TERHADAP STATUS BESI DAN VITAMIN A PADA MURID SLTP PROGRAM INSENTIF RISET TERAPAN [ No. Pendaftaran On-Line : ........................... . Fokus Bidang Prioritas : Kesehatan dan Obat Kode Produk Target : 2.01 Kode Kegiatan : 2.01.06 Peneliti Utama : lr. Sukati M.S PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN GIZI DAN MAKANAN BAD AN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHAT AN DEPARTEMEN KESEHATAN Rl JI.Dr Sumeru No: 63, Bogor, Kode Pos: 16111 Telp: 0251-8321763 Fax.(0251)8326348 E-mail: p3gizi@indo.net.id 22 NOVEMBER 2010 LEMBARPENGESAHAN Judul Penel itian : EFEKTIVITAS SUPLEMENTASI ZAT GIZI MIKRO TERHADAP STATUS BESI DAN VITAMIN A PADA MURID SL TP Fokus Bidang Prioritas : Tehnologi Kesehatan dan Obat Kode Produk Target : 2.01. Kode kegiatan : 2.01.06 Lokasi Penelitian : Kabupaten Bogor Penelitian Tahun Ke : II I Keterangan Lembaga Pelaksana/Pengelola Penelitian A. Lembaga Pelaksana penelitian Nama Koordinator/Peneliti lr. Sukati S, MS Utama Nama Lembaga!lnstitusi Badan Litbangkes/ DeQ. Kes. R.I. Unit Organisasi Puslitbang Gizi dan Makanan Ala mat Jl. Dr. Sumeru No. 63 Bogor Telepon/HP/Faksimille-mail 0251 8321763 B. Lembaga lain yang terlibat - Nama Koordinator - Nama Lembaga/Aiamat I T eleQon/F aksimil/e-mail I " Jangka waktu kegiatan ............... tahun ...... 1 O .. bulan Biaya Tahun -1 : Rp------------- Biaya Tahun-2 : Rp 250.000.000,- Total biaya : Rp. 250.000.000,- Kegiatan (baru/lanjutan) : Lanjutan No Uraian Jumlah ( Rp.) 1. Gaji dan Upah Rp. 57.850.000,- 2. Bahan habis pakai Rp. 131.300.000,- 3. Perjalanan Rp. 50.800.000,- 4. Lain-lain RQ. 10.050.000,- Jumlah biaya untuk tahun yang diajukan Rp. 250.000.000,- Kepa!a Puslitbang Gizi dan Makanan / u c ~ Dr. Siswanto, MHP, DTM NIP: 19600527 198803 1 001 Ketua PPI / ~ y DR. Sandjaja,MPH N!P.19520814197603 1 001 Koordinator/ Pene1fi)1 1 tam_a ~ lr. Sukati. M.S NIP:1940305 197302 2 001 ./l
RINGKASAN Latar belakang: Temuan beberapa penelitian kesehatan dan gizi siswa sekolah dalam kurun lima tahun terakhir mengungkapkan bahwa prevalensi anemia dan kurang vitamin A masih cukup tinggi sehingga menjadi kendala dalam upaya mengoptimalkan prestasi belajar. Anemia mengakibatkan siswa lesu, lemah, semangat belajar turun, kesulitan dalam konsentrasi belajar, rentan terhadap penyakit, bermuara pada prestasi belajar yang . rendah. Kurang vitamin A mengakibatkan menurunnya intensitas mobilitas zat besi dari hati, terganggunya system kekebalan tubuh (immune system) sehingga meningkatkan kerentanan terhadap penyakit. Keadaannya semakin buruk jika kedua masalah ini diderita secara bersama-sama oleh siswa. Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian tahun 2009 yang telah mengungkapkan adanya permasalahan seperti telah dikemukakan di atas. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak suplementasi zat gizi mikro ( Fe dan VitaminA) terhadap perbaikan status besi, status vitamin A dan kemampuan konsentrasi berpikir siswa SLTP. Metodologi Tahap pertama dilakukan penapisan terhadap 550 siswa kelas 7 dan kelas 8 dari tiga SLTP yang pernah dijadikan tempat penelitian pada tahun 2009, diperoleh 150 siswa anemia, sebagai samJel. Dilakukan pengumpulan data dasar (sebelum suplementasi) terhadap seluruh sampel yang meliputi: Identitas siswa, jumlah anggota rumah tangga, kadar Hb, feritin, vitamin A serum (retinol), konsumsi makanan/zat gizi dan energy dan kemampuan konsentrasi berpikir. Sebelum pemberian suplemen, dilakukan "deworming" dengan pemberian obat cacing dosis tunggal "Combantrin" kepada seluruh siswa sampel. Selanjutnya 150 siswa sampel dikelompokkan menjadi 3 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 50 siswa dengan perlakuan sebagai berikut: Kelompok A setiap sisiwa mendapat satu pil besi (ferro sulfat) dengan dosis 60 mg besi elemental+ 0,25 mg asam folat dan kapsul vitamin A (1 0.000 S.L) dua kali per minggu. Kelompok B hanya mendapat satu pil besi seperti pada kelompok A, diberikan dua kali per minggu.Kelompok C z6b.h k ~ l o m p o k pembanding yang mendapat placebo. Kegiatan suplementasi berlangsung selama 12 minggu. Pemberian pil besi dan kapsul vitamin A dilakukan di sekolah dan dikonsumsi dengan disaksikan langsung oleh peneliti, kecuali selama bulan puasa, suplemen diantar oleh guru ke rumah-rumah siswa. Setiap kali akan diberikan suplemen, lebih dahulu siswa diberi snack sebagai tambahan energy(l5%AKG). Setelah 12 minggu dilakukan evaluasi dengan melakukan pengumpul an data yang sama seperti pada pengumpulan data dasar, ditambah data kepatuhan(compl iance) mengkonsumsi suplemen pi! besi dan vitamin A. Hasil 1. Pemberian suplemen satu pi! besi (60 mg besi elemental+ 0,25 mg asam folat) dan vitamin A (10.000 S.I.) disertai pemberian snack mengandung energy (15% AKG), 2 kali per minggu selama 12 minggu dapat memeningkatkan kadar Hb sebesar 1,40 g/dl, serum transferrin receptor (sTFR) sebesar - 1,0 jlg/L, serum vitamin A (retinol) sebesar 6,1 jlg/dl dan kemampuan konsentrasi belajar siswa sebesar 1,4 point secara bermakna. 