelestarian lingkungan. 3. PRANATA POLITIK Pranata politik merupakan pranata yang menangani masalah administrasi dan tata tertib umum demi tercapainya keamanan dan ketentraman masyarakat. Pranata yang merupakan pembantunya adalah seperti sistem hukum dan perundang-undangan, kepolisian, angkatan bersenjata, kepegawaian, kepartaian, hubungan diplomatik. Bentuk pranata atau institusi politik yang mengkoordinasi segala kegiatan diatas disebut negara. Fungsi lembaga politik : 1. Pelembagaan norma melalui Undang-Undang yang disampaikan oleh badan-badan legislatif. 2. Melaksanakan Undang-Undang yang telah disetujui. 3. Menyelesaikan konflik yang terjadi diantara para warga masyarakat yang bersangkutan. 4. Menyelenggarakan pelayanan seperti perawatan kesehatan, pendidikan, kesejahteraan dan seterusnya. 5. Melindungi para warga masyarakat atau warga negara dari serangan bangsa lain. 6. Memelihara kesiapsiagaan/kewaspadaan menghadapi bahaya. 4. PRANATA PENDIDIKAN Pranata pendidikan merupakan pranata yang menangani proses sosialisasi yang intinya menghantarkan seseorang ke suatu kebudayaan. Sebagian pendidikan dilaksanakan tidak resmi dalam keluarga dan kelompok-kelompok lain menurut aspirasi masing-masing. Proses pendidikan seseorang bisa berlangsung dalam 3 situasi lingkungan : 1. Keluarga 2. Sekolah 3. Masyarakat Fungsi pranata pendidikan, antara lain : 1. Membuat lebih pandai, lebih mudah mencari pekerjaan di masa yang akan datang dan lebih mampu mengembangkan kehidupan masyarakat. 2. Memperoleh cakrawala yang luas, mereka dapat mengenal daerah lain di dunia yang lebih maju. 3. Mendapat berbagai ilmu pengetahuan mereka belajar disiplin. 4. Mereka dapat belajar tenggang rasa dan bisa bersikap demokratis.

5. Berani bicara sehingga mampu menyatakan pendapat di muka umum dan tidak menjadi orang pemalu. 5. PRANATA AGAMA Pranata agama merupakan sarana bagi manusia untuk berhubungan dengan penciptanya sehingga manusia yang sibuk dengan urusan dunia sehari-hari secara sendiri maupun bersamasama dengan umat lainnya dapat senantiasa mendekatkan diri pada sang pencipta, karena itu agama sangat penting untuk menyeimbangkan kehidupan manusia yaitu kehidupan duniawi dan ukhrowi. Fungsi pranata agama, antara lain : 1. Sebagai pedoman hidup 2. Sumber kebenaran 3. Pengatur tata cara hubungan manusia dengan manusia dan manusia dengan Tuhan 4. Tuntutan prinsip benar dan salah 5. Pedoman pengungkapan perasaan kebersamaan di dalam agama diwajibkan berbuat baik terhadap sesama 6. Pedoman keyakinan manusia berbuat baik selalu disertai dengan keyakinan bahwa perbuatannya itu merupakan kewajiban dari Tuhan dan yakin bahwa perbuatannya itu akan mendapat pahala, walaupun perbuatannya sekecil apapun. 7. Pedoman keberadaan yang pada hakikatnya makhluk hidup di dunia adalah ciptaan Tuhan semata 8. Pengungkapan estetika manusia cenderung menyukai keindahan karena keindahan merupakan bagian dari jiwa manusia 9. Pedoman untuk rekreasi dan hiburan. Dalam mencari kepuasan batin melalui rekreasi dan hiburan, tidak melanggar kaidah-kaidah agama PELAPISAN DAN KELOMPOK SOSIAL Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial (sosial stratification) adalah pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat). Individu-individu yang terdiri dari berbagai latar belakang tentu akan membentuk suatu masyarakat heterogen yang terdiri dari kelompok sosial. Dengan adanya kelompok sosial ini, maka terbentuklah suatu lapisan masyarakat yang berstara. Pitirim A.Sorokin memberikan definisi pelapisan masyarakat

