Anda di halaman 1dari 15

SEJARAH

Republik Korea (bahasa Korea: Daehan Minguk (bahasa Inggris: Republic of Korea/ROK) biasanya dikenal sebagai Korea Selatan, adalah sebuah negara di Asia Timur yang meliputi bagian selatan Semenanjung Korea. Di sebelah utara, Republik Korea berbataskan Korea Utara, di mana keduanya bersatu sebagai sebuah negara hingga tahun 1948. Jepang berada di seberang Laut Jepang (disebut Laut Timur oleh orang-orang Korea) dan Selat Korea berada di bagian tenggara. Negara ini dikenal dengan nama Hanguk oleh penduduk Korea Selatan dan disebut Namchosn Chosn Selatan) di Korea Utara. Ibu kota Korea Selatan adalah Seoul Nama negara: Republik Korea Hari nasional: 15 Agustus (1948) Bendera: Bendera Taiji. 25 Maret 1949, Komisi Pembahas Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Republik Korea ketika menetapkannya sebagai bendera nasional Republik Korea memberikan keterangan: perbandingan panjang dan lebar bendera tersebut adalah 3:2, warna dasar putih mewakili tanah, di bagian tengah adalah gambar Taiji, dan di empat sudut adalah empat diagram. Seluruh gambar mengandung makna bahwa semua sedang berada dalam gerak, keseimbangan dan penyesuaian yang kekal dalam lingkup tak terbatas, melambangkan ideologi, filsafat dan kemisteriusan ketimuran. Lambang negara: berbentuk bundar. Di tengah gambar bunga adalah yin dan yang, pada pita tertulis Republik Korea. Populasi: 48,387 juta orang ( berdasarkan angka Kementerian Otonomi Administrasi Republik Korea 1 Januari 2004), seluruh negeri beretnis tunggal Bahasa Korea sebagai bahasa nasional Agama terutama Buddha dan Kristen. Mata uang adalah won. Bentuk Negara adalah kesatuan. Ibukota: Seoul, jumlah penduduk 10,27 juta (2003). Desember 2003, Majelis Nasional Republik Korea meluluskan UU Khusus Ibukota Administrasi Baru, memindahkan ibukota administrasi dari Seoul ke daerah bagian tengah. Pembagian daerah administrasi: satu kota istimewa: Seoul; 9 provinsi dan 6 kota. Seoul adalah ibukota Korea Selatan yang berusia lebih dari 600 tahun dan hingga 1945, ibukota dari seluruh Korea. Kota ini merupakan Kota Khusus Korea. Sejak berdirinya Republik Korea lebih dikenal dengan nama Korea Selatan pada tahun 1948, dia menjadi ibukota negara, kecuali beberapa waktu pada masa Perang Korea.

Seoul terletak di barat laut negara, di bagian selatan DMZ Korea, di Sungai Han. Kota ini adalah pusat politik, budaya, sosial dan ekonomi di Korea Selatan dan Asia Timur. Dia juga pusat bisnis, keuangan, perusahaan multinasional, dan organisasi global. Sampai sekarang, dia dianggap sebagai sinar dari ekonomi Asia Timur, simbol dari keajaiban ekonomi Korea. Dengan 10 juta penduduk terdaftar yang hidup dalam area sebesar 605.52 km, Seoul merupakan salah satu kota terpadat di dunia. Kepadatannya telah membuatnya menjadi salah satu kota digital-kabel di dunia. Kota ini juga memiliki kendaraan terdaftar lebih dari 1 juta kendaraan yang menyebabkan kemacetan sampai lewat tengah malam. Bagian Seoul besar dan daerah komuter, termasuk dermaga kota Incheon dan daerah tempat tinggal Seongnam, adalah tempat terpadat di dunia. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah daerah metropolitan telah melaksanakan program pembersihan polusi udara dan air dari kota tersebut, menjadikan atmosfir tidak enak menjadi sangat bersih.