2. Suplementasi satu pi! besi saj a dua kali per minggu selama 12 minggu dapat meningkatkan kadar Hb sebesar 1,20 g/dl , sTFR sebesar 1,0 jlg/L dan kemampuan konsentras i bel ajar sebesar 1.2 point, secara bermakna. 3. Tidak ada perbedaan bermakna konsumsi zat gizi dan energ1 sebelum dan sesudah pemberian suplemen tasi. Kesimpulan Pemberian suplementasi satu pil besi (60 mg besi elemental + 0,25 mg asam folat) dan vitamin A (10.000 S.I.) . disertai pemberian snack mengandung energy ( 15% AKG), dua kali per minggu selama dapat memperbaiki status besi yang ditengarai dengan meningkatnya kadar Hb dan menurunnya sTFR secara bermakna. Demikian juga vitamin A serum (retinol) dan kemampuan konsentrasi belajar siswa meningkat secara bennakna. Saran Hasil penelitian ini dapat diimplementasikan pada skala nasional sebagai muatan program upaya kesehatan sekolah dalam rangka menunjang perbaikan prestasi belajar siswa. Perlu di galakan kern bali kegiatan pemberian makanan tambahan anak sekolah (PMT -AS) yang dipadukan dengan suplementasi zat gizi mikro, khususnya zat besi dan vitamin A. 2 DAFT AR TIM PENELITI Peneliti Utama Peneliti Litkayasa Konsultan Ir. Sukati, M S. DR . Ir Dewi Permaesih DR. Fitrah Ernawati M.Sc Drh. Endi Ridwan M.Sc Ir. Sihadi. M.Kes. : Sondang T.M. Siregar Susi Sinarsih Rosita Ari Salbiah Haweningtyas Edi Heriadi : DR. Susilowati Herman, M.Sc ,., .) DAFTAR lSI Halaman LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN RINGKASAN ................................................................................................ . DAFT AR TIM PENELITI 3 DAFTAR lSI ........ ......................................................................................... 4 DAFTAR TABEL BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Anemia 2.2. Penyebab Anemia 2.3. Masalah Vitamin A 2.4. Klasifikasi Status Vitamin A 2.5. Hubungan Vitamin A dengan Hemoglobin BAB III TUJUAN DAN l\1ANFAAT 3.1. Tujuan Penelitian 3.2. Manfaat BAB IV METODOLOGI 5 6 7 8 8 9 10 10 10 11 11 11 12 4.1. Kerangka P i ~ i r ............ ............................................................. 13 4.2. Populasi dan Sampel .. ... ... ................................. ........ ..... ....... 13 4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................. .... .. .... ...... 13 4.4. Besar Sa1npel ..................................... ... ............. ....... ........ ..... 13 4.5. Cara Pemilihan Sampel................................ .. ........................... 13 4.6. Cara Pengambilan Sampel 4.7. Jenis Data dan Cara Pengumpulan Data 4.8. Definisi Operasional 14 14 15 4.9. Manajemen dan Analisis Data ...... .. ....................................... .. 15 4 BAB V HASIL BAB VI KESTh-1PULAN DAN SARAN BAB VII DAFTAR KEPUSTAKAAN DAFTAR TABEL 1. Tabel 2.1. Batas Normal Hemoglobin 2. Tabel 2.2. Penggolongan Anemia 3. Tabel 5.1. Karakteristik Sampel menurut kelompok .......................... . 4. Tabel 5.2. Karakteristik Orang Tua sampel menurut kelompok 5. Tabel 5.3. Rata-rata kadar Hb sebelum intervensi menurut keiompok. 6. Tabel 5.4. Rata-rata kadar Transferin sebelum intervensi menurut Keiompok ...... ................... ........ ........ ...... ....... .... .. ... ... ..... .... . 7. Tabei 5.5. Rata-rata kadar Vitamin A sebeium intervensi menurut Keiompok .......................................................................... .. 8. Tabel 5.6. Rata-rata Konsentrasi Beiajar sebelum intervensi menurut Kelompok ......................................................................... .. 9. Tabei 5.7. Rata-rata kadar Hb sesudah intervensi menurut kelompok .. 10. Tabel 5.8. Rata-rata kadar Transferin sesudah intervensi menurut Keiompok ............ ... ............................................................ . II. Tabei 5.9. Rata-rata kadar Vitamin A sesudah intervensi menurut Keiotnpok .................................................... ........ ............... . I2. Tabei 5. iO. Rata-rata Konsentrasi Beiajar sesudah intervensi menurut Keiompok ................... .. .......................................... . I3. Tabei 5.11. Rataan Konsumsi Zat gizi sebel um dan sesudah intervensi Menu rut keiompok ....... ...................................... ...... . 16 24 25 Halaman 8 9 16 17 18 19 19 20 21 21 22 22 23 5 I. PENDAHULUAN 1. Latar belakang Anak sekolah merupakan sumber daya manusia (SDM) generasi penerus bangsa yang potensinya perlu terus dibina dan dikembangkan. Kualitas SDM ditentukan oleh dua faktor yang saling berhubungan, yaitu pendidikan dan kesehatan. Status gizi dan kesehatan merupakan prakondisi utama yang harus dipenuhi untuk keberhasilan upaya pendidikan. Beberapa hasil penelitian mengungkapkan sebagian anak sekolah masih mengalami berbagai masalah kurang gizi. Hasil penelitian Saidin, 2009 menemukan prevalensi anemia pada anak remaja SMP di pedesaan masih cukup tinggi sebesar 26,5% Dampak anemia pada kalangan pelajar sangat merugikan karena membuat lesu, lemah, semangat belajar menurun, rentan terhadap penyakit sehingga berakibat konsentrasi dan prestasi belajar menurun. Selain anemia pada anak sekolah ditemukan juga masalah defisiensi vitamin A. Gambaran terakhir besarnya masalah defisiensi vitamin A ( kadar retinol < 20 ug/dl) dari penelitian Said in sebesar 28,9 %. Hasil penelitian Wiryatmaji B, 2007, kadar serum vitamin A < 20 ug/dl pada anak seko!ah sebesar 24 %. Menurut WHO bila prevalensi defisiensi vitamin A(< 20 ug/dl) lebih dari 15 % mengindikasikan vitamin A merupakan masalah kesehatan masyarakat. Menurut Groff (1998), ke kurang an vitamin A dapat menurunkan mobilitas zat besi yang berasal dari hati sehingga berpengaruh terhadap pembentukan Hb. Menurut Whitney ( 1990), kekurangan vitamin A juga dapat menurunkan kekeba!an tubuh terhadap penyakit infeksi dan selanjutnya akan berpengaruh absensi anak dan akan berpengaruh terhadap konsentrasi dan prestasi belajar. Salah satu penyebab tingginya prevalensi anemia dan masalah kurang vitamin A (KVA) di Indonesia adalah masih rendahnya konsumsi zat besi dan retinol dalam makanan sehari-hari. Saidin, 2009 menemukan bahwa konsums i zat besi dan retinol pada remaja masing-masing sebesar 40% dan 50 % dari angka kecukupan yang dianj urkan (RDA). Oleh karena itu diperlukan tambahan (suplemen) asupan untuk memenuhi defisit kedua zat gizi m i l ~ r o tersebut. Untuk mcngoptimalbn pembentukan Hb akcm dicoba 6 penambahan vitamin A pada suplementasi tablet besi terhadap perbaikan status besi, vitamin A dan konsentrasi belajar pada anak sekolah SLTP. 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Anemia Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb) di dalam darah lebih rendah daripada nilai normal untuk kelompok orang yang bersangkutan. Batasan anemia adalah kekurangan zat besi yang telah berlangsung lama yang mungkin dapat disebabkan karena makanan yang dikonsumsi tidak cukup banyak mengandung zat gizi (besi) atau karena adanya kesalahan pencemaan yang tidak dapat mengabsorbsi zat-zat gizi tersebut dengan baik (Husaini, 1989). Penggolongan anemia ditenukan menurut umur dan jenis kelamin. Untuk remaja putri Hb kurang dari 12 gr/dl dikategorikan sebagai kondisi anemia (WHO, 1992 dalam Me Atthur & James R, 1992), seperti terlihat dalam tabel 2.1. Tabel2.1. Batas Normal Kadar Hemoglobin Kelompok Umur Hemoglobin (g/dl) Bayi Full term 13,6 Anak 3 bulan 9,5 1 tahun 11 l0-l2tahun 12 De was a Wanita 12 Wanita Hamil 13 Laki-laki 13 ---- Sumber: WHO, 1992. Menurut Husaini (1989) sebagian besar orang yang mempunyai kadar Hb sedikit lebih rendah daripada batas normal belum menunjukkan gejala-gejala anemia dan masih kelihatan berada dalam keadaan kesehatan yang baik. Tetapi yang jelas, makin rendah kadar Hb, makin berat anemia yang diderita. Untuk mempermudah pelaksanaan pengobatan dan menyukseskan program lapangan, Wl-IO menggolongkan anerma menjadi anemia ringan, sedang dan be rat seperti tcr! ihat pad a Tabel 2.2. 8 Tabel 2.2. Penggolongan Anemia Jenis Anemia Kadar Hb (g/dl) Normal :::: 12 Ring an 10-12 Sedang 7-10 Berat <7 Sumber: WHO, 1992. Batasan prevalensi anemia gizi yang merupakan masalah kesehatan masyarakat berdasarkan temu kerja anemia gizi tahun 1983 (Depkes, 1983 dalam Indriawati, 2001) adalah sebagai berikut: a. Angka prevalensi di bawah 5% adalah prevalensi rendah dan belum merupakan masakah kesehatan masyarakat. b. Angka prevalensi antara 15% - 40% adalah prevalensi sedang dan merupakan masalah kesehatan masyarakat yang sedang dan ringan c. Angka prevalensi di atas 40% adalah prevalensi tinggi dan merupakan masalah kesehatan masyarakat yang berat. 