Penyeimbangan Dan Pengelolaan Proses Pertumbuhan T
Penyeimbangan Dan Pengelolaan Proses Pertumbuhan T
Tanah adalah mineral yang tidak padat yang terletak dipermukaan bumi sebagai media untuk menumbuhkan tanaman. Tanah terbentuk dari pelapukan batu-batuan dengan jangka waktu yang sangat lama. Pembentukan tanah dipengaruhi oleh lima factor yang saling berhubungan, kelima factor tersebut antara lain bahan penyusun, iklim,makhluk hidup, topografi dan waktu. Kelima factor pembentuk tanah dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu factor pembentuk tanah pasif ( bahan induk, topografi dan waktu ), yang kedua adalah factor pembentuk tanah aktif yang meliputi ikilim dan makhluk hidup. Dipermukaan bumi terdapat beraneka macam tanah, mulai dari yang paling gersang sampai yang paling subur. Warna tanah juga bermacammacam ada yang berwarna coklat, hitam , merah, abu-abu..Warna tanah sangat mempengaruhi keadaan tanah seperti kesuburan tanah.Warna tanah yang gelap mengandung banyak unsur hara, sedangkan warna tanah yang pucat hanya mengandung sedikit unsur hara. Warna tanah sangat dipengaruhi oleh bahan penyusunnya yang sekaligus akan mempengaruhi tingkat kesuburannya. Tanah berfungsi sebagai media untuk tumbuhnya tumbuh-tumbuhan, selain tumbuh-tumbuhan di dalam tanah juga terdapat makhluk hidup berupa jasad renik, cacing-cacing, semut dan makhluk hidup lain. Semua makhluk hidup ini sangat menggantungkan hidupnya pada tanah sekaligus berperan untuk menjaga keseimbangan tanah.Jasad renik berperan dalam proses penguraian bahan organic menjadi unsur hara sehingga bisa diabsorpsi oleh tumbuh-tumbuhan.Cacing berperan dalam dekomposisi seresah, selain itu lubang-lubang cacing juga memperbaiki aerasi dan perkolasi air. Kondisi tanah sangat dipengaruhi oleh keadaan diatasnya seperti vegetasi ,manusia, curah hujan, kebakaran, topografi. Pengaruh vegetasi pada tanah diantaranya
mempertinggi peresapan air, mengurangi aliran permukaan (run off). Pengaruh manusia contohnya adalah pada pengolahan lahan pertanian, setiap musim tanaman selalu berganti atau bergiliran akan terjadi proses reduksi oksidasi, membuang sampah yang tidak bisa didekomposisi oleh pengurai secara sembarangan. Pada tanaman pertanian vegetasi yang dipanen seringkali mengakibatkan pengurusan tanah akibat unsur hara banyak yang terangkut pada waktu pemanenan. Pengaruh manusia yang lain adalah pada daerah pemukiman, penggembalaan dan pertanian yang nantinya akan berdampak tanah menjadi padat. Pengolahan tanah menggunakan alat-alat berat akan membuat tekstur tanah menjadi jelek Hal ini akan mengakibatkan stuktur tanah menjadi rusak, aerasi tanah menjadi jelek Pengaruh yang lain adalah kebakaran yang biasanya terjadi pada areal hutan, penyebab kebakaran antara lain petir, percikan api, aktivitas gunung berapi dan aktivitas manusia. Kebakaran hutan dibedakan menjadi kebakaran atas, kebakaran permukaan dan kebakaran tanah. Kebakaran atas biasanya hanya merusak vegetasi yang ada diatas tanah, sedangkan tanah sendiri dalam keadaan relative tak tersentuh. Pada kebakaran tanah biasanya membakar akumulasi lapisan bahan organik yang tebal secara perlahan-lahan, kebakaran ini biasanya tanpa nyala api. Kebakaran mempunyai pengaruh yang sangat besar pada tanah, kebakaran dapat menyebabkan hilangnya bahan organic dalam tanah yang jumlahnya tergantung dari durasi, intensitas, dan kadar air bahan bakar. Kebakaran juga menyebabkan struktur tanah rusak, pori-pori tanah tersumbat abu, terjadi pembentukan lapisan arang, dan pembentukan lapisan kedap air ( water- repellent layer), warna tanah berubah karena bahan organik berkurang. Penyebab