Anda di halaman 1dari 59

STATUS UJIAN KEDOKTERAN KELUARGA

Disusun oleh:
Sabrina Septiani Purba

(06 183)

Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan No Rekam Medis Pasien ke Data Administrasi tanggal 10 Januari 2012
Pasien Nama Umur/tanggal lahir Alamat Tn. D

: Puskesmas Kelurahan Duren Sawit ::1 Ditulis oleh : Sabrina Septiani Purba (06 183)
Keterangan

54 tahun Jalan Swadaya Raya RT 13/ RW 01, No: 15, Kelurahan Duren Sawit Pria

Jenis kelamin

Agama Pendidikan Pekerjaaan Status perkawinan Kedatangan yang ke Telah diobati sebelumnya
Alergi obat System pembayaran

Islam SD Pensiun Menikah Pertama Tidak


Tidak Umum Bayar sendiri

Tamat

Mempunyai 6 anak, 3 cucu

Anamnesis
(dilakukan secara autoanamnesis)
Keluhan utama :

Kesemutan di kedua kaki


Keluhan tambahan :

sering merasa mengantuk

Riwayat perjalanan penyakit sekarang


Pasien datang ke puskesmas Kecamatan Duren Sawit

dengan keluhan kesemutan di kedua kaki sejak 1 minggu yang lalu. Rasa kesemutan itu dirasakan menjalar hingga ke betis. Pasien merasakan kesemutan sepanjang hari, terutama saat berjalan akan terasa sakit seperti tertusuktusuk di telapak kedua kaki. Rasa kesemutan itu akan menghilang setelah berjalan 5 menit. Saat beristirahat kadang-kadang pasien masih merasakan kesemutan yang mengjalar hingga ke betis. Pasien sebelumnya pernah mengalami hal seperti ini sejak 1 tahun yang lalu. Pasien sudah mencoba mengatasi rasa kesemutan pada kedua kaki pasien dengan cara mengkompres dengan minyak dari pengobatan alternatif yang sedang pasien jalani. Pasien juga merasakan kesemutan itu pada kedua telapak tangan pasien, hidung, dan bibir pasien. Tetapi

Pasien juga mengeluhkan mengantuk sepanjang

hari sejak 3 bulan yang lalu. Pasien sering menguap sepanjang hari walaupun menurut pasien, waktu tidur pasien sudah cukup. Karena merasa kantuk terus menerus, pasien tidak melakukan terlalu banyak aktivitas lagi. Dahulu pasien masih rajin menyiram tanaman singkong dan memberi makan ayam peliharaan pasien di kebun belakang rumah pasien. Pasien juga merasa tubuh pasien terasa lebih lemas daripada biasanya walaupun nafsu makan pasien masih baik.

Riwayat penyakit dahulu


Pasien pernah mengalami keluhan seperti ini.

Pasien memiliki penyakit gula darah sejak 2

tahun yang lalu, pasien sudah berhenti meminum obat dari puskesmas di Tasikmalaya sejak 5 bulan yang lalu dan melanjutkan pengobatan

alternatif.
Pasien pernah mengalami stroke pada bulan

februari tahun 2011, pasien dirawat dirumah sakit

Pasca stroke tidak ada masalah dengan pergerakan

pasien tetapi ingatan jangka pendek pasien menurun.


Keluhan mual dan muntah disangkal pasien, nafsu

makan pasien baik. Pasien masih sering merasa lapar dan haus sepanjang hari, frekuensi BAK pasien sehari 8x. Pasien mengaku tidak ada keluhan dengan penglihatan, pinggang, dan dada pasien. Tidak ada keluhan dengan BAB.

Pasien juga memiliki hipertensi sejak tahun

1993, tetapi pasien tidak pernah memeriksakan

tekanan darah pasien ataupun meminum obat


hipertensi.
Berat badan pasien banyak berkurang semenjak

pasien terkena DM. Pasien tidak teratur mengontrol DM dan hipertensi pasien.
Riwayat asma dan alergi obat disangkal.

Riwayat penyakit keluarga


Pasien merupakan anak pertama dari enam

bersaudara.
Orang tua pasien tidak ada yang memiliki

diabetes ataupun hipertensi.


Saudara kandung pasien tidak ada yang

menderita seperti ini.

RIWAYAT SOSIAL DAN EKONOMI


Pasien tinggal bersama istri pasien di Serang.

Pasien sudah tidak bekerja.