Pembentukan Kebudayaan Korea


Lebih dari 5000 tahun, kebudayaan Korea tak henti-hentinya mengalami pembentukan, perubahan, penggantia, dan mengembalikan kemajuan Semenanjung Korea dan keaslian yang baru. Identitas dari kebudayaan Korea berdasarkan karakter kebudayaan sosial, yang dipengaruhi banyak faktor seperti lokasi geografis, kesamaan penduduk dan pertukaran kebudayaan dengan penduduk lain. Karakteristik yang paling menonjol dari kebudayaan Korea kemungkinan adalah Koreanisasi segala hal. Karakteristik rakyat Korea yang paling terkenal adalah bahasa asli mereka. Korea mempunyai sistem alphabet sendiri yaitu Han Geul . Karakteristik yang lainnya dapat dilihat dari pakaian tradisionalnya( Hanbok ), makanan khasnya ( Hansik ), dan Rumah adat Korea ( Hanok ). Oleh karena itu, identitas kebudayaan Korea dapat digambarkan dari seluruh kebudayaan kehidupan mereka. Lebih dari ribuan tahun yang lalu, disekitar wilayah pegunungan di bagian utara Korea, nenek moyang dari rakyat Korea hidup sebagai pengembara yang berburu, mengumpulkan makanan, dan hidup berpindah. Sebagian penduduk Korea mulai berdagang dengan Negara yang berdampingan. Budaya bercocok tanam menjadi pemikiran yang sangat berlaku di pertengahan bagian selatan Korea. Penduduk Korea memastikan diri mereka di semenanjung Korea dan budaya bercocok tanam menjadi identitas Korea. Seperti pertanian dan tradisi berpindah tempat membuat budaya berpakaian pria adalah memakai Jaket-Korea dan celana panjang, wanita mengenakan rok panjang dan Jaket Korea. Kenyatannya pakaian Korea adalah inti tradisi pakaian Korea yang menggambarkan identitas budaya Korea. Karena musim dingin di bagian utara Korea On-dol. Bawah lantai Korea memanaskan sistem serupa untuk system hypocaust, yang ditemukan dan dibangun, terutama di wilayah tersebut dan sistem ini merupakan sistem yang unik. Tujuh puluh persen negara Korea adalah wilayah pegunungan, tiga bagian Negara yang dikelilingi lautan, lembah kecil, dataran rendah, dan pegunungan tinggi yang membentuk lahan pertanian. Di Korea terdapat 4 Musim dan curah hujan yang sedang yang baik untuk pertanian.

Kondisi alami ini memungkinkan budaya bercocok tanam tumbuh dengan maju di Semenanjung Korea semenjak abad 6 Setelah Masehi. Kebudayaan: Republik Korea adalah negara yang memiliki sejarah panjang dan budaya gemilang, dan mempunyai ciri khas di bidang sastra dan seni. Seni rupa Republik Korea antara lain seni lukis, kaligrafi, grafik, seni kerajinan, hiasan dan lain-lain,disamping mewarisi tradisi nasional, juga menyerap kelebihan seni rupa luar negeri. Lukisa Republik Korea terbagi lukisan Timur dan Barat. Lukisan Timur serupa dengan lukisan tradisional Tiongkok. Selain itu terdapat pula lukisan adat dalam berbagai jenis. Kaligrafi, seperti juga di Tiongkok dan Jepang, merupakan bentuk kesenian yang tinggi. Warga Korea terkenal dengan kegemarannya akan musik dan tari. Opera Korea berasal dari upacara keagamaan zaman pra sejarah, utamanya adalah opera topeng, opera boneka, opera daerah, opera nyanyi dan drama. Opera topeng sebagai lambang budaya negeri itu mempunyai kedudukan sangat penting dalam opera tradisional. Sayur acar Korea sangat populer di negeri itu. Republik Korea juga terkenal dengan hidanganhidangan lain yang terkenal. Republik Korea adalah negeri yang sangat memperhatikan pendidikan, jumlah berbagai jenis perguruan tinggi mencapai seribuan. Pers dan penerbitan: industri pers sangat maju. Terhitung sampai 2002, terdapat 260 lembaga pers, dan 60 persurat kabaran, di antaranya 10 surat kabar umum nasional, 38 surat kabar umum daerah, 7 surat kabar jenis ekonomi, 2 surat kabar bahasa asing dan 3 surat kabar olah raga.
== Tarian rakyat == {{Main|Tarian rakyat Korea}} '''Tarian rakyat Korea''' () bermula dari berbagai ritual [[agama|keagamaan]] dan upacara pemujaan kepada dewata-dewata [[Shamanisme Korea|shamanisme]] (''[[gut (ritual)|gut]]'') serta perayaan-perayaan rakyat. Tarian rakyat yang lahir dari peristiwa-peristiwa ini dibentuk dan dipelihara oleh masyarakat sebagai hal yang penting dalam kehidupan mereka. Lama-kelamaan tarian-tarian ini menyatu ke dalam berbagai aktivitas masyarakat selain kegiatan religius seperti untuk hiburan dan [[kesenian]].

