Anda di halaman 1dari 2

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Masalah Selama ini masih banyak orang yang menganggap bahwa matematika tidak lebih dari sekedar berhitung dan bermain dengan rumus dan angka-angka yang membuat pusing siswa. Pendidikan formal di sekolah yang dimulai dari jenjang TK, SD, SMP sampai SMA memiliki kurikulum yang memuat pelajaran dan materi, dan salah satunya adalah Matematika. Sebagian besar siswa menganggap matematika sebagai pelajaran yang sukar dan menakutkan, sehingga menjadi momok bagi siswa. Hal tersebut sebenarnya bertolak belakang dengan keadaan sebenarnya. Matematika dijadikan tolok ukur kelulusan siswa (SMP dan SMA) melalui diujikannya matematika dalam ujian nasional dan diajarkan di semua jenjang pendidikan dan jurusan. Saat ini pemerintah pemegang otoritas kebijakan, yang diteruskan pada sekolah sebagai pengelola dan guru sebagai ujung tombak operasional pendidikan. Sehingga terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa belajar, diantaranya kompetensi guru, kemampuan siswa, serta karakteristik dari mata pelajaran yang diajarkan. Dari ketiga faktor tersebut guru mempunyai peran yang penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Guru tidak dapat digantikan keberadaannya dalam proses belajar mengajar. Alat dan teknologi pendidikan hanyalah merupakan sarana yang membantu agar pelaksanaan tugas guru lebih efektif dan efisien. Dalam proses belajar mengajar guru mempunyai tugas untuk memilih model pembelajaran berikut media yang tepat sesuai dengan materi yang disampaikan demi tercapainya tujuan pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar di kelas terdapat keterkaitan yang erat antara guru, siswa, kurikulum, sarana dan prasarana. Guru mempunyai tugas untuk memilih model dan media pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang disampaikan demi tercapainya tujuan pendidikan. Dalam belajar matematika tidak boleh ada langkah atau tahapan konsep yang dilewati. Begitu juga, karena konsep-konsep dalam matematika memiliki keterkaitan antara satu dengan lainnya maka siswa dalam mempelajari salah satu konsep matematika harus mampu melihat

kaitan-kaitan antara materi yang sedang dipelajarinya. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat memahami materi matematika secara mendalam. Jika siswa dapat memahami materi itu dengan baik dan mendalam maka hasil belajar siswa pun sangat baik. Namun pada kenyataannya, melalui pengamatan di sekolah, masih banyak didapati bahwa hasil belajar siswa tidak memuaskan atau kurang. Hal itu dikarenakan siswa tidak menguasai materi prasyarat dan kurangnya motivasi siswa. Contoh yang dapat diambil dari kurangnya materi prasyarat pada luas permuakaan bangun ruang. Dalam menentukan luas permukaan bangun ruang memerlukan konsep dasar yaitu bidang-bidang apa yang terdapat pada bangun ruang tersebut. Selain itu masih banyak siswa yang belum mengerti tentang bagaimana mencari luas dari permukaan bangun ruang. Selain masalah pada mencari rumus luas permukaan, masalah juga pada penyelesaian soal. Misalnya dalam menghitung luas permukaan prisma dimana misalkan kita mengganti alas dari prisma tersebut maka siswa masih perlu arahan dari guru, padahal seharusnya tanpa arahan dari guru pun siswa sudah bisa menentukan sendiri karena sudah dipelajari sebelumnya. Berdasarkan uraian di atas, agar pengajaran dapat mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang direncanakan, guru perlu mempertimbangkan strategi belajar mengajar yang efektif. Berdasarkan uraian di atas, agar pengajaran dapat mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang direncanakan, guru perlu mempertimbangkan strategi belajar mengajar yang efektif. Oleh karena itu dirasa perlu diadakan penelitian dengan judul Penerapan Metode Cycle Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Tondano tahun pelajaran 2010/2011.

B. Identifikasi Masalah C. Pembatasan Masalah D. Perumusan Masalah E. Tujuan Penelitian

Anda mungkin juga menyukai