Pendapatan pasien berasal dari bagi hasil panen

sawah milik pasien.


Hubungan dengan lingkungan dan keluarga baik. Selama menjalani pengobatan alternatif di

Jakarta, pasien tinggal di kontrakan di Jalan Swadaya Raya bersama istri, 2 anak, dan 3 cucu

KONDISI RUMAH

Pasien tinggal di kontrakan berukuran 3 x 4 meter

terdiri dari 1 kamar tidur, dapur, dan 1 kamar mandi.


Ventilasi dan pencahayaan di tempat tinggal kurang Kebersihan dan kerapihan di dalam rumah kurang baik. Sumber air yang digunakan pasien sehari-hari berasal dari

PAM.
Ruang tamu sekaligus kamar pasien berukuran 2 x 2 meter

terdapat 1 kasur, kipas angin, rice cooker, galon air minum isi

ulang dan barang-barang pasien serta keluarga.


Keluarga pasien membersihkan rumah setiap hari. Kebersihan dalam rumah kurang bersih, ada 1 tempat

Tampak bagian depan rumah kontrakan pasien yang biasanya digunakan sebagai tempat menjemur pakaian.

Ruang tamu sekaligus kamar pasien.dan ruang makan pasien. Terdapat barang-barang pasien dan keluarga, kasur, kipas angin, rice cooker, air mineral galon isi

ulang.

Dapur. Terdapat
Ember untuk kain kotor, piring dan gelas kotor, peralatan mandi, sapu, dan ubi jalar.
Kamar Mandi. Tidak ada daun

pintu pada pintu kamar mandi.


Bak mandi tampak kotor,

tidak pernah dibersihkan

Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum dan tanda-tanda vital & status gizi Kesadaran : Kompos mentis Keadaan umum : Tampak sakit sedang Tinggi badan : 170 cm BB : 48 kg Status Gizi : Kurang (IMT 16,6) Tanda Vital : Tekanan darah : 140/90 mmHg Frekuensi nadi 94x/menit Frekuensi Nafas 21x/menit Suhu 36,7 C

Status Generalis o Kepala : Normochepali, tidak ada deformitas o Rambut : Cokelat tua, distribusi jarang, tidak mudah dicabut o Mata : Konjungtiva anemis (-), sclera ikterik (-) o Telinga : Liang telinga lapang, serumen (+), secret (-) o Hidung : Tidak ada deformitas, konka eutrofi, mukosa merah muda , serumen (-), secret (-) o Gigi dan mulut: Gigi geligi tidak lengkap, hanya ada gigi insisivus kiri atas. Mukosa mulut

Thorax o Paru I : Pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri, retraksi (-) P : Vocal fremitus kanan=kiri P : Sonor kanan=kiri A : BND vesikuler kanan=kiri, rhonki -/-, wheezing -/o Jantung I : Iktus kordis terlihat pada sela iga 5 di garis midclavicula sinistra P : Iktus kordis teraba pada sela iga 5 di garis midclavicula sinistra P : Batas jantung kanan di sela iga 4 di garis sternalis dextra, batas jantung kiri di sela iga 5 di garis midclavicula sinistra. o Kesan: jantung tidak membesar

Abdomen
oI oP

: Tampak datar : Hepar dan limpa tidak teraba membesar,

muscular defense (-), nyeri tekan abdomen (-), bulging (-), undulasi (-)
oP

: Timpani di seluruh lapangan abdomen, nyeri

ketok (-), pekak


alih (-), Kandung kemih : timpani
oA

: Bising usus (+) 5x/menit

o Ekstremitas

: Akral hangat, capiler reffil < 2, edema -/-

, atrofi otot (-), hipotrofi otot (+), derajat kekuatan otot 3/3/3/3 o Neurologis : Fisiologis : Biseps +/+ KPR +/+ Triseps +/+ APR +/+ Patologis: Brudzinky I -/- Kernig -/Brudzinky II -/- Babinski -/Kaku Kuduk -/- Chaddock -/Laseque -/Gordon -/Oppenheim -/Schaefer -/Ektremitas bawah: Sensibilitas sentuhan +/+ Sensibilitas goresan +/+

Status Lokalis

Regio Pedis dextra et sinistra Inspeksi:Jejas (-),edema (-),hematom (-

),perdarahan(-), galt disorder (-) Palpasi:Suhu sama dengan sekitar, nyeri palpasi (+)
Pergerakan:Tidak terbatas.
Pemeriksaan Penunjang

