Anda di halaman 1dari 18

REGINA ANDITA RACHMANIA (1156005) ASET PSAK NO 13 PROPERTI INVESTASI 05.

Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini: Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dikeluarkan atau nilai wajar dari imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan atau pembangunan atau nilai yang diatribusikan ke aset pada saat pertama kali diakui sesuai dengan persyaratan dalam PSAK lain, seperti PSAK 53 (revisi 2010): Pembayaran Berbasis Saham. Jumlah tercatat adalah jumlah dimana aset diakui dalam laporan posisi keuangan. Nilai wajar adalah suatu jumlah yang digunakan untuk mengukur aset yang dapat dipertukarkan melalui suatu transaksi yang wajar (arms length transaction) yang melibatkan pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai Properti investasi adalah properti (tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau kedua-duanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee/penyewa melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya, dan tidak untuk: (a) digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif; atau (b) dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari Properti yang digunakan sendiri adalah properti yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee melalui sewa pembiayaan) untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif. PENGAKUAN 16. Properti investasi diakui sebagai aset jika dan hanya jika: (a) besar kemungkinan manfaat ekonomik di masa depan dari aset yang tergolong properti investasi akan mengalir ke dalam entitas; dan (b) biaya perolehan properti investasi dapat diukur dengan andal. PENGUKURAN PADA SAAT PENGAKUAN AWAL 20. Properti investasi pada awalnya diukur sebesar biaya perolehan. Biaya transaksi termasuk dalam pengukuran awal tersebut. 24. Biaya perolehan awal hak atas properti yang dikuasai dengan cara sewa dan diklasifikasikan sebagai properti investasi yang dicatat sebagai sewa pembiayaan seperti diatur dalam PSAK 30 (revisi 2011): Sewa paragraf 19, dalam hal ini aset diakui pada jumlah mana yang lebih rendah antara nilai wajar dan nilai kini dari pembayaran sewa minimum. Jumlah yang setara diakui sebagai liabilitas sesuai dengan ketentuan paragraf yang sama. PENGUKURAN SETELAH PENGAKUAN AWAL Kebijakan Akuntansi 29. Dengan pengecualian sebagaimana dimaksud pada paragraf 32 dan 36, entitas memilih model nilai wajar dalam paragraf 36-59 atau model biaya dalam paragraf 60 sebagai kebijakan akuntansinya dan menerapkan kebijakan tersebut pada seluruh properti investasinya. PENGUNGKAPAN Model Nilai Wajar dan Model Biaya 79. Entitas mengungkapkan:

(a) apakah entitas tersebut menerapkan model nilai wajar atau model biaya; (b) jika menerapkan model nilai wajar, apakah, dan dalam keadaan bagaimana, hak atas properti yang dikuasai dengan cara sewa operasi diklasifikasikan dan dicatat sebagai properti investasi; (c) apabila pengklasifikasian ini sulit dilakukan (lihat paragraf 14), kriteria yang digunakan untuk membedakan properti investasi dengan properti yang digunakan sendiri dan dengan properti yang dimiliki untuk dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari; (d) metode dan asumsi signifikan yang diterapkan dalam menentukan nilai wajar dari properti investasi, yang mencakup pernyataan apakah penentuan nilai wajar tersebut didukung oleh bukti pasar atau lebih banyak berdasarkan faktor lain (yang harus diungkapkan oleh entitas tersebut) karena sifat properti tersebut dan keterbatasan data pasar yang dapat diperbandingkan; (e) sejauhmana penentuan nilai wajar properti investasi (yang diukur atau diungkapkan dalam laporan keuangan) didasarkan atas penilaian oleh penilai independen yang diakui dan memiliki kualifikasi profesional yang relevan serta memiliki pengalaman mutakhir di lokasi dan kategori properti investasi yang dinilai. Apabila tidak ada penilaian seperti itu, hal tersebut diungkapkan; (f) jumlah yang diakui dalam laba rugi untuk: (i) penghasilan rental dari properti investasi; (ii) beban operasi langsung (mencakup perbaikan dan pemeliharaan) yang timbul dari properti investasi yang menghasilkan penghasilan rental selama periode tersebut; (iii) beban operasi langsung (mencakup perbaikan dan pemeliharaan) yang timbul dari properti investasi yang tidak menghasilkan pendapatan rental selama periode tersebut; dan (iv) perubahan kumulatif dalam nilai wajar yang diakui dalam laba rugi atas penjualan properti investasi dari sekelompok aset yang mana model biaya digunakan ke kelompok yang menggunakan model nilai wajar (lihat paragraf 34); (g) eksistensi dan jumlah pembatasan atas realisasi dari properti investasi atau pembayaran penghasilan dan hasil pelepasan; (h) kewajiban kontraktual untuk membeli, membangun atau mengembangkan properti investasi atau untuk perbaikan, pemeliharaan atau peningkatan.

PSAK no. 14 PERSEDIAAN 03. Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini: Persediaan adalah aset: (a) tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal; (b) dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan; atau (c) dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.

Nilai realisasi bersih adalah taksiran harga penjualan dalam kegiatan usaha normal dikurangi taksiran biaya penyelesaian dan taksiran biaya yang diperlukan untuk melaksanakan penjualan Pengukuran Persediaan

