Anda di halaman 1dari 2

Efek CHF ke Organ Lain Oleh Muliana, 1006770873 Mahasiswi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia Secara teori,

gagal jantung dibagi dalam 2 golongan, yaitu gagal jantung kanan dan gagal jantung kiri. Gagal jantung kanan menitikberatkan pada fungsi ventrikel kanan yang tidak optimal. Peningkatan tekanan akhir diastolik ventrikel kanan, menyebabkan peningkatan CVP (Central Venous Pressure) dan engorgement vena sistemik. Hipertensi vena sistemik menyebabkan hepatomegali dan dapat menyebabkan edema pada ektremitas. Sedangkan gagal jantung kiri adalah terjadinya disfungsi ventrikel kiri dan peningkatan tekanan akhir diastolik ventrikel kiri, sehingga menyebabkan peningkatan tekanan pada atrium kiri dan juga pada vena pulmonal. Paru-paru menjadi padat dengan darah, sehingga menyebabkan peningkatan tekanan dan edema pulmonal. Secara umum, CHF mempunyai beberapa efek terhadap organ lain. Pertama adalah paru. Dalam kasus, dikatakan bahwa dari hasil auskultasi didaptkan ronchi di kedua basal paru. Dari hasil auskultasi tersebut klien berisiko terkena edema paru/edema pulmonal. Mekanisme dasar dari edema paru yang terjadi pada klien dimulai dari kelainan intrinsik pada kontraktilitas miokardium yang khas pada gagal jantung iskemik, mengganggu kemampuan pengosongan ventrikel yang efektif. Kontraktilitas ventrikel kiri yang menurun mengurangi curah sekuncup, dan meningkatkan volume residu ventrikel. Dengan meningkatnya EDV (volume akhir diastolic ventrikel), maka terjadi pula pengingkatan tekanan akhir diastolic ventrikel kiri (LVEDP). Derajat peningkatan tekanan tergantung dari kelenturan ventrikel. Dengan meningkatnya LVEDP, maka terjadi pula peningkatan tekanan atrium kiri (LAP) karena atrium dan ventrikel berhubungan langsung selama diastole. Peningkatan LAP diteruskan ke belakang ke dalam anyaman vascular paru-paru, meningkatkan tekanan kapiler dan vena paru-paru. Jika tekanan hidrostatik dari anyaman kapiler paru-paru melebihi tekanan onkotik vascular, maka akan terjadi transudasi cairan ke dalam intertisial. Jika kecepatan transudasi cairan melebihi kecepatan drainase limfatik, maka akan terjadi edema intertisial. Peningkatan tekanan lebih lanjut dapat mengakibatkan cairan merembes ke dalam alveoli dan terjadilah edema paru-paru. Tekanan arteria paru-paru dapat meningkat sebagai respon terhadap peningkatan kronis tekanan vena paru. Hipertensi pulmonary meningkatkan tahanan terhadap ejeksi ventrikel kanan.

Serentetan kejadian seperti yang terjadi pada jantung kiri, juga akan terjadi pada jantung kanan, di mana akhirnya akan terjadi kongesti sistemik dan edema. Kedua, CHF juga berdampak terhadap otak. Gagal jantung adalah berhentinya sirkulasi normal darah disebabkan kegagalan dari ventrikel jantung untuk berkontraksi secara efektif pada saat sistole. Akibat kekurangan penyediaan darah, menyebabkan kematian sel karena kekurangan oksigen. Akibat selanjutnya adalah berkurangnya pasokan oksigen ke otak yang dapat menyebabkan korban kehilangan kesadaran dan berhenti bernapas dengan tiba-tiba. Dalam kasus, tingkat kesadaran klien adalah compos metis yang berarti klien mashi dalam kesadaran penuh. Ketiga, CHF juga berdampak pada ginjal. Pada klien yang mengalami CHF, natrium yang terkandung dalam tubuhnya meningkat dari kondisi normal. Untuk mempertahankan konsentrasi natrium yang tetap, tubuh secara bersamaan menahan air. Penambahan air ini menyebabkan bertambahnya volume darah dalam sirkulasi dan pada awalnya memperbaiki kerja jantung. Salah satu akibat dari penimbunan cairan ini adalah peregangan otot jantung karena bertambahnya volume darah. Efek lain dari penimbunan cairan ini adalah penambahan berat badan. Dalam kasus, kadar natrium dalam tubuh klien masih normal yaitu 140 mmol/L. kadar natrium dalam tubuh klien tersebut perlu dipertahankan agar tidak terjadi perubahan konsentrasi natrium yang berpengaruh pada volume darah dalam sirkulasi.

Referensi: Potter, P. A. & Perry, A. G. (2005). Fundamental keperawatan:konsep, proses, dan praktik. (Terj. Yasmin Asih, et al). Jakarta: EGC. Smeltzer, S. C. & Bare, B. G. (2002). Buku ajar keperawatan medikal bedah. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Ignatavicius, Donna D. (2005). Medical surgical nursing : critical thinking for collaborative care, London : Elsevier. Psicilla LeMone, Karen M. Burke (2000). Medical-surgical nursing: critical thinking in client care New Jersey Prentice Hall.

Anda mungkin juga menyukai