Calvaria
a. Atap (vault) beserta fungsi os frontalis motorik, emosi, ekspresi temporal memori occipital vision parietal sensorik b. Lapisan SCALP Skin, connective tissue (subkutis), aponeurotik galea, loose connective tissue, periosteum
Cedera otak
Bingung Amnesia Pernah tidak sadar Classic cerebral concussion pingsan tp stl 3-5 mnit kmudian sadar Sefalalgia Vertigo Mual, muntah
Cedera kepala
Cedera kulit kepala Kulit, subkutis, galea aponeurotika, jaringan ikat longgar, periosteum Sefal hematom Hematoma di bawah kulit kepala dan di luar calvaria Vena CH berdasarkan lokasi : subkutis (caput succedaneum diffuse edema of the fetal scalp that crosses the suture lines, swelling reabsorbs within 1-3 days), subgleal, subperiosteal (hematom antara periosteum dgn tulang kepala) Primer : akibat langsung dari trauma Sekunder : akibat komplikasi dapat terjadi dalam hitungan detik, menit, jam, atau hari stl cedera kepala primer Akibat : oedem, kelainan sal nafas, kelainan metabolik, hipoxia, hipotensi, syok
Fraktur atap tengkorak = calvaria = cranial vault Fraktur dasar tengkorak = bassis cranii = skull base
Anterior rinorrhea, periorbital echymosis (brill hematom/racoon eye) Media otore, hematotimpanum, battle sign (retroauricular hematom) Posterior mati
Page 1
Klasifikasi klinis
Cedera kepala ringan (CKR) GCS 14-15 Cedera kepala sedang (CKS) GCS 9-13 Cedera kepala berat (CKB) GCS 3-8 CKR amnesia, LOC < 5 menit CKS LOC > 5 menit
Reflex cahaya pupil kanan dan kiri berbeda Hemiparesse atau hemiplegi capsula interna Refleks babinsky positif salah satu kaki
Kapan dirujuk
Ada fraktur tulang kepala GCS menurun, epilepsi, ada tanda focal neurologis Setelah resusitasi GCS < 9 Sefalalgia, mual, muntah, vertigo bertambah berat Fraktur depresive terbuka Luka tembus CT scan abnormal
Coma
Tidak sadar (GCS 3-8) Coma dalam = deep coma (GCS 3) Mata bengkak sulit dievaluasi E = x Aphasia motorik (px tw ap yg mw d ucapkan tp tdk mampu mngucapkannya krn tdk mampu mengkoordinasikan otot2 pengontrol bicara, kmungkinan kerusakan pd area broca) V = x GCS ExV5M6, GCS E4VxM6 Setelah benturan ad: GCS < 15, hemiparesis, bagian otak yg keluar
Indikasi CT scan
GCS < 9 GCS menurun 2 poin GCS 9-13 > 2 jam Nyeri kepala, vertigo, mual, muntah yg persisten Ada lateralisasi Ada gejala defisit neurologis focal Ada atau curiga fraktur tulang kepala Luka tusuk jelas atau dicurigai Umur > 50 th Evaluasi post op
Indikasi MRS
Penderita tdk sadar GCS < 15 Sefal hematom > 5 cm Nyeri kepala, mual, muntah, vertigo observasi 2 jam menetap Focal neurologik defisit Anak-anak (sulit dievaluasi) Orang tua (> 60 th) Fr. Bassis cranii Fr. Atap tengkorak Luka tusuk Luka tembak Multiple trauma Tdk ad yg mengawasi d rmh
klinis
Penanganan cedera kepala Memperbaiki oksigenasi otak Memperbaiki brain perfussion Memperbaiki cerebral perfussion pressure (CPP) Optimalisasi faktor ekstrakrnial dan intrakranial Faktor ekstrakranial
A snoring (lidah jatuh k belakang), gargling (banyak sekret), stridor (edema laring) B tension pneumotorax : (distress nafas, trias beck vena menonjol, deviasi trakea, suara nafas ), syok) Hematotorax : nafas tertinggal, perkusi redup C syok Nutrisi General care hindari terjadinya dekubitas
Faktor intrakranial
Dekompresi internal (obatan) 1. Posisi kepala lebih tinggi 15-30 2. Kortikosteroid 3. Transquilizer citicolin pirocetam 4. Diuretik (manitol, furosemid) Manitol : jgn d berikan kalau os masih syok, dosis 0,5 1 g/kg BB dlm 20 menit 5. Anti kejang
Page 2
6. Analgetik antipiretik 7. Hiperventilasi Dekompresi eksternal 1. Evaluasi lesi desak tulang 2. Drainase LCS 3. Kraniektomi dengan durofasial flap Simtomatis
Perkembangan perdarahan pada memar atau laserasi otak. Dapat terjadi pd cup, kontra cup, atau d antara cup dan kontra cup. CT laserasi : kerusakan pia mater
Komplikasi lambat
Infeksi Dementia Hidrosefalus In adults the commonest cause of hydrocephalus is an interruption of the normal CSF absorption through the arachnoid granulations. This occurs when blood enters the subarachnoid space after subarachnoid hemorrhage, passes over the brain, and interferes with normal CSF absorption. To prevent severe hydrocephalus it may be necessary to place a small catheter through the brain into the ventricular system to relieve the pressure. Epilepsi Post concussion syndrome = traumatic brain injury Injury akibat direct injury + gangguan mental status atau kesadaran Post traumatic cerebral syndrome
