Anda di halaman 1dari 9

BAB 1 PENDAHULUAN

Evolusi biologi meninggalkan tanda-tanda yang dapat diamati, yang merupakan bukti pengaruhnya pada kehidupan di masa lalu dan sekarang. Darwin membuktikan kebenaran evolusi sebagian besar dengan bukti-bukti dari penyebaran geografis spesies dan dari bukti fosil. Bukti-bukti dari bidang biokimia, biomolekuler, dan biologi sel menempatkan prokariota sebagai nenek moyang semua kehidupan dan memperkirakan bahwa bakteri mendahului semua kehidupan eukariota dalam catatan fosil. Kajian mengenai fosil juga menjadi dasar kerja bagi ide Darwin. Fosil adalah relika atau peninggalan bersejarah organisme dari masa lalu, yang mengalami mineralisasi didalam batuan. Sebagian besar fosil ditemukan dalam batuan sedimen atau batuan endapan yang terbentuk dari pasir dan lumpur yang mengendap di dasar laut, danau, dan rawa. Paleontologi yakni ilmu mengenai fosil. Evolusi itu terjadi perubahan mahkluk hidup kearah sempurna. Perubahan itu karena di lingkungan ada program seleksi sehingga mahkluk hidup beradaptasi terjadi mutasi terbentuk variasi kemudian speciasi dan terjadilah evolusi. Evolusi harus perubahannya bertahap tidak sesegera sehingga perlu waktu lama dan track perubahan bergradasi sempurna ( tidak bulat langsung jadi kotak). Karena ada track atau jejak perubahan maka evolusi itu 1ias dibandingkan ( perlunya perbandingan ini , untuk merealisasikan fakta apakah ada evolusi). Evolusi itu harus dari dulunya sama menjadi beda , tidak sebaliknya dari yang beda menjadi sama , maka ujung tombak evolusi dipastikan terjadinya spesiasi (dari dulunya species yang sama karena seleksi

adaptasi mutasi pasti ada perubahan menjadi beda, jika yang berbeda itu sudah tidak 2ias interhibridisasi maka terbentuklah speciasi) maka ilmunya Darwin Seleksi alam sungguh luar biasa untuk roh perubahan ini. Proses Evolusi harus dalam skala populasi tidak boleh hanya skala perubahan terjadi hanya pada individu.

BAB II PEMBAHASAN A. FOSIL- FOSIL Fosil (bahasa Latin: fossa yang berarti "menggali keluar dari dalam tanah") adalah sisa-sisa atau bekas-bekas makhluk hidup yang menjadi batu atau mineral. Untuk menjadi fosil, sisa-sisa hewan atau tanaman ini harus segera tertutup sedimen. Oleh para pakar dibedakan beberapa macam fosil. Ada fosil batu biasa, fosil yang terbentuk dalam batu ambar, seperti yang terbentuk di sumur La Brea di Kalifornia. Hewan atau tumbuhan yang dikira sudah punah tetapi ternyata masih ada disebut fosil hidup. Fosil yang paling umum adalah kerangka yang tersisa seperti cangkang, gigi dan tulang. Fosil jaringan lunak sangat jarang ditemukan.Ilmu yang mempelajari fosil adalah paleontologi, yang juga merupakan cabang ilmu yang direngkuh arkeologi. Kebanyakan fosil ditemukan dalam batuan endapan (sedimen) yang permukaannya terbuka. Batu karang yang mengandung banyak fosil disebut fosiliferus. Tipe-tipe fosil yang terkandung di dalam batuan tergantung dari tipe lingkungan tempat sedimen secara ilmiah terendapkan. Sedimen laut, dari garis pantai dan laut dangkal, biasanya mengandung paling banyak fosil. Fosil terbentuk dari proses penghancuran peninggalan organisme yang pernah hidup. Hal ini sering terjadi ketika tumbuhan atau hewan terkubur dalam kondisi lingkungan yang bebas oksigen. Fosil yang ada jarang terawetkan dalam bentuknya yang asli. Dalam beberapa kasus, kandungan mineralnya berubah secara kimiawi atau sisa-sisanya terlarut semua sehingga digantikan dengan cetakan.

Fosil penting untuk memahami sejarah batuan sedimen bumi. Subdivisi dari waktu geologi dan kecocokannya dengan lapisan batuan tergantung pada fosil.Organisme berubah sesuai dengan berjalannya waktu dan perubahan ini digunakan untuk menandai periode waktu. Sebagai contoh, batuan yang mengandung fosil graptolit harus diberi tanggal dari era paleozoikum. Persebaran geografi fosil memungkinkan para ahli geologi untuk mencocokan susunan batuan dari bagian-bagian lain di dunia. Gambar-gambar fosil :

1. KEANEKARAGAMAN SPESIES Spesies adalah kata dalam bahasa Latin yang berarti jenis atau penampakan. Linneaus, pendiri taksonomi modern, menjelaskan spesies individual berdasarkan bentuk fisiknya; kajian mengenai struktur atau bentuk, yang disebut dengan morfologi, masih tetap merupakan metode yang paling sering digunakan untuk mengelompokkan spesies. Para ahli taksonomi modern juga mempertimbangkan perbedaan dalam fungsi tubuh, biokimia, perilaku, dan susunan genetik.