Letak Geografis
Topografi Korea Selatan

Luas Korea Selatan adalah 99.274 km, lebih kecil dibanding Korea Utara. Keadaan topografinya sebagian besar bergunung-gunung dan tidak rata. Pegunungan di wilayah timur umumnya menjadi hulu sungai-sungai besar, seperti sungai Han dan sungai Naktong. Sementara wilayah barat merupakan bagian rendah yang terdiri dari daratan pantai yang berlumpur. Di wilayah barat dan selatan yang terdapat banyak teluk terdapat banyak pelabuhan yang baik seperti Incheon, Yeosu, Gimhae, dan Busan.

Iklim

Iklim Korea selatan dipengaruhi oleh iklim dari daratan Asia dan memiliki 4 musim. Musim panas di Korea selatan yang dimulai bulan Juni bisa mencapai temperatur 40 derajat celcius (di kota Daegu), yang ditandai dengan datangnya musim hujan yang jatuh pada akhir bulan Juli sampai Agustus di seluruh bagian semenanjung. Sementara temperatur musim dinginnya rata-rata dapat jatuh pada suhu sejauh minus 10 derajat celcius di beberapa propinsi. Korea Selatan juga rentan akan serangan angin taifun yang menerjang selama bulan musim panas dan musim gugur. Beberapa tahun belakangan ini Korea selatan juga sering dilanda badai pasir kuning yang dibawa dari gurun gobi di Cina yang juga melanda Jepang dan sejauh Amerika Serikat. Kebudayaan Korea

Budaya tradisional Korea diwarisi oleh rakyat Korea Utara dan Korea Selatan[1], walaupun keadaan politik yang berbeda telah menghasilkan banyak perbedaan dalam kebudayaan modern Korea.

Arsitektur istana Deoksugung

Perayaan lentera

Kehidupan

[sunting] Rumah

Hanok, rumah tradisional Korea

Hanok tipe chogajip (rumah beratap jerami) di Desa Rakyat Korea, Seoul Artikel utama untuk bagian ini adalah: Arsitektur Korea dan Hanok

Masyarakat tradisional Korea memilih tempat tinggal berdasarkan geomansi. Orang Korea meyakini bahwa beberapa bentuk topografi atau suatu tempat memiliki energi baik dan buruk (dalam konsep eum dan yang) yang harus diseimbangkan. Geomansi memengaruhi bentuk bangunan, arah, serta bahan-bahan yang digunakan untuk membangunnya. Rumah menurut kepercayaan mereka harus dibangun berlawanan dengan gunung dan menghadap selatan untuk menerima sebanyak mungkin cahaya matahari. Cara ini masih sering dijumpai dalam kehidupan modern saat ini. Rumah tradisional Korea (biasanya rumah bangsawan atau orang kaya) dipilah menjadi bagian dalam (anchae), bagian untuk pria (sarangchae), ruang belajar (sarangbang) dan ruang pelayan (haengrangbang). Besar rumah dipengaruhi oleh kekayaan suatu keluarga.