2.2. Penyebab Anemia Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (1995), jumlah penderita anemia gizi besi betiambah seiring dengan bertambahnya usia dari remaja ke usia produktif, baik pada pria maupun wanita. Wanita membutuhkan lebih banyak zat besi pada saat hamil dan pada saat mengalami menstruasi setiap bulannya, karenanya makanan yang dikonsumsi setiap hari harus diperhatikan. Unsur zat besi dalam tubuh berasal dari sayuran, kacang-kacangan, daging, ikan, hati dan telur. Namun demikian zat besi dari makanan tidaklah mudah diserap dalam darah, penyerapannya dipengaruhi oleh asam khlorida (HCI) dalam lambung (Husaini, 1989). Menurut Husaini dkk. (1989) , zat besi dalam bahan makanan dapat berbentuk heme yang berikatan dengan protein, atau dalam bentuk non-heme yaitu senyawa besi inorganik yang kompleks. Jum!ah zat bes i h ~ m e yang diabsorpsi lebih tinggi daripada 9 non-heme. Untuk seseorang yang simpanan zat besi dalam tubuhnya rendah, zat besi heme ini dapat diabsorpsi lebih dari 35%, sedangkan untuk seseorang yang simpanan zat besinya cukup banyak (lebih dari 500 mg) maka absoprsi zat besi heme ini hanya kurang lebih 25% (Cook, 1982). Zat besi hem berasal dari protein hewani, seperti daging sapi, kambing, ayam, hati dan ikan yang penyerapannya tidak tergantung pada jenis kandungan makanan lain dan lebih mudah diabsorpsi dibandingkan zat besi non-heme. Walaupun kandungan zat besi heme dalam makanan hanya antara 5-10%, namun penyerapannya mencapai 25-30% (Husaini, 1989). Zat besi non-heme terdapat pada bahan makanan yang umumnya berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti sayur-sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, buah-buahan dan serealia. Penyerapan zat besi non-heme termasuk rendah, hanya 5% dan sangat tergantung pad a jenis makanan lain a tau menu yang bervariasi (Husaini, 1989). 2.3. Masalah Vitamin A Pada umumnya masalah vitamin A diderita oleh anak balita, dengan penyebab utamanya adalah rendahnya konsumsi vitamin A. Hasil penelitian Saidin, 2009, menemukan bahwa prevalensi kurang vitamin A pada anak remaja SLTP di Kabupaten Bogor sebesar 29%. Konsumsi zat gizi mikro khususnya vitamin A masih rendah sebesar 39-46% dari angka kecukupan gizi yang dianjurkan (AKG). 2.4. Klasifikasi Status Vitamin A Klasifikasi status vitamin A serum yang paling umum digunakan adalah klasifikasi berdasarkan lnterdepartemental Committee on Nutrition for National Defence (ICNND). Menurut ICNND ( 1957) serum atau plasma vitamin A < 10 ug/dl dinyatakan defisiensi, 10 - 19 ug/d! disebut rendah, dan > 20 ug/dl di sebut cukup. 2.5. Hubungan Vitamin A dan Hemoglobin Menurut Groff ( 1998), kekurangan vitamin A dapat menurunkan mobilitas zat besi yang berasal dari hati sehingga abn berpengaruh terhadap pembentukan kadar Hb. Scmentara menurut Whitney ( 1990) kekucangan vitamin A dapat menurunkan kekebalan tubuh 10 terhadap penyakit infeksi dan selanjutnya akan berpengaruh terhadap absensi anak dan akan berpengaruh terhadap konsentrasi dan prestasi belajar. III. TUJUAN DAN MANF AAT 3.1. Tujuan Penelitian Tujuan umum: Mengetahui dampak suplementasi zat gizi mikro (Fe+ vitamin A) terhadap perbaikan status besi , status vitamin A dan konsentrasi belajar anak remaja SL TP di perdesaan. Tujuan khusus: 1. Mengetahui kadar Hb sebelum dan sesudah 3 bulan intervensi zat gizi mikro. 2. Mengetahui kadar transferin (sTFR) dalam darah sebelum dan sesudah intervensi 3. Mengetahui kadar vitamin A sebelum dan sesudah intervensi 4. Mengetahui/mengukur konsentrasi belajar anak sekolah sebelum dan sesudah Intervensi 5. Mengetahui konsumsi zat gizi makanan sebelum dan sesudah intervensi. 6. Mengetahui efektifitas suplementasi vitamin A dan pi! besi terhadap kenaikan kadar Hb , cadangan zat besi dan kadar vitamin A pada anak sekolah penderita anemia. 