Gula Darah Sewaktu : 407 mg/dl

DIAGNOSTIK HOLISTIK
Aspek personal : Keluhan utama : Kesemutan di kaki Harapan : Pasien berharap agar keluhannya bisa cepat sembuh Kekhawatiran : Pasien khawatir kena stroke lagi Aspek klinis: WD/ Neuropati diabetika Cachexia DD/ Neuritis Osteoarthritis

Aspek risiko internal: Pasien suka makan nasi, makanan yang asin, sering makan gorengan. Pasien tidak pernah berolahraga. Pasien tidak rutin berobat.
Aspek psikososial keluarga dan lingkungan:

Pasien memiliki hubungan yang baik dengan


keluarganya dan tetangganya. Pasien tinggal jauh dari anak tetapi masih sering bertemu. Kebersihan dan kerapihan tempat tinggal pasien kurang

Rencana Penatalaksanaan
No Kegiatan Rencana intervensi Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan

Aspek personal

Evaluasi - Keluhan, Kekhawatiran dan harapan pasien Edukasi - Menjelaskan mengenai penyakit pasien DM dan Hipertensi dan komplikasi yang dapat menyertai seperti neuropati dan cachexia

30 menit

Pasien dapat mengerti tentang penyakit, faktor resiko, komplikasi dan prognosisnya.

2 Aspek klinis Evaluasi - Pemeriksaan tanda vital dan fisik umum - Pengukuran IMT dan BB ideal Pasien melakukan pemeriksaan gula darah sewaktu

Neuropati Cachexia

Edukasi - Mengajak pasien untuk teratur mengkonsumsi obat - Pengaturan pola makan yang sehat dan teratur serta memenuhi kebutuhan gizi pasien

Pasien minum obat secara teratur Mengembalikan rasa nyaman & kesehatan pasien secara optimal

- Memberikan pemahaman bahwa keadaan gizi yang baik dapat mendukung proses perbaikan gejala penyakit pasien. - Memotivasi untuk mengubah gaya hidup sehat - Menjelaskan tentang penyakit DM, serta pengobatannya Terapi - Metformin 1 x 500 mg - Aspilets 1 x 80 mg - B1, B6, B12 1 x 1

Pasien dan keluarga menyadari bahwa pola hidup sehat akan mempengaruhi kesehatan pasien dan keluarga

Aspek risiko internal

Edukasi

- Menjelaskan
pentingnya pola makan yang baik Mengajak pasien sebagai untuk rutin berobat - Meminta pasien untuk rutin berolahraga

Aspek psikososial - Meminta 4 al keluarga keluarga untuk keluarga terus mendukung pasien dalam menjalani pengobatan

Edukasi - Tetap menjaga keharmonisan keluarga dan lingkungan

Pasien n dan 15 keluarg menit -keluarga terus mendukung a pasien dalam menjalani pengobatan

Pasien rukun selalu dengan keluarga dan lingkungan

TINDAK LANJUT DAN INTERVENSI


TANGGAL Intervensi yang dilakukan, diagnosis, Holistik, dan rencana selanjutnya Kedatangan Saat kedatangan pertama, dilakuakan beberapa hal yaitu; Pertama 10 Januari 2012

Memperkenalkan diri dan menjalin hubungan yang baik dengan pasien Melakukan Anamnesis mengenai keluhan serta kehidupan sehari-hari pasien Memberi inform consent pada pasien agar dapat mengerti wawancara dan pemeriksaan yang akan dilakukan Melakukan pemeriksaan fisik secara lengkap Membuat diagnostik holistic pada pasien Memberi dan menyusun penatalaksanaan secara medikamentosa dan non medikamentosa serta terapi lanjutan

Intervensi yang diberikan :


Edukasi mengenai Neuropati diabetika dan Cachexia
Edukasi mengenai Diabetes Mellitus dan hipertensi

(Penyebab, Gejala Klinis, Penatalaksanaan, Komplikasi, dan Prognosis)


Edukasi agar pasien mengecek kadar gula darah dan

rutin berobat
Edukasi agar pasien mengatur pola makannya Melakukan pengaturan waktu kunjungan berikutnya

untuk dilakukan evaluasi intervensi dari kunjungan


pertama dan rencana intervensi berikutnya.
Edukasi tentang kebersihan lingkungan rumah pada

