Anda di halaman 1dari 7

Nama : Fakhrul Ferdian Nim : 03101003018 Tugas Khusus Praktikum Kimia Fisika

APLIKASI VISKOSITAS
Setiap zat cair mempunyai karakteristik yang khas, berbeda satu zat cair dengan zat cair yang lain. Oli mobil sebagai salah satu contoh zat cair dapat kita lihat lebih kental daripada minyak kelapa. Apa sebenarnya yang membedakan cairan itu kental atau tidak. Kekentalan atau viskositas dapat dibayangkan sebagai peristiwa gesekan antara satu bagian dan bagian yang lain dalam fluida. Dalam fluida yang kental kita perlu gaya untuk menggeser satu bagian fluida terhadap yang lain. Di dalam aliran kental kita dapat memandang persoalan tersebut seperti tegangan dan regangan pada benda padat. Kenyataannya setiap fluida baik gas maupun zat cair mempunyai sifat kekentalan karena partikel di dalamnya saling menumbuk. Bagaimana kita menyatakan sifat kekentalan tersebut secara kuantitatif atau dengan angka, sebelum membahas hal itu kita perlu mengetahui bagaimana cara membedakan zat yang kental dan kurang kental dengan cara kuantitatif. Salah satu alat yang digunakan untuk mengukur kekentalan suatu zat cair adalah viskosimeter. Jadi dapat kita ambil kesimpulan Viskositas adalah suatu pernyataan tahanan untuk mengalir dari suatu system yang mendapatkan suatu tekanan. Makin kental suatu cairan, makin besar gaya yang dibutuhkan untuk membuatnya mengalir pada kecepatan tertentu. Viskositas dispersi kolodial dipengaruhi oleh bentuk partikel dari fase dispers. Koloid-koloid berbentuk bola membentuk sistem dispersi dengan viskositas rendah, sedang sistem dispersi yang mengandung koloid-koloid linier viskositasnya lebih tinggi. Hubungan antara bentuk dan viskositas merupakan refleksi derajat solvasi dari partikel. Bila viskositas gas meningkat dengan naiknya temperatur, maka viskositas cairan justru akan menurun jika temeratur dinaikan. Fluiditas dari suatu cairan yang merupakan kebalikan dari viskositas akan meningkat dengan makin tingginya temperatur. Apabila zat cair tidak kental maka koefesiennya sama dengan nol sedangkan pada zat cair kental bagian yang menempel dinding mempunyai kecepatan yang sama dengan dinding. Bagian yang menempel pada dinding luar dalam keadaan diam dan yang menempel pada dinding dalam

akan bergerak bersama dinding tersebut. Lapisan zat cair antara kedua dinding bergerak dengan kecepatan yang berubah secara linier sampai V. Aliran ini disebut aliran laminer. Aliran zat cair akan bersifat laminer apabila zat cairnya kental dan alirannya tidak terlalu cepat. Kita anggap gambar di atas sebagai aliran sebuah zat cair dalam pipa, sedangkan garis alirannya dianggap sejajar dengan dinding pipa. Karena adanya kekentalan zat cair yang ada dalam pipa, maka besarnya kecepatan gerak partikel yang terjadi pada penampang melintang tidak sama besar. Keadaan tersebut terjadi dikarenakan adanya gesekan antar molekul pada cairan kental tersebut, dan pada titik pusat pipa kecepatan yang terjadi maksimum. Akibat lain adalah kecepatan rata-rata partikel lebih kecil daripada kecepatan partikel bila zat cairnya bersifat tak kental. Hal itu terjadi akibat adanya gesekan yang lebih besar pada zat cair yang kental. Jika aliran kental dan tidak terlalu cepat maka aliran tersebut bersifat laminer dan disebut turbulen jika terjadi putaran/pusaran dengan kecepatan melebihi suatu harga tertentu sehingga menjadi kompleks dan pusaran-pusaran itu dinamakan vortex. Cara menentukan viskositas suatu zat menggunakan alat yang dinamakan viskometer. Ada beberapa tipe viskometer yang biasa digunakan antara lain : a. Viskometer kapiler / Ostwald Viskositas dari cairan newton bisa ditentukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan bagi cairan tersebut untuk lewat antara 2 tanda ketika ia mengalir karena gravitasi melalui viskometer Ostwald. Waktu alir dari cairan yang diuji dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu zat yang viskositasnya sudah diketahui ( biasanya air ) untuk lewat 2 tanda tersebut. Viskositas Ostwald adalah cara yang paling baik untuk mengukur kuantitas t1 dan t2 Suatu kuantitas tertentu zat cair yang dikenalkan dalam viskositas di sebuah tabung termostat dan kemudian ditarik oleh sulfon kedalam bulb sampai cairan berada di ketinggian tepat berada diatas permukaan a kemudian dibiarkan turun sampai b. Waktu yang diperlukan dari posisi a dihitung sesuai persamaanke posisi b diukur, lalu pertama. Persamaan pertama tidaklah sempurna dan dikoreksi dengan persamaan sebagai berikut :