3.2 Manfaat Hasil penelitian ini dapat diimplementasikan pada skala nasional sebagai muatan program upaya kesehatan sekolah dalam rangka menunjang perbaikan prestasi belajar siswa. I l IV. METODOLOGI 4.1 Kerangka Pikir Status gizi dipengaruhi oleh asupan atau konsumsi zat gizi dan energi. Utilisasi zat gizi oleh tubuh dipengaruhi oleh ada tidaknya infeksi atau penyakit dan akses pemanfaatan pelayanan kesehatan. Prestasi belajar sebagai salah satu indikator potensi SDM dipengaruhi oleh status gizi/kesehatan dan faktor genetik (IQ). Prestasi belajar merupakan manifestasi pemahaman dan penguasaan murid terhadap mata pelajaran yang dipengaruhi juga oleh kemampuan konsentrasi berpikir. Sup Iemen VitA & Fe KONSUMSI STATUS Energi BIOiqMIA KONSENTRASI Protein ~ (Hb,Vit A, 1----.. BELAJAR Vit. A cadangan Fe besi) PRESTASI -- - ~ - - - - ~ ~ - ~ ~ ~ - ~ ~ - - - - --- PENYAKIT . INFEKSI Morbiditas Ket: : data tidak dikumpulkan 4.2. Populasi dan sampcl Populasi penelitian adalah murid SLTP kelas I dan II. Sampel penelitian adalah murid SLTP kelas I dan fi yang memenuhi criteria inklusi yaitu: 12 - umur 12- 15 tahun - sehat secara pemeriksaan klinis - Tidak menderita penyakit kronis -Kadar Hb : antara 8 sampai 11,9 gr/dl - bersedia berpartisipasi dalam penelitian. 4.3. Lokasi dan waktu penelitian Penelitian akan dilakukan di wilayah Kabupaten Bogor. Pelaksanaan penelitian akan berlangsung selama 8 bulan. 4.4. Besar sampel Sampel penelitian dihitung dengan menggunakan rumus dari LEMESHOW, 2000, sebagai berikut: (Za + ZB) 2 X 2 (SD) 2 N = (8 ) 2 = 36 murid I kelompok Keterangan : N = besar sampel (Za + Z ~ ) 2 = 1,96 SD = Standard deviasi = 1,21 g/dl 8 = harapan kepaikan kadar Hb sebesar = 0,4 g/dl (Saidin, 1998) Untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya drop out pada akhir penelitian sekitar 20% maka besar sampel setiap kelompok dinai kkan menjadi 50 anak Jadi besar sampel secara keseluruhan (3 kelompok) diperlukan 3 x 50 anak = 150 anak. 4.5. Cara pemilihan sampel Dengan asumsi prevalensi anemia sebesar 25%, maka perlu dilakukan penapisan terhadap 100/25 x 150 = 550 anak. Bila didalam satu sekolah terdapat 50 anak anemia maka diperlukan 3 sekolah. 13 4.6. Cara pengambilan sampel Tahap pertama : Pemilihan SLTP dilakukan secara purposif berdasarkan basil penelitian Saidin, 2009. Terhadap semua anak klas I dan 2 dari SLTP terlpilih akan dilakukan pemeriksaan kadar Hb untuk mencari 150 anak penderita anemia, dan secara random akan dibagi menjadi 3 kelompok penelitian. Kelompok A (50 orang), kelompok B (50 orang), dan kelompok C (50 orang). Kemudian kepada seluruh anak diberikan obat cacing Albendazole dosis tunggal. Selanjutnya mulai dilakukan suplementasi selama 12 minggu . Kelompok A mendapat tablet besi dengan dosis 60 mg dan kapsul vitamin A dengan dosis 10.000 S.l.per orang dua kali per minggu. Kelompok B mendapat satu pil besi (ferro sulfat) dengan dosis 60 mg besi elemental + 0,25 mg asam folat.setiap orang dua kali per minggu. Kelompok C adalah kelompok pembanding mendapat placebo. Pemberian tablet besi dilakukan disekolah oleh guru. Masing-masing kelompok sebelum memperoleh zat besi telah diberikan makanan snack sebagai tambahan energi (15% AKG). Setelah 3 bulan intervensi dilakukan pemeriksaan evaluasi dengan pengukuran BB dan TB, pemeriksaan kadar Hb, trasferin, vitamin A dalam serum dan konsentrasi belajar. Data penting yang akan dikumpulkan adalah data compliance tablet besi dan kapsul vitamin A masing-masing anak. Data compliance akan dikumpulkan setiap minggu dengan cara absensi. Data lain yang akan dikumpulkan adalah konsumsi zat gizi dengan metoda recall 2 x 24 jam, pola konsumsi makanan dengan metode FFQ (Food Frequency Quetioner), riwayat penyakit dan kejadian sakit (morbiditas). Data morbiditas akan dikumpulkan dengan cara wawancara oleh peneliti. 4.7. Jenis data dan cara pengumpulan data Pengumpulan data meliputi: l. Data identitas murid termasuk pendidikan dan peketjaan orang tua, jumlah aggota dalam rumah tangga, kesehatan lingkungan yang akan dikumpulkan dengan cara wawancara. 14 2. Data klinis untuk menetapkan status kesehatan dilakukan oleh dokter dengan mengisi formul ir yang telah tersedia. 3. Data status gizi berdasarkan antropometri (berat badan dan tinggi badan) oleh tenaga terlatih dari Puslitbang Gizi dan Makanan 4. Data Hb dianalisis dengan metoda "Cyanmethemoglobin", kadar tansferin dengan metoda "ELIZA" dan kadar vitamin A dengan metoda HPLC 5. Data konsentrasi belajar dikumpulkan dengan metoda KREUPLIN oleh Psycho log. 6. Data konsumsi makanan dilakukan dengan metoda "Recall" 2x 24 jam. 4.8 . Definisi operasional No Variabel Deskripsi Metoda Skala 1. Status gizi Ukuran fisik berdasarkan Pengukuran Ordinal Indeks Masa Tubuh (fMT). antropometri umur 2. Anemia Kadar Hemoglobin < 12.0 Analisa dengan alat Rasio g/dl Cyanmedhemoglobin 3. Status Besi Defisiensi besi ,bila kadar Anali sa dengan Rasio serum transferin metode "ELIZA" reseptor(sTFR) > 9 ng/ L 4. Status Kadar serum retinol . Analisa dengan alat Rasio vitamin A Dikatakan defisiensi bila HPLC kadar < 20 ug/dl 5. Konsentrasi Ni lai kemampuan Metoda KREUPLIN Ordinal bela jar konsentrasi yang diukur dengan test 6. Asupan Asupan zat gizi makro Recall 2 x 24 jam Rasio Konsumsi (energi dan protein) dan zat zat gizi gizi mikro (Vitamin A, Zinc dan Fe) 4. 9. Manaj emen da n a na lisis data Manajemen data meliputi kegiatan editing, entri dan cleaning data sebelum dil akukan anali sis. Analisis data ditujukan untuk memcapai tuj uan penelitian. Data disaj ikan dalam bentuk rata-rata, simpang baku, sebaran, uj i statistik yang akan digunakan adalah uji bivariat dan Anova. 15 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 DATA IDENTITAS Hasil pengumpulan data identitas a tau karakteristik sam pel disaj ikan pad a Tabel 5.1 dan Tabel 5.2 Tabel 5.1. Karakteristik Sam pel menu rut Kelompok Variabel Kelompok A B c Rataan SD Rataan SD Rataan SD Umur (tahun) 13,4 0,88 13,7 0,75 13,6 1,06 Berat Badan (Kg) 37,5 7,02 37,2 6,34 38,1 6,86 Tinggi Badan (Cm) 146,8 7,89 146,2 6,89 146,7 7,79 IMT (kg/mL) 17,3 1,91 17,3 1,92 17,6 2,36 Zink I 0,94 0,269 0,98 0,309 0,98 0,265 Umur Sampel berkisar antara 11 - 15 tahun, Berat badan antara 25,3-56,7 Kg dan Tinggi badan antara 127,6- 162,8 em dan IMT berkisar 14,0-24,3 kg/m 2 . Rataan umur sampel untuk ketiga kelompok penelitian hampir sama, masing-masing sebesar 13,4 0,88 thn, 13,7 0,75 tlm dan 13,6 i,06 thn. Rataan Indeks Massa Tubuh (IMT) sebagai gambaran simpanan lemak untuk ketiga kelompok penelitian juga hampir sama, 17,3 1,91, 17,3 1,92dan 17,62,36. Kadar Zink dalam darah berkisar antara 0,5- 1,8 J..lg/L dengan rata-rata 0,96 0,280. Kadar Zink untuk ketiga kelompok penelitian hampir sama masing-masing sebesar 0,94 0,269 J..lg/L, 0,94 0,269 f.tg/L dan 0,98 0,265 J..lg/L. 16 Tabel 5.2. Karakteristik orang tua sampel menurut kelompok Pendidikan Ibu A B c n % n % n % 1.Tidak sekolah dan tidak 4 8,5 6 13,3 5 10,6 tamat SD 2.Tamat SD 37 78,7 32 71,1 35 74,5 3.Tamat SMP 5 10,6 6 13,3 5 10,6 4.Tamat SMA, D3 1 2,1 1 2,2 2 4,3 47 100,0 45 100,0 47 100,0 Pendidikan Bapak A B c n % n % n % 1.Tidak sekolah dan tidak 3 6,4 6 13,3 6 12,8 tamat SD 2.Tamat SD 33 70,2 28 62,2 28 59,6 3.Tamat SMP 10 21,3 9 20,0 11 23,4 4.Tamat SMA, D3 1 2,1 2 4,5 2 4,2 47 100,0 45 100,0 47 100,0 Pekerjaan lbu A B c n % n % n % 1.Tidak bekerja 40 85,2 37 82,2 40 85,2 2.Pegawai Negeri/Swasta 1 2,1 2 4,4 1 2,1 3.Buruh 2 4,3 3 6,7 2 4,3 4.Pedagang 4 8,4 3 6,7 4 8,4 47 100,0 45 100,0 47 100,0 Pekerjaan Bapak A B c n % n % n % l.Tidak bekerja 2 4,2 2 4,4 3 6,4 2.Pegawai Negeri/Swasta 7 14,9 8 17,8 7 14,9 3.Buruh 21 44,7 20 44,5 20 42,6 4.Pedagang 11 23,4 10 22,2 9 19,1 5.Petani ,.., 6,4 2 4,4 3 6,4 .) 6.Sopir 3 6,4 3 6,7 5 10,6 47 100,0 45 100,0 47 100,0 I Dari tabel 5.2 tcrlihat bahwa pendidikan orang tua sampel masih cukup rendah, sebagian besar ibu hanya lu!us sekolah dasar (SD) sebesar 71 - 79%. Presentase ibu dengan i7 pendidikanlulus SD untuk ketiga kelompok penelitian hampir sama masing-masing sebesar 78,7%, 71,1 % dan 7-l,S%. Urutan kedua adalah lulus SMP masing-masing sebesar 10,6%, 13,3% dan 1 0,6%. Demikian juga dengan pendidikan bapak, urutan pertama adalah lulus SD masing-masing sebesar 70,2%, 62,2% dan 59,6%, untuk urutan keduajuga lulus SMP, masing-masing sebesar 21,3%, 20,0% dan 23,4% untuk kelompok A, B dan C. Pekerjaan lbu sebagian besar (> 80%) adalah ibu rumah tangga, kelompok A sebesar 85,2%, kelompok B sebesar 82,2% dan kelompok C sebesar 85,2%. Pekerjaan Bapak sebagian besar adalah buruh dengan pendapatan tidak tetap. Kelompok A sebesar 44,7%, kelompok B sebesar 44,5% dan kelompok C sebesar 42,6%. Urutan kedua adalah pedagang masintg- masing sebesar 23,4%, 22,2% dan 19,1 %. 5.2 DATA BIOKIMIA DAN KONSENTRASI BELAJAR SEBELUM INTERVENSI Jumlah anak yang diperiksa kadar Hb dan Konsentrasi belajar dilakukan terhadap semua anak. Pada awalnya masing-masing kelompok ada 50 anak. Setelah evaluasi sebanyak 11 anak tidak mengikuti sampai evaluasi kedua, sehingga jumlah anak yang bisa dianalisa untuk kelompok A, B dan C tinggal47, 45 dan 47 anak. Tidak semua sampel dianalisa kadar transferin dan vitamin A masing-masing hanya dianalisis 75% dan 60%. Hasil pengw;npulan data utama seperti kadar Hb , Transferin, vitamin A, dan konsentrasi belajar sebelum intervensi disajikan pada Tabel 5.3., 5.4., 5.5. dan 5.6. Tabel 5.3. Rata-rata kadar Hb sebelum intervensi menurut kelompok Kelompok N Rata-Rata SD Nilai (g/dl) Min Max A 47 ! 