KESIMPULAN PENATALAKSANAAN PASIEN DALAM BINAAN PERTAMA


Diagnosa holistik Aspek personal : Keluhan utama Harapan Kekhawatiran pada saat berakhirnya pembinaan pertama : Kesemutan di kaki : Pasien berharap agar keluhannya bisa cepat sembuh : Pasien khawatir terkena stroke lagi

Aspek klinis: Neuropati diabetika Cachexia Aspek risiko internal: Pasien suka makanan yang asin, dan tidak mau mengurangi konsumsi nasi. Pasien tidak pernah berolahraga. Pasien tidak rutin berobat. Aspek psikososial keluarga dan lingkungan: Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarganya dan tetangganya. Pasien tinggal jauh dari anak tetapi masih sering bertemu. Pasien rajin sholat. Pasien sudah tidak bekerja. Keluarga mau mendukung pasien selama pengobatan. Derajat fungsional: 1 (pasien tetap bisa beraktivitas seperti biasa, tidak ada kesulitan).

Rencana penatalaksanaan pasien selanjutnya


Konsul diet pasien ke bagian Gizi

Menilai tingkat keberhasilan terapi yang sudah diberikan. Jika

keluhan tidak berkurang, diperhatikan untuk peningkatan dosis obat.


Meminta dan mendukung pasien untuk minum obat secara

teratur.
Meminta pasien rutin ke puskesmas untuk memeriksakan

kadar gula dan tekanan darah secara rutin.


Meminta pasien untuk menjalin komunikasi yang lancar

Meminta pasien untuk tetap berolahraga minimal

seminggu 3 kali dan minimal 30 menit menggunakan alas kaki.


Meminta keluarga untuk memperhatikan dan

mendukung pasien untuk minum obat secara teratur

dan memeriksakan kadar gula pasien.


Meminta keluarga untuk memperhatikan pasien

dalam menjalin hubungan dengan anak serta lingkungan sekitar.


Meminta keluarga untuk memperhatikan pasien

Melihat perbaikan gizi pasien sesuai petunjuk dari

konsul bagian gizi.


Melihat kemajuan pengobatan, bila kadar gula

menjadi stabil dosis obat dapat diturunkan secara perlahan-lahan. Jika belum membaik, pasien

dipersiapkan untuk terapi lebih lanjut dan siap untuk


dirujuk ke sarana kesehatan sekunder.
Meminta pasien untuk memeriksakan secara

berkala 1 tahun sekali jantung, ginjal, hati dan paruparunya.


meminta pasien untuk memeriksakan secara

DIETERY RECALL

Tanggal
17/1/2012

Pola Makan

Intake

Ket

Jam
08.30 WIB

Jenis
Bubur ayam+ sate Bubur ayam 1 porsi telor+teh tawar Sate telor 2 tusuk

Teh tawar 1 gelas


12.00 WIB Nasi+Sayur sawi+ Nasi 1 porsi Tempe orek Sayur 1 porsi

Tempe orek 1 porsi


16.00 WIB Nasi+Tempe orek+sambel Nasi 1 porsi Tempe orek 1 porsi Sambel 1 sendok makan 20.00 WIB Ubi kukus+sambel+ teh tawar Ubi kukus 3 potong Sambel Teh tawar 1 gelas

Tanggal
18/1/2012

Jam
08.30
WIB

Jenis
Nasi putih+sayur
sop+tempe goreng+sambel leunca+teh tawar

Intake
Nasi putih 2 centong nasi
Sayur sop 1 porsi Tempe goreng 2 potong Sambel leunca 1 sendok makan Teh tawar 1 gelas

10.00 WIB

Roti cokelat

Roti cokelat 1 bungkus

12.00 WIB

Nasi+sayur sop+
sambel leunca

Nasi 2 centong nasi


Sayur sop 1 porsi Sambel leunca 1 sendok makan

15.00 WIB

Nasi+sayur lodeh+orek tempe

Nasi 2 centong nasi Sayur lodeh 1 porsi Orek tempe 1 porsi

EKOLOGI KELUARGA
Diagnosa 5 Sumber 5 Kebutuhan Sign & Symptoms : 10 Aktivitas Therapy explorasi 5 Sumber yang ada

tercapainya 5 kebutuhan
Follow up : 10 Aktifitas 5 Kebutuhan.

Corak Kehidupan Keluarga

Ditentukan oleh cara Keluarga menjalankan

Aktifitasnya sehari-hari.
1. 2.