Rumah-rumah ini memiliki penghangat bawah tanah yang disebut ondol yang berfungsi saat musim dingin.

[sunting] Taman

Hyangwonjeong, sebuah taman di Gyeongbokgung, Seoul Artikel utama untuk bagian ini adalah: Taman Korea

Taman korea adalah bentuk atau rancangan taman tradisional khas Korea. Walau taman Korea amat dipengaruhi konsep taman Tiongkok, rancang bangunnya memiliki keunikan tersendiri. Karakterisitik taman Korea adalah kesederhanaan, alami dan tidak dipaksakan untuk mengikuti suatu aturan khusus. Dibanding taman Tiongkok dan taman Jepang yang memiliki banyak elemen pelengkap karena konsep mengimitasikan pemandangan asli, taman Korea mungkin lebih tampak kurang akan unsur pelengkap. Taman Korea sangat mencolok dan sederhana karena selalu terdapat kolam teratai dengan bangunan paviliun di dekatnya. Kolam dihubungkan dengan aliran alami yang bagi orang Korea sangat indah untuk dipandang. Taman-taman yang terkenal:

Poseokjeong dan Anapji, taman dari Silla, terletak di Gyeongju Huwon, yang berada di dalam kompleks istana Changdeok di Seoul

[sunting] Pakaian

Hanbok

Hwarot, pakaian pengantin Artikel utama untuk bagian ini adalah: Hanbok

Pakaian tradisional Korea disebut Hanbok (Korea Utara menyebut Choson-ot). Hanbok terbagi atas baju bagian atas (Jeogori), celana panjang untuk laki-laki (baji) dan rok wanita (Chima). Orang Korea berpakaian sesuai dengan status sosial mereka sehingga pakaian merupakan hal penting. Orang-orang dengan status tinggi serta keluarga kerajaan menikmati pakaian yang mewah dan perhiasan-perhiasan yang umumnya tidak bisa dibeli golongan rakyat bawah yang hidup miskin. Dahulu, Hanbok diklasifikasikan untuk penggunaan sehari-hari, upacara dan peristiwa-peristiwa tertentu. Hanbok untuk upacara dipakai dalam peristiwa formal seperti ulang tahun anak pertama (doljanchi), pernikahan atau upacara kematian. Saat ini hanbok tidak lagi dipakai dalam kegiatan sehari-hari, namun pada saat-saat tertentu masih digunakan.

[sunting] Kuliner

Bibimbap Artikel utama untuk bagian ini adalah: Masakan Korea dan Masakan Istana Korea

Bentuk kuliner Korea dipengaruhi oleh kebudayaan pertanian mereka. Makanan pokoknya adalah beras. Hasil utama pertanian rakyat Korea adalah beras, gandum dan kacang-kacangan. Hasil laut pun melimpah seperti ikan, cumi-cumi dan udang, sebab Korea dikelilingi 3 lautan. Kuliner Korea sebagian besar dibentuk dari hasil fermentasi yang sudah berkembang sejak lama. Contohnya adalah kimchi dan doenjang. Makanan fermentasi sangat berguna dalam menyediakan protein dan vitamin ketika musim dingin. Beberapa menu makanan dikembangkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa khusus seperti festival atau upacara seperti ulang tahun anak yang ke-100 hari, ulang tahun pertama, perkawinan, ulangtahun ke-60, upacara pemakaman dan sebagainya. Pada peristiwa-peristiwa ini selalu dijumpai kue-kue beras yang berwarna-warni. Makanan kuil berbeda dari makanan biasanya karena melarang penggunaan 5 jenis bumbu yang biasa dipakai seperti bawang putih, bawang merah, daun bawang, rocambole (sejenis bawang), bawang perai, jahe serta daging. Makanan kerajaan (surasang) saat ini sangat terkenal karena sudah dapat dinikmati seluruh lapisan rakyat.