1,3 0,97 9,3 12,5 B 45 I 1,4 0,91 9,0 12,5 c 47 .=1,30,89 9,J 12,6 - I -- 18 r--- Dari Tabel diatas tamnak bahwa rata-rata kadar Hb sampel untuk masing-masing kelompok nampak tida'o,: berbeda Kelompok A sebesar 11,3 0,97 g/dl, kelompok B sebesar 11,4 0,91 g ~ d l dan 11,3 = 0,89 g/dl. Rata-rata kadar Hb sebelum intervensi tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna ( F= 0,035, Sign = 0,965). Angka ini menunjukkan bahwa keadaan status Hb layak untuk dibandingkan. Bila terjadi perbedaan pada akhir penelitian merupakan akibat dari intervensi. Indi kator status besi selain kadar Hb, dianalisis kadar Transferin yang jenuh dengan ion besi yang di sebut s.Transferin (sTFR). Rata- rata kadar sTFR disajikan pada Tabel5.4. Tabel5.4. Rata-rata kadar Transferin dalam darah menurut kclompok Kelompok N I Rata-Rata SD Nilai - Min Max A 36 I 2, 15 0,657 1,09 4,72 - 1,04 3,93 1,19 I 3,8 B 39 I 2,25 0,747 c 37 I 2,120,577 Dari Tabel 5.4 terlihat bahwa rataan kadar transferin dalam darah pada awal penelitian untuk ketiga kelompok (A, B dan C) tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna (F= 0,412, Si gn= 0,663). Masing-mas ing sebesar 2, 15 0,667 11g/L, 2,25 0,747 Jl g/L dan 2, 12 0,577 Jlg/L. Rata-rata kadar vitamin A sebelum intervensi menurut kelompok peneliti an di sajikan pada tabel 5.5 Ta bel 5.5. Rata-rata kada r vitamin A sebelum inter vensi menu rut kclompok [ Kelompok N Rataan SD (Jlg/dl) Nila i Mi n Max A(Fe+vitr\) 19.14,66 12,2 34,7 B ( Fe) 29 19,0 5,88 jll ,8 32, i J [ C (Placebo_)_ 3 I ! 19,5 5,97 9,8 j__}_2_2_j 19 iliwa rata-rata kadar vitamin A untuk ketiga kelompok penelitian masih rencl c!:m tidak ada perbedaan* . Kelompok A sebesar 19,1 4,66 flg/dl, kelompok B sebesar 19,0 = 5,88 flg/dl dan kelompok C sebesar 19,5 5,97 flg/dl. Dengan ni lai F= 0.035 dan Sign= 0,965. Rata-rata nilai konsent rasi bela jar anak SLTP menurut kelompok penelitian disajikan pada Tabel 5.6. Tabel 5.6. Rata-rata konsentrasi belajar sebelum intervensi menurut kelompok Kelompok N Rata-Rata SD Nilai Min Max A (Fe+ vitA) 47 3,3 1,43 1 7 B (Fe) 45 3,8 + 1,44 1 6 C (Placebo) 47 3, 2 1,64 1 8 I Tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata konsentrasi belajar untuk ketiga kelompok penelitian sedikit berbeda, kelompok yang tidak mendapat perlakuan placebo mempunyai rata rata konsentrasi paling rendah yaitu 3,2 1 ,64, kemudian disusul oleh kelompok yang mendapat Fe dan Vitamin A yaitu 3,3 1,43 dan paling tinggi adalah kelompok yang mendapat Fe yaitu 3,8 1,44. Walaupun demikian dengan uji Anova tidak ditemukan perbedaan yang bermakna dengan nilai F= I ,898, Sign= 0, 153. 20 5.3 DATA BIOKB:IL'\ DA ... " BELAJAR SETELAH INTERVENSI Data biokimia se<dah 3 bulan intervensi disajikan pada Tabel 5.7, 5.8 dan 5.9, sedangkan data korrsentrasi belajar disajikan pada Tabel 5.10. Tabel 5. i . Rata-rata kenaikan kadar Hb sesudah intervensi menurut Kelompok Kelompok N Hb Akhir Perubahan SD Rataan SD (g/dl) A 47 12,6 0,6770 1,4 0,79 B 45 12,4 0,6889 1,2 0,62 c 47 11,9 0,9239 0,4 0,25 F= 12,78 F= 39,67 Sign= 0,000 Sign= 0,000 Dari Tabel 5.7 menunjukkan bahwa setelah intervensi 3 bulan rataan kadar Hb Kelompok A dan B masing-masing naik sebesar 1,4 0,79 g/dl dan 1,2 0,62 g/dl, sedangkan kelompok C yang tidak mendapatkan pil besi atau Vit.A juga terjadi kenaikan sebesar 0,4 0,25 g/dl. Kenaikan merupakan efek Psychologis dari placebo, hal serupa juga ditemukan pada penelitian- penelitian sebelumnya (Husaini, .... ). Tabel 5.8. Rata-rata penurunan kadar Transferin sesudah intervensi menurut kelompok Kelompok I N I STFRAkhir Perubahan SD Rataan SD (Jlg!L) A 34 1,14 0,440 -1 ,00 0,423 B 33 1,22 0,4582 -1 ,03 0,469 c 32 1 '70 0,5900 -0,37 0,385 F= 12,632 L Sign= 0,000 24,499 I S1gn = _o,ooo _j 21 Dari Tabel diaras. terlihat ada perbedaan penurunan kadar transferin antara kelompok A dan B masing-masing sebesar 1,0 JlgiL. Sedangkan kelompok C turun sebesar 0,3/ )lg'L Dengan uji Anova ditemukan perbedaan yang bermakna dengan F= 12,632 dan Sign= 0,000 Tabel 5.9. Rata-rata kenaikan kadar Vitamin A sesudah intervensi menurut kelompok Ke1ompok N Vit.A Akhir Perubahan SD Rataan SD (J..Lg/dl) A 24 24,7 5,2097 6,1 4,99 B 29 21,0 5,4019 2,0 2,39 c 31 22,6 7,9711 2,0 5,69 IF= 4,713 F= 7,20 Sign= 0 012 Sign= 0,001 i I I , ------------------ Dari Tabel diatas terlihat bahwa kelompok A yang memperoleh kapsul Vitamin A 2x/orang dan pi! besi memberikan