Proposal Penyelenggaraan Billngual
Proposal Penyelenggaraan Billngual
PENYELENGGARAAN KELAS BILLINGUAL Upaya pendidikan merupakan basis serta fondamen untuk meningkatkan kualitas SDM merupakan factor yang sangat penting dalam rangka melaksanakan pembangunan nasional. Sektor pendidikan dan kesehatan merupakan factor yang turut berperan penting dalam menentukan skore serta rangking dari Human Development Index (HDI). Seperti kita ketahui bersama bahwa HDI Indonesia terus merosot , pada tahun 2010 pada urutan 109 sedangkan pada tahun 2002 pada urutan 106. Sejak tahun ajaran 2010/2011 SMPN 73 telah ditetapkan sebagai sekolah Standar Nasional, sebagai SSN tentu SMPN 73 menjadi rujukan dari beberapa sekolah diwilayahnya (sampai saat ini SMPN 73 masih menjadi sekolah Sanggar) . Konsekuensi dari ditunjuknya SMPN 73 sebagai Sekolah Standar Nasional adalah harus menjadi contoh dan panutan untuk sekolah lain di DKI Jakarta pada umumnya dan Di wilayah Tebet pada khususnya. Hal tersebut diatas membuat SMPN 73 harus dan segera membuat beberapa program yang konperhensif untuk mendapatkan output yang membanggakan dengan proses pencapaian yang efektif dan efesien dengan membuat Kelas model/penyelenggaraan pelayanan khusus yang ahkirnya disepakati menjadi kelas Billingual Berdasarkan pertemuan : 1. Rapat Lintas Kelas VII pada tanggal 27 November 2010 , mengenai Program Native Speaker yang merupakan awal dari penyiapan Kelas Billingual. 2. Rapat Pertemuan Orang tua Perserta Didik pada tanggal 4 Desember 2010, mengenai paparan program global kepala sekolah baru Ibu Sri Sulastri. 3. Rapat Sosialisasi penyelenggaraan kelas pelayanan khusus (Kelas Billingual) pada tanggal 11 Desember 2010. 4. Dan beberapa pertemuan khusus disekolah baik lintas kelas maupun Komite Sekolah. Dalam rangka mempersiapkan Kelas Billingual secara marathon diadakan pertemuan yang akhirnya penyelenggaraan kelas khusus ini disetujui oleh pihak sekolah dan diketahui KASI dan Dinas terkait tepatnya dimulai pada Semester II pada ajaran 2010/2011. Hal tersebut langsung dilaksanakan karena sudah mengalami kemunduran satu tahun ajaran maka, para perintis serta pendukung utama program ini merupakan orang tua murid dan komite sekolah sangat menginginkan program ini berjalan pada saat anak-anak mereka masih dikelas VIII (akhir Semester I) atau tidak seama sekali. Akhirnya program penyelengaaraan kelas Khusus mulai dilaksanakan satu kelas untuk kelas VII dan penambahan satu kelas untuk kelas VII.
1. 2. 3.
Kompetensi Lulusan + X Kurikulum + X Pendidik dan tenaga Pendidik + X 4. Proses Belajar Mengajar + X
Siswa unggulan
Calon siswa kelas bilingual dipilih berdasarkan beberapa tahapan seleksi yaitu : a. Test akademik meliputi matpel , BAHASA INDONESIA, MATEMATIKA , IPA. b. Test Praktik Bahasa Inggris. c. Wawancara dengan orang tua calon siswa d. Psychotest Siswa unggulan berlaku jika kelas lebih dari satu
GURU
a. Telah mengikuti kursus bahasa Inggris dan computer b. Mendapatkan penilaian kinerja yang baik.
c. Team teaching pada mata pelajaran tertentu. d. Pendampingan oleh guru bahasa inggris pada proses pembelajaran.
Metode Pembelajaran
1. 2. 3. 4.
Contextual Teaching and Learning. Pembelajaran Aktual, Inovativ, Kreatif, Menyenangkan, Gembira dan Berbobot. Guru Tamu (Perkenalan Profesi) Pembelajaran di luar kelas : Outbond, Smart Caracter. Study wisata/Outing. Praktek Lapangan. Study banding. Kegiatan Ekstrakurikuler.
Kelas Billingual menuju RSBI Dalam penyelenggaraan Sekolah Standar Nasional banyak program-program yang mempunyai nilai plus yang diselenggarakan beberapa sekolah diantaranya penyelenggaraan kelas khusus/kelas bilingual, kelas unggulan, serta beberapa program yang telah dijalankan oleh beberapa sekolah yang sekarang menjadi rintisan sekolah berstandar Nasional antara lain SMPN 19 dan SMPN 115 SMPN 68 dan lain-lain. Hal tersebut komite dan pihak sekolah SMPN 73 sangat termotivasi untuk meralisasi kelanjutan dari kelas billingual ini untuk menjadi RSBI yang bermartabat. Menuju RSBI yang bermartabat Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) adalah Sekolah Standar Nasional (SSN) yang menyiapkan peserta didik berdasarkan Standar Nasional Pendidikan (SNP) Indonesia dan bertaraf Internasional sehingga diharapkan lulusannya memiliki kemampuan daya saing internasional. LANDASAN HUKUM RSBI antara lain : UU No. 20 Tahun 2003 ps 50, UUNo. 32 Tahun 2004 : Pemerintahan Pusat dan Daerah, UU No 33 Tahun 2004 : Kewenangan Pemerintah (Pusat) dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom, UU No. 25 Tahun 2000 : Program Pembangunan Nasional, PP NoTahun 2005 : Standar Nasional Pendidikan (SNP) ps 61, Permendiknas No. 22,23,24 Tahun 2006 : Standar Isi, SKL dan Implementasinya Tidak terlepas dari dasar hukum yang telah dikeluarkan pemerintah akhirnya produk RSBI masih terdapat kekurangan disana sini yang menimbulkan protes keras dari masyarakat peduli pendidikan, LSM antara lain kesenjangan sosial, eksklusif, transparansi serta output sebagai tujuan akhir sebuah produk. Dengan beberapa pertimbangan komite sekolah bersama penggagas kelas Billingual tetap menginginkan globalisasi pendidikan ini diteruskan dengan mengadakan penyempurnaan atau pembaruan dari program RSBI yang telah ada agar lebih bermartabat .
2.
3.
Ketua Anggota
: Suwadi, S.Pd : Sri Muryani., S.Pd, M.M.Pd : Drs. Muskan Sri Masripah, S.Pd M. Salim, S.Pd Edi koswara, A.Md
Koordinaror Pendukung Lintas Kelas Billingual Ketua Wakil Ketua Anggota : : : : Basrizal Basyir Andrea Betty Dewi
Penutup
PENYELENGGARAAN KELAS BILLINGUAL
Demikian proposal ini kami buat berdasarkan beberapa pertemuan WOTK lintas kelas VII & VIII baik dengan Komite sekolah maupun dengan pihak Sekolah. Tim pendukung Program ini dari lintas Kelas sangat mengharap dukungan wali murid, komite sekolah dan SMPN 73 serta Dinas terkait agar terwujud mimpi bersama ini kelas Billingual menuju Kelas RSBI yang bermartabat. Atas perhatian serta dukungan semua pihak, kami dari panitia menyampaikan banyak terima kasih.
Desember 2010
Basrizal Basyir
Andrea
Suwadi, S.Pd
Sri Sulastri, MM
Budi Pratikto