Autoregulasi otak
CBF maintained mean BP of 50 to 160 mmHg Moderate or severe brain injury autoregulation often impaired Brain vulnerable to episodes of impotension
Intracranial pressure
10 mmHg = normal >20 mmHg = abnormal >40 mmHg = severe Many pathologic processes affect outcome ICP brain function, outcome -
Tanda-tanda peningkatan ICP Sakit kepala berat Muntah proyektil Pendengaran dan penglihatan kabur Penurunan kesadaran Kejang Papil edema kronis Cerebral blood flow
50 ml/100 g/min = normal <25 ml/100 g/min = EEG activity 5 ml/100 g/min = cell death
Hal-hal khusus
Perdarahan intrakranial kesadaran turun cepat : Manitol bs dicapai < 2 jam Burr hole explorasi transfer > 2 jam Trepanasi , kraniotomi
Acute Complication
Epidural hematome (EDH) Penumpukan darah di ruang epidural (dibatasi tabula interna dan duramater) Gejala klinis yg khas (lucid interna), pd awalnya sadar lama kelamaan tjadi penurunan kesadaran dan lateralisasi Sumber perdarahan : a. meningeal diploica, sinus duramatris CT scan : gambaran hiperdens homogen berbentuk bikonveks di antara tabula interna dan duramater Subdural hematom (SDH) Akut (komplikasi = kontusio) terjadi karena cedera otak yg melibatkan a/v kortikal, dapat juga krn robekan bridging vein pd saat otak bergerak thd tengkorak Sumber perdarahan : bridging vein, laserasinya sendiri, prdarahan intracerebral yg merembes keluar CT scan : gambaran hiperdense berbentuk bulan sabit. Klo + kontusio cerebri bercak2 salt & pepper hiperdense di parenkim otak SDH kronis : disebabkan oleh underlying ds. Perdarahan tipis pd ruang subdura terbentuk pseudocapsule terbentuk neovaskularisasi pseudokapsul mengandung fibrinolisin dipasang drain untuk mengalirkan fibrinolisis shg antar dinding kapsul saling IVH pada ventrikel nampak putih2 Intracerebral hematom (ICH)
Gelisah dan analgetik Hipoksia Jalan nafas inadekuat Ventilasi terganggu Perfusi terganggu ICP meningkat Nyeri Intoksikasi alkohol Bladder penuh Obstipasi Dehidrasi Lapar Psikosa SOO
Analgetik parasetamol
Page 3
CT scan stl resusitasi Segera konsultasi dan transfer stl ekstrakranial stabil Ulang serial pemeriksaan status neurologis
Membaca CT scan
Identitas SCALP Tulang ap ad fraktur? Jenis fraktur Intrakranial Fokal lesi Sulkus gyrus Cysternus [U] Ventrikel [)(] Midline shift [|] Kesan/kesimpulan
Bila px sadar
Tambahan
Hemiplegi kapsula interna Satu anggota gerak kortex & plexus Tetraplegi servikal Edema (sulkus gyrus menghilang) Vasogenik pelebaran pembuluh darah & ekstravasasi Sitogenik o/k sitotoksik Brain swelling : sisterna menghilang Px stabilisasi spinal : posisi setengah duduk merangsang cilia pd bronkus merangsang reflex batuk mencegah pneumonia Sutura Sagitalis : parietal D & S Coronaria : parietal & frontal Lambda : parietal & oksipital Fontanel : ubun, pertemuan antara sagitalis dgn coronaria Miosis : parasimpatis N. siliaris brevis Midriasis : simpatis N. ciliaris longus Singkatan KVO = keep the vein open TOS = thoracic outlet syndrome Diet : parenteral cair bubur saring Kalori : normal 25 kkal/BB Ringan sedang 30 kkal/BB Operasi 35 kkal/BB CKB 40 kkal/BB Indikasi nutrisi parenteral : tdk bs makan, tdk boleh makan, tdk mau makan ASIA E : sensorik +, motorik 5 D : sensorik +, motorik 3-4, hiperestesia, hipoestesia, hiperalgesia C : motorik s/d 3 B : sensorik , motorik A : sensorik & motorik N
Contoh 1. Identitas Gst md septi ariawan Px laki-laki, 18 th, MRS : 13 Juli 2011 (sdh __ hr), dtg tdk sadar stl mengalami kecelakaan terjatuh sendiri dr spd motor k arah kanan 2 jam SMRS. Px tdk memakai helm. Riwayat sadar (+) selama __ menit, amnesia (_), muntah (_), mual (_) GCS saat datang E2V2M5 2. Telah dilakukan CT scan pd tgl___, didapatkan hasil : SCALP CH pd regio temporoparietal lesi hiperdense Tulang ditemukan fr. Linear temporoparietal (D) Intrakranial Fokal lesi terdapat fokal lesi hiperdense berbentuk bikonvex pada regio temporoparietal (D) Sulkus gyrus tidak tampak jelas Cysternus [U] tdk mengalami penyempitan Ventrikel [)(] tdk mengalami penyempitan Midline shift [|] sejauh 8 mm ke arah (S) 3. Kesan : EDH tem-par (D) Fr. Linear os tem-par (D) Etc 4. Dx EDH tem-par (D) Fr. Linear os tem-par (D) Etc 5. Pd px telah dilakukan trepanasi pd tgl___, skr hari ke6. GCS sekarang : E4V5M6 Keluhan sekarang ___
Rangkuman
ABC Euvolemia Cegah cedera sekunder
Page 4