[sunting] Teh

Darye, upacara teh Korea Artikel utama untuk bagian ini adalah: Teh Korea

Teh diperkenalkan di Korea dari Tiongkok sejak lebih dari 2000 tahun lalu ketika agama Buddha disebarkan. Teh digunakan dalam upacara-upacara persembahan. Bentuk kebudayaan teh bangsa Korea terukir dalam upacara teh Korea (Dado).

[sunting] Festival

Daeboreum Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kalender Korea

Kalender Korea didasarkan pada kalender lunisolar.[2] Kalender Korea dibagi dalam 24 titik putaran (jeolgi) yang masing-masing terdiri dari 15 hari dan digunakan untuk menentukan masa tanam atau panen pada masyarakat agraris pada zaman dahulu, namun pada saat ini tidak digunakan lagi. Kalender Gregorian diperkenalkan di Korea tahun 1895, tapi hari-hari tertentu seperti festival, upacara, kelahiran dan ulang tahun masih didasarkan pada sistem kalender lunisolar.[3] [4] Festival terbesar di Korea antara lain:

Seollal, imleknya Korea yang jatuh tepat bersamaan dengan tahun baru Imlek. Daeboreum, festival bulan purnama pertama Dano, festival musim semi Chuseok, festival panen raya atau festival kue bulan

Lihat juga hari libur di Korea Utara dan hari libur di Korea Selatan.

[sunting] Permainan

Permainan Yut

Banyak sekali permainan khas Korea seperti:


Baduk, igo versi Korea. Baduk sangat populer di kalangan orang tua. Janggi, versi lama dari catur Tiongkok, Xiangqi Yut, permainan keluarga yang sering dimainkan saat festival Ssangnyuk, backgammon versi Korea Chajeon nori, permainan tradisional perang-perangan antara dua kelompok orang Ssireum, bergulat Tuho, permainan melemparkan anak panah ke dalam pot Geunetagi, permainan ayunan besar Seokjeon, permainan melempar batu Gakjeo, gulat asal zaman Tiongkok kuno

[sunting] Situs Warisan Dunia


Ada beberapa situs-situs bersejarah Korea yang dijadikan Situs Warisan Dunia oleh UNESCO.

[sunting] Kuil Jongmyo


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Jongmyo

Kuil Jongmyo yang terletak di jantung kota Seoul dijadikan UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia pada tahun 1995. Kuil ini dibangun untuk menyimpan tablet-tablet memorial anggota mendiang penguasa (Dinasti Joseon) yang didasarkan pada tradisi Konfusianisme. Setiap tahun pada bulan Mei diadakan upacara Jongmyo (Jongmyo Daeje) yang menampilkan upacara persembahan dan tarian. Pertama dibangun tahun 1394 dan terbakar tahun 1592 ketika Jepang menyerang Korea, lalu pada tahun 1608 dibangun kembali. Kuil ini berisi 19 buah tablet memorial para raja dan 30 tablet ratu yang ditempatkan di dalam 19 buah kamar.

[sunting] Istana Changdeok


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Changdeokgung

Changdeokgung atau Istana Kebajikan Mulia dibangun tahun 1405 dan musnah dilalap api pada tahun 1592 akibat invasi Jepang, dan direkonstruksi kembali pada tahun 1609. Lebih dari 300 tahun Istana Changdeok adalah pusat kedudukan kerajaan. Istana Changdeok dimasukkan dalam daftar Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun 1997.

[sunting] Bulguksa

Seokguram Artikel utama untuk bagian ini adalah: Bulguksa

Bulguksa atau Kuil Negeri Buddha adalah kompleks kuil Buddha yang dibangun pada masa Silla Bersatu pada tahun 751 di kota Gyeongju. Beberapa Harta Nasional Korea Selatan yang berharga tersimpan di dalam kuil ini, seperti:

Seokguram, kuil dalam gua dengan patung Buddha dan ukiran-ukiran dari granit yang sangat indah Pagoda Tabo dan Pagoda Seokga yang berarsitektur khas Silla, serta ruangan-ruangan kuil yang menjadi tempat peribadatan.