05. Persediaan harus diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi bersih, yang lebih rendah (the lower of cost and net realizable value). Biaya Persediaan 06. Biaya persediaan harus meliputi semua biaya pembelian, biaya konversi, dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dijual atau dipakai (present location and condition). Biaya Pembelian 07. Biaya pembelian persediaan meliputi harga pembelian, bea masuk, dan pajak lainnya (kecuali yang kemudian dapat ditagih kembali oleh perusahaan kepada kantor pajak), biaya pengangkutan, penanganan, dan biaya lainnya yang secara langsung dapat diatribusikan pada perolehan barang jadi, bahan, dan jasa. Diskon dagang (trade discount), rabat, dan pos lain yang serupa dikurangkan dalam menentukan biaya pembelian. Biaya Konversi 09. Biaya konversi persediaan meliputi biaya yang secara langsung terkait dengan unit yang diproduksi dan biaya overhead produksi tetap dan variabel yang dialokasikan secara sistematis, yang terjadi dalam proses konversi bahan menjadi barang jadi. Biaya overhead produksi tetap adalah biaya produksi tidak langsung yang relatif konstan, tanpa memerhatikan volume produksi yang dihasilkan, seperti penyusutan dan pemeliharaan bangunan dan peralatan pabrik, biaya manajemen dan administrasi pabrik. Biaya overhead produksi variabel adalah biaya yang berubah secara langsung, atau hampir secara langsung, mengikuti perubahan volume produksi, seperti bahan dan upah tidak langsung. Teknik Pengukuran Biaya 16. Teknik Pengukuran biaya persediaan, seperti metode biaya standar atau metode eceran (retail method), demi kemudahan, dapat digunakan bila hasilnya mendekati biaya historis. Biaya standar memperhitungkan tingkat normal penggunaan bahan dan perlengkapan (supplies), upah, efisiensi, dan pemanfaatan kapasitas. Biaya standar ditelaah secara berkala dan, bila perlu, direvisi sesuai dengan kondisi terakhir. Pengakuan sebagai Beban 28. Jika barang dalam persediaan dijual, maka nilai tercatat persediaan tersebut harus diakui sebagai beban pada periode diakuinya pendapatan atas penjualan tersebut. Setiap penurunan nilai persediaan di bawah biaya menjadi nilai realisasi bersih dan seluruh kerugian persediaan harus diakui sebagai beban pada periode terjadinya penurunan atau kerugian tersebut. Setiap pemulihan kembali penurunan nilai persediaan karena peningkatan kembali nilai realisasi bersih harus diakui sebagai pengurangan terhadap jumlah beban persediaan pada periode terjadinya pemulihan tersebut. Pengungkapan 31. Laporan keuangan harus mengungkapkan: (a) kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan, termasuk rumus biaya yang dipakai; (b) total jumlah tercatat persediaan dan jumlah nilai tercatat menurut klasifikasi yang sesuai bagi perusahaan; (c) jumlah tercatat persediaan yang dicatat sebesar nilai realisasi bersih; (d) jumlah dari setiap pemulihan dari setiap penurunan nilai yang diakui sebagai penghasilan selama periode sebagaimana dijelaskan pada paragraf 28; (e) kondisi atau peristiwa penyebab terjadinya pemulihan nilai persediaan yang diturunkan sebagaimana dijelaskan pada paragraf 28; dan

(j) nilai tercatat persediaan yang diperuntukkan sebagai jaminan kewajiban.

33. Laporan keuangan harus mengungkapkan salah satu informasi berikut ini: (a) biaya persediaan yang diakui sebagai beban selama periode tertentu; atau (b) biaya operasi, yang dapat diterapkan pada pendapatan, diakui sebagai beban selama periode laporan keuangan, diklasifikasikan sesuai dengan hakikatnya. PSAK no. 16 ASET TETAP 06. Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini: Aset tetap adalah aset berwujud yang: (a) dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan (b) diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar dari imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan atau konstruksi atau, jika dapat diterapkan, jumlah yang diatribusikan ke aset pada saat pertama kali diakui sesuai dengan persyaratan tertentu dalam PSAK lain, misalnya PSAK 53 (revisi 2010): Pembayaran Berbasis Saham. Jumlah tercatat adalah nilai aset yang diakui setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai. Jumlah terpulihkan adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya. Jumlah tersusutkan adalah biaya perolehan aset, atau jumlah lain yang merupakan pengganti biaya perolehan, dikurangi nilai residunya. Nilai spesifik entitas adalah nilai kini dari arus kas entitas yang diharapkan timbul dari penggunaan aset secara berkelanjutan dan dari pelepasan aset tersebut pada akhir umur manfaatnya atau yang diharapkan terjadi saat penyelesaian liabilitas. Nilai residu aset adalah jumlah estimasian yang dapat diperoleh entitas saat ini dari pelepasan aset, setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan, jika aset telah mencapai umur dan kondisi yang diharapkan pada akhir umur manfaatnya. Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset antara pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi dengan wajar. Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset selama umur manfaatnya. Rugi penurunan nilai adalah suatu jumlah yang merupakan selisih lebih jumlah tercatat suatu aset atas jumlah terpulihkannya. Umur manfaat adalah: (a) periode suatu aset yang diharapkan dapat digunakan oleh entitas, atau (b) jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan akan diperoleh dari suatu aset oleh entitas. PENGAKUAN 07. Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset jika dan hanya jika: (a) kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomik masa depan dari aset tersebut; dan (b) biaya perolehan aset dapat diukur secara andal. PENGAKUAN AWAL

15. Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai aset pada awalnya harus diukur sebesar biaya perolehan. Pengukuran Biaya Perolehan 23. Biaya perolehan aset tetap adalah setara dengan nilai tunai yang diakui pada saat terjadinya. Jika pembayaran suatu aset ditangguhkan hingga melampaui jangka waktu kredit normal, perbedaan antara nilai tunai dengan pembayaran total diakui sebagai beban bunga selama periode kredit kecuali dikapitalisasi sesuai dengan PSAK 26 (revisi 2008): Biaya Pinjaman. PENGUKURAN SETELAH PENGAKUAN AWAL 29. Entitas memilih model biaya dalam paragraf 30 atau model revaluasi dalam paragraf 31 sebagai kebijakan akuntansinya dan menerapkan kebijakan tersebut terhadap seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama. Model Biaya 30. Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset. Model Revaluasi 31. Setelah diakui sebagai aset, aset tetap yang nilai wajarnya dapat diukur secara andal harus dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi. Revaluasi harus dilakukan dengan keteraturan yang cukup reguler untuk memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material dari jumlah yang ditentukan dengan menggunakan nilai wajar pada akhir periode pelaporan. Penyusutan 44. Setiap bagian dari aset tetap yang memiliki biaya perolehan cukup signifikan terhadap total biaya perolehan seluruh aset harus disusutkan secara terpisah. 49. Beban penyusutan untuk setiap periode harus diakui dalam laba rugi kecuali jika beban tersebut dimasukkan dalam jumlah tercatat aset lainnya Metode Penyusutan 61. Metode penyusutan yang digunakan mencerminkan ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomik masa depan dari aset oleh entitas. 62. Metode penyusutan yang digunakan untuk aset di-review minimum setiap akhir tahun buku dan, apabila terjadi perubahan yang signifikan dalam ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomi masa depan dari aset tersebut, maka metode penyusutan diubah untuk mencerminkan perubahan pola tersebut. Perubahan metode penyusutan diperlakukan sebagai perubahan estimasi akuntansi sesuai dengan PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan. PENGHENTIAN PENGAKUAN 67. Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat: (a) dilepas; atau (b) ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya.

68. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap dimasukkan dalam laba rugi pada saat aset tersebut dihentikan pengakuannya (kecuali PSAK 30: Sewa mengharuskan perlakuan yang berbeda dalam hal transaksi jual dan sewa-balik). Keuntungan tidak boleh diklasifikasikan sebagai pendapatan. PENGUNGKAPAN 74. Laporan keuangan mengungkapkan, untuk setiap kelompok aset tetap: (a) dasar pengukuran yang digunakan dalam menentukan jumlah tercatat bruto; (b) metode penyusutan yang digunakan; (c) umur manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan; (d) jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (dijumlahkan dengan akumulasi rugi penurunan nilai) pada awal dan akhir periode; dan (e) rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan: (i) penambahan; (ii) aset diklasifikasi sebagai tersedia untuk dijual atau termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual sesuai PSAK 58 (revisi 2009): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan dan pelepasan lainnya; (iii) akuisisi melalui kombinasi bisnis; (iv) peningkatan atau penurunan akibat dari revaluasi sesuai paragraf 31, 39, dan 40 serta dari rugi penurunan nilai yang diakui atau dijurnal balik dalam pendapatan komprehensif lain sesuai PSAK No. 48 (revisi 2009): Penurunan Nilai Aset; (v) rugi penurunan nilai yang diakui dalam laba rugi sesuai PSAK 48; (vi) rugi penurunan nilai yang dijurnal balik dalam laba rugi sesuai PSAK 48; (vii) penyusutan; (viii)selisih nilai tukar neto yang timbul dalam penjabaran laporan keuangan dari mata uang fungsional menjadi mata uang pelaporan yang berbeda, termasuk penjabaran dari kegiatan usaha luar negeri menjadi mata uang pelaporan dari entitas pelapor; dan (ix) perubahan lain. 75. Laporan keuangan juga mengungkapkan: (a) keberadaan dan jumlah restriksi atas hak milik, dan aset tetap yang dijaminkan untuk liabilitas; (b) jumlah pengeluaran yang diakui dalam jumlah tercatat aset tetap yang sedang dalam pembangunan; (c) jumlah komitmen kontraktual dalam perolehan aset tetap; dan (d) jumlah kompensasi dari pihak ketiga untuk aset tetap yang mengalami penurunan nilai, hilang atau dihentikan yang dimasukkan dalam laba rugi, jika tidak diungkapkan secara terpisah pada pendapatan komprehensif lain

PSAK no. 19 ASET TIDAK BERWUJUD 08. Istilah berikut ini digunakan dalam Pernyataan ini dengan arti spesifik: Amortisasi adalah alokasi sistematis jumlah tersusutkan suatu aset tidak berwujud selama masa manfaatnya Aset adalah sumber daya yang: (a) dikendalikan oleh entitas sebagai akibat peristiwa masa lalu; dan

(b) manfaat ekonomis di masa depan dari aset tersebut diharapkan diterima oleh entitas. Aset moneter adalah kas dimiliki dan aset yang akan diterima dalam bentuk kas yang jumlahnya pasti atau dapat ditentukan. Aset tidak berwujud adalah aset nonmoneter yang dapat diidentifikasi tanpa wujud fisik. Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar sumber daya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset pada saat aset tersebut diakuisisi atau dibangun, atau saat tersedia, nilai tersebut diatribusikan pada aset ketika pengakuan awal sesuai dengan persyaratan tertentu PSAK. Jumlah tersusutkan adalah biaya perolehan aset, atau jumlah lain yang merupakan pengganti biaya perolehan dalam laporan keuangan, dikurangi nilai residunya Jumlah tercatat aset adalah jumlah yang diakui dalam neraca setelah dikurangi dengan akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai. Masa manfaat adalah: (a) jangka waktu suatu aset diharapkan dapat digunakan oleh entitas, atau (b) jumlah unit produksi atau unit sejenis yang diharapkan dapat dihasilkan dari suatu aset oleh entitas. Nilai residu aset tidak berwujud adalah nilai estimasian yang dapat diperoleh entitas saat ini dari pelepasan aset pada akhir masa manfaatnya, setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan aset, jika aset telah mencapai usia dan kondisi yang diharapkan seperti saat akhir masa manfaatnya. Nilai spesifik entitas adalah nilai kini dari arus kas entitas yang diharapkan timbul dari penggunaan aset secara berkelanjutan dan dari pelepasan aset tersebut pada akhir masa manfaatnya atau yang diharapkan muncul saat menyelesaikan kewajiban. Pasar aktif adalah pasar yang memenuhi semua kondisi-kondisi berikut: (a) aset yang diperdagangkan di pasar adalah bersifat homogen. (b) pembeli dan penjual yang berkeinginan untuk bertransaksi biasanya dapat ditemui setiap saat; dan (c) harga tersedia untuk publik Pengembangan adalah penerapan temuan riset atau pengetahuan lainnya pada suatu rencana atau rancangan produksi bahan baku, alat, produk, proses, sistem, atau jasa yang sifatnya baru atau yang mengalami perbaikan substansial, sebelum dimulainya produksi komersial atau pemakaian. Riset adalah penelitian orisinal dan terencana yang dilaksanakan dengan harapan memperoleh pembaruan pengetahuan dan pemahaman teknis atas ilmu yang baru. Rugi penurunan nilai adalah suatu jumlah yang merupakan selisih lebih jumlah tercatat suatu aset atas jumlah terpulihkannya. PENGAKUAN 21. Aset tidak berwujud harus diakui jika, dan hanya jika: (a) kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomis masa depan dari aset tersebut; dan (b) biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal. 22. Dalam menilai kemungkinan adanya manfaat ekonomis masa depan, entitas harus menggunakan asumsi masuk akal dan dapat dipertanggungjawabkan yang merupakan estimasi terbaik manajemen atas kondisi ekonomi yang berlaku sepanjang masa manfaat aset tersebut.

24. Aset tidak berwujud pada awalnya harus diakui sebesar biaya perolehan. Pengeluaran Lebih Lanjut yang Muncul dari Kegiatan Penelitian dan Pengembangan 41. Pengeluaran penelitian dan pengembangan yang : (a) berhubungan dengan proyek penelitian dan pengembangan yang sedang berjalan pada perolehan secara terpisah atau dalam kombinasi bisnis dan diakui sebagai aset tak berwujud; dan Goodwill yang Dihasilkan Secara Internal 47. Goodwill yang dihasilkan secara internal tidak boleh diakui sebagai aset. Tahap Riset 53. Entitas tidak boleh mengakui aset tidak berwujud yang timbul dari riset (atau dari tahapan riset pada proyek internal). Pengeluaran untuk riset (atau tahap riset pada suatu proyek internal) diakui sebagai beban pada saat terjadinya. 62. Merek, kepala surat kabar, judul publisitas, daftar pelanggan dan hal-hal sejenis dengan substansi sama yang dihasilkan secara internal tidak boleh diakui sebagai aset tidak berwujud. PENGAKUAN BEBAN 67. Pengeluaran untuk aset tidak berwujud harus diakui sebagai beban pada saat terjadinya, kecuali: a) Pengeluaran itu merupakan bagian dari biaya perolehan aset tidak berwujud yang memenuhi kriteria pengakuan (lihat paragraf 1866) b) pos tersebut diperoleh melalui suatu kombinasi bisnis yang berbentuk akuisisi dan tidak dapat diakui sebagai aset tidak berwujud. Apabila demikian halnya, maka pengeluaran tersebut, merupakan bagian dari goodwill pada tanggal akuisisi (lihat PSAK 22(revisi 2009): Kombinasi Bisnis). PENGUKURAN SETELAH PENGAKUAN 72. Entitas harus memilih baik model biaya pada paragraf 74 atau model revaluasi pada paragraf 75 sebagai kebijakan akuntansinya. Jika suatu aset tidak berwujud dicatat dengan menggunakan model revaluasi, semua aset lainnya dalam kelas tersebut harus dicatat dengan menggunakan model yang sama, kecuali tidak ada pasar aktif untuk aset tersebut. Pengungkapan Umum 119. Suatu entitas harus mengungkapkan halhal berikut untuk setiap kelas aset tidak berwujud, dipisahkan antara aset tidak berwujud yang dihasilkan secara internal dan aset tidak berwujud lainnya: (a) apakah masa manfaat tak terbatas atau terbatas, jika masa manfaat terbatas diungkapkan tingkat amortisasi yang digunakan atau masa manfaatnya; (b) metode amortisasi yang digunakan untuk aset tidak berwujud dengan masa manfaat terbatas; (c) jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (secara agregat dengan akumulasi kerugian akibat penurunan nilai) pada awal dan akhir periode; (d) unsur-unsur dalam laporan pendapatan komprehensif yang mana amortisasi aset tidak berwujud termasuk (didalamnya); (e) pengakuan atas jumlah tercatat pada awal dan akhir periode menunjukkan: i. penambahan, secara terpisah mengindikasikan aset tidak berwujud dari pengembangan internal, yang diperoleh secara terpisah, dan yang diperoleh melalui kombinasi bisnis; ii. Aset digolongkan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual atau termasuk dalam kelompok aset lepasan dan

dikelompokan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58 (revisi 2009): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan dan penghapusan lainnya; iii. peningkatan atau penurunan selama periode tersebut yang berasal dari revaluasi sesuai dengan paragraf 75, 85 dan 86 dan dari pengakuan kerugian penurunan nilai atau pembalikan dalam penapatan komprehensif lainnya yang sesuai dengan PSAK 48 (revisi 2009): Penurunan Nilai Aset (jika ada); iv. kerugian penurunan nilai yang diakui dalam laporan rugi laba selama periode sesuai dengan PSAK 48 (revisi 2009): Penurunan Nilai Aset (jika ada); v. kerugian penurunan nilai yang dibalik dalam laporan rugi laba selama periode sesuai dengan PSAK 48 (revisi 2009): Penurunan Nilai Aset (jika ada); vi. setiap amortisasi yang diakui selama periode; vii. selisih kurs neto yang timbul dari nilai translasi laporan keuangan ke mata uang penyajian , dan translasi operasi luar negeri dengan mata uang asing ke mata uang penyajian yang digunakan entitas; dan viii. perubahaan lainnya pada jumlah tercatat aset selama periode.

PSAK NO. 30 SEWA 04. Berikut ini adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini: Sewa adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan kepada lessee hak untuk menggunakan suatu aset selama periode waktu yang disepakati. Sebagai imbalannya, lessee melakukan pembayaran atau serangkaian pembayaran kepada lessor. Sewa operasi adalah sewa selain sewa pembiayaan. Sewa pembiayaan adalah sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset. Hak milik pada akhirnya dapat dialihkan, dapat juga tidak dialihkan. Sewa yang tidak dapat dibatalkan adalah sewa yang hanya dapat dibatalkan: (a) dengan terjadinya kondisi kontinjensi yang kemungkinan terjadinya sangat kecil; (b) dengan persetujuan lessor; (c) jika lessee mengadakan perjanjian sewa baru atas aset yang sama atau aset yang setara dengan lessor yang sama; atau (d) bila ada pembayaran tambahan yang signifikan pada awal sewa oleh lessee sehingga secara ekonomis dapat dipastikan tidak akan ada pembatalan. Awal sewa (inception of the lease) adalah tanggal yang lebih awal antara tanggal perjanjian sewa dan tanggal pihak-pihak menyatakan komitmen terhadap ketentuan-ketentuan pokok sewa. Pada tanggal ini: (a) sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi atau sewa pembiayaan; dan (b) untuk sewa pembiayaan, jumlah yang diakui pada awal masa sewa ditentukan. Awal masa sewa (commencement of the lease term) adalah tanggal saat lessee mulai berhak untuk menggunakan aset sewaan. Tanggal ini merupakan tanggal pertama kali sewa diakui (yaitu pengakuan aset, liabilitas, penghasilan, atau beban sewa). Masa sewa adalah periode yang tidak dapat dibatalkan dimana lessee telah menyepakati perjanjian sewa untuk menyewa aset ditambah dengan persyaratan lain dimana lessee memiliki opsi untuk melanjutkan sewa tersebut, dengan atau tanpa pembayaran lebih lanjut, jika pada awal sewa hampir pasti lessee akan melaksanakan opsi tersebut. Pembayaran sewa minimum adalah pembayaran selama masa sewa yang harus dibayar (atau dapat diwajibkan untuk