= x.t - 0,12/t x = Konstanta yang tergantung pada volume cairan, jari-jari kapiler, panjang pipa, gravitasi dan lain-lain t = Waktu yang terukur b. Viskometer Hoppler Berdasrkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi keseimbangan sehingga gaya gesek = gaya berat gaya archimides. Prinsip kerjanya adalah menggelindingkan bola ( yang terbuat dari kaca ) melalui tabung gelas yang hampir tikal berisi zat cair yang diselidiki. Kecepatan jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga resiprok sampel. Pada viskositas bola jatuh caranya adalah pertama-tama kita masukkan suatu cairan (yang akan diukur viskositasnya) kedalam sebuah tabung. Lalu sebuah bola kecil (dengan massa jenis dan diameter diketahui) dijatuhkan diatas permukaan cairan (Vo = nol). Gerakan bola mula-mula turun dipercepat sampai jarak tertentu setelah itu gerakan bola menjadi beraturan. Selama pergerakan bola mengalami gaya gesek (Fr) dan gaya apung (Fa). Mula-mula Fr = m.a kemudian F(y) = 0 (y = konstan) sehingga W = Fa + Fr menurut dalil Pada kecepatan konstan, gaya gesek bergantung pada Stokes : Fr = .r.v.G. dimana Fr = Gaya gesek = Koefisien viskositas r = Jari-jari bola v = Kecepatan konstan G = mg = 4/3 r3 (bola - cair) = G r v Jadi menurut dalil stokes koefisien viskositas dihitung dengan rumus : :

Untuk bola kebawah :


2 g r2 (bola - cair)

=g.v Untuk bola keatas : 2 g r2 (cair - bola) =g.v Dari persamaan diatas dapat diturunkan persamaan apabila r bola dibanding r tabung tidak terlalu kecil maka akan diberi ralat : Fr = (1+1,36 r/B) dengan r = jari-jari tabung sebelah dalam Sehingga persamaan diatas menjadi : N . (bola - cair)
=F.v

dimana N = 2 r2 g/9 c. Viskometer Cup dan Bob Prinsip kerjanya sample digeser dalam ruangan antara dinding luar dari bob dan dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengah-tengah. Kelemahan viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan geseran yang tinggi disepanjang keliling bagian tube sehingga menyebabkan penueunan konsentrasi. Penurunan konsentrasi ini menyebabkab bagian tengah zat yang ditekan keluar memadat. Hal ini disebt aliran sumbat. d. Viskometer Cone dan Plate Cara pemakaiannya adalah sampel ditempatkan ditengah-tengah papan, kemudian dinaikkan hingga posisi dibawah kerucut. Kerucut digerakkan oleh motor dengan bermacam kecapatan dan sampelnya digeser didalam ruang semit antara papan yang diam dan kemudian kerucut yang berputar.

APLIKASI VISKOSITAS Teori aplikasi dari viskositas adalah pelumas mesin. Pelumas mesin ini biasanya kita kenal dengan nama oli. Oli merupakan bahan penting bagi kendaraan bermotor. Oli yang dibutuhkan tiap-tiap mesin berbeda karena setiap tipe mesin kendaraan memiliki kekentalan yang berbeda-beda. Kekentalan ini merupakan bagian yang sangat penting sekali karena berkaitan dengan ketebalan oli atau seberapa besar resistensinya untuk mengalir sehingga sebelum menggunakan oli merek tertentu harus diperhatikan terlebih dahulu koefisien kekentalan oli sesuai atau tidak dengan tipe mesin. Memilih dan menggunakan oli yang baik dan benar untuk kendaraan bermotor merupakan langkah tepat untuk merawat mesin dan peralatan kendaraan agar tidak cepat rusak dan mencegah pemborosan. Masyarakat umum beranggapan bahwa fungsi utama oli hanyalah sebagai pelumas mesin. Padahal oli memiliki fungsi lain yakni sebagai pendingin, pelindung karat, pembersih dan penutup celah pada dinding mesin.Semua jenis oli pada dasarnya sama. Yakni sebagai bahan pelumas agar mesin berjalan mulus dan bebas gangguan. Sekaligus berfungsi sebagai pendingin dan penyekat. Oli mengandung lapisan-lapisan halus, berfungsi mencegah terjadinya benturan antar logam dengan logam komponen mesin seminimal mungkin, mencegah goresan atau keausan. Untuk beberapa keperluan tertentu, aplikasi khusus pada fungsi tertentu, oli dituntut memiliki sejumlah fungsi-fungsi tambahan. Mesin diesel misalnya, secara normal beroperasi pada kecepatan rendah tetapi memiliki temperatur yang lebih tinggi dibandingkan dengan Mesin bensin. Mesin diesel juga memiliki kondisi kondusif yang lebih besar yang dapat menimbulkan oksidasi oli, penumpukan deposit dan perkaratan logam-logam bearing. Oli banyak jenisnya. Berikut akan dijelaskan tentang masing-masing oli : Oli Mineral Oli mineral terbuat dari oli dasar (base oil) yang diambil dari minyak bumi yang telah diolah dan disempurnakan dan ditambah dengan zat - zat aditif untuk meningkatkan kemampuan dan fungsinya. Beberapa pakar mesin memberikan saran agar jika telah biasa menggunakan oli mineral selama bertahun-tahun maka jangan langsung menggantinya dengan oli sintetis dikarenakan oli sintetis umumnya mengikis deposit (sisa) yang ditinggalkan oli mineral sehingga deposit tadi terangkat dari tempatnya dan mengalir ke celah-celah mesin sehingga mengganggu pemakaian mesin. Oli Sintetis