dampak yang paling tinggi terhadap kenaikan kadar Vitamin A sebesar 6,1 4,99 1-lg/dl, dibandingkan dengan kelompok B dan C yang tidak memperoleh Vitamin A. Dengan uji Anova ditemukan perbedaan kenaikan yang bermakna dengan nilai F= 7,20 dan Sign= 0,00 1. Tabel 5.10. Rata-rata Konsentrasi belajar sesudah intervensi menurut Kelompok Kelompok N KCB Akhir Perubahan SD Rataan SD A 47 4,71,!3 1,4 0,84 B 45 4,9 1,39 1,2 1,14 c 47 3,4 1,4445 0,10,81 F= 19,939 F= 26,090 I Sign= 0,000 Sign = 0,000 I I l L_ _j 22 Kemampuan sis-.va berkonsentrasi atau memusatkan pikiran dalam menyelesaikan memahami pebj:rran. khususnya di dalam kelas, dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor Ekstemal t' lingl--l1ngan sekolah, keluarga dan masyarakat) maupun faktor Internal ( segala sesuaru yang mempengaruhi pikiran siswa), terutama pada waktu mendekati dan sewaktu sedang menjalani ujian (test). Dari Tabel 5.10 ternyata pemberian pil besi atau pil besi + Vit. A dapat meningkatkan konsentrasi belajar secara nyata. Kelompok A naik sebesar 1,4 0,84 dan kelompok B naik sebesar 1,2 1, 14. 5.4 KONSUMSI ZAT GIZI Hasil pengumpulan data konsumsi zat gizi sebelum dan sesudah intervensi disajikan pada Tabel 5.11. TabeiS.ll. Rataan Konsumsi zat gizi sebelum dan sesudah intervensi menurut kelompok Zat Gizi Sebelum Intervensi Sesudah Intervensi A B c A B c Energi (Kkal) 1036314,2 102731 5,1 1036311,3 1045285,0 1045338,1 1008366,9 %AKG 51 ,8 51 ,4 51 ,8 52,3 52,3 50,4 Protein (g) 32,4 15,17 29,6 12,2 33,4 10,7 29,7 11 ,6 1 31,8 8,8 32,0 11,32 %AKG 55,9 51,0 57,6 51,2 54,8 55,2 Vitamin A (RE) 180 114,5 222 187 215204,1 198 105,5 286157,0 220141 ,4 %AKG 36,0 44,4 43,0 39,6 57,2 44,0 Zat Besi (mg) 4,2 2,0 3,4 1,70 3,6 1,57 4,2 2,20 3,3 1,56 3,8 1,58 %AKG 30,0 24,2 25,7 30,0 23,6 27, 1 Vitamin C (mg) 20 7,3 17 10,5 13 9,8 15 11 ,80 13 10,3 22 12,2 %AKG 40,0 I 34,0 26,0 30,0 26,0 44,0 ! - ----------- ---- Dari Tabel 5.11, terlihat bahwa konsumsi energi dan proteinsebelum intervensi untuk ketiga kelompok penelitian masih rendah berkisar 50- 55,9% clari angka kecukupan ( RDA ). Konsumsi Vitamin A, Zat besi dan vitamin C sebelum intervensi snnpt berkisar antaw 36-44,4 24,2 --30,0% dan 26,0-40,0% masing- 23 masmg un konsumsi zat gizi A. z a ~ besi dan vitamin C. Setelah intervensi 3 bulan ternyata -"mua kelompok penelitian tidakjauh berbeda. VI. KESIMPULAN Dari data yang dikumpulkan dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut : 1. Suplementasi zat gizi mikro (vit. A dan Fe) kelompok A dapat meningkatkan kadar Hb lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok B yang hanya memperoleh pil besi saja. 2. Suplementasi vit. A dan Fe (kelompok A) memberikan dampak positifterhadap kenaikan kadar transferin sebagai indikator status besi pada anak sekolah. 3. Kenaikan kadar Hb pada anak sekolah diikuti dengan kenaikan konsentrasi belajar secara bermakna. 4. Tambahan zat gizi mikro seperti vit. A dan tablet besi 2x seminggu cukup efektif untuk meningkatkan status besi dan status vit. A serta Konsentrasi belajar. VII. SARAN Mengingat prosentase konsentrasi belajar anak SL TP di pedesaan masih cukup rendah, maka tambahari zat gizi mikro (vit. A yang dipadukan dengan pi! besi) yang diberikan selama 2x/minggu dapat diterapkan disekol ah-sekolah. 2-+ . KEPUSTAKAAN 1. R.I. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS), ,..., . .,; "-esehatan Rumah Tangga (SKRT), Jakarta, 2001 3. Saidin dkk. Laporan sementara Profil status gizi anak sekolah SMP, thn 2009 4. Groff. J.L and Sareen.S. Gropper. Advanced Nutrition and Human Metabolism. Third Ed. Wadsworth. 1998 5. Wiryatmadji dkk. Laporan Survai WFP'S Nutrition Rehabilitation. Programme in Madura, Lombok and West Timor. Sept- Nov. 2007 6. WHO. Technical Report Series. Physical Status: The Use and Interpretation of Anthrophometri. Report of a WHO Expert Committee. Geneva 1995 7. Lemeshow et.al. Besar Sampel Dalam Penelitian Kesehatan. Gadjah Mada University Press. 2000 8. Martianto. D. et.al. Studi Efektiveness Fortifikasi VitaminA pada Minyak Goreng, 2006. 9. Gibson, RS. Principle of Nutrition Assessment, New York University Press. 1990. 10. Whitney et-al. Under Nutrition Fifth Edition, West Publishing Company. 1990. 11. Ross.A.C. Vitamin A Status : relationship to imunity and antibody response (Mini review), PSEBM 200, 300,1992. 12. Universitas Gajah Mada. Kraeplin test (Pengukuran Kecepatan, Ketepatan, Keajegan serta daya tahan kerja). Fakultas Psikologi UGM. 1980. 25