membayar) oleh lessee, tidak meliputi rental kontinjen, biaya jasa dan pajak yang dibayar oleh dan diberikan gantinya kepada lessor, ditambah dengan: (a) bagi lessee, jumlah yang dijamin oleh lessee atau oleh pihak yang terkait dengan lessee; atau (b) bagi lessor, nilai residu yang dijamin oleh: (i) lessee; (ii) pihak terkait dengan lessee; atau (iii) pihak ketiga yang tidak terkait dengan lessor yang secara finansial memiliki kemampuan untuk menyelesaikan kewajiban atas jaminan tersebut. Akan tetapi, jika lessee memiliki opsi untuk membeli aset pada harga yang diperkirakan lebih rendah dibanding nilai wajar pada tanggal opsi dapat dilaksanakan, sehingga pada awal sewa hampir dapat dipastikan bahwa opsi tersebut akan dilaksanakan, maka pembayaran sewa minimum meliputi: (a) pembayaran minimum terutang selama masa sewa hingga tanggal pelaksanaan opsi pembelian; dan (b) pembayaran yang dipersyaratkan untuk melaksanakannya. Nilai wajar adalah jumlah dimana suatu aset dipertukarkan, atau liabilitas diselesaikan, antara pihak-pihak yang berpengetahuan dan berkeinginan dalam suatu transaksi yang wajar (arm's length transaction). Umur ekonomik adalah: (a) periode dimana suatu aset diharapkan secara ekonomis dapat digunakan oleh satu atau lebih pengguna; atau (b) jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan akan diperoleh dari aset oleh satu atau lebih pengguna. Umur manfaat adalah estimasi periode tersisa, mulai dari awal masa sewa, tanpa dibatasi masa sewa, dimana manfaat ekonomik aset diharapkan untuk dikonsumsi oleh entitas. Nilai residu yang dijamin adalah: (a) bagi lessee, bagian dari nilai residu yang dijamin oleh lessee atau pihak terkait dengan lessee (jumlah jaminan adalah jumlah maksimum yang dalam kondisi apa pun dapat menjadi yang terutang); dan (b) bagi lessor, bagian nilai residu yang dijamin oleh lessee atau pihak ketiga, yang tidak terkait dengan lessor, yang secara finansial memiliki kemampuan untuk menyelesaikan kewajiban atas jaminan tersebut. Nilai residu tidak dijamin adalah bagian dari nilai residu aset sewaan yang nilai realisasinya tidak dapat dipastikan atau dijamin semata-mata oleh suatu pihak terkait dengan lessor. Biaya langsung awal adalah biaya-biaya inkremental yang dapat diatribusikan secara langsung dengan negosiasi dan pengaturan sewa, kecuali biaya-biaya yang dikeluarkan oleh lessor pabrikan atau lessor dealer. Investasi sewa bruto adalah penjumlahan agregat dari: (a) pembayaran sewa minimum yang akan diterima lessor berdasarkan sewa pembiayaan; dan (b) nilai residu tidak dijamin yang menjadi hak lessor. Investasi sewa neto adalah investasi sewa bruto yang didiskontokan dengan tingkat bunga implisit dalam sewa. Penghasilan pembiayaan tangguhan adalah selisih antara: (a) investasi sewa bruto sewa; dan (b) investasi sewa neto sewa. Tingkat bunga implisit sewa adalah tingkat diskonto yang pada awal sewa, menghasilkan penjumlahan agregat nilai kini dari:

(a) pembayaran sewa minimum; dan (b) nilai residu tidak dijamin sama dengan penjumlahan dari: (i) nilai wajar aset sewaan; dan (ii) biaya awal langsung lessor. Tingkat bunga pinjaman inkremental lessee adalah tingkat bunga yang harus dibayar lessee dalam sewa yang serupa atau, jika tingkat bunga tersebut tidak dapat ditentukan, tingkat bunga yang pada awal sewa yang harus ditanggung oleh lessee ketika meminjam dana yang diperlukan untuk membeli aset tersebut yang mana pinjaman ini mencakup periode dan jaminan yang serupa. Rental kontinjen adalah bagian dari pembayaran sewa yang jumlahnya tidak tetap tetapi didasarkan pada perubahan faktor tertentu di masa depan, selain faktor perjalanan waktu (misalnya, persentase dari penjualan masa depan, jumlah penggunaan masa depan, indeks harga masa depan, tingkat bunga pasar masa depan). SEWA DALAM LAPORAN KEUANGAN LESSEE Sewa Pembiayaan Pengakuan Awal 19. Pada awal masa sewa, lessee mengakui sewa pembiayaan sebagai aset dan liabilitas dalam laporan posisi keuangan sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Penilaian ditentukan pada awal kontrak sewa. Tingkat diskonto yang digunakan dalam perhitungan nilai kini dari pembayaran sewa minimum adalah tingkat suku bunga implisit dalam sewa, jika dapat ditentukan secara praktis; jika tidak, digunakan tingkat suku bunga pinjaman inkremental lessee. Biaya langsung awal yang dikeluarkan lessee ditambahkan ke dalam jumlah yang diakui sebagai aset. Pengukuran setelah Pengakuan Awal 24. Pembayaran sewa minimum dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan liabilitas. Beban keuangan dialokasikan ke setiap periode selama masa sewa sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas. Rental kontinjen dibebankan pada periode terjadinya. Pengungkapan 30. Selain memenuhi ketentuan PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan, lessee juga mengungkapkan halhal berikut yang berkaitan dengan sewa pembiayaan: (a) jumlah neto jumlah tercatat untuk setiap kelompok aset pada tanggal pelaporan; (b) rekonsiliasi antara total pembayaran sewa minimum di masa depan pada tanggal pelaporan, dengan nilai kininya. Selain itu, entitas mengungkapkan total pembayaran sewa minimum di masa depan pada tanggal pelaporan, dan nilai kininya, untuk setiap periode berikut: (i) sampai dengan satu tahun; (ii) lebih dari satu tahun sampai lima tahun; (iii) lebih dari lima tahun. (c) rental kontinjen yang diakui sebagai beban pada periode tersebut; (d) total perkiraan penerimaan pembayaran minimum sewa-lanjut di masa depan dari kontrak sewa-lanjut yang tidak dapat dibatalkan (non-cancellable subleases) pada tanggal pelaporan.

(e) penjelasan umum isi perjanjian sewa yang material, yang meliputi, tetapi tidak terbatas pada, hal berikut: (i) dasar penentuan utang rental kontinjen; (ii) ada tidaknya klausul-klausul yang berkaitan dengan opsi perpanjangan atau pembelian dan eskalasi beserta syaratsyaratnya; dan (iii) pembatasan-pembatasan yang ditetapkan dalam perjanjian sewa, misalnya yang terkait dengan dividen, tambahan utang, dan sewa-lanjut. Sewa Operasi 32. Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus selama masa sewa kecuali terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat aset yang dinikmati pengguna*. Pengungkapan 34. Selain mengungkapkan hal yang dipersyaratkan dalam PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan, lessee juga mengungkapkan hal berikut untuk sewa operasi: (a) total pembayaran sewa minimum di masa depan dalam sewa operasi yang tidak dapat dibatalkan untuk setiap periode berikut: (i) sampai dengan satu tahun; (ii) lebih dari satu tahun sampai lima tahun; (iii) lebih dari lima tahun. (b) total perkiraan penerimaan pembayaran minimum sewa-lanjut di masa depan dari kontrak sewa-lanjut yang tidak dapat dibatalkan (non-cancellable subleases) pada tanggal pelaporan. (c) pembayaran sewa dan sewa-lanjut yang diakui sebagai beban periode berjalan, dengan pengungkapan terpisah untuk masing-masing jumlah pembayaran minimum sewa, rental kontinjen, dan pembayaran sewa-lanjut; (d) penjelasan umum perjanjian sewa lessee yang signifikan, yang meliputi, namun tidak terbatas pada: (i) dasar penentuan utang rental kontinjen; (ii) eksistensi dan persyaratan untuk memperbarui kembali perjanjian sewa atau adanya opsi pembelian dan klausul eskalasi; dan (iii) pembatasan yang ada dalam perjanjian sewa, seperti pembatasan dividen, utang tambahan, dan sewa lanjutan. SEWA DALAM LAPORAN KEUANGAN LESSOR Sewa Pembiayaan Pengakuan Awal 35. Dalam sewa pembiayaan, lessor mengakui aset berupa piutang sewa pembiayaan di laporan posisi keuangan sebesar jumlah yang sama dengan investasi sewa neto tersebut. Pengukuran Setelah Pengakuan Awal 38. Pengakuan penghasilan pembiayaan didasarkan pada suatu pola yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan atas investasi bersih lessor dalam sewa pembiayaan. Pengungkapan 47. Selain mengungkapkan hal yang dipersyaratkan dalam PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan, lessor mengungkapkan hal berikut untuk sewa pembiayaan:

(a) rekonsiliasi antara investasi sewa bruto dan nilai kini piutang pembayaran sewa minimum pada tanggal pelaporan. Di samping itu, lessor mengungkapkan investasi sewa bruto dan nilai kini piutang pembayaran sewa minimum pada tanggal pelaporan, untuk setiap periode berikut: (i) kurang dari satu tahun; (ii) lebih dari satu tahun sampai lima tahun; (iii) lebih dari lima tahun. (b) penghasilan pembiayaan tangguhan; (c) nilai residu tidak dijamin yang diakru sebagai manfaat lessor; (d) akumulasi penyisihan piutang tidak tertagih atas pembayaran sewa minimum; (e) rental kontinjen yang diakui sebagai penghasilan dalam periode berjalan; dan (f) penjelasan umum isi perjanjian sewa lessor yang material.

PSAK NO 47 AKUNTANSI TANAH Definisi 07. Definisi terkait hanya pada PSAK ini adalah sebagai berikut : Tanah adalah aset berwujud yang diperoleh siap pakai atau diperoleh lalu disempurnakan sampai siap pakai dalam operasi entitas dengan manfaat ekonomis lebih dari setahun, dan tidak dimaksud untuk diperjualbelikan dalam kegiatan operasi normal entitas. Beban Tangguhan karena pengurusan legal Hak Atas Tanah adalah biaya untuk memperoleh semua hak yang diterbitkan oleh pemerintah berdasar peraturan perundang-undangan. Jenis hak, batasan hak dan masa berlaku hak, tercantum secara eksplisit dalam dokumen hak tersebut. Hak milik tidak mempunyai batasan waktu kepemilikan, sehingga tidak dapat dikelompokkan sebagai Beban Tangguhan, namun dikapitalisasi sebagai unsur biaya Perolehan Tanah. Hak jenis lain di luar sertifikat hak milik mempunyai batasan waktu berlaku walaupun dapat diperpanjang dan/atau diperbarui. Berbeda dengan aset tidak berwujud lain, Beban Tangguhan yang timbul karena perolehan hak atas tanah terkait erat pada keadaan fisik tanah. Masa manfaat tanah adalah: (a) (b) (c) jangka waktu penggunaan aset tanah yang diharapkan dapat dicapai; atau jangka waktu jumlah unit produksi yang diharapkan dapat dihasilkan oleh suatu aset tanah; masa berlakunya hak, bila hak tidak dapat diperbarui atau diperpanjang bila butir c lebih pendek dari butir a atau b. Masa manfaat Beban Tangguhan karena perolehan Hak atas Tanah, adalah masa manfaat tanah atau masa berlaku hak tidak dapat diperpanjang atau diperbarui mana yang lebih pendek. Nilai wajar tanah adalah harga pasar bebas objektif pada tanggal transaksi perolehan atau berdasar penilaian profesional yang berterima umum yang mana yang lebih andal. Nilai wajar prasarana dan sarana adalah nilai pasar objektif pada tanggal transaksi perolehan atau dasar penilaian profesional berterima umum yang mana yang lebih andal. PENJELASAN Pengakuan Tanah

08.

Biaya perolehan Aset Tetap Tanah yang dibangun sendiri merupakan akumulasi seluruh biaya perolehan

dan pengembangan tanah, berupa biaya pematangan tanah, di luar Beban Tangguhan akibat biaya legal pengurusan hak. Pengakuan Awal Aset Tetap Tanah 09. Tanah pada awalnya diukur berdasar biaya perolehan. Pengeluaran untuk memperoleh tanah diakui secara

terpisah dari pengeluaran legal hak atas tanah. Apabila tanah diperoleh cuma-cuma, pengakuan awal terdiri atas harga wajar sesuai paragraf 13 Pernyataan ini, ditambah unsur biaya legal saja. Perolehan Secara Gabungan 11. Perolehan tanah dan prasarana-sarana yang berada di atas atau di bawah tanah secara gabungan, dialokasi

kepada aset tetap tanah secara proporsional berdasarkan perbandingan nilai wajar aset tetap tanah dan aset non-tanah. Apabila harga wajar tanah amat andal, maka harga tanah ditentukan lebih dahulu, lalu sisa harga gabungan dikapitalisasi menjadi harga perolehan prasarana dan sarana. Cara yang sama berlaku, yaitu bila harga prasarana dan sarana amat andal, sebaliknya harga wajar tanah sulit ditentukan. Pertukaran Aset Tanah 12. Pertukaran aset tanah mengikuti PSAK No. 16.

Tanah Sumbangan 13. Sumbangan Tanah Diterima dicatat berdasarkan nilai wajar lokasi setempat, dan diakui sebagai Modal

Berasal dari Sumbangan sesuai PSAK No. 21 tentang Akuntansi Ekuitas. Pengeluaran Setelah Perolehan 14. Pengeluaran setelah perolehan tanah ditambahkan kepada jumlah tercatat apabila meningkatkan manfaat ekonomis semula berupa peningkatan kinerja dan/atau umur ekonomis. Contoh peningkatan manfaat ekonomis sebagai berikut: (a) Peningkatan tinggi halaman parkir yang sering tergenang air hujan pada wilayah belanja, meningkatkan ramainya pengunjung di musim hujan. (b) Perolehan tanah rawa ditambah pengeluaran setelah perolehan berupa pengurukan menjadi lahan tanah padat meningkatkan nilai ekonomis lahan. (c) Biaya pemasangan tiang-tiang pengaman dan/atau penahan antierosi lahan tepi pantai meningkatkan keamanan gedung dan menjaga tidak berkurangnya luas tanah 15. Pengeluaran untuk memelihara kondisi tanah seperti semula agar tetap berfungsi normal sesuai reneana

penggunaan semula, pajak dan iuran daerah terkait tanah, dibebankan pada laba rugi tahun berjalan. 16. Pengeluaran perpanjangan hak sehingga memperpanjang masa manfaat, tidak ditambahkan pada nilai

tercatat tanah tetapi sebagai Beban Tangguhan. Pengeluaran perpanjangan hak tidak material dibebankan pada laba rugi tahun berjalan. Pengukuran Berikutnya Terhadap Pengakuan Awal Penyusutan 17. (a) (b) Tanah tidak disusutkan, kecuali:

Kondisi kualitas tanah tidak layak lagi untuk digunakan dalam operasi utama entitas. Sifat operasi utama meninggalkan tanah dan bangunan begitu saja apabila proyek selesai. Contoh aset tetap tanah dan bangunan di daerah terpencil. Dalam hal ini tanah disusutkan sesuai perkiraan

panjang jadwal operasi utama atau proyek tersebut. (c) Prediksi manajemen atau kepastian bahwa perpanjangan atau pembaruan hak kemungkinan besar atau pasti tidak diperoleh. Apabila disusutkan, tanah disajikan berdasar nilai perolehan atau nilai terbawa lain sesuai revaluasi tanah atau PSAK tentang penurunan nilai aset, dikurangi akumulasi penyusutan. 18. Aset tetap tanah tidak disusutkan, kecuali dalam kondisi yang dijelaskan pada paragraf 17. Metode

penyusutan berdasar PSAK No. 17 tentang Akuntansi Penyusutan, dipilih sesuai pola pemanfaatan tanah dalam kegiatan usaha. Penghapusan dan Pelepasan 19. Tanah disumbangkan atau dihibahkan sebagian atau seluruhnya dikurangkan dari nilai terbawa tanah dalam

neraca, dengan mendebit laba rugi tahun berjalan disertai pengungkapan yang diperlukan. Tanah disumbangkan harus dinyatakan dalam catatan atas laporan keuangan disertai alasan dan pertimbangan ekonomis untuk entitas komersial atau alasan sosial untuk entitas nirlaba. Beban Tangguhan-Hak atas Tanah terkait pada Tanah disumbangkan atau dihibahkan seluruhnya dihapusbukukan dari neraca, dengan mendebit akun laba rugi tahun berjalan. Beban Tangguhan-Hak atas Tanah terkait pada Tanah disumbangkan atau dihibahkan sebagian, tidak mengalami perubahan, selama peruntukan tanah tersisa tidak berubah. Pengakuan Beban Tangguhan karena Pengurusan Legal Hak atas Tanah 24. Beban Tangguhan berupa Hak atas Tanah harus dibuktikan dengan bukti kepemilikan hak yang masih

berlaku. Hak atas tanah, baik baru maupun perpanjangan atau pembaruan hak, diakui sebagai Beban Tangguhan. 25. Beban Tangguhan berupa Hak atas Tanah dicatat sebesar biaya perolehan hak atau biaya perpanjangan hak

atau biaya pembaruan hak. Amortisasi 26. Semua Beban Tangguhan terkait hak diamortisasi sepanjang umur hukum hak atau umur ekonomis aset

tanah, yang mana yang lebih pendek. 27. Metode amortisasi sesuai pola pemanfaatan hak tanah dalam operasi perusahaan, diselaraskan dengan

paragraf 21, dilakukan secara sistematis dan konsisten. Pola pemanfaatan dan umur ekonomis Beban Tangguhan tersebut harus dievaluasi secara berkala, dan diubah sesuai kondisi mutakhir. PENYAJIAN 28. 29. Tanah disajikan sebagai bagian kelompok aset tetap berwujud. Semua hak atas tanah, disajikan sebagai Beban Tangguhan Hak atas Tanah dalam neraca, terpisah dari

Beban Tangguhan yang lain. Pengungkapan 30. PSAK No. 1 tentang pengungkapan kebijakan akuntansi tetap berlaku bagi aset tetap tanah, untuk

menjelaskan substansi pos tanah di neraca. Selain PSAK No. 16 dan PSAK No. 17, informasi berikut ini harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan: (a) (b) jenis hak atas tanah dan masa manfaatnya, prediksi manajemen atau derajat kepastian yang diperoleh manajemen mengenai diperoleh atau tidaknya perpanjangan/pembaharuan hak atas tanah, dan

(c)

keterkaitan dengan pos Beban Tangguhan Hak Atas Tanah. 31. Reklasifikasi status tanah dalam neraca harus diungkapkan, misalnya aset lain-lain menjadi aset tetap tanah,

persediaan tanah real estat menjadi aset tetap tanah, investasi tanah menjadi aset tetap tanah, dan sebaliknya. 32. Informasi tentang Beban Tangguhan Hak atas Tanah harus diungkapkan, dalam catatan atas laporan

keuangan, terutama: (a) (b) (c) Keterkaitan dengan tanah tertentu, sejalan dengan pengungkapan pada paragraf 30. Kebijakan amortisasi Beban Tangguhan dan alasan pemilihan kebijakan. Bila perpanjangan atau pembaruan hak tidak diperoleh, harus diungkapkan secara khusus.