Keanekaragaman spesies adalah jumlah spesies yang beragam yang hidup disuatu lokasi tertentu. Keanekaragaman ditentukan oleh dua hal penting yaitu : a) Jumlah taksa yang berbeda (spesies memberikan keanekaragaman spesifik dan genus memberikan keanekaragaman generik). b) Regularitas/equitabilitas/keseragaman yang mencerminkan penyebaran individu dalam satu kategori sistematik. Keanakaragaman jenis menunjukkan seluruh variasi yang terdapat pada makhluk hidup antar jenis (interspesies) dalam satu marga. Keanekaragaman jenis lebih mudah diamati daripada keanekaragaman gen. perbedaan antarspesies makhluk hidup dalamsatu marga atau genus lebih mencolok shingga lebih mudah diamati daripada perbedaan antarindividu dalam satu spesies. Gambar-gambar keanekaragaman spesies :

2. SILSILAH / KEKERABATAN ANTARSPESIES

Menurut Mallet (2001), konsep silsilah umum menyatakan bahwa species merupakan bagian dari silsilah yang bebas. Sedangkan konsep evolusioner menyatakan bahwa species merupakan silsilah yang berevolusi secara terpisah dan dengan kesatuan aturan evolusi dan kecenderungannya. Pada konsep kohesi menyatakan bahwa species merupakan sebuah takson

yang mempunyai karakteristik sesuai mekanisme kohesi termasuk isolasi reproduksi, mekanisme pengakuan, relung ekologi yang sama dengan perbedaan silsilah. Konsep fenetik menyatakan bahwa species merupakan kelompok-kelompok individu yang dibatasi dengan variasi analisis statistik.

Biologi evolusi adalah suatu koleksi yang dikembangkan dari keanekaragaman hayati dan bentuk organism. Disini akan mempelajari bahwa seleksi alam akan mempengaruhi suatu adaptasi selain itu kita dapat mempelajari hubungan dan asal usul dari silsilah dan filogenetiknya. Salah satu metode yang digunakan untuk merekonstruksi asal usul tersebut digunakan urutan DNA bukan dari seleksi alam. Dalam biologi evolusi kita dapat mempelajari hubungan antara inang dan parsitnya; orangtua dan anaknya; antar saudaranya;antara gen dan susunannya. Dalam suatu penelitian yang mempelajari dinamika genetic dan fenotip sering kali tidak dapat beradaptasi, dan dalam suatu penelitian dapat diketahui hubungan antara organism dan perilakunya dapat dilihat dari fosil yang dapat mengungkapkan asal usul organism tersebut.

Banyak metode yang digunakan dalam mempelajari evolusi salah satunya dari alam.Ahli biologi evolusi mengetahui variasi keberhasilan reproduksi yang nampak, dimana dapat diketahui hubungan antara keberhasilan reproduksi dengan seleksi alam. Ahli biologi evolusi mengajukan berbagai jenis pertanyaan dan menggunakan beberapa pendekatan untuk menjawab. Apakah beberapa cara yang lebih penting dari berpikir tentang evolusi. Populasi dan genetika kuantitatif berpikir tentang evolusi mikro, yang terjadi dalam populasi selama periode yang relatif singkat, tentang efek dari perubahan frekuensi dari berbagai bentuk yang satu gen dapat mengambil (alel nya) atau memegang frekuensi ini pada tingkat, stabil menengah . Masalah

klasik mereka adalah untuk memahami apa pemeliharaan variasi genetic.Dimana penjelasan mengenai seleksi alam, mutasi, gen normal, selain itu genetika populasi tidak mempengaruhi variasi fenotip.Lingkungan evolusi diduga mempengaruhi variasi fenotip dalam keberhasilan reproduksi yang dipengaruhi usia, jumlah dan ukuran keturunan, rentang hidup dan penuaan(kehidupan evolusi sejarah) strategis untuk berinvestasi dalam anak laki-laki atau perempuan(seks teori alokasi) dan konsekuensi dari persaingan untuk pasangan dan pasangan memilih(seleksi seksual). mereka cenderung menghindari rincian genetik. Molekuler evolusi mengungkapkan bahwa keturunan tersebut dilihat dari sequence DNA.

Ada juga yang dilihat dari genom yg transkripsi menjadi RNA ataupun protein, akantetapi memiliki pengaruh yg sangat kecil pada fenotipe. sitematisnya banyak dari mereka juga molekul evolusi berpikir dalam pohon evolusi, memberikan bobot besar untuk sejarah, dan fokus pada variasi antara spesies. Masalah utama adalah untuk menyimpulkan hubunganantara spesies, sehingga mereka dapat merekonstruksi asal usul kehidupan di planet ini, tidak mengerti mengapa frekuensi gen mengubah atau bagaimana fenotipe dirancang untuk keberhasilan reproduksi.Ahli paleontology berpendapat bahwa dalam waktu dan konsentrasi yang besar dan peristiwa yang besar pula. Diantaranya adanya radiasi aaptif, kepunahan massal dan penyimpangan dalam tingkat evolusi. paleontologi, misalnya, memberitahu bahwa tingkat evolusi dalam garis keturunan banyak tidak teratur, dengan periode panjang sedikit atau tidak ada perubahan stasis oleh jangka pendek yang cepat perubahan-tanda baca. paleontologi juga menghubungkan sejarah evolusi pergeseran benua dan iklim, sering dengan wawasan menarik. Pengertian evolusi sendiri berbeda-beda tidak dibatasi dari mana kita mengartikannya, sehingga kita dapat menggunakan berbagai metode untuk menjelaskannya tergantung dari latar

belakangnya. Oleh karena itu, ketika mengadopsi satu pendekatan,mereka memeriksa konsistensi asumsi, interpretasi, dan prediksi terhadap mereka dibuat oleh pendekatan lainnya.

Sumber:

http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2121955-definisi-keanekaragaman-

spesies/#ixzz1pXDFvnwC

Campbell,n.a..2003.biologi edisi 5 jilid 2.erlangga:Jakarta http://www.scribd.com/pphindudz/d/73258272-Evolusi-Print http://ans4175.blogspot.com/2010/06/skenario-evolusi-manusia.html

Anda mungkin juga menyukai