sebagai berikut :Pelapisan masyarakat adalah perbedaan penduduk atau masyarakat kedalam kelas-kelas yang tesusun secara bertingkat (hierarchis). Pelapisan Sosial Ciri Tetap Kelompok Sosial Di dalam organisasi masyarakat primitive pun sebelum mengenal tulisan, pelapisan masyarakat itu sudah ada. Hal ini terwujud berbagai bentuk yaitu. 1. adanya kelompok berdasarkan jenis kelamin dan umur dengan pembedaan-pembedaan hak dan kewajiban. 2. adanya kelompok-kelompok pemimpin suku yang berpengaruh dan memiliki hak-hak istimewa. 3. adanya pemimpin yang saling berpengaruh 4. adanya orangorang yang dikecilkan diluar kasta dan orang yang diluar perlindungan hukum (cutlawmen). 5. adanya pembagian kerja didalam suku itu sendiri . 6. adanya pembedaan standar ekonomi dan didalam ketidakstabilan ekonomi itu secara umum. Terjadinya Pelapisan Sosial Terjadi dengan sendirinya. Proses ini berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Ada pula lapisan tertentu yang terbentuk bukan berdasarkan kesengajaan, tetapi secara alamiah. Pengakuanpengakuan terhadap kekuasaan dan wewenang tumbuh dengan sendirinya.

Oleh karena sifatnya yang tanpa sengaja inilah, maka bentuk lapisan dan dasar daripada pelapisan itu bervariasi menurut tempat, waktu dan kebudayaan masyarakat dimana sistem itu berlaku. Terjadi dengan sengaja. Sistem ini ditunjukan untuk mengejar tujuan bersama. Dengan adanya pembagian yang jelas dalam hal wewenang dan kekuasaan ini, maka didalam organisasi itu teradapat keteraturan

sehingga jelas bagi setiap orang ditempat mana letaknya kekuasaan dan wewenang yang dimiliki dan dalam suatu organisasi baik secara vertical maupun horizontal. Didalam sistem organisasi ini mengandung dua sistem, yaitu. a. Sistem Fungsional merupakan pembagian kerja kepada kedudukan yang tingkatnya berdampingan dan harus bekerja sama dalam kedudukan yang sederajat. Namun kelemahannya karena organisasi itu sudah diatur sedemikian rupa, sering terjadi masalah dalam menyesuaikan perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat. b. Sistem Skalar merupakan pembagian kekuasaan menurut tangga atau jenjang dari bawah ke atas(vertical). Pembedaan Sistem Pelapisan Menurut Sifatnya Dapat dibedakan menjadi. a. Sistem pelapisan masyarakat yang tertutup, misalnya. Kasta Brahmana : merupakan kastanya golongan-golongan pendeta dan merupakan kasta tertinggi. Kasta Ksatria :merupakan kasta dari golongan bangsawan dan tentara yang dipandang sebagai lapisan kedua. Kasta Waisya : merupakan kasta dari golongan pedagang yang dipandang sebagai lapisan menengah ketiga. Kasta Sudra : merupakan kasta dari golongan rakyat jelata. Paria : golongan dari mereka yang tidak mempunyai kasta. Misalnya kaum gelandangan, peminta dan sebagainya. b. Sistem pelapisan masyarakat terbuka Sistem yang demikian dapat kita temui didalam masyarakat Indonesia. Setiap orang diberi kesempatan untuk menduduki segala jabatan bila ada kesempatan dan kemampuan utnuk itu. Tetapi disamping itu, orang juga dapat turun dari jabatannya bila

dia tidak mampu mempertahankannya. Status (kedudukan)yang diperoleh berdasarkan atas usaha sendiri disebut Archieve status. Beberapa Teori Tentang Pelapisan Sosial Ada yang membagi pelapisan masyarakat terdiri dari kelas atas (upper class), kelas menengah (middle class) dan kelas bawah (lower class). Semakin tinggi golongannya semakin sedikit orangnya. Beberapa dicantumkan teori-teori tentang pelapisan masyarakat: 1. Aristoteles mengatakan bahwa didalam tiap-tiap Negara teradapat 3 unsur yaitu mereka yang kaya sekali, mereka yang melarat sekali dan mereka yang berada ditengahtengahnya. 2. Prof. Dr. Selo Sumardjan Soemardi SH. MA. menyatakan: selama didalam masyarakat ada sesuatu yang dihargai olehnya dan setiap masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargainya maka barang itu akan menjadi bibit yang dapat menumbuhkan sistem berlapis-lapis dalam masyarakat. 3. Vilfredo Pareto, sarjana Italia menyatakan bahwa ada dua kelas yang senanatiasa berbeda setiap waktu yaitu gol.Elite dan gol.Non Elite. Perbedaan watak, keahlian dan kapasitas. 4. Gaotano Mosoa, sarjana Italia, didalam The Rulling class menyatakan sebagai berikut : Didalam seluruh masyarakat dari masyarakat yang sangat kurang berkembang, sampai kepada masyarakat yang paling maju dan penuh kekuasaan dua kelas selalu muncul ialah kelas yang pemerintah dan kelas yang diperintah. Kelas pertama (pemerintah) lebih sedikit. Kelas kedua (diperintah) lebih banyak 5. Karl Marx : Pada pokoknya ada dua macam didalam setiap masyarakat yaitu kelas yang memiliki tanah dan alat-alat produksi lainnya dan kelas yang tidak mempunyainya dan hanya memiliki tenaga untuk disumbangkan dalam proses produksi. Kriteria yang biasa dipakai untuk menggolongkan anggota-anggota masyarakat kedalam lapisan sosial sebagai berikut. a. Ukuran kekayaan : barang siapa yang mempunyai kekayaan paling banyak, termasuk kedalam lapisan sosial teratas. Seperti bentuk rumah, mobil pribadi dsb.