Bulguksa dan Seokguram merupakan Situs Warisan Dunia yang didaftarkan oleh UNESCO pada tahun 1995.

[sunting] Tripitaka Koreana dan Haeinsa

Haeinsa Artikel utama untuk bagian ini adalah: Haeinsa

Haeinsa adalah kuil Buddha tempat penyimpanan kitab suci Tripitaka Koreana. Dibangun pada tahun 802 M di puncak Gunung Gaya di propinsi Gyeongsang Selatan. Tripitaka Koreana adalah kitab suci Buddha yang tersusun dari ukiran tulisan di blok-blok kayu, berjumlah 81.258 buah blok kayu yang tersusun rapi. Semua tulisannya diukir dalam aksara Tionghoa (hanja). Haeinsa menjadi daftar Warisan Dunia di UNESCO pada tahun 1995.

[sunting] Hwaseong

Benteng Hwaseong. Artikel utama untuk bagian ini adalah: Benteng Hwaseong

Benteng Hwaseong adalah sebuah benteng yang dibangun pada masa Dinasti Joseon yang terletak di kota Suwon, propinsi Gyeonggi. Rekonstruksinya diselesaikan pada tahun 1796 dan melingkupi pada tanah yang datar dan bukit-bukit sepanjang 5,52 km. Benteng ini memiliki 4 gerbang utama, sebuah gerbang air, 4 gerbang rahasia, dan sebuah menara suar. Benteng Hwaseong dimasukkan dalam daftar Situs Warisan Dunia oleh UNESCO pada tahun 1997.

[sunting] Situs dolmen Gochang, Hwasun dan Ganghwa


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Situs dolmen Gochang, Hwasun and Ganghwa

Situs Gochang, Hwasun dan Ganghwa adalah situs purbakala dan ratusan kuburan-kuburan kuno (dolmen) dari zaman megalitikum (dari sekitar tahun 1000 SM). Semenanjung Korea adalah salah satu tempat terbanyak di dunia yang memiliki situs dolmen. Situs-situs ini didaftarkan dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 2000.

[sunting] Wilayah Gyeongju


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Wilayah Bersejarah Gyeongju

Wilayah historis kota Gyeongju dimasukkan dalam daftar UNESCO pada tahun 2000. Kota Gyeongju adalah ibukota kerajaan Silla dimana masih terdapat kompleks makam penguasa Silla yang berbentuk bukit-bukit besar. Wilayah Namsan terkenal akan artefak-artefak Silla yang berharga seperti mahkota emas, perhiasan, kuil-kuil Buddha, pagoda dan arca-arca yang umumnya berasal dari abad 7 sampai abad ke 10 Masehi.

Warisan Budaya Nonbendawi Korea Selatan


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi, cari

No. 17 Bongsan tal chum (Tari Topeng Bongsan)

Warisan Budaya Nonbendawi Korea Selatan () adalah kumpulan dari Warisan Kebudayaan Nonbendawi yang disahkan oleh Pemerintah Korea Selatan untuk dilestarikan.[rujukan?] Program ini sudah berlangsung sejak tahun 1964 dan dikelola oleh Administrasi Warisan Budaya Korea Selatan.[rujukan?] Bentuk kebudayaan yang pertama kali dimasukkan dalam daftar adalah Jongmyo jeryeak, pementasan musik dan tari pada upacara Konfusius di Kuil Jongmyo di Seoul pada tanggal 7 Desember 1964.[rujukan?] Pengesahan terbaru adalah pada tanggal 16 November 2006, yakni Warisan Budaya Nonbendawi Nomor 119, geumbakjang, kerajinan tangan dekorasi daun emas yang berasal dari kota Seongnam, Gyeonggi.[rujukan?]

Anda mungkin juga menyukai