Dipengaruhi oleh 2 Faktor : Kebutuhan ( Needs ) Sumber ( sources ) IKK - Kebutuhan ( 5 ) - Sumber ( 3 ) - Aktivitas ( 10 ).

Bagaimana D/ Ekologi keluarga Tn D


Sumber:
1. Waktu :
Tn. D mulai beraktivitas dari pagi 07.00 WIB sampai siang

pukul 21.00 WIB. Pasien sudah tidak bekerja. Sehari-hari waktu yang digunakan untuk berinteraksi dengan keluarga dan tetangga..
Istri pasien sehari-hari hanya bekerja sebagai ibu rumah

tangga.

2. Uang dan Barang:

Sumber pendapatan utama keluarga berasal dari hasil


panen sawah pasien (setelah bagi hasil dengan orang yang mengerjakan sawah pasien) dan uang kiriman dari anak-anak pasien. Menurut pasien, pendapatan pasien sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan harian pasien

dan istri dan biaya berobat pasien.

Kepemilikan barang di dalam keluarga sangat sederhana. Rumah yang mereka tempati merupakan rumah pribadi. Didalam rumahnya terdapat teras, 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 2 kamar tidur, 1 dapur, 1

kamar mandi, dan halaman belakang. Pasien hanya

3. Tenaga dan Kemampuan:

Pasien mengaku selama sakit badannya lemas. Pasien juga tidak terlalu mampu lagi untuk bekerja di sawah sejak 5 tahun yang lalu.

Bagaimana D/ Ekology keluarga Tn. D?


4. Hubungan Pribadi atau Koneksi :

Hubungan pribadi pasien dengan seluruh anggota di dalam keluarganya serta tetangganya baik. Pasien jarang bertemu dengan anak pasien, terutama anak bungsu pasien. Keluarga pasien cukup mengenal dan

dikenal di lingkungan sekitar rumahnya. Pasien


masih rajin berkumpul dengan tetangga terutama jika ada kegiatan di masjid.

5. Keluarga:

Pasien tidak memenuhi program keluarga berencana

karena memiliki 6 orang anak. Taraf ekonomi keluarga


menengah ke bawah. Keluarga sangat mendukung pasien dalam penyakit dan pengobatannya.

Kebutuhan:
Physical needs (sandang, pangan, papan):
1.

Untuk kebutuhan sandang dalam keluarga ini masih

dapat terpenuhi meski pakaian masing masing


anggota keluarga sederhana dan kurang bersih.
2.

Kebiasaan makan dalam keluarga ini dengan pola makan yang monoton yaitu biasanya hanya dengan lauk telur atau tahu tempe, sayuran bening atau santan namun tidak setiap hari, pada hari tertentu biasanya mereka mengkonsumsi ayam atau ikan sebagai tambahan lauknya. Pasien dan keluarga

pasien masih gemar memakan singkong/ubi jalar.

Physical needs (sandang, pangan, papan):


3.

Rumah tempat tinggal yang mereka tempati luasnya 8 x 13 meter yang ditinggali oleh 2 orang. Rumah

tersebut adalah rumah pribadi pasien. Atapnya


menggunakan genteng dengan plafon dari asbes. Lantainya sudah terbuat dari ubin. Ventilasi dalam rumah berupa beberapa buah jendela 0,5m x 1m. Pencahayaan dalam rumah cukup. Dapur yang mereka miliki langsung bersebelahan dengan WC namun terdapat pintu sebagai pembatasnya. Di halaman belakang rumah pasien biasanya digunakan

untuk menjemur pakaian, memelihara beberapa

Spiritual Needs :
Pasien beserta anggota keluarga lainnya

beragama Islam dan tidak lalai untuk beribadah. Meskipun saat ini pasien sedang sakit. Pasien sering beribadah di mesjid dekat rumah. Anakanak pasien juga diajari untuk taat beribadah.

Emotional Needs:
Tn. D berhubungan baik dengan istri pasien, tetapi

semenjak stroke ( 1 tahun yang lalu) pasien sudah tidak berhubungan seksual dengan istri pasien.
Pasien sesekali bertemu dengan anak-anak. Tetapi

pasien sudah lama tidak bertemu dengan anak bungsu pasien yang bekerja di Arab.