b. Ukuran kekuasaan : barang siapa yang mempunyai wewenang terbesar, menempati lapisan sosial teratas. c. Ukuran kehormatan : orang yang paling disegani dan dihormati menduduki lapisan sosial teratas. Misalnya golongan tua atau orang yang berjasa kepada masyarakat. d. Ukuran ilmu pengetahuan : seperti gelar kesarjanaan.

Ukuran-ukuran diatas yang menonjol sebagai dasar timbulnya pelapisan sosial dalam masyarakat. Jadi kriteria pelapisan sosial pada hakikatnya tergantung pada sistem nilai yang dianut oleh anggota-anggota masyarakat yang bersangkutan. Dampak dari pelapisan sosial Adanya pelapisan sosial dapat pula mengakibatkan atau mempengaruhi tindakantindakan warga masyarakat dalam interaksi sosialnya. Pola tindakan individu-individu masyarakat sebagai konsekwensi dari adanya perbedaan status dan peran sosial akan muncul dengan sendirinya. a. Dampak positif Pelapisan sosial merupakan hal yang tidak dapat diabaikan. Pelapisan sosial memberikan dampak positif jika dilakukan untuk mencapai tujuan bersama, dengan adanya pelapisan sosial mayarakat dalam satu organisasi dituntut untuk dapat menjalankan kewajiban dan mendapatkan hak mereka. Dengan sistem pelapisan sosial ini, maka akan terjalin kerja sama yang bersifat mutualisme. b. Dampak negative Pelapisan sosial bagi sebagian kalangan merupakan dampak negative. Terjadinya kesenjangan sosial antar kalangan dalam masyarakat merupakan bukti kongkrit bahwa pelapisan sosial memberikan dampak buruk. Ideology seperti inilah yang membuat terjadinya banyak keributan dan permasalahan yang berasal dari sikap kesenjangan sosial. Kalangan kelas atas yang memandang rendah kalangan bawah semakin memperparah situasi, masyarakat bawah yang tidak menerima dirinya berada di bawah merasa cemburu kepada orang lain yang berada di atas. Akibatnya, terjadilah tindakan-

tindakan kriminal. Sikap saling tidak menghargai orang lain seperti itu dapat menimbulkan perpecahan dalam masyarakat. Dari poin-poin diatas dapat kita simpulkan bahwa pelapisan sosial memang tidak dapat terlepas dalam kehidupan bermasyarakat. Tapi bukan berarti pelapisan sosial malah merenggangkan dan mejadikan kesenjangan sosial dimasyarakat. Saling menghargai dan menghormati kewajiabn dan hak orang lain adalah solusi untuk masalah pelapisan sosial ini

Daftar Pustaka Soekanto, Soerjono. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press http://goyangkarawang.com/2010/03/definisi-wujud-dan-unsur-kebudayaan/ tanggal 10 Maret 2012 http://mahardhikazifana.com/culture-literature-sastra-budaya/mengeksplorasi-ilmu-budaya-4bentuk-unsur-kebudayaan.html diakses pada tanggal 10 Maret 2012 http://www.wikimu.com/News/DisplayNewsRemaja.aspx?id=5142 diakses pada tanggal 10 Maret 2012 http://www.crayonpedia.org/mw/NormaNorma_yang_Berlaku_dalam_kehidupan_Bermasyarakat,_Berbangsa_dan_Bernegara_7.1 diakses pada tanggal 10 Maret 2012 http://www.slideshare.net/edypurnomo70/kebudayaan-dan-masyarakat-materi-kuliah-sosiologi diakses pada tanggal 10 Maret 2012 http://denikusdiansyah.wordpress.com/2008/07/23/pranata-sosial/ diakses pada tanggal 10 Maret 2012 http://indraprayoga.wordpress.com/2010/03/09/pelapisan-sosial-ciri-tetap-kelompok-sosial/ diakses pada tanggal 10 Maret 2012 http://dh3m0echan.wordpress.com/2011/01/02/31/ diakses pada tanggal 10 Maret 2012 diakses pada

Anda mungkin juga menyukai