PSAK NO. 48 PENURUNAN NILAI ASET Definisi 06. Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini: Pasar aktif adalah pasar yang memenuhi semua kondisi kondisi berikut: (a) aset yang diperdagangkan di pasar bersifat homogen; (b) pembeli dan penjual yang berkeinginan untuk bertransaksi biasanya dapat ditemui setiap saat; dan (c) harga tersedia untuk publik. Jumlah tercatat adalah jumlah yang diakui untuk suatu asset setelah dikurangi akumulasi penyusutan (amortisasi) dan akumulasi rugi penurunan nilai. Unit penghasil kas adalah kelompok terkecil asset teridentifi kasikan yang menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar independen dari arus kas masuk dari asset atau kelompok aset lain. Aset korporat adalah aset selain goodwill yang berkontribusi terhadap arus kas masa depan baik dari unit penghasil kas yang sedang ditelaah maupun unit penghasil kas lain. Biaya pelepasan adalah tambahan biaya yang secara langsung terkait dengan pelepasan aset atau unit penghasil kas, tidak termasuk biaya pendanaan dan beban pajak penghasilan. Jumlah tersusutkan adalah biaya perolehan aset, atau jumlah lain yang merupakan pengganti biaya perolehan dalam laporan keuangan, dikurangi nilai residunya. Penyusutan (Amortisasi) adalah alokasi sistematis jumlah tersusutkan suatu aset selama masa manfaatnya

Nilai wajar dikurangi biaya penjualan adalah jumlah yang dapat dihasilkan dari penjualan suatu aset atau unit penghasil kas dalam transaksi antara pihak-pihak yang mengerti dan berkehendak bebas tanpa tekanan, dikurangi biaya pelepasan aset. Rugi penurunan nilai adalah suatu jumlah yang merupakan selisih lebih nilai tercatat suatu aset atau unit penghasil kas atas jumlah terpulihkannya. Jumlah terpulihkan suatu aset atau unit penghasil kas adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajarnya dikurangi biaya penjualan dengan nilai pakainya. Masa manfaat adalah: (a) jangka waktu suatu aset diharapkan dapat digunakan oleh entitas, atau (b) jumlah unit produksi atau unit sejenis yang diharapkan dapat dihasilkan dari suatu aset oleh entitas.

Nilai pakai adalah nilai sekarang dari taksiran arus kas yang diharapkan akan diterima atau unit penghasil kas. PENGUNGKAPAN 121. Untuk setiap kelompok aset, entitas mengungkapkan hal berikut ini: (a) Jumlah rugi penurunan nilai yang diakui dalam laporan laba rugi selama periode tersebut dan unsur laporan laba rugi komprehensif yang didalamnya tercakup rugi penurunan nilai. (b) jumlah pembalikan rugi penurunan nilai yang diakui dalam laporan laba rugi selama periode tersebut dan unsur laporan laba rugi komprehensif yang didalamnya tercakup rugi penurunan nilai yang dibalik (c) jumlah rugi penurunan nilai atas aset revaluasian yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif lainnya selama periode itu. (d) jumlah pembalikan rugi penurunan nilai atas asset revaluasian yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif lainnya selama periode tersebut PSAK NO. 58 ASET TIDAK LANCAR YANG DIMILIKI UNTUK DIJUAL DAN OPERASI YANG DIHENTIKAN
KLASIFIKASI ASET TIDAK LANCAR (ATAU KELOMPOK LEPASAN) SEBAGAI DIMILIKI UNTUK DIJUAL

06. Entitas mengklasifi kasikan suatu aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) sebagai dimiliki untuk dijual jika jumlah tercatatnya akan dipulihkan secara prinsip melalui transaksi penjualan daripada melalui pemakaian berlanjut.
PENGUKURAN ASET TIDAK LANCAR (ATAU KELOMPOK LEPASAN) YANG DIKLASIFIKASIKAN SEBAGAI DIMILIKI UNTUK DIJUAL

Pengukuran Aset Tidak Lancar (atau Kelompok Lepasan) 15. Entitas harus mengukur aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang diklasifi kasikan sebagai dimiliki untuk dijual pada nilai yang lebih rendah antara jumlah tercatat dan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual. 15A. Entitas harus mengukur aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) yang diklasifi kasi sebagai dimiliki untuk diditribusikan kepada pemilik pada nilai yang lebih rendah antara jumlah tercatat dan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk mendistribusikan Pengakuan Rugi Penurunan Nilai dan Pemulihan 20. Entitas harus mengakui rugi penurunan nilai awal atau selanjutnya atas penurunan ke nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual atas aset (atau kelompok lepasan), sepanjang kerugian penurunan nilai tersebut belum diakui sesuai dengan paragraf 19. 21. Entitas harus mengakui laba atas peningkatan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual suatu aset yang terjadi selanjutnya, tetapi tidak boleh melebihi akumulasi rugi penurunan nilai yang telah diakui, baik sesuai dengan Pernyataan ini atau diakui sebelumnya sesuai dengan PSAK 48: Penurunan Nilai Aset. 22. Entitas harus mengakui laba atas peningkatan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dari kelompok lepasan yang terjadi selanjutnya: (a) sepanjang hal tersebut belum diakui sesuai dengan paragraph 19; tetapi (b) tidak boleh melebihi akumulasi rugi penurunan nilai yang telah diakui, baik sesuai dengan Pernyataan ini atau diakui sebelumnya sesuai dengan PSAK 48, atas aset tidak lancar yang termasuk dalam ruang lingkup pengukuran Pernyataan ini PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN 30. Entitas menyajikan dan mengungkapkan informasi yang membuat pengguna laporan keuangan mampu untuk

mengevaluasi dampak keuangan dari operasi dihentikan dan aset tidak lancar lepasan (atau kelompok lepasan). Pengungkapan Tambahan 41. Entitas harus mengungkapkan informasi berikut ini dalam catatan atas laporan keuangan untuk periode dimana aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) telah diklasifi kasikan sebagai dimiliki untuk dijual atau telah dijual: (a) deskripsi aset tidak lancar (atau kelompok lepasan); (b) deskripsi fakta dan keadaan dari penjualan, atau yang mengarah kepada pelepasan yang diharapkan, dan cara dan waktu pelepasan tersebut; (c) laba atau rugi yang diakui sesuai dengan paragraf 20-22 dan, jika tidak disajikan secara terpisah dalam laporan laba rugi komprehensif, dijelaskan judul pos dalam laporan laba rugi komprehensif yang didalamnya terdapat laba atau rugi tersebut. (d) jika dapat diterapkan, pelaporan segmen dari aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) disajikan sesuai dengan PSAK 5: Pelaporan Segmen.

Anda mungkin juga menyukai