Oli Sintetis biasanya terdiri atas Polyalphaolifins yang datang dari bagian terbersih dari pemilahan dari oli mineral, yakni gas. Senyawa ini kemudian dicampur dengan oli mineral. Inilah mengapa oli sintetis bisa dicampur dengan oli mineral dan sebaliknya. Basis yang paling stabil adalah polyol-ester (bukan bahan baju polyester), yang paling sedikit bereaksi bila dicampur dengan bahan lain. Oli sintetis cenderung tidak mengandung bahan karbon reaktif, senyawa yang sangat tidak bagus untuk oli karena cenderung bergabung dengan oksigen sehingga menghasilkan acid (asam). Pada dasarnya, oli sintetis didesain untuk menghasilkan kinerja yang lebih efektif dibandingkan dengan oli mineral. Fraksi Bensin karena Pengaruh viskositas Viskositas dari suatu cairan atau larutan dapat di ukur dari kemampuan cairan itu untuk dapat mengalir. Gliserin, minyak mesin dan cairan-cairan yang lain yang lambat alirannya di sebut dengan cairan viskos. Cairan yang mengalir dengen cepat seperti air dan bensin memiliki viskosias yang rendah. Viskositas dari suatu cairan dapat di hitung dari ratarata aliran yang elewati suatu pipa kapiler atau kecepatan yang dicapai baja kecil yang jatuh melewati cairan itu. Cairan viskos, titik tuangnya lambat karena atraksi intermolekul yang kuat diantara molekulmolekul tersebut. Cairan-cairan dengan molekul-molekul polar cenderung lebih viskos dari pada yang lain dan cairan-cairan dengan ikatan hydrogen yang kuat seperti gliserol cenderung lebih viskos. Bentuk dan ukuran molekul juga mempengaruhi viskositas; senyawa yang besar, bentuk molekulnya tidak teratur Sering memiliki viskositas yang tinggi. Viskositas cairan akan menurun dengan meningkatnya suhu karena molekul-molekull bergerak lebih cepat, memliki lebih banyak jarak dan hilangnya jarak pendek. Contohnya minyak mesin menjadi lebih cair ( viskositasnya berkurang) saat mesin penggerak di hidupkan. Pemanis buatan Viskositas pada asomalt harus rendah karena berpengaruh pada rasa dari bahan dasar produk juga berguna untuk memperbaiki tekstur dan rasa bahan makanan yang menggunakan isomalt. Isomalt merupakan salah satu jenis dari Poliot (pemanis buatan) yang rasanya hamper sama dengan sukrosa (0,45-0,60 kali manis gula biasa). Beberapa produknya adalah es krim, permen karet, jam, coklat, dan lain-lain. Minyak Sawit

Minyak Sawit Murni (MSM) dan Minyak Inti Sawit (MIS) diolah menjadi Alkid risen. Agar mutu dari Alkid risen itu baik, maka harus ada penambahan CO2 dan pengurangan nilai viskositas denagn menggunakan tiner. Digunakan sebagai standar mutu bahan pangan dalam suatu perusahaan, sehingga viskositas tiap perusahaan berbeda walaupun produk yang dibuat sama. Misalnya, viskositas pada kecap Bangau berbeda dengan viskositas kecap ABC.

Anda mungkin juga menyukai