kerusakan tanah yang lain adalah erosi. Erosi dapat mempercepat kerusakan tanah apabila lapisan humus atau unsure hara (Top soil) di atas tanah hanyut yang menyebabkan tanah menjadi kritis. Ciri- ciri tanah kritis tampak dengan adanya perubahan warna tanah dari yang semula berwarna gelap berubah menjadi warna cerah atau pucat. Akibat-akibat erosi pada tanah adalah tanah menjadi kritis, sifat fisik tanah menjadi jelek ( tanah padat ,tekstur jelek), sifat kimia tanah (unsure hara tidak mampu mencukupi kebutuhan vegetasi diatasnya), dan sifat biologis tanah (kehidupan di dalam tanah sedikit yang akan berakibat menurunnya produktivitas tanah. Kerusakan lahan
akibat erosi disebabkan tidak adanya vegetasi di atas tanah yang mampu menahan aliran air, erosi ini sering terjadi pada daerah lereng atau curam. Kerusakan lahan karena erosi umumnya didahului oleh kebakaran hutan atau penebangan hutan yang tidak memperhatikan kelestarian lingkungan. Dari uraian diatas dapat diketahui pentingnya tanah bagi kehidupan makhluk hidup. Untuk itu sangat penting untuk menjaga tanah agar berfungsi sebagaimana mestinya.Hal-hal yang perlu dilakukan untuk menjaga tanah misalnya adalah mengurangi penebangan liar yang bisa berakibat gundulnya lahan hutan yang menyebabkan terjadinya erosi ( menghanyutkan unsure hara dan mineral-mineral yang diperlukan tumbuhan ) dan kebakaran hutan. Mereboisasi daerah lereng yang gundul karena berpotensi terjadi erosi dan longsor. Mengurangi penggunaan pupuk buatan dan menggunakan pupuk alami seperti kompos karena penggunaan pupuk buatan secara terus menerus lama-kelamaan akan membuat tanah menjadi keras, dan itu sangat tidak baik bagi tumbuhan maupun makhluk hidup yang terdapat di dalam tanah. Kebutuhan manusia tidak akan pernah tercukupi, manusia selalu berusaha memenuhi segala keinginannya. Untuk memenuhi kebutuhannya seringkali tidak memperhatikan keseimbangan lingkungan tanpa menyadari bahwa cara-cara yang salah ( telah disebutkan di atas ) akan merugikan manusia sendiri. Walaupun bukan hanya manusia saja yang bertanggung jawab atas rusaknya lingkungan tetapi manusia bisa berperan menjaga keseimbangan lingkungan dan itu bisa dimulai dari hal-hal kecil yang ada disekitar kita yaitu tanah. http://artikelkita.tripod.com/hal1.html RUDHOS MIKO Y
PEMETAAN TOPOGRAFI Peta yang banyak digunakan dalam survey geologi adalah peta topografi dimana
peta tersebut mencantumkan garis-garis kontur sebuah wilayah yang menggambarkan bentuk dan elevasi tanah daripada tanah. Peta topografi memberikan informasi 3 dimensi sebuah wilayah pada permukan 2 dimensi. Detil pada peta proporsional terhadap skala peta, makin besar skala sebuah peta, maka makin banyak detil yang dapat terlihat pada peta tersebut. Peta topografi menunjukan kontur tanah dengan garis-garis kontur. Garis kontur adalah kurva yang menghubungkan titik-titik dengan ketinggian yang sama. Dapat dicontohkan pada sebuah kurva kontur dengan ketinggian 100m diatas permukaan laut, maka setiap titik yang dilewati oleh kurva tersebut mempunyai ketinggian 100m di atas permukaan laut. Di bawah ini adalah skala peta yang umum digunakan:
Bakosurtanal (Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional) menyediakan peta topografi (peta RBI, Rupa Bumi Indonesia) dengan skala 1:25,000 , 1:50,000, 1:100,000 and 1:250,000 dalam bentuk digital dan hard copy. Untuk survey geologi dan geofisika detil, biasanya memerlukan peta dengan skala besar, misalnya skala 1:5,000 atau bahkan skala 1:1,000, yang tidak disediakan oleh Bakosurtanal. Kami dapat menolong anda untuk membuat pemetaan dengan skala besar dengan melakukan pemetaan di lapangan.