Intellectual Needs: Pasien bersekolah sampai tingkat

SD. Pasien mengaku tidak ingin bersekolah lagi karena di daerah tempat tinggal pasien memang tidak ada. Pasien

berharap agar anak-anaknya bisa bersekolah ke jenjang


yang lebih tinggi.
Social Needs: Keluarga pasien cukup mengenal dan

dikenal di lingkungan sekitar rumahnya.

Lingkungan

sekitar pasien peduli dengan keadaan keluarganya.

Pasien mengaku memang orang yang terbuka dengan


lingkungan sekitar. Keluarga pasien berharap lingkungan sekitarnya mengerti kondisinya saat ini dan mendukung

SIGN AND SYMPTOMPS

MENGACU PADA 10 AKTIVITAS


1. Hubungan intern dan antar keluarga:

Hubungan antara suami dan istri baik

Hubungan orangtua dengan anak baik,


hubungan antara anak baik

2. Child care:

Kepedulian anak-anak pasien terhadap

kebutuhan kesehatan terlihat dari


keikutsertaannya dalam memeriksakan kesehatan pasien dan mengingatkan pasien

3.

Food
Kebiasaan makan dalam keluarga ini dengan pola makan yang monoton yaitu biasanya hanya dengan lauk telur atau tahu tempe, sayuran bening atau santan namun tidak setiap hari, pada hari tertentu biasanya mereka mengkonsumsi ayam atau ikan sebagai tambahan lauknya. Pasien dan keluarga pasien masih gemar memakan singkong/ubi jalar.

4.

Pakaian Pakaian seluruh anggota keuarga sangat sedrhana namun nampak lusuh dan kurang bersih.

5.

Housing :

Kesan rumah sehat.

6.

Kegiatan Kesehatan: Pasien dan seluruh anggota keluarga tidak pernah melakukan kegiatan olahraga ataupun mengikuti

senam yang diadakan di sekitar rumahnya dan


jarang memeriksakan kesehatan pasien.
7.

Family Income: Sumber pendapatan utama keluarga berasal dari hasil bagi panen pasien sebesar Rp. 4.000.000 per 3 bulan yang menghidupi pasien dan istri pasien. Pasien juga mendapat kiriman uang dari anak-anak

pasien tapi tidak tetap jumlahnya.

8.

Home Management : Pengaturan barang di rumah cukup tertata rapih. Atapnya menggunakan genteng dengan plafon dari asbes. Lantainya sudah terbuat dari

ubin. Ventilasi berupa beberapa jendela berukuran


0,5m x 1m. Pencahayaan dalam rumah cukup. Dapur yang mereka miliki langsung bersebelahan dengan WC

dengan sekat berupa pintu. Alat-alat masak dan


perlengkapan lainnya tertata dengan rapih.
9.

Security : cukup aman.

10. Rencana sehat: pasien dan keluarga mau punya

keinginan untuk hidup sehat dengan olahraga, makan teratur, dan memasak makanan lebih bervariasi.

Terapi

1.

Perbaikan gaya hidup yang kurang baik seperti pola

makan yang tidak baik, jarang berolahraga, tidak rutin


memeriksakan kesehatan pasien.
2.

Menjelaskan kepada pasien dan juga keluarga mengenai penyakitnya, penularan, masa pengobatannya, hal yang harus dihindari.

3.

Menyarankan pada keluarga untuk mendukung pasien


dalam menjalani pengobatan baik secara moril maupun moral.

4.

Menyarankan agar pendapatan yang ada bisa disisihkan sedikit demi sedikit untuk ditabung . Nantinya

bisa untuk melakukan pemeriksaan lanjut seperti EKG,

7. Memberitahukan tentang perbaikan menu

makanan yang monoton dengan menu yang bervariatif , sederhana tidak mahal, namun

tetap rendahh gula dan garam serta tinggi


serat.
8. Menyarankan agar rumah saat ini bisa ditata

lebih rapih, dengan pengaturan letak barang sesuai dengan tempatnya. Misalnya, pakaian kotor jangan digantung sembarangan, sampah dibuang di tempat sampah. Lalu

10. Tetap menjaga hubungan baik dengan orang-orang di

lingkungan rumah mengikuti seperti kegiatan kerja bakti bersama.


11. Berusaha mencari informasi terhadap orang sekitarnya

mengenai prosedur-prosedur yang dapat memudahkan dirinya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang terjangkau bahkan yang tidak harus mengeluarkan biaya, seperti pengurusan SKTM ataupun gakin.
12. Tetap menjalankan ibadah bersama keluarga.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai